Standar Prosedur Operasional Laboratorium
Standar Prosedur Operasional Laboratorium
BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
LABORATORIUM
1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk menerangkan proses pemeriksaan
laboratorium agar pasien dapat dilayani dengan efektif dan efisien untuk
membantu menegakkan diagnosa.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup semua pasien yang melakukan pemeriksaan
laboratorium di Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas.
3. Definisi
3.1. Analis Kesehatan adalah seorang yang mempunyai kompetensi di
bidang pemeriksaan laboratorium kesehatan.
3.2. Verifikasi
adalah
kegiatan
penilaian
kemampuan
untuk
melaksanakan pemeriksaan dan kejelasan permintaan pemeriksaan
laboratorium.
3.3. Register TB-04 adalah buku untuk mencatat hasil pemeriksaan
dahak.
3.4. Puskesmas Satelit adalah puskesmas sekitar yang masuk dalam
program TB-Paru.
4. Ketentuan Umum
4.1. Layanan laboratorium yang diterima pasien dimulai dari
penerimaan, verifikasi, pembayaran, penatalaksanaan, pemeriksaan
sampai penyerahan hasil pemeriksaan.
4.2. Layanan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Kecamatan
Labuhan Badas merupakan pemeriksaan penunjang sederhana yang
meliputi:
- Pemeriksaan Darah
- Pemeriksaan Urine
- Pemeriksaan Sputum (dahak)
- Pemeriksaan Tinja
4.3. Layanan Laboratorium dapat dilakukan berdasarkan surat pengantar
dari:
- Dokter Umum
- Dokter gigi
- Paramedis
- Puskesmas lain (Puskesmas Satelit/Puskesmas sekitar/Unit
Kesehatan lain)
4.4. Bagi pasien yang membawa surat pengantar/Form pemeriksaan dari
luar diharuskan mendaftar terlebih dahulu di loket pendaftaran.
4.5. Bagi pasien yang ingin memeriksaan sendiri harus melalui loket
pendaftaran dan melalui unit layanan di Puskesmas Kecamatan
Labuhan Badas
5. Referensi
5.1. ISO 9001:2008 Klausul : 7.5.1
6. Uraian Prosedur
6.1. Penerimaan
Pasien
- Menyerahkan Form Permintaan Laboratorium dari unit layanan
atau dari Unit Kesehatan lain
Petugas Laboratorium/Analis
- Menerima Form Permintaan Laboratorium
- Mencatat permintaan pemeriksaan laboratorium
6.2.
Verifikasi
Analis
- Melakukan penilaian dan menghubungi dokter dan atau
paramedis pengirim untuk meminta konfirmasi apabila terdapat
ketidaksesuaian/ketidakjelasan
yang
terdaat
pada
form
pemeriksaan laboratorium atau surat pengantar
- Menyerahkan pasien untuk kembali ke pengirim terutama pasien
yang dikirim oleh pengirim dari luar puskesmas, untuk konfirmasi
lebih lanjut, atau menanyakan melalui telepon jika pada surat
pengantar tercantum nomor telepon yang dapat dihubungi
- Menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan di tempat
lain bila pemeriksaan yang diminta tidak tersedia di Puskesmas
Kecamatan Labuhan Badas
6.3.
Retribusi
Pasien
- Membayar retribusi sesuai dengan jenis pemeriksaan pada loket
pembayaran
- Menerima karcis retribusi untuk pemeriksaan laboratorium
- Menerima tanda bukti pengambilan hasil laboratorium
Analis/Petugas Laboratorium
- Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan pembayaran di
loket pembayaran
6.4.
6.5.
Penyerahan Hasil
Petugas Laboratorium
- Menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien dan mengambil
bukti pengambilan hasil
- Memberitahu agar kembali ke pengirim
Pasien
- Mengambil hasil pemeriksaan laboratorium dengan menunjukkan
bukti pengambilan hasil
6.6.
