Anda di halaman 1dari 24

RESPONSI

ILMU SARAF

PENYUSUN:
Irma Gama Setyarini
2016.04.2.0091

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2016

BAB I
PENDAHULUAN
Skoliosis berasal dari kata skolios yang berarti bengkok, jadi skoliosis
diartikan pembengkokan pada tulang belakang.
Pembengkokan tulang belakang itu selalu bergerak ke arah
samping. Namun jika dilihat dari belakang, pembengkokan ke arah
kanan atau kiri. Tetapi umumnya bengkoknya ke arah kiri. Oleh karena
itu, secara harfiah skoliosis itu pembengkokan tulang ke arah samping.

Skoliosis mempengaruhi ikatan sendi dan otot yang mengenai


tulang belakang, yang menyebabkan tulang belakang, tulang rusuk dan
tulang panggul bengkok. Banyak penyebab yang berbeda dari scoliosis.
Sebagian besar deformitas skoliosis adalah idiopatik (penyebab tidak
diketahui). Namun yang lain dapat kongenital disertai dengan gangguan
atau sindroma neuromuscular, atau kompensator dari ketidakcocokan
panjang kaki atau kelainan intraspinal.
Seringkali seseorang dengan skoliosis telah mengalami kondisi ini
sejak masa kanak-kanak, namun karena skoliosis berkembang sangat
cepat, kebanyakan kasus skoliosis tidak terdiagnosa sampai usia 10-14
tahun. Pada skoliosis, tulang belakang melengkung abnormal dari sisi ke
sisi menyerupai bentuk S, dapat dilihat ketika kelengkungannya semakin
parah dan juga mengakibatkan ketidaknyamanan. Jika kelengkungannya
sudah menjadi sangat parah akhirnya dapat menganggu fungsi pernafasan
dan jantung. Juga dapat merusak persendian tulang belakang serta rasa
sakit di masa tua.
Kebanyakan pasien dengan skoliosis diobati tanpa melalui tindakan
operasi, walaupun terkadang operasi dibutuhkan. Pengobatan skoliosis
lebih efektif bila penyebab diketahui lebih dini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang
membentuk punggung yang mudah digerakkan. terdapat 33 tulang punggung pada
manusia, 5 di antaranya bergabung membentuk bagian sacral, dan 4 tulang
membentuk tulang ekor (coccyx).

Tiga bagian di atasnya terdiri dari 24 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang
cervical (leher), 12 tulang thorax (thoraks atau dada) dan, 5 tulang lumbal.
Banyaknya tulang belakang dapat saja terjadi ketidaknormalan. Bagian terjarang
terjadi ketidaknormalan adalah bagian leher.

1. Struktur umum
Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang

terdiri dari badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri
dari arcus vertebrae. Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan
dua lamina, serta didukung oleh penonjolan atau procesus yakni procesus
articularis, procesus transversus, dan procesus spinosus. Procesus

tersebut

membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika tulang punggung


disusun, foramen ini akan membentuk saluran sebagai tempat sumsum tulang
belakang atau medulla spinalis. Di antara dua tulang punggung dapat ditemui celah
yang disebut foramen intervertebrale.

2. T
u
l
a
n
g

punggung cervical
Secara umum

memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau

procesus spinosus (bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek,
kecuali tulang ke-2 dan 7 yang procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai
dengan urutannya dari C1-C7 (C dari cervical), namun beberapa memiliki sebutan
khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.

3. Tulang punggung thorax


Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa
gerakan memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung
dorsal' dalam konteks manusia. Bagian ini diberi nomor T1 hingga T12.

4. Tulang punggung lumbal


Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian paling tegap konstruksinya dan
menanggung beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini memungkinkan gerakan
fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang kecil.

5. Tulang punggung sacral


Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak
memiliki celah atau diskus intervertebralis satu sama lainnya.

6. Tulang punggung coccygeal


Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa
celah. Beberapa hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak,
maka dari itu disebut tulang punggung kaudal (kaudal berarti ekor).

2.2 Definisi Skoliosis


Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang dimana
terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau kanan. Kelainan
skoliosis ini sepintas terlihat sangat sederhana. Namun apabila diamati lebih jauh
sesungguhnya terjadi perubahan yang luar biasa pada tulang belakang akibat
perubahan bentuk tulang belakang secara tiga dimensi, yaitu perubahan struktur
penyokong tulang belakang seperti jaringan lunak sekitarnya dan struktur lainnya.
Skoliosis ini biasanya membentuk kurva C atau kurva S. Sebanyak 7585% kasus skoliosis merupakan idiophatik , yaitu kelainan yang tidak diketahui
penyebabnya. Sedangkan 15-25% kasus skoliosis lainnya merupakan efek
samping yang diakibatkan karena menderita kelainan tertentu, seperti distrofi
4

otot , sindrom Marfan , sindrom Down , dan penyakit lainnya. Berbagai


kelainan tersebut menyebabkan otot atau saraf di sekitar tulang belakang tidak
berfungsi sempurna dan menyebabkan bentuk tulang

belakang menjadi

melengkung.

