Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai

dengan nilai-nilai di dalam masyarakat, kebudayaan dan agama serta untuk


mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam pendidikan, yang paling ditekankan
adalah prosesnya, karena pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan yang berlangsung dari diri peserta didik. Oleh karena itu,
pendidikan sangat menekankan pada proses belajar mengajarnya. Tugas guru
sebagai fasilitator dan juga mengajar tentu saja tidak dapat dilakukan
sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar
tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Teori belajar tidak dapat diharapkan
menentukan langkah demi langkah prosedur pembelajaran, namun bisa memberi
arah prioritas-prioritas dalam tindakan guru.
Dalam makalah ini, penulis akan mengemukakan tentang teori belajar oleh
Jerome Bruner yang menemukan teori tentang model belajar penemuan.
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori belajar penemuan menurut Jerome Bruner?
2. Bagaimana teori instruksi menurut Jerome Bruner?
3. Bagaimana penerapan teori belajar penemuan?
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian teori belajar penemuan menurut Jerome Bruner.
2. Menjelaskan teori instruksi menurut Jerome Bruner.
3. Menjelaskan penerapan teori belajar penemuan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Jerome Bruner dan Teorinya


Jerome S. Bruner (1915) merupakan seorang ahli psikologi perkembangan

dan ahli psikologi belajar kognitif. Pendekatannya tentang psikologi adalah


eklektik. Penelitiannya yang demikian banyak itu meliputi persepsi manusia,
motivasi, belajar, dan berpikir. Dalam mempelajari manusia, ia menganggap
manusia sebagai pemroses, pemikir, dan pencipta informasi (dalam Dahar,
1988:97).
Dasar pemikiran teori Jerome S. Bruner memandang bahwa manusia
sebagai pemroses, pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan belajar
merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan
hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Ada empat teori Jerome S. Bruner, yaitu :
1) Empat Tema tentang Pendidikan
a) Struktur pengetahuan
Struktur pengetahuan dipandang penting bagi peserta didik karena akan
memberi dorongan untuk melihat fakta-fakta yang kelihatannya tidak ada
hubungan dapat dihubungkan antara satu dengan yang lainnya dan pada informasi
yang telah dimilikinya.
b) Kesiapan untuk belajar
Kesiapan belajar juga sangat penting dalam pendidikan, kesiapan belajar
terdiri dari penguasaan keterampilan-keterampilan yang lebih tinggi lagi.
c) Nilai Intuisi dalam Belajar
Nilai intuisi diharapkan akan dapat merumuskan teknik-teknik intelektual
(belajar) untuk sampai pada formulasi-formulasi tentatif tanpa melalui langkahlangkah analisis untuk mengetahui apakah fomulasi-formulasi itu merupakan
kesimpulan-kesimpulan yang benar.
d) Motivasi atau keinginan untuk Belajar
Dengan adanya motivasi belajar diharapkan akan tertanamkan pada
pengalaman-pengalaman pendidikan yang secara langsung mau berpatisipasi
secara aktif dalam menghadapai proses belajar mengajar.
2) Model dan Kategori

Bruner beranggapan bahwa belajar merupakan pengembangan kategorikategori dan pengembangan suatu sistem pengodean. Berbagai kategori saling
berkaitan demikian rupa, hingga setiap individu mempunyai model yang unik
tentang alam. Dalam model ini, belajar baru dapat terjadi dengan mengubah
model itu. Hal ini terjadi melalui pengubahan kategori-kategori, menghubungkan
kategori-kategori dengan cara baru, atau dengan menambahkan kategori-kategori
baru.
3) Belajar sebagai Proses Kognitif
Belajar melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan,
(Bruner: 1973) :
a) Memperoleh informasi baru
Informasi baru dapat merupakan penghalusan informasi sebelumnya yang
dimiliki seseorang atau informasi itu dapat bersifat demikian rupa, hingga
berlawan dengan informasi sebelumnya yang dimiliki seseorang.
b) Transformasi informasi
Dalam tranformasi pengetahuan seseorang memperlakukan pengetahuan
agar cocok atau sesuai dengan tugas baru.
c)

Menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan


Kita menguji relevansi atau ketepatan pengetahuan dengan menilai apakah

cara kita memperlakukan pengetahuan itu cocok dengan tugas yang ada.
Bruner menyebut pandangannya tentang belajar atau pertumbuhan kognitif
sebagai konseptualisme instrumental. Pandangan ini berpusat pada dua prinsip,
yaitu:
1)

Pengetahuan sesorang tentang alam didasrkan pada model-model tentang

2)

kenyataan yang dibangunnya.


Model-model semacam itu mula-mula diadopsi dar kebudayaan seseorang,
kemudian diadaptasipada kegunaan bagi orang bersangkutan.
Menurut Bruner, pendewasaan pertumbuhan intelektual atau pertumbuhan
kognitif seseorang adalah sebagai berikut:
1)

Pertumbuhan

intelektual

ditunjukkan

oleh

bertambahnya

ketidaktergantungan respon dari sifat stimulus.

2)

Pertumbuhan intelektual tergantung bagaimana seseorang menginternalisasi

peristiwa-peristiwa menjadi suatu sistem simpanan yang sesuai dengan


lingkungan.
3)

Pertumbuhan inteletual menyangkut peningkatan kemampuan seseorang

untuk berkata pada dirinya sendiri atau pada orang lain dengan pertolongan katakata dan simbol-simbol mengenai apa yang telah dilakukannya atau akan
dilakukannya.
Tiga sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuan secara sempurna
(Bruner: 1966) :
1) Enaktif (melalui tindakan)
2) Ikonik (pikiran internal)
3) Simbolis (sistem berpikir abstrak, arbriter, dan lebih fleksibel)
4)

Belajar Penemuan
Belajar penemuan dari Jerome Bruner merupakan salah satu model

instruksional kognitif yang sangat berpengaruh. Bruner menganggap bahwa


belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia
dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.
Kelebihan memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan:
a)

Pengetahuan itu bertahan lama atau lama diingat atau lebih mudah diingat.

b)

Memiliki efek transfer yang lebih baik daripada hasil belajar lainnya.

c)

Meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas.

d)

Meningkatkan keingintahuan siswa, memberi motivasi untuk bekerja terus

sampai menemukan jawaban-jawaban.


2.2

Teori Instruksi Bruner

1)

Pengalaman Optimal untuk Mau dan Dapat Belajar


Menurut Bruner, belajar dan pemecahan masalah bergantung pada

penyelidikan alternatif berupa aktivasi, pemeliharaan, dan pengarahan. Pendidikan


alternatif membutuhkan sesuatu untuk dapat memulai, selanjutnya dipelihara dan
dijaga agar tidak kehilangan arah.
Arah pendidikan bergantung pada dua hal yang saling berkaitan yaitu tujuan
tugas yang diberikan sampai batas-batas tertentu harus diketahui dan sampai
berapa jauh tujuan itu telah tercapai pun harus diketahui.

2) Penstrukturan Pengetahuan untuk Pemahaman Optimal


Struktur suatu domain pengetahuan mempunyai tiga ciri dan setiap ciri itu
mempengaruhi kemampuan siswa untuk menguasainya. Ketiga ciri itu ialah:
a) Cara Penyajian
Ada tiga cara penyajian, yaitu cara enaktif, ikonik dan simbolik.
b) Ekonomi
Ekonomi dalam penyajian pengetahuan dihubungkan dengan sejumlah
informasi yang dapat disimpan dalam pikiran dan diproses untuk mencapai
pemahaman.
c) Kuasa
Kuasa suatu penyajian dapat dikatakan juga kemampuan penyajian itu untuk
menghubung-hubungkan hal-hal yang kelihatannya sangat terpisah-pisah.
Cara penyajian, ekonomi, dan kuasa berbeda apabila dihubungkan dengan
usia gaya para siswa, dan macam bidang studi.
d) Perincian Urutan-urutan Penyajian Materi Pelajaran Secara Optimal
Bruner mengemukakan bahwa perkembangan intektual bergerak dari
penyajian enaktif melalui penyajian ekonik ke penyajian simbolis. Oleh karena
itu, urutan optimum materi pelajaran juga mengikuti arah yang sama.
Urutan yang optimal bergantung pada beberapa faktor misalnya; belajar
sebelumnya, tingkat perkembangan anak, sifat materi pelajaran, dan perbedaan
individu.
e) Bentuk dan Pemberian Reinforcement
Bruner mengemukakan bahwa bentuk hadiah atau pujian dan hukuman
harus dipikirkan. Demikian pula bila pujian atau hukuman itu diberikan selama
proses belajar mengajar. Secara intuitif, jelas bahwa selama proses belajar
mengajar berlangsung ada suatu ketika hadiah ekstrinsik bergeser ke hadiah
instrinsik. Sebagai hadiak ekstrinsik misalnya berupa pujian dari guru, sedangkan
hadiah instrinsik timbul karena berhasil memecahkan masalah.
2.3

Menerapkan Mengajar Penemuan

1)

Metode dan Tujuan


Dalam belajar penemuan, metode dan tujuan tidak sepenuhnya seiring.

Tujuan belajar bukan hanya untuk memperoleh pengetahuan saja. Tujuan belajar

sebenarnya ialah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat
melatih kemampuan intelektual para siswa serta merangsang keingintahuan
mereka dan memotivasi kemampuan mereka. Inilah yang dimaksud dengan
memperoleh pengetahuan melalui belajar penemuan.
Dalam belajar penemuan, siswa mendapat kebebasan sampai batas-batas
tertentu untuk menyelidikii secara perorangan atau dalam suatu tanya jawab
dengan guru atau oleh guru dan/atau siswa-siswa lain untuk memecahkan masalah
yang diberikan.
2) Peranan Guru
Dalam belajar penemuan, peranan guru antara lain sebagai berikut :
a)

Guru merencanakan pelajaran demikian rupa sehingga pelajaran itu terpusat

pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki oleh para siswa.


b)

Guru menyajikan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para

siswa untuk memecahkan masalah.


c)

Guru memerhatikan tiga cara penyajian yang telah dibahas terdahulu.

d)

Guru berperan sebagai pembimbing atau tutor.

e)

Guru menilai hasil belajar.

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadian sesuai
dengan nilai-nilai di dalam masyarakat, kebudayaan dan agama serta untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik. Dalam pendidikan, yang paling ditekankan
adalah prosesnya, karena pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan
perkembangan yang berlangsung dari diri peserta didik. Dalam proses pendidikan,
terdapat teori belajar penemuan, yang mana menurut Jerome Bruner belajar
penemuan merupakan salah satu model instruksional kognitif yang sangat
berpengaruh, yang sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Dalam belajar
penemuan, guru berperan dalam mengarahkan pelajaran dan masalah-masalah
yang harus dipecahkan.

DAFTAR RUJUKAN
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai