BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar
depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang
merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh
terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang
lebih rendah.Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk
erbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di
sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun
demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin.
Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di
dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih,
sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh
paruh ringan dari zat tanduk.
Aves adalah vertebrata dengan tubuh yang ditutupi oleh bulu, sedangkan hewan yang
lainnya tidak ada yang berbulu. Aves adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai
sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-
elemen tubuh tengah dan distal. Kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau
berenang, Aves telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis
aves seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan
sumber protein yang penting, yakni daging maupun telurnya. Di samping itu, orang juga
memelihara aves/burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya adalah merpati,
perkutut, murai batu dan lain-lain. Tidak terkecuali dengan elang yang kerap dipelihara pula
untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis aves/burung telah
semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AVES SECARA UMUM
Kerajaan
: Animalia
Filum
: Chordata
Upafilum
Kelas
: Aves
pada beberapa jenis yang dikelompokkan dalam aves/burung primitif. Bulu-bulunya, terutama di
sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun
demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di
tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga
udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan
memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang,
digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Struktur Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang
pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang
selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya
sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah
luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang
lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabangcabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang
membantu
menahan
barbula
yang
saling
bersambungan.
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai dua artikular dorsal. Semua tulang pelvis
bersatu. Ada sebuah pigostil. Sternum mempunyai 4 buah takik(celah) posterior. Otot pektoralis
mayor dimulai pada ruas tulag sternum dan menarik tulang hunerus ke bawah (berarti menarik
sayap ke bawah). Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas seperti pada gambar di
bawah :
b. Sistem Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1. paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2. rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan
tanduk,
3. faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut
tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
4. lambung terdiri atas:
Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya
tipis.
Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan bijibijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama akanan vang berguna untuk membantu
pencernaan dan disebut sebagai " hensteeth,
5.
intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung
merpati tidak terdapat kantung empedu. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum
dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada
burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
c. Sistem Respirasi
Saluran Pernafasan pada Burung :
Lubang hidung > Trakea > Bronkus > Paru-paru
1. Lubang Hidung
2. Trakea
Bronkus primer.
Bronkus Sekunder (meso bronkus), terdiri dari :
Trakea melanjut sebagai dua buah bronki pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi
dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan, dan 1 median).
Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus)
yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap
Kantong udara terdapat pada :
Aves (burung) mempunyai sistem sirkulasi tertutup (berarti bahwa darah tidak pernah
meninggalkan jaringan pembuluh darah; hasil: produksi ATP lebih cepat, lebih cepat ekskresi
sisa metabolisme, nutrisi lebih cepat pada sel-sel, dll)
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah
burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, darah, dan
pembuluh-pembuluh darah.
Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan berinti. Jantung burung
berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri dari dua serambi yang
berdinding tipis serta dua bilik yang dindingnya lebih tebal. Pembuluh-pembuluh darah
dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri
anonim vang bercabang lagi menjadi arteri - arteri vang memberi darah ke bagian kepala, otot
terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta vang merupakan sisa dari arkus aortikus vang
menrlju ke kanan (arkus aortikus yang menuju ke kiri rnereduksi). pembuluh nadi ini kemudian
melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok ke arah ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh
nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kana hanya satu, yakni arteri pulmonis
(pembuluh nadi paru -paru), yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh balik (verra) dibedakan atas:
1.
Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini membawa darah dari
Kelenjar pituitary (hipofisis) terletak di dasar otak. Kelenjar tiroid di bawah vena
jugularis dekat permulaan arteri subklavia dan karotis. Pancreas terdiri atas pulau-pulau
langerhans. Kelenjar adrenal sepasang, dengan panjang 8-10 cm, pada permukaan ventral ginjal.
Secret dari gonad mengatur karekteristik seksual sekunder ( bulu, jengger dan gembel), misalnya
bila ovarium dibuang, bulu akan berubah warnanya
g. Sistem Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki
alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
1. Sistem Genitalia Jantan.
a.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di
sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan
b.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong
penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter
dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam
oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang
berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur
dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Proses Terbentuknya Telur Ayam
Diperlukan sekitar 15 hingga 16 jam untuk terbentuknya telur ayam setelah pembuahan.
4. Fungsi bagian-bagian telur aves :
a.
b.
c.
d.
e.
darah burung merupakan peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan
peredaran darah besar.
D. KLASIFIKASI AVES
1. Burung unta (S. Camelus)
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Struthioniformes
Famili:
Struthionidae
(Vigors, 1825)
Genus:
Struthio
Spesies:
S. Camelus
binomial:
Struthio
camelus
Linnaeus, 1758
Ciri-ciri:
Burung unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu.
