Anda di halaman 1dari 44

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN

BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
LABORATORIUM
1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk menerangkan proses pemeriksaan
laboratorium agar pasien dapat dilayani dengan efektif dan efisien untuk
membantu menegakkan diagnosa.
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup semua pasien yang melakukan pemeriksaan
laboratorium di Puskesmas Kecamatan Labuhan Badas.
3. Definisi
3.1. Analis Kesehatan adalah seorang yang mempunyai kompetensi di
bidang pemeriksaan laboratorium kesehatan.
3.2. Verifikasi
adalah
kegiatan
penilaian
kemampuan
untuk
melaksanakan pemeriksaan dan kejelasan permintaan pemeriksaan
laboratorium.
3.3. Register TB-04 adalah buku untuk mencatat hasil pemeriksaan
dahak.
3.4. Puskesmas Satelit adalah puskesmas sekitar yang masuk dalam
program TB-Paru.
4. Ketentuan Umum
4.1. Layanan laboratorium yang diterima pasien dimulai dari
penerimaan, verifikasi, pembayaran, penatalaksanaan, pemeriksaan
sampai penyerahan hasil pemeriksaan.
4.2. Layanan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Kecamatan
Labuhan Badas merupakan pemeriksaan penunjang sederhana yang
meliputi:
- Pemeriksaan Darah
- Pemeriksaan Urine
- Pemeriksaan Sputum (dahak)
- Pemeriksaan Tinja
4.3. Layanan Laboratorium dapat dilakukan berdasarkan surat pengantar
dari:
- Dokter Umum
- Dokter gigi
- Paramedis
- Puskesmas lain (Puskesmas Satelit/Puskesmas sekitar/Unit
Kesehatan lain)
4.4. Bagi pasien yang membawa surat pengantar/Form pemeriksaan dari
luar diharuskan mendaftar terlebih dahulu di loket pendaftaran.
4.5. Bagi pasien yang ingin memeriksaan sendiri harus melalui loket
pendaftaran dan melalui unit layanan di Puskesmas Kecamatan
Labuhan Badas
5. Referensi
5.1. ISO 9001:2008 Klausul : 7.5.1
6. Uraian Prosedur
6.1. Penerimaan
Pasien
- Menyerahkan Form Permintaan Laboratorium dari unit layanan
atau dari Unit Kesehatan lain
Petugas Laboratorium/Analis
- Menerima Form Permintaan Laboratorium
- Mencatat permintaan pemeriksaan laboratorium

6.2.

Verifikasi
Analis
- Melakukan penilaian dan menghubungi dokter dan atau
paramedis pengirim untuk meminta konfirmasi apabila terdapat
ketidaksesuaian/ketidakjelasan
yang
terdaat
pada
form
pemeriksaan laboratorium atau surat pengantar
- Menyerahkan pasien untuk kembali ke pengirim terutama pasien
yang dikirim oleh pengirim dari luar puskesmas, untuk konfirmasi
lebih lanjut, atau menanyakan melalui telepon jika pada surat
pengantar tercantum nomor telepon yang dapat dihubungi
- Menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan di tempat
lain bila pemeriksaan yang diminta tidak tersedia di Puskesmas
Kecamatan Labuhan Badas

6.3.

Retribusi
Pasien
- Membayar retribusi sesuai dengan jenis pemeriksaan pada loket
pembayaran
- Menerima karcis retribusi untuk pemeriksaan laboratorium
- Menerima tanda bukti pengambilan hasil laboratorium
Analis/Petugas Laboratorium
- Memberitahukan kepada pasien untuk melakukan pembayaran di
loket pembayaran

6.4.

Penatalaksanaan & Pemeriksaan


Pasien
- Pasien duduk menunggu untuk pengambilan sampel
Analis
- Mengambil sampel pemeriksaan sesuai permintaan pemeriksaan
laboratorium
- Membaca jenis permintaan pemeriksaan laboratorium
- Melakukan pemeriksaan sesuai petunjuk kerja
- Menulis hasil pada form hasil pemeriksaan laboratorium dan di
buku Register

6.5.

Penyerahan Hasil
Petugas Laboratorium
- Menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien dan mengambil
bukti pengambilan hasil
- Memberitahu agar kembali ke pengirim
Pasien
- Mengambil hasil pemeriksaan laboratorium dengan menunjukkan
bukti pengambilan hasil

6.6.

Pencatatan
Analis
- Mengisi hasil pemeriksaan pada lembar hasil pemeriksaan sesuai
form jenis pemeriksaan dan pada buku register laboratorium
- Membuat laporan bulanan malaria
- Membuat daftar cross check sedian malaria (100% SD + dan 5%
SD -) untuk dikirim ke kabupaten
- Membuat laporan cakupan jumlah masing-masing pemeriksaan
laboratorium

7. Catatan Mutu/Rekaman
7.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
7.2. Karcis Retribusi
7.3. Bukti pengambilan hasil
7.4. Register TB-05 dan TB-06
7.5. Laporan Cakupan Pemeriksaan Laboratorium
7.6. Register laboratorium
7.7. Register Malaria
7.8. Daftar cross check sediaan malaria
7.9. Laporan bulanan malaria
7.10. Buku bantu stock reagensia
7.11. Buku bantu kasus bulanan malaria

PROSEDUR TETAP LABORATORIUM


1. PRO-LAB-012. PRO-LAB-023. PRO-LAB-034. PRO-LAB-045. PRO-LAB-056. PRO-LAB-067. PRO-LAB-078. PRO-LAB-089. PRO-LAB-0910.PRO-LAB-1011.PRO-LAB-1112.PRO-LAB-1213.PRO-LAB-1314.PRO-LAB-1415.PRO-LAB-1516.PRO-LAB-1617.PRO-LAB-1718.PRO-LAB-1819.PRO-LAB-1920.PRO-LAB-2021.PRO-LAB-2122.PRO-LAB-2223.PRO-LAB-2324.PRO-LAB-2425.PRO-LAB-2526.PRO-LAB-2627.PRO-LAB-27-

Penanganan Limbah Laboratorium


Pemeriksaan Sediaan Darah Malaria
Pembuatan Sediaan TB.Paru
Pengambilan Darah Kapiler
Pengambilan Darah Vena
Upaya Keselamatan Kerja di Laboratorium
Pengumpulan Sputum
Pengumpulan Urine
Pengumpulan Feces
Pemeriksaan Kadar Hemoglobine Sahli
Pemeriksaan Warna Urine
Pemeriksaan Kejernihan Urine
Pemeriksaan Berat Jenis Urine
Pemeriksaan Derajat Keasaman Urine
Pemeriksaan Sedimen Urine
Pemeriksaan Protein Urine
Pemeriksaan Bilirubin Urine
Pemeriksaan Glukosa Urine
Pemeriksaan Golongan Darah
Pemeriksaan Tes Kehamilan
Pemeriksaan Tinja
Pemeriksaan Widal (Slide)
Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium
Pemeriksaan Laju Endap Darah
Pemeriksaan Hitung Leukosit
Pemeriksaan Diff Count
Penanganan Limbah Cair Laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PENANGANAN LIMBAH
LABORATORIUM
1. Tujuan
Prosedur tetap ini bertujuan sebagai acuan atau pedoman dalam
pelaksanaan penanganan limbah di ruangan laboratorium agar terhindar
dari infeksi dan pencemaran lingkungan
2. Ruangan Lingkup
Psosedur tetap ini berlaku di unit layanan laboratorium puskesmas kec.
Labuhan badas
3. Definisi
3.1. Desinfeksi: cara fisika atau kimia untuk membebaskan dari sesuatu
dari kuman penyebab infeksi
3.2. Limbah infeksius: Limbah yang membahayakan keselamatan karena
mengandung mikroorganisme yang berasal dari sisa specimen
3.3. Na-hipoklorit: bahan kimia yang digunakan untuk membunuh kuman
4. Ketentuan Umum
4.1. Petugas laboratorium dlm melakukan kegiatan penanganan limbah di
laboratorium diharuskan memakai sarung tangan dan penutup
muka/masker
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Sarung tangan
6.1.2. Masker
6.2. Bahan
6.2.1. Na-Hipoklorit
6.2.2. Lysol/Bayclin
6.2.3. Wadah/tong
7. Prosedur Tetap
7.1. Pisahkan antara limbah infeksius & non-infiksius
7.2. Limbah infeksius ditampung dlm suatu wadah yg berisi larutan NaHipoklorit/cairan Lysol dan Bayclin
7.3. Rendaman limbah dibiarkan selama 1 malam
7.4. Limbah medis yg sdh non-infiksius boleh dibuang ke saluran
pembuangan keesokan harinya
8. Catatan Mutu/Rekaman

