Anda di halaman 1dari 11

Menganalisis Novel

Negeri Lima Menara


SINOPSIS
Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang anak bernama Alif Fikhri,
anak desa yang ditinggal di Bayur , kampung kecil di dekat Danau Maninjau
Padang, Sumatera Barat. Alif dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi B.J
Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP Alif sudah berencana melanjutkan
sekolah Ke SMA (Sekolah Menengah Pertama) di Bukittinggi yang akan
memuluskan langkahnya untuk ke Perguruan Tinggi. Namun amaknya yang berarti
(ibunya dalam bahasa Minang tidak setuju dengan keinginan Alif untuk masuk
SMA,ibunya ingin Alif sekolah yang masih berkaitan dengan agama seperti MAN
ataupun pesantren. Karena alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua
khususnya ibu, alif pun menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok
pesantren Di Jawa Timur, Bernama Pondok Pesantren Madani. Atas saran dari
mak etek Gindo (pamannya) di Kairo.Walaupun awalnya amak berat dengan
keputusan Alif yang memilih pondok Pesanten di Jawa bukan yang ada di dekat
rumah mereka dengan pertimbangan amak takut tidak terbiasa dengan kehidupan
di sana, karena amak tahu tidak pernah pergi jauh dari rumah, namun akhirnya
ibunya merestuikeinginan Alif.Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan di
pondok Pesantren Madani, karena dia harus merelakan cita-citanya yang ingin
kuliah di ITB harus pupus dan hanya bisa menjadi ustad di kampungnya. Namun
kalimat Bahasa Arab yang didengar Alif dihari pertama di PM (pondok madani )
mampu mengubah pandangan alif tentang melanjutkan pendidikan di Pesantren
sama baiknya dengan sekolah umum. " mantera" sakti yang diberikan kiai Rais
(pimpinan pondok ) Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh pasti
berhasil. Dan Alif pun mulai menjalani hari-hari dipondok dengan Ikhlas dan
bersungguh-sungguh.
Di PM Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya,
Dulmajid dari Madura, Atang dari Bandung dan si jenius Baso dari Gowa,
Sulawesi. Ternyata kehidupan di PM tidak semudah dan sesantai menjalani
sekolah biasa. Hari-hari Alif dipenuhi kegiatan hapalan Al-Qur'an, belajar siangmalam, harus belajar berbicara bahasa Arab dan Inggris di 6 Bulan pertama.
Karena PM melarang keras murid-muridnya berbahasa Indonesia, PM mewajibkan
semua murid berbahasa Arab dan Inggris. Belum lagi peraturan ketat yang
diterapkan PM pada murid yang apabila melakukan sedikit saja kesalahan dan
tidak taat peraturan yang berakhir pada hukuman yang tidak dapat dibayangkan
sebelumnya. Tahun-tahun pertama Alif dan ke 5 temannya begitu berat karena
harus menyesuaikan diri dengan peraturan di PM.Hal yang paling berat dijalani di

PM adalah pada saat ujian, semua murid belajar 24 jam nonstop dan hanya
beberapa menit tidur. Mereka benar-benar harus mempersiapkan mental dan
fisik yang prima demi menjalani ujian lisan dan tulisan yang biasanya berjalan
selama 15 hari. Namun disela rutinitas di PM yang super padat dan ketat. Alif
dan ke 5 selalu menyempatkan diri untuk berkumpul dibawah menara mesjid ,
sambil menatap awan dan memikirkan cita-cita mereka kedepan. Di tahun kedua
dan seterusnya kehidupan Alif dan rekan-rekannya lebih berwarna dan penuh
pengalaman menarik. Di PM semua teman, guru, satpam, bahkan kakak kelas
adalah keluarga yang harus saling tolong menolong dan membantu. Semua terasa
begitu kompak dan bersahabat, sampai pada suatu hari yang tak terduga, Baso ,
teman alif yang paling pintar dan paling rajin memutuskan keluar dari PM karena
permasalahan ekonomi dan keluarga.Kepergian Baso, membangkitkan semangat
Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said untuk menamatkan PM dan menjadi orang
sukses yang mampu mewujudkan cita-cita mereka menginjakkan kaki di benua
Eropa dan Amerika.
Novel ini benar-benar memberikan inspirasi bagi siapa saja yang ingin sukses dan
berhasil, bahwa dimana ada usaha disitu ada jalan. Dan ikhlaslah dalam menjalani
apapun yang ada dikehidupan kita, niscaya usaha dan keikhlasan hati akan diridhoi
Tuhan Yang Maha Esa. Buku ini juga mengajarkan kita untuk : jangan pernah
meremehkan impian, walau setinggi apapun,Tuhan sungguh Maha Mendengar.

1.Tema
Setelah membaca novel Negeri Lima Menara tema yang diangkat atau di kedepankan
dalam novel ini yaitu tentang perjuangan enam anak di pesantren dengan latar belakang
sosial dan budaya yang berbeda-beda untuk mencapai kesuksesan.

2.Alur
Alur dari Novel Negeri 5 Menara adalah alur maju-mundur. Dimana cerita adalah kilas
balik ingatan tokoh utama akan masa silam ketika menimbah ilmu di Pondok Madani
hingga membuahkan hasil yang menyenangkan dimasa kini.

1.Awal Cerita:
Iseng saja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan
ujung telunjuk kananku. Tidak jauh, tampak The Capitol, gedung parlemen
Amerika Serikat yang anggun putih gading, bergaya klasik dengan tonggaktonggak besar. Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbangun jauh ke masa lalu.
Masa yang sangat kuat terpatri dalam hatiku.( hal.1 )
Aku tegak di atas aula madrasah negeri setingkat SMP. Sambil mengguncang-

guncang telapak tanganku, Pak Sikumbang, Kepala Sekolahku memberi selamat


karena ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi di Kabupaten Agam.(hal. 5)

2.Konflik:
Konflik 1
amak ingin anak laki-lakiku menadi seorang pemimpin agama yang hebat dengan
pengetahuan yang luas.jadi amak minta dengat sangat waang,tidak masuk SMA .Bukan
karena uang tapi supaya ada bibit unggul yg masuk Madrasah Aliyah.(hal. 8)
Konflik 2
Qif ya akhi berhenti semua!.Suara keras mengguntur membuat kami terpaku
kaget. Rasanya darah surut dari wajah ku.Kami melihat laki-laki muda,berjas
hitam,bekopiah,sebuah sajadah merah tersampir di bahu kirinya.
Apa salah kalian!?,Kalian sekarang di madani,tidak ada istilah terlambat
sedikit.1 menit atau 1 jam, terlambat adalah terlambat .Ini pelanggaran.(hal. 66)
Konflik 3
Afwan ya akhi,Maafkan, tadi aku kesal. Aku pusing karena benar-benar sedang
muflis,bangkrut,gak punya uang.Sudah dua bulan aku tidak bayar uang
makan.(hal. 359)
Konflik 4
Tapi bukan uang yang aku risaukan .Tanpa uang pun tidak apa, katanya dengan
nada keras.Harga dirinya selalu tinggi kalau masalah pinjam meminjam.Dia selalu
percaya tangan di atas selalu yang terbaik.Walau,sesusah apa pun,tidak sekali pun
dia mau meminjam.(hal.359)

3.Klimaks:

Dua hari kemudian , kami sahibul menara, berdiri di kaki menara, bukan untuk

bersenda g urau dan membagi mimpi kami.Tapi untuk mebebaskan sebuah mimpi
dari kawan kami.Baso dengan keputusan besarnya:Merawat neneknya yang sakit
dan mengikuti mimpinya menjadi seorang hafiz.
Duka tampak menggayut di wajah baso ketika melayangkan pandangan ke
sekeliling PM.Baso tidak mau terlihat cengeng.Kami semua merasakan perpisahan
yang berat.(hal. 367)

4.Anti Klimaks:
Atang dan Dul memasang wajah melongo.Kenapa harus sekarang? Tidak sampai
setahun lagi kita lulus.Bertahan sedikit lagilah.Aku sudah membuat
keputusan.Bahkan aku sudah sholat istikharah untuk meminta keputusan terbaik
dari Allah.(hal. 366)

5.Ending:

Gigiku gemeletuk. London yang berangin terasa lebih menggigil dari Washington
DC. Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung
tinggi. Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan
menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian kepelukan kami masingmasing.Kun fayakun,Maka semulah awan impian,Kini hidup nyata kami berenam
telah berada di lima negara yang berbeda.Di lima negara impian kami.Jangan
pernah remehkan impian,walau setinggi apapun,Tuhan sungguh maha pendengar.
( hal. 405 )

3.Tokoh dan Penokohan


A.

