Batuk Berdarah
Seorang wanita 37 tahun masuk ke UGD karena batuk berdarah. Riwayat batuk lama
(+), batuk sejak 4 bulan terakhir. Minum obat dari PKM tidak berhenti. Terdapat
keringat dingin pada malam hari dan berat badan dirasa turun drastis.
Step I
a. Identifikasi kata sukar
1. PKM adalah singkatan dari Puskesmas
b. Identifikasi kalimat kunci
1. Seorang wanita 37 tahun
2. Batuk berdarah
3. Riwayat batuk lama positif
4. Batuk sejak 4 bulan
5. Minum obat dari PKM
6. Keringat dingin
7. Berat badan turun
batuk ?
Hubungan keringat dingin dan penurunan berat badan dengan batuk berdarah?
Faktor faktor apa saja yang mengakibatkan batukberdarah ?
Anamnesis yang sesuai dengan scenario ?
Pemeriksaan apa sajakah yang dapt dilakukan untuk pasien dengan keluhan
ANAMNESIS
RIWAYAT PASIEN
Melakukan
anamnesis
Terpimpin
(perkenalan,
informed
consent,
keluhan
utama,
keluhan
penyerta,
riwayat
dahulu,
kebiasaan,
Wanita 37 tahun
Batuk lama(+),
Keringat dingin pada
malam hari,
penurunan berat
BATUK
BERDARAH
Pemeriksaan penunjang :
1 Pemeriksaan
bakteriologi
2 Pemeriksaan radiologi
3 Pemeriksaan khusus
ronki kering dan bising mengi. Dan pada perkusi akan ditemukan bunyi redup dan
suara napas yang melemah.
B. Tuberkolosis Paru
Tuberkolosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobakterium tuberkolosis yang bisa menimbulkan gangguan pada saluran nafas.
Etiologi Tuberkolosis
Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculois. Ukuran dari
bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dan bentuk dari bakteri
ini yaitu batang, tipis, lurus atau agak bengkok, bergranul, tidak mempunyai selubung
tetapi kuman ini mempunyai lapisan luar yang tebal yang terdiri dari lipoid (terutama
asam mikolat). Bakteri ini tahan terhadap suasana kering dan dingin. Bakteri ini dapat
bertahan pada kondisi rumah atau lingkungan yang lembab dan gelap bisa sampai
berbulan-bulan namun bakteri ini tidak tahan atau dapat mati apabila terkena sinar
matahari atau aliran udara.
Manifestasi klinis tuberkolosis
Gejala klinis yang biasanya terjadi pada pasien tuberkolosis ada dua secara
sistemik dan respiratorik. Kalau secara sistemik, biasanya pasien akan datang dengan
gejala malaise, anoreksia, berat badan menurun, keringat ada malam hari. Dedangkan
secara respiratorik, biasanya pasien akan datang dengan gejala batuk lama lebir dari 2
minggu, riak yang mukoid atau mukopirulen, nyeri dada, dan batuk darah. Untuk
pemeriksaan fisik pada pasien dengan tuberkolosis akan didapati tanda tanda
infiltrat (redup, bronkial, ronki basah). Pada inspeksi akan didapati penarikan paru,
diafragma, dan mediastinum. Kemuadian akan didapati juga pada saat auskultasi
yaitu tanda-tanda kavitas yang beruhubungan dengan bronkus yaitu suara amforik.
Pemeriksaan Bakteriologi
a
Bahan Pemeriksaan
Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat agar terlihat bagian
tengahnya
Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di bagian tengah dari
kertas saring sebanyak + 1 ml
Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada satu
ujung yang tidak mengandung bahan dahak
Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di tempat yang aman,
misal di dalam dus
Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam kantong
plastik kecil
Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan pleura, liquor
cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (BAL), urin,
feces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukan dengan cara mikroskopik
dan biakan
i Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik terbagi atas dua yaitu pemeriksaan mikroskopik yang biasa
dengan
pemeriksaan mikroskopik fluoresens yang menggunakan pewarnaan auraminrhodamin (khususnya untuk screening)
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dahak dipekatkan lebih dahulu dengan cara
sebagai berikut :
-
Sedimen ini selanjutnya dipakai untuk membuat sediaan pulasan (boleh juga
dipakai untuk biakan M.tuberculosis )
Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan standar adalah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi ialah foto
lateral, top lordotik, oblik, CT-Scan. Pada kasus dimana pada pemeriksaan sputum
SPS positif, foto toraks tidak diperlukan lagi. Pada beberapa kasus dengan hapusan
positif perlu dilakukan foto toraks bila.
-
Kaviti terutama lebih dari satu, dikelilingi bayangan opak berawan atau
nodular.
