ABSTRAK
Setyaningrum, Awalia. 2016; Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery
Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran.
Karya Tulis Ilmiah, D III Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo. Pembimbing I : Isri Nasifah,
S.SiT., M.Keb, Pembimbing II : Ninik Christiani, S.SiT., M.Kes
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
ABSTRACT
Setyaningrum, Awalia. 2016; Continuity Midwifery Care to Mrs. Peni aged 20 Years Old at
Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk, Ungaran. Scientific Writing. D III Midwifery Academy
of Ngudi Waluyo. First Advisor: Isri Nasifah, S.SiT., M.Keb., Second Advisor : Ninik
Christiani, S.SiT., M.Kes.
Pregnancy, delivery, and postpartum process are a natural human reproduction, but if it is
not endanger things will happen which can incerease Mother Mortality Rate (MMR) and Infant
Mortality Rate. Mother Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate is health level indicator of
a county. According to WHO report in 2014, Mother Mortality Rates (MMR) were 289 per
100,000 live births and Infant Mortality Rates were 102 per 100,000 live births. According to SDKI
in 2012, Mother Mortality Rates (MMR) of Indonesia were 359 per 100,000 life births and Infant
Mortality Rates were 32 of 1000 life births. According to health office profile in 2013, at Central
Java Province, Mother Mortality Rates (MMR) were 118.62 per 100,000 Life Births. It increased in
2014 became 126.55 of 100.000 life births. In Semarang Regency, Mother Mortality Rates (MMR)
in 2013 ware 120.22 per 100,000 live births, it increased in 2014 became 144.31 per 100,000 live
births and Infant Mortality Rates were 13.44 per 1000 life births, it decreased became 10.90 life
births. In Puskesmas Ungaran in 2014, there was 1 case of Mother Mortality Rate (MMR) and 4
cases of Infant Mortality. The Objective of this research is that writer is able to implement
continuity of midwifery care to Mrs. Peni aged 20 years old at Pondok Bersalin Mutiara Hati
Genuk Ungaran.
This research used Hellen Varney midwifery management approach with subjektif, objektif,
assesment dan planning documentation that began from 27th of October 2015 to 6th of January 2016.
Antenatal Care which was done to Mrs. Peni as many as 12 times, the delivery was in 25 th
November 2015, 1st period of active phase with presipitatus partus, there was no risk on fetus and
mother, baby was born spontaneously with weight 3000 gram, length 47 cm, head circumference 33
cm, chest circumference 30 cm. There was second grade perineum laceration and also it was
stitched. Postpartum visit was 4 times, neonatus visit 4 times, family planning visit 2 times.
Based on result of this research, the midwifery care started from assesment until evaluation.
It is suggested for student to increase their knowledge to increase mother and baby health service
quality.
Keywords
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
Diagnosa Potensial
Pada diagnosa potensial muncul
rupture uteri, robekan jalan lahir, emboli
air ketuban, dan perdarahan. Partus
presipitatus jarang dijumpai dengan
komplikasi maternal yang serius jika
serviks mengadakan penipisan serta
dilatasi
dengan
mudah,
vagina
sebelumnya sudah teregang dan perineum
dala keadaan lemas (relaksasi).
Antisipasi tindakan segera
Pada kasus Ny. Peni dilakukan
observasi gawat ibu (TTV dan PPV) dan
gawat janin (DJJ dan air ketuban)
menggunakan partograf. Pada kasus Ny.
Peni untuk mengantisipasi terjandinya
gawat ibu dan gawat janin dilakukan
dengan
pengawasan
menggunakan
partograf
4. Planning
Pada kala I Ny. Peni dilakukan
pengawasan 10 yaitu tekanan darah, suhu,
nadi, respiratory rate, DJJ, His, PPV,
Bandle ring, Pemeriksaan dalam/VT
untuk memantau kemajuan persalinan.
Pada kala I dilakukan pengawasan 10
yaitu tekanan darah, nadi, suhu,
respiratory rate, DJJ, His, PPV, bandle
ring, dan pemeriksaan dalam/VT. Pada
kasus Ny. Peni pengawasan 10 sudah
terpenuhi.
Pada kala I Ny. Peni dilakukan
pengawasan DJJ, kontraksi, nadi setiap
jam, pembukaan serviks 2 jam dan
penurunan bagian terbawah janin, tekanan
darah, temperature tubuh, produksi urine
setiap 2 - 4 jam. Pada kasus Ny. Peni
ditemukan kesenjangan yaitu pada
pembukaan serviks tidak dilakukan setiap
4 jam tetapi 2 jam karena ada indikasi
ketuban sudah pecah
Kala II
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu merasa ada
dorongan ingin meneran. Tanda gejala
kala II adalah adanya dorongan mengejan.
