Laporan PDP Pulau Sagori PDF
Laporan PDP Pulau Sagori PDF
(PDP)
Oleh :
Roslina (0909038102 / Ketua Tim)
Azhari (0910067604 /Anggota Tim)
Zakaria (0920096901 / Anggota Tim)
November 2015
ABSTRAK
Secara garis besar tujuan penelitian ini mendeskripsikan kelayakan potensi objek
wisata pulau sagori, faktor eksernal dan internal, serta kesiapan masyarakat Pulau
Sagori dalam pengembangan Pulau Sagori sebagai Desa Wisata berbasis kampung
Inggris.
Penelitian
ini
kualitatif
dengan
dan data
sukender dari sejumlah dokumen pendukung. Data yang diperoleh dianalisis dengan
tiga teknik Pedoman Analisis Daerah Operasi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ADO-ODTWA) Dirjen PHKA 2003, analisis SWOT, dan Participatory Rural
Appraisal (PRA).
Dari data yang terkumpul ditemukan bahwa potensi objek wisata Pulau Sagori
sangat layak dikembangkan. Lebih lanjut, faktor internal dan eksternal Pulau Sagori
dapat dikembangkan dengan strategi Turn Around, dan kesiapan masyarakat untuk
pengembangan masih sangat rendah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Berkembang pesatnya pariwisata di Indonesia saat ini dapat dilihat dari
peningkatan fasilitas, objek, dan daya tarik pariwisata yang ada. Meskipun jumlah
kedatangan wisatawan asing yang langsung ke Indonesia menunjukkan fluktuasi
akibat berbagai isu dan peristiwa yang kurang menguntungkan, berbagai pihak yang
berkecimpung di dunia, pariwisata tetap terangsang untuk menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemudian diarahkan pada sektor
pariwisata mengingat keterbatasan/ketiadaan sumberdaya alam seperti migas, hasil
hutan, dan manufaktur (Pitana, 2005:156-157).
Sektor pariwisata, model pembangunan bottom up planning, sejalan dengan
paradigma pariwisata yang bercirikan kerakyatan, dan memunculkan berbagai
sebutan yaitu : pariwisata inti rakyat, pariwisata kerakyatan, resource community
base management atau community management (Korten,1986). Hingga akhirnya
mengarah pada pengembangan Desa Wisata, Desa Wisata Terpadu, dan Wisata
Pedesaan sebagai salah satu bentuk pengembangan pariwisata berkelanjutan yang
memiliki pasar tersendiri.
Paradigma pariwisata kerakyatan dalam berbagai bentuknya telah lama
menjadi paradigma alternatif sebagai kegagalan model modernisasi yang diterapkan
di negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang memiliki banyak kelemahan
karena selalu mengacu pada pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kurang
memperhatikan masalah sosial budaya masyarakat. Terkait dengan pemikiran
tersebut maka desa-desa yang memiliki keunikan mulai dilirik untuk dipersiapkan
menjadi Desa Wisata maupun Wisata Pedesaan oleh pemerintah maupun pelakupelaku pariwisata (Adhisakti, 2000).
Sulawesi Tenggara yang sudah terkenal di mancanegara terutama Taman
Nasional Wakatobi, ternyata masih memiliki banyak potensi yang dapat
dikembangkan bagi sektor kepariwisataan. Salah satunya pulau di Kabaena,
kabupaten Bombana yang memiliki potensi alam dan sejarah historis yaitu Pulau
Sagori.
Pulau Sagori memiliki pantai berupa hamparan pasir putih yang memiliki
empat perpaduan warna air yaitu biru tua, biru muda, putih dan hijau yang berasal
dari pohon-pohon cemara di sekitarnya. Taman bawah lautnya juga tidak kalah dari
tujuan wisata lainnya karena Pulau Sagori memiliki taman bawah laut yang jernih
dengan aneka species ikan dan karang bawah laut yang cukup menakjubkan (sumber
wikipedia). Selain keindahan alam, Pulau Sagori memiliki kemisterian tersendiri,
baik dari sejarah penamaannya hingga kemisteriusannya sebagai segitiga bermuda di
Kabaena yang melegendaris telah banyak memakan korban setiap tahunnya.
