Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN TEORI BETTY NEUMAN

A. Perspektif Historis Betty Neuman


Betty Neuman dilahirkan di Ohio pad tahun 1924. Pujian bapaknya
terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman tentang perawat
dan komitmennya menjadi perawat terbaik yang selalu dekat dengan
pasien.

Pekerjaan

ibunya

sebagai

bidan

di

desa

juga

sangat

mempengaruhi secara signifikan.


Adanya program wajib militer di keperawatan mempercepat
masuknya Neuman ke sekolah keperawatan. Neuman

lulus program

diploma RS Rakyat (sekarang RSUP Akron Ohio) tahun 1947. Neuman


menerima gelar BS pada keperawatan

Kesehatan Masyarakat tahun

1957 dan MS Kesehatan Masyarakat serta Konsultan Keperawatan Jiwa


tahun 1966 dari Universitas California LA. Tahun 1985 Neuman
menyelesaikan PhD dalam bidang Clinical Psychology dari Universitas
Pasific Western.
Tahun 1973, Neuman dan keluarga kembali ke Ohio, sejak itu dia
sebagai konsultan kesehatan jiwa, menyediakan program pendidikan
berkelanjutan dan melanjutkan perkembangan dari modelnya. Model
Neuman aslinya berkembang tahun 1970 ketika itu ada permintaan
lulusan Universitas of California LA untuk pembukaan kursus yang
memberikan wawasan tentang aspek fisiologi, psikologi, sosiokultural dan
aspek pengembangan dari kehidupan manusia (Neuman 1995). Model ini
dikembangkan untuk menyediakan struktur yang terintegrasi dari aspekaspek diatas secara holistic. Setelah dua tahun dievaluasi model tersebut
dipublikasikan dalam tiga edisi ( 1982, 1989, 1995).

B. Perkembangan Sistem Model Neuman


1. Model sistem Neuman
Neuman

memandang

manusia

sebagai

makhluk

holistik

meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan


spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya
respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal. Komponen utama dari model ini adalah adanya

stress dan reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu


sistem terbuka yang memiliki siklus input, proses, output dan feedback
sebagai suatu pola organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan
perspektif sistem ini, maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok,
keluarga, komunitas atau kumpulan agregat lainnya dan dapat
diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan.
Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas
sistem secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi
revitalisasi dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya
untuk

memperoleh,

meningkatkan,

dan

mempertahankan

keseimbangan diantara berbagai faktor, baik di dalam maupun diluar


sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut
gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual
melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

a. Manusia menurut Neuman


Neuman

memandang

(holistic), yaitu terdiri dari


budaya,

faktor

manusia

secara

keseluruhan

faktor fisiologis, psikologis, sosial

perkembangan,

dan

faktor

spiritual

yang

berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisah-pisahkan,


yaitu :
1. Faktor fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh
2. Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental
3.

Faktor

sosial

budaya

meliputi

fungsi

sistem

yang

menghubungkan sosial dan ekspektasi kultural dan aktivasi.


4. Faktor perkembangan sepanjang hidup.
5. Faktor spiritual meliputi pengaruh kepercayaan spiritual
Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,
sesuai stress yang dialami. Ketika stressor terjadi individu banyak
membutuhkan informasi atau bantuan untuk mengatasi stressor.
Pemberian motivasi merupakan rencana tindakan perawat untuk
membantu perkembangan klien.

Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan lingkaranlingkaran konsentrik yang saling berkaitan. Struktur dasar meliputi
faktor dasar kelangsungan hidup yang lebih umum dari karakter
sehat dan sakit yang merupakan gambaran yang unik dari sistem
klien. Secara umum gambaran keunikan sistem klien dari Neuman
adalah skala temperatur normal, struktur genetik, pola respon,
kekuatan dan

kelemahan organ, struktur ego dan pengetahuan

atau kebiasaan.
Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis,
sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi
tingkat penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai
reaksi terhadap stressor. Fokus dari model Neumann didasarkan
pada filosofi bahwa setiap manusia adalah orang total sebagai
sistem klien dan orang adalah multidimensi yang berlapis-lapis.
Setiap lapisan terdiri dari lima orang variabel atau subsistem:
Lihat fisiologis-fisika dari struktur dan fungsi tubuh. PsikologisMengacu pada proses mental dan emosi. Sosial budaya Mengacu
pada hubungan; dan sosial/budaya dan kegiatan harapan. SpiritualMengacu kepada pengaruh keyakinan spiritua. PerkembanganMengacu kepada mereka terkait dengan proses pembangunan
selama

usia.

b. Lingkungan menurut Neuman


Lingkungan

dipandang sebagai totalitas internal dan

kekuatan eksternal yang berada disekitar klien dan saling


berinteraksi
keseimbangan

pada
yang

waktu

tertentu.

bervariasi,

Keduanya

dimana

mempunyai

keseimbangan

atau

keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal tersebut


dipertahanka. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau sebaliknya
bisa berdampak positif atau negatif. Stressor yang berasal dari
lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal, interpersonal dan
ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi garis pertahanan normal
seseorang sehingga dapat mempengaruhi stabilitas sistem.

Stressor intrapersonal (terjadi dalam diri individu/keluarga


dan berhubungan dengan lingkungan internal, misalnya respon
autoimmun). Stressor interpersonal (yang terjadi pada satu
individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem
misalnya ekspektasi peran). Stressor ekstrapersonal (terjadi diluar
lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari
sistem dari pada stressor interpersonal misalnya sosial politik).
c. Sehat menurut Neuman
Sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian
keseluruhan manusia yang selalu harmoni. Kesehatan manusia
dalam status baik atau sakit, selalu berubah dalam lima variabel
yaitu fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
Sehat untuk individu adalah hubungan yang baik antara faktor
genetik dan pengalaman. Tipe definisi sehat mengikuti individu,
tidak ada standar absolut.

d. Keperawatan menurut Neuman


Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan
manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang
unik yang mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi
respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model
keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok
untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total
wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan
integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari
keperawatan. Neuman (1981) memandang model sebagai sesuatu
yang berguna untuk semua profesi kesehatan dimana mereka dan
keperawatan mungkin berbagi bahasa umum dari suatu pengertian.
Neuman juga percaya bahwa keperawatan dengan perspektif yang
luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi pelayanan kesehatan
untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan dapat dicegah.
Neuman mendefinisikan keperawatan sebagai "tindakan
yang

membantu

individu,

keluarga

dan

kelompok

untuk

mempertahankan tingkat maksimum kesehatan, dan tujuan utama

adalah

stabilitas

pasien

keperawatan

sistem

untuk

klien

melalui

intervensi

mengurangi

stres.''

Neuman menyatakan bahwa, karena persepsi perawat akan


mempengaruhi tindakan keperawatan yang diberikan, maka bukan
hanya persepsi pasien saja dinilai tetapi juga perawat.

Peran

perawat adalah melakukan pencegahan primer, sekunder dan


tersier.
e. Intervensi Keperawatan
Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai pemberi
intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi kontak individu
dengan stressor yang jelas atau meminimalkan efeknya. Perawat
mungkin memilih untuk mengintervensi dengan cara menguatkan
kemampuan klien untuk berespon terhadap stressor. Jadi tanpa
memperhatikan apakah kontak dengan stressor itu menghasilkan
hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan pelayanan
sebagai peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan klien
dengan membantu klien berespon yang sesuai terhadap stressor
yang datang. Partisipasi aktif dari klien menguatkan arti dari
kontaknya

dengan

perawat.

Selanjutnya

pembuatan

tujuan

kolaborasi dan kemajuannya adalah istilah yang digunakan


Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara perawat dan klien.
Neuman menyatakan bahwa jika masalah telah diidentifikasi maka
satu keputusan harus dibuat sebagai bentuk intervensi yang harus
diambil sebagai prioritas. Pembuatan keputusan

adalah proses

kolaborasi antara perawat dan klien. Perawat membantu klien


tergantung pada kebutuhan pencegahan primer, sekunder atau
tersier.

Dalam

situasi

perawatan,

perawat

mengkaji

dan

mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di


lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal
(tingkat pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji faktorfaktor resiko dan mencari kemungkinan untuk mengajari atau
membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor telah
menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder
perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses

penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptive. Jika


stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan
tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau mengurangi efek,
barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.
Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan
model Neuman adalah pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi
aktif. Keperawatan digambarkan sebagai profesi yang unik,
keunikannya dihubungkan dengan sifat holistik manusia dan
pengaruh dari variabel yang berinteraksi dalam lingkungan internal
maupun eksternal.
Neumann melihat keperawatan sebagai profesi yang unik
yang

berkaitan

dengan

semua

variabel-variabel

yang

mempengaruhi tanggapan seseorang mungkin harus menjadi


penekan.
Orang itu dilihat sebagai keseluruhan, dan itu adalah tugas
perawat untuk mengatasi seluruh orang. Neuman mendefinisikan
keperawatan sebagai "tindakan yang membantu individu, keluarga
dan

kelompok

untuk

mempertahankan

tingkat

maksimum

kesehatan, dan tujuan utama adalah stabilitas pasien / sistem klien


melalui

intervensi

keperawatan

untuk

mengurangi

stres.''

Neuman menyatakan bahwa, karena persepsi perawat akan


mempengaruhi perawatan yang diberikan, maka bukan hanya
harus pasien / klien 's persepsi dinilai, tapi begitu harus orang dari
pengasuh

(perawat).

Peran perawat terlihat dalam hal tingkat reaksi terhadap


stres, dan penggunaan primer, sekunder dan tersier intervensi
2. Konseptual Model Neuman
Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu
diagram

lingkaran

konsentris,

yang

meliputi

variabel

fisiologi,

psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual, basic structure


dan energy resources, line of resistance, normal line of defense,
fiexible line of defense, stressor, reaksi, pencegahan primer, sekunder,
tertier, faktor intra, inter dan ekstra personal, serta rekonstitusi. Adapun
faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia merupakan

bagian yang melekat pada model ini yang saling berhubungan dan
mendukung ke arah stabilitas sistem. Gambar sistem Neuman ada
pada gambar berikut ini :

Garis pertahanan (flexible lines of defense) 1).Digambarkan


sebagai

lingkaran

putus-putus

paling

luar

yang

berperan

memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari


stressor. 2). Diibaratkan sebagai suatu harmonika yang bisa
menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak
antara flexible lines of defense dan normal lines of defense
meningkat maka tingkat proteksi pun meningkat. 3).Melindungi
normal line of defense dan bertindak sebagai buffer untuk
mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien. 4). Bersifat
dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat.
Neuman menyatakan bahwa Normal Lines of

Defense

adalah 1). Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu


keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai
pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan wellness
normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya
deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien. 2) Berbagai
stressor dapat menginvasi normal line defense jika flexible lines of
defense tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi
maka sistem klien akan bereaksi yang akan tampak pada adanya
gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan
sistem untuk mengatasi stressor tambahan. 3) Normal lines of
defense terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola
koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan.
Lines of Resistance merupakan serangkaian lingkaran putusputus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini
melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari
stressor lingkungan melalui garis pertahanan normal (normal line of
defense). Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor
tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka
energi berkurang dan bisa timbul kematian.
Rekonstitusi
Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang
terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat
dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah

suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal.


Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya,
menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya
pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktorfaktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang
berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan
dan

spiritual.

Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di
masyarakat, karena pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas
sebagai sistem klien.

GAMBARAN KASUS

Gempa bumi berkekuatan 7,9 SR melanda pesisir barat Sumatera


Rabu petang (13/9/2007), membuat panik warga yang saat itu sedang
menanti saat magrib. Warga yang berada di dalam rumah berhamburan dan
berlarian histeris menuju tempat yang lebih tinggi karena takut Tsunami.
Warga tampak berlarian dengan pakaian seadanya dengan menggunakan
kendaraan bahkan berjalan kaki untuk menyelamatkan diri dan keluarga
dekatnya. Sepanjang jalan tampak rumah retak-retak dan ambruk, rusaknya
fasilitas umum, terputusnya aliran listrik dan dibeberapa titik saluran PAM
pecah.

Di Rumah Sakit dr. M. Yunus Bengkulu, pasien yang sedang dirawat


dipindahkan ke tempat parker dan halaman rumah sakit karena ruangan
rawat tidak mungkin digunakan lagi. Korban gempa tampak berdatangan
dengan luka-luka dan patah akibat tertimpa bangunan. Perawat dan tenaga
kesehatan yang bertugas tidak mampu melayani pasien yang ada, sehingga
warga mengobati sendiri keluarga atau korban lainnya.

Beberapa hari setelah gempa warga masih mengungsi di tenda-tenda


yang dibuat seadanya dan belum berani ke rumah karena masih adanya
gempa susulan yang membuat warga takut. Persediaan bahan makanan

menipis dan belum tersentuh bantuan. Meski demikian warga masih sempat
menjalani ibadah puasa ditengah pengungsian yang memprihatinkan. Selain
stok makanan yang tidak ada, warga juga kesulitan untuk mendapatkan air
bersih sehingga banyak anak-anak yang menderita batuk-batuk, pilek dan
ISPA. Sebagian warga tampak emosional menungggu datangnya distribusi
makanan yang terhambat karena jalan yang menghubungkan beberapa
wilayah retak dan kurangnya armada pengangkut. Hal ini membuat suasana
di tempat penampungan memanas dan hampir menimbulkan adu fisik antara
warga dan aparat pemerintahan yang dinilai terlalu birokratis.