2.3 Etiologi
a. Etiologi Scoliosis Struktural :
Idiophatic

: sekitar 75-85 %. Onset umumnya adolescent.

Lebih banyak pada wanita. Secara teori dikaitkan dengan


malformasi tulang selama pertumbuhan, kelemahan otot di satu
sisi, postur abnormal , dan distribusi abnormal muscle spindle otot
paraspinal.
Neuromuscular

15-20

,seperti

myelomeningocele,

neurofibromatosis, Polio, paraplegi traumatik, DMD, dll


Osteopathic

: congenital ( hemivertebra) atau acquired

( rickets, frakture, dll )


b. Etiologi
Scoliosis

Nonstruktural
Spasme otot punggung
Habitual asymmetric posture

2.4 Faktor resiko

Faktor yang dapat menyebabkan masalah skoliosis bertambah buruk ialah:


1. Proses pertumbuhan
5

Semakin bertambah usia seseorang penderita skoliosis semakin meningkat


derajat keparahan penderita.
2. Jenis Kelamin
Skoliosis lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
3. Umur
Semakin muda orang menderita skolisis, kemungkinan untuk
penyakit tersebut menjadi buruk akan lebih besar. Walaupun secara
umumnya ini lebih banyak berlaku pada remaja,anak-anak juga dapat
mengalami masalah ini pada umur empat hingga delapan tahun.
4. Lokasi
Lengkungan pada bagian tengah atau bawah tulang belakang
biasanya jarang bertambah buruk. Masalah skoliosis hanya bertambah
buruk jika ini berlaku pada bagian atas tulang belakang, menyebabkan
badan belakang penderita menonjol keluar dan kelihatan bongkok.
5. Masalah tulang belakang ketika dilahirkan.
Skoliosis pada anak-anak yang dilahirkan dengan penyakit ini ,
berisiko tinggi menjadi buruk dengan cepat. Oleh karena skoliosis tidak
menyebabkan kesakitan, masalah ini jarang diberi perhatian dan rawatan
hingga postur badan berubah.

2.5 Klasifikasi Skoliosis berdasarkan etiologi

Skoliosis dibagi dalam dua jenis yaitu struktural dan non struktural.
1.Skoliosis struktural
Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan
dengan rotasi dari tulang punggung.Komponen penting dari deformitas itu
adalah rotasi vertebra, processus spinosus memutar kearah konkavitas
kurva. Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
a. Skosiliosis Idiopatik. adalah bentuk yang paling umum terjadi dan
diklasifikasikan menjadi 3:
1) Infantile : dari lahir-3 tahun.
2) Anak-anak : 3 tahun 10 tahun
3) Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun ( usia yangpaling umum)
b. Skoliosis Kongenital
Skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih badan
vertebra.
c. Skoliosis Neuromuskuler,

Anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti paralisis


otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung
menyebabkan deformitas.
2. Skoliosis nonstruktural ( Postural )
Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk
semula),dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung.Pada
skoliosis postural,deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi
terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki
yang pendek, atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien
duduk atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.

Ada

tiga

tipe-

tipe utama lain


dari scoliosis :
a.Functional:
Pada

tipe

scoliosis

ini,

spine

adalah

normal,

namun

suatu

lekukan

abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain di dalam


tubuh. Ini dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek daripada
yang lainnya atau oleh kekejangan-kekejangan di punggung.
b. Neuromuscular: Pada tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika
tulang-tulang dari spine terbentuk. Baik tulang-tulang dari spine gagal
untuk membentuk sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu
dari lainnya.

c. Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang


ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis
terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih tua.
d. Lain-Lain :
Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis, termasuk tumortumor spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak yang dapat
terjadi pada spine dan menyebabkan nyeri/sakit. Nyeri menyebabkan
orang-orang

untuk

bersandar

pada

sisi

yang

berlawanan

untuk

mengurangi jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor.Ini dapat


menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.