Untuk meningkatkan kunjungan dan mengurangi kejenuhan wisatawan yang
berkunjung ke Sulawesi Tenggara (terutama ke daya tarik yang sudah terkenal),
maka Pulau Sagori yang belum tergarap akan dikembangkan sejalan dengan konsep
alternatif tourism. Konsep ini pun tengah diperbincangkan oleh aparat pemerintah
kabupaten Bombana dan pihak akademisi Universitas Sembilanbelas November
Kolaka dengan menembatkan Pulau Sagori sebagai objek kajian.
Wakil Bupati Bombana dan Rektor Universitas Sembilanbelas November
Kolaka telah mencanangkan rencana MoU pengembangan desa wisata berbasis
kampung Inggris di Pulau Sagori. Ide kreatif ini dicanangkan sebagai perwujudan
Tri Dharma Perguruan Tinggi Universitas Sembilanbelas November Kolaka dan
wujud kepedulian pemerintah kabupaten Bombana terhadap parawisata di Pulau
Sagori.
Untuk mengetahui kelayakan dari Pulau Sagori sebagai desa wisata berbasis
kampung Inggris sehingga menarik wisatawan datang berkunjung ke Pulau Sagori,
maka perlu dilakukan penelitian tentang layak apa tidak pulau ini dikembangkan
sebagai desa wisata berbasis kampung Inggris. Untuk menilainya tiga aspek aspek
penilaian akan dicermati yaitu aspek pasar yang berdasarkan atas jumlah wisatawan
nusantara dan mancanegara yang berkunjung ke Sulawesi Tenggara yang berperan
sebagai demand sedangkan jumlah objek wisata di Sulawesi Tenggara sebagai
supply.
2.
Rumusan Masalah
Mencermati latar belakang atas potensi parawisata di Pulau Sagori, Kabaena
Sagori?
b. Bagaimanakah kondisi internal dan ekternal Pulau Sagori?
c. Bagaimana kesiapan masyarakat Pulau Sagori untuk dikembangkan
sebagai kampung Inggris?
3.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah :
a. Menemukan potensi wisata yang ada di Pulau Sagori;
b. Mendeskripsikan analisis SWOT Pulau Sagori;
c. Mendeskripsikan kesiapan masyarakat Pulau Sagori untuk dikembangkan
sebagai kampung Inggris.
4.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat rangka teoritis penelitian yang akan
datang dalam rangka mengembangkan desain potensi parawisata di Indonesis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
dinamis dan intensitas persaingan yang semakin ketat membuat seorang pengusaha
tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman dan intuisi saja dalam memulai
usahanya.
ide bisnis yang akan dijalankan agar tidak terjadi ketelanjuran investasi di kemudian
hari.
apakah sebuah ide bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis
dinyatakan layak untuk dilaksanakan apabila ide tersebut mendatangkan manfaat
yang lebih besar bagi semua pihak (stake holder) dibandingkan dampak negatif yang
ditimbulkan
Tidak jauh berbeda dengan Suliyanto, Husnan dan Muhamad (2008:17)
mengemukakan bahwa untuk menilai kelayakan investasi, terlebih dahulu harus
ditentukan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari.
kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu diteliti, tetapi pada umumnya
penelitian akan dilakukan terhadap aspek-aspek pasar, teknis, finansial, hukum dan
ekonomi negara. Tergantung pada besar kecilnya dana yang tertanam dalam investasi
tersebut, maka terkadang juga ditambah studi tentang dampak sosial.
Lebih lanjut, Sucipto (2010:47) menambahkan kajian yang harus dilakukan
adalah kajian dalam aspek pasar dan pemasaran. Kajian ini bertujuan untuk menguji
sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan perusahaan dapat mendukung
pengembangan usaha atau bisnis yang direncanakan.
2.
