Penyaji:
dr.Ramona Dumasari Lubis,SpKK
NIP.132 308 599
PENDAHULUAN
Varicella zoster virus (VZV) merupakan famili human (alpha) herpes
virus. Virus terdiri atas genome DNA double-stranded, tertutup inti yang
mengandung protein dan dibungkus oleh glikoprotein. Virus ini dapat
menyebabkan dua jenis penyakit yaitu varicella (chickenpox) dan herpes
zoster (shingles). 1, 2
Pada tahun 1767, Heberden dapat membedakan dengan jelas antara
chickenpox dan smallpox, yang diyakini kata chickenpox berasal dari
bahasa Inggris yaitu gican yang maksudnya penyakit gatal ataupun berasal
dari bahasa Perancis yaitu chiche-pois, yang menggambarkan ukuran dari
vesikel. Pada tahun 1888, Von Bokay menemukan hubungan antara varicella
dan herpes zoster, ia menemukan bahwa varicella dicurigai berkembang dari
anak-anak yang terpapapar dengan seseorang yang menderita herpes zoster
akut. Pada tahun 1943, Garland mengetahui terjadinya herpes zoster akibat
reaktivasi virus yang laten. Pada tahun 1952, Weller dan Stoddard melakukan
penelitian secara invitro, mereka menemukan varicella dan herpes zoster
disebabkan oleh virus yang sama. 1
EPIDEMIOLOGI
Varicella terdapat diseluruh dunia dan tidak ada perbedaan ras
maupun jenis kelamin. Varicella terutama mengenai anak-anak yang berusia
dibawah 20 tahun terutama usia 3 - 6 tahun dan hanya sekitar 2% terjadi
pada orang dewasa. Di Amerika, varicella sering terjadi pada anak-anak
dibawah usia 10 tahun dan 5% kasus terjadi pada usia lebih dari 15 tahun
dan di Jepang, umumnya terjadi pada anak-anak dibawah usia 6 tahun
sebanyak 81,4 %. 1,2,3
Insiden
terjadinya
herpes
zoster
meningkat
sesuai
dengan
PATOGENESIS
Masa inkubasi varicella 10 - 21 hari pada anak imunokompeten (rata rata 14 - 17 hari) dan pada anak yang imunokompromais biasanya lebih
singkat yaitu kurang dari 14 hari. VZV masuk ke dalam tubuh manusia
dengan cara inhalasi dari sekresi pernafasan (droplet infection) ataupun
kontak langsung dengan lesi kulit. Droplet infection dapat terjadi 2 hari
sebelum hingga 5 hari setelah timbul lesi dikulit.
VZV masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran
pernafasan bagian atas, orofaring ataupun conjungtiva. Siklus replikasi virus
pertama terjadi pada hari ke 2 - 4 yang berlokasi pada lymph nodes regional
kemudian diikuti penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui darah dan
kelenjar limfe, yang mengakibatkan terjadinya viremia primer (biasanya terjadi
pada hari ke 4 - 6 setelah infeksi pertama). Pada sebagian besar penderita
yang terinfeksi, replikasi virus tersebut dapat mengalahkan mekanisme
pertahanan tubuh yang belum matang sehingga akan berlanjut dengan siklus
replikasi virus ke dua yang terjadi di hepar dan limpa, yang mengakibatkan
terjadinya viremia sekunder. Pada fase ini, partikel virus akan menyebar ke
seluruh tubuh dan mencapai epidermis pada hari ke 14-16, yang
mengakibatkan timbulnya lesi dikulit yang khas.
