PENDAHULUAN
atau
masyarakat
yang
mempunyai
kepentingan
pada
organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan. Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat atau
Daerah, setiap warga Negara tidak akan pernah bisa terhindar yang berhubungan
dengan birokrasi pemerintah. Pada saat yang sama, birokrasi pemerintah adalah
satu-satunya organisasi yang memiliki legitimasi untuk memaksakan berbagai
peraturan dan kebijakan menyangkut masyarakat dan setiap warga Negara. Itulah
sebabnya pelayanan yang diberikan birokrasi pemerintah menuntut tanggung
jawab yang tinggi. Seperti diketahui bahwa birokrasi pemerintah mempunyai
fungsi mengatur, memerintah, menyediakan fasilitas, serta memberikan pelayanan
kepada masyarakat dengan tujuan supaya kepentingan- kepentingan umum
pelayanan administrasi di penuhi melalui serangkaian aturan-aturan yang sama
bagi semua pihak ( Ghuffan, 1991:37). Dalam melaksanakan fungsi tersebut,
maka dalam sistem birokrasi telah diatur suatu struktur yang dimaksudkan untuk
memberikan solusi yang paling mendukung dan mempermudah kinerja dalam
mencapai sasaran organisasi dimana dalam mencapai struktur ini mencakup antara
lain adanya pembagian kerja, pelimpahan wewenang, dan prinsip impersonalisasi
1
yang tidak membeda bedakan dalam pemberian layanan. Salah satunya yaitu
mengenai pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat.
Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS ) sebagai salah satu sarana
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki
peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, Puskesmas dituntut untuk memberikan pelayanan
yang bermutu dan memuaskan bagi pasien sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan dan dapat di jangkau seluruh lapisan masyarakat.
PUSKESMAS adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja. Sebagai Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Kesehatan
Kabupaten / kota, Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas
teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan merupakan unit
pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia ( Trihono, ARRIMES Manajemen Puskesmas. Jakarta: Sagung Seto.
Akses 6 Januari 2014 pukul 07.18).
yaitu kurang akurat, kurang sesuai kebutuhan, dan kurang cepatnya data dan
informasi yang disajikan ( Departemen Kesehatan RI, 2007 ).
pengolahan, penyajian dan interpretasi data. Informasi ini sangat bermanfaat bagi
kegiatan manajemen kesehatan dimana inti dari manajemen adalah pengambilan
keputusan. Pengambilan keputusan yang baik didukung oleh informasi yang baik,
dengan kata lain data yang terkumpul melalui SIMPUS diharapkan berperan
sebagai
health
intelligence.
www.SIMPUS
Fisika
Kesehatan
di
Medan - Kota).
dalam
1.5.1
Implementasi Kebijakan
Patton dan Sawichi (dalam Tangkilisan,2003:29) : menyebutkan bahwa
10
sebagai
pihak
yang
berperan
langsung
dalam
11
b. Informasi
Informasi berkenaan dengan berupa petunjuk dalam melaksanakan
kebijakan dan data untuk menyesuaikan antara implementasi dengan kebijakan
pemerintah.
c. Kewenangan atau otoritas
Hak untuk mengeluarkan jaminan, mengeluarkan perintah untuk pejabat
lain, menarik dana dari sebuah program, memberikan dana, bantuan teknik,
membeli barang dan jasa, pengawasan serta mengeluarkan cek untuk para warga.
d. Fasilitas
Berbagai fasilitas fisik, yang disediakan oleh implementator sebagai
persediaan yang esensial, yang bisa menunjang implementasi kebijakan atau
program.
3. Disposisi
Merupakan
watak
dan
karakteristik
yang
harus
dimiliki
oleh
12
4. Struktur Birokrasi
Prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, akan menyebabkan aktifitas
birokrasi tidak flexibel.
13
dan responsif terhadap kelompok sasaran dan lingkungan beberapa yang dapat
ditunjuk sebagai bagian dari sikap pelaksana ini.
16
Data
Pengolahan
Informasi
Umpan Balik
Gambar 1.1 Sistem Informasi Suatu Unit Kerja
2. Informasi
Menurut Nugroho ( 2008:15 ), informasi adalah suatu pengetahuan yang
berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi yang dihasilkan dari
pengolahan data telah menjadi salah satu sumber daya penting yang harus dikelola
dengan baik. Apabila sebuah perusahaan kurang memperoleh informasi, maka
17
18
yang
khas
pengorganisasian,
yang
terdiri
pengarahan,
dan
dari
tindakan-tindakan
pengendalian
yang
perencanaan,
dilakukan
untuk
pengetahuan manusia dalam berbagai bidang yang berkaitan. Oleh karena itu,
sistem untuk pemecahan masalah ( problem solving ) dapat dirancang agar lebih
efektif dan lebih efisien bagi seluruh organisasi.
