Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS DAN HUKUM


KOMERSIAL
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILTY INDOFOOD &
UNILEVER

DISUSUN OLEH:

NINDYA FARAH DWI P.

1506774226

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS INDONESIA
2016

1. Latar Belakang
Perkembangan organisasi bisnis tidak dapat dipisahkan dari hubungan antara lingkungan sosial
dan lingkungan alam. Sekitar era 1980an pembangunan yang berkelanjutan mulai berhembus,
terutama kepada entitas-entitas yang menggunakan sumber daya alam. Timbul pertanyaan
mengenai apakah entitas hanya bertanggung jawab secara keuangan kepada pemilik modal,
atau tidakkah seharusnya entitas juga bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya atas
pemanfaatan sumber daya alam. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu mendorong para
lembaga internasional mulai serius memikirkan yang dimaksud dengan pembangunan
berkelanjutan.
Dikutip dalam Unerman (2011), pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam
garis sejarah dapat ditarik ke tahun 1987, di mana istilah ini digunakan oleh komisi Persatuan
Bangsa-Bangsa lingkungan hidup dan pembangunan.
John Elkington pada tahun 1994 menganjurkan nilai entitas juga harus diukur dari tanggung
jawabnya terhadap sosial (people) dan lingkungan. Hal ini disebabkan karena sesungguhnya
setiap transaksi dan interaksi yang dilakukan oleh entitas dengan masyarakat (people) dan
lingkungan (planet) pasti akan menimbulkan hubungan sebab akibat satu sama lain. Karena
adanya hubungan sebab akibat seperti ini dibutuhkan kegiatan pertanggungjawaban sosial
lingkungan untuk menjaga keberlangsungan usaha entitas dimasa-masa yang akan datang.
Salah satu bentuk pertanggungjawaban sosial entitas dituangkan dalam kegiatan corporate
social responsibility (CSR).
Peraturan di Indonesia mengenai sustainability reporting (SR) tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang disahkan pada Juli 2007. Perundangan
ini mengamanatkan seluruh Perseroan Terbatas (PT) yang kegiatan usahanya berkaitan dengan
Sumber Daya Alam untuk melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial lingkungan, serta
menyajikan informasi kinerja kegiatan tanggung jawab sosial lingkungan tersebut dalam laporan
tahunan Direksi kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kemudian pada April 2012
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perseroan, sehingga mulai tahun 2012 kegiatan tanggung
jawab sosial lingkungan dan penyampaian informasinya menjadi kewajiban seluruh perseroan.
Industri barang konsumsi yang mana menjual barang konsumsi sehari-hari menghadapi
tantangan tersendiri dalam kegiatan tanggung jawab sosial. Hal ini disebabkan karena industri
barang konsumsi sangat bergantung pada sumber daya alam dan juga sumber daya manusia.
Selain itu, masyarakat memiliki pandangan yang kuat pada industri barang konsumsi karena
barang tersebut meliputi kebutuhan dasar manusia. Hal ini menuntun pada suatu rantai
produksi yang kompleks terkait proses produksi material utama, kondisi lingkungan (energy dan
penggunaan air, limbah) dan sosial (kondisi buruh) dan juga kualitas, kesehatan dan keamanan
produk tersebut.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk membandingkan tanggung jawab sosial pada dua industri
barang konsumsi. Dua Perusahaan yang dipilih dalam makalah ini adalah perusahaan yang
bergerak di industri barang konsumsi dengan sub sektor yang berbeda yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Perusahaan pertama adalah perusahaan dengan sub sektor makanan dan
minuman yaitu Indofood. Perusahaan kedua adalah perusahaan dengan sub sektor kosmetik &
keperluan rumah tangga yaitu Unilever Indonesia.
2. Indofood