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS

1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menemukan dan mengidentifikasi parasit
penyebab malaria dalam sediaan darah tepi
2. Ruang Lingkup
Unit Layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Sel darah merah berfungsi mengedarkan O 2 ke seluruh tubuh. Sel
darah merah akan mengikat oksigen dari paru-paru untuk
diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida
dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga
adanya parasit di dalam sel darah merah dapat dilihat
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Lancet/hemolet suci hama
6.1.2. Kaca objek yang bersih, kering, dan bebas lemak
6.1.3. Kapas alkohol 70%
6.1.4. Rak pewarnaan
6.1.5. Rak pengering
6.1.6. Pipet tetes
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. Larutan metil alkohol
6.2.3. Larutan giemsa
6.2.4. Larutan buffer
6.2.5. Minyak imersi
7. Prosedur Tetap
7.1. Pembuatan sediaan darah tebal
7.1.1. Kaca objek diberi label berisi nomor kode identitas sediaan
darah pada kanan kaca objek
7.1.2. Letakkan kaca objek dengan 2 tetes darahtadi di atas meja
dengan tetesan darah menghadap ke atas
7.1.3. Ambil kaca objek yang lain, tempelkan ujungnya pada
tetesan darah yang pertama dan lebarkan berlawanan arah
jarum jam sampai diameter 1 cm
7.1.4. Lakukan hal yang sama pada tetesan darah yang lain
7.1.5. Biarkan sampai kering di atas rak pengering
7.1.6. Letakkan kaca objek di atas rak dengan tetesan darah di
sebelah atas, kemudian lakukan pemisahan hemoglobin
dengan menuang aquades dan tunggu sampai terhemolisa
(sampai pucat). Kemudian sisa aquades dibuang
7.1.7. Keringkan di udara dan sediaan siap diwarnai

7.2.

Pembuatan Sediaan Darah Tipis


7.2.1. Letakkan kaca objek/penutup dengan 1 tetes darah tadi di
atas meja dengan tetesan darah di sebelah kanan dan
menghadap ke atas
7.2.2. Pegang dengan tangan kanan kacapenggeser dan letakkan
sisi pendeknya di sebelah kiri dari tetesan darah
7.2.3. Kemudian gerakkan kea rah tetesan arah sehingga mengenai
tetesan darah tersebut
7.2.4. Setelah menyentuh sisi pendek kaca penggeser, darah akan
menyebar pada sisi kaca penggeser tersebut. Tunggu sampai
darah menyebar ke seluruh sisi kaca penggeser

7.2.5. Geserkan segera kaca penggeser ke kiri dengan sudut 3045 (kaca penggeser jangan ditekan)
7.2.6. Periksa apakah lapisan tersebut:
- Berbentuk seperti lidah kucing
- Tebal di sebelah kanan dan makin menipis ke sebelah kiri
- Bagian akhir dari geseran kaca penggeser bentuknya
bergerigi
7.2.7. Kemudian sediaan dikeringkan. Untuk membantu
mempercepat pengeringan, kaca objek digerak-gerakkan di
udara sampai kering betul, tidak boleh dengan pemanasan
7.2.8. Bila sediaan dibiarkan mongering sendiri tanpa digerakgerakkan maka akan timbul gumpalan darah dan ini akan
menyulitkan pemeriksaan
7.2.9. Beri nomor/kode dengan pensil kaca pada sediaan bagian
tepi. Lalu fiksasi dengan metil alkohol selama 10 menit dan
sediaan siap diwarnai
7.3. Pewarnaan Sediaan darah tebal dan tipis
Dapat dilakukan dengan pewarnaan Giemsa sebagai berikut:
1. Encerkan larutan Giemsa stok (0,75%) 1 bagian dengan larutan
buffer 9 bagian
2. Letakkan sediaan di atas rak pewarna, kemudian pulas dengan
larutan Giemsa sebanyak 2,5 ml dan biarkan selama 30 menit
(15 menit dengan pewarnaan 1 : 4, 1 bagian Giemsa stok : 4
bagian larutan buffer)
3. Kemudian tuangkan aquades di atasnya sampai zat warna
hilang
4. Keringkan sediaan dengan cara meletakkan kaca objek di atas
pengering. Kaca sediaan harus miring dengan bagian yang
diwarnai menghadap ke bawah untuk mencegah melekatnya
debu dari udara
7.4. Pemeriksaan Mikroskopis
7.4.1. Sediaan yang sudah diwarnai dan kering diperiksa di bawah
mikroskop
7.4.2. Teteskan 1 tetes minyak imersi di atas sediaan dan periksa
dengan pembesaran objektif 100 kali
7.4.3. Carilah plasmodium
7.5. Pembacaan Hasil
Penemuan parasit malaria dilaporkan dengan menggunakan simbol
sebagai berikut:
1. Plasmodium falcifarum hanya bentuk cincin (F)
2. Plasmodium falcifarum bentuk cincin dan gametosit (F+G)
3. Plasmodium falcifarum hanya gametosit (FG)
4. Plasmodium vivax untuk semua stadium (V)
5. Plasmodium malariae untuk semua stadium (M)
6. Tak ada parasit (Neg.)
7. Infeksi campuran (Mix)
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register malaria

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMBUATAN SEDIAAN TB PARU

1. Tujuan
Prosedur tetap ini bertujuan sebagai acuan untuk membuat sediaan
dahak TB-Paru
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini berlaku untuk layanan laboratorium Puskesmas kec.
Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Petugas laboratorium adalah petugas yang bertanggung jawab
terhadap segala aktivitas di unit layanan laboratorium
4. Ketentuan Umum
4.1. Reagen yang digunakan adalah larutan Ziehl Neelsen
4.2. Ose sebelum dibakar dicelupkan ke dalam botol yang berisi
campuran alcohol 70% dan pasir dengan perbandingan 2 : 1
dengan tujuan untuk melepaskan partikel yang melekat pada ose.
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Senklit/ose/lidi
6.1.2. Kaca objek yg bersih, tdk berminyak dan tdk tergores
6.1.3. Lampu spritus
6.1.4. Pensil kaca
6.1.5. Rak pewarna
6.1.6. Rak pengering
6.2. Bahan
6.2.1. Sputum/dahak
7. Prosedur Tetap
7.1. Kaca objek diberi nomor kode/nomor pasien/nama pasien pada sisi
kanan kaca objek
7.2. Pilih bagian dahak yang kental, warna kuning kehijauan, ada
perkejuan, ada pus/darah. Ambil sedikit bagian dgn memakai lidi.
7.3. Ratakan diatas kaca objek dgn ukuran 2-3 cm. Apusan darah jgn
terlalu tebal atau tipis. Keringkan pada suhu kamar
7.4. Kemudian rekatkan/piksasi dengan cara melakukan di atas lidah api
dengan cepat sebanyak 3 kali selama 3-5 detik. Setelah itu sediaan
langsung diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen

7.5.
7.6.

7.7.
7.8.
7.9.

Pewarnaan Ziehl Neelsen


Letakkan sediaan di atas rak pewarna, kemudian tuang larutan
Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh sediaan
Panasi sediaan secara hati-hati diatas api selama 3 menit sampai
keluar uap, tapi jgn sampai mendidih/kering. Lalu api digeser dan
sediaan didiamkan selama 5 menit
Cuci dgn aquades/air mengalir sampai zat warna yg bebas
terbuang
Tuang HCL alcohol 3% sampai warna merah dari Fuchsin hilang
Bilas dengan air mengalir

7.10. Tuang larutan Methylen Blue 0,1% sampai menutupi seluruh


permukaan dan tunggu 10-20 detik.
7.11. Bilas dgn air mengalir
7.12. Keringkan di rak pengering (jgn dibawah sinar matahari langsung)
8. Catatan Mutu/Rekaman
8.1. Form permintaan sputum/dahak (TB 05)
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PENGAMBILAN DARAH
KAPILER
1. Tujuan
Prosedur tetap ini bertujuan sebagai acuan untuk mendapatkan bahan
darah dlm jmlah sedikit
2. Ruang Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku untuk Unit Layanan Laboratorium Puskesmas
Kec. Labuhan Badas

3. Definisi
3.1. Pembuluh kapiler adlah pembuluh darah terkecil di tubuh.fungsinya
untuk menghubungkan arteroila dan venula.dgn adanya pembuluh
darah
ini
maka
di
mungkinkan
terjadinya
pertukaran
air,oksigen,karbondioksida,nutrient,dan
zat
kimia
di
jaringan
sekitarnya
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip : Darah di ambil dgn menusuk pembuluh darah kapiler dan di
hisap dgn cara menekan daerah itu yg dipergunakan untuk
pemeriksaan tertentu
4.2. Daerah tusukan yg baik adalah ujung jari,cuping telinga dan pada
bayi pada daerah tumit kaki
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan bahan
6.1. Alat
6.1.1.Tabung reaksi/pipet
6.1.2. Lancet
6.1.3. Kapas alcohol 70%
6.1.4. Kapas kering/tissue
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen darah
7. Prosedur Tetap
7.1. Siapkan peralatan sampling spt wadah yg bersih, kapas alkohol,
lanset, dan kapas kering
7.2. Lakukan tekanan pd jari/tumit untuk bayi dan anak kecil
7.3. Disinfeksi dengan kapas alcohol 70%
7.4. Tusuk daerah yang dipilih dengan lanset steril
7.5. Hapus darah pertama dgn tisu/kapas kering. Lalu tetesan berikutnya
dpt digunakan untuk pemeriksaan tertentu.
7.6.

Tutup bekas luka dengan kapas alcohol yg sudah diperas

8. Catatan Mutu/Rekaman
8.1.

Form permintaan pemeriksaan laboratorium

8.2.

Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PENGAMBILAN DARAH VENA
1. Tujuan
Prosedur tetap ini bertujuan sbg acuan utk mendapatkan bahan darah yg
berkualitas
2. Ruang lingkup
Prosedur ini berlaku untuk unit layanan laboratorium Puskesmas Kec.
Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Pembuluh vena adalah pembuluh yg membawa darah menuju
jantung. Umumnya terletak dkat permukaan tubuh dan tampak
kebiru-biruan

4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Darah diambil dgn cara menusuk pembuluh darah vena dan
dihisap menggunakan syringe utk dipergunakan pada berbagai
macam pemeriksaan
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Syringe disposable
6.1.2. Kapas berakohol 20%
6.1.3. Tourniquet
6.1.4. Tabung reaksi
6.1.5. Kapas kering/tisu
6.1.6. Plester
6.1.7. Label
6.1.8. Spidol
6.1.9. Antikoagulan
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen darah
7. Prosedur Tetap
7.1. Siapkan peralatan sampling seperti wadah yg bersih, bisa
ditambahkan antikoagulan sesuai keperluan, kapas alcohol,
tourniquet, kapas kering, syringe, dan plester
7.2. Beri label wadah yg berisi identitas pasien dan nomor register
7.3. Letakkan lengan pasien lurus dengan telapak tangan menghadap ke
atas
7.4. Ikat lengan atas dengan tourniquet jgn lebih dari 5 menit
7.5. Pasien diminta mengepal (bila mampu)
7.6. Lakukan disifektan pada daerah vena yg akan ditusuk dgn kapas
alcohol 70% biarkan kering
7.7. Jarum syringe ditusukkan pada vena dgn sudut 25 dan hisap dgn
menarik perlahan-lahan, sementara itu pasien membuka kepalan
tangan

7.8.

Lepaskan tourniquet setelah mendapat sejumlah darah yg


dikehendaki
7.9. Letakkan kapas alcohol di tempat tusukan dan jarum ditarik keluar
7.10. Biarkan posisi tangan mendatar dan pasang plester kapas utk
beberapa saat
7.11. Lepaskan jarum pada syringe-nya dan tampung pada wadah dgn cara
melalui dinding wadah. Bila menggunakan antikoagulan segera kocok
agar tercampur sempurna
8. Catatan Mutu/Rekaman
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
UPAYA KESELAMATAN KERJA DI
LABORATORIUM
1. Tujuan
Prosedur ini bertujuan sbg acuan utk melaksanakan kegiatan Pemeliharaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium
2. Ruang Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku di Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec.
Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Disinfektan adalah cairan untuk membunuh kuman-kuman penyakit
4. Ketentuan Umum
4.1. Setiap petugas Laboratorium diwajibkan memakai jas laboratorium,
sarung tangan dan masker di ruangan laboratorium
4.2. Tdk boleh makan, minum serta merokok di dalam laboratorium
4.3. Tdk boleh menyimpan makanan/minuman di dlm lemari es bersama
reagen

4.4.
4.5.

Jaga kebersihan ruang laboratorium, bersihkan dgn disinfektan


Ruangan laboratorium tdk boleh menggunakan kipas angin

5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Cairan disinfektan
6.1.2. Spidol
6.2. Bahan
6.2.1. Kertas/label
7. Prosedur Tetap
7.1. Beri label pada semua bahan kimia meliputi nama, konsentrasi,
tanggal penerimaan, tanggal pembuatan & tanggal kadaluarsa,
keterangan/peringatan ttg bahaya bahan
7.2. Simpan bahan kimia pada ruang yg terang tdk kena sinar matahari
scara langsung dalam lemari/rak scara rapi & teratur
7.3. Bahan yg bersifat korosif diletakkan di tmpt yg rendah
7.4. Buang bahan kimia yg mudah terbakar & menguap dlm kaleng,jangan
dibuang ke dalam pipa saluran umum
8. Catatan Mutu/Rekaman
-

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PENGUMPULAN SPUTUM
1. Tujuan
Prosedur tetap ini bertujuan sebagai acuan untuk mengumpulkan dahak
untuk pemeriksaan TB-Paru.
2. Ruangan Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku untuk unit layanan Laboratorium puskesmas kec.
Labuhan badas
3. Definisi
3.1. Petugas laboratorium adalah petugas yg bertanggung jawab terhadap
sgala aktivitas di unit Layanan Laboratorium
4. Ketentuan Umum
4.1. Pengumpulan Dahak ada 2 cara:
- Pengumpulan dahak sewaktu
- Pengumpulan dahak pagi hari
4.2. Jumlah dahak yg terkumpul hrs sebanyak 3-5 ml setiap botol dahak
4.3. Syarat botol/wadah penampung : Bermulut lebar,mempunyai tutup
berulir,suci hama,tdk mudah pecah,tdk bocor,bersih,sekali pakai
buang(disposable),berlabel.
4.4. Bagi pasien yg sulit mengeluarkan dahak,dpt diatasi dgn cara :
- Dianjurkan penderita olahraga ringan,kemudian tarik nafas dalam

Bila terasa akan batuk,nafas di tahan sedalam mungkin,lalu


batukan dahaknya ke dalam pot dahak
Malam hari sebelum tidur minum the hangat 1 gls atau tablet GG
200 mg

5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Botol/ wadah penampung
6.1.2. Plester
6.1.3. Label
6.1.4. Spidol
6.2. Bahan
6.2.1. Sputum/dahak
7. Prosedur Tetap
7.1. Pasien di suruh kumur-kumur dahulu
7.2. Sediaan botol/wadah yg memenuhi syarat
7.3. Pasien dlm posisi berdiri,bila tdk memungkinkan di minta duduk agak
condong ke depan
7.4. Penderita di suruh untuk menahan rangsangan batuk yg sangat kuat
dan di suruh menarik nafas dalam-dalam

7.5.
7.6.
7.7.
7.8.