2.6 Patofisiologi
1. Gejala Scoliosis
Gejala-gejala yang paling umum dari scoliosis adalah suatu lekukan
yang tidak normal dari spine. Seringkali ini adalah suatu perubahan yang
ringan dan mungkin pertama kali diperhatikan oleh seorang teman atau
anggota keluarga.
Scoliosis mungkin menyebabkan kepala nampaknya bergeser dari
tengah atau satu pinggul atau pundak lebih tinggi daripada sisi
berlawanannya. Jika scoliosis adalah lebih parah, ia dapat membuatnya
lebih sulit untuk jantung dan paru-paru untuk bekerja dengan baik. Ini dapat
menyebabkan sesak napas dan nyeri dada.
Pada kebanyakan kasus-kasus, scoliosis adalah tidak menyakitkan,
namun ada tipe-tipe tertentu dari scoliosis yang dapat menyebabkan sakit
punggung.

2. Gejala Awal:

Kedua pundak memiliki perbedaan tinggi (salah satu tulang pundak


lebih menonjol daripada yang lainnya).

Kepala tidak sejajar langsung dengan panggul.

Terlihat dinaikkan/tonjolan pinggul atau punggung (disertai sering


sakit kepala, kram, kesemutan dan gejala lainnya).

Tulang rusuk di ketinggian yang berbeda.

Pinggang yang tidak seimbang.

Sikap berjalannya miring disebabkan pinggulnya tinggi sebelah

Perubahan Penampilan atau texture kulit disepanjang tulang


belakang.

Condongnya seluruh bagian tubuh ke satu sisi.

Sesak Napas

10

3.

Akibat

yang

ditimbulkan:

Deformitas berat terjadi terutama kalau tidak diterapi selama masa


pertumbuhan

11

Memperburuk penampilan secara drastis

Gangguan keseimbangan otot seperti nyeri, gampang lelah,


kelemahan otot

Penyakit sendi degeneratif

Gangguan kapasitas paru-jantung terutama pada scoliosis berat

Memperpendek umur terutama pada scoliosis berat.

2.7 Diagnosa
Derajat Skoliosis
Derajat skoliosis tergantung pada besar sudutnya. Makin besar derajat
skoliosis maka makin besar dampaknya pada kardio pulmonal.
Teknik pengukuran skoliosis

Pengukuran sudut kurva dapat dilakukan dengan metode Cobb


atau Risser-Ferguson

Klasifikasi dari derajat kurva skoliosis


o

Skoliosis ringan

: kurva kurang dari 20

Skoliosis sedang

: kurva 20-40 atau 50. Mulai terjadi

perubahan struktural vertebra dan costa.


o

Skoliosis berat

: lebih dari 40/50. Berkaitan dengan

rotasi vertebra yang lebih besar, sering terjadi nyeri,


penyakit sendi degeneratif, dan pada sudut lebih dari 6070

terjadi

gangguan

fungsi

kardiopulmonal

menurunnya harapan hidup.


Diagnosa skoliosis dibuat berdasarkan :

Anamnesa dan pemeriksaan fisik yang lengkap

12

bahkan

Pemeriksaan tambahan

X-ray standard skoliosis dilakukan dengan berdiri AP, bending


kanan, bending kiri.

Dilakukan pula evaluasi Risser Sign dan kalau perlu Bone age

Pada skoliosis sedang dan berat seringkali perlu dilakukan


pemeriksaan fungsi paru berupa vital capacity dan total lung
capacity

Pada
membungkuk

pemeriksaan
kedepan

fisik

penderita

sehingga

biasanya

pemeriksa

dapat

diminta

untuk

menentukan

kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk


menilai kekuatan, sensasi atau refleks
1.Skoliometer
Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvatura.
Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan
posisi membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan
berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva
dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh
dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks
kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat
kurva. Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang
diperoleh lebih besar dari 5 derajat, hal ini biasanya menunjukkan derajat
kurvatura > 200 pada pengukuran cobbangle pada radiologi sehingga
memerlukan evaluasi yang lanjut.
2.Rontgen tulang belakang

13

Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh


terhadap tulang belakang dan crista iliaca dengan posisi tegak, untuk
menilai derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal
dengan metode Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi
vertebra ; pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang mengarah ke
puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan
bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh
kembali. X-ray standard scoliosis dilakukan dengan berdiri AP, bending
kanan, bending kiri. Dilakukan pula evaluasi Risser Sign dan kalau perlu
Bone Age. Pada scoliosis sedang dan berat seringkali perlu dilakukan
pemeriksaan fungsi paru berupa vital capacity dan total lung capacity .
Cobb Angle diukur dengan menggambar garis tegak lurus dari
batas superior dari vertebra paling atas pada lengkungan dan garis tegak
lurus dari akhir inferior vertebra paling bawah. Perpotongan kedua garis ini
membentuk suatu sudut yang diukur.
Maturitas kerangka dinilai dengan beberapa cara, hal ini penting
karena kurva sering