Efusi Pleura
Fibrotik, terutama pada segmen apical dan atau posterior lobus atas dan atau
segmen superior lobus bawah.
Kalsifikasi.
Penebalan pleura.
Menurut Perhimpunan Dokter Paru Indonesia luasnya proses yang tampak pada foto
toraks dapat dibagi sebagai berikut:
Pemeriksaan Khusus
Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik baru yang dapat mendeteksi kuman
TB seperti :
a
BACTEC
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode radiometrik.
Mycobacterium
tuberculosa
memetabolisme
asam
lemak
yang
kemudian
menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini
dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu
menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.
Bentuk lain teknik ini adalah dengan memakai Mycobacteria Growth Indicator Tube
(MGIT) dan Polymerase chain reaction (PCR) dengan cara mendeteksi DNA dari
M.tuberculosis, hanya saja masalah teknik dalam pemeriksaan ini adalah
kemungkinan kontaminasi.
kemungkinan kontaminasi. Cara pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai, kendati
masih memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya.
Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis sepanjang
pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara yang benar dan sesuai standar. Apabila
hasil pemeriksaan PCR positif sedangkan data lain tidak ada yang menunjang kearah
diagnosis TB, maka hasil tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk
diagnosis TB, melalui bahan atau spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru
maupun luar paru sesuai dengan organ yang terlibat.
b Pemeriksaan Serologi
Dengan berbagai metoda antara lain
i
Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respon humoral
berupa proses antigen-antibodi yang terjadi. Beberapa masalah dalam teknik ini
antara lain adalah kemungkinan antibodi menetap dalam waktu yang cukup lama.
ii
Mycodot
Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh manusia. Uji ini
menggunakan antigen lipoarabinomannan (LAM) yang direkatkan pada suatu alat
yang berbentuk sisir plastik. Sisir plastik ini kemudian dicelupkan ke dalam serum
penderita, dan bila di dalam serum tersebut terdapat antibodi spesifik anti LAM
dalam jumlah yang memadai yang sesuai dengan aktiviti penyakit, maka akan timbul
perubahan warna pada sisir yang dapat dideteksi dengan mudah Uji peroksidase anti
peroksidase (PAP). Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi reaksi
serologi yang terjadi
iii
ICT
Dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan serologi yang diperoleh, para klinisi harus
hati hati karena banyak variabel yang mempengaruhi kadar antibody yang terdeteksi.
Saat ini pemeriksaan serologi belum bisa dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis
c
Pemeriksaan analisis cairan pleura & uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan pada
penderita efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis. Interpretasi hasil
analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah uji Rivalta positif dan kesan
cairan eksudat, serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan dan
glukosa rendah
d Pemeriksaan Histopatologi Jaringan
Bahan histopatologi jaringan dapat diperoleh melalui biopsy paru dengan trans
bronchial lung biopsy (TBLB), trans thoracal biopsy (TTB), biopsi paru terbuka,
biopsi pleura, biopsi kelenjar getah bening dan biopsi organ lain diluar paru. Dapat
pula dilakukan biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH =biopsi jarum halus).
Pemeriksaan biopsy dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis, terutama
pada tuberkulosis ekstra paru. Diagnosis pasti infeksi TB didapatkan bila
pemeriksaan histopatologi pada jaringan paru atau jaringan diluar paru memberikan
hasil berupa granuloma dengan perkejuan
e
Uji Tuberkulin
Pemeriksaan ini sangat berarti dalam usaha mendeteksi infeksi TB di daerah dengan
prevalensi tuberkulosis rendah. Di Indonesia dengan prevalensi tuberkulosis yang
tinggi, pemeriksaan uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik kurang berarti,
apalagi pada orang dewasa. Uji ini akan mempunyai makna bila didapatkan k onversi
dari uji yang dilakukan satu bulan sebelumnya atau apabila kepositifan dari uji yang
didapat besar sekali atau bula. Pada pleuritis tuberkulosa uji tuberkulin kadang
negatif, terutama pada malnutrisi dan infeksi HIV. Jika awalnya negatif mungkin
dapat menjadi positif jika diulang 1 bulan kemudian. Sebenarnya secara tidak
langsung reaksi yang ditimbulkan hanya menunjukkan gambaran reaksi tubuh yang
analog dengan reaksi peradangan dari lesi yang berada pada target organ yang terkena
infeksi atau status respon imun individu yang tersedia bila menghadapi agent.
DAFTAR PUSTAKA
1
2
JHGF
Kapita selekta kedokteran.Ed 3
Pemeriksaan
Penunjang
Tuberulosis.
Available
from :www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38271/4/Chapter%20II.pdf
6
Palmer, PES, et al. Petunjuk MembacaFoto Untuk Dokter Umum. Jakarta : EGC.
2012
8
1