PEMBAHASAN
A. Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Neumann memandang manusia secara keseluruhan (holistic) yang
dapat mengalami kondisi yang berfariasi sesuai stress yang dialami.
Ketika stressor individu membutuhkan informasi atau bantuan untuk
mengatasi stressor.
Manusia pada kasus diatas mengalami stres baik secara biologi,
psikologi, sosial budaya, tahap perkembangan dan spiritual. Stresor
biologis meliputi : penyakit : luka-luka dan patah tulang, batuk, ISPA,
kekurangan makanan dan air bersih. Stresor psikologi meliputi :
ancaman terhadap keselamatan jiwa, kehilangan anggota keluarga dan
harta benda. Stresor social budaya meliputi : kerusuhan di tempat
penampungan karena adanya salah pengertian antara warga dengan
masyarakat. Stresor perkembangan : masyarakat terancam terganggu
fungsi perkembangannya, Stressor spiritual : adanya bencana disaat
awal bulan rammadhan mengancam pelaksanaan ibadah puasa.

2. Kesehatan
Menurut Neumann sehat adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian
manusia yang selalu harmoni dan dapat berubah sesuai pengaruh dari
variable fisiologi, psikologi, sosio budaya, spiritual dan perkembangan.
Pada kasus ini kesehatan manusia rentan untuk terjadi perubahan,
karena adanya stressor pada ke-5 variabel penentu derajat kesehatan

manusia. Pada kasus perubahan fisik yang terjadi adalah luka-luka,


patah tulang sebagai kondisi akibat gempa. Variable psikologi tampak
dari tingginya tingkat emosional pengungsi akibat terlambatnya
bantuan. Kondisi ini menggambarkan ketidakharmonisan diri manusia
akibat perubahan variable yang mempengaruhinya.

3. Lingkungan
Lingkungan adalah factor internal dan eksternal yang ada disekitar
klien

yang

keseimbangan
interpersonal

memilki

hubungan

yang

yang

bervariasi

antara

dan

ekstrapersonal.

Pada

harmonis

dan

stressor
kasus

memiliki

intrapersonal,
diatas

stressor

intrapersonal tampak dari menurunnya imunitas para pengungsi


sehingga menderita berbagai penyakit, seperti batuk, pilek, ISPA, sakit
kepala dan hipertensi. Stressor ekstrapersonal akibat gempa sangat
luas, meliputi : kerusakan rumah/tempat tinggal, fasilitas umum : jalan,
fasilitas ibadah, sarana air bersih, rumah sakit, dll.

4. Keperawatan
Keperawatan

memperhatikan

manusia

secara

utuh

dan

mempertahankan semua variabel yang menyebabkan stressor pada


klien. Kasus ditemukan warga korban bencana tidak tertolong karena
sedikitnya jumlah tenaga perawat yang ada saat itu. Keperawatan tidak
dapat memberikan pelayanan yang bersifat utuh, dimana lebih
ditekankan pada aspek fisiologi, itupun tidak bisa mencakup semua
panderita. Karena berhubungan dengan berbagai keterbatasan,
diantaranya sarana prasarana yang sebagian rusak, perawatan
ditenda-tenda darurat dan dengan meningkatnya rasio manusia yang
membutuhkan perawatan dengan jumlah perawatnya.

B. Solusi sesuai Model Konsepsual Betty Neuman


Menurut Betty Neuman, ada tiga tingkatan intervensi pencegahan
dalam keperawatan, yaitu: primary prevention, secondary prevention, dan
tertieri.

1. Pencegahan primer meliputi pengurangan kemungkinan untuk kontak


dengan stresor dan memperkuat flexible line of defense. Dari kasus dapat
diberikan solusi :
-

Menjauhi lokasi bencana dengan mengungsi ke tempat yang relative


aman.

Membuat tempat pengungsian yang layak dengan keteresediaan


fasilitas pokok dan bahan makanan.

2. Pencegahan sekunder, meliputi penemuan kasus dini (skrining) dan


pengobatan gejala

Mengidentifikasi gangguan pada variabel fisik, psikologis, sosial


budaya, perkembangan dan spiritual.

Perawat mendatangi tempat penampungan untuk mendapatkan


penderita yang memerlukan bantuan dan memberikan perawatan

Memberikan informasi kepada masyarakat, tempat dimana mereka


bisa mendapatkan pelayanan keperawatan

Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pengobatan

3. Pencegahan tertier, meliputi readaptasi, pendidikan untuk pencegahan


kejadian dimasa akan datang dan mempertahankan stabilitas.

Melakukan pendidikan kesehatan : kebersihan personal, lingkungan,


asupan nutrisi dan cara mencapai safety dan menghindari injuri.

Memberikan support psikologis pasca bencana melalui pendekatan


spiritual, pendampingan kepada korban.

Daftar Pustaka
Marriner, Tonney, A, (2006). Nursing Theorists and Their Work, 3rd ed, Mosby
Company, St. Louis.
Read, Pamela, at all, (2004). Perspectives on Nursing Theory,
Lippicott Williams & Wilkins, Philadelphia.

4th ed,

Anda mungkin juga menyukai