bertambah selama periode pertumbuhan dan

pematangan kerangka yang cepat. Apofisis iliaka mulai mengalami


penulangan segera setelah pubertas; ossifikasi meluas kemedial dan jika
penulangan krista iliaka selesai, pertambahan skoliosis hanya minimal.
Menentukan maturitas skeletal melalui tanda Risser, dimana ossifikasi pada
apofisis iliaka dimulai dari Spina iliaka anterior superior (SIAS) ke
posteriormedial. Tepi iliaca dibagi ke dalam 4 kuadran dan ditentukan
kedalam grade 0 sampai 5
Derajat Risser adalah sebagai berikut :
Grade 0 : tidak ada ossifikasi
grade 1 : penulangan mencapai 25%
grade 2 : penulangan mencapai 26-50%
grade 3 : penulangan mencapai 51-75%
grade 4 : penulangan mencapai 76%
grade 5 : menunjukkan fusi tulang yang komplit.

14

3.MRI

jika

di

temukan kelainan
saraf

atau

kelainan

pada

rontgen ).
2.8 Tatalaksna

Tujuan
dilakukannya
tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :
1.Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan
2.Mempertahankan fungsi respirasi
3.Mengurangi nyeri dan memperbaiki status neurologis
4.Kosmetik
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai The three O s
adalah:
a.Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu
<25 pada tulang yang masih tumbuh atau <50 pada tulang yang sudah
berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saat
usia 19 tahun.Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang
punggung pada waktu-waktu tertentu.Foto kontrol pertama dilakukan 3
bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan
berikutnya bagi yang derajat <20 >20.

15

b.Orthosis
Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal
dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :

Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar


30-40

Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25

Beberapa tipe braces :


1. TLSO (Thoracic Lumbo Sacral Orthosis)
Disebut dengan Boston brace, dapat juga disebut sebagai ketiak brace.
Brace ini dipasang ke tubuh anak dan dibuat dari plastik. Brace ini
bekerja dengan menerapkan tiga titik kelengkungan utnuk mencegah
perkembangannya. Hal ini dapat dipakai di dalam pakaian dan biasanya
tidak terlihat. TLSO brace biasanya dipakai 23 jam sehari dan dapat
dibawa berenang dan olahraga. Jenis brace ini biasanya untuk kurva di
lumbal atau bagian thoracolumbal tulang belakang.
2. Cervico
Thoraco
Lumbo
Sacral
Orthosis
Disebut
dengan
Milwaukee
brace mirip dengan TLSO tetapi juga mencakup sebuah cincin leher
yang melekat vertikal dengan bagian brace. Tipe brace ini sering untuk
kurva pada bagian tulang belakang.
3. CBC

(Charleston

Bending Braces)

16

Night brace atau brace malam karena dipakai saat tidur. Brace dibentuk
untuk pasien, sementara mereka membungkuk ke samping dan
denggan

demikian

berlaku

lebih

banyak

tekanan

yang

dapat

meningkatkan tindakan korektif penjepit.


CBC sama efektifnya dengan 23 jam sehari dengan menggunakan
Boston brace atau Milwaukee brace.
Alat ini dapat
memberikan

hasil

yang cukup signifikan


jika digunakan secara
teratur 23 jam dalam
sehari hingga 2 tahun
setelah menarche.
Brace dari Milwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas
skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa
pertumbuhan anak berhenti.Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis
kongenital maupun neuromuskular. Jika kelengkungan mencapai 40 atau
lebih, biasanya dilakukan pembedahan
c . Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi
pada skoliosis adalah
1. Terdapat derajat pembengkokan >50 pada orang dewasa
2.Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45 pada
anak yang sedang tumbuh
3.Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
2.9 Komplikasi

17

Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok


dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
1.Kerusakan paru-paru dan jantung
Ini boleh berlaku jika tulang

belakang membengkok melebihi

70. Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan


penderita sukar bernafas dan cepat capai. Justru, jantung juga akan
mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih
mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
2. Sakit tulang belakang
Semua penderita, baik

dewasa atau kanak-kanak, beresiko tinggi

mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat,


penderita

mungkin

belakang

juga

akan

menghidap

mengalami

lebih

masalah

sakit

sendi.Tulang

banyak

masalah

apabila

penderita berumur 50 atau 60 tahun.


