Varicella Reni
Varicella Reni
RESPONSI KASUS
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA
VARICELLA
Pembimbing:
dr. S.A. Nurainiwati, Sp.KK
Penyusun:
Reni Rifanti
201120401011070
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
KATA PENGANTAR
-1-
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nyalah tugas kasus yang berjudul VARICELLA
dengan baik. Penyusunan tugas ini merupakan salah satu tugas yang saya laksanakan
selama mengikuti kepaniteraan di SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di RSU HAJI
Surabaya. Saya mengucapkan terimakasih kepada dokter pembimbing yaitu dr.S.A.
Nurainiwati, Sp.KK. Terimakasih atas bimbingan , saran, petunjuk, dan waktunya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari
kesempurnaan, dengan demikian kritik dan saran selalu saya harapkan. Besar harapan saya
semoga tugas kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya serta penyusun
pada khususnya.
Wassalamualaikum wr.wb
Pembimbing
Penulis
-2-
Responsi kasus dengan judul Varicella telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu
tugas pada stase Ilmu Kulit dan Kelamin.
Nama : Reni Rifanti
NIM
: 201120401011070
DAFTAR ISI
-3-
KATA PENGANTAR 2
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN...
Pendahuluan.. .
LAPORAN KASUS
2.1
Identitas Penderita.
2.2
Anamnesis..
1.1
BAB II
2.3
Pemeriksaan Fisik.
2.4
Pemeriksaan Penunjang.
10
2.5
Resume.
11
2.6
Diagnosis.
11
2.7
Diagnosis Banding
11
2.8
Planning.......
12
2.8.1 Diagnosis..
12
2.8.2 Terapi...
12
2.9
Prognosis
12
2.10
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA 13
3.1 Definisi
-4-
13
14
15
15
18
19
20
21
22
22
22
BAB IV PEMBAHASAN.
23
BAB V KESIMPULAN
25
DAFTAR PUSTAKA
27
BAB I
PENDAHULUAN
Varisela sering juga dikenal sebagai chickenpox, merupakan infeksi primer yang sangat
menular disebabkan oleh virus Varicella-Zoster (VVZ) yang termasuk dalam keluarga virus
herpes.(6,7) VVZ dapat menetap di dalam tubuh selama beberapa dekade dan menjadi aktif
kembali menyebabkan herpes zoster (shingles).(8,9) Pada masa anak-anak varisela merupakan
penyakit yang sangat menular dan sangat umum ditemukan kasusnya. (8) Sebagian besar kasus
varisela terjadi pada anak-anak dibawah usia 10 tahun.(9) Penyakit ini biasanya ringan, meskipun
kadang-kadang terjadi komplikasi serius.(9)
Di Indonesia morbiditas varisela sampai saat ini masih tinggi. Umumnya varisela bersifat
swasirna, namun dalam keadaan tertentu penyakit ini memerlukan penanganan khusus. Pada
-5-
BAB II
STATUS PASIEN
2.1
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. H.B.S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 39 Tahun
Alamat
: Pandegiling II/26
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Karyawan Industri
Agama
: Islam
No RM
: 662403
-6-
: 26 Juni 2013
2.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan
: Gatal pada lenting-lenting
2.2.1 Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSU Haji Surabaya dengan keluhan terdapat
lenting-lenting diseluruh badan. Keluhan ini dirasakan sejak 2 hari terakhir. Awalnya pasien
mengeluh sebelumnya tidak enak badan disertai demam dan sakit kepala pada hari sabtu lalu,
kemudian hari senin malam langsung seketika timbul lenting-lenting, awalnya di perut dahulu,
kemudian menyebar di dada, tangan, sampi kewajah. Selain itu pasien mengalami sejenis
sariawan di mulutnya, keluhan ini dirasakan timbul sejak kemarin, sehingga membuat nafsu
makan berkurang. Pasien mengatakan hal ini baru dialami pertama kali olehnya. Selama sakit ini
pasien belum melakukan pengobatan atau pemberian obat salep maupun minum, hanya
menggunakan sabun dettol ketika mandi
2.2.2 Riwayat Penyakit Dahulu
Sakit seperti ini sebelumnya (-)
2.2.3 Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam satu keluarga tidak ada yang menderita sakit seperti pasien
2.2.4 Riwayat Sosial
Pasien menyatakan bahwa teman satu kantornya ada yang menderita cacar air.
Riwayat imunisasi sebelumnya, pasien tidak hafal.
2.3
PEMERIKSAAN KLINIS
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda vital
Tekanan darah
: tidak dilakukan
Nadi
: 80 kali /menit
-7-
: 20 kali / menit
Suhu
: 36,50C
BB
: 70 kg
Kepala
: Normocephali
Mata
Tenggorokan
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
: Datar, supel. Hepar dan Lien tidak ada pembesaran, bising usus (+)
normal
Ekstrimitas
-8-
-9-
2.4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
2.5
RESUME
Pasien datang dengan keluhan terdapat lenting-lenting diseluruh badan. dirasakan
sejak 2 hari terakhir. Awalnya tidak enak badan disertai demam dan sakit kepala pada hari
sabtu lalu, kemudian hari senin malam langsung seketika timbul lenting-lenting, awalnya
di perut dahulu, kemudian menyebar di dada, tangan, sampi kewajah. Selain itu pasien
mengalami sejenis sariawan di mulutnya, keluhan ini dirasakan timbul sejak kemarin,
sehingga membuat nafsu makan berkurang. Pasien mengatakan hal ini baru dialami
pertama kali olehnya. Selama sakit ini pasien belum melakukan pengobatan atau
pemberian obat salep maupun minum, hanya menggunakan sabun dettol ketika mandi
Dari hasil pemeriksaan fisik, tidak didapatkan pembesaran kelenjar KGB, Regio
: hampir seluruh tubuh (generalisata), Efloresensi
dasar eritematosa, terdapat pustul terutama pada belakang telinga, leher, dada, dan perut.,
didapatkan pula erosi, dan krusta warna putih dan kuning terutama pada wajah.
-10-
DIAGNOSIS KERJA
Varicella
2.7
DIAGNOSIS BANDING
Herpes Zoster
Variola
2.8
PLANNING
2.8.2 PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa:
1. Menjelaskan kepada pasien agar jangan mengaruk dan memecahkan lenting-lenting
tersebut karena dapat menimbulkan bekas luka garukan di kulit. Menaburkan bedak pada
lenting yang belum pecah.
2. Jaga kebersihan badan dengan tetap mandi walaupun masih banyak terlihat lentinglenting. Jangan menggosokkan handuk terlalu kencang.
3. Pasien dianjurkan untuk istirahat dirumah, mengindari kontak dengan kerabat selama
beberapa hari untuk mencegah penularan.
Medikamentosa:
Sistemik:
Topikal :
Bedak salisil 2%, taburkan 2x/hari pada lenting yang belum pecah.
Gentamisina Sulfat Cream 1%, oleskan 2x/hari pada bekas lenting yang pecah.
-11-
Monitoring keluhan yang diderita serta menjelaskan kepada pasien tentang penyakit,
gejala, pengobatan, serta penularan yang mungkin terjadi. Tetap menjaga kebersihan, dan
dilarang untuk menggaruk bagian yang sakit. Untuk mencegah penularan kepada teman
atau rekan kerja sebaiknya penderita tidak kerja selama lima hari.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya terjadi pada
anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella Zoster. Varicella pada anak,
mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan
adanya bercak gatal disertai dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun
banyak juga lesi kult yang tidak berkembang sampai vesikel.1
Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan. Komplikasi yang serius biasanya
terjadi pada dewasa dan pada anak dengan defisiensi imunitas seluler, dimana penyakit dapat
-12-
3.3 ETIOLOGI
Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk kelompok
Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 200 nm. Inti virus disebut capsid yang berbentuk
icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang mempunyai rantai ganda yaitu rantai pendek (S)
dan rantai panjang (L) dan merupakan suatu garis dengan berat molekul 100 juta dan disusun
dari 162 capsomer. Lapisan ini bersifat infeksius. 1
Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak pertama
dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella dikatakan infeksi akut
primer, sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam bentuk laten dan kemudian terjadi
serangan kembali maka yang akan muncul adalah Herpes Zoster. 1
3.4 PATOGENESIS
Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian replikasi
virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe ( viremia pertama ) kemudian berkembang
biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalui pembuluh darah (viremia ke dua)
maka timbullah demam dan malaise. 4
Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial pada lapisan
papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan glandula sebacea dan terjadi
pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya makula yang berkembang cepat menjadi
-14-
3.6 DIAGNOSIS
Diagnosis klinik varisela pada anak-anak, saat ini variola (smallpox) telah dieradikasi,
biasanya tidaklah sulit. Ruam mempunyai karakteristik dan jarangkali dibutuhkan untuk
dibedakan dari eksantem enterovral, infeksi S. aureus, rekasi obat, dermatitis kontak dan
penyebaran infeksi HSV-1. Diagnosis dengan kultur dari cairan vesikel kurang sensitif untuk
HSV atau CMV dan dapat membutuhkan waktu 7 hari. 2
Metode ini telah diganti dengan metode shellvial sensitive dan ebih cepat, dimana
hasilnya diberikan dalam waktu 1-3 hari. Deteksi yang lebih cepat, sensitif, dan spedifik dapat
membentu sistem dasar kultur dimasa depan sebagaimana pewarnaan PCR multiple menjadi
-18-
dimana
tidak
dapat
jelas
dibedakan
dari
HSV.
