Anda di halaman 1dari 24

CASE BASED DISCUSSION

PSIKOTIK

Pembimbing:
dr. Damasus Widi A, Sp.KJ

Disusun oleh :
Margaretha (08-023)
Marko Panjaitan (08-154)
Teresia Chandra Tjang (09-103)
Sania Tohatta (09-107)
Noviana Delima (09-109)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
PERIODE 18 NOVEMBER 2013 14 DESEMBER 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2012

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Lembar Pengesahan

Kasus Psikotik

Telah Diterima dan Disetujui


Pada 5 Desember 2012
Oleh Pembimbing Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. DR. Soerojo
Magelang

Mengetahui
Magelang, 5 Desember 2013

dr. Damasus WidiAtmoko, Sp.KJ

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

No. Rekam medis

: 63792

Tanggal kunjungan

: 5 Desember 2013

I. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pekerjaan
Suku
Agama
Pendidikan terakhir
Status pernikahan
Alamat

: Ny. S
: 38 tahun
: Perempuan
:: Jawa
: Islam
: SD (tidak tamat)
: Menikah
: Magelang

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama
: Tn.S
Umur
: 40 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Pekerjaan
: Buruh
Alamat
: Magelang
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Status Pernikahan
: Menikah
Hubungan
: Saudara
Autoanamnesis pada tanggal 5 Desember 2013 dan 6 Desember 2013.
Alloanamnesis pada tanggal 5 Desember 2013.

A. Keluhan Utama
Pasien sering berbicara sendiri.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang ke RSJS Magelang diantar oleh saudaranya dikarenakan
sering berbicara sendiri sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa kesal dengan
mertuanya sampai mencekik leher mertua pasien. Pasien mengaku tidak
pernah diperhatikan oleh suami sejak menikah, sering disuruh bekerja terus
dan tidak pernah di bantu. Pasien mengatakan kalau suami pasien hanya
mementingkan keluarganya saja. Pasien akhir-akhir ini mudah tersinggung,
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

mengamuk sampai melempari alat- alat rumah tangga, sering bicara, tertawa
sendiri, marah-marah tanpa sebab. Pasien juga sering marah-marah ke
tetangga sampai mengganggu lingkungan sekitar. Akhir-akhir ini pasien sulit
tidur, malas melakukan aktifitas dan nafsu makan berkurang. Pasien mengaku
pernah di perkosa oleh pacarnya sewaktu masih muda. Setelah di perkosa,
pasien di tinggal menikah dengan wanita lain. Kemudian pasien di nikahkan
dengan laki-laki pilihan orangtuanya. Setelah menikah pasien sering terlihat
murung, pasien sering berbicara sendiri dan mendengar ada suara yang
memanggilnya yang ia mengaku seperti suara pacarnya. Pasien juga merasa
punya kekuatan dapat terbang ke langit. Pasien sudah tidak mau bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien pernah mengalami keadaan seperti ini sebelumnya dan pernah di
rawat di Rumah Sakit sebanyak 2 kali pada tahun 2002 dan 2011.
2. Riwayat Gangguan Medis Umum
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Riwayat trauma kepala (-),
kejang (-). Tidak terdapat darah tinggi ataupun kencing manis.
3. Riwayat Penggunaan NAPZA, Alkohol, Rokok
Pasien tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
dan tidak memakai zat adiktif lainnya.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak terakhir dari delapan bersaudara. Pasien merupakan
anak yang dikehendaki oleh ibu dan ayah pasien. Selama kehamilan,
tidak dikertahui kondisi kesehatan ibu secara fisik dan mental. Tidak
diketahui pula ada penyulit selama kehamilan dan persalinan. Pasien lahir
dengan usia kehamilan cukup bulan dan ditolong oleh dukun di rumah.
2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
-Psikomotorik
Tidak ada data yang valid pada pertumbuhan pasien dan pengembangan
seperti:

pertama

merangkak,

kalinya

berdiri,

mengangkat

berjalan-berlari,

kepala,
memegang

berguling,

duduk,

benda-benda

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

di

tangannya, meletakkan segala sesuatu di mulutnya, memegang bendabenda di tangannya.


-Psikososial
Tidak ada data yang valid mengenai pasien di usia berapa mulai
tersenyum saat melihat wajah lain, dikejutkan oleh suara, ketika tertawa
pertama pasien atau menggeliat ketika diminta untuk bermain, atau
bermain bertepuk tangan dengan orang lain.
-Komunikasi
Tidak ada data yang valid pada saat pasien mulai mengucapkan kata-kata
seperti 'ibu' atau 'ayah', atau berbicara.

