Anda di halaman 1dari 7

Supervisi Pendidikan di Sekolah Sebagai Profesionalisme Kepala Sekolah

dan Pengawas Sekolah


Oleh :
Nispul Laili, Shanti Dewi A, Anis Dwi M, Ria Intandari, Moh Ikbal F, Denitya Sari
ABSTRAK
Pengetahuan tentang supervisi atau kepengawasan memberikan bantuan kepada guru dalam
merencanakan dan melaksanakan peningkatan professional mereka dengan memanfaatkan sumber
yang tersedia. Supervisi adalah kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
dari prestasi pendidikan. Atau bantuan yang diberikan kepada guru dan seluruh staf untuk
mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik. Dasar hukum tentang kepengawasan
( supervisi ) Permendiknas No 12 Tahun 2007 mengamanatkan bahwa kualifikasi dan kompetensi
pengawas sekolah/ madrasah memang mengikat dan terlaksana dengan semestinya. Tujuan supervisi
pendidikan ialah memberikan layanan atau bantuan untuk meningkan kualitas mengajar guru di dalam
kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki
kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. Memperbaiki proses
pembelajaran harus dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Hal ini peran dari supervisor
( pengawas dan kepala sekolah ) sangat diharapkan karena dia merupakan orang yang harus
memikirkan kemajuan pendidikan di tingkat sekolah atau madrasah.
Kata kunci: Supervisi Pendidikan, Professionalisme, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah.
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Supervisi pendidikan atau yang lebih
dikenal sebagai pengawasan dalam pendidikan
memiliki
konsep-konsep
yang
saling
berhubungan. Konsep tersebut sebenarnya
menjelaskan atau mengkaitkan dengan konsep
dasar dari supervisi pendidikan itu sendiri.
Pendidikan berbeda dengan pengajaran. Dalam
pendidikan, pendidikan merupakan proses
pendewasaan yang dilakukan oleh seorang
pendidik kepada peserta didik yang mencakup
pengembangan
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik. Sedangkan mengajar atau
pengajaran hanya mencakup aspek kognitif
saja. Hal ini berarti dalam pengajaran hanya
mencakup
proses
pentransferan
ilmu
pengetahuan tanpa membentuk sikap dan
kreatifitas peserta didik.
Oleh karena itu, pendidikan haruslah
diawasi oleh para supervisor. Supervisor ini
dapat berupa kepala sekolah dan pengawaspengawas lain yang ada di departemen
pendidikan. Pengawasan ini bertujuan untuk
mengawasi para pendidik dalam meningkatkan
kinerja para pendidik dan pegawai sekolah
lainnya. Pengawasan ini dapat dilakukan

dengan cara memberikan pengawasan


pengarahan-pengarahan yang baik dan
bimbingan, serta masukan tentang cara atau
metode mendidik yang baik dan profesional.
II.

Rumusan masalah

1. Bagaimana
pengertian
supervisi
pendidikan?
2. Bagaimana pelaksanaan
supervisi
pendidikan disekolah sebagai upaya
peningkatan
profesionalisme
kepala
sekolah dan pengawas sekolah?
3. Apa saja aspek-aspek yang disupervisi
disekolah sebagai upaya peningkatan
profesionalisme kepala sekolah dan
pengawas sekolah?
4. Apa teknik yang digunakan dalam
supervisi pendidikan disekolah sebagai
upaya peningkatan profesionalisme kepala
sekolah dan pengawas sekolah?
5. Apa kendala pelaksanaan supervisi
pendidikan disekolah sebagai upaya
peningkatan
profesionalisme
kepala
sekolah dan pengawas sekolah?
6. Bagaimana upaya yang dilakukan kepala
sekolah dan pengawas sekolah dalam
melaksanakan supervisi pendidikan?
III.

Tujuan

1. Untuk
mendeskripsikan
pengertian
supervisi pendidikan.
2. Untuk
mendeskripsikan
pelaksanaan
supervisi pendidikan disekolah sebagai
upaya peningkatan profesionalisme kepala
sekolah dan pengawas sekolah.
3. Untuk mendeskripsikan aspek-aspek yang
disupervisi pendidikan disekolah sebagai
upaya peningkatan profesionalisme kepala
sekolah dan pengawas sekolah.
4. Untuk mendeskripsikan teknik supervisi
pendidikan disekolah sebagai upaya
peningkatan
profesionalisme
kepala
sekolah dan pengawas sekolah.
5. Untuk
mendeskripsikan
kendala
pelaksanaan
supervisi
pendidikan
disekolah sebagai upaya peningkatan
profesionalisme kepala sekolah dan
pengawas sekolah
6. Untuk mendeskripsikan upaya yang
dilakukan kepala sekolah dan pengawas
sekolah dalam melaksanakan supervisi
pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
Istilah supervisi pendidikan dapat
dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi),
bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi
yang terkandung dalam perkataan itu
(semantik). Etimologi, istilah supervisi diambil
dalam perkataan bahasa Inggris Supervision
artinya pengawasan di bidang pendidikan.
Orang yang melakukan supervisi disebut
supervisor. Morfologis, supervisi dapat
dijelaskan menurut bentuk perkataannya.
Supervisi terdiri dari dua kata. Super berarti
atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi.
Seorang supervisor memang
mempunyai
posisi diatas atau mempunyai kedudukan yang
lebih dari orang yang disupervisinya.
Semantik, pada hakikatnya isi yang
terkandung dalam definisi yang rumusannya
tentang sesuatu tergantung dari orang yang
mendefinisikan (Dadan Wahidin, 2009:1).
Menurut Briggs dalam Ali Imron
(2011:12). Supervisi juga berfungsi untuk
mengkoordinasi,
menstimulasi,
dan
mengarahkan pertumbuhan guru-guru; semua
usaha
sekolah,
memperlengkapi
kepemimpinan
sekolah,
memperluas
pengalaman guru-guru, menstimulasi usahausaha yang kreatif, memberi fasilitas dan

penilaiann yang terus-menerus, menganalisis


situasi
belajar
mengajar,
memberikan
pengetahuan dan keterampilan guru serta staf,
mengintegrasikan tujuan pendidikan dan
membantu meningkatkan kemampuan guru.
Jerry H. Makawimbang (2011:76)
menyatakan secara sederhana prinsip-prinsip
supervisi adalah sebagai berikut: (1) supervisi
hendaknya memberikan rasa aman kepada
pihak yang disupervisi; (2) Supervisi
hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif; (3)
Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada
keadaan dan kenyataan sebenarnya; (4)
Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana
dengan sederhana; (5) Dalam pelaksanaan
supervisi hendaknya terjalin hubungan
profesional, bukan didasarkan atas hubungan
pribadi; (6) Supervisi hendaknya didasarkan
pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan
sikap pihak yang disupervisi; dan (7) Supervisi
harus menolong guru agar senantiasa tumbuh
sendiri tidak tergantung pada kepala sekolah.
Dalam
melaksanakan
supervisi
akademik,
pengawas
sekolah
harus
mengetahui
dan
memahami
serta
melaksanakan teknik-teknik dalam supervisi.
Berbagai teknik yang dapat digunakan oleh
pengawas sekolah dalam membantu guru
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik
secara kelompok maupun secara perorangan
ataupun dengan cara langsung bertatap muka
dan cara tak langsung bertatap muka atau
melalui media komunikasi (Syaiful Sagala,
2010 : 174).
Ada beberapa upaya pelaksanaan
supervisi akademik yang diungkapkan oleh
pengawas sekolah dalam melaksanakan
kegiatan supervisi akademik dalam rangka
meningkatkan
kemampuan/profesionalisme
guru,yaitu: (a) Setiap awal semester diadakan
pembimbingan secara kelompok terhadap
guru-guru yang akan disupervisi; (b)
Pengawas melaksanakan bimbingan tentang
penyusunan/pembuatan administrasi/perangkat
pembelajaran; (c) Menekankan agar warga
sekolah, terutama kepada guru supaya selalu
memperhatikan
disiplin
kerja
dalam
melaksanakan tugas mengajarnya sebagai
guru; (d) Memberikan bimbingan kepada guru
tentang cara-cara mengajar yang menarik dan
menyenangkan; (e) Melakukan pembinaan dan
bimbingan kepada guru dalam menggunakan
media pembelajaran, teknik/metode mengajar;
(f) Memberikan format-format perangkat
pembelajaran yang baru kepada guru, dan

dibimbing cara mengisinya;dan (g) Melalui


kegiatan IHT sekolah dilakukan pelatihan
pengembangan diri guru, yakni kegiatan
penulisan karya ilmiah (Penelitian Tindakan
Kelas).
Profesionalisme berasal dari kata profesi
yang artinya suatu bidang pekerjaan yang
ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.
Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan
atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang
intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan
atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.
Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh
sembarang
orang,
tetapi
memerlukan
persiapan melalui pendidikan dan pelatihan
secara khusus. Profesional adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang
memerlukan keahlian, kemahiran atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi (Daryanto, 2009:253).
Sedangkan Garvin dan Davis, juga
dalam Jerry H. Makawimbang (2011:44)
menyebutkan bahwa mutu adalah suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, manusia/tenaga kerja, proses dan
tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Menurut Jerry H. Makawimbang
(2011:42) Peningkatan mutu merupakan
dambaan
semua
Negara
dalam
menyelenggarakan pendidikannya. Upaya
peningkatan mutu itu tidaklah mudah,
demikian
pakar
mutu
menyatakan
kesungguhannya. Meningkatkan mutu perlu
rumusan pikiran tentang apa yang hendak
ditingkatkan, memilih bagian yang paling
dibutuhkan pelanggan, dan menghasilkan
produk kegiatan yang paling unggul di antara
produk sejenis. Oleh karena itu, peningkatan
mutu memerlukan ide baru yang datang dari
pikiran cerdas, selalu mengandung bagian
yang berbeda dari yang ada sebelumnya,
menghasilkan bagian yang lebih sempurna,
lebih bermanfaat, lebih mempermudah
sehingga lebih diminati.
BAB III
PEMBAHASAN

Pengertian supervisi
Supervisi adalah
kegiatan yang
ditujukan
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan proses dari prestasi pendidikan.
Atau bantuan yang diberikan kepada guru dan
seluruh staf untuk mengembangkan situasi
pembelajaran yang lebih baik. Membangun
kualitas pendidikan sangat erat kaitannya
dengan membangun kualitas pembelajaran.
Sementara kualitas pembelajaran sangat
ditentukan oleh kualitas tenaga pendidik
(guru). Meski guru bukanlah satu-satunya
instrumen dalam dunia pendidikan, tetapi
gurulah yang memegang peranan penting serta
sebagai ujung tombak sukses dan gagalnya
suatu pendidikan. Dalam proses pembelajaran
seringkali guru melakukan kesalahan, oleh
karena itu guru memerlukan layanan supervisi
(pembinaan) pengajaran, karakteristik dan
rasional.
Faktor lain yang mempengaruhi
peningkatan mutu pendidikan, salah satunya
adalah peran kepala sekolah dan pengawas.
Pengelolaan sekolah mencakup beberapa
unsur, antara lain mengembangkan dan
merawat fasilitas sekolah; merencanakan dan
mengusahakan pengadaan sumber belajar,
buku, alat, dan bahan yang dibutuhkan guru
untuk mengajar; bekerja sama dengan orang
tua dan masyarakat; namun yang paling
penting adalah menjamin mutu pendidikan
yang diterima anak. Pengawas juga
mempunyai
potensi
besar
untuk
mempengaruhi kepala sekolah, guru, orang tua
dan masyarakat di wilayahnya supaya mereka
secara aktif bekerja untuk meningkatkan mutu
pendidikan di sekolahnya.
Pelaksanaan Supervisi Pendidikan
Dalam usaha mempertinggi efisiensi dan
efektivitas proses pelaksanaan supervisi
pendidikan, kegiatan supervisi tersebut perlu
dilandasi oleh hal-hal berikut:
1) Kegiatan supervisi harus dilandasi atas
filsafat pancasila, ini berarti bahwa dalam
melaksanakan bantuan untuk perbaikan
proses belajar mengajar, supervisor harus
dijiwai oleh penghayatan terhadap nilainilai pancasila.
2) Pemecahan masalah supervisi harus
dilandaskan kepada pendekatan ilmiah
yang dilakukan secara aktif antara lain
berarti bahwa di dalam memecahkan