Pariwisata Alternatif
Koslowski dan Travis dalam Sunarta (2002), pariwisata alternatif merupakan
(Adventure). Petualangan dalam skala kecil dapat terdiri dari bird watching, scuba
diving, dalam skala menengah terdiri dari kegiatan yang bernuansa olah raga seperti
canoing, dan rafting. Sedangkan dalam skala besar meliputi kegiatan petualangan
seperti halnya taman safari.
Kedua, pariwisata alam merupakan kegiatan pariwisata alternatif yang
memfokuskan diri pada studi dan observasi yang berkaitan dengan flora (tumbuhan)
dan fauna (binatang), selain itu juga berkaitan dengan kegiatan landscape.
Ketiga, community tourism atau pariwisata kerakyatan merupakan suatu
kegiatan pariwisata yang dijalankan oleh rakyat, baik dari perencanaan sampai
evaluasi dan segala manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut sepenuhnya untuk
rakyat yang bersangkutan.
dengan istilah desa wisata. Nuryanti (1993) dalam Negara (2012) menyimpulkan
bahwa desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi, dan
fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang
menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.
3.
pengembangan desa wisata yang dapat dilakukan dalam pengembangan Pulau Sagori
sebagai desa wisata berbasis bahasa Inggris.
a) Interaksi tidak langsung
Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat
manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang
terjadi misalnya penulisan buku-buku tentang desa berkembang, kehidupan desa,
arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan kartu pos dan lain
sebagainya.
b) Interaksi setengah langsung
Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatankegiatan meliputi makan dan melakukan kegiatan bersama penduduk dan
kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model ini
adalah wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama penduduk.
c) Interaksi langsung
Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/ bermalam dalam akomodasi
yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan
berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan potensi masyarakat setempat.
Selain memperhatikan ketiga bentuk pendekatan pasar diatas, pengembangan
Pulau Sagori
BAB III
METODE PENELITIAN
Uraian secara rinci metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
meliputi lokasi dan waku penelitian, penentuan sumber data, teknik pengumpulan
data, dan analisis data.
1.
2.
adalah sebesar 15% dari jumlah keseluruhan masyarakat. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Arikunto (2006) bahwa jumlah sampel ditetapkan
sebanyak 10- 15% dari jumlah keseluruhan populasi dari tiga perbatasan desa
apabila jumlah populasinya lebih dari 100 orang.
dari Lurah Desa Sikeli, Sekertaris Lurah Desa Sikeli, Kepala Lingkungan
ulau Sagori, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat Pulau Sagori.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak langsung
atau tangan kedua yang telah dikumpulkan dari Ketua Tim Manajemen
Program GEMBIRA Desa Kabupaten Bombana, RIPDA Kabupaten
Bombana dan sejumlah dokumen terkait dari Dinas Pariwisata Kabupaten
Bombana, dan Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara.
3.
penelitian seperti foto rumah tradisional, daya tarik wisata, fasilitas tambahan
untuk menunjang kegiatan kepariwisataan di Pulau Sagori.
4.
Analisis Data
a. Analisis Potensi Objek
Objek dan daya tarik (flora, fauna dan objek lainnya) yang telah diperoleh
kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman
Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA
tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masingmasing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
S=NxB
Dimana:
S
= bobot nilai
Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama
diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata.
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu kriteria
apabila setiap sub kriteria memiliki nilai kuat yaitu 5.
Hasil dari penilaian setiap unsur masingmasing kriteria objek wisata
dirataratakan sehingga diperoleh hasil akhir penilaian pengembangan objek
wisata dan dilakukan perbandingan dengan klasifikasi unsur pengembangan
berdasarkan nilai bobot dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Unsur Pengembangan Berdasarkan Nilai Bobot (Classification
of Development Element Based on Weight Value)
b. Analsis SWOT
Analisis SWOT diterapkan untuk menemukan faktor eksternal dan
faktor internal dari Pulau sagori yang dibutuhkan untuk menentukan strategi
yang tepat dalam mewujudkan Pulau Sagori sebagai desa wisata berbasis
kampung Inggris.
Kedua faktor tersebut diperoleh dengan membagikan kuisioner kepada
pengunjung dan masyarakat sebagai informan kunci.
Teknik penarikan
mulai
dari
+1
sampai
dengan
+4
(sangat
baik)
dengan
Rating
Nilai Bobot
Rating
Nilai Bobot
Total Kekuatan/Peluang
Total = S W
No
Bobot
1
2
dst
Total Kelemahan/Ancaman
Total = 0 T
Analisis SWOT. Diagram SWOT dapat dilihat pada Matrik Grand Strategi
yang ada di Gambar 1
2.
3.
4.
Keterangan Gambar :
Kuadran I : Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesarbesarnya.
Kuadran II : Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Kuadran III : Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada
dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
Kuadran IV : Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Strategi WT
Ciptakan
strategi
yang
meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
dan
pengembangan
kelompok
serta
penyusunan
dan
kajian
potensi,
kesempatan,
masalah
dan
kemungkinan
BAB IV
ANGGARAN DAN BIAYA PENELITIAN
1.
Anggaran Penelitian
Proses penelitian tentunya akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
jika didukung oleh dana yang memadai. Untuk melancarkan pelaksanaan penelitian
ini, maka skema pembiayaan yang dilakukan yaitu usulan biaya ke Universitas
Sembilanbelas November Kolaka dengan total biaya sebesar Rp11.837.000,-. Dalam
skema pembiayaan penelitian ini, terdapat dua bagian rincian. Pertama, rincian
pembiayaan dalam bentuk justifikasi anggaran dan bagian kedua adalah rekapitulasi
anggaran penelitian.
2.
Justifikasi Anggaran
Justifikasi anggaran dalam penelitian ini meliputi biaya honor, peralatan
penunjang, pembelian bahan habis pakai, biaya perjalanan lokal dan antara
kota/kabupaten serta biaya pelaporan dan publikasi. Besaran anggaran yang
dibutuhkan dalam penelitian ini, secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 1.
3.
ini.
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Penelitian
No
Jenis Pengeluaran
Biaya Yang
Diusulkan (Rp)
2.400.000,-
6.000.000,-
1.800.000,-
1.800.000,12.000.000,-
4.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Analisis data;
8.
9.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penilaian Daya Tarik Objek Wisata Pulau Sagori
Hasil penilaian daya tarik objek wisata Pulau Sagori sesuai dengan Pedoman
Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODO-ODTWA)
Direktorat Jendral PHKA (2003), seperti diuraikan pada Tabel 2.
No
1
Description
a.
b.
c.
d.
e.
Seaside Safety
Type of Sand
4.
Activities
5.
Water Cleanliness
a.
b.
c.
d.
Fishing
Diving
Snorckling
Outbound
Camping
Field research
No port influence
No settlement influence
No river influence
No fish action/factory/market
influence
No pollution
No season effect influence
TOTAL
Weights
Value
Total
Score
35
210
25
150
25
150
30
150
15
90
Berdasarkan hasil keseluruhan unsur penilaian daya tarik objek wisata yang
dinilai dan setelah dirata-ratakan didapat nilai sebesar 750. Nilai ini dibandingkan
dengan klasifikasi usaha pengembangan objek wisata alam, sehingga kawasan Pulau
Sagori memiliki penilaian daya tarik objek wisata Sangat Baik (A), dan Sangat
Potensial untuk dikembangkan menjadi suatu objek wisata.
750
1.2. Aksesibilitas
Aksesibilitas dari pusat kota yang dekat ditunjang sarana jalan yang bagus
dan dapat di tempuh dengan kendaraan roda empat (mobil). Tetapi kondisi jalan di
lokasi Pulau Sagori masih kurang memadai seperti kondisi jalan tanah, berdebu dan
jalan yang masih sempit dapat mengganggu kenyamanan para pengunjung.
Berdasarkan hasil penilaian ini maka perlu peningkatan sarana aksesibilitas yang
tedapat di areal Pulau Sagori seperti perbaikan jalan yang masih berlubang dan masih
banyak jalan tanah. Kondisi tersebut dapat membahayakan para pengunjung yang
berkendaraan roda dua. Pelebaran jalan perlu dilakukan untuk memudahkan akses
keluar masuk ke areal Pulau Sagori karena pada saat musim liburan atau Hari Raya
jalan yang sempit mengakibatkan kemacetan yang terjadi sehingga tidak memberikan
kenyamanan untuk para pengunjung.
1.3. Akomodasi
Unsur terpenting didalam kepariwisataan selain obyek wisata yang menjadi
tujuan utama wisatawan adalah sarana akomodasi, sebagai tempat untuk beristirahat
atau menginap di daerah tujuan wisata. Macam-macam tempat penginapan tersebut
diantaranya hotel, penginapan, dan pondok wisata. Keseluruhan akomodasi tersebut
adalah salah satu dari sejumlah kebutuhan yang diperlukan oleh orang yang sedang
melaksanakan perjalanan wisata (Eridiana, 2012.) mengaju pada pandangan ini, dan
mengaju pada prinsip desa wisata berbasis kerakyatan maka akomodasi yang dapat
digunakan di Pulau Sagori saat ini adalah pemanfaaan rumah masayarakat setemat
sebagai tempat menginap bagi pengunjung.
1.4. Ketersedian Ketersedian Air Bersih
Menurut Dwijayani dan Hadi (2013) ketersediaan air merupakan hal penting
dalam suatu kehidupan tidak hanya untuk sektor rumah tangga, melainkan untuk
sektor pariwisata dan industri. Dalam kegiatan kepariwisataan, ketersediaan air
bersih berupa air tawar sangat diperlukan untuk menunjang fasilitas pengelolaan
maupun pelayanan wisata.
permasalahan krusial. Untuk mendapatkan air bersih, warga harus membeli air dari
ibu kota kelurahan yang jarak jangkaunya sekitar 15 sampai dengan 30 menit
perjalanan laut. Sekalipun PNPM Wisata telah pernah memberi bantuan program
penyedian air bersih melalui pembangunan Sumur Umum dan WC Umum tetapi
berdasarkan pengamatan di Pulau Sagori disimpulkan bahwa ketersedian air bersih
di kawasan wisata Pulau Sagori masih memprihatinkan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peluang (Opportunities)
Kelemahan(Weaknees)
Fasilitas pendukung pariwisata masih
minim.
Perawatan terhadap infrastruktur yang
telah ada masih kurang
Jalan di area objek wisata masih
belummemadai
Belum memiliki modal yang cukup
dalam pengembangan objek wisata.
Belum memiliki kemampuan
sumberdaya manusia
Sarana dan prasarana bahari belum
memadai
Masih kurangnya minat investor
Ancaman (Threat)
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
masing-masing
Bobot (B)
Rating (R)
Nilai Bobot
0,09
0.36
0,10
0,40
0,08
0,24
0,08
0,24
0,08
0,09
0,09
4
4
4
0,32
0,36
0,36
2,32
0,08
0,32
0,08
0,24
0,09
0,27
0,08
0,16
0,08
0,24
0,08
0,24
0,07
0,08
2
3
0,14
0,24
Dari hasil pembobotan yang dilakukan dapat diketahui bahwa kekuatan yang
memiliki nilai penting pada poin ketiga hasilnya menunjukkan sudah banyak
tersedianya penginapan (hotel) di ibu kota kabupaten yang dekat dengan objek wisata
Pulau Sagori.
Dilihat
secara geografisdijangkau.
Kelemahan utama
yang
Bobot (B)
Rating (R)
Nilai Bobot
0,08
0,24
0,08
0,24
0,07
0,21
0,08
0,16
Kelemahan
1.
2.
3.