Organisasi dimasa mendatang akan didasarkan pada sistem informasi dan
pengambilan keputusan ketimbang struktur hirarki wewenang / tanggung jawab
yang statis. Tanda bahwa seorang manajer itu baik adalah kemampuannya
menyusun pola seorang organisatoris dalam pemecahan masalah dan untuk
mengembangkan sistem-sistem teknis yang mempermudah pemecahan masalah
dan implementasinya.
Kebutuhan informasi untuk para manajer harus juga dipenuhi oleh sebuah
sistem informasi untuk para manajemen ( SIM ). Sistem informasi manajemen
harus dirancang berdasarkan tugas-tugas manajemen, prinsip-prinsip manajemen,
cara dan perangai individual dari para manajer, serta struktur organisasinya.
Selanjutnya, sifat dasar desain SIM dan cara pelaksanaannya dicerminkan kembali
oleh semua anggota organisasinya untuk memberikan dampak positif kepada para
manajernya serta fungsi organisasinya ( Sutabri, 2005:54 ).
4. Sistem Informasi Manajemen ( SIM )
Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) adalah sebuah sistem informasi yang
selain melakukan pengolahan transaksi yang diperlukan oleh suatu organisasi,
juga memberi dukungan informasi dan pengolahan data untuk fungsi manajemen
dan proses pengambilan keputusan. Pada umumnya, apabila orang membicarakan
sistem informasi manajemen, yang tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan
untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu
20
23
Gambar 1.2
Keterangan :
1. Tampilan di atas adalah Menu Register Harian Pasien.
2. Input Data diri Pasien di loket Pendaftaran, Diagnosa dan Obat di Poli
3. Daftar Pasien dapat ditampilkan di menu Browse
Keterangan :
1. Menu di atas adalah Laporan Query Data Pasien
2. Laporan dapat per satuan waktu yang dikehendaki Harian, Tgl ..s/d ..,
bulanan, dll.
3. Laporan dapat per kriteria umur (tahun, bulan, hari), jenis kelamin, jenis
pasien
ataupun kombinasi, misal : pasien askes umur > 15 Tahun.
4. Cetakan dalam bentuk format MS Word, sehingga sangat fleksibel
pengeditan.
25
26
sedikit, entri data dapat dilakukan dengan segera, tetapi apabila jumlah pasien
cukup banyak maka proses entri data masih dirasakan merepotkan. Kedua faktor
di atas sangat berpengaruh terhadap kualitas data dan informasi yang dihasilkan.
Data dan informasi perlu tersedia dengan segera, cepat dan tepat waktu agar dapat
dimanfaatkan secara optimal.
2. Pemanfaatan data belum optimal. Data dan informasi yang tersedia
sebenarnya masih dapat digunakan untuk tujuan yang lebih luas sesuai dengan
peran data dan informasi sebagai health intelligence, misalnya melihat sebaran
penyakit berdasarkan peta dan waktu, pemeriksaan kehamilan dan imunisasi
balita, pengenalan terhadap potensi Kejadian Luar Biasa, kenaikan pangkat bagi
pegawai dan masih banyak aplikasi yang dapat digunakan berdasarkan data dan
informasi yang tersedia.
3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia ( SDM ). Aspek SDM merupakan
aspek penting yang sangat menentukan perkembangan SIMPUS, juga terhadap
kualitas data yang dihasilkan. Pengembangan SIMPUS seringkali dihadapkan
kepada keterbatasan SDM berupa keterbatasan pemahaman staf terhadap
teknologi komputer dan sistem informasi, tidak adanya staf yang mempunyai latar
belakang pendidikan komputer dan tidak ada staf khusus untuk entri data.
Keterbatasan SDM juga akan sangat mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan
SIMPUS.
(http://arifwr.wordpress.com/2009/06/09/tantangan-integrasi-data-
27
mulai dari tahap pengumpulan data, pengiriman data, pengolahan data dan analisis
data. Idealnya pengembangan sistem informasi memerlukan operator komputer,
ahli jaringan, pengelola database, programmer, analis sistem dan IT Project
Manager. Namun perlu dipertimbangkan juga penempatan tenaga - tenaga
tersebut, siapa yang ditempatkan di puskesmas dan siapa yang cukup ditempatkan
di Dinas Kesehatan.
1.5.4 Pelayanan
Pelayanan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap
objek dari pelayanan. Pelayanan merupakan bentuk dari implementasi kebijakankebijakan dari pemerintah. Melalui proses pelayanan, kebijakan - kebijakan
pemerintah yang telah disepakati diimplementasikan. Implementasi kebijakan
tersebut juga bertujuan untuk menciptakan suatu kondisi yang berguna bagi dua
pihak, yakni masyarakat selaku objek atau tujuan dari pelayanan dan pemerintah
selaku pelaksana pelayanan. Pelayanan yang baik/ memuaskan dan efektif efisien
akan menciptakan persepsi positif dari masyarakat/objek dari pelayanan terhadap
kinerja dari pemerintah. Hal ini akan menimbulkan kepercayaan terhadap
pemerintah dan apresiasi, sehingga masyarakat tidak akan ragu dalam memenuhi
kewajibannya dikarenakan hak nya sudah terpenuhi lewat pelayanan yang
memuaskan dari pemerintah.
Menurut Hodges ( dalam Sutarto, 2002:123 ) secara etimologis, kata
pelayanan berasal dari kata melayani, yang berarti orang yang pekerjaannya
melayani kepentingan dan kemauan orang lain. Menurut Komaruddin
( 1993:448 ), bahwa pelayanan adalah alat-alat pemuas kebutuhan yang tidak
28
sebagai
cara
melayani,
membantu
menyiapkan,
mengurus,
29
Dasar untuk menilai suatu kualitas pelayanan selalu berubah dan berbeda. Apa
yang dianggap sebagai suatu pelayanan yang tidak berkualitas pada saat yang lain.
Maka kesepakatan terhadap kualitas sangat sulit untuk dicapai. Dalam hal ini
dapat dilihat pendapat ahli dalam mengukur mutu pelayanan.
Menurut Zeithalm dkk ( dalam Boediono, 2003 : 114 ) ada lima dimensi yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu pelayanan, yaitu :
1. Bukti Langsung (Tangibles), yang meliputi fasilitas fisik, pegawai,
perlengkapan dan sarana komunikasi. Fasilitas fisik yang dimaksud disini adalah
seperti gedung perkantoran, ruang tunggu untuk customer, telepon, computer dan
lain-lain.
2. Daya tanggap (Responsiveness), suatu karakteristik kecocokan dalam
pelayanan manusia, mampu yakni keinginan para staf untuk membantu
masyarakat dan memberikan pelayanan dengan tanggapan. Keinginan itu seperti
kemauan aparat birokrasi untuk memberikan informasi-informasi yang terkait
dengan waktu pelayanan, syarat-syarat program langsung.
3. Keandalan (Reability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
menyajikan dengan segera dan memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
dan kecakapan aparat birokrasi dalam mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan
dan menjadi kewajibannya dengan cepat sesuai waktu yang dijanjikannya.
4. Jaminan (Assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya yang miliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan.
Yaitu seperti kepastian yang diberikan aparat birokrasi untuk membuat
masyarakat pengguna jasa merasa yakin bahwa tugas yang dilaksanakannya akan
bebas dari kesalahan.
30
aparat
birokrasi
menciptakan
komunikasi
eksternal
untuk
orang
yang
mencari
kepentingan
penghidupan
secara
memperpanjang
hidup
dan
meningkatkan
kesehatan
penduduk
yang
paling
efektif
yaitu
melalui
upaya
upaya
pengorganisasian masyarakat.
Adapun tujuan umum dari kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam
memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri,
sedangkan tujuan khususnya adalah :
a. meningkatkan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam
pemahaman tentang pengertian sehat dan sakit.
b. meningkatkan kemampuan individu, keluarga, masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan
membantu
menyiapkan,
mengurus,
menyelesaikan
keperluan,
33
Teladan.
d. Empati ( Emphaty ), Empati seperti daya adaptasi dan toleransi
merupakan kemampuan pegawai Puskesmas Teladan terhadap
ekonomis, Kemudahan dan kenyaman kepada masyarakat.
BAB I
: PENDHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi
konsep dan sistematika penulisan.
BAB II
: METODE PENELITIAN
Berisikan Bentuk Penelitian, lokasi penelitian, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.
34
BAB III
BAB IV
: PENYAJIAN DATA
Pokok bahasan penelitian yang berisikan penyajian data
yang
didapat
dan
berkaitan
dengan
permasalahan
penelitian.
BAB V
: ANALISIS DATA
Berisikan pembahasan dan interpretasi dari data data yang
disajikan pada bab sebelumnya
BAB VI
: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
hasil penelitian.
35