masalah harus digunakan kaidah ilmiah


seperti berpikir logis, objektif, berdasarkan
data yang dapat diverifikasi, dan terbuka
terhadap kritik.
3) Keberhasilan supervisi harus dinilai dari
sejauhmana kegiatan tersebut menunjang
prestasi belajar siswa dalamproses belajar
mengajar
4) Supervisi harus dapat menjamin kontinuitas
perbaikan
dan
perubahan
program
pengajaran. Jika supervisi dilaksanakan,
maka hasilnya harus merupakan suatu
peningkatan proses hasil belajar siswa
5) Supervisi bertujuan untuk mengembangkan
keadaan yang farovable untuk terjadinya
proses belajar mengajar yang efektif.
Proses belajar mengajar yang efektif dan
efisien hanya akan terjadi jika lingkungan
proses itu mendukungnya. Oleh karena itu,
perlu
diupayakan
agar
lingkungan
memberikan tantangan kepada siswa untuk
belajar lebih baik.
Aspek-aspek supervisi kepala sekolah oleh
pengawas sekolah
Aspek-aspek supervisi kepala sekolah oleh
pengawas sekolah antara lain adalah Kepala
sekolah, Guru, Karyawan, Pengawas yang
ditugaskan oleh kepala sekolah untuk
melakukan supervisi terhadap internal. Adapun
materi-materi yang akan di supervisi oleh
pengawas terhadap kepala sekolah antara lain
kurikulum, buku pelajaran, komputer, sarana
dan prasarana di sekolah. Kurikulum yang
akan di supervise meliputi silabus, persiapan
pembelajaran, media pembelajaran dll,
sedangkan masalah buku pelajaran diantaranya
yaitu proses belajar siswa, apakah buku buku
yang digunakan sudah sesuai dengan buku
panduan pembelajaran atau buku sumber yang
digunakan oleh para guru dalam menerapkan
pembelajaran di kelasa sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Untuk masalah
karyawan sekolah biasanya disupervisi seputar
peralatan administrasi yang digunakan oleh
tata usaha apakah sudah lengkap seperti
komputer, kertas, tinta dll. Pengawas yang
ditugaskan oleh kepala sekolah untuk
melakukan supervisi baik terhadap saranaprasana yang telah direncanakan maupun
terhadap evaluasi yaitu bagaimana hasil dari
pengawasannya atau supervisinya di sekolah.
Kepala
sekolah
dan
guru
harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi

supervisi dengan memiliki kelengkapan


administrasi kepala sekolah dan kelengkapan
perangkat administrasi guru.
Teknik-teknik supervisi pendidikan
Pada hakikatnya, terdapat banyak teknik
dalam menyelenggarakan program supervisi
pendidikan. Dari sejumlah teknik yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran, ditinjau dari
banyaknya guru dapat dikelompokkan ke
dalam dua bagian besar, yakni teknik
individual dan teknik kelompok. Berikut
uraiannya:
1. Teknik Individual (Individual Technique)
Teknik individual ialah supervisi yang
dilakukan secara perseorangan, teknik ini
digunakan apabila masalah yang dihadapi
bersifat pribadi apalagi khusus. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas ialah kunjunga sewaktuwaktu yang dilakukan oleh supervisor (kepala
sekolah, penilik, atau pengawas) untuk melihat
atau
mengamati
pelaksanaan
proses
pembelajaran sehingga diperoleh data untuk
tindak lanjut dalam pembinaan selanjutunya .
b.
Mengadakan
kunjungan
observasi
(observation visits)
guru dari suatu sekolah dberi tugas untuk
melihat/mengamati seorang guru yang sedang
mendemontrasikan cara-cara mengajar suatu
mata pelajaran tertentu,, misal cara
menggunakan alat/ media yang baru, seperti
audio visual aids, cara mengajar dengan
metode tertentu, seperti sosiodrama, problem
sulving, diskusi planel fish bolw, metode
penemuan (discovery).
c. Membimbing guru-guru tentang cara-cara
mempelajari pribadi siswa dan atau mengatasi
problema yang dialalmi siswa Banyak masalah
yang dialalmi guru dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa misal siswa yang lamban dalam
belajar, tidak dapat memusatkan perhatian,
siswa yang nakal disini wali kelas adalah
pembimbing yang utama, di beberapa sekolah
dibentuk bagian bimbingan dan konseling,
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh siswa
itu sendiri dan tidak dapat diatasi oleh guru
kelas diserahkan kepada konselor. Dalam hal
ini sangat diperlukan peranan supervisor
terutama kepala sekolah.
d. Membimbing guru-guru dalam hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum
sekolah antara lain:

Menyusun program semester dan mingguan


Menyusun atau membuat satuan program
pelajaran
Mengorganisasi
kegiatan-kegiatan
pengololaan kelas
Melaksanakan
teknik-teknik
evaluasi
pengajaran
Mengadakan media dan sumber dalam
PBM
Mengorganisasikegiatan-kegiatan
siswa
dalam bidang ektrakurikuler, study tour,
dsb.
2. Teknik Kelompok
a. Mengadakan pertemuan atau rapat
(meetings)
Kepala sekolah menjalankan tugas sesuai
perencanaan seperti mengadakan rapat kepada
guru
dalam
rangka
supervise
yang
berhubungan dengan dengan pelaksanaan
pengembangan kurikulum.
b. Mengadakan diskusi kelompok (group
discussions)
Diskusi kelompok dengan membentuk
kelompokkelompok guru bidang studi yang
berminat mata pelajaran tertentu yang telah
diprogramkan
untuk
mengadakan
pertemuan/diskusi guna membicarakan hal-hal
yang
berhubungan
dengan
usaha
pengembangan dan eranan proses belajar
mengajar.
c.
Mengadakan
penataran-penataran
(inservice-training)
Penataran untuk guru bidang studi tertentu
pada umumnya diadakan oleh pusat atau
wilayah, tugas kepala sekolah adalah
mengelolah dan membimbing pelaksanaan
tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran,
agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
Kendala supervisi pendidikan
Permasalahan Pelaksanaan Supervisi
Pendidikan di Sekolah. Dalam melaksanakan
supervisi kepala sekolah pasti menghadapi
kendala-kendala.Hal ini sesuai denganyang
telah disampaikan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional (2007),
Para kepala sekolah baik suka maupun tidak
suka harus siap menghadapi problema dan
kendala dalam melaksanakan supervisi
pendidikan. Berdasarkan kajian teori yang
penulis lakukan dapat diketahui bahwa
kendala supervisi pendidikan yang sangat
umum terjadi di lapangan adalah kurangnya

motivasi dari para guru ketika mendapat


supervisi. Hal tersebut terjadi dikarenakan
adanya anggapan yang telah melekat dalam
diri guru bahwa supervisi hanyalah kegiatan
yang
semata-mata
untuk
mencari-cari
kesalahan.
1. Kompleksitas tugas manajerial seorang
kepala sekolah.
Program kegiatan supervisi pendidikan tidak
dapat dilakukan oleh kepala sekolah seorang
diri. Kompleksitas tugas manajerial kepala
sekolah mengakibatkan seorang kepala
sekolah tidak dapat menangani sendiri
pelaksanaan supervisi pendidikan, khususnya
supervisi yang lebih menekankan pada aspek
pembelajaran.
2. Kurangnya persiapan dari guru yang
disupervisi.
Kondisi ini dapat diartikan bahwa motivasi
guru untuk disupervisi dinilai masih kurang,
hal tersebut dikarenakan masih melekatnya
anggapan dari para guru bahwa supervisi
semata-mata hanyalah kegiatan untuk mencaricari kesalahan. Meskipun pelaksanaan
supervisi pendidikan dilakukan dengan
pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru
yang akan mendapat supervisi, masih saja para
guru
yang
akan
disupervisi
belum
mempersiapkan diri secara matang.
3. Unsur subjektifitas guru supervisor dirasa
masih tinggi.
Unsur subjektifitas dari supervisor yang
ditunjuk oleh kepala sekolah dirasa masih
tinggi. Keadaan ini terjadi dikarenakan
kegiatan supervisi pendidikan tidak dilakukan
sendiri secara langsung oleh kepala sekolah,
tapi oleh guru-guru yang dianggap telah senior
oleh kepala sekolah. Dimana masing-masing
guru tersebut memiliki kepribadian yang
berbeda-beda dan prinsip supervisi maupun
teknik supervisi yang saling berbeda pula.
4. Sering terjadi pergantian kepala sekolah
Terjadinya
pergantian
kepala
sekolah
mengakibatkan jalannya pelaksanaan supervisi
pendidikan menjadi tesendat-sendat, kurang
lancar, dan dinilai kurang rutin/ kontinyu.
5. Sarana dan prasarana yang terbatas
setiap proses
belajar
mengajar
yang
berhubungan dengan masalah sarana dan
prasarana, seorang guru pasti merasakan
ketidak nyamanan dalam menyampaikan
materi pelajaran. Karena sarana dan prasarana
merupakan salah satu faktor utama lancarnya
pelaksanaan supervisi pendidikan dalam
meningkatkan profesionalisme guru.

6. Kurangnya disiplin guru


Masalah yang menyangkut faktor disiplin. hal
ini sering dilakukan oleh beberapa tenaga
pengajar terutama disiplin waktu hal ini
menimbulkan kelas menjadi tidak kondusif
sehingga siswa tidak tau apa yang harus
dilakukan selain bermain di dalam kelas
sambil menunggu guru yang memiliki jadwal
pada hari itu ia akan datang atau karena tidak
belum ada kejelasan.
7. Masih kurangnya
pengetahuan
guru
tentang pengelolaan proses belajar mengajar
yang efektif
seorang guru dintuntut agar mampu
melaksanakan belajar mengajar yang efektif
sehingga suasana kelas menjadi kondusif
Alternatif
Pemecahan
Permasalahan
Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah.
Upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan
supervisi pendidikan di sekolah
Kepala
sekolah
selaku
supervisor
pendidikan yang memiliki otoritas tertinggi di
sekolah harus mengupayakan beberapa cara
dalam mengatasi kendala-kendala dalam
pelaksanaan supervisi, antara lain:
1. Dilakukan pendelegasian wewenang oleh
kepala sekolah kepada guru-guru senior.
2. Pemberian motivasi kepada para guru akan
pentingnya supervisi pendidikan.
3. Pembinaan oleh kepala sekolah kepada
guru-guru senior yang ditunjuk sebagai
supervisor dan membentuk tim penilai
supervisi.
4. Dilakukan koordinasi secara intens kepada
seluruh elemen sekolah.
5. Mengupayakan sarana dan prasarana yang
memadai
6. Menerapkan disiplin terhadap tata tertib
guru
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Supervisi adalah kegiatan yang ditujukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
dari prestasi pendidikan
2. Pelaksanaan supervisi pendidikan dapat
dilakukan dengan cara melakukan kegiatan
supervisi yang dilandasi atas filsafat pancasila,
pemecahan
masalah
supervisi
yang
dilandaskan dengan pendekatan ilmiah,
keberhasilan supervisi harus dinilai dari sejauh

mana kegiatan tersebut menunjang prestasi


belajar, supervisi digunakan untuk menjamin
kontinuitas perbaikan dan program pengajaran.
3. Aspek-aspek supervisi kepala sekolah oleh
pengawas sekolah antara lain : kepala sekolah,
guru, karyawan, pengawas yang ditugaskan
oleh pengawas sekolah untuk melakukan
supervisi terhadap internal
4. Teknik-teknik pelaksanaan supervisi di bagi
menjadi dua yaitu teknik individual dan teknik
kelompok.
5. Kendala dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan di sekolah diantaranya :
Kompleksitas tugas manajerial seorang kepala
sekolah, Kurangnya persiapan dari guru yang
disupervisi, dll.
6. Upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan
supervisi pendidikan di sekolah diantaranya:
Dilakukan pendelegasian wewenang oleh
kepala sekolah kepada guru-guru senior,
Pemberian motivasi kepada para guru akan
pentingnya supervisi pendidikan, dll.
5.2 Saran
Dalam pembuatan makalah profesi
kependididkan ini, penulis mohon maaf
apabila terdapat banyak kesalahan dalam
penulisannya, serta diharap kritik dan saran
yang membangun demi karya yang lebih baik
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ametembun. (1981). Supervisi Pendidikan:
Penutun Bagi Para Penilik, Pengawas,
Kepala Sekolah, dan Guruguru.
Bandung: PercetakanSuri.
Ali Imron (2011). Supervisi Pembelajaran
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. PT
Bumi Aksara.
Dadan Wahidin (2009). Pentingnya Supervisi
Pendidikan
Sebagai
Upaya
Peningkatan Profesionalisme Guru.
Jurnal
terkemuka
Manajemen
Pendidikan, Educational Leadership.
Daryanto
(2009).
Panduan
Proses
Pembelajaran Kreatif dan Inovatif.
Jakarta. AV Publisher.
Depdiknas Republik Indonesia (2003).
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta, BP. Panca
Usaha.

Jerry H. Makawimbang (2011). Supervisi dan


Peningkatan
Mutu
Pendidikan.Bandung, Alfabeta.
Syaiful
Sagala
(2010).
Supervisi
Pembelajaran.
Dalam
Profesi
Pendidikan. Bandung, Alfabeta

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/articl
e/viewFile/5958/6032 [diakses 18 april
2015].

Anda mungkin juga menyukai