Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus ini, pasien anak perempuan umur 7 bulan dengan diagnosis
kejang demam komplek. Dasar diagnosa kasus ini adalah dengan berdasarkan
anamnesa, sedangkan pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan tanda rangsangan
meningeal dan pemeriksaan reflek patologi tidak menjadi patokan dikarenakan
sulit dinilai pada bayi. Pada pasien ini kejang disertai demam 3 kali dalam 24 jam,
kejang berlangsung selama 2 menit, bersifat kejang umum dan setelah kejang
pasien langsung sadar dan menangis. Dari pemeriksaan labolatorium semua dalam
batas normal baik secara hematologi, gula darah sewaktu dan serologi .
Pemberian medikamentosa pada anak mempunyai dua tujuan yaitu sebagai
pengobatan akut, pengobatan penunjang, pengobatan penyebab, mencegah
terjadinya kejang dengan cara anak jangan sampai panas. Pasien dirawat inapkan
dan tirah baring dengan medikamentosa , IVFD tridex plain 25 gtt/I (mikro),
Parecetamol drip 7cc/6 jam, Cefotaxim 2 x 300 mg, Gentamisin 1 x 30 mg,
Dexamentason 3 x 1 mg, Ranitidine 2 x 8 mg, Diazepam 3 x 0,8 mg per oral.
Seharusnya pasien mendapatkan obat injeksi selama 3 hari karena pertimbangan
antibiotik yang diberikan, tapi kemudian orang tua pasien meminta pasien
dipulangkan tanpa anjuran dokter. Obat pulang yang diberikan pada pasien adalah
Cefotaxim 2 x 1, 5 cc, Diazepam 3 x 0,8 mg per oral , Parecetamol 3 x 0,7 cc,
Prednisolon 3 x 2 mg, Apialis 1 x 1,5 cc diberikan selama 3 hari dan pasien
dianjurkan buat kontrol ulang ke poli spesialis anak.
Karena kejang demam dapat kapan-kapan berulang maka pasien
dianjurkan untuk menyediakan obat penurun panas dan obat diazepan per rectal
untuk penanganan segera. Dan prognosis utuk pasien ini baik.

24

Anda mungkin juga menyukai