Tanggal (kasus) :
Presenter : dr. Chairu Ummatin
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Affandi Siregar
Tempat presentasi: RSUD SIBUHUAN KABUPATEN PADANG LAWAS
Obyek presentasi :
Tinjauan pustaka
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
B
A
R Dewasa Lansia
Bumil
ayi
nak
emaja
Deskripsi: Laki-laki, 62 tahun MRS dengan keluhan BAK tidak lancar dialami sejak 2 bulan
yang SMRS, dan memberat sejak kemarin. Nyeri saat BAK (+), menetes saat akhir BAK.
Demam (-), batuk (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-). BAB : biasa. Riwayat
mengeluarkan batu saat BAK (-) dan BAK berdarah (-). Riwayat operasi (-). Riwayat HT (-)
Riwayat DM (-).
Tujuan: mendiagnosis pasien Hiperplasia Prostat Jinak dan memberikan penanganan awal
Bahan bahasan:
Tinjauan pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas:
Diskusi
Presentasi dan diskusi E-mail
Pos
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinik :
keluhan BAK tidak lancar dialami sejak 2 bulan yang SMRS, dan memberat sejak kemarin.
Nyeri saat BAK (+), menetes saat akhir BAK. Demam (-), batuk (-), mual (-), muntah (-),
nyeri perut (-). BAB : biasa.
2. Riwayat Pengobatan : 3. Riwayat penyakit sebelumnya: 4. Riwayat Keluarga : 5. Riwayat pekerjaan: pensiunan
6. Lain-lain: Daftar Pustaka:
a. Basuki, Purnomo. (2000). Dasar-Dasar Urologi, Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam
Terbitan (KTD) Jakarta.
b. Hardjowidjoto, S. (2000). Benigna Prostat Hiperplasi. Airlangga University Press: Surabaya
c. Schwartz, dkk, (2000). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC:
Jakarta.
d. Sjamsuhidayat, (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.Jakarta: EGC
e. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Edisi 8 Vol 2. Jakarta : EGC
Hasil pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
: simetris, normochepal
Mata
2,5mm/2,5mm,
RCL +/+ RCTL +/+
Leher
Thorax
Regio Anal: Rectal taucher: sfingter ani mencekik , ampula recti tidak kolaps, mukosa
rectum licin, Prostat: teraba membesar, pole atas tidak dapat diraba, kenyal,
permukaan licin. Sarung tangan: Feses (-), darah (-), lendir (-).
USG Abdomen : Hipertrofi Prostat volume 36 ml.
3. Assesment:
Definisi
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh faktor penuaan, dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas ke dalam
kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra.
Prostat adalah organ genetalia pria yang terletak di sebelah interior buli-buli, di
depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan
ukuran 3 x 4 x 2,5 cm dan beratnya 20 gram. Sebagian prostat mengandung kelenjar
grandular dan sebagian lagi otot involuter dan menghasilkan suatu cairan yang di sebut
semen, yang basa dan mendukung nutrisi sperma. Cairan prostat merupakan kurang lebih
25% dari seluruh volume ejakulat. Jika kelenjar ini mengalami hiperlasia jinak atau
berubah menjadi kanker ganas dapat membantu uretra posterior dan mengakibatkan
obstruksi saluran kemih.
Etiologi
Penyebab hiperplasia prostat belum diketahui dengan pasti, ada beberapa
pendapat dan fakta yang menunjukan, ini berasal dan proses yang rumit dari androgen dan
estrogen. Dehidrotestosteron yang berasal dan testosteron dengan bantuan enzim 5reduktase diperkirakan sebagai mediator utama pertumbuhan prostat. Dalam sitoplasma sel
prostat ditemukan reseptor untuk dehidrotestosteron (DHT). Reseptor ini jumlahnya akan
meningkat dengan bantuan estrogen. DHT yang dibentuk kemudian akan berikatan dengan
reseptor membentuk DHT-Reseptor komplek. Kemudian masuk ke inti sel dan
mempengaruhi RNA untuk menyebabkan sintesis protein sehingga terjadi protiferasi sel.
