Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Bantalan (Bearing)
Bantalan (Bearing) adalah

Elemen Mesin yang digunakan untuk

menumpu poros yang berbeban, sehingga putaran atau gesekan bolak-baliknya


dapat berlangsung secara halus, aman, dan tahan atau memisahkan antara bagian
yang berputar dengan bagian yang diam. Bantalan tersebut dapat memikul beban
radial, aksial dan kombinasi serta harus kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik maka prestasi seluruh system akan menurun atau tidak berkerja secara baik.
Terdapat dua jenis mekanisme yang digunakan bantalan dalam mengatasi gesekan
yaitu mekanisme sliding dan mekanisme rolling. Untuk mekanisme Sliding,
dimana terjadi gerakan relatif antar permukaan, maka penggunaan pelumas
memegang peranan yang sangat penting. Sedangkan mekanisme rolling, dimana
tidak terjadi gerakan relatif antara permukaan yang berkontak, peran pelumas
lebih kecil. [1]

Gambar 2.1

Bantalan
(Bearing)

2.2

Klasifikasi bantalan (Bearing Classification)


Bantalan dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros.


a. Bantalan Luncur (sliding)
Bantalan luncur yang sering disebut sliding bearing atau plain bearing
menggunakan mekanisme sliding, dimana dua permukaan komponen mesin
saling bergerak relatif. Diantara kedua permukaan terdapat pelumas sebagai agen
utama untuk mengurangi gesekan antara kedua permukaan. Bantalan luncur
untuk beban arah radial disebut journal bearing dan untuk beban arah aksial
disebut plain thrust bearing.

Gambar 2.2 Bantalan Luncur [5]


Kelebihan Bantalan Luncur:
1.
2.
3.
4.

Mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.


Konstruksinya sederhana dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah.
Dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir tidak bersuara.
Tidak memerlukan ketelitian tinggi sehingga harganya lebih murah.

Kekurangan Bantalan Luncur:


1. Gesekan besar pada awal putaran.
2. Memerlukan momen awal yang besar.
3. Pelumasannya tidak begitu sederhana.
4. Panas yang timbul dari gesekan besar sehingga memerlukan pendinginan
khusus. [5]
b. Bantalan Gelinding (rolling)
Bantalan gelinding menggunakan elemen rolling untuk mengatasi gesekan
antara dua komponen yang bergerak. Diantara kedua permukaan ditempatkan
elemen gelinding seperti misalnya bola, rol, taper, dll. Kontak gelinding terjadi
antara elemen ini dengan komponen lain yang berarti pada permukaan kontak
tidak ada gerakan relatif.

Gambar 2.3 Bantalan Gelinding [5]


Kelebihan Bantalan Gelinding:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Keausan dan panas yang ditimbulkan berkurang.


Gesekan yang terjadi relatif konstan.
Pemakaian pelumas minimum.
Ukuran lebarnya kecil.
Mudah penggantiannya.
Ukurannya sudah distandarisasikan sehingga mudah mendapatkannya
dimana saja.

Kekurangan Bantalan Gelinding:


1. Untuk beban kejut (getaran karena ketidakseimbangan komponen mesin)
bearing lebih cepat rusak.
2. Lebih sensitive terhadap debu dan kelembaban.
3. Lebih mahal.
2. Atas dasar arah beban terhadap poros.
a. Bantalan Radial
Apabila gaya reaksi atau arah beban jauh lebih banyak mengarah tegak lurus
pada garis sumbu poros.
b. Bantalan Aksial
Arah beban atau gaya reaksi jauh lebih banyak mengarah sepanjang garis
sumbu poros.
c. Bantalan Gelinding Khusus
Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak lurus
sumbu poros.

Gambar 2.4 Bantalan beban radial dan Bantalan beban radial dan aksial [5]
3. Klasifikasi berdasarkan pelumasan
Bantalan tanpa pelumasan terdapat dalam bentuk bantalan plastik, bantalan
yang mengandung minyak dan bantalan pelumas zat padat.
a. Bantalan plastik
Plastik adalah suatu bahan yang mempunyai sifat dapat melumasi sendiri
dengan baik, sifatnya tahan korosi yang memungkinkan bahan-bahan ini
dapat bekerja dengan baik di dalam air.
b. Bantalan yang dilumasi minyak
Contoh khas dari bantalan ini adalah besi cor dan logam sinter yang diserapi
minyak dipakai besi cor yang beroperasi dengan perlakukan panas yang
berulang kali.
c. Bantalan pelumas zat padat
Bantalan pelumas ini dipakai untuk keadaan khusus diluar batas pemakaian
tertentu. Bahan pelumas dapat dipakai sebagai batas dasar, dimana digunakan
pada temperatur tertentu. [2]
2.2.1 Penggolongan dari Bantalan Menurut Arah Gaya
a. Bantalan Radial