Bulu mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer sebagai hiasan topi
wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan lancip.
Burung unta mempunyai leher yang panjang dan mampu berlari hingga 65 km/jam.
Burung unta terkenal dengan sarang masyarakat, di mana beberapa ekor burung betina akan
bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada waktu siang dan jantan pada waktu
malam. Telur burung unta adalah telur terbesar.
2. Burung Kasuari (C. casuarius)
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Struthioniformes
Famili:
Casuariidae
Genus:
Casuarius
Spesies:
C. casuarius
binomial:
Casuarius casuarius
Casuarius adalah salah satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri
dari tiga spesies kasuari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.
Daerah sebaran ketiga spesies ini adalah di hutan tropis dan pegunungan di pulau Irian. Kasuari
Gelambir-ganda adalah satu-satunya spesies burung kasuari yang terdapat di Australia.
Kasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu berjalan di
habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat
kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna
lebih terang daripada jantan.
3. EMU
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
binomial:
Animalia
Chordata
AVES
Struthioniformes
Casuariidae
Dromaius
D. novaehollandiae
Dromaius novaehollandiae
(Latham, 1790)
Burung Emu (Dromaius novaehollandiae) ialah burung asli Australia yang terbesar, serta
burung yang tak dapat terbang yang kedua terbesar di dunia, yaitu selepas saudara ratit-nya,
burung unta. Burung ini juga merupakan anggota tunggal dalam genus Dromaius yang masih
ada. Subspesies Emu yang hidup di Tasmania lenyap setelah penempatan orang Eropadi
Australia pada tahun 1788; penyebaran subspesies di tanah besar Australia kini juga terdesak
oleh kegiatan-kegiatan manusia.
Burung Emu mempunyai bulu lembut yang berwarna cokelat dan bisa mencapai ketinggian dua
meter dan berat 45 kilogram. Burung ini ialah hewan pengelana, dan bisa membuat perjalanan
jarak panjang untuk mencari makanan yang termasuk berbagai tumbuhan dan serangga. Jika
perlu, burung ini bisa mencapai 50 kilometer sejam. Burung Emu diternakkan untuk daging,
minyak, dan kulitnya.
(
4. BURUNG KIWI
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Struthioniformes
Famili:
Apterygidae
Genus:
Apteryx
Kiwi adalah spesies lain dari burung tidak dapat terbang yang endemik di Selandia Baru dari
genus Apteryx (satu-satunya genus dalam famili Apterygidae). Dalam ukurannya yang seperti
ayam domestik, kiwi adalah ratite hidup yang paing kecil. Seluruh spesies kiwi adalah spesies
terancam. Kiwi juga merupakan simbol nasionalSelandia Baru.
5. MERAK BIRU
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Galliformes
Famili:
Phasianidae
Genus:
Pavo
Spesies:
P. cristatus
binomial:
Pavo cristatus
Merak Biru atau Merak India, yang dalam nama ilmiahnya Pavo cristatus adalah salah satu
burung dari tiga spesies burung merak. Merak Biru mempunyai bulu berwarna biru gelap
mengilap. Burung jantan dewasa berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 230cm, dengan
penutup ekor yang sangat panjang berwarna hijau metalik. Di atas kepalanya terdapat jambul
tegak biru membentuk kipas. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulubulunya tidak mengilap, berwarna coklat kehijauan dengan garis-garis hitam dan tanpa dihiasi
bulu penutup ekor. Burung muda seperti betina.
6. AYAM HUTAN
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Galliformes
Famili:
Phasianidae
Genus:
Gallus
Spesies:
P. gallus
binomial:
Gallus gallus
Seluruhnya, ada empat spesies ayam hutan yang menyebar mulai dari India, Sri Lanka sampai ke
Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara. Keempat spesies itu adalah:
Dua jenisnya terdapat di Indonesia, menyebar alami terutama di bagian barat kepulauan. Kedua
jenis itu ialah ayam-hutan merah, yang menyukai bagian hutan yang relatif tertutup; dan ayamhutan hijau, yang lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit.
Ayam hutan merah adalah moyang dari ayam peliharaan, sedangkan keturunan F1 dari
persilangan antara ayam hutan merah dan ayam hutan hijau menghasilkanayam bekisar.
7. KALKUN
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Animalia
Chordata
AVES
Galliformes
Phasianidae
Meleagris
M.
gallopavo
M. ocellata
Kalkun atau ayam kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar dari ordo
Galliformes genus Meleagris.
Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang berwarna-warni dibandingkan kalkun jantan.