Pada kasus ini Ny. Peni memasuki kala II
persalinan yaitu adanya dorongan ingin
meneran.
2. Data Objketiif
Pada pemeriksaan ditemukan data
vulva membuka, perineum menonjol dan
spingter ani membuka. Tanda gejala kala
II terdiri dari adanya penonjolan pada
perineum, vulva membuka, dan anus
membuka. Pada kasus Ny. Peni tanda
tanda yang ditemui yaitu penonjolan pada
perineum,
vulva
membuka,
anus
membuka.
3. Assesment
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis
Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 38 minggu 5 hari, janin
tunggal, hidup intra utrine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen, inpartu kala II. Pada kasus Ny.
Peni tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan,dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
Pada kasus Ny. Peni dikatakan inpartu
kala II karena dari data objektif
pembukaan sudah lengkap (10 cm).
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni pertolongan
persalianan dimulai dari melahirkan
kepala, melahirkan bahu janin, dan
melahirkan
seluruh
tubuh
janin.
Melahirkan kepala, melahirkan bahu
janin, dan melahirkan seluruh tubuh janin.
Pada kasus Ny. Peni tidak ditemukan
adanya kesenjangan teori dan kasus. Pada
kasus Ny. Peni tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus kerena bayi lahir
tidak lebih dari 2 jam.
Kala III
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu merasakan
mulas setelah bayi lahir. Pada kasus Ny.
Peni tidak ada kesenjangan karena mulas
yang dialami Ny. Peni adalah hal yang
fisiologi terjadi.
2. Data Objektif
Pada
kasus
ini
Ny.
Peni
dikategorikan dalam kondisi normal. Pada
kasus Ny. Peni vagina terlihat terdapat tali
pusat didepan vulv dan terdapat semburan
darah. Pada kasus Ny. Peni telah
ditemukan tanda-tanda pelepasan plasenta
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus dalam
menegakkan diagnosis kebidanan kerana
sudah mencakup paritas, usia kehamilan,
dalam minggu, keadaan janin, dan normal
atau tidak. Ny. Peni berada dalam inpartu
kala III. Kala III dimulai sejak bayi lahir
sampai lahirnya plasenta/uri. Ny. Peni
berada pada inpartu kala III karena bayi
sudah
lahir
dan
dalam
proses
mengeluarkan plasenta.
4. Planning
Pada kala III kasus Ny. Peni
dilakukan pemantauan kala III yaitu
jumlah perdarahan, kontrasi uterus,
robekan jalan lahir, TTV, dan personal
hygiene. Pemantauan kala III meliputi
perdarahan, kontraksi uterus, robekan
jalan lahir, TTV, dan personal hygine.
Pemantauan yang diakukan sudah
terpenuhi dengan hasil perdarahan 150 cc,
kontraksi uterus baik, teraba keras,
terdapat robekan jalan lahir grade II, TTV
dalam batas normal, dan ibu diseka
dengan air hangat.
Kala IV
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ditemukan
adanya robekan perineum grade II.
2. Data Objektif
Pada kasus Ny. Peni terjadi robekan
perineum derajat II yaitu pada mukosa
vagina,
fauchette
posterior,
kulit
perineum, dan otot perineum. Robekan
perineum derajat II meliputi mukosa
vagina,
fauchette
posterior,
kulit
perineum, dan otot perineum. Dalam hal
ini tidak ada kenjangan antara teori dan
kasus.
3. Assesment
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis
Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 38 minggu 5 hari inpartu kala
IV dengan robekan perineum grade II.
Diagnosis kebidanan adalah bagian yang
disimpulkan oleh bidan yang meliputi
paritas, usia kehamilan dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
Pada kasus Ny. Peni tidak ada
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni pasien
dianjurjurkan untuk kontrol ulang 2
minggu lagi dihitung dari tanggal
persalinan. Kunjungan nifas III yaitu 2
minggu setelah persalinan.
Kunjungan 2 minggu
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu mengatakan
datang untuk kontrol ulang hari nifas ke 2
minggu.
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan TFU didapatkan
hasil TFU tidak teraba.
3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun P1 A0 2
minggu post partum. Diagnosis kebidanan
adalah bagian yang disimpulkan oleh
bidan yang meliputi paritas, usia
kehamilan dalam minggu, keadaan janin,
dan normal atau tidak. Pada kasus Ny.
Peni tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan,dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni ibu dimotivasi
untuk memilih alat kontrasepsi. Pada
kasus Ny. Peni pasien dianjurkan untuk
kontrol ulang 6 minggu lagi dihitung dari
tanggal persalinan.
Kunjungan 6 minggu
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni ibu mengatakan
datang untuk kontrol ulang hari nifas ke 6
minggu.
2. Data Objektif
Dalam kasus Ny. Peni TFU
dikategorikan normal. Pada pemeriksaan
PPV Ny. Peni pada hari ke 6 minggu
terdapat pengeluaran lokia alba warna
putih. Lokia alba keluar pada > 14 hari
berwarna putih mengandung leukosit, sel
desidua dan sel epitel, selaput lendir
serviks dan serabut jaringan mati. Pada
kasus Ny. Peni lokia yang keluar adalah
normal karena lokia alba muncu pada > 14
hari
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun P1 A0 6
minggu post partum. Pada kasus Ny. Peni
tidak ada kesenjangan antara teori dan
kasus dalam menegakkan diagnosis
kebidanan kerana sudah mencakup
paritas, usia kehamilan, dalam minggu,
keadaan janin, dan normal atau tidak.
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni kunjungan ke 6
minggu dilakukan evaluasi penggunaan
KB suntik DMPA yang dilakukan pada 4
minggu post partum.
Neonatus
Saat lahir
1. Data Subjektif
Pada kasus ini Ny. Peni berumur 20
tahun. Untuk mengetahui adanya resiko
seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat
reproduksi belum matang, mental dan
psikisnya belum siap. Sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi perdarahan. Pada tinjauan teori dan
tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan kasus karena Ny. Peni
berumur 20 tahun, dan ibu tidak termasuk
dalam resiko tinggi. Sehingga, dalam
persalinan, bayi dalam keadaan normal,
dan ibu tidak terjadi komplikasi.
Pada kasus ini bayi Ny. Peni lahir
dengan usia kehamilan 38 minggu 5 hari.
Untuk kasus BBL normal biasanya terjadi
pada bayi dengan usia kelahiran dari 37
sampai 42 minggu. Pada tinjauan teori dan
tinjauan kasus tidak terdapat kesenjangan
karena pada kasus ini, bayi Ny. Peni lahir
dalam usia kehamilan 38 minggu 5 hari
dan lahir normal.
2. Data Objektif
Pada
kasus
Bayi
Ny.
Peni
pemeriksaan berat badan didapatkan berat
badan yaitu 3000 gram. Hal ini sesuai
dengan pendapat Sudarti (2010) bahwa
Bayi baru lahir normal dengan berat
badan yaitu berat lahir 2500-4000 gram.
Pada pengkajian kasus tidak terdapat
kesenjangan antara tinjauan teori dan
tinjauan kasus karena bayi lahir dalam
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
3. Assesment
Pada kunjungan ke II ditegakkan
ditegakkan diagnosa Bayi Ny. Peni umur
6 jam post pasrtum. Assesment
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
subjektif dan Objektif. Pada kasus Ny.
Peni diagnosa yang ditegakkan sudah
sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada kasus Bayi Ny. Peni telah
dilakukan pemeriksaan bayi baru lahir, asi
ekslusif, menjaga kehangatan bayi,
perawatan bayi, konseling tanda bahaya
bayi baru lahir. Pada 6 48 jam
dillakukan pemeriksaan bayi baru lahir,
asi eksklusif, menjaga kehangatan bayi,
konseling tanda bahaya BBL, dan
perawatan bayi. Pada kasus Ny. Eni
asuhan yang diberikan sudah sesuai.
KN 2 (3 - 7 hari)
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni KN 2 dilakukan
6 hari post partum. KN 2 dilakukan pada
hari ke 3 - 7. Pada kasus Ny. Peni bayi
lahir tanggal 25 November 2015 dan KN
2 dilakukan tanggal 1 Desember 2015,
dalam hal ini jadwal kunjungan neonatal
sudah sesuai.
2. Data Objektif
Pada KN 2 hari ke 6 frekuensi jantung
bayi Ny. Peni 120 x/menit. Ciri-ciri bayi
baru lahir normal frekuensi jantung 120
160 x/menit. Pada kasus Ny. Peni keadaan
bayi diketegorikan normal.
3. Assesment
Pada KN 2 ditegakkan diagnosa Bayi
Ny. Peni umur 6 hari post pasrtum.
Assesment ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian subjektif dan Objektif. Pada
kasus Ny. Peni diagnosa yang ditegakkan
sudah sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada KN 2 semua pemeriksaan dalam
keadaan normal, bayi terus disusui , tidak
ada tanda bahaya BBL, ibu sudah
mengetahui perawatan BBL. KN 2
dilakukan pemeriksaan ulang,
asi
eksklusif, tanda bahaya BBL, dan
merawat bayi. Pada kasus Ny. Peni
asuhan ang diberikan sudah sesuai.
KN 2 (3 - 7 hari)
1. Data Subjektif
Pada kasus Ny. Peni KN 3 dilakukan
2 minggu post partum. KN 3 dilakukan
pada hari ke 8 - 28. Pada kasus Ny. Peni
bayi lahir tanggal 25 November 2015 dan
KN 2 dilakukan tanggal 9 Desember
2015, dalam hal ini jadwal kunjungan
neonatal sudah sesuai.
2. Data Objektif
Pada KN 3 hari ke 6 frekuensi jantung
bayi Ny. Peni 126 x/menit. Ciri-ciri bayi
baru lahir normal frekuensi jantung 120
160 x/menit. Pada kasus Ny. Peni keadaan
bayi diketegorikan normal.
3. Assesment
Pada KN 3 ditegakkan diagnosa Bayi
Ny. Peni umur 2 minggu post pasrtum.
Assesment ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian subjektif dan Objektif. Pada
kasus Ny. Peni diagnosa yang ditegakkan
sudah sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada KN 3 semua pemeriksaan dalam
keadaan normal, bayi terus disusui , tidak
ada tanda bahaya BBL, ibu sudah
mengetahui perawatan BBL. KN 2
dilakukan pemeriksaan ulang, ASI
eksklusif, tanda bahaya BBL, dan
merawat bayi. Pada kasus Ny. Peni
asuhan yang diberikan sudah sesuai.
Keluarga Berencana
1. Data Subjektif
Dari hasil pengakajian didapatkan
data Ny. Peni usia 20 tahun P1A0, ingin
menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang yang cocok untuk ibu menyusui.
Usia produktif, nullipara yang telah
memiliki anak, menghendaki kontrasepsi
jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas yang tinggi, menyusui dan
membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
Ny. Peni sudah memenuhi syarat menjadi
calon akseptor KB suntik DMPA
2. Data Objektif
Pada pemeriksaan tekanan darah Ny.
Peni didapatkan hasil 100/70 mmHg.
Tekanan darah < 180/100 mmHg. Ny.
Peni sudah memenuhi syarat menjadi
calon akseptor KB suntik DMPA
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
10
3. Assesment
Pada kasus Ny. Peni ditegakkan
diagnosa Ny. Peni umur 20 tahun calon
akseptor KB suntik DMPA. Assesment
ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
subjektif dan Objektif. Pada kasus Ny.
Peni diagnosa yang ditegakkan sudah
sesuai dengan DS dan DO
4. Planning
Pada kasus Ny. Peni pasien disuntik
KB suntik DMPA pada daerah dan
bokong dianjurkan kunjungan ulang 11
minggu lagi. Pada kasus Ny. Peni terdapat
kesenjangan antara pendapat Irianto
(2014) dengan kasus yaitu pada waktu
kunjungan ulang yang seharusnya
dilakukan 12 minggu lagi, pasien
dianjurkan kunjungan ulang 11 minggu
lagi. Hal ini dikarenakan bidan di Pondok
Bersalin Mutiara Hati mengantisipasi
resiko ibu lupa atau faktor lain yang
mnyebabkan ibu tidak bisa kunjungan
ulang
PENUTUP
Kesimpulan
1. Asuhan kebidanan pada Ny. Peni umur 20
tahun G1P0A0 usia kehamilan 35 minggu,
janin tunggal, hidup intra uterine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen ditemukan masalah kurangnya
pengetahuan ibu tentang perubahan
anatomi
fisiologi
pada
sistem
gastrointestinal, ketidaknyamanan TM III
dan cara mengatasinya, tanda bahaya
trimester III, tanda tanda persalinan, dan
perubahan adaptasi psikologi trimester III.
Sehingga untuk mengatasi masalah
tersebut penulis memberikan pendidikan
kesehatan. Pada asuhan kebidanan kedua
Ny. Peni umur 20 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 35 minggu 5 hari, janin
tunggal, hidup intra uterine, letak
memanjang, puki, presentasi kepala,
divergen tidak
ditemukan adanya
masalah.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. Peni umur 20
tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu 5
hari, janin tunggal, hidup intra uterine,
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
11
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
12
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
13
ARTIKEL
Disusun Oleh :
AWALIA SETYANINGRUM
NIM. 0131632
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan (Continuity Of Midwifery Care) pada Ny. Peni Umur 20 Tahun
di Pondok Bersalin Mutiara Hati Genuk Ungaran
14