Indofood senantiasa berupaya untuk menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik,
dengan melaksanakan program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) secara
berkelanjutan, selaras dengan keinginan Perseroan untuk menjadi perusahaan yang tumbuh
bersama negara dan masyarakat Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi Perseroan untuk
memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, serta terus
meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan.
Program CSR Perseroan mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan oleh Perseroan,
dengan berfokus pada prinsip triple bottom line, yang menekankan pada keseimbangan aspek
ekonomi, sosial dan lingkungan.
2.1. Perlindungan Terhadap Lingkungan
Perseroan menyadari bahwa sumber daya yang tersedia di bumi digunakan untuk
kepentingan bersama. Untuk itu, dalam menjalankan kegiatan operasional, Perseroan akan
terus berupaya meminimalkan dampak negatif dan menjaga kelestarian lingkungan.
Perseroan telah menerapkan berbagai sistem manajemen lingkungan dan program
sertifikasi. Beberapa unit operasional Perseroan telah meraih sertifikasi antara lain:
ISO 14001 untuk Sistem Manajemen Lingkungan dan
ISO 50001 untuk Sistem Manajemen Energi.
a. Proper
Guna memastikan bahwa pengelolaan lingkungan telah dilaksanakan dengan baik,
Perseroan secara sukarela telah melakukan penilaian mandiri atas PROPER di seluruh unit
operasional. Penilaian tersebut meliputi berbagai aspek yaitu dokumen atau perijinan
lingkungan, pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan limbah berbahaya,
serta pemantauan terhadap parameter-parameter lingkungan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Beberapa unit operasional Perseroan telah terpilih untuk mengikuti penilaian PROPER
oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, dimana empat
unit operasional berhasil meraih peringkat Hijau di tahun 2015.
b. Perkebunan Berkelanjutan
Grup Agribisnis memiliki komitmen untuk menjalankan dan menerapkan standar
tertinggi dalam praktik industri yang berkelanjutan. Berbagai inisiatif yang telah
Perseroan laksanakan meliputi budidaya bibit guna meningkatkan produktivitas lahan,
mengembangbiakkan dan memanfaatkan burung hantu sebagai predator alami dalam
ekosistem, mengurangi penggunaan paraquat, secara ketat melaksanakan kebijakan anti
pembakaran hutan dalam kegiatan pembukaan lahan baru, serta memelihara Kawasan
Bernilai Konservasi Tinggi (KBKT). Di bidang pengelolaan karbon, Perseroan memonitor
emisi gas rumah kaca dari pabrik dan area perkebunan yang telah meraih sertifikasi
RSPO, serta fasilitas pengolahan kelapa sawit.
c. Pengelolaan Energi
Komitmen Indofood di bidang pengelolaan energi tidak hanya meliputi pengelolaan
efisiensi energi namun juga meliputi upaya untuk mencari dan mengimplementasikan
alternatif energi yang lebih ramah lingkungan, seperti pemanfaatan cangkang sawit
sebagai bahan bakar boiler.
Perseroan telah menerapkan berbagai program pengurangan energi, seperti
penggunaan atap kaca untuk memanfaatkan cahaya alam dan konversi ke lampu LED
untuk membantu menghemat pemakaian energi.

