Anda di halaman 1dari 15

Topik: Benign Prostat Hyperplasia

Tanggal (kasus) :
Presenter : dr. Chairu Ummatin
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Affandi Siregar
Tempat presentasi: RSUD SIBUHUAN KABUPATEN PADANG LAWAS
Obyek presentasi :
Tinjauan pustaka
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
B
A
R Dewasa Lansia
Bumil
ayi
nak
emaja
Deskripsi: Laki-laki, 62 tahun MRS dengan keluhan BAK tidak lancar dialami sejak 2 bulan
yang SMRS, dan memberat sejak kemarin. Nyeri saat BAK (+), menetes saat akhir BAK.
Demam (-), batuk (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-). BAB : biasa. Riwayat
mengeluarkan batu saat BAK (-) dan BAK berdarah (-). Riwayat operasi (-). Riwayat HT (-)
Riwayat DM (-).
Tujuan: mendiagnosis pasien Hiperplasia Prostat Jinak dan memberikan penanganan awal
Bahan bahasan:
Tinjauan pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas:
Diskusi
Presentasi dan diskusi E-mail
Pos
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinik :
keluhan BAK tidak lancar dialami sejak 2 bulan yang SMRS, dan memberat sejak kemarin.
Nyeri saat BAK (+), menetes saat akhir BAK. Demam (-), batuk (-), mual (-), muntah (-),
nyeri perut (-). BAB : biasa.
2. Riwayat Pengobatan : 3. Riwayat penyakit sebelumnya: 4. Riwayat Keluarga : 5. Riwayat pekerjaan: pensiunan
6. Lain-lain: Daftar Pustaka:
a. Basuki, Purnomo. (2000). Dasar-Dasar Urologi, Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam
Terbitan (KTD) Jakarta.
b. Hardjowidjoto, S. (2000). Benigna Prostat Hiperplasi. Airlangga University Press: Surabaya
c. Schwartz, dkk, (2000). Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Editor : G. Tom Shires dkk, EGC:
Jakarta.
d. Sjamsuhidayat, (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.Jakarta: EGC
e. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Edisi 8 Vol 2. Jakarta : EGC

Hasil pembelajaran:

1.
2.
3.
4.

Mengetahui etiologi dan patofisiologi Hipertrofi Prostat Jinak


Diagnosis Hipertrofi Prostat Jinak
Penanganan pada pasien dengan Hipertrofi Prostat Jinak
Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita Hipertrofi Prostat Jinak

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:


1. Subyektif:
Laki-laki, 62 tahun MRS dengan keluhan BAK tidak lancar dialami sejak 2 bulan yang
SMRS, dan memberat sejak kemarin. Nyeri saat BAK ada dan menetes saat akhir
BAK. Demam, batuk, mual, muntah, dan nyeri perut tidak ada. BAB : biasa. Riwayat
mengeluarkan batu saat BAK tidak ada. Riwayat BAK berdarah tidak ada. Riwayat
operasi tidak ada.
2. Obyektif:
Status Present :
KU: Sedang. Kesadaran : CM (GCS E4M6V5).
Tanda vital: TD: 120/80 mmHg, nadi 84 x/i, pernafasan 20x/I, suhu 370C
Pemeriksaan Fisis :
Kepala

: simetris, normochepal

Mata

: konjungtiva palpebra pucat (-) ikterus (-), pupil isokor

2,5mm/2,5mm,
RCL +/+ RCTL +/+
Leher

: tidak ada kelainan

Thorax

: MT(-) NT(-), bunyi pernapasan: bronkovesikuler, RH: (-/-)WH: (-/-)

Abdomen : Inspeksi: datar. Palpasi: MT (-), NT (-). Perkusi: tympani. Auskultasi:


peritaltik kesan N.
Ekstremitas: tidak ada kelainan.
Status Lokalis
Regio Suprapubik: Inspeksi: datar, palpasi: NT (+), MT(-).
Regio Genitalia Eksterna: Inspeksi: tidak tampak pembesaran scrotum. Palpasi: NT
(-), MT(-).

