TESIS
Oleh
HIKMAH RIDHA SIREGAR
067010006/KK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Judul Tesis
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Magister
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Direktur,
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
TESIS
Oleh
HIKMAH RIDHA SIREGAR
067010006/KK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Ketua
Anggota
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
PERNYATAAN
Medan,
Agustus 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
ABSTRAK
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
ABSTRACT
The workers in the frying section of Tiga Bintang Kerupuk Industry in Binjai
Utara are exposed to the temperature of 32.90C for 8 (eight) working hours. This
condition will result ini the symptoms of heat stress such as feeling dizzy,
stiff/muscle cramp, tired, heart pounding, and nausea/vomiting.
The type of this research is quasi-experiment, i.e. one group before and after
design with an intervention of arranging the break time and giving guava juice to the
workers. The purpose of this study is to examine the degree of heat pressure in the
frying section, to find out the workers subjectives complaint due to heat stress, to
look at the influence of arranging the break time and giving guava juice on blood
pressure, and to explore the influence of arranging the break time and giving guava
juice on body temperature caused by heat stress in the work environment. The sample
for this study is 18 workers working in the frying section. The data for this study
were collected through questionnaire-based interviews, measuring blood pressure by
using spigmomanometer and measuring body temperature by means of axilla
thermometer. The data obtained were statistically analyzed by using pair t test using
computer program.
The result of this study shows that the average of heat temperature in the
frying section of Tiga Bintang Kerupuk Industry is 32.90C, the subjective complaint
felt by the workers are feeling tired 50%, feeling dizzy 27,8% and feeling stiff/muscle
cramp 11,1%. Break time arrangement and guava juice administration have a
significant influence on the increase of systolic and diastolic blood pressure, and
break time arrangement and guava juice administration have a significant influence
on the increase of body temperature of the workers working in the frying section of
Tiga Bintang Kerupuk Industry.
It is suggested that the workers keep making use of their break time and
consume guava juice and wear cotton clothes. It is recommended to the companies to
arrange a good lay out of the frying section and cooperate with the healthy workers to
carry out a periodical medical check-up.
Key words : Heat stress, Break time, Guva juice, Blood pressure, Body temperature.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Tesis ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-2 pada Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tesis ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Pasca Sarjana USU,
Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Kekhususan Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara
serta Bapak dan Ibu seluruh staf Dosen yang selama ini memberikan pengajaran
ilmu yang sangat berharga kepada penulis.
2. Komisi pembimbing yaitu : Ibu Dr. Ir. Erna Mutiara, MKes dan Ibu dr. Halinda
Sari Lubis, MKKK yang selalu membimbing dan memberi saran-saran hingga
selesainya Tesis ini.
3. Komisi penguji yaitu : Ibu Ir. Kalsum, MKes dan Bapak dr. Taufik Azhar, MKes
yang banyak memberikan masukan dan saran untuk penyempurnaan penulisan
Tesis ini.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Agustus 2008
Penulis
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
1. Nama
2. Jenis Kemin
: Perempuan
3. Agama
: Islam
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 060794 Medan
C. RIWAYAT PEKERJAAN
1. Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .......................................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
RIWAYAT HIDUP .........................................................................................
DAFTAR ISI
............................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
i
ii
iii
v
vi
viii
ix
x
1
1
6
7
8
8
9
9
13
15
18
20
23
28
31
32
32
32
33
34
34
36
38
40
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
41
41
44
44
46
47
49
50
52
59
59
59
61
49
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
2.1
12
2.2
26
43
44
46
47
48
48
49
51
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1
2.2
3.1
Skema Penelitian.................................................................................. 36
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
1.
2.
3.
Kuesioner ............................................................................................ 66
4.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
pemikiran
dalam
GBHN
tersebut
merupakan
dasar
untuk
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
pekerja terpaksa bekerja di lingkungan kerja yang tingkat tekanan panasnya di atas
nilai ambang batas (Agati, 2003).
Pemerintah telah membuat Undang-Undang tentang kesehatan kerja
khususnya pada Kepmenaker No : Kep 51/Men/1999 bertujuan untuk memberikan
perlindungan terhadap tenaga kerja yang bekerja pada iklim di atas nilai ambang
batas (NAB) dan Permenakertrans RI No. Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
Kenyataannya
di
lapangan
masih
banyak
perusahaan
yang
tidak
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
kreatinin) serta molekul yang lebih besar (plasma protein). Tubuh harus mampu
memelihara konsentrasi elektrolit yang sesuai di dalam cairan tubuh, sehingga
tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Ketidakseimbangan terjadi pada kondisi
dehidrasi (kehilangan air secara berlebihan) akibat terpapar panas dalam waktu yang
cukup lama (Almatsier, 2004).