1-3,6,8
GAMBARAN KLINIS
Varicella pada anak yang lebih besar (pubertas) dan orang dewasa
biasanya didahului dengan gejala prodormal yaitu demam, malaise, nyeri
kepala, mual dan anoreksia, yang terjadi 1 - 2 hari sebelum timbulnya lesi
dikulit sedangkan pada anak kecil (usia lebih muda) yang imunokompeten,
gejala prodormal jarang dijumpai hanya demam dan malaise ringan dan
timbul bersamaan dengan munculnya lesi dikulit. 1,3
Lesi pada varicella, diawali pada daerah wajah dan scalp, kemudian
meluas ke dada (penyebaran secara centripetal) dan kemudian dapat meluas
ke ekstremitas. Lesi juga dapat dijumpai pada mukosa mulut dan genital. Lesi
pada varicella biasanya sangat gatal dan mempunyai gambaran yang khas
yaitu terdapatnya semua stadium lesi secara bersamaan pada satu saat. 1,2,8
Pada awalnya timbul makula kecil yang eritematosa pada daerah
wajah dan dada, dan kemudian berubah dengan cepat dalam waktu 12 - 14
jam menjadi papul dan kemudian berkembang menjadi vesikel yang
mengandung cairan yang jernih dengan dasar eritematosa. Vesikel yang
terbentuk dengan dasar yang eritematous mempunyai gambaran klasik yaitu
letaknya superfisial dan mempunyai dinding yang tipis sehingga terlihat
seperti kumpulan tetesan air diatas kulit (tear drop), berdiameter 2-3 mm,
berbentuk elips, dengan aksis panjangnya sejajar dengan lipatan kulit atau
4
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008
USU e-Repository 2009
tampak vesikel seperti titik- titik embun diatas daun bunga mawar (dew drop
on a rose petal). Cairan vesikel cepat menjadi keruh disebabkan masuknya
sel radang sehingga pada hari ke 2 akan berubah menjadi pustula. Lesi
kemudian akan mengering yang diawali pada bagian tengah sehingga
terbentuk umbilikasi (delle) dan akhirnya akan menjadi krusta dalam waktu
yang bervariasi antara 2-12 hari, kemudian krusta ini akan lepas dalam waktu
1 - 3 minggu. Pada fase penyembuhan varicella jarang terbentuk parut (scar),
apabila tidak disertai dengan infeksi sekunder bakterial. 1-3, 8,9
Varicella yang terjadi pada masa kehamilan, dapat menyebabkan
terjadinya
varicella
intrauterine
ataupun
varicella
neonatal.
Varicella
4,5, 7,8,11
KOMPLIKASI
Varicella
Pada anak yang imunokompeten, biasanya dijumpai varicella yang
ringan sehingga jarang dijumpai komplikasi.
Komplikasi yang dapat dijumpai pada varicella yaitu :
1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak-anak yang
berkisar antara 5 - 10%. Lesi pada kulit tersebut menjadi tempat masuk
organisme yang virulen dan apabila infeksi meluas dapat menimbulkan
impetigo, furunkel, cellulitis, dan erysepelas.
Organisme infeksius yang sering menjadi penyebabnya adalah
streptococcus grup A dan staphylococcus aureus.
2. Scar
Timbulnya scar yang berhubungan dengan infeksi staphylococcus atau
streptococcus yang berasal dari garukan.
3. Pneumonia
Dapat timbul pada anak - anak yang lebih tua dan pada orang dewasa,
yang dapat menimbulkan keadaan fatal. Pada orang dewasa insiden
varicella pneumonia sekitar 1 : 400 kasus.
4. Neurologik
Acute postinfeksius cerebellar ataxia
Ataxia sering muncul tiba-tiba, selalu terjadi 2 - 3 minggu setelah
timbulnya varicella. Keadaan ini dapat menetap selama 2 bulan.
6
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008
USU e-Repository 2009
5. Meningoencephalitis.
6. Motor paresis.
7.Terbentuk scar. 4,7,8,11
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Untuk pemeriksaan virus varicella zoster (VZV) dapat dilakukan beberapa
test yaitu :
1. Tzanck smear
-
8
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008
USU e-Repository 2009
4. Biopsi kulit
Hasil pemeriksaan histopatologis : tampak vesikel intraepidermal
dengan degenerasi sel epidermal dan acantholysis. Pada dermis
bagian atas dijumpai adanya lymphocytic infiltrate. 1,2, 4,6
DIAGNOSIS BANDING
Varicella
1. Herpes simpleks diseminata.
2. Herpes zoster diseminata.
3. Impetigo. 1-3
Herpes zoster
1. Herpes simpleks virus.
2. Dermatitis kontak.
3.
PENATALAKSANAAN
Varicella dan Herpes zoster
Pada anak imunokompeten, biasanya tidak diperlukan pengobatan
yang spesifik dan pengobatan yang diberikan bersifat simtomatis yaitu :
-
Lesi masih berbentuk vesikel, dapat diberikan bedak agar tidak mudah
pecah.
9
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008
USU e-Repository 2009
Obat antivirus
-
Dosis anti virus (oral) untuk pengobatan varicella dan herpes zoster :
Neonatus : Asiklovir 500 mg / m2 IV setiap 8 jam selama 10 hari.
Anak ( 2 -12 tahun) : Asiklovir 4 x 20 mg / kg BB / hari / oral
selama 5 hari.
Pubertas dan dewasa :
Asiklovir 5 x 800 mg / hari / oral selama 7 hari.
Valasiklovir 3 x 1 gr / hari / oral selama 7 hari.
Famasiklovir 3 x 500 mg / hari / oral selama 7 hari. 1-3, 6,8,11
PENCEGAHAN
Pada anak imunokompeten yang telah menderita varicella tidak
diperlukan tindakan pencegahan, tetapi tindakan pencegahan ditujukan pada
kelompok yang beresiko tinggi untuk menderita varicella yang fatal seperti
neonatus, pubertas ataupun orang dewasa, dengan tujuan mencegah
ataupun mengurangi gejala varicella.
Tindakan pencegahan yang dapat diberikan yaitu :
1. Imunisasi pasif
Menggunakan VZIG (Varicella zoster immunoglobulin).
Pemberiannya dalam waktu 3 hari (kurang dari 96 jam) setelah
terpajan VZV, pada anak-anak imunokompeten terbukti mencegah
varicellla sedangkan pada anak imunokompromais pemberian VZIG
dapat meringankan gejala varicella.
VZIG dapat diberikan pada yaitu :
-
11
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008
USU e-Repository 2009
PROGNOSIS
Varicella dan herpes zoster pada anak imunokompeten tanpa disertai
komplikasi
prognosis
biasanya
sangat
baik
sedangkan
pada
anak
KESIMPULAN
Infeksi VZV dapat menyebabkan dua jenis penyakit yaitu varicella dan
herpes zoster. Varicella sering dijumpai pada anak-anak sedangkan herpes
zoster lebih sering dijumpai pada usia yang lebih tua. Penanganan yang tepat
dari ke dua penyakit diatas dapat mencegah timbulnya komplikasi yang berat
pada anak-anak. Pemberian imunisasi pasif maupun aktif pada anak - anak,
dapat mencegah dan mengurangi gejala penyakit yang timbul.
12
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008
USU e-Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Lichenstein R. Pediatrics, Chicken Pox or Varicella , October 21, 2002.
www.emedicine. com.
2. Harper J. Varicella (chicken pox). In : Textbook of Pediatric
Dermatology, volume 1, Blackwell Science, 2000 : 336 - 39.
3. Mehta P N. Varicella, July 1, 2003. www.emedicine. com.
4. Mc Cary M L. Varicella zoster virus. American Academy of
Dermatology, Inc. 1999.
5. Driano A N. Zoster - pediatric, October 11, 2002. www.emedicine. com.
6. Sugito T L. Infeksi Virus Varicella - Zoster pada bayi dan anak. Dalam :
Boediardja S A editor. Infeksi Kulit Pada Bayi & Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2003 : 17 - 33.
7.
nd
edition,
th
edition, vol 2,
th
edition,
13
Ramona Dumasari Lubis : Varicella Dan Herpes Zoster, 2008
USU e-Repository 2009