Regio Anal: Rectal taucher: sfingter ani mencekik , ampula recti tidak kolaps, mukosa
rectum licin, Prostat: teraba membesar, pole atas tidak dapat diraba, kenyal,
permukaan licin. Sarung tangan: Feses (-), darah (-), lendir (-).
USG Abdomen : Hipertrofi Prostat volume 36 ml.
3. Assesment:
Definisi
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh faktor penuaan, dimana prostat mengalami pembesaran memanjang keatas ke dalam
kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan cara menutupi orifisium uretra.
Prostat adalah organ genetalia pria yang terletak di sebelah interior buli-buli, di
depan rektum dan membungkus uretra posterior. Bentuknya seperti buah kemiri dengan
ukuran 3 x 4 x 2,5 cm dan beratnya 20 gram. Sebagian prostat mengandung kelenjar
grandular dan sebagian lagi otot involuter dan menghasilkan suatu cairan yang di sebut
semen, yang basa dan mendukung nutrisi sperma. Cairan prostat merupakan kurang lebih
25% dari seluruh volume ejakulat. Jika kelenjar ini mengalami hiperlasia jinak atau
berubah menjadi kanker ganas dapat membantu uretra posterior dan mengakibatkan
obstruksi saluran kemih.
Etiologi
Penyebab hiperplasia prostat belum diketahui dengan pasti, ada beberapa
pendapat dan fakta yang menunjukan, ini berasal dan proses yang rumit dari androgen dan
estrogen. Dehidrotestosteron yang berasal dan testosteron dengan bantuan enzim 5reduktase diperkirakan sebagai mediator utama pertumbuhan prostat. Dalam sitoplasma sel
prostat ditemukan reseptor untuk dehidrotestosteron (DHT). Reseptor ini jumlahnya akan
meningkat dengan bantuan estrogen. DHT yang dibentuk kemudian akan berikatan dengan
reseptor membentuk DHT-Reseptor komplek. Kemudian masuk ke inti sel dan
mempengaruhi RNA untuk menyebabkan sintesis protein sehingga terjadi protiferasi sel.
Adanya anggapan bahwa sebagai dasar adanya gangguan keseimbangan hormon androgen
dan estrogen, dengan bertambahnya umur diketahui bahwa jumlah androgen berkurang
sehingga terjadi peninggian estrogen secara retatif. Diketahui estrogen mempengaruhi
prostat bagian dalam (bagian tengah, lobus lateralis dan lobus medius) hingga pada
hiperestrinisme, bagian inilah yang mengalami hyperplasia.
Menurut Basuki (2000), hingga sekarang belum diketahui secara pasti penyebab
prostat hiperplasi, tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasi prostat erat

kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron (DHT) dan proses penuaan.


Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnyahiperplasi prostat adalah :
a. Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada usia
lanjut
b. Peranan dari growth factor (faktor pertumbuhan) sebagai pemicu pertumbuhan stroma
kelenjar prostat
c. Meningkatnya lama hidup sel-sel prostat karena berkurangnya sel yang mati
d. Teori sel stem, menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel stem sehingga
menyebabkan produksi selstroma dan sel epitel kelenjar prostat menjadi berlebihan
Patofisologi
Pada BPH terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu
komponen mekanik dan komponen dinamik. Komponen mekanik ini berhubungan dengan
adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga
terjadi gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen dinamik
meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan alpha adrenergik reseptor.
Stimulasi pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos prostat
ataupun kenaikan tonus. Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis,
yang juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.
Berbagai keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan dan resistensi uretra.
Selanjutnya hal ini akan menyebabkan sumbatan aliran kemih. Untuk mengatasi resistensi
uretra yang meningkat, otot-otot detrusor akan berkontraksi untuk mengeluarkan urine.
Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli berupa
hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-buli.
Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi.
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu
dikenal dengan gejala-gejala prostatismus.
Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam
fase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi
retensi urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian
buli-buli tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini
dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesicoureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis,

bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.


Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pada hiperplasi prostat digolongkan dua tanda gejala yaitu
obstruksi dan iritasi. Gejala obstruksi disebabkan detrusor gagal berkontraksi dengan cukup
lama dan kuat sehingga mengakibatkan: pancaran miksi melemah, rasa tidak puas sehabis
miksi, kalau mau miksi harus menunggu lama (hesitancy), harus mengejan (straining),
kencing terputus-putus (intermittency), dan waktu miksi memanjang yang akhirnya menjadi
retensio urin dan inkontinen karena overflow.
Gejala iritasi, terjadi karena pengosongan yang tidak sempurna atau pembesaran
prostat akan merangsang kandung kemih, sehingga sering berkontraksi walaupun belum
penuh atau dikatakan sebagai hipersenitivitasotot detrusor dengan tanda dan gejala antara
lain: sering miksi (frekwensi), terbangun untuk miksi pada malam hari (nokturia), perasaan
ingin miksi yang mendesak (urgensi), dan nyeri pada saat miksi (disuria).
Derajat berat BPH menurut Sjamsuhidajat (2005) dibedakan menjadi 4 stadium:
a. Stadium I
Ada obstruktif tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis.
b. Stadium II
Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak
sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada rasa ridak enak BAK atau disuria
dan menjadi nocturia.
c. Stadium III
Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc.
d. Stadium IV
Retensi urine total, buli-buli penuh pasien tampak kesakitan, urine menetes secara
periodik (over flowin kontinen).
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Eamination (DRE) sangat penting.
Pemeriksaan colok dubur dapat memberikan gambaran tentang keadaan tonus spingter ani,
reflek bulbo cavernosus, mukosa rektum, adanya kelainan lain seperti benjolan pada di
dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan1:
a. Konsistensi prostat (pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal)
b. Simetris/ asimetris
c. Adakah nodul pada prostate
d. Apakah batas atas dapat diraba
e. Sulcus medianus prostate

4. Plan:
Diagnosis:
Pasien laki-laki 65 tahun masuk dengan keluhan BAK tidak lancar dialami sejak 2
bulan yang SMRS, dan memberat sejak kemarin. Banyak penyakit yang menimbulkan
BAK tidak lancer, yaitu diantaranya striktur urethra, batu buli-buli, Ca. Prostat,
prostatitis, dll. Pada kasus ini diketahui bahwa pasien marupakan lansia dan dirasakan
nyeri saat BAK ada dan menetes saat akhir BAK. Pasien tidak didapatkan tanda-tanda
infeksi yaitu demam. Selain itu tidak ada riwayat mengeluarkan batu saat BAK dan
tidak ada riwayat operasi. Dari pemeriksaan fisis, regio Suprapubik pada palpasi terdapat
nyeri tekan. Sedangkan pada pemeriksaan Rectal taucher: Tonus sfingter ani cukup,
ampula recti tidak kolaps, mukosa rectum licin, Prostat: teraba membesar, pole atas
tidak dapat diraba, kenyal, permukaan licin. Sarung tangan: Feses, darah, dan lendir
tidak ada. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Pada pemeriksaan radiologi
USG Abdomen didapatkan hipertrofi prostat volume 38 ml. Sehingga pada pasien ini,
diagnosis lebih diarahkan pada Hiperplasia Prostat Jinak.

Penatalaksanaan:
- Pasang Kateter
- Ciprofloxacin 500 mg 2x1
- As. Mefenamat 500 mg 3x1
- Konsul dokter spesialis bedah
Pendidikan:
Menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Konsultasi dengan spesialis bedah untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit
dengan sarana dan prasarana yang lebih memadai.
Sibuhuan, Mei 2016
Pendamping,

( dr. Affandi Siregar )

Topik : RHEUMATOID ARTRITIS


Tanggal Kasus :
Presenter
: dr. Chairu Ummatin
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Affandi Siregar
Tempat presentasi : RSUD SIBUHUAN KAB. PADANG LAWAS
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Ny. M, 52 Thn, nyeri pada kaki 1 bulan SMRS, Rheumatoid Arthritis, Bengkak
di pergelangan tangan dan kaki sejak 1 bulan yang lalu.
Tujuan : Mengobati Rheumatoid Arthritis, terapi untuk mengurangi peradangan
Bahan bahasan
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara membahas Diskusi
E-mail
Pos
Presentasi & diskusi
Data Pasien
Nama : Ny. M
No. Registrasi : 96371
Nama Klinik :
Telp.
Terdaftar sejak
RSUD SIBUHUAN
Data Utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Keluhan utama : Nyeri Pada Kaki
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kaki 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh nyerinya bertambah sejak 3 hari yang lau.Pasien tidak bangun dan bergerak
karena kesakitan di tempat tersebut.Sakitnya dirasakan diseluruh badan dan terutamanya di
daerah sendi-sendi tulang.
Pasien juga mengeluh pergelangan kaki dan tanggan membengkak sejak kira-kira 1
bulan yang lalu dan bengkaknya semakin lama semakin bertambah besar. Bengkanya sangat
menyerikan dan pasien kadang kala berasa panas.
Pasien juga mengeluh pergelangan tangganya tidak bisa mengenggam sejak beberapa
minggu yang lalu dan sendi kaki juga tida bias melakukan pergerakan yang bebas.
Pasien juga mengalami kekakuan pada sendi terutamanya pada waktu pagi dan
mengambil waktu beberapa jam untuk kembali normal terutamanya di pergelangan tangan,siku
dan lutut. Selain itu timbul juga benjolan_benjolan pada pergelangan siku tangan dan kaki
disertai ruam-ruam keputihan di daerah tersebut.