3. Masalah image
Biasanya penderita merasa rendah diri, malu dan kurang yakin
untuk berhadapan dengan orang lain krenaa badan mereka tidak
seimbang, tinggi atau berat sebelah.
4. Kemurungan
Ini adalah masalah psikologi yang paling dikhawatirkan pakar pengobatan.
penderita akan lebih mudah mengalami kemurungan dan rasa sedih.

2.10 Prognosa
Prognosis

tergantung

kepada

penyebab,

lokasi

dan

beratnya

kelengkungan. Semakin besar kelengkungan skoliosis, semakin tinggi


resiko terjadinya progresivitas sesudah masa pertumbuhan anak berlalu.

18

Skoliosis ringan yang hanya diatasi dengan brace memiliki prognosis yang
baik dan cenderung tidak menimbulkan masalah jangka panjang selain
kemungkinan timbulnya sakit punggung pada saat usia penderita semakin
bertambah.
Penderita skoliosis

idiopatik yang menjalani pembedahan juga

memiliki prognosis yang baik dan bisa hidup secara aktif dan sehat.
Penderita skoliosis neuromuskuler selalu memiliki penyakit lainnya

yang

serius (misalnya cerebral palsy atau distrofi otot). Karena itu tujuan
dari pembedahan biasanya adalah memungkinkan anak bisa duduk tegak
pada kursi roda. Bayi yang menderita skoliosi kongenital memiliki sejumlah
kelainan bentuk yang mendasarinya, sehingga penanganannyapun tidak
mudah dan perlu beberapa kali pembedahan.

19

BAB III
KESIMPULAN

Skoliosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang


dimana terjadi pembengkokan tulang belakang ke arah samping kiri atau
kanan.
Ada tiga tipe-tipe utama lain dari scoliosis: Neuromuscular: Pada
tipe scoliosis ini, ada suatu persoalan ketika tulang-tulang dari spine
terbentuk.

Baik

tulang-tulang

dari

spine

gagal

untuk

membentuk

sepenuhnya, atau mereka gagal untuk berpisah satu dari lainnya. Tipe
scoliosis ini berkembang pada orang-orang dengan kelainan-kelainan lain
termasuk

kerusakan-kerusakan

kelahiran,

penyakit

otot

(muscular

dystrophy), cerebral palsy, atau penyakit Marfan. Jika lekukan hadir waktu
dilahirkan, ia disebut congenital. Tipe scoliosis ini seringkali adalah jauh
lebih parah dan memerlukan perawatan yang lebih agresif daripada bentukbentuk lain dari scoliosis.
Degenerative: Tidak seperti bentuk-bentuk lain dari scoliosis yang
ditemukan pada anak-anak dan remaja-remaja, degenerative scoliosis
terjadi pada dewasa-dewasa yang lebih tua. Ia disebabkan oleh perubahanperubahan pada spine yang disebabkan oleh arthritis. Pelemahan dari
ligamen-ligamen dan jaringan-jaringan lunak lain yang normal dari spine
digabungkan dengan spur-spur tulang yang abnormal dapat menjurus pada
suatu lekukan dari spine yang abnormal.
Functional: Pada tipe scoliosis ini, spine adalah normal, namun
suatu lekukan abnormal berkembang karena suatu persoalan ditempat lain
didalam tubuh. Ini dapat disebabkan oleh satu kaki adalah lebih pendek
daripada yang lainnya atau oleh kekejangan-kekejangan di punggung.

20

Lain-Lain: Ada penyebab-penyebab potensial lain dari scoliosis,


termasuk tumor-tumor spine seperti osteoid osteoma. Ini adalah tumor jinak
yang dapat terjadi pada spine dan menyebabkan nyeri/sakit. Nyeri
menyebabkan orang-orang untuk bersandar pada sisi yang berlawanan
untuk mengurangi jumlah dari tekanan yang diterapkan pada tumor. Ini
dapat menjurus pada suatu kelainan bentuk spine.
Etiologi dari scoliosis adalah :
1.

Kongenital, biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam

pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu


2.

Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot

atau kelumpuhan akibat penyakit


3.

Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

Penatalaksanaan pada pasien dengan scoliosis : The Three Os


1.

Observasi

2.

Orthosis

3.

Operasi

21

DAFTAR PUSTAKA

1.

www.wikipedia.com

2.

Sabiston, Textbook of surgery 16th edition

3.

A. Goldberg-Surgical Talk-Revision In Surgery,2 nd edition

4.

www.emedicine.com

5.
6.
7.

https://id.scribd.com/doc/83262091/MAKALAH-SKOLIOSIS
http://www.spine-health.com/
https://id.scribd.com/doc/245548253/Skoliosis-radiologi-docx

22

Anda mungkin juga menyukai