Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE)

PADA Ny. PENI UMUR 20 TAHUN DI PONDOK BERSALIN


MUTIARA HATI GENUK UNGARAN
Awalia Setyaningrum 1), Isri Nasifah 2), Ninik Christiani 3)
Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo
Email: awaliasetyaningrum71@gmail.com

ABSTRAK
Setyaningrum, Awalia. 2016; Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery
Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran.
Karya Tulis Ilmiah, D III Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo. Pembimbing I : Isri Nasifah,
S.SiT., M.Keb, Pembimbing II : Ninik Christiani, S.SiT., M.Kes

Proses kehamilan, persalinan, dan nifas, merupakan suatu tahapan perkembangbiakan


manusia yang alamiah, namun jika tidak diwaspadai akan terjadi hal-hal membahayakan yang dapat
menyebabkan peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan
AKB merupakan indikator pengukur derajat kesehatan suatu negara. Menurut laporan WHO tahun
2014 AKI didunia 289 per 100.000 Kelahiran Hidup dan AKB 102 per 100.000 Kelahiran Hidup,
menurut SDKI tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB
sebesar 32 per 1000 Kelahiran Hidup, menurut profil dinkes tahun 2013 AKI diprovinsi jawa
tengah 118,62 per 100.000 kelahiran hidup meningkat tahun 2014 menjadi 126,55 per 100.000
Kelahiran Hidup, di Kabupaten Semarang AKI tahun 2013 120,22 per 100.000 kelahiran hidup
meningkat tahun 2014 menjadi 144,31 per 100.000 Kelahiran Hidup dan AKB 13,44 per 1.000
kelahiran hidup turun menjadi 10,90 kelahiran hidup, di Puskesmas Ungaran tahun 2014 ada 1
kasus AKI dan 4 kasus AKB. Penelitian ini bertujuan agar penulis mampu melaksanakan asuhan
kebidanan berkelanjutan pada Ny. Peni umur 20 tahun di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk
Ungaran.
Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen kebidanan Hellen Varney serta
pendokumentasian subjektif, objektif, assesment dan planning yang dimulai dari tanggal 27 Oktober
2015 6 Januari 2016.
Antenatal Care yang dilakukan pada Ny. Peni sebanyak 12 kali, persalinan tanggal 25
November 2015 kala I fase aktif dengan partus presipitatus tidak ada gawat janin maupun gawat
ibu, bayi lahir spontan dengan berat lahir 3000 gram, panjang badan : 47 cm, lingkar kepala : 33
cm, lingkar dada : 30 cm. Terdapat robekan perineum grade II serta dilakukan penjahitan.
Kunjungan nifas 4 kali, kunjungan neonatus 4 kali, dan kunjungan Keluarga Berencana 2 kali.
Berdasarkan hasil penelitian ini dilakukan asuhan kebidanan sampai dengan Keluarga
Berencana mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi. Saran bagi mahasiswa hendaknya
menambah pengetahuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) Kehamilan,
Persalinan, Nifas, Neonatus dan Keluarga Berencana

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

ABSTRACT
Setyaningrum, Awalia. 2016; Continuity Midwifery Care to Mrs. Peni aged 20 Years Old at
Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk, Ungaran. Scientific Writing. D III Midwifery Academy
of Ngudi Waluyo. First Advisor: Isri Nasifah, S.SiT., M.Keb., Second Advisor : Ninik
Christiani, S.SiT., M.Kes.
Pregnancy, delivery, and postpartum process are a natural human reproduction, but if it is
not endanger things will happen which can incerease Mother Mortality Rate (MMR) and Infant
Mortality Rate. Mother Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate is health level indicator of
a county. According to WHO report in 2014, Mother Mortality Rates (MMR) were 289 per
100,000 live births and Infant Mortality Rates were 102 per 100,000 live births. According to SDKI
in 2012, Mother Mortality Rates (MMR) of Indonesia were 359 per 100,000 life births and Infant
Mortality Rates were 32 of 1000 life births. According to health office profile in 2013, at Central
Java Province, Mother Mortality Rates (MMR) were 118.62 per 100,000 Life Births. It increased in
2014 became 126.55 of 100.000 life births. In Semarang Regency, Mother Mortality Rates (MMR)
in 2013 ware 120.22 per 100,000 live births, it increased in 2014 became 144.31 per 100,000 live
births and Infant Mortality Rates were 13.44 per 1000 life births, it decreased became 10.90 life
births. In Puskesmas Ungaran in 2014, there was 1 case of Mother Mortality Rate (MMR) and 4
cases of Infant Mortality. The Objective of this research is that writer is able to implement
continuity of midwifery care to Mrs. Peni aged 20 years old at Pondok Bersalin Mutiara Hati
Genuk Ungaran.
This research used Hellen Varney midwifery management approach with subjektif, objektif,
assesment dan planning documentation that began from 27th of October 2015 to 6th of January 2016.
Antenatal Care which was done to Mrs. Peni as many as 12 times, the delivery was in 25 th
November 2015, 1st period of active phase with presipitatus partus, there was no risk on fetus and
mother, baby was born spontaneously with weight 3000 gram, length 47 cm, head circumference 33
cm, chest circumference 30 cm. There was second grade perineum laceration and also it was
stitched. Postpartum visit was 4 times, neonatus visit 4 times, family planning visit 2 times.
Based on result of this research, the midwifery care started from assesment until evaluation.
It is suggested for student to increase their knowledge to increase mother and baby health service
quality.
Keywords