-Emosi
Tidak ada data yang valid reaksi pasien ketika bermain, takut dengan
orang asing, ketika mulai menunjukkan kecemburuan atau daya saing
terhadap lainnya dan pelatihan menggunakan toilet.
Kognitif
Tidak ada data yang valid yang usia pasien dapat mengikuti obyek,
mengakui ibunya, mengenali anggota keluarganya.
Tidak ada data yang valid pada saat pasien pertama kali meniru suara
yang terdengar, atau memahami perintah sederhana.
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11tahun)
-Psikomotor
Tidak ada data yang valid pada saat pertama kali pasien mengendarai
sepeda roda tiga atau sepeda, jika pasien pernah terlibat dalam setiap jenis
olahraga.
-Psikososial
Tidak ada data tentang identifikasi jenis kelamin pasien, interaksi dengan
lingkungannya
Tidak ada data yang pada saat pasien pertama masuk sekolah dasar,
seberapa baik pasien menangani pemisahan dari orang tua, seberapa baik
dia bermain dengan teman-teman baru di hari pertama sekolah.
-Komunikasi

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Tidak ada data yang valid tentang kemampuan pasien untuk membuat
teman-teman di sekolah, dan berapa banyak teman-teman pasien memiliki
selama periode sekolahnya.
-Emosional
Tidak ada data yang valid tentang adaptasi pasien di bawah tekanan,
setiap insiden mengompol tidak diketahui.
-Kognitif
Tidak ada data yang valid pada pencapaian pasien di sekolah, seberapa
baik pasien dalam kemampuan membaca dan nilai.
4. Riwayat Masa Kanak Akhir (pubertas) dan Remaja
Pasien tidak melanjutkan pendidikannya sampai ke tingkat SMP.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien masuk sd saat umur 6 tahun, kemudian kelas 5 SD pasien
berhenti sekolah dikarenakan masalah ekonomi.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien sempat bekerja sebagai pedagang sate selama 1 tahun.
Kemudia setelah menikah, pasien tidak bekerja lagi.
c. Riwayat pernikahan
Pasien sudah pernah menikah,dan pernikahan tidak sesuai dengan
keinginan pasien. Pasien di jodohkan oleh orangtuanya dan di
karuniani 1 orang anak tetapi meninggal saat usia 35 hari.
d. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum karena
melakukan pelanggaran hukum.
e. Riwayat Aktivitas Sosial
Sebelum timbul gangguan keluhan pasien dikenal sangat baik dalam
bersosialisasi dengan tetangga. Namun sekarang pasien nampak lebih
menarik diri dari lingkungan sosial dan hanya mengikuti arisan
dengan tetangganya jika ada. Di rumah pasien, sebelum timbul
gangguan maupun sekarang timbul pasien di kenal sebagai sosok
yang aktif bekerja sperti menyapu, mencari rumput, namun bersifat
tertutup pada keluarga jika ada masalah.
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

f. Riwayat Kehidupan Beragama


Pasien beragama Islam dan mendapatkan ilmu agama islam pertama
kali dari orangtua pasien. Pasien taat melaksanakan sholat 5 waktu
dan sering mengaji setiap hari.
g. Riwayat Psikoseksual
Pasien menyadari dirinya seorang perempuan dan selama ini
berpenampilan dan berperilaku sebagaimana seorang perempuan,
dan memiliki ketertarikan terhadap laki-laki.
h. Riwayat Situasi Hidup
Saat ini pasien tinggal bersama kedua orangtuanya di rumah mereka
sendiri. Pasien tinggal di rumah yang layak untuk ditempati.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak terakhir dari delapan bersaudara. Pasien dibesarkan
oleh ayah dan ibu pasien. Saudara kandung atau kedua orang tua pasien tidak
ada yang pernah mengalami gangguan keluhan yang sepeti dialami oleh
pasien.

Genogram: pohon keluarga

: Laki-laki

: Meninggal
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

: Perempuan

: Tinggal bersama

: Penderita
F. Riwayat Sosial Ekonomi Sekarang
Pasien sekarang tinggal bersama kedua orangtua, penghasilan sekarang tidak
mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.Keuangan keluarga pasien tergolong
menengah ke bawah.
G. Taraf Kepercayaan
Autoanamnesis : tidak dapat dipercaya
Alloanamnesis : dapat dipercaya

. Grafik Perjalanan Penyakit


Symptom

2002

2011

5 hari yll

hari ini

Role Function

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Tampak seorang wanita,umur 38 tahun wajah sesuai usia, rawat diri
cukup, cara berpakaian rapih, kebersihan diri baik.
2. Kesadaran neurologis : Compos mentis
Psikiatri : jernih
Perilaku dan aktivitas psikomotor : normoaktif
Sikap terhadap pemeriksa : co-operatif, kontak mata (+)
3. Pembicaraan:
Kuantitas
Kualitas

: meningkat
: meningkat

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

4. Tingkah laku:
Hiperaktif
Normoaktif
Hipoaktif
Echopraxsia
Katatonia
Negativisme Aktif
Katapleksi
Stereotipik
Mannerism
Otomatime
Mutisme
Akhatisia
Agresif
Tik
Sonambulisme
Agitasi
Ataksia
Mimikri
Kompulsif
Impulsif
Abulia
5. Sikap:
Kooperatif
Non-kooperatif
Indifferent
Apatis
Tegang
Dependent
Aktif
Pasif
Infantile
Curiga
Bermusuhan
Labil
Rigid
Negativisme Pasif
Stereotopik
Katalepsi
Fleksibilitas cerea

:+
:::::::::::::::::::::+
::::::::::::::::-

6. Kontak Psikis
Mudah ditarik, mudah dicantum
B. Alam Perasaan
1. Mood :
Disforik

:Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Euthyme
Hiperthimik
Hipothimik
Euphoria
Ekspansive
Irritable
Elevated

:+
::::::-

2. Afek
:
Appropiate
Inappropiate
Restrictive
Blunted
Flat
Labil

:+
:::::-

C. Gangguan Persepsi
1. Ilusi
Visual
:Auditorik : Olfaktorik : Gustatorik : Taktil
:2. Halusinasi
Visual
Auditorik
Olfaktorik
Gustatorik
Taktil
Kinestetik

::+
::::-

3. Depersonalisasi : 4. Derealisasi : D. Proses Pikir


1. Isi Pikir
Idea of reverence
Preokupasi
Obsesi
Fobia
Waham
Kebesaran
Berdosa
Kejar
Curiga

:::::+
:::+
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Cemburu
Somatic
Magic Mistic
Kacau (Bizzare)
Thought of Echo
Thought of Insertion
Thought of Withdrawl
Thought of Broadcasting
Delution of Control
Delution of Influence
Delution of Passivity
Delution of Perception

::::::::::::-

2. Arus Pikir
a) Kuantitas
Logorrhea
:+
Remming
:Blocking
:Mutisme
:b) Kualitas
Koheren
:+
Inkoherensi
:Konfabulasi
:Asosiasi longgar : Sirkumtansial
:Asosiasi bunyi
:Word Salad
:Jawaban Irrelevan : Flight of Idea
:Neologisme
:Tangensialitas
:Perseverasi
:Verbigerasi
:Ekolalia
:3. Bentuk Pikir
Realistik
Non-realistik
Dereistik
Autistik

::+
::-

E. Sensorium dan Kognitif


1. Tingkat Kesadaran
2. Orientasi Waktu
Tempat
Personal
Situasional
3. Daya Ingat Jangka Panjang
4. Daya Ingat Jangka Pendek

: Jernih
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

10

5. Daya Ingat Segera


6. Konsentrasi
7. Perhatian
8. Kemampuan Baca Tulis
9. Pikiran Abstrak
10. Pengetahuan umum
11. Kemampuan menolong diri sendiri

: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: Baik
: kurang
:baik

F. Tilikan
True insight
Intelectual insight
Impaired insight
I.

PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internus
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Kesadaran
: Compos mentis
3. Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi
: 92 kali/menit
Respirasi
: 18 kali/menit
Suhu
: 36,5 c
4. Kepala (Mata dan THT )
Kepala
: Normocephali
Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Telinga
: Normotia/normotia, sekret -/Mulut
: Sianosis (-)
Tenggorokan
: Faring hiperemis (-)
Leher
: Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Hidung
: Vacum nasi lapang/lapang, sekret -/5. Thorax
a. Jantung
Inspeksi
Palpasi

: Ictus cordis tidak teraba


: Ictus cordis terada di ICS V 2 cm medial linea

Perkusi
Auskultasi
b. Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
6. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

mid- clavicula sinistra


: Batas jantung normal
: Suara jantung I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
:
:
:
:

Pergerakan dada simetris


Vokal fremitus kanan = kiri
Sonor kanan=kiri
Bunyi napas dasar veikuler

: Perut tampak datar


: Bising usus (+)
: Supel, nyeri tekan (-)
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

11

Perkusi
7. Urogenital
8. Ekstremitas

: Timpani
: Dalam batas normal
:
Superior

Inferior

Oedem

-/-

-/-

Sianosis

-/-

-/-

Akral dingin

-/-

-/-

Cappilary refill test

< 2 detik

< 2 detik

Deformitas

-/-

-/-

B. Pemeriksaan Neurologis
1. Kaku kuduk
2. Saraf kranialis
3. Motorik

: Tidak ditemukan
: Dalam batas normal

Motorik

Superior

Inferior

Gerakan

N/N

N/N

Kekuatan

5/5

5/5

Tonus

N/N

N/N

Trofi

E/E

E/E

4. Sensorik
5. Refleks fisiologis
6. Refleks patologis

: Sensibilitas dalam batas normal


: +/+
: -/-

II. RESUME
Seorang wanita usia 38 tahun, beragama Islam, suku Jawa datang ke
RSJS Magelang diantar oleh saudaranya dikarenakan sering berbicara sendiri
sejak 5 hari yang lalu. Pasien merasa kesal dengan mertuanya sampai
mencekik leher mertua pasien. Pasien mengaku tidak pernah diperhatikan oleh
suami sejak menikah, sering disuruh bekerja terus dan tidak pernah di bantu.
Pasien mengatakan kalau suami pasien hanya mementingkan keluarganya dan
ringan tangan sering memukuli pasien. Pasien akhir-akhir ini mudah
tersinggung, mengamuk sampai melempari alat- alat rumah tangga, sering
bicara, tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab. Pasien juga sering marahmarah ke tetangga sampai mengganggu lingkungan sekitar. Akhir-akhir ini
pasien sulit tidur, malas melakukan aktifitas dan nafsu makan berkurang.
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

12

Pasien mengaku pernah di perkosa oleh pacarnya sewaktu umur 17 tahun.


Setelah di perkosa, pasien di tinggal sang pacar yang menikah dengan wanita
lain. Kemudian pasien di nikahkan dengan laki-laki pilihan orangtuanya.
Setelah menikah pasien sering terlihat murung, pasien sering berbicara sendiri
dan mendengar ada suara yang memanggilnya yang ia mengaku seperti
suara pacarnya. Pasien juga merasa punya kekuatan dapat terbang ke langit.
Pasien sudah tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Didapatkan:
Pembicaraan
Perilaku
Mood
Arus pikir
Bentuk pikir
Isi pikir
Tilikan
Halusinasi
III.

: meningkat
: hiperaktif
: euthym
: logorrhea, koheren
: non-realistik
: waham curiga, waham kebesaran
: true insight
: auditorik

FORMULA DIAGNOSIS
Pada pasien ini didapatkan adanya :
Sindrom Skizofrenia : halusinasi auditorik, penurunan fungsi peran, deristik,
impaired insight
Sindrom Paranoid
Sindrom Manik

: waham curiga, halusinasi auditorik


: waham kebesaran, logorrhea, elevated

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

13

Sebagai tambahan:
* Halusinasi dan/ waham arus menonjol;
(a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi Terpenuhi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa
bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing).
(b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual ,
atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi Tidak terpenuhi
jarang menonjol.
(c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of Terpenuhi
influence) atau passivity (delussion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.
F20.0 Skizofrenia Paranoid

F 22. Gangguan Waham Menetap


Gejala Utama

Pada Pasien

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Terpenuhi

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

14

Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala


yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik tunggal
maupun sebagai suatu system waham) harus sudah ada sedikitnya 3
bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan
budaya setempat.

Gejala-gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang


lengkap/mungkin terjadi secara intermiten, dengan syarat bahwa
waham-waham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat
gangguan afektif itu.

Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak.

Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja


ada dan bersifat sementara.

Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan,


siar pikiran, penumpulan afek, dsb.)

F 31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik

Untuk menegakkan diagnosis pasti :


a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania
dengan gejala psikotik, dan
b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain
(hipomanik, manik, depresif, atau campuran) di masa lampau.

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

15

IV.

DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
AXIS I
: F 31.2 Gangguan Afektif Bipolar Episode Kini Manik Dengan
Gejala Psikotik
AXIS II : Ciri kepribadian Intovert
AXIS III : Tidak ada diagnosa
AXIS IV : Masalah dengan primary support group(kurang perhatian
keluarga)
AKSIS V : GAF 70 61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik)

V. PENATALAKSANAAN
A. Non Farmakologis

Terapi Suportif :
Terapi suportif diberikan oleh terapis dengan tujuan agar pasien
mempunyai kepercayaan diri dan mau meningkatkan kemampuan untuk
menjalani kehidupannya, mendapat dukungan untuk sembuh, dan
bersemangat dalam menghadapi tantangan kehidupan di waktu-waktu
yang akan datang. Kepada pasien juga disarankan untuk melakukan
kegiatan

yang

menenangkan

atau

membuat

santai

misalnya

mengembangkan hobi. Diperlukan adanya motivasi dari pasien untuk


sembuh, minimal sembuh sosial dan adanya kemampuan pasien untuk
dapat bekerja sama secara aktif dengan dokter sehingga tercapai tujuan
terapeutik. Terapi berorientasi terhadap masalah sekarang dan
pemecahannya. Ditekankan pengertian pada pasien bahwa terapi ini
juga digunakan bersama-sama dengan obat.

Edukasi Keluarga
- Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang keadaan
pasien dan rencana terapi yang akan diberikan kepada pasien.
- Meminta keluarga untuk memberikan dukungan dan perhatian kepada
pasien dalam menghadapi masalah.
- Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara
berpikir yang salah, mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap
masalah yang dihadapi
- Memberikan penjelasan mengenai obat yang akan diminum, waktu
pemberian dan efek samping, agar pemberian obat dapat secara
teratur oleh keluarga serta memotivasi pasien agar minum obat
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

16

dengan teratur dan mau kontrol secara teratur sesuai dengan anjuran
dokter.
- Meminta keluarga untuk tidak mengucilkan pasien, melainkan harus
terus mendukungnya, dan memberikan pekerjaan-pekerjaan yang
ringan agar dapat dikerjakannya.
B. Farmakoterapi

Obat Anti Psikosis : Chlorpromazine 2 x 100 mg

Mekanisme

: Mekanisme kerja obat anti-psikosis tipikal adalah untuk


mem-blokade Dopamine pada reseptor pasca-sinaptik
neuron di otak, khususnya di system limbic dan system
ekstrapiramidal

(Dopamine

D2

receptor

antagonist),

sehingga efektif untuk gejala POSITIF.

Dosis Anjuran : 150-600mg/h


Sediaan

: Tab. 25-100mg

Indikasi

: Memenuhi butir-butir diagnostik Sindrom


1. Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai
realitas ( reality testing ability), bermanifestasi dalam
gejala : kesadaran diri (awareness) yang terganggu,
dan daya tilikan diri (insight )terganggu.
2. Hendaya

berat

dalam

fungsi-fungsi

mental

bermanifestasi dalam gejala POSITIF : gangguan


asosiasi pikiran (inkoherensi), isi pikiran yang tidak
wajar ( waham ), gangguan persepsi ( halusinasi ) ,
gangguan perasaan (tidak sesuai dengan situasi ),
perilaku

yang

aneh

atau

tidak

terkendali

( disorganized ) , dan gejala NEGATIF : gangguan


perasaan ( afek tumpul, respon emosi minimal) ,
gangguan proses pikir ( lambat, terhambat), isi
pikiran yang stereotip dan tidak ada inisiatif ,
perilaku yang

sangat terbatas

dan cenderung

menyendiri ( abulia )
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

17

3. Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,


bermanifestasi dalam gejala : tidak mampu bekerja,
menjalin hubungan sosial dan melakukan kegiatan
social
Interaksi obat:
Antipsikosis + Antipsikosis lain

: potensiasi efek samping obat dan

tidak ada bukti lebih efektif misalnya : CPZ + Reserpine :


potensiasi efek hipotensi
Antipsikosis + anti-anxietas

: efek sedasi meningkat

Antipsikosis + antidepresan trisiklik : efek samping antikolinergik


meningkat
Antipsikosis + ECT

: tidak memberikan obat antipsikosis pada pagi hari sebelum


dilakukan ECT.

Obat Anti Mania : Lithium Carbonate 250-500mg/h

Mekanisme

: - Menghambat "Cyclic AMP (adenosine monophosphate)


& phosphoinositides
- Mengurangi dopamine recesptor supersensitivity

Dosis Anjuran : 250-500mg/h


Sediaan

: Tab.200-300-400-500 mg

Indikasi

: Memenuhi butir-butir diagnostik Sindrom Mania


Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir
setiap hari terdapat keadaan afek (mood,suasana
perasaan) yang meningkat,ekspresif,iritable.
Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut :
4. Peningkatan

aktivitas

(ditempat

kerja,dalam

hubungan sosial atau seksual), atau ketidak-tenangan


fisik.

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

18

5. Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau dorongan


untuk berbicara terus-menerus.
6. Lompat gagasan (flight of ideas) atau penghayalan
subjektif bahwa pikirannya sedang berlomba.
7. Rasa harga diri yang melambung (grandiositas, yang
dapat bertaraf sampai waham/delusi)
8. Berkurangnya kebutuhan tidur
9. Mudah teralih perhatian, yaitu perhatiannya terlalu
cepat tertarik kepada stimulus luar yang penting atau
yang tidak berarti.
10. Keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang
mengandung kemungkinan resiko tinggi dengan
akibat yang merugikan apabila tidak diperhitungkan
secara bijaksana.
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari,
bermanifestasi
kemampuan

dalam
bekerja,

gejala
hubungan

penurunan
sosial

dan

melakukan kegiatan rutin.


Interaksi obat:
Lithium + diuretika Thiazide = dapat meningkatkan
kosentrasi serum Lithium sebanyak 50%
risikoinoksiskasi menjadi besar, sehingga dosis
Lithium harus dikurangi 50% agar tak terjadi
intoksikasi. Sedangkan loop diuretics, seperti
furosemide, kurang mempengaruhi konsentrasi
Lithium.
ACE inhibitors + Lithium =dapat meningkatkan
kosentrasi serum lithium sehigga menimbulkan
gejal intoksikasi.
Haloeridol + Lithium = efek neurotoksis bertambah
(dyskinesia, ataxia), tetapi efek neurotoksis tidak
Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

19

tampak pada penggunaan kombinasi Lithium


dengan Haloperidol dosis rendah (kurang dari 20
mg/h). Keadaan yang sama untuk Lithium +
Carbamazepine.
NSAID (e.g. Indomethacin, Ibuprofen) + Lithium =
pat

meningktkan

kosentrasi

serum

Lithium,

sehingga resiko intoksikasi menjadi besar.


Aspirin dan Paracetamol (analgesic) tidak ada
interaksi dengan Lithium.
Efek samping :efek samping Lithium berhubugan erat dengan dosis dan
kondisi fisik pasien.
Gejala efek samping yang dini (kadar serum Lithium 0.81.2 mEg/L) :

mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual,


muntah, diare, feses lunak ), kelemahan otot,
poliuria, tremor halus ( fine tremor, lebih nyata pada
pasien usia lanjut dan pengunaan bersamaan dengan
neuroleptika dan antidepresan).

Tidak

ada

efek

sedasi

dan

gangguan

ekstrapiramidal.
Efek samping lain : hyphonthyroidism, peningkatan
berat badan, perubahan fungsi thyroid (penurunan kadar
thyroxine dan penigkatan kadar TSH), oedema pada
tungkai, metallic taste, lekositosis, gangguan daya
ingat dan kosetrasi pikiran.
Gejala Intoksikasi : (kadar serum Lithium > 1,5 mEq/L)

VI.

PROGNOSIS
Riwayat gangguan jiwa dalam keluarga (-):
Dukungan keluarga dan lingkungan:
Status sosial ekonomi : menengah
Stresor : (+)

Baik
Baik
Baik
Baik

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

20

Kepribadian premorbid :
Onset usia : 40 tahun
Perjalanan penyakit : kronik
Jenis penyakit :
Penyakit organik : (-)
Regresi (-)
Respon terapi (obat-obatan)
Kepatuhan minum obat : patuh
Prognosis :
Ad Vitam
Ad Fungsionum
Ad Sanationum

:
:
:

Buruk
Buruk
Baik
Baik
Baik
Baik

Bonam
Dubia Ad Bonam
Dubia Ad Bonam

DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri jilid 2, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan
Psikiatri Klinis. Edisi Ketujuh.Jakarta : Binarupa Aksara.2010.
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III.
PT Nuh Jaya. Jakarta.2007. h : 23-30
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK UNIKA Atma Jaya. Jakarta.2003.

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

21

LAMPIRAN FOTO-FOTO HOME VISIT

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

22

Case Based Discussion Psikotik

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

23

Anda mungkin juga menyukai