d. Pengelolaan Air
Dalam proses produksi Perseroan, air digunakan terutama untuk menghasilkan uap,
proses pendinginan dan pembersihan. Konsumsi air dapat dikurangi dengan
meminimalkan penggunaan air termasuk penerapan clean-in-place system untuk
pencucian dan pembersihan peralatan.
Perseroan juga terus berupaya melindungi sumber-sumber air. Hingga tahun 2015,
Perseroan telah melakukan penanaman pohon dan mangrove di sekitar area unit
operasional Perseroan. Perseroan telah menjalin kerjasama dengan World Wide Fund for
Nature (WWF) Indonesia dalam program penanaman pohon di daerah Hutan Lindung
Gunung Wilis di Jawa Timur, guna membantu memulihkan daerah aliran Sungai Brantas
yang telah kritis. Perseroan memonitor perlindungan hutan tersebut melalui teknologi
foto geotag, selama kurun waktu lima tahun. Selain itu, Perseroan juga telah membuat
lubang biopori dan sumur resapan, yang membantu meningkatkan kapasitas penyerapan
air tanah.
e. Pengelolaan Limbah
Indofood memiliki komitmen untuk mengelola limbahnya dengan baik, serta
senantiasa berupaya mematuhi ketentuan dan peraturan terkait lingkungan yang berlaku.
Pengelolaan Limbah yang dilakukan perseroan mencangkup:
Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan Limbah Padat
Limbah Pasca-Konsumsi
f. Mendorong Perilaku Ramah Lingkungan Para Karyawan
Komitmen Perseroan dalam meningkatkan kinerja lingkungan juga mencakup upaya
edukasi berkelanjutan bagi karyawan untuk melaksanakan perilaku ramah lingkungan.
Perseroan telah melaksanakan program green office sebagai wujud perilaku yang
bertanggung jawab. Inisiatif program green office meliputi pemilahan sampah domestik,
mendorong penggunaan dua sisi kertas saat pencetakan (double sided printing) dan
pemanfaatan e-document, pengaturan suhu dan pencahayaan yang efisien, serta
kampanye penghematan air dan energi. Secara bertahap, program ini telah mendorong
perubahan perilaku karyawan.
2.2. Praktik Ketenagakerjaan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja
a. Tumbuh Bersama Karyawan
Untuk mendukung tujuan pengembangan SDM, Perseroan mengoperasikan pusatpusat pelatihan seperti Indofood Education and Training Center di Cibodas, Jawa Barat,
Kertasarie di Jawa Barat, Rambong Sialang dan Turangie di Sumatera Utara, Kayangan di
Riau, Riam Indah di Sumatera Selatan, serta Nanga Silat di Kalimantan Barat.
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Seluruh unit operasional berupaya mematuhi ketentuan K3L yang berlaku melalui
penerapan SMK3 sesuai Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012.
Beberapa unit operasional Perseroan juga telah meraih sertifikasi OHSAS 18001 yang
merupakan standar yang diakui secara internasional. Hal ini telah meningkatkan
keyakinan bagi para pembeli di luar negeri kepada Perseroan.
c. Praktik Ketenagakerjaan
Indofood memberikan kesempatan pengembangan karir yang sama bagi setiap
karyawan. Rekrutmen karyawan dilaksanakan berdasarkan keterampilan dan

kemampuan yang dimiliki, dan penugasan diberikan tanpa memperhatikan latar belakang
suku, agama, gender maupun karakter individual lainnya. Perseroan juga berupaya untuk
senantiasa mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan terkait
ketenagakerjaan yang berlaku, seperti larangan mempekerjakan anak-anak.
Perseroan menyediakan berbagai manfaat kesehatan bagi karyawan. Layanan
kesehatan yang tersedia meliputi klinik, pengecekan kesehatan tahunan, serta ruangruang menyusui. Bagi para karyawan wanita, Perseroan memberikan cuti melahirkan
selama 1,5 bulan sebelum tanggal persalinan dan 1,5 bulan cuti setelah melahirkan.
Perseroan juga memberikan karyawan kesempatan untuk mengambil cuti panjang untuk
keperluan ziarah keagamaan, seperti ibadah Haji bagi para karyawan Muslim.
Perseroan memberikan beasiswa bagi para anak karyawan, dimana beasiswa
diberikan pada anak-anak mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga universitas.
2.3. Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan
Perseroan telah melaksanakan berbagai program pengembangan kemasyarakatan.
Beberapa program kemasyarakatan Perseroan adalah sebagai berikut:
a. Pembangunan Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan program Pembangunan Sumber Daya Manusia, berikut beberapa
program yang telah dilakukan Perseroan:
Beasiswa Indofood (BISMA)
Indofood Riset Nugraha (IRN)
Rumah Pintar Indofood
b. Partisipasi Dalam Gerakan Peningkatan Gizi (Sun Movement)
Program Peningkatan Gizi (Scaling Up Nutrition), atau dikenal sebagai SUN Movement,
merupakan program berskala global yang melibatkan berbagai pihak melalui pola Public
Private Partnership (PPP) antara pemerintah, Perserikatan Bangsa-bangsa, Organisasi
Non-Pemerintah, para donatur, perusahaan dan para peneliti, dengan tujuan
menghapuskan segala bentuk kekurangan gizi.
Berikut program-program lain yang dilaksanakan Grup Indofood:
Proyek Laser Beam (PLB)
Program Pencerah Nusantara
Dukungan Posyandu Bagi Masyarakat Setempat
SUN Mobil Layanan Gizi Ibu dan Balita (SUN Mobil)
Program Sarapan Sehat
Gerakan Minum Susu
c. Peningkatan Nilai Ekonomi
Dalam melakukan pengingkatan nilai ekonomi, beberapa program utama meliputi:
Kemitraan dengan Para Petani
Kemitraan dengan Peternak Sapi Lokal
Kemitraan dengan Perajin Tempe
Petani plasma
Kemitraan untuk Pertanian Berkelanjutan Indonesia (PISAgro)
Pojok Selera
Program Bogasari Mitra Card (BMC)
Kemitraan dengan Warung Makan Indomie (Warmindo)
d. Solidaritas Dan Kemanusiaan