Bagaimanapun,
immunofluorescence pada kultur atau mengambil dengan menggunakan antibodi spesifik dapat
membedakan antara HSV-1, HSV-2, dan VZV. Deteksi serologis IgM dan tingginya titer atau
empatkali peningkatan IgG anti VZV antibodi dapat berguna dalam beberapa kasus. 2
Deteksi dari IgM dapat meunjukkan infeksi primer (chicken pox), dimana baik tinggi
titernya atau empat kali peningkatan igG mengindikasikan rekurensi. Bagaimanapun,
peningkatan IgM juga dapat terlihat pada rekurensi. Diagnosis klinis herpes zoster virus pada
orang dewasa juga biasanya tidak sulit dalam memberikan karakteristik pola dermatom. 2
-19-
3.8 PENGOBATAN
Meskipun vidarabine dan interferon- telah digunakan pada terapi infeksi VZV yang
berat, asiklovir tetaplah merupakan obat pilihan. Asiklovir lebih efektif pada infeksi VZV yang
berat jika diberikan secara intravena dalam 24 jam setelah timbul ruam. Terapi asiklovir oral dari
anak sehat dengan chickenpox sebaiknya dipertimbangkan , terutama pada remaja dan kontak
dengan orang rumah secara sekunder, meskipun keuntunggannya tetap ada. Dikarenakan strain
resisten asiklovor pada pasiein dengan AIDS, foscaranet harus dipertimbangkan untuk infeksi
berat dalam keadaan ini. 3
Untuk herpes zoster, obat pilihan adalah famciclovir dan valacyclovir. Terapi awal dari
zoster telah menunjukkan untuk memperpendek perjalan penyakit kutaneus dan menurunkan
durasi serta keparahan post herpetil neuralgia. Steorid topikal juga dapat berguna pada uveitis
herpetik dan keratitis. Zoster yang sangat nyeri dapat diterapi dengan kompres basah dan
analgesik yang menganduk kodein. Gabapentin, analog struktural neurotransmitter gammaaminobutyric acid, berguna dalam mengatasi postherpetic neuralgia. Antihistamin dapat berguna
untuk menyingkirkan rasa gatal varisella pada anak-anak. 1
Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit dikompres
dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung
mentol atau fenol. 2
-20-
3.9 KOMPLIKASI
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah: 5
Pneumonia karena virus
Peradangan jantung
Peradangan sendi
Peradangan hati
Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)
Ensefalitis (infeksi otak).
3.10 PROGNOSIS
Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan prognosis yang baik
dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit. 5
Angka kematian pada anak normal di Amerika 5,4 7,5 dari 10.000 kasus varicella. 5
Pada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering menimbulkan
komplikasi dan angka kematian yang meningkat. 5
-21-
3.11 PENCEGAHAN
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum pernah
mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya
penderita
gangguan
sistem
kekebalan),
bisa
diberikan
immunoglobulin
zoster
atau
immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia
12-18 bulan. 3
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada Tn H, 39 th, datang ke Poli RSU Haji Surabaya dengan keluhan utama terdapat
lenting-lenting yang tersebar di seluruh tubuh. Setelah dilakukan anamnesis, maka dapat di ambil
hasil yaitu, Gejala prodormal yang terjadi pada Tn. H: demam, malaise, sakit kepala, gatal.
Eksantem mulai pada kulit kepala berambut atau badan berupa makula eritema yang berkembang
cepat menjadi vesikel. Lesi menyebar secara sentrifugal dari sentral ke seluruh bagian tubuh.
Terdapat lesi yang mengenai mukosa mulut.
Pada kasus ini, diagnosa varicella ditegakan karena dari anamnesa dan pemeriksaan
klinis yang ditemukan, sesuai dengan teori yang ada, yaitu pasien mengeluhkan adanya
lentingan-lentingan berisi cairan dengan dasar kemerahan yang terasa gatal. Sesuai dengan
karakteristik pasien dengan varicella, lentingan ini muncul diawali dari daerah dada yang lama
kelamaan menyebar hingga ke wajah, belakang telinga, leher punggung dan kedua ekstremitas.
Sebelum keluhan ini muncul, pasien pun mengalami beberapa gejala prodromal sesuai dengan
teori yang ada, yaitu adanya demam, sakit kepala dan malaise. Serta didapatkannya gejala berupa
lesi pada mukosa mulut, hal ini juga sesuai dengan teori varicella yang menyatakan bahwa lesi
dapat muncul di membran mukosa, seperti pada mulut, konjungtiva dan vagina.
Pemeriksaan fisik: Pada seluruh tubuh tampak vesikel dikelilingi halo macula eritem,
pustul, dan menjadi krusta. Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada seluruh bagian
tubuh pasien, ditemukan vesikel dengan penyebaran generalisata (hampir mengenai seluruh
-22-
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 12-24 hari dengan rata-rata 15-18 hari.
Gejala prodromal (jarang pada anak-anak) biasanya pada dewasa: demam yang tidak
mulut (bucal mucosa), mukosa intestinal, paru-paru dan saluran napas bagian atas.
Jika terdapat infeksi sekunder, maka terdapat pembesaran kelenjar getah bening
regional.
Biasa disertai dengan rasa gatal.
Terdapat fase viremia antara hari ke 4 dan 6 yang menuju hati, spleen, paru dan organ
lain.
Secondary viremia terjadi pada hari ke 11-20, menyebabkan infeksi pada epidermis
Herpes Zoster
-23-
Herpes simplex
Varicella
Pemhigus vulgaris
Cytomegalovirus
Tzanck smear ini mengambil bahan dari kerokan dasar vesikel dan akan
didapatkan sel datia berinti banyak. Tzanck smear ini mahal, membutuhkan waktu yang
lama, dan merupakan suatu prosedur yang invasive. Indikasi diakukannya tzanck smear
ini adalah untuk mendeteksi proses inflamasi/proses infeksi kulit, khususnya infeksi
herpes. Pada kasus ini pemeriksaan tzank smear tidak dilakukan karena memang
keterbatasan waktu dan alat, sehingga dalam mendiagnosis hanya dengan anamnesis yang
cukup serta temuan gejala yang khas pada varicella sesuai dengan teori.
-24-
BAB V
KESIMPULAN
Infeksi Varisela merupakan infeksi primer disebabkan oleh virus Varicella-Zoster (VVZ).
Reaktivasi dari periode laten menyebabkan herpes zoster.
Di Indonesia morbiditas varisela masih tinggi. Mayoritas penderita adalah anak-anak dibawah
10 tahun dengan manifestasi klinis ringan. Pada keadaan tertentu penyakit ini memerlukan
umum
mencakup
terapi
simtomatik
(antipiretik,
antipruritus)
dan
penatalaksanaan khusus yang terdiri dari terapi agen antiviral (penatalaksanaan utama) dan
komplikasi.
Kriteria VZIG sebagai profilaksis varisela: 1) Pasien imunokompromais; 2) Neonatus dari ibu
yang memiliki tanda dan gejala varisela disekitar waktu persalinan (5 hari sebelum sampai 2
hari sesudah persalinan); 3) Bayi lahir prematur dengan usia gestasi lebih dari atau sama
dengan 28 minggu yang terpapar selama periode neonatal dan bila ibu tidak terbukti memiliki
imunitas terhadap varisela; 4) Bayi lahir prematur dengan usia gestasi kurang dari 28 minggu
atau memiliki berat lahir <1000 gram dan terpapar selama periode neonatal, tanpa
memperhatikan riwayat ibu sebelumnya (penyakit varisela ataupun vaksinasi); 5) Wanita
hamil.(6)
Centers for Disease control and Prevention (CDC) merekomendasikan vaksin herpes zoster
Live attenuated Zoster Vaccine (Zostavax) untuk semua orang dewasa usia 60 tahun atau
darah 3-9 bln sblm vaksinasi atau dalam 3 bulan setelah vaksinasi.
Vaksin varisela seperti obat, dapat menyebabkan reaksi alergi parah dan mengancam jiwa
terhadap dosis vaksin dan kandungan vaksin varisela sebelumnya (gelatin atau neomisin).
Efek samping vaksinasi yang umum adalah demam dan erupsi kulit dapat terjadi, baik di
tempat suntikan atau diseluruh bagian tubuh, terjadi pada 3-5% kasus.
Dengan perawatan yang teliti dan memperhatikan hygiene memberi prognosis yang baik dan
jaringan parut yang timbul sangat sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
-26-
M.
Cacar
Air
(Varicella).
Diambil
dari
Medicastore.com
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?
id=&iddtl=38&idktg=&idobat=&UID=20071115181404219.83.83.58.
Diakses
pada
-27-