: Continuity of Midwifery Care Pregnancy, Delivery, Postpartum, Neonatus and


Family Planning
PENDAHULUAN

Proses kehamilan, persalinan, dan nifas,


merupakan suatu tahapan perkembangbiakan
manusia yang alamiah, namun tetap harus
diwaspadai apabila terjadi hal hal yang
dapat membahayakan kesehatan ibu dan bayi,
terutama pada ibu yang tidak mendapat
asuhan dari tenaga kesehatan secara
berkelanjutan dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). (Pratami,
2014)
AKI dan AKB merupakan dua indikator
pengukur derajat kesehatan suatu negara.
Menurut laporan WHO tahun 2014, AKI di

dunia yaitu sebesar 289 per 100.000 kelahiran


hidup, dari target Millennnium Development
Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu sebesar 102
per 100.000. AKB sebesar 37 per 100.000
kelahiran hidup dari target MDGs 23 per
1000 kelahiran hidup. (WHO, 2014)
Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI
di Indonesia sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB sebesar 32 per
1.000 kelahiran hidup. (SDKI, 2014)
Angka kematian ibu Provinsi Jawa
Tengah tahun 2014 berdasarkan laporan dari
kabupaten/kota
sebesar
126,55/100.000
kelahiran hidup. (Profil dinkes 2014)

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

Pada tahun 2014, AKI di Kabupaten


Semarang sebesar 144,31 per 100.000
kelahiran hidup dan AKB di Kabupaten
Semarang sebesar 10,90 /1.000 kelahiran
hidup. (Dinkes Kab. Semarang, 2015)
Pada tahun 2014, di Puskesmas Ungaran
jumlah AKI sebanyak 1 kasus dan AKB
sebanyak 4 kasus. (Dinkes Kab. Semarang,
2015)
K4 adalah cakupan ibu hamil yang
memperoleh pelayanan antenatal sesuai
standar, paling sedikit empat kali dengan
distribusi waktu satu kali pada trimester I,
satu kali pada trimester II, dan dua kali pada
trimester III. (Dinkes Kab. Semarang, 2015)
Pada tahun 2014, di Kabupaten Kota
Semarang cakupan K4 89,98% dari target
94%.Cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan (nakes) 93,72% dari target
99,72%. Cakupan pelayanan nifas 85,15%
dari target 96%.Cakupan KN Lengkap m
94,32% dari target 94% dan cakupan peserta
Keluarga Berencana (KB) aktif 83,2% dan
KB baru 12,6%. (Dinkes Kab. Semarang,
2015)
Maka, upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan ibu dan anak dalam
menurunkan AKI dan AKB salah satunya
adalah melaksanakan asuhan kebidanan
berkelanjutan (continuity of midwifery care).
Asuhan
kebidanan
berkelanjutan
(continuity of midwifery care) adalah
pelayanan yang dicapai ketika terjalin
hubungan yang terus-menerus antara seorang
wanita dan bidan. Asuhan yang berkelanjutan
berkaitan dengan kualitas pelayanan dari
waktu kewaktu yang membutuhkan hubungan
terus menerus antara pasien dengan tenaga
profesional kesehatan. Layanan kebidanan
harus disediakan mulai prakonsepsi, awal
kehamilan, selama semua trimester, kelahiran
dan melahirkan sampai enam mingggu
pertama postpartum (Pratami, 2014)
Berdasarkan data di Pondok Bersalin
Mutiara Hati Genuk Ungaran tahun 2015,
pada bulan januari sampai oktober cakupan
cakupan K4 sebesar 80,51%. Cakupan ibu
bersalin ditolong nakes sebesar 88,40%.
Cakupan ibu nifas sebesar 89,38%. Cakupan
neonatus sebesar 92,59%, dan cakupan

akseptor KB baru sebesar 23,89%. AKI


sebanyak 0 kasus. AKB sebanyak 0 kasus.
Berdasarkan data diatas penulis tertarik
melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan
(continuity of midwifery care) pada Ny. Peni
umur 20 tahun G1P0A0 umur kehamilan 35
minggu di Pondok Bersalin Mutiara Hati
Genuk Ungaran
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan Hellen Varney serta
pendokumentasian
subjektif,
objektif,
assesment dan planning.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kehamilan
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus karena
umur Ny. Peni 20 tahun dan tidak
mengalami anemia. Pada kasus Ny. Peni
dapat dikategorikan bahwa keluhan yang
dialami merupakan hal yang fisiologi
terjadi pada kehamilan trimester III. Pada
kasus Ny. Peni kekhawatiran seperti
bayinya akan lahir cacat, takut
menghadapi proses persalinan, takut
bayinya terjadi sesuatu saat melakukan
hubungan seksual dapat dkategorikan
sebagai hal yang fisiologi terjadi pada
psikologi ibu hamil trimester III.
Pada kasus ini tidak dijumpai adanya
kesenjangan antara teori dan praktik
2. Data Objektif
Pada kasus Ny. Peni dilakukan
pemeriksaan
yaitu menimbang berat
badan dan tinggi badan, mengukur
tekanan darah, mengukur tinggi fundus
uteri, memberikan tablet (fe), imunisasi
TT,
melakukan
pemeriksaan
Hb,
melakukan tes penyakit menular seksual,
konseling, pemeriksaan protein urine, dan
pemeriksaan reduksi urine.
Pada kasus Ny. Peni pada kunjungan
pertama dan kedua didapatkan berat badan
sebesar 55 kg dan tinggi badan 150 cm

