Tugas 2
Tugas 2
PENDAHULUAN
Dengan adanya makalah ini, mahasiswa arsitektur akan memperoleh pengetahuan yang
cukup mengenai sistem plumbing dan pengaplikasiannya dalam suatu bangunan khususnya pada
bangunan bertingkat agar tercapai hasil yang cukup baik dalam perancangannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 apa yang dimaksud dengan sistem plumbing dan apa saja syarat-syarat dalam
merancang sistem plumbing dalam sebuah bangunan?
1.2.3 Bagaimana penerapan sistem plumbing yang ada pada objek observasi?
1.2.2 Apakah sistem plumbing yang terdapat pada objek sudah memenuhi syarat untuk
layak dipakai?
1.3. Tujuan
Tujuan daripada makalah ini adalah agar dalam merancang suatu bangunan baik oleh
mahasiswa arsitektur maupun arsitek muda untuk lebih memperhatikan dan dapat
membandingkan antara materi yang di dapat di perkuliahan dengan kondisi yang ada di lapangan
sehingga pada saat merancang, mahasiswa arsitek dapat merancang sistem plumbing yang baik
guna menunjang kelestarian alam.
1.4. Manfaat
Mahasiswa Arsitektur dan Arsitek muda mendapat wawasan mengenai sistem plumbing
baik secara teori maupun prakteksebagai modal pada saat merancang bangunan dan diharapkan
dapat menyelesaikan perancangannya dengan hasil yang lebih optimal.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN DAN OBJEK
2.1
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang
digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu.Metodologi juga merupakan analisis teoritis
mengenai suatu cara atau metode, penelitian merupakan suatu penyelidikan yang
sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang
sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan
jawaban.Setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda, di antaranya dipengaruhi oleh
tujuan dan profesi masing-masing. Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada
dasarnya adalah sama, yaitu bahwa penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia
yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan
mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya
menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.
Dari pengertian di atas, dalam suatu penelitian diperlukan adanya validasi data,
dengan disertai bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Guna
mendapatkan data yang valid tersebut, pada penelitian ini, penulis menggunakan langkahlangkah sebagai berikut.
2.1.1
Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan suatu objek rumah tinggal yang berlokasi di Jalan
observasi.Dengan bahan yang diobservasi adalah sistem utilitas yang ada pada
rumah tinggal tersebut. Observasi dilakukan dengan cara melihat situasi dan
kondisi dari sistem utilitas yang terpasang pada objek secara langsung. Selain
melihat, peneliti juga mengamati bagaimana sistem kerja pada utilitas
tersebut. Selain melakukan observasi, kami juga melakukan teknik
pengumpulan data dengan cara mengumpulkan foto. Foto juga salah satu cara
yang efektif dalam melakukan penelitian. Dengan bantuan kamera atau alat
digital lainnya, objek yang diamati akan dapat didokumentasikan dengan baik,
jelas, dan lebih nyata.
b. Alat Pengumpulan Data
Oleh karena teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan
foto, maka alat pengumpulan datanya adalah lembar observasi yang berupa
sketsa-sketsa yang mendukung penelitian beserta foto dokumen pribadi
2.1.4
2.2
Lokasi dan alamat proyek/bangunan : Jalan Mudutaki Perum Tegaljaya Permai Blok 2
No.3, Dalung, Kuta Utara
Jumlah civitas
Lantai Satu difungsikan sebagai kamar tidur pembantu, kamar mandi pembantu, dapur,
ruang makan, ruang tamu, kamar tidur utama serta kamar mandi utama. Pada lantai satu juga
terdapat ruang untuk instalasi istem utilitas bangunan seperti ruang pompa, ruang tangki air,
ruang penampungan sampah sementara dan ruang untuk engineering. Ukuran kamar tidur
tersebut berbeda-beda. Kamar tidur utama memiliki luasan 13.05m2. sedangkan kamar tidur
pembantu hanya berukuran 5.72m2. Di lantai dua terdapat ruang keluarga, kamar mandi, 3 ruang
tidur, ruang jemur serta balkon.
Jumlah kamar tidur dari lantai satu hingga dua adalah empat lima kamar tidur. Dari
lantai satu ke lantai dua dihubungkan dengan tangga manual dan langsung menuju ke ruang
keluarga yang berada di lantai dua.
Bangunan ini sebenarnya sudah lama dibangun namun bangunan ini direnovasi total pada tahun
2013. Hanya memiliki satu bangunan utama dan tidak ada bangunan lain di dalam satu site
rumah
Berikut adalah gambar denah, tampak dan potongan dari objek observasi.
Tujuan pelampiran gambar bestek dari objek observasi adalah untuk memberi gambaran
mengenai dimensi dan bentuk bangunan.
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
Sistem Utilitas (plumbing) meliputi sistem penyediaan air bersih, air panas, air buangan dan air
hujan. Berikut adalah gambar rencana dari instalasi sistem plumbing pada objek.
Apabila sistem sambungan langsung oleh berbagai hal tidak dapat diterapkan, maka dapat
diterapkan sistem tangki atap.
Selain sistem ini, air ditampung leriebih dahulu pada tangki bawah, lalu dipompakan ke
tangki atas. Tangki atas dapat berupa tangki yang di simpan di atas atap atau dibangunan
yang tertinggi, dan bias juga berupa menara air.
Pada umumnya sumber air yang digunakan pada sistem ini adalah air yang berasal dari
reservoir bawah (yang sumbernya bisa dari PDANI atau dari sumur atau dari PDAM dan
sumur) atau langsung dari sumur (air tanah).
Hasil Observasi:
Pada bangunan yang kami observasi, Bangunan ini menggunakan 2 sumber air yaitu
menggunakan PDAM dan sumur. Oleh sebab itu sistem penyediaan air bersih pada
bangunan ini adalah sistem tangki atap. Hal tersebut terlihat dari adanya tangki atap yang
ada di atas atap yaitu tangki dengan volume 110 lt.
Hasil Observasi:
Sistem distribusi yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem distribusi terbuka. Hal
tersebut dapat dilihat pada gambar rencana instalasi air bersih yang sudah di lampirkan.
Secara kolektif, adalah sistem penyediaan air minum yang Sumber airnya diambil
bersama-sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan perusahaan,
pada urnumnya badan atau perusahaan yang menyelenggarakannya adalah
perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sistem yang digunakan untuk
mendistribusikan menggunakan sarana pemipaan. Oleh karena itu sistem ini juga
disebut penyediann air minum sistem perpipapan".
Hasil Observasi:
Oleh karena sumber air pada objek observasi terdapat 2 sumber air yaitu
menggunakan sumur dan PDAM. Kedua sumber ini mempunyai cara yang
berbeda untuk mendapatkan air. Untuk pompa sumur, sumber air didapatkan
secara individu oleh penghuni dengan memompa air dari sumur menuju ke alatalat plumbing yang ada di dalam bangunan. dalam hal ini Sumur ini menghasilkan
air dengan cara di bor dan airnya dapat diambil dengan menggunakan pompa.
Kelebihan jenis sumur ini adalah kemungkinan untuk terjadinya pengotoran akan
lebih sedikit karena kondisi sumur selalu tertutup. Sedangkan pipa PDAM adalah
sumber air yang didapatkan secara kolektif karena pipa PDAM adalah milik
perusahan Daerah Air Minum yang dialirkan bersama-sama menuju rumah-rumah
warga menggunakan pipa distribusi langsung menuju ke alat-alat plumbing.
2) Tangki air
Penampungan air bersih di masyarakat lebih dikenal dengan toren air atau tangki
air. Fungsi dari tangki air yaitu:
Untuk menampung air baku maupun air produk hasil olahan filter atau
mesin filter RO (reverse osmosis)
Sebagai tempat untuk persediaan air bagi kebutuhan air bersih sehari-hari
Sebagai tempat untuk mengendapkan jika air keruh
Sebagai tempat cadangan air jika air PAM berhenti atau listrik mati.