Program Solidaritas dan Kemanusiaan meliputi:


Posko Indofood Peduli
Operasi Bibir Sumbing
Operasi Katarak
Mendukung Kegiatan Keagamaan, seperti Sekolah Pesantren Ramadhan, Safari
Ramadhan dan Indofood Berbagi Kasih, dan Program Sumbangan Qurban
Indofood Service Day
2.4. Tanggung Jawab Produk
a. Menjaga Keamanan dan Kualitas Pangan
Perseroan melakukan pengawasan keamanan pangan pada seluruh siklus produk,
berdasarkan pada Program Total Manajemen Mutu Terpadu Indofood serta praktik
pengolahan makanan yang baik. Hal ini termasuk penerapan berbagai standar
internasional di bidang Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan, seperti ISO
9001, ISO 22000, ISO 17025, FSSC 22000, HACCP, Hygiene Certificate dan AIB
International. Masing-masing unit operasional melaksanakan sistem tersebut
disesuaikan dengan relevansi serta kepentingannya masing-masing.
b. Komitmen Halal
Produk pangan Perseroan telah meraih sertifikasi Halal dari Lembaga Pengkajian Pangan,
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), sedangkan sistem
operasional Halal Perseroan telah meraih sertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH). SJH
merupakan referensi internasional yang diakui oleh 41 lembaga sertifikasi asing, yang
mendukung kegiatan ekspor Perseroan ke negara-negara tersebut.
c. Meningkatkan Kandungan Gizi
Indofood berupaya membantu mengatasi beban ganda malnutrisi di Indonesia, yang
menghadapi masalah kekurangan gizi seperti anemia, kekurangan iodine, kekurangan
vitamin A; serta masalah kelebihan gizi yang berakibat pada kelebihan berat badan dan
penyakit kardiovaskular.
d. Inisiatif Kemasan yang Bertanggung Jawab
Penggunaan kemasan yang baik merupakan factor penting dalam pengembangan
produk makanan, karena harus dapat menjamin keamanan produk makanan yang
dikonsumsi serta dapat mengelola dampaknya bagi lingkungan. Seluruh kemasan produk
Perseroan dibuat menggunakan bahan baku berstandar food grade.
Indofood juga berupaya mengelola dampak lingkungan dari limbah kemasannya, dengan
membentuk koalisi dengan nama The Coalition for Sustainable Packaging bersama
perusahaan-perusahaan lain.
Melalui Group Bogasari, Perseroan menjadi produsen tepung terigu pertama di
Indonesia yang menggunakan kemasan 25 kg dari bahan degradable polypropylene yang
dapat didaur ulang dan ramah lingkungan. Kemasan ramah lingkungan tersebut telah
diuji oleh laboratorium terkemuka.
e. Pemasaran dan Komunikasi yang Bertanggungjawab
Dalam menerapkan pemasaran dan komunikasi yang bertanggungjawab, perusahaan
melakukan:
Label Produk
Menerima dan Menanggapi Masukan Konsumen
3. Unilever Indonesia