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

(1.5 m) dengan hasil indeks masa tubuh


(IMT) sebesar 24,4.
Berdasarkan kasus Ny. Peni, hasil
pemeriksaan tekanan darah didapatkan
hasil 100/70 mmHg dan pengkajian kedua
110/80 mmHg. Perubahan 30 mmHg
sistolik dan 15 mmHg diastolik diatas
tensi sebelum hamil, menandakan
hipertensi dalam kehamilan.. Pada kasus
Ny. Peni tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktik karena tekanan
darah ibu tidak tinggi dan tidak mengarah
ke hipertensi dalam kehamilan. Pada
pemeriksaan fundus Ny. Peni didapatkan
hasil TFU kunjungan pertama yaitu 3 jari
dibawah px dengan usia kehamilan 35
minggu dan kunjungan kedua yaitu 1 jari
dibawah px dengan usia kehamilan 35
minggu 5 hari.
Dalam hal ini ada kesenjangan antara
teori dan kasus, karena dari hasil
pemeriksaan tinggi
fundus uteri ibu
kunjungan pertama yaitu 3 jari dibawah
px dengan usia kehamilan 35 minggu dan
kunjungan kedua yaitu 1 jari dibawah px
dengan usia kehamilan 35 minggu 5 hari,
setelah dilakukan evaluasi nafsu makan
ibu selama trimester III berkurang. Hal ini
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin.
Pada kasus Ny. Peni tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan kasus karena
pada pemeriksaan dibagian payudara
terlihat perubahan anatomi fisiologis yang
umumnya terjadi pada ibu hamiil, yang
disebabkan oleh peningkatan hormon.
Ibu mengatakan selama hamil sudah
dilakukan Imunisasi TT 3 kali yaitu TT 1
pada saat periksa pertama kali (capeng)
dan TT2 pada TM I usia kehamilan + 8
minggu, TT3 6 bulan dari TT2. Hal ini
sudah
sesuai
dengan
pendapat
Prawirohardjo (2009) bahwa selang waktu
minimal Imunisasi TT1 ke TT2 yaitu 4
minggu dan TT2 ke TT3 6 bulan.
Kunjungan Imunisasi Ny. Peni untuk
Imunisasi dari TT1 ke TT2 8 minggu dan
TT2 ke TT3 6 bulan, hal ini sesuai dengan
pendapat Prawirohardjo (2009) bahwa

selang waktu minimal TT1 ke TT2 yaitu 4


minggu, TT2 ke TT3 yaitu 6 bulan.
3. Assesment
Diagnosis Kebidanan
Pada kunjungan pertama ditegakkan
diagnosis Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0
umur kehamilan 35 minggu, janin tunggal,
hidup intra utrine, letak memanjang, puki,
presentasi
kepala,
divergen.
Pada
kunjungan kedua ditegakkan diagnosis
Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 35 minggu 5 hari, janin
tunggal, hidup intra utrine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen.
Masalah
Pada kasus Ny. Peni diberikan
pendidikan kesehatan tentang anatomi
fisiologi pada sistem gastrointestinal dan
anjuran
makanan
berserat
untuk
mengatasi susah BAB.
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni ditemukan
masalah kurangnya pengetahuan ibu
tentang perubahan anatomi fisiologi pada
sistem gastrointestinal. Untuk mengatasi
masalah tersebut penulis memberikan
pendidikan kesehatan tentang perubahan
anatomi
fisiologi
pada
sistem
gastrointestinal.
Pada kasus Ny. Peni kunjungan ulang
dilakukan 5 hari kemudian. Pada umur
kehamilan 28 36 minggu yaitu dilkukan
kunjungan ulang setiap 2 minggu. Dalam
kasus ini terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus karena kunjungan ulang
dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2015
dan 1 November 2015 yang berselang
waktu 5 hari . Hal ini dikarenakan Ny.
Peni ada kepentingan mendadak dengan
keluarga sehingga Ny. Peni tidak bisa
melakukan kunjungan ulang 2 minggu
lagi.
Persalinan
Kala I
1. Data Subjektif
Pasien datang pada tanggal 25
November 2015 pukul 20.00 WIB. dengan
keluhan kenceng-kenceng sejak pukul
05.00 WIB, kencengnya semakin semakin

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

lama semakin sering. Sebelumnya sudah


datang pukul 17.00 dengan pembukaan
1cm. Kontraksi uterus terjadi karena
adanya rangsangan pada otot polos uterus
dan penurunan hormon progesteron yang
menyebabkan
keluarnya
hormon
oksitosin. Kontraksi uterus dimulai dari
fundus uteri menjalar kebawah, fundus
uteri bekerja kuat dan lama untuk
mendorong janin kebawah, sedangkan
uterus bagian bawah pasif hanya
mengikuti tarikan dari segmen bawah
rahim, akhirnya menyebabkan serviks
menjadi lembek dan membuka. Terjadi
kontraksi yang mengakibatkan serviks
membuka 1 cm. Ny. Peni mengatakan
sudah mengeluarkan lendir bercampur
darah dari jalan lahir. Pada kasus ini Ny.
Peni sudah masuk dalam proses persalinan
karena sudah mengeluarkan show.
Pada pukul 22.15 ibu mengatakan
keluar air ketuban ngepyok dari jalan lahir
setelah dilakukan VT didapatkan hasil
pembukaan lengkap. Pada kasus Ny. Peni
terdapat kesesuaian teori dengan kasus
karena pembukaan sudah lengkap, kulit
ketuban pecah, dan kontaksi adekuat yaitu
3x 42/10. Pada pengkajian data
pengetahuan ibu belum mengetahui cara
meneran yang benar.
2. Data Objektif
Pada kasus Ny. Peni pernafasan 22
x/menit. Pernapasan terjadi kenaikan
sedikit dibanding sebelum persalinan,
kenaikan pernapasan ini dapat disebabkan
karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran
serta penggunaan tehnik pernapasan yang
tidak benar. Dalam kasus Ny. Peni antara
pendapat Sumarah dkk (2009) dan kasus
ada kesesuaian karena terjadi peningkatan
pernapasan dari sebelum bersalin 20
x/menit memasuki persalinan menjadi 22
x/menit.
Pada
pemeriksaan
DJJ
didapatkan hasil DJJ 144 x/menit,
146 x/menit, dan 148 x/menit. Menurut
Sumarah, dkk (2009) bahwa nilai normal
DJJ sekitar 120 x/menit sampai dengan
160 x/menit. Apabila ditemukan DJJ
dibawah 120 x/menit dan diatas 160
x/menit, maka penolong harus waspada.