Penderita di suruh membatukan sekuat-kuatnya sampai terasa dahak


yg di keluarkan keluar dari dada,bukan dari tenggorokan
Dahak yg keluar di tamping dlm wadah/botol yg di sediakan
Bersihkan mulut botol kmudian di tutup setelah di periksa bahwa yg di
tamping benar-benar dahak,bukan ludah
Wadah di beri label yg berisi : Nama,Alamat,Tgl pengambilan serta
dokter pengirim

8. Catatan Mutu/Rekaman
8.1. Form permintaan pemeriksaan dahak ( TB 05 )
8.2. Register pemeriksaan Laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PENGUMPULAN URINE
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk mendapatkan bahan urine yg berkualitas
2. Ruang Lingkup
Unit Layanan Laboratorium Puskesmas Kec.Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Urine sewaktu adlh urine yg di keluarkan pd waktu yg tdk di
tentukan(sewaktu-waktu)
3.2. Urine pagi yaitu urin yg di keluarkan pertama pd waktu pagi hari
setelah bangun tidur.baik di gunakan untuk pemeriksaan berat
jenis,protein,sedimen
4. Ketentuan umum
4.1. Prinsip :Urine di tamping untuk di gunakan dlm bermacam
pemeriksaan.urine yg baik adalah urine pagi hari
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1.
Wadah bermulut lebar dan bertutup
6.1.2.
Label
6.1.3.
Spidol/pensil
6.2. Bahan
6.2.1.
Specimen urine
7. Prosedur Tetap
7.1. Siapkan wadah bermulut lebar dan dapat ditutup. Wadah harus
bersih dan kering.
7.2. Beri label yg berisi nama pasien, nomor register

7.3.

7.4.

Pasien diminta menampung urine dgn cara urine awal dibuang,


pada porsi ditengah baru ditampung pd wadah, pada porsi akhir
dibuang
Tutup rapat wadah dan segera diperiksa. Apabila pemeriksaan
terpaksa ditunda, maka sebaiknya urine tersebut disimpan dalam
lemari es (suhu 4C)/ dalam termos berisi es batu

8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PENGUMPULAN FECES
1. Tujuan
Sbg acuan utk melakukan pengumpulan tinja/feces sbg bahan pemeriksaan
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Petugas laboratorium adalah petugas yg bertanggungjawab terhadap
segala aktivitas di Unit layanan Laboratorium
4. Uraian Umum
4.1. Sebaiknya tinja yg diambil pada pagi hari
4.2. Pasien tdk dibenarkan makan obat pencahar
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Lidi/spetel kayu
6.1.2. Kapas lidi
6.1.3. Pot plastic yg diberi label berisi nama pasien, nomor pasien,
dan tanggal
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen tinja
7. Prosedur Tetap
7.1. Ambil tinja segar bagian tengah kira-kira sebesar ujung ibu jari
7.2. Masukkan ke dalam wadah pot plastic
7.3. Tutup rapat pot plastic yg berisi specimen tinja
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN KADAR
HEMOGLOBINE-SAHLI
1. Tujuan
Sebagai acuan dalam mengukur kadar hemoglobin dalam darah
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yg mengandung zat besi)
di dalam sel darah merah yg berfungsi sbg pengangkut oksigen dari
paru-paru ke seluruh tubuh
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Hemoglobin darah bereaksi dgn asam akan terbentuk asam
hematin yg bewarna kecoklatan
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Gelas berwarna sbg warna standar
6.1.2. Pipet sahli
6.1.3. Tabung thermometer
6.1.4. Gelas pengaduk
6.1.5. Pipet tetes
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah EDTA/darah kapiler
6.2.2. Larutan HCl, O, I, N
6.2.3. Aquades
6.2.4. Tisu
7. Prosedur Tetap
7.1. Tabung hemoglobin diisi dgn larutan HCl, O, I, N sampai tanda 2
7.2. Hisap darah kapiler/darah vena + EDTA sampai tepat pada tanda 20
l dengan menggunakan pipet sahli
7.3. Hapuslah kelebihan darah yg melekat pada ujung pipet dgn tisu
secara hati-hati. Bersihkan jg darah pada dinding luar pipet
7.4. Masukkan darah ke dalam tabung yg telah berisi larutan HCl, O, I, N
7.5. Bilas pipet sebelum diangkat dgn jalan menghisap dan mengeluarkan
larutan HCl, O, I, N dari dalam pipet secara berulang-ulang
7.6. Tunggu 5 menit utk pembentukan asam hematin

7.7.

7.8.

Asam hematin yg terjadi diencerkan dgn aquades tetes demi tetes


sambil diaduk dgn batang pengaduk dari gelas sampai didapat warna
yg sama dgn warna standar
Meniskus dari larutan dibaca. Meniskus (dalam hal ini) adalah
permukaan terendah dari larutan

8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register Pemeriksaan Laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN WARNA URINE
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui warna urine
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Urine atau air seni/kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan
ginjal yg kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita/pasien dilarang makan/minum obat-obatan, misalnya
vitamin B komplek, piramidon dan lain-lain, karena obat-obatan tsb
akan member warna pada urine
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorum
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung reaksi
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
7. Prosedur Tetap
7.1. Masukkan urine ke dalam tabung reaksi yg bersih sebanyak bagian
tabung
7.2. Dilihat dlm posisi miring dgn penerangan cahaya matahari
7.3. Dinyatakan dgn: Tdk berwarna, Kuning Muda, Kuning Bercampur
Darah, Merah putih serupa susu, dll
7.4. Nilai normal warna kuning muda kuning tua
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN KEJERNIHAN
URINE
1. Tujuan
Sbg acuan utk mengetahui/memeriksa kejernihan urine secara langsung
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Urine/air seni/kencing adalah cairan sisa yg diekskresikan oleh ginjal
yg kemudian akan dikeluarkan dalam tubuh melalui proses urinasi
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita/pasien jgn terlalu banyak makan protein
4.2. Kesalahan yg sering terjadi disebabkan karena:
- Melihat tdk di tempat terang
- Tabung reaksi kotor
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung reaksi
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
7. Prosedur Tetap
7.1. Masukkan urine ke dlm tabung reaksi yg bersih sebanyak bagian
tabung
7.2. Dilihat dgn latar belakang hitam dgn penerangan cahaya matahari
7.3. Dilihat kejernihannya, apakah terdapat kekeruhan
7.4. Dinyatakan dgn: Jernih, Agak keruh, keruh/sangat keruh
7.5. Nilai normal: Urine yg baru dikeluarkan tdk berwarna/jernih
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN BERAT JENIS
URINE
1. Tujuan
Sebagai acuan utk mengetahui/memeriksa kepekatan dan memeriksa
berat jenis urine dgn menggunakan urinometer
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Urine/air seni/kencing adalah cairan sisa yg diekskresikan oleh ginjal
yg kemudian akan dikeluarkan dalam tubuh melalui proses urinasi
3.2. Urinometer adalah sebuah alat utk mengukur berat jenis urine
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita/pasien tdk perlu persiapan khusus
4.2. Kesalahan yg dapat terjadi pada waktu pemeriksaan disebabkan
karena:
- Suhutera pada urinometer tdk tepat
- Membaca hasil (berat jenis) waktu urinometer menempel di dinding
tabung sehingga pembacaan meniscus tdk tepat
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Urinometer, skala 1000-1060 (pembagian skala 0,001)
6.1.2. Gelas ukur dgn kapasitas 50 ml, tinggi 15 cm
6.1.3. Termometer 0C-5-C (pembagian skala 1/2C)
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen Urine
7. Prosedur Tetap
7.1. Baca dan catat suhu tera yg tercantum pd alat urinometer.kemudian
baca suhu kamar/suhu urine dan catat
7.2. Tuangkan urine dgn suhu kamar ke dlm gelas ukur sbyk 50 ml
7.3. Masukan urinometer ked lm gelas tsb.usahakan urinometer bebas
terapung
7.4. Putarlah tangkai urinometer dn dijaga agar tdk menempel pd dinding
tabung dgn menggunakan ibu jari dn jari telunjuk.
7.5. Setelah berhenti dn tdk menempel pd gelas ukur,bacalah berat jenis
setinggi meniscus bawah sampai bilangan 3 desimal ( 3 angka
dibelakang koma )
7.6. Perhitungannya : jika suhu tera pd urinometer berbeda dgn suhu
kamar( atau dr urine ),hrs diadakan koreksi pembacaan urinometer.
dgn ketentuan sbb:
7.6.1. Untuk setiap 3C ,perbedaan suhu kmrdiatasdiatas suhu tera
maka berat jenis urine ditambah dgn 1 (maksudnya :0,001 )