> Melintang
> Dukung (untuk gaya radial)

b. Bantalan Aksial

> Memanjang
> Spur . (untuk gaya aksial)

c. Menurut Bahan

d. Menurut Design

e. Menurut Penggunaannya

> Logam putih

> Perunggu

> Logam Sinter

> Logam ringan

> Besi tuang merah

> Bantalan press

> Mata

> Cakram

> Tetap

> Kotak

> Penutup

> Ayun

> Mesin perkakas


> Transmisi
> Kotak roda
> Turbin & motor

f. Pelumasan

> Bantalan Gemuk


> Bantalan Udara
> Bantalan Air
> Bantalan Minyak [5]

2.2.2 Bahan-bahan untuk Bantalan


Pada umumnya bantalan terbuat dari bahan logam yang tahan panas dan
tahan karat. Berikut ini material pembuat bantalan :
1. Logam babit. Babit berbahan dasar timah dan babit berbahan dasar arang
banyak digunakan sebagai bahan bantalan, karena bahan ini paling banyak
memenuhi standar untuk pemakaian secara umum, Babit dianjurkan dengan
tekanan maksimum pada bantalan (wilayah proyek) tidak lebih dari 7 14
N/mm2. Ketika pada pemakaian otomobil, babit pada umumnya digunakan
pada lapisan tipis, dengan ketebalan 0,05 mm sampai 0,15 mm, mengikat atau
memasukan ke kerangka baja. Adapun komposisi logam babit adalah sebagai
berikut :
Babit bahan timah putih : Timah 90% ; Tembaga 4,5% : Antimon 5%
; Arang 0,05%
Babit bahan timah hitam : Arang 84% ; Timah 6% ; antimon 9,5%

2. Perunggu.

; Tembaga 0,5%.
Perunggu (dicampurkan dengan tembaga, timah, dan seng)

umumnya digunakan dalam kondisi mesin menekan bantalan ke dalam


kerangka. Bantalan dalam satu atau dua potong. Perunggu umumnya
digunakan untuk bahan bantalan adalah gun metal dan perunggu fosfor.
Gun metal (Tembaga 88% ; Timah putih 10% ; Seng 2%) digunakan untuk
bantalan tingkat tinggi yang dipengaruhi oleh tekanan tinggi (tidak lebih dari
10 (N/mm2 dari wilayah proyek) dan tekanan tinggi.
Perunggu fosfor (Tembaga 80% ; Timah putih 10% ; Timah hitam 9% ;
Fosfor 1%) digunakan untuk bantalan yang dipengaruhi oleh tekanan yang
sangat tinggi (tidak lebih dari 14 N/mm2 dari wilayah proyek) dan kecepatan.
3. Besi cor. Bantalan berbahan besi cor biasanya digunakan dengan steel journal.
Banyak jenis bantalan yang cukup baik dimana pelumasannya memenuhi
syarat dan tekanannya dibatasi sampai 3.5 N/mm2 dan kecepatan sampai 40
meter per menit.
4. Perak. Perak dan bantalan perak berbahan timah hitam paling banyak
digunakan di mesin pesawat terbang dimana kekuatan lelah merupakan
pertimbangan yang paling penting.
5. Bantalan non-logam. Beberapa bantalan non-logam yang dibuat dari carbongrafit, karet, kayu, dan plastis. Bantalan karbon-grafit adalah pelumas diri,
dimensi lebih stabil dari berbagai kondisi operasi, tidak terpengaruh oleh kimia
dan dapat beroperasi di temperatur yang lebih tinggi daripada bantalan lainnya.
Seperti jenis bantalan yang digunakan dalam pengolahan makanan dan
peralatan lainnya dimana pencemaran oleh oli atau gemuk harus dilarang. Ada
bantalan yang juga digunakan dalam aplikasi dimana kecepatan poros terlalu
rendah untuk menjaga lapisan minyak hidrodinamik.[2]
Bantalan karet lembut digunakan pada air atau pelumas viskositas rendah
lainnya, khususnya dimana pasir atau partikel besar lainnya.
Material bearing memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Tahan terhadap beban statis maupun dinamis.


Koefisien gesek rendah.
Tahan aus.
Tahan karat. [2]

2.2.3 Proses Pemasangan Bantalan

10

Pada saat melakukan pemasangan bantalan atau bearing ada beberapa


proses yang harus dilakukan agar terhindar dari kesalahan pemasangan sehingga
umur bantalan atau bearing menjadi lebih lama. Berikut adalah proses
pemasangan bantalan :
a.

b.
c.

Proses balancing
Pemasangan bearing pada komponen mesin, komponen tersebut pertamatama harus benar-benar balance agar bearing dapat bertahan dengan baik.
Alignment
Pengaturan sumbu poros pada mesin harus benar-benar sejajar.
Proses pemberian beban
Pemberian beban ini harus sesuai dengan jenis bearing yang digunakan

apakah itu beban radial atau beban aksial.


Pengaturan posisi bantalan pada poros.
Clearance bearing.
Metode pemasangan dan peralatan yang digunakan :
a. Pada saat pemasangan bearing pada poros, maka toleransi poros pada

d.
e.

proses pembubutan harus diperhatikan karena hal tersebut mempengaruhi


keadaan bearing.

Tabel 2.1 Koefisien gesek ( )

[5]

11

2.2.4 Pertimbangan dalam Pemilihan Bantalan


Dalam pemilihan bantalan banyak hal yang harus dipertimbangkan agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengunaan bantalan, beberapa pertimbangan dalam
memilih bantalan adalah seperti :
1. Jenis pembebanan yang diterima oleh bantalan (aksial atau radial ).
2. Beban maksimum yang mampu diterima oleh bantalan.
3. Kecocokan antara dimensi poros yang dengan bantalan sekaligus dengan
4.
5.
6.
7.
8.
9.

2.3

keseluruhan sistim yang telah direncanakan.


Keakuratan pada kecepatan tinggi.
Kemampuan terhadap gesekan.
Umur bantalan.
Harga.
Mudah tidaknya dalam pemasangan.
Perawatan. [2]

Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan juga bermakna melakukan tindakan rutin guna menjaga

perangkat (dikenal sebagai pemeliharaan terjadwal) atau mencegah timbulnya


gangguan (pemeliharaan pencegahan). Jadi MRO dapat didefinisikan sebagai,
"semua tindakan yang bertujuan untuk mempertahankan atau memulihkan

12

komponen atau mesin kekeadaan ideal agar dapat menjalankan fungsinya


sesuai kebutuhan perusahaan. Tindakannya mencakup kombinasi dari semua
manajerial teknis, administratif dan tindakan pengawasan yang sesuai.[4]
Secara umum istilah perawatan memiliki arti sebagai berikut: menjaga
(Keep), Mempertahankan (Preserve), dan melindungi (Protect). [4]
Pekerjaan rutin berkelanjutan yang dilakukan untuk menjaga fasilitas
(perencanaan, bangunan, struktur, fasilitas tanah, sistem utilitas, atau properti riil
lainnya) dalam kondisi sedemikian rupa sehingga dapat terus digunakan, dengan
kapasitas asli rancangan dan untuk efisiensi perusahaan sesuai tujuan yang
dimaksudkan. [4]
Berbagai kegiatan, seperti: tes, pengukuran, penggantian, penyesuaian dan
perbaikan yang bertujuan untuk mempertahankan atau mengembalikan fungsi
komponen/unit dalam atau ke sistem tertentu di mana unit dapat melakukan fungsi
yang dibutuhkan perusahaan. [4]
2.4

Tujuan Pemeliharaan
Setiap jenis kegiatan pemeliharaan pasti mempunyai tujuan. Secara umum

tujuan dilakukannya pemeliharaan adalah menjaga kondisi dan atau untuk


memperbaiki mesin agar dapat berfungsi

sesuai tujuan usaha. Kondisi yang

diterima adalah sesuai mesin yang mampu menghasilkan produk sesuai standar,
yaitu memenuhi toleransi bentuk, ukuran dan fungsi. Namun demikian secara
umum tujuan utama pemeliharaan adalah:
1. Menjamin ketersediaan optimum peralatan yang tepat guna memenuhi
rencana kegiatan produksi dan proses produksi dapat memperoleh laba
investasi secara maksimal.
2. Memperpanjang umur produktif suatu mesin pada tempat kerja, bangunan
dan seluruh isinya.
3. Menjamin ketersediaan seluruh peralatan yang diperlukan dalam kondisi
darurat.
4. Menjamin keselamatan semua orang yang berada dan menggunakan semua
sarananya. [4]

13

2.5

Klasifikasi Pemeliharaan
Secara garis besar manajemen pemeliharaan dapat dibagi dalam tiga jenis,

yaitu: improvement, preventive dan corrective (Gambar 2.17).

Gambar 2.5 Struktur Pemeliharaan [4]


2.5.1

Perbaikan Pemeliharaan (Maintenance Improvement)


Manajemen pemeliharaan dari waktu kewaktu harus meningkat untuk

memperbaiki

segala

kekurangan

yang

ada.

Oleh

karenanya

perbaikan

pemeliharaan merupakan upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kebutuhan


pemeliharaan. Kita sering terlibat dalam menjaga pemeliharaan, namun kita lupa
untuk merencanakan dan menghilangkan sumbernya. Oleh karenanya keandalan
rekayasa diharapkan mampu menekan kegagalan sebagai upaya menghapus
kebutuhan perawatan. Kesemuanya ini merupakan pra-tindakan bukan bereaksi. [4]
Sebagai contoh, untuk komponen mesin yang berlokasi di tempat gelap,
kotor, dan sulit dijangkau, maka petugas pelumas mesin tidak melumasi sesering
ia melumasi komponen yang mudah dijangkau. Ini kecenderungan alamiah. Oleh
karena itu perlu dipertimbangkan mengurangi kebutuhan pelumas dengan
menggunakan pelumas permanen, kualitas bantalan life-time. Jika hal tersebut
tidak praktis, setidaknya pesawat bertangki otomatis bisa diterapkan. [4]

14

2.5.2 Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)


Perawatan preventif adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk
pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi,
perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin
selama beroperasi terhindar dari kerusakan. [3]
Prioritas utama untuk semua program pemeliharaan preventif adalah
pedoman penjadwalan. Semua manajemen pemeliharaan program preventif
mengasumsikan bahwa mesin dalam jangka waktu tertentu produktifitasnya akan
menurun sesuai klasifikasinya. Program preventif dapat dibagi 3 (tiga) macam:
a.

Time driven: program pemeliharaan terjadwal, yaitu dimana komponen


diganti berdasarkan waktu atau jarak tempuh pemakaian. Sistem ini
banyak digunakan perusahaan yang menggunakan mesin dengan
komponen yang tidak terlalu mahal.

b.

Predictive: pengukuran untuk mendeteksi timbulnya degradasi sistem


(turunnya fungsi), sehingga diperlukan mencari penyebab gangguan untuk
dihilangkan atau dikontrol sebelum segala sesuatunya membawa dampak
penurunan fungsi komponen secara signifikan.

c.

Proactive: perbaikan mesin didasarkan hasil studi kelayakan mesin. Sistem


ini banyak diaplikasikan pada industri yang menggunakan mesin-mesin
dengan komponen yang berharga mahal. [4]

2.5.3 Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)


Sistem ini dilakukan ketika sistem produksi berhenti berfungsi atau tidak
sesuai dengan kondisi operasi yang diharapkan. Pada umumnya berhentinya
sistem diakibatkan kerusakan komponen yang telah atau sedang dalam proses
kerusakan. Kerusakan yang terjadi umumnya akibat tidak dilakukannya kegiatan
preventive maintenance maupun telah dilakukannya kegiatan preventive
maintenance tetapi kerusakan dalam batas dan kurun waktu tertentu tetap rusak.

15

Kegiatan corrective maintenance biasa disebut pula sebagai breakdown


maintenance, namun demikian kegiatannnya dapat terdiri dari perbaikan, restorasi
atau penggantian komponen. Pemeliharaan korektif berbeda dari pemeliharaan.
Pada sistem ini tidak dilakukan pemeliharaan secara berkala dan tidak terjadwal.
Kebijakan untuk melakukan corrective maintenance saja tanpa adanya kegiatan
preventive maintenance, dapat menimbulkan hambatan proses produksi atau
membuat macet jalannya proses produksi. [4]
Kebijakan yang mungkin tepat akan tindakan corrective maintenance
adalah atas dasar pertimbangan emergency akibat kerusakan-kerusakan yang tidak
terduga atas aset atau peralatan. Kondisi inilah yang menuntut adanya tindakan
reaktif (reactive maintenance), karena tidaklah mungkin menduga dan menjadwal
datangnya kerusakan. Namun manakala kerusakan datang pada saat proses
produksi

berlangsung, maka

akibat

yang

ditimbulkan akibat hanya

dilakukannya corrective maintenance adalah kerusakan yang parah/hebat dari


dibandingkan preventive maintenance. [4]

Anda mungkin juga menyukai