Pasien juga mengeluh sering merasakan mual pada waktu-waktu tertentu.Pasien tidak
pernah mempunya riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Sebelumnya pasien juga
tidak pernah terlibat dalam apa-apa kecelakaan ataupun trauma.
Pasien sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat untuk penyakitnya.

Riwayat

penyakit pada keluarga tidak ada. Tidak ada riwayat demam dan batuk. Pasien mempunyai
riwaya minum jamu sejak usia muda.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Keadaan sakit

: Sedang

Kesadaran

: 456

Suhu badan

: 37C (aksiler)

Nadi

: 100x/ menit teratur, cepat, kuat angkat (A. Radialis)

Tekanan darah

: 130/90

Respiratory Rate
: 20x/ menit, teratur
Kepala : Anemis -/-, ikterik -/-, malar rash (-), discoid rash (-)
Leher : JVP R+0 cm H2O, Pembesaran KGB Leher (-)
Thorax :
Cor : ictus invisible, palpable at MCL S ICS V, RHM as SL D, LHM as ictus, S1 S2
single murmur (-)
Paru : Simetris, SF D=S

V V

S S

Rh - -

Wh - -

V V

S S

- -

- -

V V

S S

- -

- -

Abdomen : flat, soefl, liver span 8 cm, BU (+) meningkat, traube space dullness.
Ekstremitas : hangat, palmar erythema (-) D/S, hiperkeratosis (+), sendi-sendi jari membesar,
eritema
Reflek patologis (-), Rash (-)
Pemeriksaan Sendi :
Shoulder Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal

Elbow Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-),deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), Krepitasi (-)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Wrist & Hand Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Hip Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Knee Joint Dextra : Inspeksi : eritema (-) edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) Patellar Tap Test (+) Krepitasi (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Knee Joint Sinistra : Inspeksi : eritema (-) edema (-),deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) Patellar Tap Test (-) Krepitasi (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Ankle & Foot Dextra & Sinistra : Inspeksi eritema (+), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Gambar pasien ketika di poli:

2. Riwayat Pengobatan
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat Pekerjaan
6. Lain2 :
Daftar Pustaka

:: : : Pasien pekerjaan sehari hari adalah ibu rumah tangga

Soeparman. (2000). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. FKUI: Jakarta

Hasil Pembelajaran
1. Diagnosis Rheumatoid artritis
2. Terapi Rheumatoid Artritis
3. Edukasi pada keluarga pasien tentang Rheumatoid artritis
4. Motivasi keluarga pasien dengan penyakit Rheumatoid artritis
Rangkuman Hasil Pembelajaran
SUBYEKTIF :
Keluhan utama : Nyeri Pada Kaki
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada kaki 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengeluh nyerinya bertambah sejak 3 hari yang lau.Pasien tidak bangun dan bergerak
karena kesakitan di tempat tersebut.Sakitnya dirasakan diseluruh badan dan terutamanya di
daerah sendi-sendi tulang.
Pasien juga mengeluh pergelangan kaki dan tanggan membengkak sejak kira-kira 1
bulan yang lalu dan bengkaknya semakin lama semakin bertambah besar. Bengkanya sangat
menyerikan dan pasien kadang kala berasa panas.
Pasien juga mengeluh pergelangan tangganya tidak bisa mengenggam sejak beberapa
minggu yang lalu dan sendi kaki juga tida bias melakukan pergerakan yang bebas.
Pasien juga mengalami kekakuan pada sendi terutamanya pada waktu pagi dan
mengambil waktu beberapa jam untuk kembali normal terutamanya di pergelangan tangan,siku
dan lutut. Selain itu timbul juga benjolan_benjolan pada pergelangan siku tangan dan kaki
disertai ruam-ruam keputihan di daerah tersebut.
Pasien juga mengeluh sering merasakan mual pada waktu-waktu tertentu.Pasien tidak
pernah mempunya riwayat penyakit hipertensi dan diabetes mellitus. Sebelumnya pasien juga
tidak pernah terlibat dalam apa-apa kecelakaan ataupun trauma.
Pasien sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat untuk penyakitnya.