0,24
0,27
0,36
0,87
Gambar 2. Posisi objek wisata Pulau Sagori pada kuadran analisis SWOT
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa objek wisata Pulau Sagori berada
pada kuadran I analisis SWOT. Hal ini menunjukkan bahwa objek wisata Pulau
Sagori berada pada situasi yang menguntungkan dimana Pulau Sagori memiliki
peluang yang besar dan kelemahan yang kecil sehingga posisi ini dapat dimanfaatkan
oleh pihak pengelola dalam pengembangan objek wisata Pulau Sagori dapat
memanfaatkan peluang yang ada dengan memaksimalkan kelemahan-kelemahan
yang dimiliki (Rangkuti, 1997). Objek wisata Pulau Sagori memiliki peluang salah
satunya yaitu terletak dekat dengan pusat kota namun memiliki kelemahan yang
menyebabkan objek wisata ini kurang berkembang. Sebagai salah satu objek wisata,
faktor kelemahan dapat diatasi misalnya dengan menambah fasilitas-fasilitas
pendukung, perawatan terhadap infrastruktur yang telah ada dan memperbaiki sarana
dan prasarana yang rusak seperti shelter, WC umum dan mushola. Dengan melihat
faktor internal dan juga eksternal objek wisata Pulau Sagori dapat dibuat suatu
analisis strategi dengan melihat keterkaitan di antara kedua faktor tersebut. Analisis
ini merupakan salah satu upaya untuk mengidentifikasi kemungkinan rencana dan
usaha-usaha yang bisa dilakukan terkait pengembangan objek wisata Pulau Sagori.
Perumusan strategi tersebut dibuat dalam sebuah matrik analisis SWOT yang dapat
dilihat pada Tabel 8.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strategi WO
1.
2.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ancaman Threat (T)
1.
Persaingan wisata bahari cukup
tinggi;
2.
Konflik ruang dengan sektor
perikanan;
3.
Pencemaran lingkungan
1.
2.
3.
Strategi ST
Persaingan wisata bahari yang
cukup tinggi membuat objek wisata
Pulau Sagori harus memiliki nilai
tambah berupa keindahan dan daya
tarik sehingga membuat orang
lebih banyak berkunjung;
Adanya konflik ruang dengan
sektor
perikanan
membuat
pemerintah harus pandai dalam
mengatur tata ruang dari objek
wisata tersebut
Masalah pencemaran lingkungan
harus segera dibenahi
oleh
pemerintah agar objek wisata Pulau
Sagori dapat menarik minat
masyarakat
karena
kondisi
pantainya yang bersih dan bebas
dari pencemaran dapat menarik
wistawan untuk berkunjung.
1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 8. Hasil PRA tentang kesiapan masyarakat dalam pengembangan desa wisata
No Aspek yang
Kondisi Masyarakat
1.
dinilai
Masyarakat masih
Ekonomi
pendanaan
2.
sesuai dengan
tujuannya pembentukannya
Kurangnya dukungan
masyarakat masih
wisata
Pengelola
Masyarakat masih
perangkat desa
4.
Pengelolaan
yang
diharapkan
memprihatinkan
sehingga dapat
kepariwisataan
kerusakan lingkungan;
Terkadang masyarakat
masih tertutup
Pengembangan Pengajaran bahasa
Kampung
Inggris di sekolah
Inggris
Diharapkan
Respon masyarakat Pulau Sagori cukup baik dan mereka menyatakan akan
berperan aktif dalam rangka untuk mengembangkan Pulau Sagori dan menjadikan
desa mereka menjadi desa wisata.
Masyarakat tidak lagi ditempatkan sebagai obyek yang hanya menerima
segala yang diputuskan oleh pemerintah melalui kebijakan pengembangannya, akan
tetapi masyarakat juga harus ikut terlibat dalam kerangka pengembangan pariwisata.
