KELUARGA BERENCANA
DI SUSUN OLEH
1.
2.
3.
4.
5.
WILDA RAHMATIKA
YUYUN ARISTA
ZULFIYAH
FAUZUL KABIR
KIKI SULISTIANA
: Keluarga Berencana
: KB Suntik, KB Pil, KB IUD, KB Implan, KB Alami, dan
: 08:00 WIB 09:00 WIB
b.
c.
d.
e.
Sasaran
Hari / Tanggal
Tempat Penyuluhan
Pelaksana
KEGIATAN
Pendahuluan
: Penyuluhan KB
PENYULUHAN
1. Memberi salam
2. Menyampaikan
pertemuan
3. Menyampaikan
PESERTA
1. Menjawab salam
tujuan 2. Mendengarkan
memperhatikan
strategi 3. Menyetujui
pembelajaran
Penyajian
WAKTU
5 menit
dan
strategi
pembelajaran
4. Menyampaikan materi
4. Mendengar
5. Memberi
kesempatan
memperhatikan
bertanya
pada
peserta 5. Bertanya
dan 45 menit
pertanyaan tersebit
6. Melakukan evaluasi
menanyakan
9. Evaluasi
a. Peserta mengerti macam macam KB
b. Peserta tahu tentang keuntungan dan kerugian KB
Materi Pembahasan KB
sedatifa,imunisasi,iklim,dan
gangguan
saluran cerna
d) Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama stiap hari
ini akan menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal
e) Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit untuk
mencapai kehamilan
dan
lengket. Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di servik
c) Hari puncak :
Adalah hari terakhir adanya lendir licin, mulur dan ada perasaan basah.
3) Efektifitas
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini adalah 0,4-39,7
per 100 wanita per tahun
4) Keuntungan Metode Lendir Servik
a) Dalam kendali wanita
b) Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya
c) Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan pada tubuh
d) Memperkirakan lendir yang subur sehingga memungkinkan kehamilan
e) Dapat digunakan mencegah kehamilan
5) Kerugian / kekurangan metode lendir servik
a) Membutuhkan komitmen
b) Perlu diajarkan oleh spesialis KB alami
c) Dapat membutuhkan 2-3 siklus untuk mempelajari metode
d) Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur
e) Beberapa obat yang digunakan mengobati flu, dsb dapat menghambat
produksi lendir servik
f) Melibatkan sentuhan pada tubuh, yang tidak disukai beberapa wanita
g) Membutuhkan pantang
timbulnya
kelainan-kelainan
janin
sehubungan
dengan
terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua/ terlalu
matang.
e. Metode amenore laktasi ( MAL )
1) Definisi MAL
Merupakan alat kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu
( ASI ). Metode ini dapat dijadikan alat kontrasepsi jika memenuhi syarat,
yaitu:
a)
Menyusui secara penuh ( full breast feeding )
b)
Belum menstruasi
c)
Usia bayi kurang dari 6 bulan
d) Metode ini bisa efektif sampai 6 bulan
e) Harus dilanjutkan dengan pemakaaian metode kontrasepsi lainnya
Penggunaan MAL bagi ibu-ibu postpartum sebagai metodekontrasepsi dapat
diandalkan sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi. Hanya saja yang menjadi
persoalannya adalah sampai sekarang masih sukar sekali untuk menentukan
kapan ovulasi akan kembali, kebanyakan ( tetapi tidak semua ) ibu-ibu yang
sedang menyusui tidak akan mengalami ovulasi untuk 4-24 minggu setelah
melahirkan, sedankan ibu-ibu yang tidak menyusui dapat mengalami ovulasi
lebihdini, yaitu 1-2 bulan setelah melahirkan.
Semakin lama ibu tidak menyusui bayinya, menstruasi akan cenderung
cepat kembali selama masa menyusui tersebut, dan makin cenderung timbul
ovulasi yang mendahului menstruasi pertama postpartum. Sebaliknya, semakin
sering bayi mengisap ASI maka semakin lama kembalinya atau tertundanya
menstruasi ibu.
Penelitian Howie dan kawan-kawan (1981) menemukan bahwa ovulasi
tidak akan terjadi bila laktasi yang ketat dipertahankan. Tampaknya bayi yang
mengisap ASI sebanyak 6 kalih atau lebih dalam 24 jam, dengan lama menyusu >
60 menit per 24 jam, serta menyusu pada malam hari, ,merupakan faktor-faktor
penting dalam penundaan ovulasi.
Setelah melahirkan, ovulasi dapat terjadi dalam 28 hari bila ibu tidak
menyusui bayinya.ovulasi akan tertunda selama lebih dari 10 minggu dan
mungkin selama masa laktasi, asalkan frekuensi, intensitas, dan kebutuhan bayi
diperhatikan.
2) Cara kerja Metode Amenore Laktasi
Konsentrasi prolaktin meningkat sebagai respons terhadap stimulus
pengisapan berulang ketika menyusui. Dengan intensitas dan frekuensi yang
cukup,kadar prolaktin akan tetap tinggi. Hormon prolaktin yang merangsang
produksi ASI juga mengurangi kadar hormon LH yang diperlukan untuk
memelihara dan melangsungkan siklusmenstruasi.
Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurandg
sensitif terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah,
dengan akibat timbulnya inaktivasi ovarium, kadar estrogen yang rendah dan
an-ovulasi. Bahkan pada saat aktivitas ovarium mulai pulih kembali, kadar
prolaktin yang tinggi menyebabkan fase luteal yang singkat dan fertilitas
menurun. Jadi, intinya cara kerja Metode Amenore Laktasi ( MAL ) ini adalah
dengan penundaan atau penekanan ovulasi.
3) Keuntungan Metode Amenore Laktasi
Keuntungan kontrasepsi
a) Efektifitas tinggi ( keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca persalinan )
b) Segera efektif
c) Tidak mengganggu senggama
d) Tidak ada efek samping secara sistemik
e) Tidak perlu pengawasan medis
f) Tidak perlu obat atau alat
g) Tanpa biaya
h) Menstruasi sudah mulai kembali
i) Bayi sudah tidak terlalu sering menyusu ( on demand )
j) Bayi sudah berusia 6 bulan atau lebih
Keuntungan nonkontrasepsi
Untuk bayi
a) Mendapatkan kekebalan pasif
b) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh
kembang bayi yang optimal
c) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain
atau formuula, atau alat minum yang dipakai
Untuk ibu
mendapatkan
perlindungan
kontrasepstif
sama
dengan
KB pada penisnya agar air mani yang tertampung tidak tumpah dari Kondom.
Pada setiap kali sanggama harus menggunakan kondom yang baru.
a) Keuntungan Kondom
- Mencegah kehamilan
- Memberi perlindungan terhadap penyakit hubungan seksual
- Dapat diandalkan, relatif murah
- Sederhana, ringan, disposable, reversible
- Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow up
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Tidak mengganggu kesehtan klien
b) Kerugian Kondom
- Angka kegagalan realtif tinggi
- Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks
c)
-
menjalarkan
panas
tubuh
sehingga
dianggap
tidak
sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2 -12 kehamilan per 100 perempuan
pertahun.
f) Efek Non Kontraseptif
- Perlindungan terhadap penyakit penyakit akibat hubungan seks
-
termasuk HPV
Perlindungan terhadap PID / infeksi cairan amnion (pada wanita
hamil)
Kadang kadang kondom dianjurkan untuk mengobati ejakulasi
3) Diafragma (Diaphragma)
Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel dengan
bentuk seperti topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma diletakkan posterior dari
simfisis pubis sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya.
a) Cara Kerja sebagai berikut :
- Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran
telur (tuba falopi)
- Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
b) Manfaat kontrasepsi
- Efektif bila digunakan dengan benar
- Tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu kesehatan klien
- Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya
- Dapat dipakai selama haid
c) Manfaat non kontrasepsi
- Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
- Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid
- Kemungkinan mempunyai efek perlindungan terhadap timbulnya displasia
cervical
d) Kerugian Difragma
- Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai
- Wanita perlu memegang/manipulasi genitalia nya sendiri
- Menjadi mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk spermisidnya
- Insersi relatif sukar
- Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggam
- Beberapa wanita mengeluh kebasahan yang disebabkan oleh spermisidnya
e) Jenis diafragma antara lain :
Flat spring (flat metal band)
Pinggir alas diafragma mempunyai lempengan logam yang pipih,
diafragma ini dapat dipakai oleh wanita dengan : otot otot vagina yang kuat,
ukuran dan kontur vagina normal, arcus pubis yang dangkal dibelakang simpisis
pubis, multigravida, uterus anteflexi, serviks yang panjang yang mengarah ke
belakang.
Coil spring (coiled wire)
Pinggir alas diafragma mempunyai kawat logam dengan pegas/per spiral
yang bundar dan dilapisi karet, diafragma ini terutama berguna untuk wanita
dengan : otot otot vagina yang kuat, arcus pubis yang dalam dibelakang os pubis
tidak ada perubahan posisi uterus, ukuran dan kontur vagina normal
Arching spring (kombinasi metal spring)
Pinggir alas diafragma mempunyai pegas logam rangkap, diafragma ini
cocok dengan wanita dengan : tonus otot otot vagina yang jelek,
sistokel/rektokel sedang, prolapsus uteri ringan, serviks yang panjang yang
mengarah ke depan
B. KB Suntik
1. Pengertian KB Suntik
KB suntik adalah cara kontrasepsi yang menyuntikan suatu sintesa progestin yang
mempunyai efek seperti progesteron asli dari tubuh wanita (Manuaba, 2007).
2. Macam-Macam KB Suntik
Menurut Saifuddin (2006) kontrasepsi suntik terdiri dari :
a) KB suntik 1 bulan
1) Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medrogsi progestaron asetat
dan 5 mg estradiol sipinoat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali
(cyclofem) dan 50 mg noretrindon enoat dan 5 mg estradiol valerat yang
diberikan injeksi IM sebulan sekali.
2) Cara kerja KB suntik 1 bulan adalah mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan
selaput lendir rahim tipis dan atrofi, menghambat gamet ke tuban.
3) Efektifitas KB suntik 1 bulan adalah : sangat tinggi (0,1 0,4 kehamilan per
100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.
4) Keuntungan KB suntik 1 bulan adalah tidak berpengaruh pada hubungan
suami istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, akseptor tidak perlu
menyimpan obat suntik.
5) Kerugian KB suntik 1 bulan yaitu :
- Terjadi perubahan pada pola haid seperti tidak teratur, pendarahan
-
serius seperti jantung, stroke, kebekuan darah pada paru atau otak yang
-
b) KB suntik 3 bulan
KB suntik 3 bulan adalah kontrasepsi suntik DMPA berisi hormon
progesteron saja dan tidak mengandung hormon esterogen. Dosis yang diberikan
150 mg/ml DMPA yang disuntikkan secara intra muscular (IM) setiap 12 minggu
(Varney, 2006).
1) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi DMPA menurut Hartanto (2004) adalah:
Primer : Mencegah ovulasi. Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH)
dan Luteinizing hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan LH.
Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Dengan pemakaian jangka
lama endometrium bisa menjadi semakin sedikit sehingga hampir tidak
didapatkan jaringan bila dilakukan biopsi, tetapi perubahan tersebut
akan kembali normal dalam waktu 90 hari setelah suntikan DMPA
berakhir.
Sekunder yaitu berupa lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga
merupakan
barier
terhadap
spermatozoa,
kemudian
membuat
2) Efektifitas
DMPA memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan dalam satu tahun pemakaian (BKKBN, 2003). Kegagalan yang
terjadi pada umumnya dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor untuk
datang pada jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang
salah, injeksi harus benar-benar intragluteal (Baziad, 2002).
3) Kelebihan penggunaan KB suntik DMPA menurut BKKBN (2003) :
Sangat efektif
Pencegahan kehamilan jangka panjang.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
perimenopause.
Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
C. KB Pil
1. Pil Kombinasi
a) Pengertian KB Pil Kombinasi
Pil Kombinasimerupakan pil kontrasepsi yang berisi hormone sintetis estrogen
dan progesterone.
b) Cara Kerja KB Pil Kombinasi
1) Menekan Ovulasi
2) Menegah Implantasi
3) Mengentalkan lender serviks
4) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu
c) Efektivitas
Efektivitas tinggi, 1 kehamlan / 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan.
d) Keuntungan Kontrasepsi
1) Tidak mengganggu hubungan seksual
2) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
3) Jangka panjang
4) Mudah dihentikan setiap saat
5) Kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan
e) Keuntungan Nonkontrasepsi
1) Mengurangi jumlah perdarahan
2) Mengurangi nyeri saat haid
3) Mencegah anemia
4) Mencegah kehamilan ektopik
5) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
f) Kerugian
1) Perubahan pola haid
2) Perdarahan bercak
3) Mual
4) Sakit kepala (pusing)
5) Tidak mencegah PMS
6) Tidak boleh untuk ibu menyusui
7) Dapat meningkatkan tekanan darah sehingga resiko stroke
g) Indikasi
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak ataupun belum
3) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
4) Pasca keguguran
5) Riwayat kehamilan ektopik
6) Siklus haid tidak teratur
h) Kontraindikasi
1) Jantung iskemik
2) Karsinoma payudara
3) Kehamilan
4) Tumor hepar, ikterus / hepatitis
5) Perdarahan abnormal dari genetalia tanpa sebab
i) Waktu mulai minum pil
1) Setiap saat asalkan ibu tidak hamil
2) Hari pertama hari ke 7 siklus haid
3) Setelah melahirkan : setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif, setelah 3 bulan
dan tidak menyusui
4) Pasca keguguran
2. Pil Progestin ( Mini Pil)
a) Pengertian Mini Pil
Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormone sintetis
progesterone.
b) Cara Kerja Mini Pil
1) Menghambat ovulasi
2) Mencegah implantasi
3) Memperlambat transport gamet / ovum
4) Mengentalkan lendir servik
c) Efektivitas
Sangat efektif 98,5 % pengguna jangan sampai lupa 1 atau 2 pil, jangan sampai
muntah, diare, karena kemungkinan terjadinya kehamilan sangat besar.
d) Keuntungan Kontrasepsi
1) Sangat efektif bila digunakan secara benar
2) Tidak mengganggu hubungan seksual
3) Tidak berpengaruh terhadap pemberian ASI
4) Tidak mengandung estrogen
IUD atau AKDR atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic
yang lentur, mempunyai lilitan tembaga dan dimasukkan ke dalam rahim melalui
vagina dan mempunyai benang
2. Jenis jenis IUD
Jenis-jenis IUD/AKDR yang beredar atau dipakai di indonesia terdiri dari:
a) Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja anti karat (the Chinese ring).
b) Mengandung tembaga, seperti Cu T380A, Cu T200C, Multiload (Cu ML250 dan
375), Nova T. Cu T380A berbentuk kerangka plastik, kecil, fleksibel, menyerupai
huruf T diselubungi oleh kawat tembaga halus, sangat efektif, reversible, dan
berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun).
c) Mengandung hormon steroid, seperti progestasert (hormon progesterone), dan
levonol (levonolgestrel) ,(Hidayati, 2009).
3. Mekanime Kerja KB IUD
a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba pallopi.
b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
c) IUD mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk pembuahan.
d) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Hidayati, 2009).
4. Efektivitas
Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 170 kehamilan). (Hidayati, 2009).
Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila digunakan dengan baik dan
benar, namun ada beberapa metode yang tingkat ketergantungannya cukup tinggi.
Kontrasepsi ini Jika tidak dibina dengan baik maka angka kegagalannya akan tinggi.
Salah satu metode tersebut adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau (IUD).
IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100%
tergantung pada jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A
memiliki efektifitas cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan
adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun
ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan
(Niken, 2010).
5. Keuntungan
a) Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu :
b) Sangat efektif > 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
c) IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
terjadi infeksi
k) Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
l) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
m) Membantu mencegah kehamilan ektopik (Sarwono, 2006).
6. Kerugian
a) Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemasangan dan
b)
c)
d)
e)
f)
1. Pengertian KB Implan
Implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang di
bungkus dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan disusukkan di bawah
kulit (sarwono,1999)
2. Jenin Jenis KB Implan
a) Norplant
Terdiri dari 6 batang plastik berisi 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
b) Implanon
Terdiri dari 1 batang berisi 68 mg 3-keto desogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
c) Jadena dan indoplant
Terdiri dari 2 batang berisi 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
3. Efektifitas
Implan merupakan kontrasepsi yang paling tinggi daya gunanya. Kegagalan
adalah 0,3 per 100 tahun wanita (sarwono,2002)
4. Mekanisme kerja
a) Mengentalkan lendir servik
b) Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
c) Mengurangi transportasi sperma
d) Menekan ovulasi
5. Waktu mulai menggunakan implan
a) Implan dapat dipasang selama siklus haid hari ke 2 sampai hari ke 7
b) Bila tidak hamil dapat dilakukan setiap saat
c) Pasca keguguran implan dapat segera di insersikan
6. Keuntungan implan
a) Daya guna tinggi
b) Perlindungan jangka panjang
c) Tidak mengganggu asi
d) Dapat dicabut setiap saat
e) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama
7. Kerugian implan
a. Menimbulkan gangguan menstruasi yaitu amenore, terjadi perdarahan yang tidak
teratur
b. Berat badan bertambah
8. Yang boleh menggunakan kontrasepsi implan
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak
c. Menyusui
d. Pasca keguguran
e. Riwayat kehamilan ektopik
f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi
9. Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi implan
a. Hamil atau diduga hamil
b.
c.
d.
e.
DAFTAR PUSTAKA
2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Handayani, Sri. 2011. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka
Rihama
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Kedokteran, EGC.
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi. Jakarta :
Salemba Medika.