Anda di halaman 1dari 28

33

SISTEM INFORMASI SUMBERDAYA PERIKANAN DI WILAYAH KABUPATEN


SIDOARJO
Oleh
A. Effanie 1) , A.Arief 2) , Solimun 3) , dan Soemarno 4)
ABSTRAK
Wilayah Kabupaten Sidoarjo secara administrasi pembangunan dapat dibagi
menjadi empat wilayah, yaitu : (1). Pembantu Bupati Sidoarjo; (2). Pembantu Bupati
Porong; (3). Pembantu Bupati Krian; dan (4). Pembantu Bupati Taman.
Potensi lahan di Kabupaten Sidoarjo umumnya adalah lahan pesisir dengan
dominasi genangan air permukaan dan kedalaman air tanah yang sangat dangkal.
Sistem usaha perikanan di Kabupaten Sidoarjo ini mudah dikembangkan
mengingat kondisi ekosistem pesisir pantai sangat mendukung
.

------------------------------Kata Kunci: Perikanan, Wilayah


1). Fakultas Perikanan UNIBRAW, Malang
2). Fakultas Kehutanan IPM, Malang
3). Fakultas MIPA, UNIBRAW, Malang
4). Fakultas Pertanian UNIBRAW, Malang.
PENDAHULUAN
Hakekat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya
dan pembangunan
bagi seluruh masyarakat Indonesia secara merata dan
berkelanjutan. Oleh karena itu strategi pembangunan nasional selama ini bertumpu
kepada Trilogi Pembangunan, yaitu pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan stabilitas
nasional. Berbagai sarana dan prasarana fisik penunjang perekonomian telah berhasil
dibangun dan diharapkan akan mampu mendorong akselerasi pencapaian tingkat
kesejahteran masyarakat yang lebih baik secara lebih merata dan menyeluruh.
Pelaksanaan pembangunan hingga saat ini telah membuktikan bahwa kebutuhan
sumberdaya alam semakin banyak dan senantiasa menghadapi berbagai kendala
yang semakin serius, terutama di wilayah pedesaan. Dalam kondisi seperti ini mutlak
diperlukan penajaman prioritas pemanfaatan sumberdaya alam dan pembinaan

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

34

wilayah dengan melibatkan secara penuh segenap warga masyarakat setempat,


terutama di daerah-daerah yang potensi sumberdaya alamnya sangat terbatas dan
kondisi pembangunan wilayahnya masih tertinggal dibandingkan dengan daerah
lainnya.
Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh wilayah pedesaan pada
umumnya adalah terbatasnya alternatif kesempatan kerja di luar sektor pertanian,
sehingga pertambahan jumlah penduduk pedesaan akan diikuti oleh meningkatnya
tekanan atas sumberdaya lahan. Kondisi seperti ini memaksa kita semua untuk
senantiasa mencari alternatif-alternatif khusus bagi pembangunan pedesaan yang
mampu memenuhi segenap kebutuhan dasar bagi kehidupan segenap warga
pedesaan dan sekaligus melestarikan sumberdaya alamnya. Di wilayah pedesaan
miskin seperti ini masyarakat nya bersifat agraris subsisten. Sebagian besar wilayah
pede-saan seperti ini sudah semenjak dahulu merupakan pusat kegiatan ekonomi
tradisional dan sekaligus menjadi pusat pemukiman penduduk.
Berbagai usaha
pertanian, termasuk peternakan dan pemanfaatan hasil hutan berkembang di wilayah
ini dengan berbagai permasalahannya, termasuk permasalahan degradasi
sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang kadangkala berdampak sangat luas.
Upaya-upaya untuk mengembangkan akses masyarakat dan menggalang
partisipasi masyarakat pedesaan dalam pembinaan sumberdaya manusia yang ada
sangat diperlukan. Upaya tersebut dapat berupa pelatihan ketrampilan penggunaan
teknologi tepat guna, pengenalan jenis usaha dan komoditi baru yang lebih bernilai
ekonomis, pelatihan ketrampilan dalam pengelolaan dan pengetahuan pemasaran
yang disertai dengan penyediaan fasilitas perhubungan, komunikasi serta sarana
kesehatan dan sarana kemasyrakatan, perbaikan gizi, keluarga berencana,
pengadaan pasar dan pengembangan jaringan pemasaran. Dengan semakin
meningkatnya ketrampilan tersebut, masyarakat desa miskin diharapkan bisa berperan
dan menyumbangkan tenaganya dalam pembangunan wilayah pedesaan, terutama di
sektor usaha yang padat karya seperti usaha jasa dan pelayanan untuk sektor industri
pengolahan hasil pertanian, pariwisata, kerajinan, transportasi dan komunikasi.
Disamping itu, upaya pengenalan jenis usaha baru yang disertai alih
ketrampilan dan teknologinya memungkinkan masyarakat desa miskin terlibat
langsung dan bisa menerima manfaat dari berbagai usaha seperti budidaya tanaman
perta-nian, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman industri, usaha-peternakan dan penangkapan ikan di perairan pantai. Pengembangan usaha tersebut telah
dilakukan oleh pemerintah, di antaranya melalui proyek PIR (Perusahaan Inti Rakyat),
sistem bapak angkat dan mitra kerja, serta koperasi/KUD, namun belum mencapai
hasil seperti yang diharapkan. Faktor perluasan jaringan pasar dan informasi pasar
yang disertai bimbingan ketrampilan dan pengembangan desain dengan
meningkatkan peranan wanita pedesaan dalam berbagai usaha yang dikembangkan
tersebut dalam rangka penganekaragaman kegitan yang menambah pendapatan serta
menyerap tenaga musiman makin diperlukan.
Pengembangan berbagai usaha dan kegiatan baru tersebut adalah lebih
merupakan usaha rumah tangga dan industri kecil, dimana disamping memerlukan
informasi pasar, juga membutuhkan bantuan modal sesuai dengan yang diperlukan.
Pemerintah telah menetapkan bahwa salah satu prioritas dalam pembangunan
nasional adalah meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui
pengembangan usaha dan dukung-an modal melalui kredit lunak. Namun masyarakat