Alif (tokoh utama) dalam novel ini, Alif digambarkan sebagai sosok generasi muda
yang penuh motivasi, bakat, semangat untuk maju dan tidak kenal
menyerah,pintar,dan pembimbang/ragu-ragu.
Bukti: Aku tegak di atas panggung aula madrasah negeri setingkat SMP. Sambil
mengguncangkan telapak tanganku, Pak Sikumbang, Kepala sekolahku memberi
selamat karena nilai ujianku termasuk sekolah yang tertinggi di Kabupaten Agam.

B.

Baso Salahuddin dalam novel ini, Baso adalah anak yang paling rajin , pendiam, dan
pemalu.
Bukti: -rajin : Baso adalah anak paling rajin di antara kami dan bersegera kalau
disuruh ke mesjid
-Pendiam:Selama ini memang Baso
lah kawan kami yang paling pendiam, pemalu dan
tertutup.
-Pemalu:Selama ini memang Baso lah kawan
kami yang paling pendiam, pemalu dan tertutup.

C.

Raja Lubis dalam novel ini, Raja adalah anak yang Pintar dan punya kemauan yang
kuat.
Bukti: -Pintar: Dia paling lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan guru Bahasa
Inggris.
-Punya Kemauan yang kuat: Dia paling lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan
guru Bahasa Inggris.

D.

Said dalam novel ini, Said adalah anak yang palin dewasa.
Bukti: Tidak salah dia yang paling dewasa di antara kami. Karena itu kami secara
aklamasi memilihnya menjadi ketua kelas. Selama setahun ke depan, dia selalu
menjawab keluh kesah kami dengan senyum dan cerita yang mengorbankan
semangat.

E.

Dulmajid dalam novel ini. Dulmajid adalah anak yang Jujur dan setia kawan.
Bukti: -Jujur: Di kemudian hari, aku menyadari dia orang yang paling jujur, tapi
juga orang yang paling stia kawan yang aku kenal-Setia kawan: Di kemudian hari,
aku menyadari dia orang yang paling jujur, tapi juga orang yang paling stia kawan
yang aku kenal

F.

Atang dalam novel ini , Atang adalah anak yang baik.


Bukti: Kami bertiga hanyut dalam pikiran masing-masing. Dalam hati, aku
sebetulya bersorak dengan tawaran Atang. Berlibur ke bandung kayaknya
menyenangkan.

G.

Kiai Rais dalam novel ini , Kiai Rais adalah pemimpin pondok pesantren yang
Berahaja dan Berwibawa.
Bukti: Penampilan laki-laki ini bersahaja, tapi aura wibawa yang membuat dia
terlihat lebih besar dari fisiknya, Aku mencolek raja yang duduk disebelah kiriku.
Ustad Salman dalam novel ini , Ustad Salman adalah Pengajar di Pondok
Pesantren Madani yang baik , Enerjik dan motivator.

H.

Bukti: -Baik: Belajar malam dibimbing wali kelas di kelas. Kami bebas membaca
buku pelajaran apa saja
- Enerjik dan motivator: Masing-masing dikomandoi seorang kondaktur yang
enerhik dan menyalakkan man jadda wajada.

4. Latar
A.

Waktu
Sekitar tahun 1980
Bukti : Yang punya tangan adalah presiden Soeharto yang datang meresmikan
PLTA Maninjau tahun 1983.

B.

Tempat :
A. Maninjau, Sumatra Barat
Bukti :Jalan mendaki dengan 44 kelok patah. Kawasan Danau Maninjau
menyerupai kuali raksasa, dan sekarang memanjat pinggir kuali untuk keluar.
B. Pondok Madani
Bukti :Terima kasih atas kepercayaannya, semoga kalian betah. Mulai sekarang
kalian semua adalah bagian dari keluarga besar Pondok Madani.
C. Ponorogo
Bukti :untuk menuju Ponorogo yang berjarak sekitar 20 kilometer, kami hanya
menyewa sepeda ontel dari rumah penduduk.

C.

Suasana:
A.
Mengharukan
Bukti : Kami mendekat dan merangkul bahunya. Dalam hati aku berjanji akan
membantunya sekuat mungkin. Baso mengganguk0angguk nerterima kasih sambil
meniup-niup hidungnya yang tersumbat karena duka.

B.
Menegangkan
Bukti:Harapan yang terlalu indah. Tiba-tiba .....wusss...Sebuah bayangan hitam
berkelibat kencang dan berhenti mendadak di depan kami yang sedang ngosngosan. Jejak sepedanya membentuk setengah lingkaran menghalangi jalan kami.
Qif...Akhi... BERHENTI SEMUA suara keras mengguntur membuat kami
terpaku kaget. Rasanya darah surut dari wajahku. Gerimis semakin rapat. Langit
senja semakin kelam.
C.
Menyenangkan
Bukti:Kini, untuk satu minggu, kami akan bebas menggunakan waktu yang selama
ini begitu mahal. Tidak ada belajar, yang ada hanya rileks, bersantai, olah raga,
membaca, jalan-jalan dan tidur.

5. Sudut Pandang
Dalam novel ini penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Hal ini
dikarenakan tokoh utama selalu menyebut dirinya dengan kata aku.
Bukti: Aku baca suratnya sekali lagi. Senang membaca surat dari kawan
lama. Tapi aku juga iri.
Rencana masuk SMA-nya juga rencanaku dulu.
Aku menghela napas dan menatap kosong kepuncak pohon kelapa. Aku tidak boleh
terlambat lagi. Aku kapok jadi jasus. Aku jera menjadi drakula. ( hal. 102-103).

6. Gaya Bahasa
a. Personifikasi
Bukti :
-walau angin mencucuk tulang
- Jariku menari ligat di keyboard
-Wajah beliau meradang
-Mukakum merah dan mata terasa panas
-Semakin jauh bus berlari, semakin gelisah hatiku
-Matanya tidak lepas menusuk kami
b. Simile (perumpamaan)
Bukti :
-jantungku seperti di tabuh cepat
-Kami tersengat menikmatinya seperti sumbu kecil terpercik api, mulai
terbakar,membesar dan terang
-Semua orang mengobrol seperti dengungan ribuan tawon tranmigrasi
-Badannya dibungkus kaos dan celana training bergaris kuning sepeti
punya Brucee Lee
-Sebuah lampu yang redup terang seperti kunang-kunang raksasa
tergantung di sebuah tiang bambu disebelah meja.
c. Metafora
Bukti :
- Awan putih ini semakin berarak-arak ke ufuk yang lembayung

-Matahari telah tergelincir di ufuk dan gerimis merebak ketika kami


menggotong lemari masing-masing melintasi lapangan besar menuju
asrama kami.
d.

Hiperbola
Bukti : Matanya berbinar-binar dan tersenyum kepada lautan muridmurid.

7. Amanat
Adapun amanat dalam novel ini adalah sebuah perenungan yang diberikan penulis
bagi pembaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat bagi diri,
keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.
Bukti: Jangan pernah remehkan impian walau setinggi apapun. Tuhan sungguh
Maha Mendengar.
Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
( hal.405 ).

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK


NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA A. FUADI
Oleh : Wahyu Pradana

A.
1.

2.
a)

b)

kelas : XI-IPS
Unsur-Unsur Intrinsik
Tema
Tema Novel Negeri 5 Menara adalah Pendidikan, hal ini dapat kita lihat sendiri dari lembaran-lembaran
novel ini yang menceritakan bagaimana tokoh-tokoh utama di dalamnya mengenyam pendidikan di dunia
pesantren, apalagi dalam novel ini dibuka dengan kata mutiara dari Imam Syafi'i yang berhubungan
dengan penuntutan ilmu : (Negeri 5 Menara, sebelum hal.1/xii)
Penokohan
Tokoh-tokoh dan watak dalam novel Negeri 5 Menara, yaitu:
Amak
Seorang wanita separuh baya yang ramah : [Mukanya selalu mengibarkan senyum ke siapa saja (Negeri
5 Menara, hal.6)]
Rela Berkorban : [Amak terpaksa menjadi guru sukarela yang hanya dibayar dengan beras selama 7
tahun (Negeri 5 Menara, hal.6)]
Peduli akan nasib umat Islam : [Bagaimana nasib umat Islam nanti? (Negeri 5 Menara, hal.7)]
Seorang ibu yang konsisten terhadap keputusannya : [Pokoknya Amak tidak rela waang masuk SMA!
(Negeri 5 Menara, hal.9)]
Adil : [Keadilan harus dimulai dari diri sendiri, bahkan dari anak sendiri. Aturannya adalah siapa yang
tidak mau menyanyi dapat angka merah (Negeri 5 Menara, hal.139)]
Ayah
Seorang pria separuh baya yang membela kebenaran : [Mungkin naluri kebapakannya tersengat untuk
membela anak dan sekaligus membela dirinya sendiri (Negeri 5 Menara, hal. 20)]


d)

e)

f)

g)

h)

i)

j)

k)

Dapat dipercaya : [Amanat dari jamaah surau kami untuk membeli seekor sapi untuk kurban idul adha
minggu depan telah ditunaikan Ayah (Negeri 5 Menara, hal.91)]
Alif
Seorang lelaki yang penurut : [Selama ini aku anak penurut (Negeri 5 Menara, hal.11)]
Ragu-ragu : [Bahkan sesungguhnya aku sendiri belum yakin betul dengan keputusan ini (Negeri 5
Menara, hal.18)]
Teliti : [Sejenak, aku cek lagi kalau semuanya telah rapi dan licin, tidak ada gombak dan kusut (Negeri
5 Menara, Hal. 84)]
Dulmajid
Seorang lelaki yang Mandiri : [Tentu saja saya datang sendiri, (Negeri 5 Menara, hal.27)]
Semangat : [Animo belajarnya memang maut (Negeri 5 Menara, hal.46)]
Jujur, tegas serta setia kawan : [Aku menyadari dia orang paling jujur, paling keras, tapi juga
paling setia kawan yang aku kenal. (Negeri 5 Menara, hal.46)]
Raja
Seorang lelaki yang Percaya diri : [Raja Lubis yang duduk di meja paling depan maju (Negeri 5
Menara, hal.44)]
Ekspresif : [Tampak mengayun-ayunkan tinjunya diudara sambil berteriak Allahu Akbar! (Negeri 5
Menara, hal.108)]
Pantang menyerah : [Jangan. Kita coba dulu. Aku saja yang maju duluan, (Negeri 5 Menara,
hal.124)]
Atang
Menepati Janji : [Sesuai Janji, Atang yang membayari ongkos (Negeri 5 Menara, hal.221)]
Baik : [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang baik dan tersebar dibeberapa kota
seperti Atang dan Said. (Negeri 5 Menara, hal.226)]
Said
Seorang lelaki yang memberi motivasi : [senyum dan cerita yang mengobarkan semangat (Negeri 5
menara, hal.45)]
Berfikir dewasa : [Perawakan yang seperti orang tua dan cara berpikirnya yang dewasa membuat kami
menerimanya sebagai yang terdepan (Negeri 5 menara, hal.156)]
Seorang lelaki yang mengambil kebaikan dari suatu kejadian : [Aku sendiri mengagumi caranya melihat
segala sesuatu dengan positif (Negeri 5 Menara, hal.156)]
Baik : [Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang baik dan tersebar dibeberapa kota
seperti Atang dan Said. (Negeri 5 Menara, hal.226)]
Baso
Seorang lelaki yang Disiplin : [Dia begitu disiplin menyediakan waktu untuk membaca buku favoritnya
(Negeri 5 Menara, hal.92)]
Rajin : [Baso anak paling rajin diantara kami (Negeri 5 Menara, hal.92)]
Sunguh-sungguh : [Hampir setiap waktu kami melihat Baso membaca buku pelajaran dan Al-Quran
dengan sungguh-sungguh (Negeri 5 Menara, hal.357)]
Pendiam, Pemalu serta Tertutup : [Selama ini memang Baso lah kawan kami yang paling Pendiam,
Pemalu dan tertutup (Negeri 5 Menara, hal.359)]
Ustad Salman
Seorang lelaki yang Kreatif : [Itulah gaya unik Ustad Salman, selalu mencari jalan kreatif untuk terus
memantik api potensi dan semangat kami (Negeri 5 Menara, hal.106)]
Kiai Rais
Seorang lelaki separuh baya yang menjadi contoh di PM : [yang menjadi panutan kita dan semua
orang selama di PM ini (Negeri 5 Menara, hal.49)]


l)

m)

Berbakat : [Kiai Rais adalah sosok yang bisa menjelma menjadi apa saja (Negeri 5 Menara, hal. 165)]
Tyson
Seorang lelaki yang Tegas : [Terlambat adalah terlamabat. Ini pelanggaran (Negeri 5 Menara, hal.66)]
Ustad Torik
Seorang lelaki yang Tegas : [Kalian sudah tahu aturan adalah aturan. Semua yang ikut ke Surabaya saya
tunggu di kantor. SEKARANG JUGA. (Negeri 5 Menara, hal.351)]
3. Latar
a) Latar tempat

Kantor Alif (Washington DC)


[Dari balik kerai tipis di lantai empat ini.. (Negeri 5 Menara, hal.1)]

Rumah Alif (Maninjau, Bukittinggi)


[Sampai sekarang kami masih tinggal di rumah kontrakan beratap seng dengan dinding dan
lantai kayu (Negeri 5 Menara, hal.7)]

Trafalgar Square (London)


[Tidak lama kemudian aku sampai di Trafalgar Square, sebuah lapangan beton yang amat luas. (Negeri5
Menara, hal.400)]

Pondok Madani
[Tidak terasa, hampir satu jam kami berkeliling PM. (Negeri 5 Menara, hal.35)]

Rumah Atang (Bandung)


[Kaca depan rumahnya menempel sebuah stiker hijau dengan gambar matahari di tengahnya (Negeri 5
Menara, hal.218)]

Rumah Said (Surabaya)


[...Mengajak kami keliling ke berbagai objek wisata di sekitar Surabaya... (Negeri 5 Menara, hal.226)]
Apartemen Raja (London)
[Malam itu kami menginap di apartemen Raja di dekat Stadion Wembley... (Negeri 5 Menara, hal.402)]
b) Latar waktu

Dini hari
[Dalam perjalananku dari Padang ke Jawa Timur, aku sempat sekilas melewati Jakarta jam tiga dini hari.
(Negeri 5 Menara, hal.47)]

Pagi hari
[Sejak dari pagi buta suasana PM sudah heboh. (Negeri 5 Menara, hal.214)]

Sore hari
[Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam keadaan kepayahan ini. (Negeri 5
Menara, hal.66)]

Malam hari
[Malam ini adalah salah satu dari malam-malam inspiratif yang digubah oleh Ustad Salman. (Negeri 5
Menara, hal.108)]
c) Latar Suasana

Sepi
[Diam sejenak. Sebuah pesan baru muncul lagi (Negeri 5 Menara, hal.3)]

Emosi
[Sebelum mereka menyahut, aku telah membanting pintu dan menguncinya (Negeri 5 Menara,
hal.10)]
Takut
[Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini padaku (negeri 5
Menara, hal.66)]

Gugup

[Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata Ustad Torik yang bikin
ngilu. (Negeri 5 Menara, hal.126)]
Bahagia
[Dengan penuh kemenangan kami keluar dari gerbang PM (Negeri 5 Menara, hal.127)]
Sedih
[Di ujung kelopak matanya aku menangkap kilau air yang siap luruh. Suaranya kini
bergetar (Negeri 5 Menara, hal.360)]
4. Alur
Alur yang ada dalam novel Negeri 5 Menara, yaitu alur maju-mundur. Hal ini dibuktikan oleh
beberapa tahapan sebagai berikut:

Pengenalan / Awal cerita


Awal cerita dalam novel ini dibuka oleh Alif yang telah tinggal di Washington DC, Amerika Serikat
dengan pekerjaannya sebagai Wartawan VOA, lalu setelah itu ia kembali mengingat masa lalunya saat
konflik dimulai ["Aku tersenyum. Pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat
terpatri dalam hatiku" (Negeri 5 Menara, hal. 4)]

Timbulnya konflik / Titik awal pertikaian


Awal Pertikaian dimulai saat Amak menyuruh Alif untuk tidak melanjutkan sekolahnya ke SMA tetapi ke
Pesantren dan Alif menolak permintaan Amak pada saat baru diberitahukan. Tetapi akhirnya, Alif pun
bersedia bersekolah di pesantren yang terletak di luar pulau Sumatera walaupun hanya setengah hati :
[Jadi Amak minta dengan sangat waang tidak masuk SMA. Bukan karena uang tapi supaya ada bibit
unggul yang masuk madrasah aliyah. (Negeri 5 Menara, hal.8)]

Puncak konflik / Titik puncak cerita


Titik puncak cerita dimulai saat Alif sudah naik kelas 6 di Pondok Madani (PM) dan menjadi puncak rantai
makanan alias kelas tertinggi di Pondok Madani : [Seketika rasa ini melempar ingatanku kembali ke PM,
ketika kami naik kelas enam, kelas pemuncak di PM. (Negeri 5 Menara, hal.288)]

Antiklimaks
Antiklimaks dalam novel ini dimulai pada saat Alif serta santri PM lainnya akan mengadakan ujian akhir
yang dilaksanakan oleh siswa tahun terakhir PM. [Inilah ujian yang paling berat yang paling berat yang
anak-anak temui di PM (Negeri 5 Menara, hal.378)]

Penyelesaian masalah
Pada akhirnya, setelah alif menyelesaikan ujian pamungkas di PM serta lulus dari PM, cerita berbalik ke
Alif yang telah sampai di London untuk bertemu dengan Atang dan Raja yang merupakan anggota Sahibul
Menara : (Negeri 5 Menara, hal.400)
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel tersebut, yaitu sudut pandang orang pertama
tunggal dengan Aku sebagai tokoh utama. Hal ini dibuktikan oleh pengarang yang selalu menyebut
tokoh utama dengan kata Aku saat di narasi, di mana seakan-akan pengarang adalah si tokoh utama :
[Iseng aja, aku mendekat ke jendela kaca dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku
(Negeri 5 Menara, hal.1)]
6. Gaya Bahasa

Majas Personifikasi
[Hawa dingin segera menjalari wajah dan lengan kananku (Negeri 5 Menara, hal.1)]

Majas hiperbola
[Muka dan kupingku bersemu merah tapi jantungku melonjak-lonjak girang. (Negeri 5 Menara, hal.5)]

Majas Metafora
[Matahari sore menggantung condong ke barat berbentuk piring putih susu (Negeri 5 Menara,
hal.1)]

7. Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara ini adalah bahwa dalam mengejar semua citacita beserta impian, tidak semuanya berjalan sesuai dengan apa yang telah kita rencanakan tapi semuanya
berjalan seiring bagaimana kita menyelesaikan rintangan yang datang menghadang dan untuk
mendapatkan menggapainya juga, kita harus mengorbankan sesuatu.
B. Unsur-Unsur Ekstrinsik
a. Nilai Ketuhanan

Sangat banyak nilai ketuhanan yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara, diantaranya kita
sebagai manusia sama di sisi ALLAH.
b. Nilai Moral

Kebersamaan Sahibul Menara dalam menghadapi segala hal dengan kerja sama dan pantang menyerah
c. Nilai Sosial

Di kehidupan pesantren, kita tidak diajarkan untuk egois, tapi saling membantu satu sama lain,
mengutamakan kesolidaritasan.
d. Nilai Ekonomi

Para pengajar di Pondok Madani tidak meminta untuk dibyar, mereka ikhlas mendidik santri karen
ALLAH SWT, serta santri di Pondok Madani yang banyak kekurangan secara ekonomi tetapi masih bisa
bersekolah di Pondok Madani.
e. Nilai Budaya

Anak laki-laki dan seorang ayah masyarakat Minangkabau tidak pernah berangkulan : [Di
kampungku memang tidak ada budaya berangkulan anak laki-laki dan seorang ayah (Negeri 5
Menara, hal.38)]
f. Nilai Agama

Novel ini menceritakan tentang kehidupan pesantren yang selalu mengajarkan nilai-nilai agama,
mulai dari keikhlasan, bersikap jujur, disiplin dan lain sebagainya : [Bacalah Al-Quran dan hadits
dengan mata hati kalian.... (Negeri 5 Menara, hal.113)]
C. Hasil Temuan
Temuan yang didapatkan dalam Novel Negeri 5 Menara
a. Disini penulis menemukan bahwa, anak-anak yang disekolahkan di pesantren identik dengan
anak-anak yang nakal, kekurangan baik secara ekonomi maupun akademik. [Akibatnya,
madrasah menjadi tempat murid warga kelas dua, sisa-sisa... (Negeri 5 Menara, hal.7)].
b. Hal-hal yang harus kita hadapi dalam kehidupan pesantren yang keras, kita tidak boleh berlehaleha, harus bisa mengatur waktu.

Anda mungkin juga menyukai