7.6.2. Untuk setiap 3C ,perbedaan suhu kamardibawahsuhu tera


maka berat jenis dikurang dgn 1(maksudnya :0,001 )
7.7. Pelaporan ditulis setelah dihitung Berat Jenis Urine
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN DERAJAT KEASAMAN
URINE
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui/memeriksa derajat keasaman urine
2. Ruang Lingkup
Unit Layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Urine atau air seni adalah cairan sisa yg di ekskresikan oleh ginjal yg
kemudian akan di keluarkan dari dlm tubuh melalui proses urinasi
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita atau pasien tdk perlu persiapan khusus
4.2. Prinsip : Perubahan warna pd kertas indicator bila dlm suasana
keasaman tertentu
4.3. Pemeriksaan bisa jg di lakukan dgn metode carik celup menggunakan
reagent multi strips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Kertas Lakmus (merah-biru )
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen Urine
7. Prosedur Tetap
7.1. Kertas Lakmus Merah atau Biru di basahi dgn urine yg diperiksa
7.2. Tunggu 1 menit,perhatikan warna yg terjadi.
7.3. Pelaporan reaksi urine :
7.3.1. Asam : jika lakmus biru menjadi merah
8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register Pemeriksaan Laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN SEDIMEN URINE

Tgl Terbit :
No. Dok. :

1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menemukan adanya unsur-unsur sedimen organik
dan non organik dalam urine secara mikroskapis
2. Ruang Lingkup
Unit Layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Urine atau air seni adalah cairan sisa yg di ekskresikan oleh ginjal yg
kemudian akan di keluarkan dari dlm tubuh melalui proses urunasi
4. Ketentuan Umum
4.1
Penderita atau pasien di larang minum obat-obat sulfa
4.2
Prinsip : berat jenis unsur2 sedimen organic dan non organic lebih
besar dari berat jenis urine sehingga sentrifugasi maka zat2 tersebut
akan mengendap
4.3
Priksa keasaman urine, jika bersifat basa maka tambahkan asam
asetat untuk melarutkan sebagian fosfat, jika bersfat asam maka
urine di panasi sedikit agar sebagian asam urat dapat larut.
4.4
Harga Normal Untuk:
4.4.1. Eritrosit : 0-1/LPB (lapangan pandang besar )
4.4.2. Lekosit : 0-3/LPB (lapangan pandang besar )
4.5. Catatan kesalahan yg sering terjadi :
4.5.1. Urine tdk di campur rata terlebih dahulu sblum di
centrifuge
shg sedimen ketinggalan
4.5.2. Cahaya yg masuk ke mikroskop terlalu terang shg unsure halus
tdk terlihat
4.5.3. Pemeriksaan hny dilakukan dgn objektif 40x
4.5.4. Tdk menggunakan urine segar
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Sentrifuge
6.1.2. Miksorsop
6.1.3. Kaca objek
6.1.4. Kaca penutup
6.1.5. Pipet
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine

7. Prosedur Tetap
7.1. Kocoklah urine dlm botol supaya bila ada specimen akan tercampur
rata

7.2. Masukkan 10 ml/5ml urine yg sudah dicampur rata ke dalam tabung


sentrifus
7.3. Tuangkan cairan bagian atas sehingga volume dari cairan dan
sedimen menjadi kira-kira 1 ml atau ml (bila dipakai 5 ml urine)
7.4. Kocoklah tabung untuk mencampur kembali sedimen
7.5. Dengan menggunakan pipet taruhlah 1 tetes sedimen disebelah
kanan dan 1 tetes di sebelah kiri pada sebuah kaca objek. Tutuplah
masing-masing tetesan dgn kaca penutup
7.6.

Periksalah dibawah mikroskop, mula-mula dgn pembesaran objektif


10x kemudian dgn pembesaran objektif 40x. Diamati beberapa
lapangan (antara 1-10 lapangan)

7.7. Sedimen urine yg mungkin ditemukan:


7.7.1. Sel epitel: ukuran dan bentuknya bermacam-macam,
tergantung dari asalnya. Ada yg berukuran besar dan bentuknya
segi empat (skuamus), berbentuk lonjong dgn ujung lancip (sel
kandung kencing), berukuran kecil dgn granula (sel ginjal), dll
7.7.2. Eritrosit: berbentuk bulan, transparan kehijau-hijauan, Tepinya
dapat rata keriput/menggembung. Ukuran 5-10 m
7.7.3.
Lekosit: sendiri-sendiri/berkelompok. Bentuknya bulat,
granula terlihat jelas. Inti kadang-kadang dpt terlihat. Tepi dapat
rata/keriput. Ukuran 10-15 m
7.7.4. Silinder:
- Silinder Hialin: transparan (tembus cahaya), ujung bulat
Silinder Granular: warna kuning, bergranula besar dan ujungnya
bulat
7.7.5. Kristal :
- Kristal oksalat : seperti amplop ( kubus )ukuran 10-20m.
- Kristal triple fosfat : bentuknya empat persegi panjang,tdk
berwarna.ukuran 30-150 m.
- Kristal asam urat : bentuknya bermacam-macam(persegi
panjang,kubus dll),berwarna kuning atau merah bata.ukuran
30-150m.
7.7.6. Jamur
:bentuknya
bulat
atau
lonjong,kadang2
terlihat
tonjolan.ukuran macam2 5-12m.
7.7.7. Tricomonas : bentuk bulat dgn 4 buah flagel atau lebih,ukuran
20c ukuran eritrosit(15m) dan terlihat bergerak.
7.7.8. Spermatozoa : terdiri dari kepala dan ekor.kadang2 masih
bergerak.
7.8. Pelaporan jumlah rata2 lekosit dan eritrosit di laporkan perlapangan
pandang besar (LPB )
7.9. Untuk lain2 unsur sedimen di laporkan per lapangan pandang kecil
(LPK ) dengan :
7.9.1. + bila jmlahnya sedikit
7.9.2. ++ bila jmlahnya banyak
7.9.3. +++ bila jmlahnya banyak sekali
8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register Pemeriksaan Laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN PROTEIN URINE
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menentukan adanya protein dlm urine secara semi
kuantitatif.
2. Ruang Lingkup
Unit Layanan Laboratorium Puskesmas Kec.Labuhan Badas.
3. Definisi
3.1. Urine atau air seni adalah cairan sisa yg di ekskresikan oleh ginjal yg
kemudian akan di keluarkan dari dlm tubuh melalui proses urinasi
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita atau pasien tdk perlu persiapan khusus
4.2. Prinsip : terjadi endapan protein jk di reaksikan dgn asam (asam
sulfalisilat )
4.3. Catatan kesalahan yg sering terjadi :
4.3.1. Menggunakan tabung yg kotor atau keruh,shg di interpretasikan
sebagai kekeruhan
4.3.2. Menggunakan urine yg keruh,jk urinenya keruh hrs di saring
terlebih dahulu dgn kertas atau dicentrifuge.kemudian filtratnya
di pakai untuk pemeriksaan
4.3.3. Bila tdk jernih jg tambahkan karbo adsorben dgn perbandingan
1/10 bagian volume urine,kemudian kocok kuat2 dan saring
sampai jernih.filtrat ini tdk boleh di gunakan untuk pemeriksaan
lainnya.
4.4. Pemeriksaan bisa jg di lakukan dgn metode carik celup menggunakan
reagent multi strips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung reaksi
6.1.2. Rak
6.1.3. Pipet
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen Urine
6.2.2. Reagen asam sulfasalisilat 20 %
7. Prosedur Tetap
7.1. Dua tabung reaksi (A dan B ) masing2 di isi dgn 2 ml urine
7.2. Tabung A di tambah 8 tetes asam sulfasalisilat 20%,kemudian goyang
perlahan-lahan
7.3. Kekeruhan di lihat dgn latar belakang gelap(missal dgn kertas
karbon )dan dgn cahaya yg terpantul
7.4. Bandingkan isi tabung A dan tabung B

7.5.

Pelaporan :

7.5.1.
7.5.2.
7.5.3.
7.5.4.
7.5.5.