Riwayat

penyakit pada keluarga tidak ada. Tidak ada riwayat demam dan batuk. Pasien mempunyai
riwaya minum jamu sejak usia muda.

Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat Penyakit Keluarga: -

OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Keadaan sakit
: Sedang
Kesadaran

: 456

Suhu badan

: 37C (aksiler)

Nadi

: 100x/ menit teratur, cepat, kuat angkat (A. Radialis)

Tekanan darah

: 130/90

Respiratory Rate
: 20x/ menit, teratur
Kulit:
Tonus normal
Turgor normal
Kepala/Leher
Umum:
Ekspresi

: baik

Leher:
Umum

: dbn

Trachea

: ditengah

Vena jugularis : dbn


Thorax
Umum
Bentuk
Kulit

Paru

: Normal
: Jejas (-), hematom (-), excoriasi (-), laserasi (-)

Inspeksi

Bentuk

: simetris, jejas (-), hematom (-), excoriasi (-),

laserasi (-)

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Pergerakan
: simetris
Retraksi sela iga : normal
Pergerakan
: simetris
Fremitus raba : simetris, krepitasi (-)
Nyeri
: tidak didapat
Suara ketok: sonor di semua bagian lobus kanan & kiri paru
Nyeri ketok: tidak didapat
Suara nafas: vesikuler di seluruh bagian lobus kanan & kiri
paru
Suara tambahan: tidak didapat (wheezing (-), ronkhi (-/- )

Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi

Iktus cordis : tidak tampak


Iktus
: teraba, di ICS V MCL sinistra (Apex)
Thrill
: tidak didapat
Batas kanan: ICS III-IV Parasternal line dextra
Batas kiri
: ICS V, 1 cm lateral MCL sinistra
S1, S2
: tunggal , reguler
Suara Tambahan: tidak didapat (murmur (-), gallop (-) )

Bentuk
Kulit

: normal
: Mengkilat(-), Jejas (-), laserasi (-), excoriasi (-),

hematom (-), bleeding (-)


Auskultasi

Bising usus: positif normal

Palpasi

Dinding abdomen: Turgor normal


Tonus normal
Nyeri tekan (-)
H/R/L : Dalam Batas Normal

Perkusi

Suara timpanik
Shiftting Dulness: (-)
Undulasi
: (-)

Extrimitas
Atas

Umum:
- hangat, palmar erythema (-) D/S, hiperkeratosis (+), sendi-sendi jari
membesar, eritema

Bawah

Umum:
- hangat, palmar erythema (-) D/S, hiperkeratosis (+), sendi-sendi jari
membesar, eritema

Reflek patologis (-), Rash (-)


Pemeriksaan Sendi :
Shoulder Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Elbow Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-),deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), Krepitasi (-)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Wrist & Hand Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Hip Joint Dextra & Sinistra : Inspeksi : eritema (-), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : normal
ROM pasif : normal
Knee Joint Dextra : Inspeksi : eritema (-) edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) Patellar Tap Test (+) Krepitasi (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
Knee Joint Sinistra : Inspeksi : eritema (-) edema (-),deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+) Patellar Tap Test (-) Krepitasi (-)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal

Ankle & Foot Dextra & Sinistra : Inspeksi eritema (+), edema (-), deformitas (-)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM aktif : Normal
ROM pasif : Normal
ASESSMENT
Rheumatoid Artritis
PLAN
Diagnosis :
Foto polos genue AP/Lateral, Pedis AP/L , Palmar AP/L
Pengobatan :
Non farmakologis:
Tetap lakukan latihan ROM
Farmakologis:

Methotrexate 1 x 12.5mg
Folic Acid 1x 3tab
-methylprednisone 4mg-0-0

Pendidikan :
a. Memberikan informasi tentang penyakit pasien kepada pasien, prognosa dan
tatalaksananya
Konsultasi :
Konsultasi dengan dokter spesialis bedah Orthopedi ( bila di perlukan), untuk
mendapatkan tindakan lanjutan.
Rujukan :
Kontrol :
Klinis

Monitoring keluhan, nyeri, keterbatasan ROM

Vital sign GCS, tensi darah, nadi, RR, temp.


Pemeriksaan laboratorium rheumatoid faktor

Sibuhuan, Mei 2016


Pendamping,

( dr. Affandi Siregar )

Anda mungkin juga menyukai