Sewaktu berada di alam bebas, kalkun mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,51,8 meter. Spesies kalkun asal Amerika Utara disebut M. gallopavo sedangkan kalkun asal
Amerika Tengah disebut M. ocellata.
8. BURUNG JENJANG
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Gruiformes
Famili:
Gruidae
Genus:
Grus
Spesies:
Grus japonensis
Burung Jenjang adalah nama untuk burung besar berparuh, berkaki dan berleher panjang dari
familia Gruidae,ordo Gruiformes. Berbeda dengan burung Kuntul, burung Jenjang terbang
dengan leher yang diluruskan.
Burung Jenjang merupakan burung yang setia seumur hidup terhadap pasangannya. Burung
Jenjang berkencan dengan pasangannya dengan mengeluarkan suara yang ribut sambil diiringi
gerakan-gerakan seperti menari sehingga terkenal sebagai "dansa" burung Jenjang.
Beberapa spesies burung Jenjang merupakan burung migran ke tempat yang sangat jauh,
sedangkan beberapa spesies yang hidup di iklim panas bukan merupakan burung migran. Burung
Jenjang hidup berkelompok dan jika jumlahnya cukup dapat membentuk kawanan yang besar.
Di Indonesia, burung Jenjang terkenal berkat seni melipat kertas (origami). Lipatan kertas
burung Jenjang (orizuru) sering disebut sebagai lipatan kertas burung bangaukarena memang
bentuknya mirip.
9. DARA LAUT
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Chordata
Kelas:
AVES
Ordo:
Charadriiformes
Famili:
Genera:
Sternidae
Anous
Hydroprogne
Procelsterna
Gelochelidon
Gygis
Larosterna
Onychoprion
Chlidonias
Sternula
Thalasseus
Phaetusa
Sterna
Dara-laut adalah burung laut di dalam keluarga Sternidae, masih berkerabat dengan Burung
Camar. Burung Dara-laut dapat ditemukan di seluruh dunia.
10. BEBEK
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Animalia
Chordata
AVES
Anseriformes
Anatidae
Dendrocygninae
Oxyurinae
Anatinae
Merginae
Bebek adalah nama umum untuk beberapa spesies burung dalam famili Anatidae. Bebek
umumnya adalah burung akuatik yang sebagian besar berukuran lebih kecil dibandingkan
kerabatnya, angsa dan angsa berleher pendek, dan dapat ditemukan pada perairan air tawar
maupun air laut.
Bebek kadang-kadang disamakan dengan beberapa burung air yang berhubungan jauh namun
mirip dalam penampilan, misalnya loon, grebe, gallinule, dan coot.
D. HABITAT DAN PERSEBARAN
Aves/burung dapat ditemukan hampir di berbagai belahan bumi. Mereka dapat ditemukan
di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-
puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah
lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan
lingkungan hidup dan makanan utamanya.
E. PERANAN AVES BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Hampir seluruh potensi yang dimiliki burung telah dimanfaatkan manusia, baik untuk kebutuhan
konsumsi maupun ekonomi. Daging dan telur unggas merupakan sumber lemak dan protein yang
dibutuhkan manusia. Keindahan kicauan dan warna jenis burung tertentu menyebabkan manusia
tertarik untuk memeliharanya. Dahulu, bulu burung cendrawasih dijadikan hiasan kepala oleh
sukusuku masyarakat di papua. Begitu juga kemempuan terbang beberapa jenis merpati
dimanfaatkan untuk suatu hobi atau diperlombakan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki
bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung
unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 10.200 spesies burung di
seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini
secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Kebanyakan burung harus makan makanan sekurang-kurangnya setengah dari berat
badan mereka setiap hari.
Klasifikasi ilmiah burung pertama kali dikembangkan oleh Francis Willughby dan John
Ray di tahun 1676 dalam edisi Ornithologiae.[2] Carolus Linnaeus merubah klasifikasi tersebut
tahun 1758 untuk merancang tata nama biologi yang digunakaan saat ini.[3]
Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung,
seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber
protein yang penting; daging maupun telurnya.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat menyadari makalah ini jauh
dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan pengembangan
sangat kami harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelbagus.com/2011/12/klasifikasi-vertebrata-aves.html#ixzz2vXjmN2Gi
http://nurulary.blogspot.com/2010/08/blog-post.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Burung
http://sempalai.blogspot.com/2009/11/anatomi-burung.html
http://ysuryadi.blogspot.com/2012/09/klasifikasi-aves.html
http://www.artikelbagus.com/2011/12/klasifikasi-vertebrata-aves.html
Mengenai Saya
Yunita Net
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2016 (13)
2015 (1)
2014 (6)
o Desember (6)
MAKALAH MANTU
MAKALAH AVES
AHLI FISIKA