Pada kasus Ny. Peni DJJ dikategorikan


dalam keadaan normal karena tidak
kurang dari 120 x/menit dan tidak lebih
dari 160 x/menit. Pada kasus Ny. Peni his
yang timbul dikategorikan adekuat karena
his terjadi 3x berangsung selama 40 kali
atau lebih dalam waktu 10 menit. Pada
kasus ini Ny. Peni sudah masuk dalam
proses inpartu.
3. Asessement
Pada pembukaan 2cm, ditegakkan
diagnosis Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0
umur kehamilan 38 minggu 5 hari , janin
tunggal, hidup intra utrine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen, inpartu kala I fase laten. Pada
kasus Ny. Peni tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus dalam menegakkan
diagnosis kebidanan kerana sudah
mencakup paritas, usia kehamilan,dalam
minggu, keadaan janin, dan normal atau
tidak.
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosis bahwa Ny. Peni berada pada
fase laten. Hal ini sesuai dengan pendapat
Prawirohardjo, 2006 bahwa pada fase
laten serviks membuka 0 3 cm. Dalam
hal ini tidak ada kesenjangan antara
pendapat prawirohardjo, 2006 dan kasus
karena serviks telah membuka 2 cm
sehingga Ny. Peni masuk dalam fase
laten.
Pada pembukaan 10 cm, ditegakkan
diagnosis Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0
umur kehamilan 38 minggu 5 hari , janin
tunggal, hidup intra utrine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen, inpartu kala I fase aktif dengan
partus presipitatus. Pada kasus Ny. Peni
tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan,dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
Pada kasus Ny. Peni persalinan
berlangsung + 3 jam dari pembukaan 2 cm
pukul 20.00 WIB buka lengkap 22.30
WIB, bayi lahir pukul 23.00 WIB maka
dari kasus ini muncul diagnosa partus
presipitatus pada fase aktif.

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

Diagnosa Potensial
Pada diagnosa potensial muncul
rupture uteri, robekan jalan lahir, emboli
air ketuban, dan perdarahan. Partus
presipitatus jarang dijumpai dengan
komplikasi maternal yang serius jika
serviks mengadakan penipisan serta
dilatasi
dengan
mudah,
vagina
sebelumnya sudah teregang dan perineum
dala keadaan lemas (relaksasi).
Antisipasi tindakan segera
Pada kasus Ny. Peni dilakukan
observasi gawat ibu (TTV dan PPV) dan
gawat janin (DJJ dan air ketuban)
menggunakan partograf. Pada kasus Ny.
Peni untuk mengantisipasi terjandinya
gawat ibu dan gawat janin dilakukan
dengan
pengawasan
menggunakan
partograf
4. Planning
Pada kala I Ny. Peni dilakukan
pengawasan 10 yaitu tekanan darah, suhu,
nadi, respiratory rate, DJJ, His, PPV,
Bandle ring, Pemeriksaan dalam/VT
untuk memantau kemajuan persalinan.
Pada kala I dilakukan pengawasan 10
yaitu tekanan darah, nadi, suhu,
respiratory rate, DJJ, His, PPV, bandle
ring, dan pemeriksaan dalam/VT. Pada
kasus Ny. Peni pengawasan 10 sudah
terpenuhi.
Pada kala I Ny. Peni dilakukan
pengawasan DJJ, kontraksi, nadi setiap
jam, pembukaan serviks 2 jam dan
penurunan bagian terbawah janin, tekanan
darah, temperature tubuh, produksi urine
setiap 2 - 4 jam. Pada kasus Ny. Peni
ditemukan kesenjangan yaitu pada
pembukaan serviks tidak dilakukan setiap
4 jam tetapi 2 jam karena ada indikasi
ketuban sudah pecah
Kala II
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu merasa ada
dorongan ingin meneran. Tanda gejala
kala II adalah adanya dorongan mengejan.
Pada kasus ini Ny. Peni memasuki kala II
persalinan yaitu adanya dorongan ingin
meneran.

2. Data Objketiif
Pada pemeriksaan ditemukan data
vulva membuka, perineum menonjol dan
spingter ani membuka. Tanda gejala kala
II terdiri dari adanya penonjolan pada
perineum, vulva membuka, dan anus
membuka. Pada kasus Ny. Peni tanda
tanda yang ditemui yaitu penonjolan pada
perineum,
vulva
membuka,
anus
membuka.
3. Assesment
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis
Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 38 minggu 5 hari, janin
tunggal, hidup intra utrine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen, inpartu kala II. Pada kasus Ny.
Peni tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan,dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
Pada kasus Ny. Peni dikatakan inpartu
kala II karena dari data objektif
pembukaan sudah lengkap (10 cm).
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni pertolongan
persalianan dimulai dari melahirkan
kepala, melahirkan bahu janin, dan
melahirkan
seluruh
tubuh
janin.
Melahirkan kepala, melahirkan bahu
janin, dan melahirkan seluruh tubuh janin.
Pada kasus Ny. Peni tidak ditemukan
adanya kesenjangan teori dan kasus. Pada
kasus Ny. Peni tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus kerena bayi lahir
tidak lebih dari 2 jam.
Kala III
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu merasakan
mulas setelah bayi lahir. Pada kasus Ny.
Peni tidak ada kesenjangan karena mulas
yang dialami Ny. Peni adalah hal yang
fisiologi terjadi.
2. Data Objektif
Pada
kasus
ini
Ny.
Peni
dikategorikan dalam kondisi normal. Pada
kasus Ny. Peni vagina terlihat terdapat tali
pusat didepan vulv dan terdapat semburan
darah. Pada kasus Ny. Peni telah
ditemukan tanda-tanda pelepasan plasenta

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus dalam
menegakkan diagnosis kebidanan kerana
sudah mencakup paritas, usia kehamilan,
dalam minggu, keadaan janin, dan normal
atau tidak. Ny. Peni berada dalam inpartu
kala III. Kala III dimulai sejak bayi lahir
sampai lahirnya plasenta/uri. Ny. Peni
berada pada inpartu kala III karena bayi
sudah
lahir
dan
dalam
proses
mengeluarkan plasenta.
4. Planning
Pada kala III kasus Ny. Peni
dilakukan pemantauan kala III yaitu
jumlah perdarahan, kontrasi uterus,
robekan jalan lahir, TTV, dan personal
hygiene. Pemantauan kala III meliputi
perdarahan, kontraksi uterus, robekan
jalan lahir, TTV, dan personal hygine.
Pemantauan yang diakukan sudah
terpenuhi dengan hasil perdarahan 150 cc,
kontraksi uterus baik, teraba keras,
terdapat robekan jalan lahir grade II, TTV
dalam batas normal, dan ibu diseka
dengan air hangat.
Kala IV
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ditemukan
adanya robekan perineum grade II.
2. Data Objektif
Pada kasus Ny. Peni terjadi robekan
perineum derajat II yaitu pada mukosa
vagina,
fauchette
posterior,
kulit
perineum, dan otot perineum. Robekan
perineum derajat II meliputi mukosa
vagina,
fauchette
posterior,
kulit
perineum, dan otot perineum. Dalam hal
ini tidak ada kenjangan antara teori dan
kasus.
3. Assesment
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis
Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 38 minggu 5 hari inpartu kala
IV dengan robekan perineum grade II.
Diagnosis kebidanan adalah bagian yang
disimpulkan oleh bidan yang meliputi
paritas, usia kehamilan dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
Pada kasus Ny. Peni tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus dalam


menegakkan diagnosis kebidanan kerana
sudah mencakup paritas, usia kehamilan,
dalam minggu, keadaan janin, dan normal
atau tidak. Ny. Peni berada dalam inpartu
kala IV. Kala IV dimulai sejak plasenta
lahir sampai dengan 2 jam sesudahnya.
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni dilakukan
penjahitan robekan perineum derajat II
menggunakan benang cat gut kromik 3-0
dengan teknik jelujur. Penataksanaan
robekan perineum derajat II menggunakan
teknik yang sesuai dengan kondisi pasien,
dengan menggunakan jenis benang cat gut
kromik 3-0.
Nifas
Kunjungan 6 jam
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni mulas yang
ditimbul adalah akibat kontraksi otot
otot polos dimana uterus kembali
kekondisi semula.
Pada kasus Ny. Peni ibu mengatakan
merasa cemas jahitannya robek jika BAB
dan takut untuk membersihkan vagina
setelah selesai BAK. Rasa sakit yang
timbul pada awal masa nifas merupakan
faktor penyebab terjadinya depresi ringan
yang paling sering terjadi. Dalam hal ini
menandakan ibu dalam kondisi depresi
ringan.
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan TFU didapatkan
hasil TFU 2 jari dibawah pusat. Dalam
kasus Ny. Peni TFU dikategorikan
normal. Pada pemeriksaan PPV terdapat
pengeluaran lokia rubra warna merah
kahitaman. Lokia rubra keluar pada 1 3
hari berwarna merah kehitaman terdiri
dari darah segar, jaringan sisa-sisa
plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), dan sisa mekoneum.
Pada kasus Ny. Peni lokia yang keluar
dikategorikan normal.
3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun P1 A0 6
jam post partum. Diagnosis kebidanan/
adalah bagian yang disimpulkan oleh

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

bidan yang meliputi paritas, usia


kehamilan dalam minggu, keadaan janin,
dan normal atau tidak. Pada kasus Ny.
Peni tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan, dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni pasien
dianjurkan untuk melakukan mobilisasi
dini seperti miring kaanan kiri, duduk, dan
BAK sendiri dengan dibantu suami saat
ke kamar mandi. Pada masa nifas,
perempuan
sebaiknya
melakukan
mobilisasi dini yaitu denga segera bngun
dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih
kuat dan lebih baik. Mobilisasi dini
dilakukan sedini mungkin yaitu dua jam
setelah persalinan normal. Ini berguna
untuk memeperlancar sirkulasi darah dan
mengeluarkan cairan vagia (lokia). Pada
kasus Ny. Peni tidak ada kesenjangan
Kunjungan 6 hari
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu mengatakan
datang untuk kontrol ulang hari nifas ke 6.
Kunjungan II yaitu 6 hari setelah
persalinan.
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan TFU didapatkan
hasil TFU pertengahan pusat dan simpisis.
Dalam kasus Ny. Peni TFU dikategorikan
normal.
3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun P1 A0 6
hari post partum. Diagnosis kebidanan/
nomenklatur
adalah
bagian
yang
disimpulkan oleh bidan yang meliputi
paritas, usia kehamilan dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
Pada kasus Ny. Peni tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus dalam
menegakkan diagnosis kebidanan kerana
sudah mencakup paritas, usia kehamilan,
dalam minggu, keadaan janin, dan normal
atau tidak.

4. Planning
Pada kasus Ny. Peni pasien
dianjurjurkan untuk kontrol ulang 2
minggu lagi dihitung dari tanggal
persalinan. Kunjungan nifas III yaitu 2
minggu setelah persalinan.
Kunjungan 2 minggu
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu mengatakan
datang untuk kontrol ulang hari nifas ke 2
minggu.
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan TFU didapatkan
hasil TFU tidak teraba.
3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun P1 A0 2
minggu post partum. Diagnosis kebidanan
adalah bagian yang disimpulkan oleh
bidan yang meliputi paritas, usia
kehamilan dalam minggu, keadaan janin,
dan normal atau tidak. Pada kasus Ny.
Peni tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan,dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni ibu dimotivasi
untuk memilih alat kontrasepsi. Pada
kasus Ny. Peni pasien dianjurkan untuk
kontrol ulang 6 minggu lagi dihitung dari
tanggal persalinan.
Kunjungan 6 minggu
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu mengatakan
datang untuk kontrol ulang hari nifas ke 6
minggu.
2. Data Objektif
Dalam kasus Ny. Peni TFU
dikategorikan normal. Pada pemeriksaan
PPV Ny. Peni pada hari ke 6 minggu
terdapat pengeluaran lokia alba warna
putih. Lokia alba keluar pada > 14 hari
berwarna putih mengandung leukosit, sel
desidua dan sel epitel, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan mati. Pada
kasus Ny. Peni lokia yang keluar adalah
normal karena lokia alba muncu pada > 14
hari

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun P1 A0 6
minggu post partum. Pada kasus Ny. Peni
tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan, dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni kunjungan ke 6
minggu dilakukan evaluasi penggunaan
KB suntik DMPA yang dilakukan pada 4
minggu post partum.
Neonatus
Saat lahir
1. Data Subjektif
Pada kasus ini Ny. Peni berumur 20
tahun. Untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan
psikisnya belum siap. Sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi perdarahan. Pada tinjauan teori dan
tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus karena Ny. Peni
berumur 20 tahun, dan ibu tidak termasuk
dalam resiko tinggi. Sehingga, dalam
persalinan, bayi dalam keadaan normal,
dan ibu tidak terjadi komplikasi.
Pada kasus ini bayi Ny. Peni lahir
dengan usia kehamilan 38 minggu 5 hari.
Untuk kasus BBL normal biasanya terjadi
pada bayi dengan usia kelahiran dari 37
sampai 42 minggu. Pada tinjauan teori dan
tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena pada kasus ini, bayi Ny. Peni lahir
dalam usia kehamilan 38 minggu 5 hari
dan lahir normal.
2. Data Objektif
Pada
kasus
Bayi
Ny.
Peni
pemeriksaan berat badan didapatkan berat
badan yaitu 3000 gram. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sudarti (2010) bahwa
Bayi baru lahir normal dengan berat
badan yaitu berat lahir 2500-4000 gram.
Pada pengkajian kasus tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena bayi lahir dalam

keadaan fisiologi dengan berat badan


3000 gram
3. Assesment
Pada kunjungan ke I ditegakkan
ditegakkan diagnosa Bayi Ny. Peni umur
2 jam post pasrtum. Assesment
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
subjektif dan Objektif. Pada kasus Ny.
Peni diagnosa yang ditegakkan sudah
sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Asuhan yang diberikan pada jam
pertama kelahiran bayi Ny. Peni yang
dilakukan adalah membersihkan jalan
nafas, menjaga agar bayi tetap hangat,
perawatan tali pusat, pemberian ASI dini
dan eksklusif, memberikan suntikan
vitamin K, memberikan salep mata,
pemberian imunisasi hepatitis B. Asuhan
bayi baru lahir yaitu bersihkan jalan nafas
jika perlu, jaga kehangatan, keringkan dan
tetap jaga kehangatan, potong dan ikat tali
pusat tanpa membubuhi apapun kira-kira
dua menit setelah bayi lahir, lakukan IMD
dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit
ibu, beri salep mata antibiotika tetrasiklin
1% pada kedua mata, beri suntikan
vitamin K1 1 mg intarmuskular, dipaha
kiri anterolateral setelah IMD, berikan
imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuscular
di paha kanan anterolateral, diberikan
kira-kira 1-2 jam setelah pemberian
vitamin K1. Dalam kasus ini asuhan yang
diberikan sudah terpenuhi.
KN 1 pada 6 48 jam
1. Data Subjektif
Pada kunjungan II Ny. Peni
mengatakan bayinya lahir 6 jam yang lalu
yaitu pukul 23.00 WIB. Pada kasus Ny.
Peni bayi lahir jam 23.00 dan bayi
berumur 6 jam.
2. Data Objektif
Pada kunjungan kedua frekuensi
jantung bayi Ny. Peni 120 x/menit. Ciriciri bayi baru lahir normal frekuensi
jantung 120 160 x/menit. Pada kasus
Ny. Peni keadaan bayi diketegorikan
normal.

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

3. Assesment
Pada kunjungan ke II ditegakkan
ditegakkan diagnosa Bayi Ny. Peni umur
6 jam post pasrtum. Assesment
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
subjektif dan Objektif. Pada kasus Ny.
Peni diagnosa yang ditegakkan sudah
sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada kasus Bayi Ny. Peni telah
dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir, asi
ekslusif, menjaga kehangatan bayi,
perawatan bayi, konseling tanda bahaya
bayi baru lahir. Pada 6 48 jam
dillakukan pemeriksaan bayi baru lahir,
asi eksklusif, menjaga kehangatan bayi,
konseling tanda bahaya BBL, dan
perawatan bayi. Pada kasus Ny. Eni
asuhan yang diberikan sudah sesuai.
KN 2 (3 - 7 hari)
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni KN 2 dilakukan
6 hari post partum. KN 2 dilakukan pada
hari ke 3 - 7. Pada kasus Ny. Peni bayi
lahir tanggal 25 November 2015 dan KN
2 dilakukan tanggal 1 Desember 2015,
dalam hal ini jadwal kunjungan neonatal
sudah sesuai.
2. Data Objektif
Pada KN 2 hari ke 6 frekuensi jantung
bayi Ny. Peni 120 x/menit. Ciri-ciri bayi
baru lahir normal frekuensi jantung 120
160 x/menit. Pada kasus Ny. Peni keadaan
bayi diketegorikan normal.
3. Assesment
Pada KN 2 ditegakkan diagnosa Bayi
Ny. Peni umur 6 hari post pasrtum.
Assesment ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian subjektif dan Objektif. Pada
kasus Ny. Peni diagnosa yang ditegakkan
sudah sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada KN 2 semua pemeriksaan dalam
keadaan normal, bayi terus disusui , tidak
ada tanda bahaya BBL, ibu sudah
mengetahui perawatan BBL. KN 2
dilakukan pemeriksaan ulang,
asi
eksklusif, tanda bahaya BBL, dan
merawat bayi. Pada kasus Ny. Peni
asuhan ang diberikan sudah sesuai.