Adanya anggapan bahwa sebagai dasar adanya gangguan keseimbangan hormon androgen
dan estrogen, dengan bertambahnya umur diketahui bahwa jumlah androgen berkurang
sehingga terjadi peninggian estrogen secara retatif. Diketahui estrogen mempengaruhi
prostat bagian dalam (bagian tengah, lobus lateralis dan lobus medius) hingga pada
hiperestrinisme, bagian inilah yang mengalami hyperplasia.
Menurut Basuki (2000), hingga sekarang belum diketahui secara pasti penyebab
prostat hiperplasi, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasi prostat erat
4. Plan:
Diagnosis:
Pasien laki-laki 65 tahun masuk dengan keluhan BAK tidak lancar dialami sejak 2
bulan yang SMRS, dan memberat sejak kemarin. Banyak penyakit yang menimbulkan
BAK tidak lancer, yaitu diantaranya striktur urethra, batu buli-buli, Ca. Prostat,
prostatitis, dll. Pada kasus ini diketahui bahwa pasien marupakan lansia dan dirasakan
nyeri saat BAK ada dan menetes saat akhir BAK. Pasien tidak didapatkan tanda-tanda
infeksi yaitu demam. Selain itu tidak ada riwayat mengeluarkan batu saat BAK dan
tidak ada riwayat operasi. Dari pemeriksaan fisis, regio Suprapubik pada palpasi terdapat
nyeri tekan. Sedangkan pada pemeriksaan Rectal taucher: Tonus sfingter ani cukup,
ampula recti tidak kolaps, mukosa rectum licin, Prostat: teraba membesar, pole atas
tidak dapat diraba, kenyal, permukaan licin. Sarung tangan: Feses, darah, dan lendir
tidak ada. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Pada pemeriksaan radiologi
USG Abdomen didapatkan hipertrofi prostat volume 38 ml. Sehingga pada pasien ini,
diagnosis lebih diarahkan pada Hiperplasia Prostat Jinak.
Penatalaksanaan:
- Pasang Kateter
- Ciprofloxacin 500 mg 2x1
- As. Mefenamat 500 mg 3x1
- Konsul dokter spesialis bedah
Pendidikan:
Menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Konsultasi dengan spesialis bedah untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit
dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.
Sibuhuan, Mei 2016
Pendamping,
Pasien juga mengeluh sering merasakan mual pada waktu-waktu tertentu.Pasien tidak
pernah mempunya riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Sebelumnya pasien juga
tidak pernah terlibat dalam apa-apa kecelakaan ataupun trauma.
Pasien sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat untuk penyakitnya.
Riwayat
penyakit pada keluarga tidak ada. Tidak ada riwayat demam dan batuk. Pasien mempunyai
riwaya minum jamu sejak usia muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan sakit
: Sedang
Kesadaran
: 456
Suhu badan
: 37C (aksiler)
Nadi
Tekanan darah
: 130/90
Respiratory Rate
: 20x/ menit, teratur
Kepala : Anemis -/-, ikterik -/-, malar rash (-), discoid rash (-)
Leher : JVP R+0 cm H2O, Pembesaran KGB Leher (-)
Thorax :
Cor : ictus invisible, palpable at MCL S ICS V, RHM as SL D, LHM as ictus, S1 S2
single murmur (-)
Paru : Simetris, SF D=S
V V
S S
Rh - -
Wh - -
V V
S S
- -
- -
V V
S S
- -
- -
Abdomen : flat, soefl, liver span 8 cm, BU (+) meningkat, traube space dullness.
Ekstremitas : hangat, palmar erythema (-) D/S, hiperkeratosis (+), sendi-sendi jari membesar,
eritema
Reflek patologis (-), Rash (-)
Pemeriksaan Sendi :
Shoulder Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Elbow Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-),deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), Krepitasi (-)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Wrist & Hand Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Hip Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Knee Joint Dextra : Inspeksi : eritema (-) edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) Patellar Tap Test (+) Krepitasi (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Knee Joint Sinistra : Inspeksi : eritema (-) edema (-),deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) Patellar Tap Test (-) Krepitasi (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Ankle & Foot Dextra & Sinistra : Inspeksi eritema (+), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Gambar pasien ketika di poli:
2. Riwayat Pengobatan
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat Pekerjaan
6. Lain2 :
Daftar Pustaka
Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Rheumatoid artritis
2. Terapi Rheumatoid Artritis
3. Edukasi pada keluarga pasien tentang Rheumatoid artritis
4. Motivasi keluarga pasien dengan penyakit Rheumatoid artritis
Rangkuman Hasil Pembelajaran
SUBYEKTIF :
Keluhan utama : Nyeri Pada Kaki
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kaki 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh nyerinya bertambah sejak 3 hari yang lau.Pasien tidak bangun dan bergerak
karena kesakitan di tempat tersebut.Sakitnya dirasakan diseluruh badan dan terutamanya di
daerah sendi-sendi tulang.