Negatif (-) :tdk ada kekeruhan sama sekali


Pos + (1+) : ada kekeruhan ringan tanpa butir-butir
Pos ++ (2+ ) :kekeruhan mdh di lihat dn tampak butir2
Pos +++ (3+) : urine keruh dan tampak butiran berkeping2
Pos ++++ (4+) : urin sangat keruh,berkeping dn mnggumpal

8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register Pemeriksaan Laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN BILIRUBIN
URINE

Tgl Terbit :
No. Dok. :

1. Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui adanya bilirubin dalam urine
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah tua.
Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan
empedu
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita/pasien dilarang minum obat-obatan yg berasal dari turunan
pyridine.
4.2. Prinsip: Oksidasi Pigmen empedu oleh asam sehingga terjadi biliverdin
yg berwarna hijau atau bilisanin yg berwarna biru atau choletelin yg
berwarna ungu
4.3. Pemeriksaan yg digunakan menggunakan Metode Harrison
4.4. Catatan Kesalahan yg sering terjadi:
4.4.1. Tdk segera memeriksa urine sehingga bilirubin akan teroksidasi
dgn udara menjadi biliverdin (berwarna hijau)
4.5. Pemeriksaan jg bisa dilakukan dgn metode carik celup menggunakan
reagent multi strips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung reaksi
6.1.2. Rak
6.1.3. Corong kaca
6.1.4. Kertas saring
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
6.2.2. Reagen Barium Chloride 10%
6.2.3. Reagen Fouchet
7. Prosedur Tetap
7.1. Kocoklah 5 ml urine, masukkan dalam tabung reaksi, lalu tambahkan
5 ml larutan Barium Chloride 10%
7.2. Campur dan saring dgn kertas saring
7.3. Kertas saring yg berisi endapan diangkat dri corong. Biarkan beberapa
lama sampai agak kering
7.4. Teteskan 2-3 tetes Reagen Fouchet ke atas presipitat pada kertas
saring tsb
7.5. Perhatikan warna yg terjadi

7.6.

Pelaporan:
7.6.1. Warna hijau diatas kertas saring dilaporkan dgn positif (+)
7.6.2. Bila tdk terjadi warna hijau dilaporkan dgn negatif (-)

8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN GLUKOSA
URINE

Tgl Terbit :
No. Dok. :

1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menentukan adanya glukosa dalam urine secara semi
kuantitatif
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yg masih ada dlm urine
setelah melewati berbagai proses di ginjal
4. Ketentuan Umum
4.1. Penderita/pasien dilarang minum obat-obatan spt vitamin C dosis
tinggi, salisilat berlebihan, streptomycin, dll. Karena akan memberikan
hasil positif palsu
4.2. Urine dikatakan normal bila hasil tes negatif (-)
4.3. Prinsip: Glukosa dpt mereduksi ion Cupri dlm larutan alkalis shg terjadi
perubahan warna
4.4. Catatan Kesalahan yg sering terjadi:
4.4.1. Terlalu lama memanaskan
4.4.2. Urine yg diteteska terlalu banyak
4.4.3. Setelah dipanaskan, tabung tdk dikocok shg reaksi tdk rata
4.5. Pemeriksaan jg bisa dilakukan dgn metode Carik Celup menggunakan
reagen multistrips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung reaksi
6.1.2. Pemanas air/lampu spiritus
6.1.3. Pipet
6.1.4. Penjepit tabung
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
6.2.2. Reagen Benedict
7. Prosedur Tetap
7.1. Masukkan 5 ml/2,5 ml reagen Benedict ke dlm tabung reaksi
7.2. Teteskan ke dalamnya 8 tetes urine utk 5 ml reagen dan 4 tetes urine
untuk 2,5 ml reagen
7.3. Masukkan tabung ke dalam air mendidh selama 5 menit/panaskan
perlahan-lahan di atas api selama 2 menit tetepi dijaga jgn sampai
mendidih
7.4. Angkat dan kocok isi tabung
7.5. Bacalah hasil reduksinya

7.6.

Pelaporan:
7.6.1. Negatif (-) : Larutan tetap biru jernih/sedikit kehijauan
7.6.2. Positif + (1+) : Hijau kekuning-kuningan dan keruh
7.6.3. Positif ++ (2+) : Kuning keruh

7.6.4. Positif +++ (3+) : Jingga/warna lumpur keruh


7.6.5. Positif ++++ (4+) : Merah keruh/merah bata
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register pemeriksaan Laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN GOLONGAN
DARAH
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menentukan golongan darah seseorang
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas

3. Definisi
3.1. Golda = pengklasifikasian darah dari suatu individu brdasrkn ada/tdk
ada zat antigen warisan pd prmukaan membran sel darah merah
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Aglutinasi sel darah merah dgn anti sera tertentu
4.2. Golda manusia ditentukan brdsarkn jenis antigen & anti body yg
terkandung dlm darahnya
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Kaca objek
6.1.2. Pipet tetes
6.1.3. Pengaduk
6.1.4. Lanset
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. 1 set anti sera yg berisi:
- Serum anti A
- Serum anti B
- Serum anti AB
6.2.3. Kapas alcohol 70%
7. Prosedur Tetap
7.1. Teteskan pada kaca objek: 1 tetes serum anti A, B, dan AB
7.2. Tambahkan beberapa tetes darah kapiler/darah vena pada serumserum tsb sama banyak
7.3. Campur dengan stik pengaduk
7.4. Goyangkan kaca objek dgn gerakan melingkar selama 2 menit
7.5. Catat dengan hasil bagian yg terjadi Aglutinasi itulah golongan
darahnya
8. Rekaman Mutu
8.1. Form Permintaan Pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN TES
KEHAMILAN
1. Tujuan
Sebagai acuan untuk mengetahui kehamilan dgn menggunakan tes
serologi
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi

3.1.

3.2.

Horman HCG (human chorion gonadotropin) adalah hormone yg


dieksresikan oleh syncytiotrophoblast ke dalam sirkulasi darah ibu
pertama kali saat implantasi yaitu pada ke6 ke7 setelah fertilisasi
Pemeriksaan serologi adl pemeriksaan yg menggunakan serum

4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip: Reaksi Aglutinasi hormone HCG dalam urine selama proses
kehamilan berlangsung dgn lateks yg secara kimiawi diikatkan dgn
antigen HCG & Aglutinasi oleh anti body HCG
4.2. Urine yg baik utk pemeriksaan adalah urine pagi hari
4.3. Pemeriksaan jg bisa dilakukan dgn metode carik celup menggunakan
reagen strips
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Kaca objek
6.1.2. Pipet tetes
6.1.3. Pengaduk
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen urine
6.2.2. HCG lateks antigen
7. Prosedur Tetap
7.1. Teteskan 1 tetes urine segar pada kaca sediaan yg bersih
7.2. Teteskan ke dalamnya 1tetes HCG Lateks antigen
7.3. Campur dan aduk merata pada daerah lingkaran kaca sediaan
7.4. Goyangkan kaca sediaan secara perlahan selama 2 menit searah
putaran jarum jam dan jaga larutan tsb jgn sampai tumpah
7.5. Baca langsung hasilnya:
7.5.1. Negatif (-) : Tidak terjadi Aglutinasi
7.5.2. Positif (+) : Bila terjadi Aglutinasi (gumpalan)
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN TINJA
1. Tujuan
Untuk melihat kelainan dalam tinja, baik secara makroskopis/mikroskopis
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Mikroorganisme/mikroba = organism yg berukuran sgt kecil sehingga
utk mengamatinya diperlukan alat bantuan
4. Uraian Umum
4.1. Dengan penambahan zat Eosin/Lugol maka mikroorganisme & unsurunsur lain dlm tinja akan tampak lebih jelas
4.2. Pasien tdk dibenarkan makan obat pencahar

4.3.