KN 2 (3 - 7 hari)
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni KN 3 dilakukan
2 minggu post partum. KN 3 dilakukan
pada hari ke 8 - 28. Pada kasus Ny. Peni
bayi lahir tanggal 25 November 2015 dan
KN 2 dilakukan tanggal 9 Desember
2015, dalam hal ini jadwal kunjungan
neonatal sudah sesuai.
2. Data Objektif
Pada KN 3 hari ke 6 frekuensi jantung
bayi Ny. Peni 126 x/menit. Ciri-ciri bayi
baru lahir normal frekuensi jantung 120
160 x/menit. Pada kasus Ny. Peni keadaan
bayi diketegorikan normal.
3. Assesment
Pada KN 3 ditegakkan diagnosa Bayi
Ny. Peni umur 2 minggu post pasrtum.
Assesment ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian subjektif dan Objektif. Pada
kasus Ny. Peni diagnosa yang ditegakkan
sudah sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada KN 3 semua pemeriksaan dalam
keadaan normal, bayi terus disusui , tidak
ada tanda bahaya BBL, ibu sudah
mengetahui perawatan BBL. KN 2
dilakukan pemeriksaan ulang, ASI
eksklusif, tanda bahaya BBL, dan
merawat bayi. Pada kasus Ny. Peni
asuhan yang diberikan sudah sesuai.
Keluarga Berencana
1. Data Subjektif
Dari hasil pengakajian didapatkan
data Ny. Peni usia 20 tahun P1A0, ingin
menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang yang cocok untuk ibu menyusui.
Usia produktif, nullipara yang telah
memiliki anak, menghendaki kontrasepsi
jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas yang tinggi, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
Ny. Peni sudah memenuhi syarat menjadi
calon akseptor KB suntik DMPA
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan tekanan darah Ny.
Peni didapatkan hasil 100/70 mmHg.
Tekanan darah < 180/100 mmHg. Ny.
Peni sudah memenuhi syarat menjadi
calon akseptor KB suntik DMPA

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

10

3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun calon
akseptor KB suntik DMPA. Assesment
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
subjektif dan Objektif. Pada kasus Ny.
Peni diagnosa yang ditegakkan sudah
sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni pasien disuntik
KB suntik DMPA pada daerah dan
bokong dianjurkan kunjungan ulang 11
minggu lagi. Pada kasus Ny. Peni terdapat
kesenjangan antara pendapat Irianto
(2014) dengan kasus yaitu pada waktu
kunjungan ulang yang seharusnya
dilakukan 12 minggu lagi, pasien
dianjurkan kunjungan ulang 11 minggu
lagi. Hal ini dikarenakan bidan di Pondok
Bersalin Mutiara Hati mengantisipasi
resiko ibu lupa atau faktor lain yang
mnyebabkan ibu tidak bisa kunjungan
ulang
PENUTUP
Kesimpulan
1. Asuhan kebidanan pada Ny. Peni umur 20
tahun G1P0A0 usia kehamilan 35 minggu,
janin tunggal, hidup intra uterine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen ditemukan masalah kurangnya
pengetahuan ibu tentang perubahan
anatomi
fisiologi
pada
sistem
gastrointestinal, ketidaknyamanan TM III
dan cara mengatasinya, tanda bahaya
trimester III, tanda tanda persalinan, dan
perubahan adaptasi psikologi trimester III.
Sehingga untuk mengatasi masalah
tersebut penulis memberikan pendidikan
kesehatan. Pada asuhan kebidanan kedua
Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 35 minggu 5 hari, janin
tunggal, hidup intra uterine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen tidak
ditemukan adanya
masalah.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. Peni umur 20
tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu 5
hari, janin tunggal, hidup intra uterine,

letak memanjang, puki, presentasi kepala,


divergen, inpartu kala I fase aktif dengan
partus presipitatus tidak ditemukan
adanya gawat ibu maupun gawat janin.
Bayi lahir spontan pukul 23.00 WIB
menangis spontan, gerakan aktif, warna
kulit kemerahan. Plasenta lahir pukul
23.05 WIB kotiledon lengkap, tebal 2,5
cm, diameter 15 cm, panjang tali pusat 35
cm, ibu merasakan mulas, fundus teraba
keras, TFU 2 jari dibawah pusat,
perdarahan 150 cc, terdapat robekan
perineum grade II. Pada kala IV dilakukan
penjahitan robekan perineum grade II
dengan teknik jelujur menggunakan
benang catgut kromik 3-0, dilakukan
observsi 2 jam post partum setiap 15
menit pada satu jam pertama dan 30 menit
pada satu jam kedua tidak ditemukan
adanya masalah atau komplikasi.
3. Asuhan kebidanan pada Ny. Peni umur 20
tahun P1A0 6 jam post partum ditemukan
masalah yaitu kurangnya pengetahuan ibu
tentang fisiologi mulas pada ibu post
partum, perawatan luka perineum,
perawatan sehari-hari bayi baru lahir, dan
tanda bahaya masa nifas. Untuk mengatasi
masalah tersebut penulis memberikan
pendidikan kesehatan. Asuhan kebidanan
pada Ny. Peni umur 20 tahun P1A0 6 hari
post partum ditemukan masalah yaitu
kurangnya pengetahuan ibu tentang cara
memandikan bayi dan teknik menyusui
yang benar. Untuk mengatasi masalah
tersebut penulis memberikan pendidikan
kesehatan. Asuhan kebidanan pada Ny.
Peni umur 20 tahun P1A0 2 minggui post
partum pasien meminta informasi lebih
awal tentang KB. Asuhan kebidanan pada
Ny. Peni umur 20 tahun P1 A0 6 minggui
post partum tidak ditemukan adanya
masalah dan komplikasi masa nifas.
4. Asuhan kebidanan pada bayi Ny. Peni
umur 2 jam post partum setelah segera
bayi lahir dilakukan IMD selama 1 jam
dan diberikan pencegahan infeksi yaitu
selep mata tertrasikliin dan injeksi vitamin
K. Dua jam setelah bayi lahir diberikan
injeksi Hb0. Ditemukan masalah yaitu
kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

