Nyeri PDF
Nyeri PDF
NYERI
Nyeri adalah suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional
serta termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatori, respon-respon yang
mengantarkan ataupun reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh stimulus dalam suatu kasus
nyeri.2,10
Biasanya dirasakan hanya dalam bentuk suatu sensasi, dengan gambaran yang
dapat dibandingkan dengan sensasi lain (seperti sentuhan atau penglihatan) yang
mengikuti untuk membedakan kualitas, lokasi, durasi dan intensitas dari suatu stimulus.2
Nyeri sangat penting sebagai mekanisme proteksi tubuh yang timbul bilamana
jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan
rangsang nyeri ini.11
Pada Pertemuan Ilmiah Nasional I (PB PAPDI), menyatakan nyeri sebagai
perasaan atau pengalaman emosional yang disebabkan dan berhubungan dengan
terjadinya kerusakan jaringan tubuh.12,13,14
Persepsi nyeri sangat bersifat individual,1,13 banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor non fisik, bukan hanya merupakan gangguan fisik tetapi merupakan kombinasi dari
faktor fisiologis, patologis, emosional, psikologis, kognitif, lingkungan dan sosial.13
komponen
nosiseptif
berubah.
Jaringan
yang
mengalami
inflamasi
mendapat stimuli, misalnya: sakit gigi semakin berat bila terkena air es atau saat
makan, sendi yang sakit semakin hebat bila digerakkan.14
3. Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului dan disebabkan adanya disfungsi
primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan: trauma, kompresi, keracunan
toksin atau gangguan metabolik. Akibat lesi, maka terjadi perubahan khususnya pada
Serabut Saraf Aferen (SSA) atau fungsi neuron sensorik yang dalam keadaan normal
dipertahankan secara aktif oleh keseimbangan antara neuron dengan lingkungannya,
sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan. Gangguan keseimbangan tersebut dapat
melalui perubahan molekuler sehingga aktivasi SSA (mekanisme perifer) menjadi
abnormal yang selanjutnya menyebabkan gangguan fungsi sentral (mekanisme sentral).14
2. Nyeri kronik, nyeri yang dapat berhubungan ataupun tidak dengan fenomena
patofisiologik yang dapat diidentifikasi dengan mudah, berlangsung dalam periode yang
lama dan merupakan proses dari suatu penyakit. Nyeri kronik berhubungan dengan
kelainan patologis yang telah berlangsung terus menerus atau menetap setelah terjadi
penyembuhan
penyakit
atau
trauma
dan
biasanya
tidak
terlokalisir
dengan
reseptor saraf ataupun stimulasi serabut yang tidak diperlukan. Karakteristik klinis dari
nyeri neurogenik, yaitu: nyeri seperti membakar dengan kualitas
Sebagian besar rasa nyeri hebat oleh karena: trauma, iskemia atau inflamasi
disertai kerusakan jaringan. Hal ini mengakibatkan terlepasnya zat kimia tertentu yang
berperan dalam merangsang ujung-ujung saraf perifer.15
Nyeri dapat diperberat dengan adanya rangsangan dari lingkungan yang
berlebihan, misalnya: kebisingan, cahaya yang sangat terang dan kesendirian. Kelelahan
juga meningkatkan nyeri sehingga banyak orang merasa lebih nyaman setelah tidur.
Riwayat nyeri sebelumnya dan mekanisme pemecahan masalah pribadi berpengaruh pula
terhadap seseorang dalam mengatasi nyeri, misalnya: ada beberapa kalangan yang
menganggap nyeri sebagai suatu kutukan. Tersedianya orang-orang yang memberi
dukungan sangat berguna bagi seseorang dalam menghadapi nyeri, misalnya: anak-anak
akan merasa lebih nyaman bila dekat dengan orang tua.1
Faktor
kognitif
(seperti:
dari nyeri. Menurut penelitian yang dilakukan Sternbach menyatakan bahwa kecemasan
menambah sensitivitas nyeri dan meningkatkan respon nyeri.16
NYERI
Penyakit
-Sejarah
-Penyakit yang ada
Lingkungan
-Sosialisasi
-Gaya Hidup
-Trauma
-Budaya
Tipe serabut
Angka Romawi
I
Huruf Yunani
A-
Diameter
Kecepatan Konduksi
(m)
(m/dtk)
12-21
70-120
Sumber
Spindel otot
Organ tendon golgi
Akson motoneuron pada otot
II
A-
6-12
35-70
Spindel Otot
Mekanoreseptor threshold rendah
III
A-
2-8
12-48
A-
1-6
2,5-35
IV
1-3
2,5-15
0,4-1,2
0,7-1,5
Gambar 3. Teori Gate Control (Walton RE. Prinsip dan praktik ilmu
endodonsi. Alih Bahasa: Narlan Sumawinta, Winiarti Sidharta,
Bambang Nursasongko. Jakarta: EGC, 1998: 643-59).
Derajat mekanisme yang lebih tinggi ini juga memodulasi gerbang. Aktivitas di dalam
serabut aferen besar tidak hanya cenderung menutup gerbang secara langsung tetapi juga
mengaktifkan mekanisme kontrol pusat yang menutup gerbang.
4. Saat gerbang terbuka dan aktivitas di dalam aferen yang baru masuk cukup
untuk mengaktifkan sistem transmisi, dua jalur asendens utama diaktifkan. Yang pertama
adalah jalur sensoris-diskriminatif, yang bersambung dengan korteks somatosensoris
serebri melalui thalamus ventroposterior. Jalur ini memungkinkan penentuan tempat
nyeri. Kedua, jalur asendens yang melibatkan informasi retikuler melalui sistem thalamus
dan limbus medial. Jalur ini berurusan dengan rasa tidak enak, penolakan (aversif) dan
aspek emosional dari nyeri. Jalur desendens, selain berpengaruh pada gerbang tanduk
dorsal, dapat juga berinteraksi dengan kedua sistem asendens ini.
Didapat banyak asosiasi antara rasa nyeri dan depresi. Penderita depresi sering
mengeluh adanya rasa nyeri dan sebagian besar penderita nyeri kronik menjadi depresif.
Terkadang didapatkan kesulitan menemukan penyebab yang primer (seperti masalah
nyeri atau masalah depresinya) dan dalam menentukan faktor psikologis yang
mengeksaserbasi rasa nyeri. Hal ini mempunyai implikasi terapeutik dan memberi dasar
rasional terhadap penggunaan obat yang meringankan atau menghilangkan kecemasan.
Sering hal ini sama efektifnya dengan analgetik dalam menanggulangi rasa nyeri.15