Bahan-bahan tangki air diantaranya:
a. Dari bahan Plastik PE (Polyethylene)
Pada bagian dalam tangki ini dilengkapi dengan lapisan anti lumut.
Jenis tangki ini biasanya digunakan untuk air isi ulang, AMDK (Air Minum
Dalam Kemasan), perumahan, apartement, industry. Tangki ini tidak dapat
digunakan untuk menampung cairan minyak, oli, atau cairan kimia karena
akan merusak kondisi fisik tangki.
b. Dari bahan Stainless Steel
Sama seperti jenis tangki dari bahan plastic, jenis tangki ini juga dapat
digunakan untuk air isi ulang, AMDK (Air Minum Dalam Kemasan),
perumahan, apartement, industry. Tangki ini juga tidak dapat digunakan
untuk
menampung cairan minyak, oli, atau cairan kimia karena akan merusak
kondisi fisik tangki.
c. Dari bahan Fiber Glass
Tangki ini digunakan untuk air isi ulang, AMDK (Air Minum Dalam
Kemasan), perumahan, apartement, industry. Tangki ini tidak dapat
digunakan
untuk menampung cairan minyak, oli, atau cairan kimia karena akan
merusak
kondisi fisik tangki.
Syarat penampungan air bersih pada reservoir adalah sebagai berikut:
Hasil Observasi:
Tangki air pada bangunan ini terletak di atas plafond dengan dinding beton,
dengan volume penyimpanan air 110 liter. Bahan yang digunakan untuk tangki ini
adalah stainless steel.
2) Instalasi sentral
Instalasi ini merupakan instalasi yang mendistribusikan air panas yang
dihasilkan di suatu tempat di dalam gedung menuju seluruh lokasi alat
plambing melalui pipa distribusi. Alat pemanas untuk jenis instalasi ini
diantaranya menggunakan bbm, gas, listrik. Instalasi sentral biasanya
digunakan pada gedung-gedung yang berkapasitas besar seperti hotel, rumah
sakit, dan perkantoran.
Hasil Observasi:
Jenis instalasi air panas yang digunakan pada bangunan ini adalah instalasi local
yang tergolong sistem pemanasan sesaat. Denga ciri-ciri Water heater diletakkan
dekat dengan area kamar mandi. Alasan pemilihan jenis instalasi seperti ini adalah
cara pemasangan maupun perawatan dari sistem ini cukup sederhana untuk
sebuah hunian rumah tinggal. Jenis instalasi seperti ini juga tidak memerlukan
banyak space seperti instalasi sentral yang memerlukan tangki penyimpanan yang
besar. Selain itu dari segi ekonomis harga untuk sistem instalasi local cukup
terjangkau
Sistem penyediaan air minum yang panas (air panas) dalam bangunan gedung ada 2 (dua)
system, yaitu : sistem individu dan sistem kolektif.
Sistem individu adalah sistem penyediaan air panas dalam bangunan gedung secara
parsil, dimana setiap alat plumbing yang membutuhkan air panas,mempunyai sumber air
panas tersendiri. Misalnya untuk kamar .mandi mempunyai satu sumber air panas sendiri,
yaitu berupa unit water heater, dimana sumber pemanasnya bisa dari gas atau listrik.
Sistem kolektif adalah sistem pcnyedlaan air panas secara bersama-sama dalam satu
bangunan gedung. dimana setiap alat plumbing yang membutuhkan air air panas dari satu
sumber.
Pipa yang dipergunakan untuk mengalirkan air panas harus terbuat dari bahan yang tahan
terhadap air panas, biasanya dari bahan besi (cast iron). Bila pipanya panjang panjang
untuk menjaga agar air panas tidak terlalu banyak kehilangan kalorya (panasnya), maka
pipa tersebut harus diisolasi oleh bahan yang bisa menahan panas.
Untuk bangunan gedung yang memerlukan air panas selama 24 jam terus
menerusdiperlukan pengaliran air panas "secara tertutup".
Hasil Observasi
Sistem penyediaan air panas yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem
penyediaan secara kolektif karena sumber air panas yang digunakan untuk setiap
plumbing hanya ada satu yang kemudian di salurkan menuju kamar mandi. Alat
plumbing yang membutuhkan air panas pada bangunan ini hanyalah pada bagian kamar
mandi tepatnya air panas untuk shower dan washtafel. Sumber pemanas air yang
digunakan adalah listrik.
SISTEM PERPIPAAN
Sistem penyediaan air panas dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi
berdasakan sistem perpipaannya, cara pengaliran dan juga cara sirkulasinya.
Menurut sistem pipanya, sistem penyediaan air panas dapat dibagi menjadi 2
jenis, yaitu:
1. Sistem up feed
Pada sistem ini air panas dialirkan menuju alat-alat plambing melalui pipapipa
cabang dari pipa utama yang dipasang pada lantai bawah gedung.
2. Sistem down feed
Pada sistem ini air panas dialirkan menuju alat-alat plambing melalui pipapipa
cabang dari pipa utama yang dipasang pada lantai paling atas gedung.
Hasil Observasi:
Bangunan ini menggunakan sistem down feed. Hal tersebut terlihat dari peletakan tangki
air yang ada di bagian atas gedung yang kemudian di salurkan menuju pipa-pipa ke alat
plumbing.
Menurut cara penyediaanya, sistem penyediaan air panas dapar dibagi menjadi
2 jenis, yaitu:
a. Sistem langsung atau terbuka
Kekurangan:
- Kran jauh dari dari tangki memiliki temperatur lebih rendah
- Jarang di gunakan untuk bangunan besar
Air buangan, sebelum perancangan sistem air buangan diperlukan peninjauan terhadap
iklim daerah yang tergolong tropis, kondisi tanah relative datar karena dulunya
merupakan lahan persawahan, sanitasi lingkungan, sosial budaya dan kelembagaan yang
dapat mempengaruhi variasi bentuk sistem.
Pengelompokkan air buangan
1
Air kotor : air yang mengandung kotoran manusia dari alat plumbing : klosrt,
2
3
b) Tangki Septik
Tangki septik merupakan suatu ruangan yang terdiri atas beberapa kompartemen
yang berfungsi sebagai bangunan pengendap untuk menampung kotoran padat
agar mengalami pengolahan biologis oleh bakteri anaerob dalam jangka waktu
tertentu. Untuk mendapat proses yang baik, sebuah tangki septik haruslah hampir
terisi penuh dengan cairan, oleh karena itu tangki septic haruslah kedap air
(Sugiharto 1987). Prinsip operasional tangki septik adalah pemisahan partikel dan
cairan partikel yang mengendap (lumpur) dan juga partikel yang mengapung
(scum) disisihkan dan diolah dengan proses dekomposisi anaerobik. Pad
umumnya bangunan tangki septic dilengkapi dengan sarana pengolahan effluent
berupa bidang resapan (sumur resapan). Tangki septik dengan peresapan
merupakan jenis fasilitas pengolahan air limbah rumah tangga yang paling banyak
digunakan di Indonesia. Pada umumnya diterapkan di daerah pemukiman yang
berpenghasilan menengah ke atas, perkotaan, serta pelayanan umum.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan tangki septik :
Kecepatan daya serap tanah > 0.0146 cm/menit.
Cocok diterapkan di daerah yang memiliki kepadatan penduduk < 500
jiwa/ha.
Dapat dijangkau oleh truk penyedot tinja.
Tersedia lahan untuk bidang resapan.
c) Beerput
Sistem ini merupakan gabungan antara bak septik dan peresapan. Oleh
karena itu bentuknya hampir seperti sumur resapan (Sugiharto 1987).
Untuk penerapan sistem beerput, terdapat beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu tinggi air dalam saluran beerput pada musim kemarau
tidak kurang dari 1,3 m dari dasar, jarak dengan sumur minimal 8 m,
volume diameternya tidak boleh < 1m dan apabila dibuat segi empat maka
sisi-sisinya harus lebih besar dari 0.9 m
2) Sistem Sanitasi Terpusat
Sistem Sanitasi Terpusat (Off site sanitation) merupakan sistem pembuangan
air buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang
disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran
domestik.
Air buangan umumnya memerlukan pengolahan terlebih dahulu,
5) Sistem Kombinasi
Pada sistem penyalurannya secara kombinasi dikenal juga dengan istilah
interceptor, dimana air buangan dan air hujan disalurkan bersama-sama sampai
tempat tertentu baik melalui saluran terbuka atau tertutup, tetapi sebelum
mencapai lokasi instalasi antara air buangan dan air hujan dipisahkan dengan
bangunan regulator ( Hardjosuprapto 2000). Air buangan dimasukkan ke saluran
pipa induk untuk disalurkan ke lokasi pembuangan akhir, sedangkan air hujan
langsung dialirkan ke badan air penerima. Pada musim kemarau air buangan akan
masuk seluruhnya ke pipa induk dan tidak akan mencemari badan air penerima.
Sistem kombinasi ini cocok diterapkan di daerah yang dilalui sungai yang airnya
tidak dimanfaatkan lagi oleh penduduk sekitar, dan di darah yang untuk program
jangka panjang direncanakan akan diterapkan saluran secara konvensional, karena
itu pada tahap awal dapat dibangun saluran pipa induk yang untuk sementara
dapat dimanfaatkan sebagai saluran air hujan.
Hasil Observasi:
Sistem pembuangan yang terdapat pada bangunan ini termasuk sistem penyaluran
tercampur dikarenakan air bekas dan air hujan tercampur menjadi satu dan
mengalir ke got. Sedangkan air kotor dari closet menuju septitank.
gedung
Sistem pembuangan terpisah
Setiap jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan keluar gedung secara terpisah
Sistem pembuangan tak langsung
Air buangan dari beberapa lantai digabungkan dalam satu kelompk, pada akhir
gabungan dipasang pemecah aliran
Hasil Observasi:
Menurut data yang kami dapatkan, SPA yang digunakan pada objek observasi adalah
sistem pembuangan terpisah. Hal tersebut dapat dilihat pada rencana sistem air
buangan yang kami peroleh. Menurut data tersebut, aliran pembuangan dari air
kotor, air buangan dan air hujan terpisah. Air buangan serta air hujan sama-sama di
alirkan menuju got sedangkan air kotor menuju septic tank.
Hasil Observasi:
Cara pengaliran air buangan pada objek termasuk dalam sistem gravitasi karena letak
saluran umumnya berada di bawah tanah yang ujungnya menuju ke got dan septitank.
Septitank
Sistem pembuangan air kotor dimana air dari kloset dikumpulkan dalam bak
penampungan yang disebut septic tank. Untuk bangunan kecil dilengkapi dengan volume
terbatas dilengkapi dengan soakaway/peresapan/perembesan. Berikut gambar detai
septitank dari bangunan ini.
Tangki peresapan
1.5
1.5
10-30
7.5
7.5
(m)
3
1.5
10
30
30
3
1.5
3
3
1.5
3
diameter
3
4
5
6
8
Volume (liter/menit)
255
547
990
1610
3470
Ch = curah hujan
Vp = volume pipa tegak yang dipakai
Air hujan yang masuk ke lantai basement melalui ramp dan air buangan lain
yang berasal dari cuci mobil dan sebagainya dalam bak penampungan
sementara (sump pit) di lantai basement terendah untuk kemudian
dipompakan keluar menuju saluran kota.
Hasil Observasi:
Sistem pengaliran air hujan yang digunakan pada bangunan ini adalah sistem
gravitasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil observasi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek yang kami observasi
ini telah memiliki sistem plumbing yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://sababjalal.wordpress.com/2011/11/04/contoh-metodologi-penelitian/
https://id.wikipedia.org/wiki/Metodologi_penelitian#Karakteristik_penelitian