Pencatatan
Analis
- Mengisi hasil pemeriksaan pada lembar hasil pemeriksaan sesuai
form jenis pemeriksaan dan pada buku register laboratorium
- Membuat laporan bulanan malaria
- Membuat daftar cross check sedian malaria (100% SD + dan 5%
SD -) untuk dikirim ke kabupaten
- Membuat laporan cakupan jumlah masing-masing pemeriksaan
laboratorium
7. Catatan Mutu/Rekaman
7.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
7.2. Karcis Retribusi
7.3. Bukti pengambilan hasil
7.4. Register TB-05 dan TB-06
7.5. Laporan Cakupan Pemeriksaan Laboratorium
7.6. Register laboratorium
7.7. Register Malaria
7.8. Daftar cross check sediaan malaria
7.9. Laporan bulanan malaria
7.10. Buku bantu stock reagensia
7.11. Buku bantu kasus bulanan malaria
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menemukan dan mengidentifikasi parasit
penyebab malaria dalam sediaan darah tepi
2. Ruang Lingkup
Unit Layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Sel darah merah berfungsi mengedarkan O 2 ke seluruh tubuh. Sel
darah merah akan mengikat oksigen dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida
dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga
adanya parasit di dalam sel darah merah dapat dilihat
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Lancet/hemolet suci hama
6.1.2. Kaca objek yang bersih, kering, dan bebas lemak
6.1.3. Kapas alkohol 70%
6.1.4. Rak pewarnaan
6.1.5. Rak pengering
6.1.6. Pipet tetes
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. Larutan metil alkohol
6.2.3. Larutan giemsa
6.2.4. Larutan buffer
6.2.5. Minyak imersi
7. Prosedur Tetap
7.1. Pembuatan sediaan darah tebal
7.1.1. Kaca objek diberi label berisi nomor kode identitas sediaan
darah pada kanan kaca objek
7.1.2. Letakkan kaca objek dengan 2 tetes darahtadi di atas meja
dengan tetesan darah menghadap ke atas
7.1.3. Ambil kaca objek yang lain, tempelkan ujungnya pada
tetesan darah yang pertama dan lebarkan berlawanan arah
jarum jam sampai diameter 1 cm
7.1.4. Lakukan hal yang sama pada tetesan darah yang lain
7.1.5. Biarkan sampai kering di atas rak pengering
7.1.6. Letakkan kaca objek di atas rak dengan tetesan darah di
sebelah atas, kemudian lakukan pemisahan hemoglobin
dengan menuang aquades dan tunggu sampai terhemolisa
(sampai pucat). Kemudian sisa aquades dibuang
7.1.7. Keringkan di udara dan sediaan siap diwarnai
7.2.
7.2.5. Geserkan segera kaca penggeser ke kiri dengan sudut 3045 (kaca penggeser jangan ditekan)
7.2.6. Periksa apakah lapisan tersebut:
- Berbentuk seperti lidah kucing
- Tebal di sebelah kanan dan makin menipis ke sebelah kiri
- Bagian akhir dari geseran kaca penggeser bentuknya
bergerigi
7.2.7. Kemudian sediaan dikeringkan. Untuk membantu
mempercepat pengeringan, kaca objek digerak-gerakkan di
udara sampai kering betul, tidak boleh dengan pemanasan
7.2.8. Bila sediaan dibiarkan mongering sendiri tanpa digerakgerakkan maka akan timbul gumpalan darah dan ini akan
