ATELEKTASIS
ATELEKTASIS
A. Defenisi
Ateletaksis sebenarnya bukan merupakan suatu jenis penyakit melainkan suatu
keadaan yang berhubungan dengan adanya proses penyakit parenkim paru. Atelektasis
sering dikaitkan dengan terjadinya kolaps alveolus, lobus, atau unit paru yang lebih
besar. (Muttaqin, 2012)
Atelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidak sempurna dan
menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidak mengandung udara dan
kolaps. (Price & Wilson, 2015)
Atelektasis adalah suatu kondisi dimana paru- paru tidak dapat mengembang secara
sempurna. (Somantri, 2012)
B. Etiologi
Etiologi terbanyak dari Atelektasis terbagi atas 2 yaitu:
1. Faktor Intrinsik
Obstrutif
Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah bronkus.
Penyumbatan bronkus paling sering disebabkan oleh sekret atau eksudat yang
tertahan. Jenis ini paling sering ditemukan dan dapat dicegah.
2. Faktor Ekstrinsik
Neoplasma/ tumor
Pembesaran kelenjar getah bening
Aneurisma atau jaringan parut.
C. Klasifikasi Atelektasis
1. Ateletasis bawaan atau neunatorum
Atelektasis bawaan/ neunatorum adalah atelektasis yang terjadi sejak lahir,
dimana paru- paru tidak dapat berkembang secara baik. Timbul pada bayi (aterm/
prematur) dengan kondisi lahir mati (still born) atau lahir dan hidup hanya beberapa
hari dengan pernapasan buruk. Paru- paru tampak padat dan kempis dan tidak berisi
udara.
Atelektasis reabsobsi terjadi ketika bayi yang awalnya telah bernapas spontan,
tiba-tiba mengalami hambatan pada jalan nafas yang mengakibatkan udara dalam
alveolus diserap sehingga alveolus mengempis kembali (seperti pada penyakit
membran hialin).
2. Atelektasis acquired atau di dapat.
Jenis atelektasis ini di bagi menjadi dua yaitu :
a. Atelektasis obstruksi :
Terjadi akibat adanya obstruksi total pada jalan nafas mulai dari laring
sampe bronkiolus. Udara dalam alveolus diserap sampai rongga alveolus kolaps.
Faktor lain terjadi atelektasis ini adalah melemahnya gerakan nafas (otot
parasternal diafragma). Atelektasis ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit
1. Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
bisa mengembang
Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi maupun prosedur lainnya
Latihan menarik nafas dalam ( spirometri insentif )
Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak
Postural drainase
Antibiotik diberikan untuk semua infeksi
Pengobatan tumor atau keadaan lainnya
Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau
menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang terkena mungkin
perlu diangkat.
Setelah penyumbatan dihilangkan, secara bertahap biasanya paru-paru yang
mengempis akan kembali mengembang, dengan atau tanpa pembentukan jaringan
lingkungan keluar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk, misalnya udara
melalui mediastinum yang disebabkan oleh trauma.
2. Efusi pleura
Atelektasi yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru yang
terserang dengan jaringan fibrosis dan juga atelektasis dapat menyebabkan pirau
(jalan pengalihan)
3. Hypoxemia dan gagal nafas
Bila keadaan atelektasis dimana paru tidak mengembang dalam waktu yang cukup
lama dan tidak terjadi perfusi ke jaringan sekitar yang cukup maka dapat terjadi
hypoxemia hingga gagal napas. Bila paru yang masih sehat tidak dapat melakukan
kompensasi dan keadaan hipoksia mudah terjadi pada obstruksi bronkus.
4. Sepsis
Hal ini dapat terjadi bila penyebab atelektasis itu sendiri adalah suatu proses infeksi,
dan bila keadaan terus berlanjut tanpa diobati maka mudah terjadi sepsis karena
banyak pembuluh darah di paru, namun bila keadaan segera ditangani keadaan sepsis
jarang terjadi.
