LANDASAN TEORI
kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll.
Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran
buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistim turbine gas adalah
sebagai berikut:
1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performansi turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian
antara lain:
1. Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan
(pressure losses) di ruang bakar.
Proses 1
2 (kompresi isentropik)
2.1.4.1. Turbin
Gas panas (energi panas) hasil pembakaran diarahkan untuk memutar sudu
turbin. Turbin gas merubah energi panas menjadi energi kinetik. Perubahan energi
terjadi ketika gas panas melewati sudu diam dan sudu gerak. Melewati sudu diam
tekanan gas turun, tetapi kecepatanya naik. Pada saat mendorong sudu gerak,
tekanan dan kecepatan gas turun.
Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60% digunakan untuk memutar
kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust
frame assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan
dibuang ke atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas
sisa tersebut diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini
digunakan juga untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip.
Pada exhaust area terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur
kontrol dan 6 buah untuk temperatur trip.
2.1.4.2. Kompresor
Fungsi kompresor utama adalah menghasilkan udara bertekanan untuk
digunakan sebagai udara pembakaran dan pendingin. Tipe kompresor yang
dipakai adalah kompresor aksial bertingkat banyak. Kompresor terdiri dari sudu
gerak dan sudu diam, sehingga kecepatan relatif udara Vr2 < Vrl, tetapi kecepatan
absolut udara disisi keluar lebih besar dari sisi masuk (V2 > Vl) karena pada rotor
diberikan kerja. Kecepatan absolut udara keluar sudu diam akan berkurang, dan
disini energi kinetik diubah menjadi energi potensial atau tekanan. Akibat dari
meningkatnya tekanan pada tiap tingkat dan melewati ruang yang lebih sempit
disisi keluar kompresor, maka suhu udara keluar kompresor naik mencapai 280 315 C.
Adapun bentuk kompresor dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
Chamber
adalah
ruangan
tempat
terjadinya
proses
2.1.4.4. Generator
Generator merupakan pesawat yang berfungsi untuk mengubah energi
kinetis menjadi energi listrik. Generator terdiri dari stator dan rotor. Rotor
berfungsi sebagai medan magnet putar, sedang stator berfungsi sebagai kumparan
tetap. Ketika rotor diputar oleh turbin maka medan magnet memotong kumparan
stator sehingga timbul tegangan pada ujung terminalnya.
dari
komponen. Juga berupa suatu siklus atau sirkiut yang disebut sistem. Sistem
tersebut diantaranya terdiri dari:
1) Sistem udara pendingin dan perapat
Udara pendingin berfungsi untuk mendinginkan sudu-sudu turbin.
Material turbin gas akan mengalami stress yang berat karena dilalui oleh gas yang
temperaturnya sangat tinggi hasil dari pembakaran bahan bakar. Untuk mencegah
agar tidak terjadi overheating, maka bagian turbin yang dilalui oleh gas panas
4) Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan diperlukan untuk mensupply minyak pelumas yang bersih
dengan tekanan dan suhu tertentu kedalam bantalan turbin, bantalan alternator,
bantalan kompresor, bantalan load gear, bantalan generator , sistem pengaman dan
lain- lainnya.
2.2.
Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena mesin mengalami keausan dan
umur limit pakai akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat
langkah pengoperasian yang salah.
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya
adalah:
1. Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik
itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada
waktunya akan mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance
dibagi menjadi:
a. Running Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya
bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit
produksi tetap melakukan kegiatan.
b. Turning Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang
sengaja dihentikan pengoperasiannya.
2. Repair Maintenance
Repair Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan
yang tidak kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu
jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan kegiatan monitor, menguji, dan mengukur
peralatanperalatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi
pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
4. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki
perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan komponenkomponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang cocok.
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada
peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
6. Modification Maintenance.
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit. Modifikasi
bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi dan
kualitas pekerjaan.
25.000
125.000
150.000
operating
hours
Inspection
(x)
(x)
(x)
maintenance
Major
Inspection
Sumber : PT. PLN (Persero) Sektor Belawan
Dengan :
(x)
: dilakukannya pemeliharaan
Pada saat mesin telah beroperasi mencapai 8.000 jam maka akan dilakukan
pemeliharaan Inspection atau biasanya disebut Minor Inspection yaitu MI 1.
Pengecekan oli, pembersihan mesin, pengecekan mesin, pengencangan mur-mur
telah longgar, serta pengecekan yang lain. Diusia pakai mesin 16.000 jam juga
akan dilakukan Minor Inspection yaitu MI 2 begitu seterusnya. Saat mesin
mencapai usia pakai 25.000 jam, msin akan diberhentikan untuk pemeliharaan
Major Inspection, disini akan dilakukan pergantian mesin-mesin yang sudah tak
layak pakai ataupun telah mengalami kerusakan, bersamaan dengan pemeliharaan
di bagian Hot Gas Path (tempat terjadinya pembakaran). Biasanya komponenkomponen Hot Gas Path akan diganti.
2.4.
pentingnya dengan fungsi - fungsi lain seperti produksi. Hal ini dilakukan dengan
tujuan supaya kegiatan produksi dapat berjalan secara berkesinambungan. Dalam
usaha untuk dapat menggunakan terus mesin/peralatan agar kontinitas produksi
Kegiatan pengecekan
b.
c.
d.
mesin/peralatan
dan
mengadakan
perbaikan
atau
dalam
bentuk
kondisi
(condition
maintenance)
yaitu
ketersediaan
semua
peralatan
sistem
produksi
(mengurangi downtime)
7. Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan.
yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu program maintenance yang
akan dilakukan harus dinamis dan memerlukan pengawasan dan pemeliharaan
secara aktif bagian maintenance melalui informasi dari catatan riwayat
mesin/peralatan.
Konsep planned maintenance di tunjukan untuk dapat mengatasi masalah
yang dihadapi manejer dengan pelaksanaan kegiatan maintenance.komunikasi
dapat di perbaiki dengan informasi yang dapat memberi data yang lengkap untuk
mengambil keputusan.Adapun data yang penting dalam kegiatan maintenance
antara lain laporan permintaan pemeliharaan,laporan pemeriksaan, laporan
perbaikan, dan lain-lain.
evaluasi data operasi yang di ambil untuk melakukan predictive maintenance itu
dapat berupa data getaran,temperature,vibrasi,flow rate, dan lain lainnya.
Perencanaan predictive maintenance dapat dilakukan berdasarkan data dari
operator di lapangan yang di ajukan melalui work order ke departement
maintenance untuk di lakukan tindakan tepat sehingga tidak akan merugikan
perusahaan.
maintenance
biasanya
berupa
breakdown/emergency
kegiatan
yang
dilaksanakan
oleh
operator
untuk
memelihara
konsep
kebersihan
pada
diri
sendiri
terus-menerus
golongkan ke dalam salah satu dari lima tugas pokok yang berikut:
1.Inspeksi (Inspections)
Kegiatan inpeksi meliputi kegiatan pengecekan dan pemeriksaan secara
berkala (routine scedule check) terhadap mesin/peralatan sesuai denagn rencana
yang bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan selalu mempunyai fasilitas
mesin/peralatan yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
ganti,
serta
melakukan
penelitian
penelitian
terhadap
kemingkinan
3.Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi merupakan kegiatan pemeliharaan yang sebenarnya
yaitu dengan memperbaiki seluruh mesin/peralatan produksi, hal yang direkam
saat operasi hingga dapat dilakukannya perawatan.
4.Kegiatan Adminitrasi
Kegiatan adminitrasi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan
pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan, penyusunan planning dan sceduling, yaitu rencana kapan kegiatan
suatu mesin/peralatan tersebut harus di periksa, diservice dan di perbaiki.
5.Pemeliharaan bangunan
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan yang dilakukan
tidak termasuk dalam kegiatan teknik dan produksi dari bagian maintenance.
waste,mengurangi
biaya
produksi,
meningkatakan
5S : TPM dimulai dari 5S. Masalah tidak dapat dengan jelas terlihat ketika
tempat kerja tidak terorganisir. Membersihkan dan mengatur tempat kerja
membantu tim untuk mengungkap masalah. Membuat masalah terlihat
dengan langkah pertama dari perbaikan. Definisi dari 5S is SEIRI (Sort Out),
SEITON
(Organize),
SEISO
(Shine
the
workplace),
SEIKETSU
kecil,
4.
5.
Meningkatkan
pengertian
mengenai
bagian-bagian
mesin
yang
7.
Office TPM : Office TPM harus dimulai setelah mengaktifkan empat pillar
TPM
lainnya
seperti
Autonomous
Maintenance
(AM),
Countinous
akibat proses dan prosedur. Pillar ini akan saling membutuhan antar yang satu
dengan yang lain secara teratur. Kesatuan dari pillar-pilar ini merupakan
gabungan representif para pekerja yang sama baik dari sebuah perusahaan.
Kesatuan ini dikepalai oleh wakil presiden direktur senior (secara teknis).
Seluruh yang terpenting.
2.
3.
4.
5.
Mengurangi kecelakaan
6.
7.
8.
9.
Biaya produksi rendah karena rugi dan pekerjaan yang tidak memberi nilai
5.
6.
2.
3.
maupun effisiensi
mesin/peralatan dan dapat juga menunjukkan area bottleneck yang terdapat pada
lintasan produksi. OEE juga merupakan alat ukur untuk mengevaluasi dan
memperbaiki cara yang tepat untuk menjamin peningkatan produktivitas
penggunaan mesin/peralatan.
Formula matematis dari overall equipment effectiveness (OEE) di rumuskan
sebagai berikut :
Availability =
x 100 %
Loading time adalah waktu yang tersedia (avaibility) per hari atau per
bulan di kurang dengan waktu downtime direncanakan (planned downtime).
Planned down time adalah jumlah waktu downtime mesin pada saat
dilakukannya pemeliharaan (scheduled maintenance) atau kegiatan management
lainya. Lamanya Loading time dapat dicari dengan formula :
Loading time = Total avaibility Planned downtime
dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia yang melakukan
prosesn produksi (operation time).
Operation speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal
mesin berdasarkan kapasitas mesin sebenarnya (theoretical/ideal cycle time)
dengan kecepatan actual mesin (actual cycle time). Persamaan matematikanya di
tunjukkan sebagai berikut :
2.
3.
Performance effciency =
a.
b.
x 100 %
80
F
r
e
k
u
e
n
s
i
70
60
50
Frekuensi
40
30
20
10
0
A
E Faktor Kesalahan
Diagram ini dikenal dengan istilah diagram tulang ikan (fishbone diagram)
di perkenalkan pertama kalinya pada tahun 1943 oleh Prof. Kaoru Ishikawa
(Tokyo University). Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan
faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap penentuan karakteristik
kualitas output kerja. Dalam hal ini metode sumbang saran akan cukup efektif
digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kerja
secara detail. Gaspersz (2001:58) mendefinisikan diagram sebab-akibat adalah
suatu diagram yang menunjukkan hubungan antar sebab dan akibat. Pada
dasarnya diagram sebab akibat dapat dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan
berikut :
Membantu mengidentifikasikan akar penyebab dari suatu masalah.
Membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah.
Membantu dalam penyelidikan atau pencarian fakta lebih lanjut.
Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas
hasil kerja maka, ada lima faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu di
perhatikan yaitu :
1.
Manusia (man).
2.
3.
4.
5.
Adapun gambar diagram dapat dilihat dari gambar 2.15. di bawah ini :
Mesin
Material
Problem
Manusia
Metode