Unilever Sustainable Living Plan (USLP) bertujuan untuk menghindarkan dampak lingkungan
yang buruk dari pertumbuhan Perseroan sekaligus meningkatkan pengaruh sosial positif
Perseroan. Disini di Indonesia, Perseroan secara langsung berhadapan dengan berbagai
tantangan ekstensif yang berkaitan dengan masalah kesehatan, kemiskinan, sanitasi, nutrisi,
sumber daya lestari, dan perubahan iklim. Setelah mempertimbangkan kembali keseluruhan
value chain Perseroan melalui lensa sustainability, Perseroan saat ini mewujudkan komitmen
USLP melalui kerjasama dengan para pemasok sumber pertanian lestari sekaligus untuk
meningkatkan penghidupan mereka, mengurangi sampah dan limbah pabrik, mengurangi biaya
operasional perkantoran dan logistik, menyelaraskan inovasi produk dengan misi sustainability
Perseroan seraya mendorong konsumen dan masyarakat untuk menerapkan pola hidup yang
lebih sustainable.
Program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) Perseroan selaras dengan prinsip-prinsip
USLP dan Prinsip Bisnis (CoBP). Kegiatan CSR Perseroan berfokus pada interaksi antara bisnis
dengan tantangan-tantangan khusus yang ada dalam bidang kesehatan, pendidikan,
kemiskinan, pengelolaan sampah, keberlanjutan sumber daya dan perubahan iklim di Indonesia.
Perseroan melaksanakan prakarsa CSR melalui kemitraan dengan masyarakat, LSM lokal dan
internasional serta pemerintah daerah maupun nasional. Melalui pendekatan Kemitraan
Pemerintah-Swasta ini, Perseroan melibatkan para pemangku kepentingan untuk bersamasama menemukan solusi untuk isu-isu penting, guna mendukung pemberdayaan ekonomi,
mempromosikan gaya hidup sehat dan lestari, mendorong konsumsi yang lebih berkelanjutan
dan pengelolaan lingkungan. Dengan cara ini, program CSR Perseroan melengkapi kegiatan
bisnis dalam memenuhi misi Perseroan untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah.
Program CSR Perseroan selaras dengan tiga pilar USLP:
Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan;
Mengurangi Dampak Lingkungan; dan
Meningkatkan Penghidupan.
3.1. Meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat
Perseroan mengajak masyarakat, sekolah dan anak muda di seluruh negeri untuk ikut
mengatasi berbagai tantangan utama yang dihadapi di bidang kesehatan masyarakat,
termasuk kebersihan pribadi, sanitasi, kesehatan reproduksi, gizi dan keamanan pangan.
Para pemangku kepentingan ini Perseroan libatkan sebagai agen-agen perubahan dengan
cara mendukung dan menginspirasi rekan-rekan mereka memiliki perilaku dan gaya hidup
sehat. Inisiatif ini dilakukan melalui program Kesehatan Sekolah dan Kesehatan Masyarakat
Perseroan.
Program-program ini terdiri dari:
a. Program Kesehatan Sekolah
Program ini berfokus untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
siswa sekolah dasar dan menengah melalui kegiatan pendidikan yang terpadu
mengenai kesehatan, kebersihan dan gizi. Inti dari program ini adalah pembentukan
para kader kesehatan, yang berperan penting dalam menyampaikan pesan-pesan
kesehatan kepada rekan sebayanya dengan cara memberikan teladan dan motivasi. Di
tingkat SD, para kader kesehatan ini dikenal sebagai dokter kecil, sementara pada
tingkat menengah, mereka disebut sebagai duta kesehatan.
b. Program Kesehatan Masyarakat