Keterlibatan
masyarakat
dalam
kerangka
pengembangan
pariwisata
akan
menyebabkan adanya rasa memiliki dan rasa ingin turut memelihara pariwisata yang
berada di daerahnya. Aspek sosial menyangkut kesiapan masyarakat terhadap
perubahan yang akan terjadi dari pengembangan daerah wisata, dapat dilihat dari
sikap menerima atau menolak pembangunan pariwisata. Jika masyarakat tidak secara
keliru memahami kehadiran pengembangan pariwisata, maka akan berdampak positif
bagi setiap anggota masyarakat yang akhirnya akan tercipta suasana baru yang aman
dan terpelihara sesuai harapan bersama.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa Sagori Pulau sangat
layak untuk berkembang sebagai desa wisata berbasis bahasa Inggris. Hal ini dapat
dilihat dari analisis potensi objek, analisis strategi besar, dan analisis penilaian desa
partisipatif (RPA). Pertama, merujuk pada analisis objek wisata mendapatkan nilai
750 yang berarti Pulau Sagori sangat layak untuk dikembangkan sebagai desa wisata
berbasis kampung Inggris. Kedua, berdasarkan analisis SWOT Pulau Sagori dapat
dikembangkan dengan menggunakan Aggressive Strategy. Terakhir, berdasarkan
hasil Participatory Rural Appraisal, masyarakat menyadari peluang pengembangan
Pulau Sagori sebagai desa wisata berbasis kampung Inggris dan bersedia
berkontribusi dalam pengembangannya.Tetapi Masyarakat mengharapkan adanya
manajemen yang positif dari pemerintah.
2.
a.
Saran
Bagi Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Bombana yang sudah menetapkan Pulau Sagori
REFERENCES
Adhisakti, Laterna T. Strategi Pengembangan Desa Wisata di Indonesia dalam
Makalah Seminar Nasional Pemberdayaan Pariwisata Berbasis Kerakyatan
dalam Menyongsong Otonom Daerah Bali. 2000.
Anonim. Pengembangan Desa Wisata. Jakarta: PNPM Mandiri Bidang Pariwisata.
2011.
Chambers.
Paradigm.
WAHYU_ERIDIANA/pariwisatapakwahyu.pdf
Downloaded
on
Lampiran 1
Riwayat HidupKetua Tim
A. Identitas Diri
1
gelar)
2
Jenis Kelamin
Perempuan
Jabatan Fungsional
Asisten Ahli
NIP/NIK/Identitas lainnya
NIDN
0905037501
Alimuddin.roslina@yahoo.com
Nomor Telepon/HP
085398350111
Alamat Kantor
1. Intensive Course
10
2. Vocabulary
3. Structure
4. Writing II
5. Listening II
6. TEFL
7. Language Testing
5. English for Young Learner
B. Riwayat Pendidikan
S1
S2
Universitas Hasanuddin
Universitas Hasanuddin
Bidang Ilmu
Sastra Inggris
Tahun Masuk-
1999 2003
2010 2013
Judul Skripsi/
Implicature of
Tesis/Disertasi
Caricature at
Nama Perguruan
Tinggi
Lulus
Pembimbing/
Tesol
Promotor
C. Pengalaman Penelitian
No Tahun
2008
Judul
Pendanaan
Peningkatan Kemampuan
Sumber
Jumlah (Rp)
Dikti
10.000.000
Tahun
Judul Pengabdian
Pendanaan
Sumber
Jumlah (Rp)
PP Lakpesdam
190.000.000,
10.000.000,
2012
Mandiri Bulukumba
2012
DKW Penerus
Perjuangan
Kemerdekaan
Kemerdekaan Indonesia
Indonesia
PLS Sulawesi
Selatann
2012
1.000.000,
Sulawesi Selatan
E. Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No
Kegiatan Ilmiah
Nama Jurnal
Keterangan
Jogjakarta,
Interdisipliner Universitas
September 2013
Literature Philosophy-Basic
Phuket, Thailand
Internasiona ICEHM
Conference 2015
the Teaching
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Kolaka, 15 Januari 2015
Ketua Peneliti
Lampiran 2
Riwayat Hidup Anggota Tim
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
gelar)
2
Tanggal Lahir
10 Juni 1976
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Jabatan Fungsional
Lektor Kepala
Kepakaran
Kebijakan Publik
NIDN
0910067604
rektorat@usn.ac.id
Nomor Telepon/HP
10 Alamat Kantor
Mata Kuliah yg Diampu
11
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Kolaka, 15 Januari 2015
Anggota Peneliti
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
Status
: Menikah
No. Handphone
: 085395472540
B. PENDIDIKAN FORMAL
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tahun 2006
Tahun 2010
Ahli/IIIa)
Tahun 1993
Tahun 1996
Tahun 2002