Anda di halaman 1dari 5

Nama Kel : F.

Kevin, Rio H, Ericsun


Normalisasi Ciliwung, 97 Rumah di Bukit
Duri Digusur
Sedikitnya 97 rumah atau bangunan yang berlokasi di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, pagi ini
menjadi target penggusuran. Hal ini dilakukan dalam upayanormalisasi Kali Ciliwung.
"Yang hari ini totalnya ada 3 RT. Yakni RT 11, 12, dan 15 di RW 10. Ada 97 bidang," ujar Camat
Tebet Mahludin saat ditemui di lokasi penggusuran, Selasa (12/1/2015).
Penggusuran dilakukan sejak pukul 07.30 WIB dengan menurunkan 2 alat berat. Berdasarkan
pantauan di lokasi penggusuran, warga pasrah melihat rumah mereka dibongkar.
Menurut dia, sejumlah warga telah menerima bantuan rumah susun (rusun) dari pemerintah
provinsi. Bahkan sebagian warga sudah menempati rusun itu.
"Mereka sudah dapat rusun dan sudah pindah. Rusun Cipinang Besar Selatan dan Pulo Gebang.
Tapi masih ada satu yang bertahan," lanjut Mahludin.
Berdasarkan penuturannya, penggusuran dilakukan untuk keperluan normalisasi Kali Ciliwung yang
sudah tidak dapat menampung debit air saat musim hujan. Hal itu kerap menyebabkan banjir di
sekitar wilayah Bukit Duri.
"Radiusnya 50 meter dari jembatan Kampung Melayu. Jadi nanti kali ini akan dilebarkan di tanah
yang sekarang tengah dilakukan penggusuran mengembalikan kali seperti semula yang memang
punya negara," ujar Mahludin.

Prinsip :Interelasi
Alasan: Karena normalisasi sungai berguna untuk mengurangi banjir sehingga saling terkait antara
normalisasi sungai dengan banjir. Misalnya jika tidak dilakukan normalisasi sungai maka banjir
semakin parah, sebaliknya jika dilakukan normalisasi sungai maka akan mengurangi banjir,
sehingga termasuk dalam prinsip interelasi

2060, Persediaan Air Bumi Bakal Habis?


Liputan6.com, California - Hasil penelitian terbaru soal ketersediaan kandungan air di Bumi baru
saja diumumkan para ilmuwan National Academy of Sciences. Fakta temuan yang dibeberkan
cukup mencengangkan. Diduga, umat manusia terancam akan kekurangan persediaan air pada
tahun 2060.
Seperti yang dilaporkan Nature World Reportdan dikutip Rabu (18/11/2015), para ilmuwan awalnya
menemukan kekurangan kandungan air di beberapa titik wilayah bagian utara Bumi. Seharusnya,
kandungan salju yang mencair di bagian utara Bumi turut serta berkontribusi untuk menambah
kandungan air Bumi.
Namun, massa salju tersebut terus-menerus menyusut seiring berjalannya waktu. Bahkan, para
ilmuwan mengungkap jumlah tumpukan salju mampu berkurang begitu cepat hanya dalam waktu
satu tahun, dari periode 2014 sampai 2015. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka dipastikan pada
tahun 2060, Bumi akan kehabisan kuota air.
Dampak global warming, tumpukan salju berkurang dalam waktu satu tahun, dari 2014 ke 2015
(Nature World Report)
Padahal, terdapat sekitar 2 miliar manusia yang menghuni bagian utara Bumi. Akibatnya, pihak
pengelola air harus berpikir mengakali keterbatasan kandungan air jika tumpukan salju sudah tidak
ada lagi di Bumi.
Persediaan air yang terbatas ini pun mempengaruhi beberapa area, mulai dari lahan pertanian di
California, Amerika Serikat, sampai area konflik Timur Tengah seperti Suriah dan Irak.
Justin Mankin, penulis utama studi dari National Academy of Sciences dan ilmuwan dari Columbia
University Earth Institute mengatakan bahwa pihak pengelola air di beberapa titik wilayah utara
Bumi harus segera mengatur strategi terkait masalah serius ini.

"Mereka (para pengelola air) harus segera bertemu dan membuat


kesepakatan bahwa mereka harus menemukan alternatif ketika mereka tak
bisa memanfaatkan tumpukan salju yang mencair lagi. Ini adalah
pembahasan jangka waktu panjang, harus didiskusikan dari sekarang,"
Dilanjutkan Mankin, penyebab dari habisnya tumpukan salju ini tak lain dan tak bukan adalah karena
dampak pemanasan global.
Bahkan, para pemimpin dunia menjadwalkan pertemuan untuk membahas isu tersebut pada akhir
bulan ini hingga Desember mendatang. Rencananya, pertemuan tertutup ini akan dihelat di Paris.

Prinsip : Interelasi

Alasan : Ada hubungan antara pemanasan global dengan berkurangnya tumpukan salju di banyak
tempat di bumi, juga berkurangnya air di bumi. Artinya, fenomena ini terjadi secara merata dan
memiliki hubungan sebab akibat sehingga termasuk dalam prinsip interelasi

Ratusan Orang Dievakuasi Terkait Kebakaran


Hutan di Los Angeles
Liputan6.com, Los Angeles - Kebakaran hutan terjadi di pengunungan bagian utara Kota Los
Angeles, California, Amerika Serikat. Peristiwa ini memaksa ratusan orang mengungsi, sementara
jenazah seorang pria dengan tubuh hangus terbakar ditemukan di luar sebuah rumah di Santa
Clarita.
Seperti dilansir The Guardian, Minggu (24/7/2016) Departemen Los Angeles County Sheriff
mengatakan petugas pemadam kebakaran menemukan sisa tubuh yang terbakar pada Sabtu 23
Juli malam di dalam sedan yang terparkir di jalan masuk sebuah rumah.
Tidak ada bukti bahwa korban tewas yang ditemukan di Jalan Iron Canyon itu terkait dengan tindak
kejahatan. Lokasi penemuan jenazah itu termasuk area yang mengalami evakuasi.
Menurut BBC, api melahap kawasan seluas 8.000 hektare. Asapnya akibat kebakaran mencapai
hingga ke sejumlah wilayah di Los Angeles.
Sekitar 300 orang telah dievakuasi menyusul peristiwa kebakaran ini. Meluasnya kobaran api
disebut karena suhu tinggi dan angin yang kencang, di mana badan cuaca setempat
memperingatkan kondisi ini masih akan terus berlangsung.
Kebakaran hutan telah terjadi sejak Jumat 22 Juli lalu di area Sand Canyon di dekat Santa Clarita.
Tiupan angin yang kencang menggiring api menuju Hutan Nasional Los Angeles.
Sekitar 900 pemadam kebakaran Los Angeles dikerahkan untuk memadamkan api. Mereka dibantu
dengan helikopter dan pesawat.
Menurut Wakil Kepala Pemadam Kebakaran Los Angeles, John Tripp saat ini sekitar 1.000 rumah
berada dalam bahaya. Jika kondisi kebakaran memburuk, sekitar 45.000 rumah lainnya yang
berada di San Fernando Valley bisa terkena dampak.
Sementara itu, kurang lebih 400 ekor hewan yang terdapat di penangkaran Wildlife Waystation juga
ikut dievakuasi akibat bencana kebakaran hutan ini. Tingginya suhu dan musim kering yang
berkepanjangan diduga menjadi penyebab peristiwa ini.

Prinsip : Interelasi

Alasan : Kebakaran hutan memiliki hubungan antara fenomena alam dengan manusia yaitu, karena
suhu yang ekstrem terjadi kebakaran hutan, akibatnya manusia yang ada di daerah tersebut harus
mengungsi karena asap yang mengganggu pernapasan. Sehingga hal ini termasuk dalam prinsip
interelasi

Dubes Tanizaki: MRT Jepang Akan Urai


Kemacetan Jakarta
Liputan6.com, Jakarta - Jakarta terancam macet total. Lalu lintas Ibu Kota diperkirakan mampet
pada tahun 2020 akibat kapasitas jalan yang tak sebanding dengan jumlah kendaraan yang melaju
di atas aspal.
Kondisi itu tak hanya memicu stres pengguna jalan, tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi sekitar
Rp 65 triliun per tahun -- di antaranya dari bahan bakar yang terbuang percuma, dampak polisi
udara, dan waktu yang tersia-siakan.
Mimpi buruk tersebut niscaya akan menjadi nyata jika tak ada langkah perbaikan yang diambil.
Salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan Jakarta dan meningkatkan kualitas kehidupan warga
adalah dengan pembangunan moda transportasi Mass Rapid Transit(MRT).
Pembangunan MRT Jakarta yang sedang dilaksanakan bekerja sama dengan pihak Jepang. MRT
Jakarta akan membentang sepanjang 110,8 kilometer yang dibagi menjadi dua koridor, yakni
Koridor Selatan - Utara (Lebak Bulus - Kampung Bandan) sepanjang 23,8 kilometer dan Koridor
Timur - Barat sepanjang 87 kilometer.
Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Tanizaki Yasuaki mengatakan, pihaknya merasa sangat
terhormat bisa bekerja sama dan bergabung dalam pembangunan MRT di Jakarta.
"Kami berharap, dengan menggunakan teknologi dari Jepang, kemacetan bisa diatasi ke
depannya," kata dia wawancara khusus denganLiputan6.com, belum lama ini. "Kemampuan
Jepang telah diakui. Kami memiliki teknologi canggih, juga pengalaman panjang (terkait MRT).
Sudah sejak lama kami mulai mengoperasikan kereta bawah tanah (subway)," imbuh dia.
Selain berbincang tentang MRT, Dubes Tanizaki juga menuturkan tentang kerja sama Jepang dan
Indonesia, terutama di bidang ekonomi.
Dalam wawancara, Dubes Jepang mengungkapkan pula tantangan yang ia hadapi selama hampir 2
tahun bertugas di Indonesia. Termasuk, harapan-harapannya terkait masa depan dua bangsa.
Saksikan wawancara Dubes Jepang untuk Indonesia Tanizaki Yasuaki yang dipandu Adanti Pradita
selengkapnya dalam tayangan program 'The Ambassador' berikut ini.

Prinsip: Distribusi

Alasan : Proyek MRT hanya dibangun di daerah tertentu dengan tingkat kemacetan
yang tinggi seperti Jakarta. Artinya, proyek MRT tidak merata di setiap tempat. Contoh :
MRT tidak dibangun di Aceh karena Aceh mempunyai tingkat kemacetan yang tidak
terlalu tinggi daripada Jakarta. Oleh karena itu, proyek MRT ini sesuai dengan prinsip
distribusi

Anda mungkin juga menyukai