Anda di halaman 1dari 40

Obat-obatan emergency

Obat Obat Kardiovaskular


Meliputi
1. Obat Anti Angina
2. Obat Gagal Jantung
3. Obat Anti Hipertensi

4. Obat Anti Aritmia


5. Obat Anti Hiperlipidemia

6. Obat Anti Koagulan, Trombolitik dan

Antitrombolitik

1. Anti Angina

Anti Angina Gol: Nitrat


Nitrat menyebabkan pelebaran pada dinding

pembuluh darah, terdapat pilihan shortacting dan long-acting.


Nitroglycerin (sublingual) akan
menghilangkan gejala angina dalam waktu
1-3 menit, selama 30 menit.
Penderita stable angina kronik harus selalu
membawa tablet nitroglycerin setiap saat.

Anti Angina Gol Beta Bloker

Mengurangi denyut jantung saat istirahat. Selama

aktivitas, beta-blocker membatasi peningkatan


denyut jantung sehingga mengurangi kebutuhan
oksigen otot jantung.
Beta-blocker dan nitrat telah terbukti mampu

mengurangi kejadian serangan jantung dan kematian


mendadak.

Anti-angina gol. Antagonis kalsium

Mencegah spasme pembuluh darah dan mengatasi

kejang arteri koroner.


Juga efektif untuk mengobati variant angina.
(verapamil dan diltiazem) bisa memperlambat
denyut jantung.
Obat ini juga bisa digabungkan bersama betablocker untuk mencegah terjadinya episode
takikardi (denyut jantung yang sangat cepat).

Anti-angina golongan Antiplatelet


Jika platelet terkumpul pada ateroma dinding arteri,

maka terbentuk bekuan


(trombosis) yg bisa
mempersempit atau menyumbat arteri sehingga
terjadi serangan jantung.
Aspirin mengikat dan mencegah platelet membentuk

gumpalan di dinding pembuluh darah.

2. Obat Gagal Jantung


1. Diuretik
2. Glikosida
3. Ace Inhibitor
4. Vasodilator Koroner

STRATEGY CHF
1. Correction The Reversible Causes;
2. Increasing Myocardiac Contractility;
3. Reducing Cardiac Preload
(Blood Volume Filling Heart Ventricle
During Diastolic Phase);
4. Reducing Cardiac Afterload
( Pressure Needed For Pumping The Blood
To The Circulation Systems ;
Systolic Phase)

Non-pharmacotherapy
PHARMACOTHERAPY
9

B. Terapi gagal jantung kongestif

3 tindakan mengatasi kelebihan cairan :


Istirahat, batasi asupan garam, pemberian diuretik.

Obat obat yang digunakan :


1. diuretika untuk mengurangi beban jantung
Contoh obat : furosemid, jika tidak
menghasilkan efek yang cukup bisa ditambahkan
thiazida misal HCT (hidrochlorothiazida).

B. Terapi gagal jantung kongestif

2. Glikosida jantung (digoksin) bertujuan untuk


memperkuat daya kontraksi jantung yang lemah.
Obat ini mempunyai indeks terapi yang sempit jadi
harus berhati hati dalam penggunaannya, efek
samping berupa mual , muntah, anoreksia, diare,
aritmia , sakit kepala, pandangan kabur dsb.

B. Terapi gagal jantung kongestif

3. ACE inhibitor (captopril,enalapril,


untuk vasodilatasi perifer.

lisinopril),

4.Vasodilator koroner, berefek mengurangi kerja


jantung dengan jalan vasodilatasi arteri ,contoh obat
adalah nitro prusida (i.v.), prazozin, hidralazin

HYPERTENSI

13

Goal Hypertension Therapy


To achieve the maximum reduction in the total
risk of cardiovascular/ target vital organ
morbidity and mortality

JNC. VII, 03, WHO ISH, 1999

Target:
BP: SBP < 130 140 mm Hg
DBP < 90 mm Hg
14

Goal Hypertension Therapy

Pendekatan utama pada terapi hipertensi:


1. Menurunkan curah jantung
2. Menurunkan resistensi perifer
3. menurunkan volume darah
1. obat yang menurunkan curah jantung
- Betabloker
- Penghambat syaraf adrenergik

Goal Hypertension Therapy


2. Obat yang menurunkan tahanan perifer
- Vasodilator
- Penghambat reseptor adrenergik
- Kalsium antagonis
- ACE inhibitor
- ARB
- Diuretik
3. obat yang menurunkan volume darah
- diuretik

Goal Hypertension Therapy

Diuretik

Menambah

kecepatan
pembentukan
urin/meningkatkan eksresi air, natrium,
klorida hingga menurunkan volume dan
tekanan darah
Thiazide ( HCT)
Loop diuretik (furosemid)
Diuretik hemat kalium

Goal Hypertension Therapy

Reseptor adrenergik
Reseptor yang menerima signal dari SSP
menuju target organ
Ada 4 tipe adrenergik
Alpa 1:pada otot polos arteri dan vena
efeknya vasokonstriktor

Goal Hypertension Therapy

Alpa 2:ujung syaraf adrenergik, umpan


balik
menghambat pelepasan noradrenalin
Beta 1:meningkatkan denyut jantung,
kontrkatilitas, sekresi renin
Beta 2: bronkodilatasi

Goal Hypertension Therapy


Simpatolitik (anti adrenergik)
Beta bloker ( propanolol, metoprolol)
Alpa bloker ( prazozin, mentolamin)

Bekerja sentral (metildopa, clonidin)


Penghambat saraf adrenergik ( reserpin,

guanetidin)
Penghambat reseptor alpa dan beta (
labetolol)
Penghambat ganlion simpatis (trimetafan)

Goal Hypertension Therapy


Betabloker
Menghambat reseptor beta adrenergik
Mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas
Contoh: ptopanolol, atenolol
Vasodilator
Menurunkan tahanan perifer dengan dialatasi
pembuluh darah
Arteri (hidralazin)
Arteri dan vena ( nitropuside)

Goal Hypertension Therapy


Calsium antagonis/ calsium chanel bloker
Mendilatasi arteriol perifer dan koroner yang

menyebabkan tahanan perifer menurun


Menghambat
kontraksi
otot
jantung
contoh:verapamil, diltiazem, nifedifin)

Goal Hypertension Therapy


ACE inhibitor (angiotensin converting
enzim)
Menghambat angiotensin 1 menjadi
angiotensin II (captoril, enalapril,
lisinopril, ramipril)
ARB (angiotensin Reseptor bloker)
Candasartan
Lasartan

Obat Anti Aritmia

Aritmia
Supra Ventrikular

Supra ventrikular dan

Ventrikular
Adenosin
Verapamil

Glikosida Jantung

Amiodaron
Disopiramid

Betabloker
Prokainamid

Anti-hiperlipidemia
Diberikan pada pasien dengan SKA/ACS yang tidak
terkendali walaupun sudah dikendalikan dietnya.
Pengobatan juga harus dipertimbangkan bagi pasien
dengan resiko tinggi terjadinya SKA.

Anti-hiperlipidemia
- Statin.
Statin menghambat secara kompetitif enzym pada

sintesa kolesterol, terutama dalam hepar.


Obat ini lebih efektif dibandingkan dengan resin

penukar anion, tetapi kurang efektif dibandingkan


kelompok kofibrat dalam menurunkan trigliserida
dan meningkatkan kolesterol HDL.
Cth statin :

Atorvastatin, fluvastatin, simvastatin, lovastatin, dll

Anti koagulan, anti-trombolitik dan


trombolitik
Antikoagulan
Mencegah pembekuan dengan jalan menghambat
pembentukan dan fungsi beberapa faktor
pembekuan.
Mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan
emboli.
antikoagulan oral dan heparin dapat mengurangi
pembentukan fibrin dan mencegah tromboemboli.

Anti koagulan, anti-trombolitik dan


trombolitik
3 kelompok antiloagulan :
Heparin,
Antikoagulan oral (dikumoral, warfarin,
anisindion).
Antikoagulan yang bekerja dengan
mengikat kalsium (salah satu faktor
pembekuan darah)

trombolitik
Berguna untuk melisiskan dinding pembuluh darah.
TPA (Tissue Plasminogen Activator):
Proses penghilangan clot dinamakan fibrinolisis.
Prosesnya dengan merubah palsminogen menjadi

plasmin yang memicu gradasi fibrin.

Terapi untuk Bradycardia

Atropine

Dopamine infusion
Epinephrine infusion

Atropine

Dont delay pacing for


severely
symptomatic(unstable)
patients.

Bradycardia

0.5 mg IV every 3-5 minutes as needed; max. of 3


mg.
Use shorter dosing interval and higher doses in
severe clinical situations
Endotracheal Administration

2-3 mg diluted in 10 mL water or NS

Epinephrine
Mechanism of Action

Stimulates adrenergic receptors


and is not dose dependent like
dopamine.

Epinephrine
Dosing

Cardiac arrest 1 mg (1:10,000) IV/IO


every 3-5 min.
Infusion of 2-10 mcg/min.
Endotracheal of 2-2.5 times normal
dose

Terapi untuk Tachycardia


Adenosine
Diltiazem
Metoprolol

Amiodarone
Lidocaine
Magnesium Sulfate

Adenosine
Place supine or mild reverse

Trendelenburg
6 mg rapidly followed by 20 mL
flush
May repeat at 12 mg every 1-2
minutes if unsuccessful

Diltiazem
Rate control

15-20 mg (0.25 mg/kg) IV over 2 minutes


After 15 min. another 20-25 mg (0.35
mg/kg) IV over 2 minutes, if needed
Maintenance Infusion
5-15 mg/hour; titrated to physiologically
appropriate heart rate

Lidocaine
Cardiac Arrest

Initial dose is 1-1.5 mg/kg


Refractory VF 0.5-0.75 mg/kg in 5-10 min. Max 3
mg/kg
Endotracheal dose 2-4 mg/kg
Perfusing Dysrhythmia
0.5-0.75 mg/kg up 1-1.5 mg/kg dosing range. Repeat
if necessary at lower range to total dose of 3 mg/kg
Maintenance Infusion
1-4 mg/min

Magnesium Sulfate
Dosing

Arrest 1-2 g over 5-20 min.


Torsades w/ pulse 1-2 g over 5-60 min.

Vasopressin
Dosing
Single dose of 40 u that replaces either the
1st or 2nd dose of epinephrine. Epinephrine
can be resumed 3-5 minutes after
Can be used endotracheally; no suggested
dose

Anda mungkin juga menyukai