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

35

di desa miskin, khususnya buruhtani , belum berhasil memanfaatkan kesempatan


tersebut untuk meningkatkan kesejahteraannya. Faktor penting yang menyangkut
karakteristik masyarakat desa miskin tradisional adalah bahwa sifat usaha yang
dilakukannya lebih banyak berwawasan pada aspek sosial budaya dibandingkan
dengan aspek ekonominya. Oleh sebab itu, upaya pengembangan teknologi dan
ekonomi pedesaan miskin memerlukan pendekatan yang berlandaskan situasi dan
kondisi masyarakatnya.
Dari gambaran yang ada selama ini dapat ditarik suatu hipo tesis umum ,
bahwa warga pedesaan miskin pada umumnya tidak cukup mampu untuk menguasai
teknologi dan/atau sumberdaya yang memungkinkannya mengelola sumberdaya alam
yang tersedia guna memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Selain daripada itu,
petani kecil di pedesaan melakukan usahatani tanaman dengan menghadapi pengaruh
musim yang tidak menentu, faktor ketidak- pastian ini tampaknya cukup besar
sehingga telah mendorong warga pedesaan untuk tidak berani menanggung resiko
dalam usahataninya, dan implikasi lebih lanjutnya ialah bahwa pola usahataninya
bersifat subsistens. Bagi petani kecil, sebidang tanah yang sempit tidak mencukupi
kebutuhan hidup keluarganya, sehingga petani kecil yang bertempat tinggal di desa
miskin dipaksa untuk dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dalam kegiatan lain di
luar sektor usahataninya, seperti peternakan, kerajinan, atau pengolahan hasil-hasil.
METODOLOGI PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan atas tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka ruang
lingkup penelitian dibatasi pada lima aspek, yaitu:
(a). Aspek kewilayahan, yaitu wilayah pedesaan pantai Sidoarjo
(b). Aspek Demografis dan ketenaga-kerjaan.
(c). Aspek produksi pedesaan: agribisnis basis perikanan.
(d). Aspek kekritisan daerah, terutama dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan
pemukiman penduduk
(e). Aspek kelembagaan non-formal (kelompok swadaya masyarakat) di pedesaan :
moneter, dan transfer iptek.
Formulasi Permasalahan
Upaya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut menghadapi berbagai
kendala sumberdaya dan kendala fungsional. Hal ini mengakibatkan munculnya
berbagai masalah yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok
besar, yaitu :
(1). Bagaimana sumberdaya air yang tersedia dapat dimanfaatkan se- cara optimal ,
(2). Bagaimana fungsi manfaat dari sumberdaya lahan kering dapat di- lestarikan
(3). Bagaimana komoditi unggulan di pedesaan dapat ditingkatkan pangsanya dan
nilai tambahnya
(4). Bagaimana kelembagaan sosial pedesaan yang ada dapat dikembangkan
sehingga dapat menjadi penghubung dengan lembaga- lembaga formal modern
(5). Bagaimana keragaan aspek demografis wilayah pedesaan.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

36

Kelima permasalahan tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan


berinteraksi satu sama lain. Berikut ini disajikan diagram lingkar perilaku keterkaitan
antar komponen-komponen dari sistem wilayah pedesaan dalam kerangka
pengembangan wilayah pedesaan miskin basis pertanian
Data dan Informasi yang diperlukan
Dalam penelitian ini beberapa kegiatan pokok yang dilakukan untuk
menghimpun data dan informasi adalah:
(a). Inventarisasi dan pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan
cara-cara RRA di lapangan,
(b). Pengumpulan Data dan informasi sekunder yang diperlukan sebagai pelengkap
dan penunjang data primer ,
(c). Data sekunder diperoleh dari dokumentasi yang ada di kantor statistik dan
instansi yang berkaitan dengan penelitian
Materi data pokok yang dikumpulkan meliputi (i) potensi sumberdaya alam dan
sumberdaya ekonomi; (ii) potensi sistem ekonomi wilayah: sistem produksi primer,
sekunder dan tersier, (iii) potensi kelembagaan sosial pedesaan, terutama lembaga
keuangan, lembaga inovasi teknologi, dan sistem bagi hasil dalam pertanian dan
peternakan , (iv) potensi demografi dan kependudukan, terutama tenagakerja
pedesaan, dan (v). data-data penunjang lainnya, terutama persepsi masyarakat
terhadap pembangunan.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian secara umum adalah Wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Metode Pengumpulan data
Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan sekunder. Data dan informasi primer dari kelompok masyarakat (desa ) contoh
dihimpun dengan teknik wawancara dengan menggunakan daftar RRA . Data primer
pada tingkat kecamatan dikumpulkan dengan melalui kegiatan "Pemahaman
Pedesaan secara Kilat" (Rapid Rural Appraisal, RRA) dengan menggunakan pedoman
RRA yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder pada tingkat Desa, Kecamatan,
DATI II , DATI I, dan tingkat nasional dikumpulkan dengan melalui kegiatan pelacakan
data dan informasi di berbagai instansi terkait dengan menggunakan "Pedoman
pengumpulan data sekunder" yang telah disiapkan sebelumnya.
Metode Analisis Data dan Interpretasi
Analisis data dan interpretasi hasil analisis dilakukan dengan menggunakan
teknik-teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif secara proporsional.
Tabel 1.

No
(1)

Nama Variabel, dan kriteria Klasifikasi Beberapa Parameter Sistem


Informasi Wilayah.

Nama Variabel
(2)

Kriteria Evaluasi
(3)

Klasifikasi
(4)

Skore
(5)

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

37

1.

Kepadatan
Penduduk

Jumlah penduduk : luas


wilayah (jiwa/km2)

2.

Struktur mata
pencaharian

3.

Persentase pemilik
usaha perikanan

Persentase pemilik
usaha kerajinan/
industri kecil

5.

Persentase pemilik
usaha jasa/
perdagangan

6.

Persentase
penduduk usia kerja

Persentase penduduk yang


bekerja di sektor sekunder dan
tersier =
Jumlah penduduk yg bekerja
di sekltor industri
sednag/besar + industri
kecil/kerajinan + perdagangan
& jasa : juml;ah penduduk x
100%
Jumlah pemilik kapal+pemilik
perahu/sampan+pemilik usaha
penanaman rumput
laut+pemilik kolam+pemilik
tambak+pemilik
keramba/sejenisnya: jumlah
penduduk seluruhnya x 100%
Jumlah pemilik usaha
kerajinan + pemilik usaha
industri rumah tangga +
pemilik ushaa industtri kecil :
jumlah penduduk seluruhnya x
100%
Jumlah penduduk pemillik
usaha jasa + pemilik usaha
perdagangan : jumlah
penduduk seluruhnya x 100%
Jumlah penduduk usia kerja :
jumlah penduduk seluruhnya x
100%

7.

Pertumbuhan
penduduk

8.

Akseptor KB

Kegiatan keagamaan

10

Lembaga Keuangan

Persentase pertumbuhan
penduduk = Juml penduduk
tahun ini : jml penduduk tahun
lalu x 100%
Jumlah akseptor KB berusia
kurang dari 10 th s/d 40 th :
jumlah PUS x 100%
Nisbah sarana ibadah dengan
jumlah penduduk = jumlh
sarana ibadah yang dimiliki
(buah): jumlah penduduk x
100%
Jumlah lembaga keuangan
yang ada di desa/kelurahan =
Jumlah bank + jumlah
koperasi + usaha bersama +
kelompok simpan-pinjam +
BPR + jumlah lumbung + jenis

1. < 300
2. 300-1000
3. 100110.000
4. > 10.000
1. < 10%
2. 10% - 25%
3. > 25%

1
5
3
2
1
3
5

1. < 5%
2. 5% -10%
3. >10%

1
2
4

1. < 3%
2. 3% - 9%
3. > 9%

0
3
6

1. < 1%
2. 1% - 2%
3. 3% - 4%
4. > 4%
1. < 50%
2. 50% - 65%
3. 66% - 75%
4. > 75%
1. > 2.5%
2. 2.0% - 2.5%
3. 1.5% - 1.9%
4. < 1.5%
1. < 50%
2. 50% - 65%
3. > 65%
1. Kurang dari
1%
2. 1 - 1.33%
3. > 1.33%

0
3
5
7
0
3
5
6
1
2
3
5
1
2
4
1
2
3

1. Tidak ada
2. 1 - 2
3. ada 3 atau
lebih

0
3
5

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

38

11

12.

Prasarana air bersih

Prasarana
pembuangan limbah

lembaga keunagan lainnya


Sarana air bersih yang ada di
desa/kelurahan:

Pemilikan prasarana
pembuangan limbah (bak
sampah, gerobak sampah,
pengolah limbah, SPAL) dan
kondisinya:

13

Pertokoan

Jumlah sarana perto koan


(kios perorangan, toko,
kios/toko koperasi, pasar
swalayan)

14

Prasarana
pendidikan formal

Pemilikan prasarana
pendidikan (TK/SD, SLTP,
SLTA, Akademi/Perguruan
Tinggi)

Prasarana
Kesehatan

Jumlah pemilikan prasarana


kesehatan

Tempat Pelelangan
Ikan (TPI)
Prasarana ibadah

Pemilikan TPI:

15

16
17

Jumlah prasarana ibadah

1. Tidak ada
sama sekali
2. Hanya ada
PAH
3. Ada sumur
gali/mata air
4. Ada sumur
pompa atau
perpipaan
atau PAM
1. Tidak ada
atau ada tetapi
kondisinya
rusak
2. Ada bak
sampah atau
gerobak dan
kondisinya
baik
3. Ada
pengolah
limbah atau
SPAL dan
kondisinya
baik
1. Kurang dari
2 buah
2. 2 - 5 buah
3. Lebih dari 5
buah
1.Hanya ada
TK atau tidak
ada sama
sekali
2. Ada SD
3. Ada SLTP
4. Ada SLTA
atau
Akademi/Perg
Tinggi
1. Tidak ada
2.
PUSKESMAS
Pembandu
3. Ada dokter
praktek/puske
smas/rumah
sakit
4. Ada
poliklinik/RSU
1. Tidak ada
2. Ada
1. Tidak ada

1
2
3
4

1
2
3

1
2
3
1
2
3
4

1
2
3
4

1
2
1

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

39

yang ada dan kondisinya

18

Potensi Perikanan

Potensi perikanan:

19

Hasil
tangkapan/panen
ikan/rumput

Panen ikan/rumput laut per


tahun:

20

Hasil Padi

Rata-rata hasil padi (ton/ha) =


jumlah ahsil padi (irigasi dan
tadah hujan) : luas sawah

21

Persentase
rumahtangga yang
tercukupi air bersih

22

Persentase rumah
bertipe B dan C

Jumlah KK yang memiliki


sarana air bersih (sumur gali +
ledeng/ PAM+sumur
pompa+PAH+perpipaan) :
jumlah KK x 100%
(Jumlah rumah betipe B dan
C) : jumlah seluruh rumah x
100%

23

Persentase keluarga
prasejahtera

Jumlah keluarga
prasejahtera : jumlah keluarga
x 100%

24

Persentase
rumahtangga yang
menggunakan listrik

25

Persentase
rumahtangga yang
memiliki TV

Jumlah rumahtangga yang


menggunakan penerangan
listriuk : jumlah rumahtangga x
100%
Jumlah rumahtangga yang
memiliki pesawat TV: jumlah
rumahtangga seluruhnya x
100%

26

Persentase
rumahtangga yang
memiliki telepon

Jumlah rumahtangga yang


memiliki telepon: jumlah
rumahtangga seluruhnya x
100%

2. Ada tetapi
kondisinya
rusak
3. ada,
kondisinya
baik
1. Tidak ada
2. Ada kolam
3. Ada danau/
ungai waduk
4. Ada
pantai/laut/tam
bak
1. kurang dari
1 ton/th
2. 1 - 3 ton/th
3. 3.1 - 5
ton/th
4. > 5 ton/th
1. < 2 ton/ha
2. 2-3 ton/ha
3. 4 ton/ha
4. 5 ton/ha
atau lebih
1. < 60%
2. 60 - 70%
3. 71 - 80%
4. > 80%

2
3

1. < 75%
2. 75 - 85%
3. 86-90%
4. > 90%

1
2
3
4

1. > 5%
2. 3 - 5%
3. 1 - 2.9%
4. < 1%
1. < 50%
2. 50 - 75%
> 75&

1
2
3
4
1
2
3

1. < 5%
2. 5 - 10%
3. 11-20%
4. 21-30%
5. > 30%
1. < 0.2%
2. 0.2 - 1.0%
3. 1.1 - 2.0%
4. 2.1 - 3%
5. > 3.0%

1
2
3
4
5
1
2
3
4
5

1
2
3
4

1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

40

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Wilayah Kabupaten Sidoarjo
Wilayah Kabupaten Sidoarjo secara administrasi pembangunan dapat dibagi
menjadi empat wilayah, yaitu : (1). Pembantu Bupati Sidoarjo; (2). Pembantu Bupati
Porong; (3). Pembantu Bupati Krian; dan (4). Pembantu Bupati Taman. Tabel 1
menyajikan informasi mengenai luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah desa dan
jumlah rumah tangga serta rata-rata kepadatan penduduk
Tabel 1. Luas wilayah, banyaknya desa, Jumlah penduduk, jumlah rumahtangga
Kecamatan

Luas (km2)

Penduduk
(jiwa)

Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman
Waru
Gedangan
Sedati
Sukodono

Desa

55.54
97170
24
36.60
43123
15
37.77
55520
24
27.75
57648
19
26.54
46855
19
29.60
60146
22
30.02
54468
19
62.25
40980
15
30.02
68028
22
28.64
47557
20
32.67
52525
23
32.50
47591
20
31.39
55170
20
28.83
113881
24
27.72
127318
17
23.10
61362
15
61.92
44072
16
31.53
48848
19
634.39
Sumber: Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1996.

Rumah
tangga

Kepadatan
penduduk
jiwa/km2

24071
9815
12651
12945
10878
14446
12370
9503
15294
11303
11453
10801
12346
27622
38686
14608
11067
10313

1750
1178
1470
2077
1765
2032
1814
658
2266
1660
1608
1464
1758
3950
4593
2656
712
1549
1769

5.1.1. Sumberdaya Lahan


Potensi sumberdaya lahan disajikan dalam Tabel 2.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

41

Tabel 2. Luas Lahan Berdasarkan Kondisi Air Permukaan


Kecamatan

Luas
wilayah
dengan
kedalaman
air tanah
0-5 m

Luas wilayah (Ha):

Daerah air
asin

Daerah
banjir
setelah
hujan

Sidoarjo
5554.14
4063.62
308.14
Buduran
3660.19
1822.50
17.50
Candi
3777.20
667.25
491.30
Porong
2774.74
0
14.26
Krembung
2654.10
0
17.00
Tulangan
2960.25
0
48.00
Tanggulangin
3001.61
640.75
21.25
Jabon
6225.31
4080.75
216.05
Krian
3001.85
0
265.75
Balongbendo
2863.75
0
30.00
Wonoayu
3267.25
0
71.50
Tarik
3249.72
0
8.75
Prambon
3139.14
0
64.25
Taman
2882.53
0
0
Waru
2772.24
740.50
0
Gedangan
2309.71
195.75
0
Sedati
6191.57
4101.57
0
Sukodono
3153.23
0
0
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Daerah
banjir
periodik

Banjir
waktu
pasang

0
0
0
75.50
12.00
0
0
27.00
0
0
0
0
0
108.0
0
0
387.90
0

0
701.50
0
0
0
0
0
456.00
0
0
0
0
0
0
740.50
0
120.30
0

Tabel di atas menujukkan bahwa potensi lahan di Kabupaten Sidoarjo


umumnya adalah lahan pesisir dengan dominasi genangan air permukaan dan
kedalaman air tanah yang snagat dangkal.
Iklim dan Kalender Penanaman Tanaman Semusim
Gambaran umum tentang curah hujan disajikan dalam Tabel 3. Tampak bahwa
defisit air terjadi selama empat- lima bulan dalam musim pertumbuhan tanaman yang
berlangsung selama 12 bulan, yaitu dari bulan Januari hingga bulan Desember.
Adanya defisit lengas tanah selama lima bulan (Juni - Oktober) di musim kemarau,
untuk lahan kering nampaknya sudah diantisipasi oleh petani dengan pola tanam
khusus, yaitu pada bulan Oktober secara tumpang sari Jagung+ Ubi kayu, dan
pertengahan Februari panen jagung, kemudian awal Mei tanam lagi kacangtanah dan
pertengahan Juni dipanen. Selanjutnya di lapangan tinggal ada ubikayu yang dipanen
AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

42

pada akhir september atau awal Oktober. Kendala yang dihadapi adalah pada waktu
tanaman baru berumur satu-dua bulan ternyata mengalami defisit air, sehingga
produktivitas pada musim tanam ke dua umumnya lebih rendah dibandingkan pada
musim tanam I. Sedangkan untuk padi gogo (MT I) pada waktu tanaman menginjak
umur tiga bulan ternyata mengalami defisit air sehinnga mengganggu pertumbuhan
dan produksi.
Tabel

3 . Rataan curah hujanan bulanan menurut kecamatan

Kecamatan

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agt

SptOkt

Nop

Des

Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman
Waru
Gedangan
Sedati
Sukodono

284
207
271
310
210
261
285
117
383
211
532
422
435
327

461
-347
330
345
350
309
488
507
307
500
589
165
337
400
360

309
-201
338
403
222
367
284
220
240
234
281
163
147
261
246

221
-95
174
175
320
165
189
218
105
165
198
154
152
203
180

96
12
25
13
72
25
138
93
170
99
68
34

209
72
77
99
235
68
206
158
203
104
132
175
182
213
209

10
11
7
7
83
7
53
39
19
46
25
40
22
24

186
353
157
171
218

17

167
176
71
113
236

186
353
157
171
218

143
123
427
332
197
221
339
315
232
178
199
206

91
211
283
388
103
353
206
179
255
417

91
211

13

20
15
5
14
36
30
76
10
20
65
5
24

136

Sumber: Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1995.


5.1.2.Sumberdaya Pertanian Tanaman Pangan
Perkembangan luas areal dan produksi tanaman padi disajikan dalam Tabel 4.
Produktivitas tanaman pangan secara keseluruhan masih sedang.
Tabel 4. Produksi Komoditi Padi Sawah Di Kabupaten Sidoarjo Per Tahun
Kecamatan

Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong

Luas
panen
(ha)
1086
1621
2280
1164

Jumlah
Produksi

Rataan
produksi

(kw)
63422
17444
130872
69898

(kw/ha)
58.40
60.60
57.40
60.05

Penyediaan Pangan
kg/kap/th
58.17
201.84
208.80
107.13

BDD
37.81
131.20
135.72
69.63

Eq.beras
37.81
131.20
135.72
69.63

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

43

Krembung
1652
99946
60.50
188.36
Tulangan
1513
90931
61.10
133.68
Tanggulangin
2558
152968
59.80
248.06
Jabon
2843
157982
57.70
340.38
Krian
1556
90714
58.30
118.03
Balongbendo
1429
83453
58.40
115.30
Wonoayu
2100
120540
57.40
203.06
Tarik
1907
113657
59.60
212.15
Prambon
1645
98782
60.05
158.20
Taman
1665
98568
59.20
77.23
Waru
487
28830
59.20
20.94
Gedangan
1652
98954
59.90
143.15
Sedati
1440
84024
58.35
170.58
Sukodono
1639
151200
57.60
272.17
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1996.
BDD = bagian dapat dimakan

122.43
86.89
161.24
221.25
76.72
100.95
131.99
137.90
102.83
50.20
13.61
93.05
110.81
176.91

122.43
86.89
161.24
221.25
76.72
100.95
131.99
137.90
102.83
50.20
13.61
93.05
110.81
176.91

5.1.3.Sumberdaya Tanaman Perkebunan


Sub-sektor perkebunan di Kabupaten Sidoarjo masih belum berkembang dan
masih diusahan secara sambilan, sehingga subsektor perkebunan yang ada masih
ditanam di pematang dan pekarangan. Gambaran tentang Tanaman perkebunan yang
ada sebagaimana disajikan dalam Tabel 8 berikut .
Selama ini pengelolaan usahatani tanaman perkebunan yang ada di
Kabupaten Sidoarjo masih diusahakan dalam bentuk kebun campuran dalam skala
kecil oleh rakyat. Pola penggunaan tanah pada usaha perkebunan rakyat ini ialah
dengan memanfaatkan tanah- tanah pekarangan atau ladang yang ada disekitar
pemukiman. Tanaman Kelapa lokal, kapok randu dan mete merupakan tanaman lama
yang paling menonjol di daerah ini.

Tabel 8.
No.

Sebaran Potensi produksi beberapa tanaman


Kecamatan, tahun 1995 (dalam pohon)

Kecamatan
Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian

Kelapa
ha
ton
66.64
21.136
20.00
5.496
20.57
17.864
123.01
102.756
302.64
278.185
281.43
269.166
134.83
97.363
31.63
20.694
240.23
249.454

perkebunan menurut

Kapuk
ha
62.45
3.17
18.62
7.89
46.02
74.87
45.39
8.35
17.60

ton
12.345
0.689
5.212
2.017
10.041
18.844
8.836
2.049
4.706

Jambu mete
ha
ton
0.26
0.037
0.63
0.130
1.14
0.300
0.82
0.199
0.51
0.095
0.12
0.015
0
26.0
0.52
0.144

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

44

Balongbendo
285.62
294.684
35.34
Wonoayu
308.28
320.183
17.96
Tarik
289.85
294.394
38.18
Prambon
263.48
247.931
14.06
Taman
187.14
214.993
3.51
Waru
3.51
1.032
1.46
Gedangan
80.33
47.972
5.07
Sedati
13.42
7.332
1.88
Sukodono
451.01
490.025
49.97
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

9.534
4.531
11.731
4.995
0.428
0.378
1.077
0.330
12.140

0
1.41
0.49
0.22
0.35
0.47
0
0.19
0

0
0.452
0.096
0.018
0.086
0.117
0.016

5.1.4. Sumberdaya Peternakan


Sistem produksi ternak khususnya ternak besar Sapi di Kabupaten Sidoarjo
sebenarnya merupakan aktivitas ekonomi yang penting bagi penduduk, disamping
ternak kecil dan unggas yang lebih bersifat sebagai tabungan. Jumlah ternak di
masing-masing desa disajikan dalam Tabel 9.
Dari perkembangan peternakan yang ada sampai sekarang mewnunjukkan
keadaan yang cukup menggembirakan walaupun dalam jumlah terbatas.Hal ini
disebabakan belum pernah dirasakan oleh petani sampai kekurangan pakan. Jerami
selama ini belum pernah digunakan untuk pakan ternak pada musim penghujan, hanya
pada musim kemarau sebagai tambahan. Hal ini dianggap sebagai petunjuk masih
cukupnya persediaan pakan yang ada, dengan jumlah ternak yang ada selama ini.
Tabel 9. Jumlah Ternak Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Tahun
1995/96. (Dalam Ekor)
Kecamatan
Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman
Waru
Gedangan
Sedati