Untuk pemeriksaan amuba harus segera diperiksa

5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Lidi/pengaduk kaca
6.1.2. Kaca objek
6.1.3. Kaca penutup
6.1.4. Mikroskop
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen tinja
6.2.2. Larutan Eosin 2%
6.2.3. Larutan Lugol
6.2.4. Larutan NaCl 0,9%
7. Prosedur Tetap
7.1. Makroskopis
7.1.1. Specimen diperiksa di tempat yg terang
7.1.2. Perhatikan warna, bau, konsistensi, adanya darah, lender,
cacing, dll
7.2. Mikroskopis
7.2.1. Tetesi kaca objek di sebelah kiri dgn 1 tetes NaCl 0,9% dan
sebelah kanan dgn 1 tetes larutan Eosin 2%/larutan Lugol
7.2.2. Ambil tinja di bagian tengah/permukaan yg mengandung
darah/lender kira-kira seujung lidi
7.2.3. Aduk sampai rata pada masing-masing larutan
7.2.4. Tutup dgn kaca penutup
7.2.5. Lihat dibawah mikroskop mula-mula 10x kemudian 40x
8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN WIDAL (SLIDE)
1. Tujuan
Sebagai acuan dalam membantu diagnosa penyakit typhoid
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Tes widal merupakan pemeriksaan terhadap serum penderita secara
kualitatif dan semi kualitatif utk mencari antibody terhadap
salmonella dgn menggunakan antigen somatic (O) dan flagel (H) yg
berasal dari beberapa strain salmonella dimana adanya antibody akan
mengalami agglutinasi dgn partikel antigen salmonella
4. Ketentuan Umum
4.1. Pada saat meneteskan reagen dropper jgn sampai menyentuh serum
supaya tdk terjadi kontaminasi
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat

6.2.

6.1.1. Kaca objek


6.1.2. Pipet
6.1.3. Label
6.1.4. Pengaduk kaca
Bahan
6.2.1. Serum/plasma segar/disimpan
6.2.2. Reagen Antigen S.Typhi H, S.Paratyphi A, S.Paratyphi B

7. Prosedur Tetap
7.1. Tes penyaring (kualitatif)
7.1.1. Siapkan kaca, teteskan 0,8 ml (sama dgn pengenceran 1:20)
7.1.2. Kocok reagen dgn baik dan teteskan 1 tetes reagen (dgn
memakai droper pada penutup reagen) di dekat masing-masing
serum
7.1.3. Campur pelan-pelan memakai pengaduk kering & bersih
7.1.4. Goyang perlahan dgn gerakan memutar selama 1 menit sambil
diamati terbentuknya aglutinasi
7.2. Tes titrasi (semi kuantitatif)
Dilakukan jika tes penyaring memberikan hasil aglutinasi +
7.2.1. Siapkan kaca objek, kerjakan spt pada tes penyaring sbb:
40 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 40
20 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 80
10 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 160
1 tetes reagen = 1 : 320
2,5 micro serum + 1 tetes reagen = 1 : 640
7.2.2. Amati terbentuknya aglutinasi. Bila terbentuk 1 : 640 masih
positif maka hasil dilaporkan > 1 : 640

8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan Laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN ALAT-ALAT
LABORATORIUM
1. Tujuan
Prosedur tetap ini bertujuan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan
pemeliharaan peralatan laboratrium
2. Ruang Lingkup
Prosedur tetap ini berlaku di unit pelayanan laboratorium puskesmas badas
3. Definisi
3.1. Barang habis pakai adalah barang yg penggunaannya hanya satu
atau beberapa kali pakai atau tdk tahan lama.
4. Ketentuan Umum
Setiap petugas laboratorium di wajibkan memakai jas laboratorium,sarung
tangan dan masker di ruangan laboratorium.
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
5.2. Pekarya Laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Wadah tempat Peralatan
6.2. Bahan
6.2.1. Sabun
6.2.2. Larutan Desinfektan (kaporit )
7. Prosedur Tetap
7.1. Rendam alat habis pakai selama 12 jam dgn larutan desinfektan
( kaporit )
7.2. Cuci bersih peralatan dgn air dan sabun
7.3. Keringkan peralatan di tempat yg bersih dan steril
7.4. Masukan da tata kembali peralatan ke dalam lemari sesuai tempatnya
masing-masing
8. Rekaman Mutu
-

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN LAJU ENDAP
DARAH
1. Tujuan
Prosedur tetap ini sebagai acuan untuk bayaknya sel-sel darah yg
mengendap dalam waktu tertentu
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Koagulan adalah proses penggumpalan partikel koloid krn
penambahan bahan kimia,shg partikel2 tersebut bersifat netral dan
membentuk endapan krn adanya gaya gravitasi.
4. Ketentuan Umum
4.1. Prinsip : darah yg sdh di beri koagulan bila di diamkan dlm waktu
tertentu maka sel-sel darah akan mengendap
4.2. Dalam protap ini di hitung adalah kecepatan waktu endapan
5. Petugas
5.1. Analis Kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Tabung westergren dgn spesifikasi :
- Panjang 300 mm
- Garis tengah bagian dalam 2,5 mm
- Skala dari 0-200 mm
- Kedua ujung tabung terbuka
6.1.2. Rak westergren
6.1.3. Penghisap
6.1.4. Pencatat waktu
6.1.5. Pipet berskala
6.1.6. Semprit 5 ml dan jarumnya
6.1.7. Botol kecil
6.2. Bahan
6.2.1. Spesimen darah
6.2.2. Larutan natrium sitrat 3,8% ( Na citrate anyhidrat )
7. Prosedur Tetap
7.1. Sediakan tabung/botol yg telah diisi dgn 0,4 ml larutan Natrium Sitrat
7.2. Hisaplah darah vena sebanyak 1,6 ml dan masukkan kedalam botol
yg berisi natrium sitrat tadi

7.3.
7.4.
7.5.

7.6.
7.7.
7.8.
7.9.

Campurkan baik-baik larutan ini dgn gerakan melingkar secara


perlahan-lahan
Hisaplah campuran darah ini ke dalam pipet westergren dgn bantuan
karet penghisap sampai garis bertanda 0 ml
Biarkan pipet itu dlm sikap tegak lurus pada rak westergren selama
60 menit (pasang pencatat waktu)
Bacalah tingginya lapisan plasma pada jam pertama dan kedua dari 0
sampai batas plasma dgn endapan darah
Hasil pemeriksaan dinyatakan dlm ml/jam dan 2 jam
Nilai normal utk laki-laki: 0 ml 10 ml/jam
Sedangkan utk wanita: 0 ml 20 ml/jam

8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN HITUNG
LEUKOSIT

Tgl Terbit :
No. Dok. :

1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menghitung jumlah leukosit dalam darah
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
Leukosit/sel darah putih adalah yg membentuk komponen darah. Sel ini
berfungsi utk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sbg
bagian dari system kekebalan tubuh
4. Ketentuan Umum
Prinsip: Darah diencerkan, lalu dihitung leukosit yg ada dalam volume
tertentu
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Pipet leukosit dgn skala 5-11
6.1.2. Kamar hitung
6.1.3. Mikroskop
6.1.4. Counter tally (bila ada)
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. Larutan turk
7. Prosedur Tetap
7.1. Hisaplah darah kapiler/darah EDTA dgn pipet leukosit sampai tepat
pada garis 0,5
7.2. Hapuslah kelebihan darah yg melekat pada ujung luar pipet dgn cara
menghapus dari pertengahan pipet ke bawah dgn kertas saring/tisu
secara cepat
7.3. Masukkan ujung pipet dlm larutan turk sambil menahan darah pada
garis tadi. Pipet dipegang dgn sudut 45 dan larutan turk dihisap
perlahan-lahan (jgn sampai timbul gelembung udara) sampai garis 11
7.4. Angkatlah pipet dari cairan & tutup ujungnya dgn ujung jari lalu
lepaskan karet penghisap
7.5. Kocoklah pipet dgn menutup ujung-ujung pipet dgn ibu jari dan jari
tengah selama 2-3 menit. Bila sdg tdk diperiksa letakkan pipet tsb
dalam posisi horizontal
7.6. Ambillah kamar hitung neubauer yg bersih, letakkan kamar hitung ini
dgn kaca penutup terpasang mendatar diatasnya
7.7. Kocoklah kembali pipet yg telah diisi tadi, kemudian buanglah cairan
dalam batang kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera sentuhkan
ujung pipet dgn sudut 30 pada permukaan kamar hitung serta
menyinggung pinggir kaca tsb. Biarkan kamar hitung terisi secara
perlahan-lahan dgn sendirinya.
7.8. Biarkan kamar hitung diatas mikroskop selama 2 menit agar leukosit
mengendap. Bila tdk segera dihitung, kamar hitung dpt disimpan dlm
petridish tertutup yg berisi kapas basah.

