Anda di halaman 1dari 7

Penatalaksanaan kasus 1

FARMAKOLOGI
Metformin (Golongan Insulin Sensitizing-Biguanid)
Efek utama metformin adalah menurunkan hepatic glucose output dan
menurunkan

kadar glukosa puasa. Monoterapi dengan metformin dapat

menurunkan

kadar gula darah. Pada umumnya

metformin dapat ditolerir

oleh pasien. Efek yang tidak diinginkan yang paling sering dikeluhkan adalah
keluhan

gastrointestinal.

dengan hipoglikemia;
aman

Monoterapi

dan

metformin

tanpa menyebabkan

nonglikemik

yang

metformin

jarang

dapat

digunakan

hipoglikemia

diserat i
secara

pada prediabetes.

Efek

penting dari metformin adalah tidak menyebabkan

penambahan berat badan atau menyebabkan panurunan berat badan sedikit.


Disfungsi

ginjal

merupakan

kontraindikasi

untuk

pemakaian

metformin karena akan meningkatkan risiko asidosis laktik ; komplikasi ini


jarang terjadi tetapi fatal.
Sulfonilurea (Golongan Sekretagok Insulin)
Sulfonilurea

menurunkan

meningkatkan sekresi

kadar

insulin.Dari

segi

glukosa

darah

efikasinya,

dengan

cara

sulfonylurea

tidak

berbeda dengan metformin, yaitu menurunkan kadar gula darah. Efek yang
tidak diinginkan

adalah hipoglikemia yang bisa berlangsung lama dan

mengancam hidup. Episode hipoglikemia yang berat lebih sering terjadi pada
orang tua. Risiko hipoglikemia lebih besar dengan chlorpropamide dan
glibenklamid dibandingkan dengan sulfonylurea generasi kedua yang lain.
Sulfonilurea sering menyebabkan penambahan
Kelebihan sulfonylurea
maksimal

dalam memperbaiki kadar

pada setengah

dosis maksimal

berat badan
glukosa

~ 2 kg.

darah

sudah

, dan dosis yang lebih tinggi

sebaiknya dihindari

Glinide (Golongan Sekretagok Insulin)


Seperti

halnya

sulfonylurea,

glinide

menstimulasi

sekresi

insulin

akan tetapi golongan ini memiliki waktu paruh dalam sirkulasi yang lebih
pendek dari pada sulfonylurea dan harus diminum dalam

frekuensi

yang

lebih

sering. Golongan

peningkatan berat
akan

tetapi

glinide dapat merunkan

badan

pada

glinide

kadar gula darah. Risiko

menyerupai

suflonylurea,

risiko hipoglikemia nya lebih kecil

Penghambat -glukosidase
Penghambat -glukosidase

bekerja

menghambaat

pemecahan

polisakharida di usus halus sehingga monosakharida yang dapat diabsorpsi


berkurang;

dengan

demikian

dihambat. Monoterapi

peningkatan

dengan

kadar

penghambat

glukosa

postprandial
tidak

-glukosidase

mengakibatkan hipoglikemia. Golongan ini tidak seefektif metformin dan


sulfonylurea dalam menurunkan

kadar glukosa darah. Meningkatnya

karbohidrat di colon mengakibatkan


keluhan

gastrointestinal.

Pada

meningkatnya

penelitian

klinik,

produksi gas dan


25-45%

partisipan

menghentikan pemakaian obat ini karena efek samping tersebut.


Thiazolidinedione (TZD)
TZD

bekerja meningkatkan sensitivitas otot, lemak dan hepar

terhadap insulin
TZD

baik endogen

maupun

exogen.

Data

mengenai

efek

dalam menurunkan kadar glukosa darah pada pemakaian monoterapi

adalah penurunan
paling

gula darah sebesar

0,5-1,4

%. Efek

samping

yang

sering dikeluhkan adalah penambahan berat badan dan retensi cairan

sehingga terjadi edema perifer dan peningkatan kejadian gagal jantung


kongestif.

Dipeptidyl peptidase four inhibitor (DPP4 Inhibitor)

DPP-4 merupakan protein membran yang diexpresikan pada berbagai


jaringan termasuk sel imun.DPP-4 Inhibitor
meningkatkan

efek

GLP-1

dan

GIP

yaitu

adalah molekul kecil yang


meningkatkan

glucose-

mediated insulin secretion dan mensupres sekresi glukagon. Penelitian


klinik menunjukkan bahwa DPP-4 Inhibitor menurunkan kadar gula darah
sebesar 0,6-0,9 %. Golongan

obat

bila dipakai sebagai Monoterapi.

ini tidak meninmbulkan

hipoglikemia

NON-FARMAKOLOGI

1. Pengaturan diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam
hal karbohidrat, protein dan lemak. Tujuan pengobatan diet pada diabetes
adalah:

Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah


mendekati kadar normal.

Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati kadar yang optimal.

Mencegah komplikasi akut dan kronik.

Meningkatkan kualitas hidup.

Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus, yang


terpenting dari semua terapi nutrisi adalah pencapian hasil metabolis yang
optimal dan pencegahan serta perawatan komplikasi. Untuk pasien DM tipe 1,
perhatian utamanya pada regulasi administrasi insulin dengan diet seimbang
untuk mencapai dan memelihara berat badan yang sehat. Penurunan berat
badan telah dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki
respon sel-sel terhadap stimulus glukosa.
2. Olah raga
Berolah secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
tetap normal. Prinsipya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal
dilakukan secara teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
pBeberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari
pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olah raga akan memperbanyak
jumlah dan juga meningkatkan penggunaan glukosa

Anda mungkin juga menyukai