Perseroan telah menetapkan target untuk menginspirasi 100 juta orang Indonesia
di perkotaan dan pedesaan di seluruh negeri untuk mengambil langkah-langkah guna
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Perseroan melaksanakan
berbagai prakarsa berikut untuk mencapai target tersebut, yaitu:
Program Ibu di Posyandu berfokus pada pendidikan perilaku hidup bersih dan
sehat di tingkat rumah tangga untuk ibu yang memiliki anak di bawah usia 5
tahun.
Di Jakarta, Perseroan mendukung pengembangan ruang publik ramah anak, yang
dikenal sebagai Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA).
Program Desa Sehat memberdayakan masyarakat pedesaan untuk meningkatkan
kesehatan, kebersihan dan gizi yang baik.
Program Pasar Sehat berfokus menggerakkan para pemangku kepentingan di
pasar tradisional untuk memperkuat keunggulan mereka dan mendorong
pertumbuhan bisnis melalui perilaku sehat, perbaikan infrastruktur sanitasi dan
menciptakan lingkungan yang aman dan sehat, dengan tetap melestarikan esensi
dari pasar tradisional.
Care for Area Surrounding (CFAS) adalah sebuah program yang dikembangkan
untuk memperkuat kesadaran karyawan tentang pentingnya menjaga hubungan
baik dengan masyarakat di sekitar lokasi kerja Perseroan.
c. Bermitra dengan Lembaga Internasional
Perseroan bekerja sama dengan beberapa mitra global di bawah ini pada program
strategis untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat:
UNICEF bekerja sama dengan Perseroan melalui YUI untuk memberikan
dukungan knowledge management untuk sekretariat nasional Program Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat.
Perseroan telah sepenuhnya mengadopsi sistem pengawasan berbasis SMS.
Semua Puskesmas menggunakan SMS untuk melaporkan kemajuan masyarakat
ODF.
World Food Programme (WFP) terus berkolaborasi dengan YUI pada program
Makanan Sekolah. Program ini telah menjadi andalan dari kemitraan tahunan
WFP dan Unilever melalui kemitraan publik-swasta pada tataran global, Project
Laser Beam.
Perseroan bermitra dengan Save the Children sebagai bagian dari Project Sunlight
(sekarang brightFuture) di 2014 untuk membantu anak-anak di Sumba, Nusa
Tenggara Timur, mencapai impian mereka dengan memenuhi kebutuhan dasar:
akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai.
Oxfam dan YUI mendukung program bertajuk Beyond Availability di Sulawesi
Selatan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga miskin pedesaan di
kabupaten Takalar dan Pangkep dengan memperkuat kemampuan mereka dalam
meningkatkan penggunaan makanan dengan praktek sanitasi dan penggunaan air
bersih yang lebih baik.
3.2. Mengurangi Dampak Lingkungan
Dalam mengurangi Dampak Lingkungan, perusahaan berfokus pada:
Mengembangkan pertanian berkelanjutan dan petani kecil
Menangani perubahan iklim dengan menghapuskan deforestasi

Membantu konsumen mengurangi penggunaan air, energy dan meningkatkan


aktivitas daur ulang
Membuat proses manufaktur dan distribusi yang lebih eco-efisien
Advokasi kebijakan publik untuk mengatasi perubahan iklim
a. Program Internal
Unilever Indonesia telah menerapkan ISO 14001; Standar untuk Sistem Manajemen
Lingkungan (EMS) untuk meningkatkan kinerja lingkungan Perseroan di pabrik.
Investasi pada beragam teknologi juga memungkinkan Perseroan mengurangi jejak
lingkungan dalam operasi Perseroan; yaitu mengurangi emisi gas rumah kaca, air,
dan limbah.
Perseroan melaksanakan berbagai tindakan untuk mengurangi gas rumah kaca
dalam rantai pasokan Perseroan. Di 2015, pabrik-pabrik Perseroan berhasil
mengurangi konsumsi CO2 sebesar 0,54% per ton produksi melalui beberapa
prakarsa untuk mengurangi konsumsi energi pada conveyor dan kompresor.
Perseroan berhasil mengurangi konsumsi air sebanyak 8,68% per ton produksi
dengan memanfaatkan penampungan air hujan dan meningkatkan volume air daur
ulang menggunakan reverse osmosis untuk kondensor dan dari instalasi
pengolahan air limbah untuk boiler.
Perseroan memasang mesin dewatering sludge untuk meningkatkan proses
pengolahan air limbah.
Untuk daur ulang, Perseroan berkolaborasi dengan bagian Teknik dan R&D
Unilever Indonesia untuk memprakarsai konversi sampah dengan mengembangkan
intervensi teknologi untuk meningkatkan tingkat daur ulang sampah anorganik dan
mengurangi volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
b. Program di Masyarakat
Program Pengumpulan Sampah
Melalui Program Green and Clean, Perseroan memberdayakan masyarakat untuk
mengurangi limbah seraya mendapatkan manfaat ekonomi. Bagaimana cara
masyarakat binaan menangani limbah mereka saat ini menunjukkan bahwa
perubahan perilaku bukanlah sesuatu yang tidak mungkin.
Mengurangi Konsumsi Air melalui Molto Sekali Bilas
Molto Sekali Bilas merupakan langkah menuju cara baru dalam berbisnis; untuk
mengurangi jumlah air yang dibutuhkan untuk membilas pakaian.
c. Sertifikasi Lingkungan
Produk Perseroan, fasilitas manufaktur, dan sistem internal Perseroan sepenuhnya
tersertifikasi dengan:
ISO 14001
Standar Sistem Manajemen Lingkungan dan SMK3 (Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kementerian Tenaga Kerja).
Peringkat PROPER Hijau dan Biru (Program Penilaian Kinerja Peringkat
Perusahaan - Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan).
3.3. Meningkatkan Penghidupan
Program-program perseroan adalah:
1. Program Pengembangan Petani Kedelai

Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC) adalah salah satu sarana yang Perseroan
gunakan dalam mendukung komitmen Perseroan untuk menggunakan kedelai hitam
hanya dari sumber yang berkelanjutan.
2. Program Pemberdayaan Perempuan
YUI bekerja sama dengan mitra lokal Persada, ASPPUK dan Spektra untuk mengelola
Program Pemberdayaan Perempuan Saraswati. Program ini berfokus pada
pengembangan diri, ekonomi dan sosial, serta pengembangkan organisasi untuk
mendorong pembentukan Kelompok Unit Bisnis (KUB), Lembaga Keuangan Perempuan
(PPR), dan Kelompok Tani Perempuan (KWT).
3.4. Ketenagakerjaan, Kesehatan, Dan Keselamatan Kerja
Dalam melaksanakan tanggung jawab perseroan terhadap ketenagakerjaan, kesehatan dan
keselamatan kerja, berikut program yang dijalankan perseroan:
Kebijakan Ketenagakerjan
Kesetaraan dan keanekaragaman
Remunerasi dan Tunjangan Karyawan
Hubungan Kerja
Program Ketenagakerjaan
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3.5. Tanggung Jawab terhadap Konsumen
Program yang dilakukan Perseroan adalah sebagai berikut:
Melayani Suara Konsumen
Penggunaan media E-mail, surat dan media sosial
Penerapan misi sosial brand melalui strategi berikut:
- Melaksanakan kampanye yang memotivasi individu dan masyarakat untuk
mengubah perilaku mereka, melalui konferensi pers, aktivasi media sosial, lomba
foto, dan iklan media cetak maupun media siar;
- Melibatkan kelompok perempuan dan sekolah-sekolah secara langsung melalui
pelatihan untuk para calon pelatih di tataran lokal maupun nasional;
- Memberdayakan para siswa untuk menjalankan fungsi sebagai pembimbing rekan
sebaya mereka;
- Kemitraan yang saling menguntungkan dengan para pemangku kepentingan lokal,
utamanya dengan kepala daerah dan tokoh masyarakat setempat;
- Melibatkan masyarakat secara mendalam.
4. Analisis
Objektif dari penulisan makalah ini adalah untuk membandingkan kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan di industry barang konsumsi. Indikator yang digunakan dalam
membandingkan kegiatan CSR adalah ISO 26000. International Organization for Standardization
(ISO) telah membuat standar internasional terkait dengan tanggungjawab sosial untuk
perusahaan privat dan publik yaitu ISO 26000. Dalam ISO 26000 mendefinisikan CSR sebagai:
. . . the responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on
society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to
sustainable development, including health and welfare of society, takes into account
expectations of stakeholders, is in compliance with applicable law and consistent with

international norms of behavior and is integrated throughout and practiced in an


organizations relationships.
ISO 26000 memiliki tujuh subjek utama social responsibility, yaitu organizational governance,
human right, labor practices, the environment, fair operating practices, consumer issue, and
community involvement and development.
Figure 2.1 ISO 26000

