Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menjelaskan prinsip kerja HVAC/pompa kalor
2. Menjelaskan alat yang diperlukan untuk pengukuran sistem HVAC
3. Melakukan pengukuran pada sistem HVAC
4. Menginterpretasi data pengukuran sistem HVAC
5. Menampilkan profil energi sistem HVAC
6. Menghitung kinerja sistem HVAC
7. Mencari peluang penghematan pada sistem HVAC
8. Melaporkan hasil audit sistem HVAC
II. Dasar teori
HVAC/Pompa kalor merupakan alat yang mentransfer energi dari sumber panas (heat
source) ke heat sink melawan gradien temperatur. Pompa kalor dirancang untuk memindahkan
energi panas berlawanan dengan arah aliran panas spontan. Sebuah pompa kalor menggunakan
sejumlah energi eksternal untuk mencapai transfer energi termal yang diinginkan dari heat
source ke heat sink.
Mesin pompa kalor yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis siklus tekanan uap
Rankine. Keterangan megenai alat pompa kalor adalah sebagai berikut:
1. Bahan pendingin (refrigeran) yang dipergunakan adalah Freon 12 (R12)
2. Kompresor berupa kompresor torak, semi hermetic, dengan pendinginan udara. Kapasitas
9,46 m3/jam pada putaran 1450 rpm.
3. Motor listrik 3 fasa 415 V 50 Hz dengan daya maksimum 2,5 kW. Daya yang digunakan
dapat dilihat pada meter daya.
4. AHU (Air Handling Unit). Kipas terpasang pada AHU dengan tiga kecepatan yang berbeda.
Maksimum laju udara yang dihasilkan adalah 0,37 m 3/detik. Termometer yang berfungsi
mengukur temperatur bola kering dan basah terpasang pada saluran masuk dan keluaran
AHU. Meter orifice yang dapat dipindah-pindah terpasang pada saluran masuk AHU.
Gambar 1.
Gambar skematis peralatan pengujian ditunjukkan pada Gambar 1. Pada alat uji terpasang
berbgai alat ukur. Alat ukur digital untuk mengukur temperatur dipasang di 14 titik, yaitu:
Alat ukur tekanan bekerja secara analog, dan terpasang seperti dalam rangkaian. Laju alir air
diukur menggunakan flowmeter. Laju alir udara diukur menggunakan meter orifice yang
dilengkapi dengan manometer. Alat ukur daya digunakan untuk mengukur daya yang digunakan
kompresor. Mesin pompa kalor ini juga dilengkapi dengan sembilan katup kendali, yaitu:
V101 = katup kendali aliran air. Selama pengujian, katup ini diatur untuk mendapatkan laju
alir air yang dikehendaki.
V108 = katup ekspansi otomatis. Katup ini bekerja secara otomatis tergantung pada
temperatur fluida pendingin keluaran evaporator.
Selain katup V101 dan V108, berfungsi sebagai katup pemeliharaan. Keterangan untuk alat ukur
lainnya adalah:
Siklus Termodinamika
Prinsip kerja HVAC/pompa kalor:
Temperatur pengembunan dan penguapan suatu zat tergantung pada tekanannya. Makin
tinggi tekanan, maka makin tinggi temperatur penguapan maupun pengembunan. Sebagai
contoh, air akan menguap pada 0oC jika pada kondisi vakum, atau sebaliknya akan
mengembun pada 200oC bila tekanannya sangat besar.
Prinsip kerja : refrigeran setelah melalui pompa hampa, diembunkan dan dikembalikan ke
fasa cair. Refrigeran yang telah mengembun kemudian dilewatkan ke ketel penguapan
dan akan mulai menguap lagi, demikian seterusnya. Dalam usaha untuk mengembunkan
kembali uap, perlu menaikkan tekanan pada pengembun (condenser). Dengan
menggunakan pompa (bukan vakum), maka tekanan berada di atas tekanan atmosfer.
Dengan tekanan makin tinggi, volume spesifik uap makin kecil, sehingga volume
kompresor lebih kecil, juga pipa-pipa dan penukar panas.
Jenis cairan yang digunakan sebagai refrigeran sebaiknya adalah cairan yang akan menguap
pada temperatur rendah dan tekanan sekitar 1 atmosfer. Dengan mempertahankan tekanan di atas
1 atm, maka kebocoran yang terjadi lebih mudah diketahui.
Cara kerja siklus secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2. Fluida kerja dimampatkan ke
dalam kompresor dari tingkat 1 menjadi tingkat 2. Pada tekanan tinggi ini, fluida kerja
didinginkan dengan udara di kompresor dan dengan air pendingin di kondensor pada tekanan
tetap (2-3). Pada kondisi ini panas akan dibuang ke air (prinsip kerja pompa kalor). Fluida kerja,
kemudian dilewatkan penukar panas (3-4), hingga kondisi pendinginan lanjut (sub cooled).
Proses ini berlangsung terus sampai kondisi 5.
Fluida kerja diekspansikan dengan menggunakan katup ekspansi, tekanan akan turun (5-6),
dan fluida kerja akan menguap di dalam evaporator pada AHU (6-7).
Pada proes penguapan, fluida kerja akan mengambil panas dari udara yang dilewatkan AHU.
Untuk meyakinkan bahwa tidak ada fluida kerja dalam bentuk cair sebelum masuk kompresor,
fluida kerja R12 dilewatkaan penukar panas (7-8). Kondisi uap panas lanjut terjadi sampai
kompresor (8-1). Kerja yang dihasilkan mesin pompa kalor yaitu dengan bertambah panasnya air
pendingin pada pengembun (condenser). Hal ini bila dibanding dengan daya masuk kompresor
disebut coefficient of performance (COP) mesin pompa kalor. Kondisi termodinamika fluida
kerja pada sistem di atas dapat digambarkan pada diagram T-S dan P-H (Gambar 2,3, dan 4).
Untuk proses P-H dengan pendinginan lanjut (Gambar 4) akan diperoleh COP yang lebih tinggi.
Gambar 2.
pendinginan lanjut
Keterangan gambar:
1-2 : Proses pemampatan, idealnya proses isentropik
2-3 : Pelepasan kalor pada pendingin, idealnya isobaric
3-4 : Pelepasan kalor pada pendingin, proses isobar dan isotermik
pendinginan lanjut
h1h 6
h2h 1
h2h5
h2h1
Standar HVAC
Equipment type
Size category
Minimum efficient
Test Procedure
2,8 COP
3,5 IPLV
ARI 550/590
All capacities
3,10 COP
3,45 IPLV
ARI 550/590
All capacities
4,20 COP
5,20 IPLV
ARI 550/590
<150 tons
4,45 COP
5,20 IPLV
4,90 COP
5,60 IPLV
300 tons
5,5 COP
6,15 IPLV
<150 tons
5,0 COP
5,25 IPLV
5,55 COP
5,90 IPLV
300 tons
6,1 COP
6,40 IPLV
All capacities
0,6 COP
All capacities
0,6
Absorption double
effect, Indirect fired
All capacities
1 COP
1,05 IPLV
Absorption double
effect, direct fired
All capacities
1 COP
1 IPLV
Water cooled,
electrically operated,
positive displacement
(rotary screw and
scroll)
Water cooled,
electrically operated,
centrifugal
ARI 550/590
ARI 550/590
ARI 560
Spesifikasi Alat
a. Data Dasar
Jenis Heat
Pump
Berat
(Kg)
Panjang
(m)
Lebar
(m)
Tinggi
(m)
P5670
250
2.9
1.3
1.7
Spesifikasi Alat
Tegangan
(V)
415
Suplai Listrik
Frekuensi
(Hz)
50
Daya
(kw)
2.5
b. Data Detail
Data hasil pengukuran (Speed 1)
Udara
No.
Beda
Tekan
an
Orifice
Masuk
Td
b
mmH2
O
1.
2.
Air
Twb
C
Keluar
Td
b
C
Laju
Alir
Tw
b
C
L/m
Masu
k
Kelu
ar
Tw 7
Tw 8
Daya
Kompres
or
Refrigeran
Laju Alir
Volumet
rik
L/m
bar
bar
bar
T
C
bar
T
C
Watt
3.
4.
5.
6.
Vu
Massa
Jenis
m3/kg
(Kg/m3
)
No
Udara
Laju
Alir
Masuk Keluar
Massa
Mu
hA1
hA2
kg/s
Kj/kg
Kj/Kg
Qud
kwatt
1.
2.
3.
4.
5.
6.
N
o
No
Laju
alir
m3/s
Refrigeran
La
ju
Al
ir
M
as
s
M
r
(12)
W
ko
mp
k
(2
3)
(3
4)
(4
5)
(5
6)
(6
7)
(7
8)
(8
1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
rho
Kg/m3
Air
Laju
Alir
Massa
Ma
Kg/s
Entalpi
hA
Kj/kg
Qair
kwatt
g/s
1.
2.
3.
4.
5.
6.
J/Kg
J/Kg
J/Kg
J/Kg
J/Kg
J/Kg
J/Kg
J/Kg
1050
1000
950
8.4 8.5 8.6 8.7 8.8 8.9
9.1 9.2
waktu
Daya Kompresor
6
4
2
0
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
waktu
COP Eksternal
Baseline
9.1
9.2
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
9.1
9.2
9.1
9.2
WAKTU
COP Internal
Baseline
4.4
4.2
4
8.4
8.5
8.6
8.7
8.8
8.9
Waktu
COP Carnot
Baseline
80
90
100
110
120
T2 Refrigeran
COP Internal 3
2
1
0
10
T6 Refrigeran
11
12
13