Pasien juga mengeluh pergelangan kaki dan tanggan membengkak sejak kira-kira 1
bulan yang lalu dan bengkaknya semakin lama semakin bertambah besar. Bengkanya sangat
menyerikan dan pasien kadang kala berasa panas.
Pasien juga mengeluh pergelangan tangganya tidak bisa mengenggam sejak beberapa
minggu yang lalu dan sendi kaki juga tida bias melakukan pergerakan yang bebas.
Pasien juga mengalami kekakuan pada sendi terutamanya pada waktu pagi dan
mengambil waktu beberapa jam untuk kembali normal terutamanya di pergelangan tangan,siku
dan lutut. Selain itu timbul juga benjolan_benjolan pada pergelangan siku tangan dan kaki
disertai ruam-ruam keputihan di daerah tersebut.
Pasien juga mengeluh sering merasakan mual pada waktu-waktu tertentu.Pasien tidak
pernah mempunya riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Sebelumnya pasien juga
tidak pernah terlibat dalam apa-apa kecelakaan ataupun trauma.
Pasien sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat untuk penyakitnya.
Riwayat
penyakit pada keluarga tidak ada. Tidak ada riwayat demam dan batuk. Pasien mempunyai
riwaya minum jamu sejak usia muda.
OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Keadaan sakit
: Sedang
Kesadaran
: 456
Suhu badan
: 37C (aksiler)
Nadi
Tekanan darah
: 130/90
Respiratory Rate
: 20x/ menit, teratur
Kulit:
Tonus normal
Turgor normal
Kepala/Leher
Umum:
Ekspresi
: baik
Leher:
Umum
: dbn
Trachea
: ditengah
Paru
: Normal
: Jejas (-), hematom (-), excoriasi (-), laserasi (-)
Inspeksi
Bentuk
laserasi (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pergerakan
: simetris
Retraksi sela iga : normal
Pergerakan
: simetris
Fremitus raba : simetris, krepitasi (-)
Nyeri
: tidak didapat
Suara ketok: sonor di semua bagian lobus kanan & kiri paru
Nyeri ketok: tidak didapat
Suara nafas: vesikuler di seluruh bagian lobus kanan & kiri
paru
Suara tambahan: tidak didapat (wheezing (-), ronkhi (-/- )
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Bentuk
Kulit
: normal
: Mengkilat(-), Jejas (-), laserasi (-), excoriasi (-),
Palpasi
Perkusi
Suara timpanik
Shiftting Dulness: (-)
Undulasi
: (-)
Extrimitas
Atas
Umum:
- hangat, palmar erythema (-) D/S, hiperkeratosis (+), sendi-sendi jari
membesar, eritema
Bawah
Umum:
- hangat, palmar erythema (-) D/S, hiperkeratosis (+), sendi-sendi jari
membesar, eritema
Ankle & Foot Dextra & Sinistra : Inspeksi eritema (+), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
ASESSMENT
Rheumatoid Artritis
PLAN
Diagnosis :
Foto polos genue AP/Lateral, Pedis AP/L , Palmar AP/L
Pengobatan :
Non farmakologis:
Tetap lakukan latihan ROM
Farmakologis:
Methotrexate 1 x 12.5mg
Folic Acid 1x 3tab
-methylprednisone 4mg-0-0
Pendidikan :
a. Memberikan informasi tentang penyakit pasien kepada pasien, prognosa dan
tatalaksananya
Konsultasi :
Konsultasi dengan dokter spesialis bedah Orthopedi ( bila di perlukan), untuk
mendapatkan tindakan lanjutan.
Rujukan :
Kontrol :
Klinis