Sapi
potong

Sapi perah

145
169
140
1025
925
865
328
945
698
1693
1345
1623
1735
125
109
83
135

16
14
5
195
0
0
22
0
445
12
83
0
65
714
350
45
59

Kerbau
150
98
110
450
459
360
245
562
435
619
348
1445
678
131
70
65
70

Domb
a
615
1250
3574
964
553
997
1314
1646
986
1867
6490
1732
1255
550
370
459
1650

Kambi
ng
650
563
957
3400
1688
1145
1283
1988
1905
2430
3167
2015
2761
1550
301
785
1350

Kuda
30
14
5
54
9
3
1
25
2
0
23
0
8
2
7
10
0

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

45

Sukodono
445
14
195
1185
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

1120

Tabel 10. Jumlah Ternak Unggas Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo,


Tahun 1995/96. (Dalam Ekor)
Kecamatan

Ayam
Raas
Petelur

Ayam
Raas
Pedaging

Ayam
Bukan
Raas

Sidoarjo
6230
15700
31105
Buduran
59247
39250
56400
Candi
17200
36890
44400
Porong
7224
15125
43609
Krembung
9325
50500
42905
Tulangan
8474
9350
39115
Tanggulangin
9900
15215
36516
Jabon
3850
10335
40145
Krian
8960
20217
81325
Balongbendo
7150
20100
46363
Wonoayu
12500
10375
44427
Tarik
3500
15320
80117
Prambon
9200
50125
89216
Taman
9100
3250
26620
Waru
3150
5750
18300
Gedangan
3250
10180
28250
Sedati
2250
8250
25285
Sukodono
1750
6143
30750
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Itik

4260
24211
17213
3250
4552
1410
5950
4425
16150
5925
7450
9545
8325
595
2445
1209
3850
7780

5.1.5.Sumberdaya Perikanan
Sistem usaha ikan di Kabupaten Sidoarjo ini mudah dikembangkan mengingat
kondisi iklim dan ekosistem pesisir-pantai yang sangat mendukung. Hasil observasi
lapang menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan dan budidaya perikanan banyak
dijumpai di lapang.
Tabel 11. produksi penangkapan ikan laut
Kecamatan
Teri
Udang
Rebon
Manyung
Petek

Candi

Sedati
422300
195700
72400
84800
29300

Sidoarjo
-

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

46

Cucut
Pari
Belanak
Lainnya
Jumlah

58600
40100
32400
605600

1541200
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tabel 11. Produksi budidaya tambak


Kecamatan
Waru
Sedati
Buduran
Sidoarjo
Candi
Tanggulangi
n
Porong
Jabon

Luas
baku (ha)

Bandeng

Udang
windu

Udang
campur

Udang
putih

Tawas dll

558.873
4206.981
1731.161
3127.834
1031.655
498.955

257200
1936300
796800
1439700
474800
229700

180900
1361400
560200
1012200
333900
161500

80600
607100
249800
451400
148900
72000

45800
344900
141900
256500
84600
40900

46500
349600
143800
260000
85700
41500

496.315
4077.462

228400
1876900

160600
1319500

71600
588600

40700
334400

41200
338700

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

47

1.6. Industri Pedesaan dan Kerajinan Rakyat


Perkembangan industri pedesaan dan kerajinan rakyat di Kabupaten Sidoarjo
selama ini masih sangat terbatas. Hal ini diantaranya karena pembinaannya yang
masih kurang sehingga ketrampilan para pengrajinnya masih rendah. Akibatnya
kualitas yang ada belum mampu bersaing di pasaran, apalagi selama ini permodalan
yang dimiliki pengrajinpun sangat terbatas.
Berbagai industri pedesaan dan kerajinan rakyat yang ada di Kabupaten
Sidoarjo, secara terinci tercatat di masing-masing desa disajikan pada Tabel 12.
Kecuali yang tercatat tersebut masih terdapat pula beberapa unit pandai besi,
batubata, genting, unit usaha pembuatan tahu dan tempe, gula merah, kripik
singkong/melinjo/pisang dsb.
Pengembangan berbagai industri dan kerajinan rakyat ini nampak sangat
terbatas. Walaupun demikian khususnya industri kecil rumah tangga pembuatan tahu
dan mungkin tempe dari kedele, tepung/kerupuk singkong, bahkan minyak kelapa
mengingat di daerah ini banyak dihasilkan kelapa, masih mempunyai harapan untuk
dikembangkan, bersamaan usaha intensifikasi disektor pertanian. Pemasaran hasil
berbagai industri kecil dan kerajinan rakyat yang ada sekarang masih terbatas di
daerah Kabupaten Sidoarjo sendiri. Nilai produksi dari berbagai hasil industri kecil dan
kerajinan rakyat yang ada diperhitungkan sebagai pada Tabel 12.
Tabel 12. Jumlah perusahaan pada kelompok industri kecil
Kecamatan

Perusahaan
(unit)

TKO

Sidoarjo
254
Buduran
28
Candi
75
Porong
94
Krembung
20
Tulangan
53
Tanggulangin
103
Jabon
20
Krian
77
Balongbendo
19
Wonoayu
15
Tarik
6
Prambon
11
Taman
248
Waru
274
Gedangan
88
Sedati
12
Sukodono
8
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

7117
535
1604
1252
324
846
1513
232
924
242
246
62
125
8429
7952
2559
278
111

1.7. Sumberdaya Manusia

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

48

Jumlah penduduk, pertumbuhan dan mobilitas


Tabel 13. Jumlah penduduk, kelahiran, kematian, datang dan pindah
Kecamatan
Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman
Waru
Gedangan
Sedati
Sukodono

Jumlah
penduduk
97170
43123
55520
57648
46855
60146
54468
40980
68028
47557
52525
47591
55170
113881
127318
61362
44072
48848

Jumlah
lahir

Jumlah
mati

690
582
538
645
417
808
235
352
711
428
183
766
579
1650
1247
972
708
817

304
190
195
348
201
378
209
187
293
155
151
267
285
453
312
271
190
236

Datang

pindah

2575
886
603
409
138
414
265
65
652
246
3853
424
395
3640
5405
1174
1158
881

813
402
171
366
101
406
103
71
436
169
34
220
354
1545
2292
813
454
293

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.


Kelompok Umur dan Angkatan Kerja
Rataan kepadatan penduduk yang lebih dari 500 jiwa/km 2 dan sebagian besar
bermatapencaharian di sektor pertanian mengisyaratkan tingginya tekanan penduduk
terhadap sumberdaya alam di sekitarnya. Rendahnya kapabilitas sumberdaya lahan
dan terbatasnya alternatif pekerjaan dan usaha di luar sektor pertanian menunjukkan
pentingnya alternatif sistem usahatani yang produktif dan lestari. Data yang disajikan
dalam tabel berikut ini menunjukkan suplai tenagakerja potensial di setiap kecamatan
yang tersedia untuk berbagai kegiatan pertanian.

Tabel 14 . Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin


Kecamatan

Dewasa

Anak-anak

Jumlah

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

49

Laki-laki

Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman
Waru
Gedangan
Sedati
Sukodono

30462
12312
15650
17502
15490
19875
16037
13291
21136
13982
12524
12783
15926
34374
42199
21419
13078
15872

perempu
Laki-laki
perempu
an
an
............... jiwa ..................
32112
12598
16386
18541
16254
20547
16496
14280
22695
14466
13358
12738
16148
35725
44895
21327
13185
14748

16945
9076
11845
10622
7572
9788
10615
6623
11889
9447
12619
10837
11336
22490
20190
9313
9662
9235

Lakilaki

perem
puan

17651
9137
11639
10983
7539
9936
10870
6786
12308
9662
14024
11232
11760
21292
20034
9303
9147
8993

343912
356949
209104
212296
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.
Penduduk di Kabupaten Sidoarjo yang merupakan suku Jawa dan Madura
yang sebagian terbesar beragama Islam, mereka umumnya masih konsisten
berorientasi ke masa depan untuk memperbaiki kehidupannya. Hal ini merupakan
salah satu faktor pendukung pembangunan. Indikasi manusia pembangunan yang
melekat di antara mereka adalah (a) mau bekerja keras, (b) orientasi produktif, (c)
berusaha untuk kreatif dan inovatif, serta (d) berorientasi ke masa depan untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik. Penduduk di Kabupaten Sidoarjo pada
umumnya berpendapat bahwa seseorang harus berusaha bekerja keras untuk
mendapatkan rezeki dan garis kehidupan yang lebih baik, baru kemudian setelah
berusaha pasrah pada takdir Tuhan, bukan sebaliknya harus pasrah saja kepada
Tuhan, sehingga tidak perlu bekerja keras. Kemauannya untuk bekerja yang kreatif
bahwa kegagalan tidak saja harus diterima dengan sabar, tetapi harus berusaha untuk
mencari penyebab kegagalan tersebut, supaya tidak terulang kegagalan itu yang
kedua kali.

Tabel 15. Jumlah Penduduk menurut agama, Tahun 1995/96.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

50

Kecamatan

Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong

Islam

Kristen

Agama:
Katolik

92970
42163
53821
57016

4546
417
285
236

2636
453
85
342

Hindu
540
65
24
54

Buda
1142
19
12
17

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

51

Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman
Waru
Gedangan
Sedati
Sukodono

46885
59956
56049
43316
66309
53917
52198
45887
55034
109549
116005
59085
43182
49627

236
108
75
39
613
328
90
406
78
2455
4015
1087
788
16

109
136
110
4
745
164
8
132
90
1807
2379
953
419
48

30
17
6
4
38
38
0
3
6
303
317
133
145
2

5
4
19
6
167
10
19
0
4
280
28
100
24
1

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1996.


Penunjang pelayanan pendidikan masyarakat.
Sistem pendidikan masyarakat secara fungsional dilayani oleh berbagai kelem
bagaan pendidikan formal baik negeri maupun swasta umum, maupun yang berkaitan
dengan keagamaan khususnya yang ada di Kabupaten Sidoarjo adalah kelembagaan
pendidikan formal keislaman, dan pendidikan non-formal. Peranan lembaga nonformal belum banyak berkembang walaupun mempunyai peluang untuk dikembangkan
lebih jauh, untuk dapat lebih mendukung program-program pembangunan pedesaan.
Tabel

16. Banyaknya sekolah, guru dan murid Sd dan SLTP.

Kecamatan
Sekolah
Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman
Waru

47
24
28
42
33
38
32
28
38
34
35
37
34
52
45

SD
Guru
97
105
128
93
44
112
154
60
127
60
99
56
69
257
246

Murid
2308
2507
3342
1630
497
2162
2145
1269
2978
1071
1614
755
1246
4846
6438

Sekolah
4
3
2
2
0
2
4
2
0
1
1
0
1
3
3

SLTP
Guru

Murid

113
48
49
34
0
50
91
42
0
14
29
0
15
62
81

2065
526
470
362
0
977
2006
340
0
107
316
0
157
487
1224

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

52

Gedangan
34
75
1620
Sedati
21
108
2491
Sukodono
33
152
2203
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

2
1
1

46
34
26

465
453
396

Tingkat pendidikan penduduk di masa-masa yang akan datang di antaranya


masih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan pendidikan orang tuanya, motivasi
bersekolah dari anak-anak, serta adanya sarana dan prasarana pendidikan,
khususnya yang berada didaerah ini. Disamping pendidikan formal, pendidikan nonformal khususnya dalam bentuk Pondok Pesantren, belum banyak berkembang di
wilayah ini. Walaupun demikian pendidikan keagamaan Islam di langgar/masjid atau
pengajian-pengajian cukup berkembang, sesuai dengan besarnya pemeluk agama
Islam di wilayah ini ( >90% jumlah penduduk beragama Islam). Bahkan berbagai
penyampaian informasi tentang pembangunan banyak memanfaatkan forum-forum
pengajian ini.
Matapencaharian Penduduk dan Ketenagakerjaan
Sebagian besar penduduk Kecamatan sambit mempunyai matapencaharian
dalam bidang pertanian, sedangkan lainnya dalam bidang-bidang peternakan, industri/
pengrajin, buruh- buruh, perdagangan dan berbagai bidang jasa lainnya seperti
kesehatan, angkutan. Dari total penduduk usia produktif yang ada , ternyata belum
seluruhnya bekerja. Hal ini khususnya sebagai akibat sebagian besar ibu rumah
tangga yang tidak bekerja mencari penghasilan, termasuk umur produktif yang masih
sekolah, umur dibawah 64 tahun yang sudah tidak mampu bekerja lagi, serta tenaga
kerja yang sedang mencari pekerjaan. Banyak terdapat angkatan muda putus sekolah
yang enggan bekerja disektor pertanian, dan tidak mendapatkan pekerjaan diluar
sektor pertanian, sehingga masih menganggur.
1.8. Sarana Produksi dan Perhubungan
Sarana dan Prasarana Perhubungan
Jalan raya yang ada menghubungkan Kabupaten Sidoarjo dengan Ibukota
kabupaten dan kecamatan lainnya. Panjang jalan yang melewati Kabupaten Sidoarjo
sendiri meliputi sepanjang 51.3 km jalan aspal, jalan batu sepanjang 60.5 km, dan
jalan-jalan tanah sepanjang 156 km. Jalan tanah di wilayah desa sebagian besar agak
sulit dilalui kendaraan roda empat, terutama pada musim penghujan. Perbaikan jalan
dan pembangunan/perbaikan jembatan selama ini memang masih nampak menjadi
prioritas, mengingat jalan-jalan desa yang kondisinya masih memerlukan perbaikan.
Sarana perhubungan darat adalah minibus yang mempunyai trayek dari Sidoarjo
sampai Kabupaten Sidoarjo. Angkutan ini biasanya mengangkut warga masyarakat
maupun barang. Selain itu terdapat pula truk-truk yang mengangkut hasil pertanian ke
kota oleh pedagang.
Untuk sampai ke dusun-dusun yang lebih dalam, kecuali banyak digunakan
sepeda oleh penduduk, terdapat pula ojeg yang jumlahnya cukup banyak. Ojek adalah
merupakan sarana umum yang digunakan oleh penduduk di kecamatan ini. Jumlah

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

53

sarana perhubungan yang ada atau melewati wilayah desa-desa di kecamatan ini
adalah colt/ minibus , truk , sepeda motor, gerobag dan sepeda/becak.
1.9. Sumberdaya Air dan Ekosistem Perairan
Pengadaan air bersih bagi kepentingan penduduk sehari- hari dilakukan
melalui sumur galian, pompa air dalam maupun yang dangkal, selama ini belum
merupakan kendala penting di wilayah kecamatan ini. Sumur-sumur galian penduduk
umumnya kekurangan air di musim kemarau, debitnya mengalami penurunan yang
tajam. Walaupun demikian keberadaan sumur dalam maupun dangkal ini sangat
diperlukan, khususnya untuk menanggulangi kemungkinan penurunan yang tajam di
musim kemarau serta mengantisipasi meningkatnya kebutuhan air rumah tangga.
Kebutuhan air untuk keperluan pertanian, peternakan dan lainnya
mengandalkan air hujan. Air sungai yang karena letaknya cukup curam sehingga
belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari gambaran neraca lengas lahan
diketahui bahwa di Kabupaten Sidoarjo terjadi surplus air hujan pada bulan- bulan
Januari, Februari, Maret, April, Nopember dan Desember, dan defisit air hanya terjadi
pada bulan Mei s/d September. Kondisi yang ada sekarang ialah bahwa sebagian
surplus air hujan tersebut mengalir di permukaan tanah menuju ke sungai-sungai dan
hanya sebagian dapat dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Oleh sebab itu jika
pembuatan chek-dam dapat terlaksana, dan air sungai yang ada dapat dimanfaatkan
seoptimal mungkin melalui pembuatan jaringan irigasi sederhana karena memang
debit sungai juga tidak besar, maka defisit air akan dapat teratasi.
1.10. Sarana dan Prasarana Fisik
Sarana dan prasaran perhubungan dari ibukota kabupaten maupun
kecamatan lain menuju ibukota Kabupaten Sidoarjo sudah dengan kondisi yang baik
dan lancar, dengan biaya transportasi yang wajar. Akan tetapi sarana dan prasarana
perhubungan dari ibukota kecamatan menuju desa-desa masih agak terbatas, sekitar
40% masih berupa jalan tanah, 20% berupa makadam, dan sekitar 40% berupa jalan
aspal, dengan prasarana umum yang digunakan penduduk adalah ojek, sepeda, dan
sejumlah oplet.
Pada musim kemarau dan musim penghujan sebagian besar jalan
tanah/makadam yang ada masih dapat dilalui kendaraan roda empat, seperti truk
untuk mengangkut hasil pertanian, tetapi biayanya cukup mahal, apalagi terdapat juga
desa yang jauhnya 50 Km ke ibukota kecamatan. Jembatan bambu dan kayu juga
masih ada beberapa buah yang dengan sendirinya tonasenya sangat terbatas,
sehingga beberapa diantaranya juga tidak dapat dilalui prahoto.
Sarana dan prasarana komunikasi khususnya radio, relatif cukup memadai
namun untuk TV pada desa-desa tertentu jumlahnya terbatas). Terbatasnya media
komunikasi ini di antaranya juga disebabkan masih terbatasnya fasilitas listrik desa.
Baru sebagian rumah tangga menikmati penerangan listrik dari PLN maupun non-PLN.
Prasarana ekonomi khususnya pasar umum permanen, hanya ada di .
beberapa desa, disamping beberapa pasar hewan. Pasar umum itupun hanya
beroperasi 1-2 hari/minggu. Hal ini pula menjadikan sebagian besar petani menjual
hasil komoditasnya melalui para tengkulak dengan harga yang jauh lebih murah.
Toko/warung yang menyediakan kebutuhan sehari- hari, kecuali masih terbatas
jumlahnya, juga tidak merata jumlahnya di setiap Kecamatan.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

54

Fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat


disajikan berikut ini.

dan jumlah tenaga kesehatan

Tabel 17. Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat


Kecamatan

Rum
ah
sakit

Puske
smas

Puske
smas
Pemb
antu+k
ecil

Ru
ma
h
ber
sali
n

BKI
A

Tempat
praktek

Dokter
Sidoarjo
3
3
5
2
1
Buduran
1
4
Candi
1
4
Porong
1
2
4
1
Krembung
1
4
Tulangan
2
6
1
Tanggulangin
1
4
2
1
Jabon
1
5
Krian
2
5
Balongbendo
1
4
Wonoayu
1
5
Tarik
1
4
Prambon
1
4
Taman
1
2
5
Waru
2
5
1
1
Gedangan
1
4
1
Sedati
1
1
3
1
Sukodono
0
4
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Tabel
Wilayah kerja
Puskesmas

Sidoarjo
Urangagung
Sekardangan
Buduran

9
2
2
5
2
2
2
1
4
4
1
3
1
9
14
7
2
1

Apotik
+Toko
obat

Bida
n
10
4
9
8
7
6
6
5
6
4
4
5
5
18
15
10
10
8

19
1
1
5
0
1
1
0
3
0
0
0
0
9
15
1
2
0

18. Jumlah tenaga kesehatan menurut PUSKESMAS


Jumlah
penduduk

Jumlah Tenaga
paramedis

Jiwa

Perawat
an

60029
28249
29426
51983

6
5
4
7

Non perawatan+Pe
m bantu
12
11
9
9

Dokte
r

Sarjan
a

Non
medi
s

Jumla
h

9
3
6
5

37
25
25
31

keseh
atan
3
2
2
4

1
1

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

55

Candi
70454
4
9
2
Porong
39601
14
16
4
Jabon
49233
5
9
2
Krembung
53298
4
10
3
Tanggulangin
65607
5
13
2
Tulangan
36511
6
8
2
Kepadangan
31102
4
7
2
Taman
99145
14
17
4
Trosobo
42491
6
9
2
Sukodono
54357
5
11
2
Sedati
52695
6
7
3
Waru
83768
5
13
3
Medaeng
77324
4
7
3
Gedangan
84905
8
10
4
Krian
60194
17
17
4
Barengkrajan
24586
4
5
3
Tarik
53871
5
15
3
Balongbendo
54994
8
11
2
Wonoayu
58575
8
11
2
Prambon
61684
7
12
2
Kedungploso
28677
4
3
2
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

4
12
5
4
3
4
5
5
3
3
4
3
6
8
14
7
6
3
6
2
4

29
52
29
29
33
26
22
49
26
29
27
33
28
45
63
24
35
32
34
34
18

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

56

Tabel 19. Jumlah Posyandu dan banyaknya kunjungan


Kecamatan

Jumlah
Ibu Hamil
Posyandu
Orang
%
Sidoarjo
126
2157
83.48
Buduran
65
706
61.88
Candi
86
1156
74.77
Porong
73
949
63.35
Krembung
63
1097
93.76
Tulangan
74
889
59.90
Tanggulangin
67
910
63.19
Jabon
58
762
70.49
Krian
96
1797
96.56
Balongbendo
62
839
69.51
Wonoayu
65
1204
93.62
Tarik
69
1050
88.83
Prambon
67
125
9.23
Taman
125
2329
74.91
Waru
118
2711
76.67
Gedangan
76
1929
103.49
Sedati
61
286
24.72
Sukodono
63
33
2.77
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

Bayi
Orang
1615
659
836
415
379
942
729
200
1376
122
802
999
910
2136
1851
623
733
151

%
68.72
63.54
59.46
30.47
35.65
75.36
55.69
20.37
81.32
11.12
68.60
92.93
73.92
75.66
57.59
39.08
69.74
13.92

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa sebagian besar penduduk memeluk


agama Islam, mereka melakukan peribadatannya pada tempat-tempat peribadatan
seperti masjid, langgar/mushola (Tabel 20)
Tabel 20. Jumlah tempat ibadah, kondisi tahun 1995
Kecamatan
Sidoarjo
Buduran
Candi
Porong
Krembung
Tulangan
Tanggulangin
Jabon
Krian
Balongbendo
Wonoayu
Tarik
Prambon
Taman

Masjid

Langgar/
Mushola

Gereja

Penyuluh Agama
+khotib+mubaligh

55
22
35
34
33
35
43
28
50
37
51
30
37
83

219
151
241
183
193
284
226
136
257
146
238
174
181
263

5
0
0
1
2
0
0
0
2
2
0
0
0
3

259
157
245
173
111
121
183
133
222
109
186
101
145
202

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

57

Waru
100
162
0
Gedangan
38
141
2
Sedati
38
99
1
Sukodono
41
175
0
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

271
203
306
186

1.11. Kelembagaan Pedesaan: Ekonomi, dan Sosial


Kelembagaa ekonomi yang ada masih sangat terbatas, Bank dan lumbung
yang ada dalam katagori belum aktif dan bersifat pasaran atau musiman. Terbatasnya
sarana dan prasaran ekonomi ini mengakibatkan daerah Kabupaten Sidoarjo ini
potensi produksinya masih belum berkembang.
Keadaan sehari-hari menunjukkan masih lemahnya keterkaitan antara
beberapa lembaga-lembaga penting yang ada di pedesaan dan pemerintahan di desa.
Kelompok tani masih banyak yang kurang berfungsi dan staf penyuluhan dari Dinas
Pertanian, Dinas Perkebunan, dan Dinas Peternakan karena terbatasnya jumlah
penyuluh sedangkan wilayah kerja sangat luas, apalagi sarana transportasi yang ada
juga terbatas, walaupun nampak aktif tetapi belum merata untuk seluruh wilayah
kerjanya.
KUD yang ada masih belum banyak dimanfaatkan oleh petani, dan hanya
lebih berfungsi dalam pengadaan beras. Lembaga-lembaga kredit desa seperti
koperasi simpan pinjam masih belum banyak dimanfaatkan oleh kelompok tani, begitu
juga kaitan fungsional dengan KUD juga lemah.
Kelompok arisan sebagai lembaga keuangan non-formal di desa-desa
berkembang, khususnya berkaitan dengan aktivitas PKK maupun lembaga-lembaga
sosial masyarakat.

1.12. Performansi Tingkat kesejahteraan Sosial Masyarakat


Kesehatan Masyarakat
Tabel 22. Status gizi BALITA
PUSKESMAS

Sidoarjo
Urangagung
Sekardangan
Buduran
Candi
Porong
Kedungsolo
Jabon

Balita yg

BGM

Gizi kurang

Gizi baik

Gizi lebih

ditimbang

301
146
162
418
506
300
123
215

1
0
1
1
1
0
0
0

0.33
0
0.62
0.24
0.20

16
0
3
21
26
7
2
11

5.32
0.00
1.85
5.02
5.14
2.33
1.63
5.12

199
107
119
316
353
243
99
175

66.11
73.29
73.46
75.60
69.76
81.00
80.49
81.40

85
39
36
70
126
50
22
29

28.24
26.71
22.22
16.75
24.90
16.67
17.89
13.49

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

58

Krembung
Tanggulangin
Tulangan
Kepadangan
Taman
Trosobo
Sukodono
Sedati
Waru
Medaeng
Gedangan
Krian
Barengkrajan
Tarik
Balongbendo
Wonoayo
Prambon

331
281
321
139
472
315
412
357
362
311
492
360
151
425
222
473
455

0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
2
1
0
0
1
0

0.24

0.20
0.56
0.66

0.21

10
5
17
14
12
2
10
17
19
7
20
20
10
23
8
23
13

3.02
1.78
5.30
10.07
2.54
0.63
2.43
4.76
5.25
2.25
4.07
5.56
6.62
5.41
3.60
4.86
2.86

255
201
150
90
369
213
318
270
237
238
380
260
105
334
152
390
374

77.04
71.53
46.73
64.75
78.18
67.62
77.18
75.63
65.47
76.53
77.24
72.22
69.54
78.59
67.47
82.45
82.20

66
75
64
35
92
100
83
70
106
66
91
78
35
68
62
58
68

19.94
26.69
19.94
25.18
19.49
31.75
20.15
19.61
29.28
21.22
18.50
21.67
23.18
16.00
27.93
12.26
14.95

Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

59

Pelayanan Air Bersih


Tabel 23. Jumlah penduduk yang mendapatkan pelayanan air bersih
Wilayah kerja
Puskesmas

Jumlah
penduduk

Jiwa

Jumlah
penduduk yang
mendapat air
bersih
Pemerintah
Jiwa
%

Pelayanan air
bersih
swadaya
Orang

Sidoarjo
60029
21570
36
39770
Urangagung
28249
1900
7
24030
Sekardangan
29426
5480
19
14745
Buduran
51983
4905
9
39055
Candi
70454
5290
8
46475
Porong
39601
5510
14
26740
Jabon
49233
3220
7
34780
Krembung
53298
3000
6
41745
Tanggulangin
65607
2680
4
43440
Tulangan
36511
1750
5
30410
Kepadangan
31102
2235
7
30525
Taman
99145
6810
7
69525
Trosobo
42491
1625
4
45690
Sukodono
54357
1005
2
48830
Sedati
52695
6855
13
30770
Waru
83768
12425
15
60500
Medaeng
77324
6925
9
46730
Gedangan
84905
7775
9
45910
Krian
60194
15065
25
35010
Barengkrajan
24586
1580
6
20715
Tarik
53871
2650
5
46110
Balongbendo
54994
2850
5
51270
Wonoayu
58575
2370
4
46435
Prambon
61684
1835
3
46090
Kedungploso
28677
1075
4
20040
Sumber : Kabupaten Sidoarjo Dalam Angka 1995.

%
66
85
50
75
65
67
70
78
66
83
98
70
95
89
58
72
60
54
58
84
85
93
79
74
69

Jumlah layanan
air bersih
keseluruhan
Jumla
h
61340
25930
20225
43960
54765
32250
37990
44745
46120
32190
30760
76335
55565
49835
37625
72925
53655
53685
50115
22305
48760
54120
48805
47925
21915

%
100
91
68
84
77
81
77
83
70
88
98
76
100
91
71
87
69
63
83
90
90
98
83
77
76

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

60

Amin Azis, M. 1991. Interaksi Sektor Pertanian dan Sektor Industri dalam Proses
Industrialisasi. Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V, Jakarta 3-7 September
1991. Pusat Analisa Perkembangan IPTEK-LIPI, Jakarta.
BPS. 1997. Kabupaten Sidoarjo dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten
Sidoarjo.
BPS. 1997. Kecamatan Candi dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.
BPS. 1997. Kecamatan Jabon dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten
Sidoarjo.
BPS. 1997. Kecamatan Sidoarjo dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten
Sidoarjo.
BPS. 1997. Kecamatan Tarik dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.
BPS. 1997. Kecamatan Waru dalam Angka 1997. Kantor Statistik Kabupaten Sidoarjo.
BPS. 1997. Potensi Desa Kabupaten Sidoarjo 1996/97. Kantor Statistik Kabupaten
Sidoarjo.

AGRITEK VOL.7 NO.4 SEPTEMBER 1999

Anda mungkin juga menyukai