7.9.

Cara menghitung jumlah leukosit dlm kamar hitung

7.10.

7.11.
7.12.
7.13.

Meja mikroskop harus dlm posisi horizontal/posisi rata air


Turunkan lensa/diafragma
Aturlah focus terlebih dahulu dgn memakai lensa objektif 10x
sampai garis bagi dlm bidang besar tampak jelas
- Hitung semua leukosit yg terdapat dlm 4 bidang besar pada sudutsudut seluruh permukaan (1, 3, 7, dan 9)
- Mulailah menghitung dari sudut kiri atas terus ke kanan, kemudian
turun ke bawah, dari kanan ke kiri, lalu turun lagi ke bawah, dan
mulai lagi dari kiri ke kanan, dan seterusnya. Cara ini berlaku untuk
keempat bidang besar
- Utk sel-sel yg menyinggung garis batas sebelah atas & kiri harus
dihitung. Sebaliknya sel-sel yg menyinggung garis batas sebelah
bawah dan kanan tdk boleh dihitung
Perhitungan jumlah leukosit:
- Pengenceran darah dalam pipet = 20x, sedangkan luas tiap bidang
besar = 1 mm dan tinggi kamar hitung 1/10 mm. Leukosit dihitung
dlm 4 bidang besar sehingga jumlah luasnya = 4 x 1 mm = 4 mm
- Faktor perkalian = 20/4 x 1/10 = 50
- Jumlah leukosit = jumlah yg dihitung dlm 4 bidang x 50
Pelaporan jumlah leukosit = /mm
Nilai normal 5000 10.000/mm
Supaya lebih teliti dianjurkan memakai pipet Sahli (volume 0,02 ml/20
l

8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN DIFF COUNT

1. Tujuan
Sebagai acuan untuk menghitung jumlah tiap-tiap jenis leukosit dalam
darah
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Laboratorium Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
Leukosit/sel darah putih adalah yg membentuk komponen darah. Sel ini
berfungsi utk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sbg
bagian dari system kekebalan tubuh
4. Ketentuan Umum
Prinsip: terdapat perbedaan daya serap sel darah terhadap zat asam
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Rak pengering
6.1.2. Lancet steril
6.1.3. Mikroskop
6.1.4. Kaca objek yg kering, bebas debu dan lemak
6.1.5. Rak pengecatan
6.1.6. Pencatat waktu
6.1.7. Kaca penggeser
6.1.8. Pensil kaca
6.2. Bahan
6.2.1. Specimen darah
6.2.2. Larutan wright
6.2.3. Larutan penyanggah dgn pH 6,4
6.2.4. Minyak imersi
7. Prosedur tetap
7.1. Teteskan 1 tetes darah diataskaca objek +/- 2 cm dari tepi. Letakkan
kaca tsb diatas meja dgn darah disebelah kanan
7.2. Dgn tangan kanan letakkan kaca penggeser disebelah kiri tetesan
darah
7.3. Gerakkan ke kanan sehingga menyentuh tetesan tsb
7.4. Biarkan darah menempel & menyebar rata dipinggir kaca penggeser
7.5. Segera geserkan kaca tsb ke kiri dgn sudut 30 - 45. Jangan menekan
kaca penggeser tsb ke bawah
7.6. Biarkan kesediaan tsb kering di udara lalu tulislah nama pasien,
tanggal, pada bagian tebal dari sediaan dgn pensil kaca
Pewarnaan sediaan apus
7.7.

Letakkan sediaan yg akan diwarnai pada rak pewarna dgn lapisan


darah di atas. Kemudian teteskan 20 tetes larutan Wright dan biarkan
selama 2 menit
7.8. Lalu teteskan sama banyaknya larutan penyangga ke atas sediaan
dan biarkan selama 5 menit
7.9. Siramlah sediaan itu dgn aquades, mula-mula perlahan-lahan
kemudian keras-keras utk membersihkan sediaan dari kotoran
7.10. Taruhlah sediaan dalam sikap lurus pada rak pengering. Biarkan
kering di udara
Perhitungan
7.11. Pilihlah daerah dimana leukosit tersebar merata dan jelas yaitu pada
bagian hapusan yg tipis dgn lensa objektif 10x. Tetesi dgn minyak
imersi dan periksa dgn lensa objektif 100x

7.12. Buat kolom utk jenis-jenis leukosit & tiap jenis ada 10 kolom
7.13. Dengan menggunakan pengatur mikro pada mikroskop, mulailah
menghitung dari pinggiran sediaan kea rah bawah. Setelah itu
geserlah ke kanan kemudian ke atas lagi, dst
7.14. 10 leukosit yg pertama dilihat dimasukkan ke dalam kolom 1 dan
seterusnya sampai kolom 10
7.15. Hitung tiap-tiap jenis leukosit pada ke10 baris yg dibuat sebagai
berikut
Eo

Ba

Bt

Sg

Li

Mo

10

10

3
4
5
6
7
8
9
10
%

10
10
10
10
10
10
10
10
100
7.16. Pencatatan laporan: hendaknya urutan dimulai dari sel Eosinofil,
Basofil, Batang, Segmen, Limfosit, Monosit
7.17. Jumlah dinyatakan dalam %
7.18. Catatan: harga normal adalah:
7.18.1.
Eosinofil
:
13%
7.18.2.
Basofil
:
01%
7.18.3.
Batang
:
26%
7.18.4.
Segmen
:
50 70 %
7.18.5.
Limfosit
:
20 40 %
7.18.6.
Monosit
:
28%

8. Rekaman Mutu
8.1. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
8.2. Register pemeriksaan laboratorium

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Tgl Terbit :
STANDAR PROSEDUR
No. Dok. :
OPERASIONAL
PEMERIKSAAN LIMBAH CAIR
LABORATORIUM
1. Tujuan

Sebagai acuan dalam pelaksanaan penanganan limbah cair dalam ruang


laboratorium agar terhindar dari infeksi dan pencemaran lingkungan
2. Ruang Lingkup
Unit layanan Puskesmas Kec. Labuhan Badas
3. Definisi
3.1. Desinfeksi
: Cara Fisika/Kimia utk membebaskan diri
dan
lingkungan dari kuman penyebab infeksi
3.2. Limbah Cair : Sisa-sisa aktifitas/penanganan sampel di dalam
laboratorium yg berupa cairan, yg dapat membahayakan keselamatan
karena mengandung mikroorganisme
4. Ketentuan Umum
Petugas laboratorium dalam melakukan kegiatan penanganan limbah cair
di Laboratorium diharuskan memakai sarung tangan dan masker
5. Petugas
5.1. Analis kesehatan
5.2. Pekarya laboratorium
5.3. Perawat
6. Alat dan Bahan
6.1. Alat
6.1.1. Sarung tangan
6.1.2. Masker
6.2. Bahan
6.2.1. Na-Hipoklorit
6.2.2. Lysol
6.2.3. Bayclin
6.2.4. Wadah berpenutup
7. Prosedur Tetap
7.1. Siapkan wadah berpenutup (ember)
7.2. Semua limbah cair yg berupa sisa sampel, sisa pewarnaan,
ditampung/direndam dgn menggunakan larutan desinfektan
7.3. Biarkan berendam selama 24 jam sehari semalam
7.4. Keesokan hari, limbah dapat dibuang di saluran pembuangan
8. Rekaman Mutu
-

STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
GAWAT DARURAT

UPT PUSKESMAS KECAMATAN LABUHAN


BADAS
Jl. Garuda Sumbawa Besar
Nusa Tenggara Barat

LEMBAR PERSETUJUAN
Dibuat oleh

Disetujui oleh

Disahkan oleh

Sri Puspitawati

Amiruddin, AmdAK.S.AP
Kepala Tata Usaha

H. Herfan, S. Sos

Tanda Tangan

Nama
Jabatan

Perawat

Tgl. Terbit

20 Mei 2015

Revisi

00

Kepala Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai