Anda di halaman 1dari 32

KONSEP-KONSEP DASAR PENDIDIKAN

Juli 27, 2008 mustafatope Tinggalkan komentar Go to comments


KONSEP DASAR PENDIDIKAN
Sumber: Presentasi Puskur pada Kegiatan Workshop TPK Propinsi
Sulawesi Selatan tahun 2008
1. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau
satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal yang selanjutnya
disebut BAN-PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan
kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jalur pendidikan
nonformal dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
3. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut
BAN-PT adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi
dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
4. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut
BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan
program dan/atau satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah jalur formal dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan.
5. Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disebut BSNP
adalah badan mandiri dan independen yang bertugas
mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi standar
nasional pendidikan;
6. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan
7. Biaya operasi satuan pendidikan adalah bagian dari dana pendidikan
yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi satuan pendidikan

agar dapat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang sesuai standar


nasional pendidikan secara teratur dan berkelanjutan.
8. Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan
berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan.
9. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan
penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan
pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.
10. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang
sesuai dengan tujuan pendidikan.
11. Jaringan Kurikulum merupakan suatu sistem kerja sama antara pusat
dengan daerah, antardaerah, dan antar unsur di daerah dalam
mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik,
kebutuhan, dan perkembangan daerah.
12. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan
tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.
13. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
14. Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan
peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat
mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh
pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan
berkewenangan di sekolah/madrasah.
15. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan
dalam Peraturan Pemerintah ini untuk dijadikan pedoman dalam
penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada
setiap satuan pendidikan.

16. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang


beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta
tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.
17. Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan normanorma yang berlaku.
18. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
19. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.
20. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut LPMP
adalah unit pelaksana teknis Departemen yang berkedudukan di
provinsi dan bertugas untuk membantu Pemerintah Daerah dalam
bentuk supervisi, bimbingan, arahan, saran, dan bantuan teknis
kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
nonformal, dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan
untuk mencapai standar nasional pendidikan;
21. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
22. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
23. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana dan proses pembelajaran pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan


spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
24. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
25. Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi
masyarakat sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk
masyarakat.
26. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah,
dan pendidikan tinggi.
27. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
28. Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya
terpisah dari pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai
sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media
lain.
29. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
30. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan
formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
31. Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah
32. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.

33. Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait
dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau
hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran
tertentu
34. Penilaian kurikulum adalah suatu proses mempertimbangkan kualitas
dan efektivitas program kurikulum
35. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
36. Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.
Penilaian yang reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable
dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai suatu proyek, penilaian
akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu
dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin
penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan penSkorannya
harus jelas.
37. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk
mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi
dan dijabarkan dalam silabus
38. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan
informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
39. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.
40. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.

41. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi
bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran
yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
42. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
43. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
44. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan
besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu
tahun.
45. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan
dalam jabatan.
46. Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
47. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian
hasil belajar peserta didik.
48. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.
49. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat
berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel
kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber

belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran,


termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
50. Sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan
dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga
kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana.
51. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
52. Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau
penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
53. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik .
54. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti
oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab Pemerintah dan
pemerintah daerah.
55. Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan
menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam
menyusun soal sebagai alat penilaian perlu memperhatikan kompetensi
yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak mengandung makna
ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin menilai
kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan.
Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.

Pengenalan
The Vedas, like any other scripture, are eternal inspires. Veda, seperti kitab lainnya, adalah abadi
mengilhami. They inspire us to lead higher lives. Mereka menginspirasi kita untuk menjalani
kehidupan yang lebih tinggi. Even if we were to suppose that they may not create an urge
towards a greater, nobler life, just the fact that their words have come up from the depths of
man's own nature enables them to furnish a channel, a framework, in which idealism can become
operative for the welfare of humanity. Bahkan jika kita menganggap bahwa mereka tidak dapat
menciptakan dorongan menuju kehidupan yang lebih besar, lebih mulia, hanya fakta bahwa katakata mereka telah datang dari kedalaman alam manusia itu sendiri memungkinkan mereka untuk
memberikan saluran, kerangka kerja, di mana idealisme dapat menjadi operatif untuk
kesejahteraan umat manusia. Hence this attempts to interpret various aspects of education based
on the teachings of the Vedas. Oleh karena ini mencoba untuk menafsirkan berbagai aspek
pendidikan berdasarkan ajaran Weda.
Educational Philosophy of the Vedas Filsafat Pendidikan Weda
A teacher should have faith in the inherent potentialities of each and every student, for the Atman
(Self) is lodged in the heart of every creature: Seorang guru harus memiliki iman di dalam
potensi yang melekat pada setiap siswa, untuk Atma (Self) adalah bersarang di hati setiap
makhluk:
At the same time, he should be able to recognize the differences in their capacity of assimilation
owing to diverse backgrounds, as has been aptly pointed out: Pada saat yang sama, ia harus
mampu mengenali perbedaan dalam kapasitas mereka karena asimilasi latar belakang beragam,
seperti yang telah tepat menunjukkan:
'Though all men have the same eye and ears, yet they are unequal in their intellectual capacities.
'2 "Meskipun semua orang memiliki mata dan telinga yang sama, namun mereka tidak sama
dalam kapasitas intelektual mereka. '2
Accordingly, a teacher should be able to act as a resource person for all students by catering to
the students' diverse needs. Oleh karena itu, guru harus mampu bertindak sebagai nara sumber

bagi semua siswa dengan beragam kebutuhan katering untuk siswa. This is possible if the teacher
has love for knowledge. Hal ini mungkin jika guru memiliki cinta untuk pengetahuan. A teacher
should read new books, acquire new dimension of knowledge, become enriched with new ideas.
Seorang guru harus membaca buku-buku baru, memperoleh dimensi baru pengetahuan, menjadi
diperkaya dengan ide-ide baru. And this capacity to acquire knowledge must be combined with
the capacity to communicate knowledge to others. Dan ini kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan harus dikombinasikan dengan kemampuan untuk mengkomunikasikan pengetahuan
kepada orang lain. In the words of the Vedas: Dalam kata-kata Weda:
'Do not forsake learning and teaching.'3 "Jangan meninggalkan belajar dan mengajar. '3
An ideal teacher is supposed to be a friend, philosopher and guide. Seorang guru yang ideal
seharusnya menjadi teman, filsuf dan panduan. His intellectual egotism does not lead him to
reject or discourage students' opinions altogether. Egoisme intelektual Nya tidak menyebabkan
dia untuk menolak atau mencegah pendapat siswa sama sekali. Rather, his loving attitude
towards students motivates him to be interactive in the classroom. Sebaliknya, sikap yang penuh
kasih terhadap siswa memotivasi dia untuk menjadi interaktif di kelas. He questions his students
and encourages them to express their opinions. Questions serve an important purpose . Dia
pertanyaan-pertanyaan siswa dan mendorong mereka untuk mengekspresikan pendapat mereka.
Pertanyaan melayani tujuan penting. They stimulate the student's to think, and thus serve as
an effective way of animating their minds. Mereka merangsang siswa untuk berpikir, dan dengan
demikian berfungsi sebagai cara yang efektif untuk menghidupkan pikiran mereka. In turn, the
viewpoints of the students can stimulate new lines of thought in the teacher and offer him new
insights. Pada gilirannya, sudut pandang siswa dapat merangsang baris baru pemikiran pada guru
dan menawarkan kepadanya wawasan baru. To teach is to learn. Untuk mengajar adalah belajar.
Hence, the ideal teaching-learning process is not a one-way traffic. Oleh karena itu, proses
belajar-mengajar yang ideal bukan lalu lintas satu arah. It is intended for the welfare of both
teacher and student. Hal ini dimaksudkan untuk kesejahteraan guru dan murid. The following
Vedic invocation is aimed at making the teaching learning process fruitful, by being an effective
means to nurture the intellect of both the teacher and the student, so that they may succeed in
their joint venture to explore the sublime and wider horizons of their mental and spiritual
faculties: Seruan Veda berikut ini ditujukan untuk membuat proses mengajar belajar berbuah,

dengan menjadi cara yang efektif untuk memelihara kecerdasan baik guru dan siswa, sehingga
mereka bisa berhasil dalam usaha bersama mereka untuk menjelajahi cakrawala luhur dan mental
mereka lebih luas dan spiritual fakultas:
'Om. 'Om. May [He] protect us both. Mei [Dia] melindungi kami berdua. May [Brahman] bestow
upon us both the fruit of knowledge. Mei [Brahman] menganugerahkan kita kedua buah
pengetahuan. May we both obtain energy to acquire knowledge. Semoga kita memperoleh energi
baik untuk memperoleh pengetahuan. May what we both study reveal the truth. Semoga apa
yang kita mempelajari keduanya mengungkapkan kebenaran. May we cherish no evil feeling
towards each other. Semoga kita menghargai ada perasaan jahat terhadap satu sama lain. Om
Peace! Om Perdamaian! Peace! Perdamaian! Peace! '4 Perdamaian! '4
In an ideal educational process, a teacher is supposed to be a father figure, a role model. Dalam
proses pendidikan yang ideal, seorang guru seharusnya menjadi sosok ayah, model peran. In the
Vedic times, the teacher was usually a guru, who was no ordinary person, but a rishi, a seer. Pada
zaman Weda, guru biasanya seorang guru, yang ada orang biasa, tetapi seorang Resi, seorang
pelihat. Knowledge flourished in him more through his inner vision than through outer
experience, though the latter process was considered in no way inferior to the former.
Pengetahuan berkembang di dalam dirinya lebih banyak melalui penglihatan batin ketimbang
melalui pengalaman luar, meskipun proses yang terakhir dianggap tidak kalah dengan mantan. A
student was supposed to live in the company of those heroes who sublimated life and conquered
death, because it is life that kindles life. Seorang mahasiswa seharusnya tinggal di perusahaan
mereka pahlawan yang disublimasikan kehidupan dan menaklukkan kematian, karena kehidupan
yang menyalakan hidup. There is a Vedic injunction: Ada sebuah perintah Weda:
'Live with the enlightened sage who ennoble life. 'Hidup dengan bijak tercerahkan yang hidup
memuliakan. Live the life of an enlightened man, die not. Menjalani kehidupan seorang
tercerahkan, tidak mati. Live with the spirit of elevated souls; come not into the clutches of
death.' 5 L Hidup dengan semangat jiwa ditinggikan; datang bukan ke dalam cengkeraman
kematian "5 L.
Lethargy and complacency are the greatest hindrances in the process o learning. Kelesuan dan
puas adalah rintangan terbesar dalam proses pembelajaran o. There is no end to learning. Tidak

ada akhir untuk belajar. As Sri Ramakrishna used to say, ' As long I live, so long do I learn. '
Seperti Sri Ramakrishna digunakan untuk mengatakan, "Selama aku hidup, sehingga lama
saya belajar." He who seeks new knowledge exalts himself. Dia yang mencari pengetahuan
baru meninggikan dirinya sendiri. It is the duty of man to move ahead in quest of knowledge: Ini
adalah tugas manusia untuk bergerak maju dalam pencarian pengetahuan:
'To ascend and march ahead is the path of process' (5.30.7) "Untuk naik dan berbaris ke depan
adalah jalan dari proses '(5.30.7)
'Awakening is life, slumbering is death.' 6 'Kebangkitan adalah hidup, pulas adalah kematian. "6
Being not contented with the existing position, a person should put forth efforts to lift himself
higher and higher. Menjadi tidak puas dengan posisi yang ada, seseorang harus diajukan upaya
untuk mengangkat dirinya lebih tinggi dan lebih tinggi. Hence the Vedas inspire us: Oleh karena
itu Weda menginspirasi kita:
' O man, rise from the present position; do not fall down. '7 "Hai manusia, bangkit dari posisi ini;
tidak jatuh '7.
Again, in the process of continuous learning, regular study is of great importance. Sekali lagi,
dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan, studi reguler sangat penting. However, one must
be cautious about the choice of books. Namun, satu harus berhati-hati tentang pilihan buku. Only
those books, which purify the senses and mind, enhance intellectual and spiritual power, and
inspire a person to do noble deeds, can be considered good. Hanya buku-buku, yang memurnikan
indera dan pikiran, meningkatkan daya intelektual dan spiritual, dan mengilhami orang untuk
melakukan perbuatan mulia, bisa dianggap baik. Hence the Vedas prescribe this: Oleh karena itu
Weda resep ini:
'He who studies books of divine knowledge books that purify all beings, books that have been
preserved by the enlightened sages and seers-enjoys celestial bliss, attains purity and piety. '8
"Dia yang mempelajari buku-buku pengetahuan ilahi - buku yang memurnikan semua makhluk,
buku yang telah diawetkan oleh orang bijak yang tercerahkan dan pelihat-menikmati
kebahagiaan surgawi, mencapai kemurnian dan kesalehan '8.
Vedic Code of Ethics Veda Kode Etik
Character building is the main objective of education. Membangun karakter adalah tujuan utama

pendidikan. Here again lies the responsibility of an ideal teacher. Di sini sekali lagi terletak
tanggung jawab seorang guru yang ideal. According to the Vedas, the best teachers are those who
not only teach but also make their pupils worthy citizens possessing noble virtues. Menurut
Weda, guru terbaik adalah mereka yang tidak hanya mengajarkan tetapi juga membuat murid
mereka warga negara yang layak memiliki kebajikan yang mulia.
Vedic student were taught to respect their elders, namely, father, mother, teachers and guests.
Veda mahasiswa diajarkan untuk menghormati orang tua mereka, yaitu ayah, ibu, guru dan tamu.
But to respect elders did not mean to imitate them or follow them blindly. Tapi untuk
menghormati orang tua tidak berarti meniru mereka atau mengikuti mereka secara membuta.
They were to respect their elders, but at the same time they were to discriminate the ennobling
features of their elders' character from those that were unsophisticated. Mereka harus
menghormati orang tua mereka, tetapi pada saat yang sama mereka adalah untuk membedakan
karakter fitur memuliakan orang tua mereka 'dari orang-orang yang tidak canggih. The gurus or
teachers of Vedic traditional used to instruct their students at the time of convocation: Guru atau
guru dari Veda tradisional yang digunakan untuk menginstruksikan siswa mereka pada saat
pertemuan:
'Let your mother be a godless unto you. "Biarkan ibumu menjadi kafir kepadamu. Let your father
be a god unto you. Biarkan ayahmu menjadi tuhan kepadamu. Let your teacher be a god unto
you. Biarkan guru Anda menjadi tuhan kepadamu. The works that are not blameworthy are to be
resorted to, not the others. Karya-karya yang tidak tercela harus terpaksa, bukan yang lain. Those
actions of ours that are commendable are to be followed by you, not the others. '9 Tindakantindakan kita yang terpuji yang harus diikuti oleh Anda, bukan yang lain. '9
All your day-to-day dealings are based upon faith in others. Semua hari-hari Anda berurusan
didasarkan pada iman pada orang lain. If individuals turn out to be untruthful, the entire social
system will collapse. Jika individu berubah menjadi tidak benar, sistem sosial yang akan runtuh.
Hence truthfulness is the foundation of human life. Oleh karena kebenaran adalah dasar dari
kehidupan manusia. In the words of the Vedas: Dalam kata-kata Weda:
'The earth is sustained through Truth.' 10 'Bumi ditopang melalui Kebenaran. "10

Thus, one of the vital aspects of education is to train the young to be truthful. Jadi, salah satu
aspek penting dari pendidikan adalah untuk melatih kaum muda untuk berkata jujur. As per the
Vedic dictum: Sesuai dengan diktum Veda:
'Tread on the path of truth. '11 'Tapak pada jalan kebenaran. '11
'Observe minutely the path of truth which has been trodden by enlightened sages. '12 "Perhatikan
teliti jalan kebenaran yang telah dilalui oleh orang bijak yang tercerahkan. '12
The Vedas further assert that: Veda lebih lanjut menegaskan bahwa:
'The noble soul who pursues the path of truth is never defeated. '13 'Jiwa mulia yang mengejar
jalan kebenaran tidak pernah dikalahkan. '13
Truthfulness, in order to be a virtue, must not hurt or injure others. Sejati, agar kebajikan, tidak
boleh menyakiti atau melukai orang lain. The purpose of truthfulness is welfare of others. Tujuan
dari kebenaran adalah kesejahteraan orang lain. When such a purpose is not served, it is wise to
remain silent. Ketika seperti tujuan tidak dilayani, adalah bijaksana untuk tetap diam. What is
true must be good and what is good must be true. Apa yang benar harus baik dan apa yang baik
pasti benar. Hence, according to the Vedas, one should aspire for sweetness of speech, which
ensures peace and prosperity: Oleh karena itu, menurut Veda, kita harus bercita-cita untuk
berbicara manis, yang menjamin kedamaian dan kemakmuran:
'May there be sweetness in front of my tongue; may the root of my tongue be replete with honey.
'14 "Mungkin ada manisnya di depan lidah saya, mungkin akar lidah saya akan penuh dengan
madu '14.
'May I use sweet words in my speech' (1.34.3). "Bisa saya menggunakan kata-kata manis dalam
pidato saya (1.34.3).
A student should not engage himself in criticizing others, giving little importance to what he
himself is doing. Seorang mahasiswa seharusnya tidak terlibat dirinya dalam mengkritik orang
lain, memberikan sedikit penting apa yang dia sendiri lakukan. Criticizing others ultimately
injures the criticizers, for it is the criticizer whose mind gets contaminated by perceiving evil in
others. Mengkritik orang lain pada akhirnya melukai criticizers, karena itu adalah criticizer yang
pikirannya akan terkontaminasi oleh yang jahat memahami orang lain. Hence the Vedas warn us:

Oleh karena itu Weda memperingatkan kita:


'Those who defame other are themselves defamed.' 15 "Mereka yang mencemarkan nama
lainnya itu sendiri difitnah." 15
True education should train individuals to be honest in their dealings. Pendidikan sejati harus
melatih individu untuk bersikap jujur dalam urusan mereka. Like truthfulness, honesty is also a
vital factor which ensures social stability. Seperti kebenaran, kejujuran juga merupakan faktor
penting yang menjamin stabilitas sosial. To be precise, honesty is also a form of truthfulness.
Harus tepat, kejujuran juga merupakan bentuk kebenaran. Hence the Vedas enjoin on human
being to earn wealth by dint of honest labour: Oleh karena itu Weda menyuruh pada manusia
untuk mendapatkan kekayaan dengan berkat tenaga kerja yang jujur:
'O God, keep away from me that wealth which degrades me, which entangles me from all
directions and withers me like a parasitic plant that withers away the tree. 'Ya Allah, jauhkan dari
saya bahwa kekayaan yang merendahkan saya, yang menjerat aku dari segala arah dan aku layu
seperti tanaman parasit yang melenyap pohon. O supreme Lord of wealth, thy hands are golden.
Ya Tuhan kekayaan tertinggi, tangan-Mu emas. Bless me with that wealth which gives me peace
and joy. '16 Berkatilah aku dengan kekayaan yang memberi saya kedamaian dan sukacita. '16
The Vedas instruct man to endeavor to acquire the wealth which legitimately belongs to him and
not covet others' property. Veda menginstruksikan manusia untuk berusaha memperoleh
kekayaan yang sah milik dia dan tidak mengingini milik orang lain '.
'Do not covet the wealth of others. '17 "Jangan mengingini kekayaan orang lain. '17
Education should equip one with a rational and scientific attitude. Pendidikan harus melengkapi
satu dengan sikap rasional dan ilmiah. The Vedic Pashu Yaga mantras, though addressed to the
sacrificial animal, could well inspire us to explore new horizons in quest of knowledge. Veda
Pashu Yaga mantra, meskipun ditujukan kepada binatang korban, juga bisa menginspirasi kita
untuk menjelajahi cakrawala baru dalam pencarian pengetahuan.
'Explore the ocean, explore the sky and be blessed' (6.21). 'Jelajahi lautan, menjelajahi langit dan
diberkati' (6.21).

Adversity brings the opportunity to test our strength and discover for ourselves the stuff of which
we are made. Kesulitan membawa kesempatan untuk menguji kekuatan kami dan menemukan
bagi diri kita sendiri hal-hal yang kita dibuat. The Vedas teach us that our resolutions should be
firm enough to encounter all our adversities bravely. Veda mengajarkan kita bahwa resolusi kita
harus cukup kuat untuk menghadapi semua kemalangan kita berani. The more we try away from
adversities, the more they will follow us. Semakin kita berusaha menjauh dari kesengsaraan,
semakin mereka akan mengikuti kami. The only solution is to stop and face the brutes, boldly.
Satu-satunya solusi adalah untuk menghentikan dan wajah kasar, berani. Bravery alone can lead
us to success. Keberanian saja dapat membawa kita untuk sukses.
'Be firm and unshaken. '18 "Bersikaplah tegas dan tak tergoyahkan. '18
'(May our speech be) strong and invincible.' 19 '(Mei pembicaraan kita akan) kuat dan tak
terkalahkan. "19
Educational Sociology of the Vedas Pendidikan Sosiologi Weda
Being citizens of a free nation, students should be made aware of the fact that we shall have to
solve national problems and reshape the destiny of India according to our national ideas, ideals
and needs. Menjadi warga negara bebas, siswa harus dibuat sadar akan fakta bahwa kita harus
memecahkan masalah nasional dan membentuk nasib dari India sesuai dengan ide nasional kita,
cita-cita dan kebutuhan. Mere freedom from the shackles of foreign rule is not enough. Mere
kebebasan dari belenggu kekuasaan asing tidak cukup. The process of education should stimulate
students to get firmly convinced that indigenous problems can never be solved with imported
ideologies, especially for a nation which has its own enriched and highly evolved cultural and
spiritual heritage. Proses pendidikan harus merangsang siswa untuk mendapatkan yakin bahwa
masalah adat tidak pernah dapat diselesaikan dengan ideologi yang diimpor, terutama bagi
sebuah bangsa yang memiliki yang diperkaya sendiri dan warisan budaya dan spiritual yang
sangat berkembang. The Vedas urge us to endeavor for self-rule: Veda mendorong kita untuk
berusaha untuk diri-aturan:
'May we endeavor for self-rule. '20 'Semoga kita berusaha untuk diri-aturan. '20
Student need to develop a sense of national loyalty and responsibility. Siswa perlu
mengembangkan rasa kesetiaan nasional dan tanggung jawab. This sense of national loyalty can
be cultivated by following the Vedic attitude towards one's motherland: Rasa kesetiaan nasional

dapat dibudidayakan dengan mengikuti sikap Veda terhadap seseorang ibu pertiwi:
'Earth is my mother, I am a son of the soil. '21 "Bumi adalah ibu saya, saya seorang putra tanah.
'21
The Vedas remind us that our sense of national responsibility should instill in us an urge to serve
our motherland and to be willing to sacrifice all for her security and welfare. Veda mengingatkan
kita bahwa rasa tanggung jawab nasional harus menanamkan dalam diri kita keinginan untuk
melayani air kami dan bersedia untuk mengorbankan semuanya demi keamanan dan
kesejahteraan.
'Serve thy motherland.'22 "Sajikan Mu ibu pertiwi. '22
'(O Motherland,) may we sacrifice all for thee. '23 '(O Ibu Pertiwi,) semoga kita mengorbankan
semuanya bagimu. '23
Student must be educated to recognize unity in diversity, for that is a distinctive feature of our
motherland which has enabled her to remain integrated in terms of the social, cultural and
spiritual aspects of evolution, centuries, ultimately to get metamorphosed into a symphony of
diverse traditions. Siswa harus dididik untuk mengenali kesatuan dalam keragaman, karena itu
adalah ciri khas dari air kami yang telah memungkinkan dia untuk tetap terintegrasi dalam hal
aspek sosial, budaya dan spiritual evolusi, berabad-abad, akhirnya untuk mendapatkan
bermetamorfosis menjadi sebuah simfoni yang beragam tradisi. Even the Vedas echo this
ennobling aspect of our motherland: Bahkan Veda gema aspek memuliakan dari air kami:
'May the Earth, which has many heights, slopes and plains, bearing on her bosom herbs that
possess healing powers, bind together scattered men of diverse natures' (12.1.2). "Semoga Bumi,
yang memiliki banyak ketinggian, lereng dan dataran, bantalan tentang herbal dadanya yang
memiliki kekuatan penyembuhan, mengikat bersama-sama orang yang tersebar beragam kodrat
'(12.1.2).
Recognizing unity in diversity, the Vedas advise all to live in peaceful coexistence. Menyadari
kesatuan dalam keragaman, Veda menyarankan semua untuk hidup dalam koeksistensi damai.
'You may live and let me also live' (19.69.1) "Anda mungkin hidup dan membiarkan saya juga
hidup '(19.69.1)

Students should be made aware of the fact that the basic hindrance in the path of national
progress is people's excessive stress on individual freedom and also on the rights resulting from
it, without caring to stress the importance of social responsibility and the duties ensuing there
from. Siswa harus dibuat sadar akan fakta bahwa hambatan dasar dalam jalan kemajuan nasional
adalah stres berlebihan masyarakat terhadap kebebasan individu dan juga pada hak-hak yang
dihasilkan dari itu, tanpa peduli untuk menekankan pentingnya tanggung jawab sosial dan tugastugas berikutnya dari sana. If the students realized their responsibility to their nation, they would
work more efficiently and with greater dedication, thereby promoting the development of their
own nation. Jika siswa menyadari tanggung jawab mereka kepada bangsa mereka, mereka akan
bekerja lebih efisien dan dengan dedikasi yang lebih besar, sehingga meningkatkan
pembangunan bangsa mereka sendiri. Rights and duties should go hand in hand, like the shield
and sword of the Vedic Maruts: Hak dan kewajiban harus berjalan beriringan, seperti perisai dan
pedang Maruts Veda:
'They [the Maruts] wielded the shield and sword in their hands. '24 'Mereka [Maruts] memegang
perisai dan pedang di tangan mereka. '24
True education should aim at imparting a humanistic attitude and the spirit of service. Pendidikan
sejati harus bertujuan menyampaikan sikap humanistik dan semangat pelayanan. The Vedas
censure the self-centred man whose accomplishments are aimed exclusively at selfish end: Veda
kecaman orang yang mementingkan diri sendiri yang ditujukan secara eksklusif prestasi di akhir
egois:
'The small-hearted man procures food in vain. "Orang kecil hati diperolehnya makanan sia-sia. I
speak the truth-this verily is his death. Saya berbicara kebenaran ini sesungguhnya adalah
kematian-Nya. He cherishes neither god nor friend; he who eats alone, eats sin alone' (10.117.6).
Dia menghargai dewa atau teman baik, dia yang makan sendiri, makan sendiri dosa '(10.117.6).
In truth, the Vedas inspire one to be charitable . Dalam kebenaran, Veda menginspirasi satu
untuk amal. The sole purpose of earning should be to spend money on charitable acts. Satusatunya tujuan produktif harus mengeluarkan uang untuk tindakan amal.
'Earn with a hundred hand and distribute with a thousand. '25 "Earn dengan seratus tangan dan
mendistribusikan dengan seribu. '25

'Blessed are the hands that support the destitute. '26 "Berbahagialah orang yang tangan yang
mendukung miskin. '26
Education should enable an individual to transcend his individuality in conscious social
participation. Pendidikan harus memungkinkan individu untuk mengatasi individualitas dalam
partisipasi sosial sadar.
'May not brother despise brother.' 27 "Mungkin tidak membenci saudara saudara." 27
Instead of being jealous of each other, clashing with each other and pulling each other down, true
education should enable a person to develop the capacity to cooperate, to live and work as a
team. The Vedas urge upon men to assemble on a common platform , to think together, and
to work together for achieving a common goal. Bukannya cemburu satu sama lain, bentrok
dengan satu sama lain dan saling menarik ke bawah lain, pendidikan yang benar harus
memungkinkan seseorang untuk mengembangkan kapasitas untuk bekerja sama, untuk hidup dan
bekerja sebagai sebuah tim Veda dorongan kepada pria untuk berkumpul pada platform
yang sama. , untuk berpikir bersama, dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.
'March together; let your words be united; let your minds be united; accept your share of fortune
just as the gods, concurring, accepted their portion of the sacrifice in ancient times. 'Maret
bersama-sama, mari bersatu kata-kata anda, biarkan pikiran Anda menjadi bersatu; menerima
share dari keberuntungan seperti para dewa, concurring, menerima bagian mereka dari kurban di
zaman kuno. May your prayers be common; common be your fraternity; may your minds move
with one accord; may your hearts work in harmony for one goal; may you be inspired by a
common ideal; I offer for you a common oblation. Semoga doa-doa Anda menjadi umum; umum
menjadi persaudaraan Anda, mungkin pikiran Anda bergerak dengan sehati; semoga hati Anda
bekerja secara harmonis untuk satu tujuan; mungkin Anda akan terinspirasi oleh cita-cita yang
sama, saya menawarkan untuk Anda sebuah kurban umum. May you resolve with one accord,
may your hearts beat in unison; may your thoughts be harmonious, so that you may live together
in happiness. '28 Semoga Anda menyelesaikan dengan sehati, semoga hati Anda berdetak secara
serempak, mungkin pikiran Anda akan harmonis, sehingga Anda dapat hidup bersama dalam
kebahagiaan '28.

In a democracy, it is the responsibility of the citizens to elect their representatives, who on behalf
of the people will look after security and welfare of the nation. Dalam demokrasi, itu adalah
tanggung jawab warga untuk memilih wakil-wakil mereka, yang atas nama rakyat akan terlihat
setelah keamanan dan kesejahteraan bangsa. Hence education has a vital role to play in a
democracy. Oleh karena itu pendidikan memiliki peran penting untuk bermain dalam demokrasi.
The general masses should be sufficiently educated to be aware of the responsibilities of their
representatives in the process of running the administration of the nation. Massa umum harus
cukup terdidik untuk menyadari tanggung jawab wakil mereka dalam proses menjalankan
pemerintahan bangsa. The mantras of the Purushamedha and Vajapeya Yagas mention the
responsibilities of a ruler and suggest that the ruler is invested with power for the welfare of the
people: Mantra dari Purushamedha dan Vajapeya Yagas menyebutkan tanggung jawab dari
penguasa dan menyarankan bahwa penguasa diinvestasikan dengan kekuasaan untuk
kesejahteraan rakyat:
'The ruler is for protection. '29 "Penguasa adalah untuk perlindungan. '29
'For growth of agriculture, for protection of property, for progress and prosperity, for support and
sustenance (are you appointed as our ruler)'(9.22). "Untuk pertumbuhan pertanian, untuk
perlindungan hak milik, untuk kemajuan dan kemakmuran, untuk dukungan dan makanan (yang
Anda ditunjuk sebagai penguasa kita) '(9.22).
Freedom is our birthright. Kebebasan adalah hak asasi kita. Education should make one aware of
the various forms of exploitation, so that one can fight for liberty and for the right to live with
dignity. Pendidikan harus membuat satu sadar akan berbagai bentuk eksploitasi, sehingga
seseorang dapat berjuang untuk kebebasan dan hak untuk hidup dengan bermartabat. It is natural
that social life will have various gradations depending on the diversity of people's cultural
background, economic status, learning, profession and accomplishments. Itu wajar bahwa
kehidupan sosial akan memiliki berbagai gradasi tergantung pada keragaman latar belakang
budaya masyarakat, status ekonomi, belajar, profesi dan prestasi. But that does not imply that a
certain section of society should have the privilege to exploit other sections. Tapi itu tidak berarti
bahwa bagian tertentu dari masyarakat harus memiliki hak istimewa untuk mengeksploitasi
bagian lain. Society should ensure liberty to each and every person to lead a life free from all
sorts of exploitation, as has been voiced in the Vedas: Masyarakat harus menjamin kebebasan

kepada setiap orang dan setiap untuk menjalani hidup bebas dari segala macam eksploitasi,
seperti yang telah disuarakan dalam Weda:
'May we live a hundred years without being slaves to others' (36.24). 'Semoga kita hidup seratus
tahun tanpa menjadi budak orang lain' (36,24).
Education alone is the panacea for all social evils. Pendidikan saja adalah obat mujarab untuk
semua kejahatan sosial. Hence the Vedas call upon the scholars to aryanize the whole world.
Oleh karena itu Weda memanggil para sarjana untuk aryanize seluruh dunia. Arya means refined,
cultured and civilized, and to aryanize means to ennoble. Arya berarti halus, berbudaya dan
beradab, dan untuk aryanize berarti untuk memuliakan. Peace and prosperity will prevail on
earth when most of the people are aryanized. Perdamaian dan kemakmuran akan berlaku di bumi
ketika sebagian besar orang aryanized. The Vedas ordain: Veda menahbiskan:
'Making all our acts noble. '30 "Membuat semua tindakan kita yang mulia. '30
'You gods have degraded us; you must raise us up again' (10.137.1) "Kau dewa telah
menurunkan kami, Anda harus mengangkat kita lagi '(10.137.1)
The Vedas adore the enlightened persons who dedicate their lives for leading others towards
progress by annihilating the darkness of superstition, ignorance, illiteracy and narrow outlook
prevailing among the common masses: Veda memuja orang-orang tercerahkan yang
mendedikasikan hidup mereka untuk memimpin orang lain menuju kemajuan dengan
memusnahkan kegelapan takhayul, kebodohan buta huruf, dan pandangan sempit yang berlaku di
antara massa umum:
'They are worthy sons of the soil who imparts everlasting light for the goods of human life. '31
"Mereka adalah anak layak dari tanah yang menanamkan penerang abadi untuk barang-barang
kehidupan manusia. '31
Educational Psychology of the Vedas Psikologi Pendidikan Weda
All deeds originate form thoughts. Semua perbuatan berasal pikiran bentuk. Pure thoughts result
in constructive deeds, while impure thoughts result in destructive acts. Murni pikiran
menghasilkan perbuatan yang konstruktif, sementara pikiran tidak murni menghasilkan tindakan
destruktif. Man is made by what he thinks. Manusia dibuat oleh apa yang dia pikir. Hence true

education, as per the Vedas, is to develop a pure mind, to cultivate virtues and to entertain good
wishes for all beings of the world, as is evident from the following mantras: Oleh karena itu
pendidikan yang benar, sesuai dengan Veda, adalah untuk mengembangkan pikiran yang murni,
untuk memupuk kebajikan dan keinginan untuk menghibur baik untuk semua makhluk dunia,
seperti terbukti dari mantra berikut:
'This mind of mine, which travels afar, the light of lights, which wonders to far-off places
whether I am asleep or awake-may it resolve to do what is good and pure' (34.1). 'Ini pikiran
saya, yang perjalanan jauh, cahaya lampu, yang keajaiban untuk jauh-tempat apakah saya
tertidur atau terjaga-mungkin itu memutuskan untuk melakukan apa yang baik dan murni
"(34.1).
'(O Agni,) lead our minds on virtuous paths. '32 '(O Agni,) memimpin pikiran kita pada jalan
berbudi luhur. '32
'Let noble thoughts come to us from all sides' (1.89.1). 'Biarkan pikiran yang mulia datang
kepada kita dari semua sisi' (1.89.1).
The very essence of education is concentration of the mind to fluctuate at each and every
moment. Esensi dari pendidikan adalah konsentrasi pikiran berfluktuasi pada setiap dan setiap
saat. When one tries to acquire knowledge about an object, the mind, being constantly fluctuant,
cannot focus on it fully. Ketika seseorang mencoba untuk memperoleh pengetahuan tentang
objek, pikiran, terus-menerus berfluktuasi, tidak bisa fokus pada sepenuhnya. Thus the
knowledge acquired is superficial. Jadi pengetahuan yang diperoleh adalah dangkal. But if a man
can be trained to concentrate his mind, thereby enabling him to focus uninterruptedly on the
object of knowledge, then the knowledge acquired by him will be all comprehensive. Tapi jika
seorang pria dapat dilatih untuk berkonsentrasi pikirannya, sehingga memungkinkan dia untuk
fokus tanpa gangguan pada objek pengetahuan, maka pengetahuan yang diperoleh oleh-Nya akan
semua yang komprehensif. The distractions of the mind are related either to one's past action or
future anticipation. Gangguan pikiran terkait baik dengan tindakan masa lalu seseorang atau
antisipasi masa depan. If these two types of mental gyrations can be stopped, and the mind can
be trained to remain focused on its present assignment, then alone can the knowledge acquired
by the mind be all-comprehensive and fruitful. Jika kedua jenis perputaran mental dapat

dihentikan, dan pikiran dapat dilatih untuk tetap fokus pada tugas ini, maka saja dapat
pengetahuan yang diperoleh oleh pikiran menjadi semua-yang komprehensif dan bermanfaat.
Hence the Vedas say: Oleh karena itu Weda mengatakan:
'The mind has gone far away to all that occurred in the past and will occur in the future. "Pikiran
telah pergi jauh untuk semua yang terjadi di masa lalu dan akan terjadi di masa depan. We call it
back to thyself so that it may remain long under thy control' (10.58.12). Kami menyebutnya
kembali ke dirimu sendiri sehingga dapat tetap lama di bawah kendali-Mu '(10.58.12).
However, according to the Vedas, purification and concentration of the mind are not merely
intended for acquiring objective knowledge, but for cultivating subjective knowledge too, which
leads man to evolve consciously beyond his psychophysical existence so that he may ultimately
realize his immortal spiritual nature. Namun, menurut Veda, pemurnian dan konsentrasi pikiran
tidak hanya ditujukan untuk memperoleh pengetahuan objektif, tetapi untuk budidaya
pengetahuan subjektif juga, yang menyebabkan manusia untuk berkembang secara sadar di luar
keberadaan psikofisik sehingga dia akhirnya dapat menyadari sifat abadi spiritualnya. Education,
love for the country and truthfulness are all highlighted in the Vedas . Pendidikan, cinta terhadap
negara dan kebenaran semua disorot dalam Weda. But their central them is the removal of
ignorance and suffering. Tapi sentral mereka mereka adalah penghapusan kebodohan dan
penderitaan. Though the Vedas teach every thing else, as we saw above, they always underscore
the need to realize one's immortal spiritual nature , which alone leads to supreme peace.
Meskipun Veda mengajar setiap hal lain, seperti yang kita lihat di atas, mereka selalu
menggarisbawahi kebutuhan untuk menyadari sifat spiritual abadi, yang tertinggi saja
menyebabkan perdamaian. In the depths of such realization is true wisdom born, which has little
relation to the surface activities of the enquiring intellect. Dalam kedalaman realisasi tersebut
lahir kebijaksanaan sejati, yang memiliki sedikit hubungan dengan kegiatan permukaan intelek
bertanya. True education, according to the Vedas, should motivate us to comprehend that life is a
great and deep personal adventure, offering us continued and unlimited opportunities to open
ourselves more and more fully to that infinite immortal Reality of which we from an integral
part: Pendidikan sejati, menurut Veda, harus memotivasi kita untuk memahami bahwa hidup
adalah sebuah petualangan pribadi yang besar dan mendalam, kami terus menawarkan dan
kesempatan terbatas untuk membuka diri lebih dan lebih penuh dengan Realitas abadi tak

terbatas yang kami merupakan bagian integral dari:


'Knowledge leads us to immortality. '33 'Pengetahuan menuntun kita untuk keabadian. '33
Closing our minds and hearts to life, truth, beauty and love cuts off the effulgence of our being.
Menutup pikiran dan hati kita pemotongan kehidupan, kebenaran, keindahan dan cinta dari kilau
dari keberadaan kita. Hence the Vedas urge us to pray for illumination so that, instead of groping
in darkness, we may proceed towards light: Oleh karena itu Weda mendorong kita untuk berdoa
untuk penerangan sehingga, bukannya meraba-raba dalam kegelapan, kita bisa lanjutkan menuju
cahaya:
'Dispel horrid darkness from within; remove all vicious thoughts and enkindle the light we long
for.'34 'Menghilangkan kegelapan yang mengerikan dari dalam; menghapus semua pikiran jahat
dan mengapi cahaya kita panjang untuk '34.
'Lead us from untruth, from darkness to light; from death to immortality. '35 "Pimpin kami dari
ketidakbenaran, dari kegelapan menuju cahaya, dari kematian menuju keabadian '35.
Though the educational process, as discussed in the light of the Vedas, lays stress on selfdiscipline, it does not deal with life pessimistically. Meskipun proses pendidikan, seperti yang
dibahas dalam terang Weda, menekankan pada disiplin diri, tidak pesimis menghadapi hidup.
The main objective of self-discipline is to overhaul human personality and initiate us in the art of
living so that we can live the full span of our lives in quest of knowledge, peace and prosperity:
Tujuan utama dari disiplin diri adalah untuk perbaikan kepribadian manusia dan memulai kita
dalam seni hidup sehingga kita dapat hidup rentang penuh dari kehidupan kita dalam pencarian
pengetahuan, perdamaian dan kemakmuran:
'May we see for a hundred autumns. 'Semoga kita lihat seratus musim gugur. May we live for a
hundred autumns. Semoga kita hidup selama seratus musim gugur. May we know for a hundred
autumns. Semoga kita tahu seratus musim gugur. May we rise for a hundred autumns. Semoga
kita bangkit untuk seratus musim gugur. May we prosper for a hundred autumns. Semoga kita
makmur untuk seratus musim gugur. May we live for a hundred autumns. Semoga kita hidup
selama seratus musim gugur. May we grow for a hundred autumns-even more than a hundred
autumns. '36 Semoga kita tumbuh selama seratus musim gugur-bahkan lebih dari seratus musim
gugur. '36

John Dewey
From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi , cari
For the structural geologist, see John Frederick Dewey . Untuk ahli geologi struktural, lihat John
Frederick Dewey .
John Dewey John Dewey

Dewey in 1902 Dewey pada tahun 1902


Full name Nama
John Dewey John Dewey
lengkap
October 20, 1859 20 Oktober
Born Lahir
1859
June 1, 1952 (aged 92) 1 Juni
Died Meninggal
1952 (umur 92)
20th-century philosophy Abad keEra Era
20 filsafat
Region Wilayah Western Philosophy Filsafat Barat
School Sekolah
Pragmatism Pragmatisme
Main interests
Philosophy of education ,
Utama

Epistemology , Journalism ,

kepentingan

Ethics Filsafat pendidikan ,

Epistemologi , Jurnalisme , Etika


Reflective Thinking [ 1 ] Berpikir
Reflektif [1]
American Association of
University Professors Asosiasi
Notable ideas
Terkemuka ide

Universitas Amerika Guru


Inquiry into Moscow show trials
about Trotsky Kirim ke Moskow
menunjukkan uji coba tentang
Trotsky
Educational progressivism

Pendidikan progresivisme
Influenced by Dipengaruhi oleh

Plato Rousseau Hegel Peirce James


Ladd Ward Wundt Plato Rousseau Hegel
Peirce James Ladd Ward Wundt
Influence on Pengaruh pada
Veblen Santayana Kaplan Hu Shih
Hook Young radicals Greene Putnam
Chomsky Habermas Rorty West Durkheim
Veblen Santayana Kaplan Hu Shih Hook
radikal muda Greene Putnam Chomsky
Habermas Rorty Barat Durkheim
John Dewey (October 20, 1859 June 1, 1952) was an American philosopher , psychologist and
educational reformer whose ideas have been influential in education and social reform. John
Dewey (20 Oktober 1859 - 1 Juni 1952) adalah seorang filsuf Amerika , psikolog dan pembaharu
pendidikan yang gagasannya telah berpengaruh dalam pendidikan dan reformasi sosial. Dewey
was an important early developer of the philosophy of pragmatism and one of the founders of
functional psychology . Dewey adalah seorang pengembang awal penting dari filsafat
pragmatisme dan salah satu pendiri psikologi fungsional . He was a major representative of the
progressive and progressive populist [ 2 ] philosophies of schooling during the first half of the 20th

century in the USA. [ 3 ] Dia adalah perwakilan utama dari progresif dan progresif populis [2]
filsafat pendidikan pada paruh pertama abad ke-20 di Amerika Serikat. [3]
Although Dewey is known best for his publications concerning education, he also wrote about
many other topics, including experience, nature , art , logic , inquiry, democracy , and ethics .
Meskipun Dewey dikenal terbaik untuk publikasi mengenai pendidikan, ia juga menulis tentang
topik lainnya, termasuk pengalaman, alam , seni , logika , penyelidikan, demokrasi , dan etika .
In his advocacy of democracy, Dewey considered two fundamental elementsschools and civil
society as being major topics needing attention and reconstruction to encourage experimental
intelligence and plurality. Dalam advokasi tentang demokrasi, Dewey menganggap dua unsur
mendasar-sekolah dan masyarakat sipil -sebagai topik utama yang memerlukan perhatian dan
rekonstruksi untuk mendorong kecerdasan eksperimental dan pluralitas. Dewey asserted that
complete democracy was to be obtained not just by extending voting rights but also by ensuring
that there exists a fully formed public opinion , accomplished by effective communication among
citizens, experts, and politicians, with the latter being accountable for the policies they adopt.
Dewey menegaskan bahwa demokrasi yang lengkap adalah untuk diperoleh tidak hanya dengan
memperluas hak suara tetapi juga dengan memastikan bahwa ada sepenuhnya terbentuk opini
publik , dicapai oleh komunikasi yang efektif antara warga negara, para ahli, dan politisi, dengan
yang terakhir yang bertanggung jawab atas kebijakan yang mereka mengadopsi .

Traditional Education Concept Shaken: Experts Konsep


Pendidikan Tradisional Shaken: Ahli
Chinese experts in the field of education pointed out that the traditional concepts of education,
especially in primary and high schools, are increasingly challenged by the expanding knowledge
economy. Ahli Cina di bidang pendidikan menunjukkan bahwa konsep tradisional pendidikan,
terutama di sekolah dasar dan tinggi, semakin ditantang oleh ekonomi pengetahuan berkembang.
The experts made the remark at a seminar in Zhucheng of east China's Shandong Province,
adding that the existing education system, which focuses on the results of exams, is depressing
children's creativity. Para ahli membuat pernyataan pada sebuah seminar di Zhucheng timur
China Shandong Provinsi, menambahkan bahwa sistem pendidikan yang ada, yang berfokus
pada hasil ujian, adalah kreativitas anak menyedihkan itu.
Many Chinese students are unable to enjoy studying because learning is regarded as a tool to
cope with exams and the mark is considered the major standard to evaluate a student's capacity.
Banyak mahasiswa Cina tidak dapat menikmati belajar karena belajar dianggap sebagai alat
untuk mengatasi ujian dan tanda itu dianggap sebagai standar utama untuk mengevaluasi
kemampuan siswa.
The experts suggested a more active and creative teaching method be developed in an effort to
explore students' potential and raise their interest in learning. Para ahli menyarankan sebuah
metode pengajaran yang lebih aktif dan kreatif dikembangkan dalam upaya untuk menggali
potensi siswa dan meningkatkan minat mereka dalam belajar.
Students in high schools shall be encouraged to do research and write papers so that they can
learn scientific methods and sharpen their thinking capacity, said Sun Weigong, a high school
teacher from Beijing . Siswa di sekolah-sekolah tinggi harus didorong untuk melakukan
penelitian dan menulis makalah sehingga mereka dapat belajar metode ilmiah dan mempertajam
kemampuan berpikir mereka, kata Sun Weigong, seorang guru SMA dari Beijing .

"We should urge students to challenge the authority, including teachers and textbooks, which is
the essential ability to survive today's changing world," he added. "Kita harus mendesak para
siswa untuk menantang otoritas, termasuk guru dan buku pelajaran, yang adalah kemampuan
penting untuk bertahan hidup dunia sekarang ini berubah," tambahnya.
Primary and high schools will set up courses that let students choose the research topics and
solve the problems independently, said Sun Yuanqing, director of Shanghai Teaching Research
Office. Sekolah dasar dan tinggi akan menyiapkan program yang memungkinkan siswa memilih
topik penelitian dan memecahkan masalah secara mandiri, kata Sun Yuanqing, direktur Shanghai
Kantor Penelitian Pengajaran.

Pendidikan Seumur Hidup

Azas pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu azas bahwa proses pendidikan merupakan
suatu proses kontinue, yang bemula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia. Proses
pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal, non formal maupun formal baik
yang berlansung dalam keluarga, disekolah, dalam pekerjaan dan dalam kehidupan masyarakat.
Untuk indonesia sendiri, konsepsi pendidikan seumur hidup baru mulai dimasyarakat melalui
kebijakan Negara ( Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No. IV/ MPR / 1978 Tentang GBHN )
yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara lain :
1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia (arah pembangunan jangka
panjang )
2. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam keluarga (rumah
tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan ).

Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan seumur hidup, dikemukakan
dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi: "Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non
formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya". Jadi dapat pula dikatakan
bahwa pendidikan dapat diperoleh dengan 2 jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan diluar sekolah. Jalur pendidikan sekolah meliputi pendidikan formal terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dan jenis pendidikan ini
mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik profesi, vokasi, keagamaan dan khusus.

Sedangkan jalur pendidikan luar sekolah meliputi pendidikan nonformal dan informal.
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal
dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi
mengembalikan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan
ketrampilan fungsional serta mengembangkan sikap keprobadian hidup. Pendidikan nonformal
meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudan,
pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan peserta didik.
Pendidikan informal yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. pendidikan keluarga termasuk jalur pendidikan luar
sekolah merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengalaman
seumur hidup. Pendidikan keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya yang mencakup
nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan, ketrampilan dan sikap hidup yang
mendukung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kepada anggota keluarganya
yang bersangkutan. peserta didik berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dirinya
dengan belajar pada setiap saat dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuan masing-masing.
"setiap warga Negara berkesempatan seluas-luasnya untuk menjadi peserta didik melalui
pendidikan sekolah ataupun luar sekolah dengan demikian, setiap warga Negara diharapkan
dapat belajar pada tahap-tahap mana saja dari kehidupanya dalam mengembangkan dirinya
sebagai manusia Indonesia ".
Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan
berlangsung selama manusia hidup, baik dalam maupun diluar sekolah.

1. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup .

Implikasi disini diartikan sebagai akibat lansung atau konsekuensi dari suatu keputusan. Dengan
demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak lanjut atau follow up dari suatu
kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
Penerapan azas pendidikan seumur hidup pada isi program pendidikan dan sasaran pendidikan di
masyarakat mengandung kemungkinan yang luas. Implikasi pendidika seumur hidup pada
program pendidikan dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu:
1. Pendidika baca tulis fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup dikarenakan relefansinya yang ada
pada Negara-negara berkembang dengan sebab masih banyaknya penduduk yang buta huruf,
mereka lebih senang menonton TV, mendengarkan Radio, Mengakses internet dari pada
membaca. Meskipun cukup sulit untuk membuktikan peranan melek huruf fungsional terhadap
pembangunan sosial ekonomi masyarakat, namun pengaruh IPTEK terhadap kehidupan
masyarakat misalnya petani, justru disebabkan oleh karena pengetahuan-pengetahuan baru pada
mereka. Pengetahuan baru ini dapat diperoleh melalui bahan bacaan utamanya.
Oleh sebab itu, realisasi baca tulis fungsional, minimal memuat dua hal, yaitu:
1. Memberikan kecakapan membaca, menulis, menghitung (3M) yang fungsional bagi anak
didik.
2. Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut
kecakapan yang telah dimilikinya.
1. Pendidikan vokasional.
Pendidikan vokasional adalah sebagai program pendidikan diluar sekolah bagi anak diluar batas
usia sekolah, ataupun sebagai pendidikan formal dan non formal, sebab itu program pendidikan
yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah tersebut menjadi tenaga yang produktif menjadi
sangat penting. Namun yang lebih penting ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak boleh

dipandang sekali jadi lantas selesai.dengan terus berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi serta makin meluasnya industrialisasi, menuntut pendidikan vokasiaonal itu tetap
dilaksanakn secara kontinue.
1. Pendidikan professional.
Sebagai realisasi pendidikan seumur hidup,dalam kiat-kiat profesi telah tercipta Built in
Mechanism yang memungkinkan golongan profesional terus mengikuti berbagai kemajuan dan
perubahan menyangkut metodologi, perlengkapan, terminologi dan sikap profesionalnya. Sebab
bagaimanapun apa yang berlaku bagi pekerja dan buruh, berlaku pula bagi professional, bahkan
tantangan buat mereka lebih besar.
1. Pendidikan ke arah perubahan dan pembangunan.
Diakui bahwa diera globalisasi dan informasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan
IPTEK, telah mempengaruhi berbagai dimensi kehidupan masyarakat, dengan cara masak yang
serba menggunakan mekanik, sampai dengan cara menerobos angkasa luar. Kenyataan ini tentu
saja konsekuensinya menurut pendidikan yang berlangsung secara kontinue (lifelong education).
Pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti
perubahan sosial dan pembangunan juga merupakan konsekuensi penting dari azas pendidikan
seumur hidup.
1. Pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik
Disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dalam kondisi
sekarang dimana pola pikir masyarakat. Yang semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa,
maupun pemimpin pemerintahan di Negara yang demokratis, diperlukan pendidikan
kewarganegaraan dan kedewasaan politik bagi setiap warga Negara. Pendidikan seumur hidup
yang bersifat kontinue dalam koteks ini merupakan konsekuensinya.

Anda mungkin juga menyukai