5. Bronkiektasis
Ketika paru-paru
kehilangan
udara,
bentuknya
akan
menjadi
kaku
dan
BAB III
A. Pengkajian
1. Indentitas
Nama:
Umur: terjadi pada bayi yang baru lahir, anak-anak atau pada usia tua
Jenis kelamin: bisa terjadi pada pria dan wanita
Pekerjaan: biasanya terjadi pada orang yang bekerja pada daerah dengan polusi
tinggi
2. Keluhan utama
Pada atelektasis keluhan utama yang dirasakan adalah :
Sesak nafas
Nyeri dada
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien merasakan sesak nafas, setelah beraktivitas dan merasakan nyeri dada pada
bagian yang terkena atelektasis.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien tidak mempunyai penyakit menurun.
5. Riwayat penyakit dahulu
Pada saat lahir pasien pernah mengalami kelainan yaitu setelah lahir belum sempat
terjadi tangis yang pertama.
6. Riwayat psiko social
a. Pasien merasakan cemas karena mengalami nyeri
b. Pasien jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar
7. Pola aktivitas sehari-hari
a. Mobilisasi berkurang karena pasien sesak nafas jika pasien banyak melakukan
aktivitas
b. Pola istirahat, tidur pasien menjadi berkurang atau tidak teratur
c. Pemasukan nutrisi dan cairan berkurang
8. Pemeriksaan Fisik
nafas.
2. Area yang tak terventilasi dapat
2. Auskultasi paru untuk mendengar
diideentifikasi dengan tidak adanya
ada/ tidaknya bunyi nafas tambahan,
bunyi nafas. Krekles terjadi pada
misalnya ronki, krekles.
jaringan yang terisi cairan.
3. Observasi tanda- tanda sianosis 3. Menunjukkan hipoksemia sistemik
secara menyeluruh.
4. Tinggikan bagian kepala tempat
4. Meningkatkan
ekspansi
dada
maksimal,
memudahkan
pasien
pasien
Kaji
tingkat
kesadaran
atau
perubahan mental.
dan
peka
rangsang,
kelemahan/
kelelahan.
7. Hipoksemia
menurunkan
kemampuan
untuk
berpartisipasi
dan
disritmia,
dan
kemungkinan hipotensi.
Kolaborasi
1. Awasi seri GDA/nadi oksimetri
1. Hipoksemia
ringan
ada
dalam
kardiopulmonal
syok.
dan
Alkalosis
ada/tidaknya
respiratori
dan
pasien
ke
unit
dan krekles.
2. Kaji
frekwensi
bunyi
nafas
krekles
kedalaman
basah( bronchitis.
pernafasan dan gerakan dada, dan 2. Pernafasan dangkal dan gerakan
dada tidak simetris sering terjadi
ajarkan teknik batuk efektif
karena ketidaknyamanan gerakan
3. Observasi warna kulit,membran
dinding dada/cairan paru.
mukosa, dan kuku
3. Cairan
(khususnya
air
4. Berikan cairan sedikitnya 2500
hangat)memobilisasi
ml/hari, kecuali kontra indikasi, 4. Sianosis kuku menunjukan adanya
tawarkan air hangat.
mulut
RASIONAL
1. Nyeri dada, biasanya ada dalam
beberapa derajat pada penyakit
pada sistem respirasi
2. Pantau TTV
relaksasi
menghilangkan
dan
memperbesar
analgesik
4. Pernapasan
4. Tawarkan
pembersihan
mulut
dengan sering
ketidaknyamanan
oksigen
mulut
dapat
mengerikan
efek
terapi
dan
terapo
mengiritasi
membran
dan
mukosa,
menekan
paroksismal
batuk
non-produktif/
atau
menurunkan
catat
peningkatan
laporan
kelemahan
dipsnea,
atau
kebutuhan
kemampuan
atau
pasien
dan
2. Menurunkan
distres
dan
DAFTAR PUSTAKA
Doeges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2014). Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Muttaqin, A. (2012). Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S. A., & Wilson, L. M. (2015). Patofisiologi Konsep Klinis Proses- Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
Somantri, I. (2012). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.