menyulitkan pemeriksaan
7.2.9. Beri nomor/kode dengan pensil kaca pada sediaan bagian
tepi. Lalu fiksasi dengan metil alkohol selama 10 menit dan
sediaan siap diwarnai
7.3. Pewarnaan Sediaan darah tebal dan tipis
Dapat dilakukan dengan pewarnaan Giemsa sebagai berikut:
1. Encerkan larutan Giemsa stok (0,75%) 1 bagian dengan larutan
buffer 9 bagian
2. Letakkan sediaan di atas rak pewarna, kemudian pulas dengan
larutan Giemsa sebanyak 2,5 ml dan biarkan selama 30 menit
(15 menit dengan pewarnaan 1 : 4, 1 bagian Giemsa stok : 4
bagian larutan buffer)
3. Kemudian tuangkan aquades di atasnya sampai zat warna
hilang
4. Keringkan sediaan dengan cara meletakkan kaca objek di atas
pengering. Kaca sediaan harus miring dengan bagian yang
diwarnai menghadap ke bawah untuk mencegah melekatnya
debu dari udara
7.4. Pemeriksaan Mikroskopis
7.4.1. Sediaan yang sudah diwarnai dan kering diperiksa di bawah
mikroskop
7.4.2. Teteskan 1 tetes minyak imersi di atas sediaan dan periksa
dengan pembesaran objektif 100 kali
7.4.3. Carilah plasmodium
7.5. Pembacaan Hasil
Penemuan parasit malaria dilaporkan dengan menggunakan simbol
sebagai berikut:
1. Plasmodium falcifarum hanya bentuk cincin (F)
2. Plasmodium falcifarum bentuk cincin dan gametosit (F+G)
3. Plasmodium falcifarum hanya gametosit (FG)
4. Plasmodium vivax untuk semua stadium (V)
5. Plasmodium malariae untuk semua stadium (M)
6. Tak ada parasit (Neg.)
7. Infeksi campuran (Mix)
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register malaria
1. Tujuan
Prosedur tetap ini bertujuan sebagai acuan untuk membuat sediaan
dahak TB-Paru
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk layanan laboratorium Puskesmas kec.
Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Petugas laboratorium adalah petugas yang bertanggung jawab
terhadap segala aktivitas di unit layanan laboratorium
4. Ketentuan Umum
4.1. Reagen yang digunakan adalah larutan Ziehl Neelsen
4.2. Ose sebelum dibakar dicelupkan ke dalam botol yang berisi
campuran alcohol 70% dan pasir dengan perbandingan 2 : 1
dengan tujuan untuk melepaskan partikel yang melekat pada ose.
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Senklit/ose/lidi
6.1.2. Kaca objek yg bersih, tdk berminyak dan tdk tergores
6.1.3. Lampu spritus
6.1.4. Pensil kaca
6.1.5. Rak pewarna
6.1.6. Rak pengering
6.2. Bahan
6.2.1. Sputum/dahak
7. Prosedur Tetap
7.1. Kaca objek diberi nomor kode/nomor pasien/nama pasien pada sisi
kanan kaca objek
7.2. Pilih bagian dahak yang kental, warna kuning kehijauan, ada
perkejuan, ada pus/darah. Ambil sedikit bagian dgn memakai lidi.
7.3. Ratakan diatas kaca objek dgn ukuran 2-3 cm. Apusan darah jgn
terlalu tebal atau tipis. Keringkan pada suhu kamar
7.4. Kemudian rekatkan/piksasi dengan cara melakukan di atas lidah api
dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3-5 detik. Setelah itu sediaan
langsung diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen
7.5.
7.6.
7.7.
7.8.
7.9.
3. Definisi
3.1. Pembuluh kapiler adlah pembuluh darah terkecil di tubuh.fungsinya
untuk menghubungkan arteroila dan venula.dgn adanya pembuluh
darah
ini
maka
di
mungkinkan
terjadinya
pertukaran
air,oksigen,karbondioksida,nutrient,dan
zat
kimia
di
jaringan
sekitarnya
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip : Darah di ambil dgn menusuk pembuluh darah kapiler dan di
hisap dgn cara menekan daerah itu yg dipergunakan untuk
pemeriksaan tertentu
4.2. Daerah tusukan yg baik adalah ujung jari,cuping telinga dan pada
bayi pada daerah tumit kaki
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan bahan
6.1. Alat
6.1.1.Tabung reaksi/pipet
6.1.2. Lancet
6.1.3. Kapas alcohol 70%
6.1.4. Kapas kering/tissue
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen darah
7. Prosedur Tetap
7.1. Siapkan peralatan sampling spt wadah yg bersih, kapas alkohol,
lanset, dan kapas kering
7.2. Lakukan tekanan pd jari/tumit untuk bayi dan anak kecil
7.3. Disinfeksi dengan kapas alcohol 70%
7.4. Tusuk daerah yang dipilih dengan lanset steril
7.5. Hapus darah pertama dgn tisu/kapas kering. Lalu tetesan berikutnya
dpt digunakan untuk pemeriksaan tertentu.
7.6.
8. Catatan Mutu/Rekaman
8.1.
8.2.
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Darah diambil dgn cara menusuk pembuluh darah vena dan
dihisap menggunakan syringe utk dipergunakan pada berbagai
macam pemeriksaan
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Syringe disposable
6.1.2. Kapas berakohol 20%
6.1.3. Tourniquet
6.1.4. Tabung reaksi
6.1.5. Kapas kering/tisu
6.1.6. Plester
6.1.7. Label
6.1.8. Spidol
6.1.9. Antikoagulan
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen darah
7. Prosedur Tetap
7.1. Siapkan peralatan sampling seperti wadah yg bersih, bisa
ditambahkan antikoagulan sesuai keperluan, kapas alcohol,
tourniquet, kapas kering, syringe, dan plester
7.2. Beri label wadah yg berisi identitas pasien dan nomor register
7.3. Letakkan lengan pasien lurus dengan telapak tangan menghadap ke
atas
7.4. Ikat lengan atas dengan tourniquet jgn lebih dari 5 menit
7.5. Pasien diminta mengepal (bila mampu)
7.6. Lakukan disifektan pada daerah vena yg akan ditusuk dgn kapas
alcohol 70% biarkan kering
7.7. Jarum syringe ditusukkan pada vena dgn sudut 25 dan hisap dgn
menarik perlahan-lahan, sementara itu pasien membuka kepalan
tangan
7.8.
4.4.
4.5.
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Cairan disinfektan
6.1.2. Spidol
6.2. Bahan
6.2.1. Kertas/label
7. Prosedur Tetap
7.1. Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi,
tanggal penerimaan, tanggal pembuatan & tanggal kadaluarsa,
keterangan/peringatan ttg bahaya bahan
7.2. Simpan bahan kimia pada ruang yg terang tdk kena sinar matahari
scara langsung dalam lemari/rak scara rapi & teratur
7.3. Bahan yg bersifat korosif diletakkan di tmpt yg rendah
7.4. Buang bahan kimia yg mudah terbakar & menguap dlm kaleng,jangan
dibuang ke dalam pipa saluran umum
8. Catatan Mutu/Rekaman
-
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Botol/ wadah penampung
6.1.2. Plester
6.1.3. Label
6.1.4. Spidol
6.2. Bahan
6.2.1. Sputum/dahak
7. Prosedur Tetap
7.1. Pasien di suruh kumur-kumur dahulu
7.2. Sediaan botol/wadah yg memenuhi syarat
7.3. Pasien dlm posisi berdiri,bila tdk memungkinkan di minta duduk agak
condong ke depan
7.4. Penderita di suruh untuk menahan rangsangan batuk yg sangat kuat
dan di suruh menarik nafas dalam-dalam
7.5.
7.6.
7.7.
7.8.
8. Catatan Mutu/Rekaman
8.1. Form permintaan pemeriksaan dahak ( TB 05 )
8.2. Register pemeriksaan Laboratorium
7.3.
7.4.
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
7.7.
7.8.
8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register Pemeriksaan Laboratorium
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE
Tgl Terbit :
No. Dok. :
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menemukan adanya unsur-unsur sedimen organik
dan non organik dalam urine secara mikroskapis
2. Ruang Lingkup
Unit Layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Urine atau air seni adalah cairan sisa yg di ekskresikan oleh ginjal yg
kemudian akan di keluarkan dari dlm tubuh melalui proses urunasi
4. Ketentuan Umum
4.1
Penderita atau pasien di larang minum obat-obat sulfa
4.2
Prinsip : berat jenis unsur2 sedimen organic dan non organic lebih
besar dari berat jenis urine sehingga sentrifugasi maka zat2 tersebut
akan mengendap
4.3
Priksa keasaman urine, jika bersifat basa maka tambahkan asam
asetat untuk melarutkan sebagian fosfat, jika bersfat asam maka
urine di panasi sedikit agar sebagian asam urat dapat larut.
4.4
Harga Normal Untuk:
4.4.1. Eritrosit : 0-1/LPB (lapangan pandang besar )
4.4.2. Lekosit : 0-3/LPB (lapangan pandang besar )
4.5. Catatan kesalahan yg sering terjadi :
4.5.1. Urine tdk di campur rata terlebih dahulu sblum di
centrifuge
shg sedimen ketinggalan
4.5.2. Cahaya yg masuk ke mikroskop terlalu terang shg unsure halus
tdk terlihat
4.5.3. Pemeriksaan hny dilakukan dgn objektif 40x
4.5.4. Tdk menggunakan urine segar
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Sentrifuge
6.1.2. Miksorsop
6.1.3. Kaca objek
6.1.4. Kaca penutup
6.1.5. Pipet
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
7. Prosedur Tetap
7.1. Kocoklah urine dlm botol supaya bila ada specimen akan tercampur
rata
7.5.
Pelaporan :
7.5.1.
7.5.2.
7.5.3.
7.5.4.
7.5.5.
8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register Pemeriksaan Laboratorium
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN BILIRUBIN
URINE
Tgl Terbit :
No. Dok. :
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah tua.
Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan
empedu
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita/pasien dilarang minum obat-obatan yg berasal dari turunan
pyridine.
4.2. Prinsip: Oksidasi Pigmen empedu oleh asam sehingga terjadi biliverdin
yg berwarna hijau atau bilisanin yg berwarna biru atau choletelin yg
berwarna ungu
4.3. Pemeriksaan yg digunakan menggunakan Metode Harrison
4.4. Catatan Kesalahan yg sering terjadi:
4.4.1. Tdk segera memeriksa urine sehingga bilirubin akan teroksidasi
dgn udara menjadi biliverdin (berwarna hijau)
4.5. Pemeriksaan jg bisa dilakukan dgn metode carik celup menggunakan
reagent multi strips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung reaksi
6.1.2. Rak
6.1.3. Corong kaca
6.1.4. Kertas saring
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
6.2.2. Reagen Barium Chloride 10%
6.2.3. Reagen Fouchet
7. Prosedur Tetap
7.1. Kocoklah 5 ml urine, masukkan dalam tabung reaksi, lalu tambahkan
5 ml larutan Barium Chloride 10%
7.2. Campur dan saring dgn kertas saring
7.3. Kertas saring yg berisi endapan diangkat dri corong. Biarkan beberapa
lama sampai agak kering
7.4. Teteskan 2-3 tetes Reagen Fouchet ke atas presipitat pada kertas
saring tsb
7.5. Perhatikan warna yg terjadi
7.6.
Pelaporan:
7.6.1. Warna hijau diatas kertas saring dilaporkan dgn positif (+)
7.6.2. Bila tdk terjadi warna hijau dilaporkan dgn negatif (-)
8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN GLUKOSA
URINE
Tgl Terbit :
No. Dok. :
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menentukan adanya glukosa dalam urine secara semi
kuantitatif
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yg masih ada dlm urine
setelah melewati berbagai proses di ginjal
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita/pasien dilarang minum obat-obatan spt vitamin C dosis
tinggi, salisilat berlebihan, streptomycin, dll. Karena akan memberikan
hasil positif palsu
4.2. Urine dikatakan normal bila hasil tes negatif (-)
4.3. Prinsip: Glukosa dpt mereduksi ion Cupri dlm larutan alkalis shg terjadi
perubahan warna
4.4. Catatan Kesalahan yg sering terjadi:
4.4.1. Terlalu lama memanaskan
4.4.2. Urine yg diteteska terlalu banyak
4.4.3. Setelah dipanaskan, tabung tdk dikocok shg reaksi tdk rata
4.5. Pemeriksaan jg bisa dilakukan dgn metode Carik Celup menggunakan
reagen multistrips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung reaksi
6.1.2. Pemanas air/lampu spiritus
6.1.3. Pipet
6.1.4. Penjepit tabung
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
6.2.2. Reagen Benedict
7. Prosedur Tetap
7.1. Masukkan 5 ml/2,5 ml reagen Benedict ke dlm tabung reaksi
7.2. Teteskan ke dalamnya 8 tetes urine utk 5 ml reagen dan 4 tetes urine
untuk 2,5 ml reagen
7.3. Masukkan tabung ke dalam air mendidh selama 5 menit/panaskan
perlahan-lahan di atas api selama 2 menit tetepi dijaga jgn sampai
mendidih
7.4. Angkat dan kocok isi tabung
7.5. Bacalah hasil reduksinya
7.6.
Pelaporan:
7.6.1. Negatif (-) : Larutan tetap biru jernih/sedikit kehijauan
7.6.2. Positif + (1+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh
7.6.3. Positif ++ (2+) : Kuning keruh
3. Definisi
3.1. Golda = pengklasifikasian darah dari suatu individu brdasrkn ada/tdk
ada zat antigen warisan pd prmukaan membran sel darah merah
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Aglutinasi sel darah merah dgn anti sera tertentu
4.2. Golda manusia ditentukan brdsarkn jenis antigen & anti body yg
terkandung dlm darahnya
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Kaca objek
6.1.2. Pipet tetes
6.1.3. Pengaduk
6.1.4. Lanset
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. 1 set anti sera yg berisi:
- Serum anti A
- Serum anti B
- Serum anti AB
6.2.3. Kapas alcohol 70%
7. Prosedur Tetap
7.1. Teteskan pada kaca objek: 1 tetes serum anti A, B, dan AB
7.2. Tambahkan beberapa tetes darah kapiler/darah vena pada serumserum tsb sama banyak
7.3. Campur dengan stik pengaduk
7.4. Goyangkan kaca objek dgn gerakan melingkar selama 2 menit
7.5. Catat dengan hasil bagian yg terjadi Aglutinasi itulah golongan
darahnya
8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
3.1.
3.2.
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Reaksi Aglutinasi hormone HCG dalam urine selama proses
kehamilan berlangsung dgn lateks yg secara kimiawi diikatkan dgn
antigen HCG & Aglutinasi oleh anti body HCG
4.2. Urine yg baik utk pemeriksaan adalah urine pagi hari
4.3. Pemeriksaan jg bisa dilakukan dgn metode carik celup menggunakan
reagen strips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Kaca objek
6.1.2. Pipet tetes
6.1.3. Pengaduk
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
6.2.2. HCG lateks antigen
7. Prosedur Tetap
7.1. Teteskan 1 tetes urine segar pada kaca sediaan yg bersih
7.2. Teteskan ke dalamnya 1tetes HCG Lateks antigen
7.3. Campur dan aduk merata pada daerah lingkaran kaca sediaan
7.4. Goyangkan kaca sediaan secara perlahan selama 2 menit searah
putaran jarum jam dan jaga larutan tsb jgn sampai tumpah
7.5. Baca langsung hasilnya:
7.5.1. Negatif (-) : Tidak terjadi Aglutinasi
7.5.2. Positif (+) : Bila terjadi Aglutinasi (gumpalan)
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
4.3.
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Lidi/pengaduk kaca
6.1.2. Kaca objek
6.1.3. Kaca penutup
6.1.4. Mikroskop
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen tinja
6.2.2. Larutan Eosin 2%
6.2.3. Larutan Lugol
6.2.4. Larutan NaCl 0,9%
7. Prosedur Tetap
7.1. Makroskopis
7.1.1. Specimen diperiksa di tempat yg terang
7.1.2. Perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lender,
cacing, dll
7.2. Mikroskopis
7.2.1. Tetesi kaca objek di sebelah kiri dgn 1 tetes NaCl 0,9% dan
sebelah kanan dgn 1 tetes larutan Eosin 2%/larutan Lugol
7.2.2. Ambil tinja di bagian tengah/permukaan yg mengandung
darah/lender kira-kira seujung lidi
7.2.3. Aduk sampai rata pada masing-masing larutan
7.2.4. Tutup dgn kaca penutup
7.2.5. Lihat dibawah mikroskop mula-mula 10x kemudian 40x
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
6.2.
7. Prosedur Tetap
7.1. Tes penyaring (kualitatif)
7.1.1. Siapkan kaca, teteskan 0,8 ml (sama dgn pengenceran 1:20)
7.1.2. Kocok reagen dgn baik dan teteskan 1 tetes reagen (dgn
memakai droper pada penutup reagen) di dekat masing-masing
serum
7.1.3. Campur pelan-pelan memakai pengaduk kering & bersih
7.1.4. Goyang perlahan dgn gerakan memutar selama 1 menit sambil
diamati terbentuknya aglutinasi
7.2. Tes titrasi (semi kuantitatif)
Dilakukan jika tes penyaring memberikan hasil aglutinasi +
7.2.1. Siapkan kaca objek, kerjakan spt pada tes penyaring sbb:
40 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 40
20 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 80
10 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 160
1 tetes reagen = 1 : 320
2,5 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 640
7.2.2. Amati terbentuknya aglutinasi. Bila terbentuk 1 : 640 masih
positif maka hasil dilaporkan > 1 : 640
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
7.3.
7.4.
7.5.
7.6.
7.7.
7.8.
7.9.
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN HITUNG
LEUKOSIT
Tgl Terbit :
No. Dok. :
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
Leukosit/sel darah putih adalah yg membentuk komponen darah. Sel ini
berfungsi utk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sbg
bagian dari system kekebalan tubuh
4. Ketentuan Umum
Prinsip: Darah diencerkan, lalu dihitung leukosit yg ada dalam volume
tertentu
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Pipet leukosit dgn skala 5-11
6.1.2. Kamar hitung
6.1.3. Mikroskop
6.1.4. Counter tally (bila ada)
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. Larutan turk
7. Prosedur Tetap
7.1. Hisaplah darah kapiler/darah EDTA dgn pipet leukosit sampai tepat
pada garis 0,5
7.2. Hapuslah kelebihan darah yg melekat pada ujung luar pipet dgn cara
menghapus dari pertengahan pipet ke bawah dgn kertas saring/tisu
secara cepat
7.3. Masukkan ujung pipet dlm larutan turk sambil menahan darah pada
garis tadi. Pipet dipegang dgn sudut 45 dan larutan turk dihisap
perlahan-lahan (jgn sampai timbul gelembung udara) sampai garis 11
7.4. Angkatlah pipet dari cairan & tutup ujungnya dgn ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap
7.5. Kocoklah pipet dgn menutup ujung-ujung pipet dgn ibu jari dan jari
tengah selama 2-3 menit. Bila sdg tdk diperiksa letakkan pipet tsb
dalam posisi horizontal
7.6. Ambillah kamar hitung neubauer yg bersih, letakkan kamar hitung ini
dgn kaca penutup terpasang mendatar diatasnya
7.7. Kocoklah kembali pipet yg telah diisi tadi, kemudian buanglah cairan
dalam batang kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera sentuhkan
ujung pipet dgn sudut 30 pada permukaan kamar hitung serta
menyinggung pinggir kaca tsb. Biarkan kamar hitung terisi secara
perlahan-lahan dgn sendirinya.
7.8. Biarkan kamar hitung diatas mikroskop selama 2 menit agar leukosit
mengendap. Bila tdk segera dihitung, kamar hitung dpt disimpan dlm
petridish tertutup yg berisi kapas basah.
7.9.
7.10.
7.11.
7.12.
7.13.
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menghitung jumlah tiap-tiap jenis leukosit dalam
darah
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
Leukosit/sel darah putih adalah yg membentuk komponen darah. Sel ini
berfungsi utk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sbg
bagian dari system kekebalan tubuh
4. Ketentuan Umum
Prinsip: terdapat perbedaan daya serap sel darah terhadap zat asam
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Rak pengering
6.1.2. Lancet steril
6.1.3. Mikroskop
6.1.4. Kaca objek yg kering, bebas debu dan lemak
6.1.5. Rak pengecatan
6.1.6. Pencatat waktu
6.1.7. Kaca penggeser
6.1.8. Pensil kaca
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. Larutan wright
6.2.3. Larutan penyanggah dgn pH 6,4
6.2.4. Minyak imersi
7. Prosedur tetap
7.1. Teteskan 1 tetes darah diataskaca objek +/- 2 cm dari tepi. Letakkan
kaca tsb diatas meja dgn darah disebelah kanan
7.2. Dgn tangan kanan letakkan kaca penggeser disebelah kiri tetesan
darah
7.3. Gerakkan ke kanan sehingga menyentuh tetesan tsb
7.4. Biarkan darah menempel & menyebar rata dipinggir kaca penggeser
7.5. Segera geserkan kaca tsb ke kiri dgn sudut 30 - 45. Jangan menekan
kaca penggeser tsb ke bawah
7.6. Biarkan kesediaan tsb kering di udara lalu tulislah nama pasien,
tanggal, pada bagian tebal dari sediaan dgn pensil kaca
Pewarnaan sediaan apus
7.7.
7.12. Buat kolom utk jenis-jenis leukosit & tiap jenis ada 10 kolom
7.13. Dengan menggunakan pengatur mikro pada mikroskop, mulailah
menghitung dari pinggiran sediaan kea rah bawah. Setelah itu
geserlah ke kanan kemudian ke atas lagi, dst
7.14. 10 leukosit yg pertama dilihat dimasukkan ke dalam kolom 1 dan
seterusnya sampai kolom 10
7.15. Hitung tiap-tiap jenis leukosit pada ke10 baris yg dibuat sebagai
berikut
Eo
Ba
Bt
Sg
Li
Mo
10
10
3
4
5
6
7
8
9
10
%
10
10
10
10
10
10
10
10
100
7.16. Pencatatan laporan: hendaknya urutan dimulai dari sel Eosinofil,
Basofil, Batang, Segmen, Limfosit, Monosit
7.17. Jumlah dinyatakan dalam %
7.18. Catatan: harga normal adalah:
7.18.1.
Eosinofil
:
13%
7.18.2.
Basofil
:
01%
7.18.3.
Batang
:
26%
7.18.4.
Segmen
:
50 70 %
7.18.5.
Limfosit
:
20 40 %
7.18.6.
Monosit
:
28%
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
GAWAT DARURAT
LEMBAR PERSETUJUAN
Dibuat oleh
Disetujui oleh
Disahkan oleh
Sri Puspitawati
Amiruddin, AmdAK.S.AP
Kepala Tata Usaha
H. Herfan, S. Sos
Tanda Tangan
Nama
Jabatan
Perawat
Tgl. Terbit
20 Mei 2015
Revisi
00
Kepala Puskesmas