11

bahaya bayi baru lahir dan perawatan tali


pusat. Asuhan kebidanan pada bayi Ny.
Peni umur 6 jam post partum tidak
ditemukan
adanya
masalah
atau
komplikasi pada neonatus. Asuhan
kebidanan pada bayi Ny. Peni umur 6 hari
post partum tidak ditemukan adanya
masalah atau komplikasi pada neonatus.
Asuhan kebidanan pada bayi Ny. Peni
umur 2 minggu post partum tali pusat
puput hari ke 8 tidak ditemukan adanya
masalah atau komplikasi pada neonatus.
5. Asuhan kebidanan pada Ny. Peni umur 20
tahun akseptor KB suntik DMPA
ditemukan
masalah
kurangnya
pengetahuan ibu tentang efek samping KB
suntik DMPA. Untuk mengatasi masalah
tersebut penulis memberikan pendidikan
kesehatan tentang efek samping KB suntik
DMPA.
Saran
1. Bagi Mahasiswa
Dapat
menambah
pengetahuan,
pengalaman, dan wawasan serta bahan
penerapan
asuhan
kebidanan
berkelanjutan dalam batas continuity of
midwifery care sesuai dengan teori
sehingga
dapat
dijadikan
bahan
perbandingan untuk laporan studi kasus
selanjutnya untuk meningkatkan kualitas
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA).
2. Bagi Lahan Praktik
a. Dapat meningkatkan asuhan yang
diberikan selama masa kehamilan,
persalinan, nifas, neonatus, dan
keluarga
berenca
menggunakan
standar asuhan yang telah ditetapkan.
b. Pada
masa
kehamilan
untuk
menurunkan risiko perdarahan saat
persalinan
sebaiknya
dilakukan
pemeriksaan Hb pada trimester I dan
trimester III
c. Asuhan standar minimal antenatal
dapat ditingkatkan dari 10T menjadi
14T agar pelayanan kebidanan yang
diberikan lebih optimal.
d. Pada proses persalinan bidan mampu
mendeteksi lebih dini terjadinya
komplikasi dalam persalinan seperti

partus presipitatus dan robekan


perineum untuk mengurangi resiko
terjadinya kegawatdaruratan maternal
dan neonatal
3. Bagi institusi pendidikan
Karya tulis ini dapat dijadikan sebagai
bahan wacana dan referensi serta dapat
mempertahankan
mutu
pelayanan
pembelajaran diakademik khususnya
untuk studi kasus asuhan kebidanan
berkelanjutan yang dimulai dari masa
kehamilan, persalinan, nifas, neonatus,
dan KB.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E. 2008. Asuhan Kebidanan
Nifas. Jogyakarta : Mitra Cendekia
press.
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa
Nifas. Yogyakarta : Pustaka.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2013. Ancaman Target MDGs Angka
kematian Ibu Melonjak Drastis.
Tersedia http://www.kalyanamitra.or.id,
diperoleh tanggal 7 November 2015.
Depkes RI . 2007. Pedoman Pelayanan
Kebidanan Dasar. Jakarta : Departemen
Kesehatan.
Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta : Pusat Data Kesehatan Depkes.
DKK Semarang. 2015. Angka Kematian Ibu
dan Anak dan Profil Kesehatan.
Jakarta: Bina Pustaka.
Doenges, Marilynn E. 2007. Rencana
Keperawatan. Jakarta : ECG.
Hani, U, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada
Kehamilan Fisiologis. Jakarta : Salemba
Medika
Hartanto. 2007. Keluarga Berencana dan
Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Irianto, K. 2014. Keluarga Berencana Dua
Anak Cukup. Jakarta : Alfabeta.
Manuaba, I. 2010. Ilmu Kebidanan, penyakit
kandungan & Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Marmi. 2014. Asuhan Antenatal. Jombang :
Merkid.

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

12

Maryunani, A. 2009. Asuhan Ibu Nifas dan


Asuhan Ibu Menyusui. Bogor : In
Medika.
Nugraheny, E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada
Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika.
Pratami, E. 2014. Konsep Kebidanan
Berdasarkan Kajian Filosofi dan
Sejarah. Magetan : Forum Ilmiah
Kesehatan.
Prawirohardjo, S. 2009. Buku Asuhan
Nasional
Pelayanan
Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.
Jakarta : YBP-SP.
Rukiyah, A, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan I
(kehamilan). Jakarta : Info Medika.
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin.
Yogyakarta : Fitramaya.
Saifuddin, A, dkk. 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
YBP-SP.

Sudarti dan Endang Khoirunnisa. 2010.


Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan
Anak Balita. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Masa Kehamilan.
Jakarta : Salemba Medika.
Sulistyawati, A. 2011. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Masa Kehamilan.
Jakarta : Salemba Medika.
Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Tambunan, E. 2011. Panduan Pemeriksaan
Fisik bagi Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Varney, H, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan ed.4 vo.1. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, H, dkk. 2007. Asuhan
Persalian Normal. Jakarta : YBP-SP.
Yulifah, R dan Surachmindari. 2013. Konsep
kebidanan
untuk
Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

13

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN (CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE)


PADA Ny. PENI UMUR 20 TAHUN DI PONDOK BERSALIN
MUTIARA HATI GENUK UNGARAN

ARTIKEL

Disusun Oleh :
AWALIA SETYANINGRUM
NIM. 0131632

AKADEMI KEBIDANAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2016

Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran

14

Anda mungkin juga menyukai