Berikut adalah hasil analisa dari kegiatan CSR yang diungkapkan melalu laporan tahunan:
ISSUE

INDOFOOD UNILEVER

Organizational governance 6.2


Guidance of all types of organization, size and location
Human rights 6.3
Issue 1 : Due diligence 6.3.3
Issue 2 : Human rights risk situations 6.3.4
Issue 3 : Avoidance of complicity 6.3.5
Issue 4 : Resolving grievances 6.3.6
Issue 5 : Discrimination and vulnerable groups 6.3.7
Issue 6 : Civil and political rights 6.3.8
Issue 7 : Economic, social and cultural rights 6.3.9
Issue 8 : Fundamental principles and rights at work 6.3.10
Labour practices 6.4
Issue 1 : Employment and employment relationships 6.4.3
Issue 2 : Conditions of work and social protection 6.4.4
Issue 3 : Social dialogue 6.4.5
Issue 4 : Health and safety at work 6.4.6
Issue 5 : Human development and training in the
workplace 6.4.7

The environment 6.5


Issue 1 : Prevention of pollution 6.5.3
Issue 2 : Sustainable resource use 6.5.4
Issue 3 : Climate change mitigation and adaptation 6.5.5

Issue 4 : Protection of the environment, biodiversity and


restoration of natural habitats 6.5.6
Fair operating practices 6.6

1
1

1
1
1
1
1

1
1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1
1

Issue 1 : Anti-corruption 6.6.3


Issue 2 : Responsible political involvement 6.6.4
Issue 3 : Fair competition 6.6.5
Issue 4 : Promoting social responsibility in the value chain
6.6.6
Issue 5 : Respect for property rights 6.6.7
Consumer issues 6.7
Issue 1 : Fair marketing, factual and unbiased information
and fair contractual practices 6.7.3
Issue 2 : Protecting consumers' health and safety 6.7.4
Issue 3 : Sustainable consumption 6.7.5
Issue 4 : Consumer service, support, and complaint and
dispute resolution 6.7.6
Issue 5 : Consumer data protection and privacy 6.7.7
Issue 6 : Access to essential services 6.7.8
Issue 7 : Education and awareness 6.7.9
Community involvement and development 6.8
Issue 1 : Community involvement 6.8.3
Issue 2 : Education and culture 6.8.4
Issue 3 : Employment creation and skills development
6.8.5
Issue 4 : Technology development and access 6.8.6
Issue 5 : Wealth and income creation 6.8.7
Issue 6 : Health 6.8.8
Issue 7 : Social investment 6.8.
TOTAL
ITEMS

1
1
1
1
1

1
1

1
1
1

1
1
1

1
1
1
1

1
1

1
1

1
1
1
1

1
1
1
1
1

27

35

37

5. Kesimpulan dan saran


Pada dasarnya baik Indofood maupun Unilever telah menerapkan tanggung jawab sosial dan
lingkungan dengan baik. Tiap-tiap isu utama pada ISO 26000 telah diimplementasikan dan
diungkapkan pada laporan tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan tanggung jawab sosial
serta sustainability reporting (SR) seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas telah dilakukan dengan baik. Hanya terdapat sedikit
perbedaan antara Unilever dan Indofood dalam segi penerapan CSR. Hal ini mungkin
disebabkan karena ukuran perusahaan Indofood relatif lebih kecil disbanding Unilever.
Diharapkan dengan dibuatnya makalah ini, seluruh perusahaan tidak hanya industry barang
konsumsi dapat turut mengimplementasikan kegiatan tanggung jawab sosial dan lingkungan
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007.

Referensi

International Organization for Standardization (ISO). (2010). Discovering ISO 26000.


International Organization for Standardization.
Ikatan Akuntan Indonesia, (2015). Pelaporan Korporat. Ikatan Akuntan Indonesia
Unerman, J. (2011). Debate: The importance of an integrated understanding of
sustainability in guiding accounting practices.Public Money & Management31(4): 233-235.

Anda mungkin juga menyukai