Pemberian jus jambu biji diharapkan dapat menggantikan cairan tubuh yang
hilang akibat paparan panas yang tinggi pada lingkungan kerja. Jambu biji merupakan
buah yang sangat istimewa karena memiliki kandungan zat gizinya yang tinggi,
seperti vitamin C, potasium, dan besi. Selain itu, juga kaya zat nongizi, seperti serat
pangan, komponen karotenoid, dan polifenol. Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh
untuk aklimatisasi setelah terpapar panas, dengan memberikan vitamin C setiap hari
sangat baik bagi tubuh yang langsung bekerja dalam lingkungan panas selama 4-8
jam sehari, dengan meningkatnya pengeluaran keringat dapat meningkatkan laju
aliran darah (Utami, 2004).
Pengaturan waktu istirahat diperlukan bagi mereka yang terpapar panas
selama bekerja. Periode istirahat pendek diberikan selama masa kerja yang panjang,
untuk itu perlu disediakan ruangan istirahat yang dingin dan tidak terpapar panas.
Pengaturan waktu istirahat 15 menit setelah 2 jam bekerja terus-menerus pada
lingkungan kerja panas dengan tingkat beban kerja sedang harus diberikan (NIOSH,
1986).
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2004) tentang Program Intervensi
dalam Upaya Pengendalian Tekanan Darah dan Temperatur Tubuh Pekerja Akibat
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Heat Stress di instalasi Gizi RS Dr. Pirngadi Medan menunjukkan bahwa dengan
pemberian minuman jus tomat dan pengaturan waktu istirahat mempengaruhi tekanan
darah dan temperatur tubuh petugas gizi secara signifikan akibat heat stress.
Survei awal yang dilakukan pada pekerja industri kerupuk di bagian
penggorengan, diketahui bahwa pekerja terpapar panas dalam waktu yang lama dan
pada suhu yang cukup tinggi serta belum dilakukan upaya pengendalian akibat
tekanan panas (heat stress) tersebut. Tempat para pekerja berada di dalam satu
ruangan berukuran 8 meter x 6 meter, di mana terdapat 6 tungku pembakaran yang
dijajarkan memanjang. Para pekerja di tempat tersebut sering merasakan
ketidaknyamanan dalam bekerja akibat suhu panas tadi. Keringat yang dihasilkanpun
cukup banyak, ditambah lagi mereka bekerja secara terus-menerus, di mana tidak
adanya jam istirahat yang ditetapkan secara khusus. Jika hal ini diabaikan akan
menimbulkan dampak negatif bagi pekerja yang akhirnya dapat menurunkan
produktivitas kerja. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui efek fisiologis akibat heat stress dan upaya pengendaliannya pada
pekerja industri kerupuk Tiga Bintang Kecamatan Binjai Utara tahun 2008.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
pekerjaan yang juga panas. Bila bekerja dengan lingkungan panas dibutuhkan waktu
istirahat pendek di antara istirahat panjang dan harus mengkonsumsi makanan/
minuman pengganti cairan tubuh yang hilang, karena lingkungan panas dapat
menurunkan tekanan darah dan suhu tubuh disebabkan pengeluaran keringat yang
cukup banyak. Berdasar uraian tersebut maka rumusan masalah yang akan dibahas
pada penelitian ini adalah : perlu dilakukan upaya pengendalian efek fisiologis akibat
heat stress pada pekerja industri kerupuk Tiga Bintang Kecamatan Binjai Utara tahun
2008.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu
bola.
Tabel 2.1. Pengaturan Waktu Kerja dengan ISBB
ISBB (0C)
Beban Kerja
Waktu Kerja
Waktu Istirahat
Ringan Sedang
Berat
30,0
26,7
25,0
75 % kerja
25 % istirahat
30,6
28,0
25,9
50 % kerja
50 % istirahat
31,4
29,4
27,9
25 % kerja
75 % istirahat
32,2
31,1
30,0
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
panas. Dalam lingkungan panas, efek pendinginan dari penguapan keringat adalah
terpenting untuk keseimbangan termis. Maka dari itu, Belding dan Hatch
mendasarkan indeksnya atas perbandingan banyaknya keringat yang diperlukan
untuk mengimbangi panas dan kapasitas maksimal tubuh untuk berkeringat.
Untuk menentukan indeks tersebut, diperlukan pengukuran-pengukuran suhu
kering dan basah, suhu globetermometer, kecepatan aliran udara, produksi panas
akibat kegiatan dalam pekerjaan.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
juga menyebabkan penurunan berat badan. Menurut hasil penelitian Priatna (1990)
dalam Tarwaka (2004) bahwa pekerja yang bekerja selama 8 jam/hari berturut-turut
selama 6 minggu, pada ruangan dengan Indeks Suhu Basah Bola (ISBB) antara
32,02-33,010C menyebabkan kehilangan berat badan sebesar 4,23 %.
Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan
panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Gangguan perilaku dan performansi kerja, seperti terjadinya kelelahan, sering
melakukan istirahat curian, dan lain-lain.
b. Dehidrasi, yaitu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik
oleh pergantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan.
Pada kehilangan cairan tubuh < 1,5 % gejalanya tidak nampak, kelelahan muncul
lebih awal dan mulut mulai kering.
c. Heat Rash, keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit akibat
kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja perlu beristirahat pada
tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak penghilang keringat.
d. Heat Cramps, merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat
keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang
kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit
garam natrium.
e. Head Syncope atau Fainting, keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak
tidak cukup karena sebagian besar aliran darah dibawa ke permukaan kulit atau
perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
f. Heat Exhaustion, keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak
cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat haus, lemah,
dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami pekerja yang belum
beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Tekanan darah seseorang dapat lebih atau kurang dari batasan nilai normal.
Jika melebihi normal, orang tersebut menderita tekanan darah tinggi/hipertensi.
Sebaliknya jika kurang dari normal, orang tersebut menderita tekanan darah
rendah/hipotensi (Vitahealth, 2004).
Tekanan darah rendah adalah kondisi abnormal di mana tekanan darah
seseorang jauh lebih rendah dari pada biasanya, yang dapat menyebabkan gejala
pusing/tidak bisa berpikir secara jernih atau bergerak dengan mantap (light
headedness).
Penyebab tekanan darah rendah antara lain hipotensi ortostatik, yang berarti
bahwa pembuluh darah tidak menyesuaikan diri terhadap posisi berdiri, sehingga
terjadi penurunan tekanan darah. Penyebab lainnya adalah dehidrasi (kekurangan
cairan), reaksi tubuh terhadap panas, sehingga darah berpindah ke pembuluh darah di
kulit, sehingga memicu dehidrasi, gagal jantung, serangan jantung, perubahan irama
jantung, pingsan (stres emosional, takut, rasa tidak aman/nyeri), anafilaksis (reaksi
alergi yang mengancam jiwa), donor darah, peredaran darah di dalam tubuh,
kehilangan darah, kehamilan, atherosklerosis (pengerasan dinding arteri).
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu (Kozier, 1987) :
a. Usia
Perbedaan usia mempengaruhi tekanan darah. Tekanan darah rata-rata orang
dewasa 30-45 tahun systolic 110-140 mmHg dan diastolic 60-90 mmHg.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
b. Latihan
Latihan fisik meningkatkan cardiac output oleh karena itu meningkatkan tekanan
darah.
c. Emosi dan stres fisik
Emosi, kecemasan, rasa takut, stres fisik dan rasa sakit dapat meningkatkan
tekanan darah oleh karena rangsangan terhadap saraf simpatis menghasilkan
peningkatan cardiac output dan vasokonstriksi arteri.
2.3.3 Proses Penurunan Tekanan Darah Akibat Lingkungan Panas
Air secara normal akan hilang dari tubuh ke lingkungan melalui 4 jalan :
ginjal (kemih), usus halus (feses), paru-paru (penguapan air dalam udara ekspirasi),
dan kulit (melalui penguapan dan keringat). Hilangnya air melalui penguapan dari
paru-paru dan kulit dikenal sebagai kehilangan air yang tidak disadari yang bertujuan
untuk mengatur temperatur tubuh.
Keringat adalah cairan hipotonik yang terutama terdiri dari air, natrium, dan
klorida. Selama latihan yang berat pada lingkungan yang panas, bisa terjadi
kehilangan 1 L keringat/jam, sehingga dapat menyebabkan kekurangan volume cairan
jika asupannya tidak mencukupi. Kebutuhan normal cairan setiap hari pada orang
dewasa kira-kira 2,5 L.
Berkurangnya volume ekstrasellular (hipovolemia) menganggu curah jantung
dengan mengurangi arah balik vena ke jantung. Manifestasi klinis dari berkurangnya
volume terlihat pada efek langsung yang menurunkan curah jantung, dan efek
sekunder yang mengaktivasi mekanisme homeostatik sebagai kompensasi penurunan
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
curah jantung. Karena tekanan arteri = curah jantung x tahanan perifer total, maka
penurunan curah jantung berakibat menurunnya tekanan darah (Price, 1984).
Sumamur
(1996)
suhu
tubuh
manusia
hampir
menetap
dipertahankan oleh suatu sistem pengatur suhu. Suhu menetap ini karena adanya
keseimbangan antara panas yang dihasilkan di dalam tubuh karena proses
metabolisme dan pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan sekitar.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Temperatur Tubuh
Faktor- faktor yang mempengaruhi temperatur tubuh yaitu (Kozier, 1987) :
a. Usia
Perbedaan usia menyebabkan adanya perbedaan temperatur. Temperatur tubuh
rata-rata orang dewasa usia 30-45 tahun adalah 36,70C-37,20C atau 980F-990F.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
b. Emosi
Pengaruh emosi menyebabkan perbedaan yang besar terhadap temperatur tubuh.
Emosi yang tinggi dapat meningkatkan temperatur tubuh dan dalam keadaan
depresi temperatur tubuh berkurang oleh karena menurunnya produksi panas.
c. Latihan
Temperatur tubuh dapat mengalami peningkatan karena aktivitas otot, misalnya
latihan fisik.
d. Makanan, minuman dan alkohol
Makanan panas atau dingin dapat menyebabkan temperatur tidak menetap, contoh
makan es krim dapat menurunkan temperatur mulut sekitar 0,90C atau 1,60F.
e. Lingkungan
Lingkungan memberikan pengaruh terhadap temperatur tubuh walaupun tidak
semua temperatur pasien mengalami peningkatan karena cuaca panas, hanya
sebagian.
2.4.3 Proses Penurunan Temperatur Tubuh Akibat Lingkungan Panas
Tubuh mempunyai kadar air yang tinggi. Komponen air di dalam tubuh
dikenal sebagai cairan tubuh dan mengandung elektrolit dan mineral seperti sodium,
potassium, kalsium dan klorida. Keseimbangan air tubuh diatur oleh hormon
antidiuretik (ADH) yang mempertahankan isoosmotik plasma. Peningkatan
osmolalitas plasma merangsang rasa haus maupun pelepasan ADH.
Kehilangan air melalui keringat dapat terjadi pada temperatur lingkungan
yang tinggi. Keluarnya keringat berarti keluarnya air dan elektrolit yang pada
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
masa kerja yang panjang, untuk itu perlu disediakan ruangan istirahat yang
dingin dan tidak terpapar panas. Pengaturan waktu istirahat 15 menit setelah 2
jam bekerja terus-menerus pada lingkungan kerja panas dengan tingkat beban
kerja sedang harus diberikan (NIOSH, 1986).
f. Mengganti cairan yang hilang selama terpapar panas. Hilangnya air melalui
keringat merupakan kehilangan cairan yang tidak disadari. Tipe kehilangan air ini
meningkat pada temperatur lingkungan yang tinggi. Untuk itu perlu dilakukan
pemeliharaan keseimbangan cairan tubuh dengan cara :
1. minum air dingin yang mempunyai suhu 500F-600F.
2. minum air sebelum bekerja dan total air yang diminum selama bekerja 4-6
gelas per hari (Martin, 1987).
3. Jus buah juga baik dikonsumsi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
Selain rasanya enak dan segar, pada jus terkandung beragam vitamin dan
mineral yang dapat menyehatkan dan mengembalikan kebugaran tubuh
(PDGI, 2006).
g. Meningkatkan kemampuan fisik pekerja terhadap lingkungan panas, yaitu :
1. melakukan latihan/senam misalnya : aerobik.
2. tidak meminum alkohol.
h. Menyediakan alat pelindung diri berupa : baju atau jaket dingin, pakaian yang
terbuat dari katun.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
jambu biji dengan berat 275 gr per buah dapat mencukupi kebutuhan harian akan
vitamin C pada tiga orang dewasa atau dua anak-anak (Yuan, 2008).
Vitamin C merupakan komponen dasar pembentukan jaringan penghubung
dalam tubuh. Pembentukan kolagen optimal sangat diperlukan untuk pembentukan
ligamen, tendon, dentin, kulit, pembuluh darah, dan tulang. Juga membantu proses
penyembuhan luka dan perbaikan jaringan. Vitamin C juga berperan dalam proses
penyerapan zat besi nonorganik (zat besi dan makanan nonhewani) sehingga dapat
mencegah dan membantu penyembuhan anemia (lesu darah). Vitamin C memiliki
kemampuan sebagai antioksidan, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel
akibat aktivitas molekul radikal bebas. Dalam tubuh, molekul radikal bebas
mengoksidasi protein, asam lemak, dan DNA. Kerusakan akibat radikal bebas
berimplikasi pada timbulnya sejumlah penyakit, termasuk kanker, kardiovaskular,
dan katarak.
Secara signifikan, hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa asupan vitamin
C yang tinggi dari makanan dapat mencegah kenaikan LDL teroksidasi. Kadar LDL
teroksidasi tinggi merupakan faktor utama berkembangnya penyakit jantung.
Beberapa penelitian epidemiologi memang telah memperlihatkan hubungan
signifikan antara asupan vitamin C dengan risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskular (Suryana, 2008).
Jambu biji juga mengandung kalium yang berfungsi meningkatkan
keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zatzat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
dan sel tubuh serta menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah. Menurut
Dr. James Cerda dengan memakan jambu biji 0,5 - 1 kg/hari selama 4 minggu risiko
terkena penyakit jantung dapat berkurang sebesar 16 % (Astawan, 2006).
Jambu biji juga mengandung natrium sebesar 26 mg/100 gram, yang berfungsi
untuk menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh. Natriumlah yang sebagian besar
mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari sel (Almatsier,
2004).
Jambu biji juga kaya serat, khususnya pektin (serat larut air). Manfaat pektin
antara lain menurunkan kolesterol dengan cara mengikat kolesterol dan asam empedu
dalam tubuh serta membantu mengeluarkannya (Yuan, 2008).
Di samping manfaat jambu biji untuk menjaga kesehatan jantung dan
pembuluh darah serta mencegah munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh
terhadap serangan penyakit, meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh kapiler
serta membantu penyerapan zat besi dan penyembuhan luka. Jambu biji juga
berkhasiat anti radang, anti diare dan menghentikan pendarahan (Ditjen BPPHP
Deptan, 2002).
Kandungan gizi dalam 100 gram jambu biji disajikan pada tabel berikut (Ditjen
BPPHP Deptan, 2002) :
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Jambu Biji dalam 100 Gram Bagian yang
Dapat Dimakan (BDD)
Kandungan
Energi
Jumlah
Kandungan
Jumlah
25 SI
Protein
0,90 gr Vitamin B1
0,05 mg
Lemak
0,30 gr Vitamin B2
0,04 mg
Karbohidrat
12,20 gr Vitamin C
87,00 mg
Kalsium
14,00 mg Niacin
Fosfor
28,00 mg Serat
5,60 gr
1,10 mg Air
86 gram
Besi
Bagian
1,10 mg
yang
Dapat
Dimakan (BDD)
82 %
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
mineral serta juga akan berfungsi sebagai pembawa oksigen (O2) ke dalam sel-sel
tubuh. Selain itu, air di dalam tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk
samping hasil metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat.
Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh
juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab jaringanjaringan tubuh seperti mata, mulut dan hidung, pelumas dalam cairan sendi tubuh,
katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan
membantu dalam menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut. Selain itu agar
fungsi-fungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan
berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada
kondisi ideal yaitu 370C (Irawan, 2007).
Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi elektrolit yang sesuai di dalam
cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini
penting bagi kehidupan sel, karena sel harus secara terus menerus berada di dalam
cairan dengan komposisi yang benar, baik cairan di dalam maupun di luar sel.
Mineral makro terdapat dalam bentuk ikatan garam yang larut dalam cairan tubuh.
Sel-sel tubuh mengatur ke mana garam harus bergerak dengan demikian mengatur ke
mana cairan tubuh harus mengalir, karena cairan mengikuti garam. Kecenderungan
air mengikuti garam disebut osmosis.
Jumlah berbagai jenis garam di dalam tubuh hendaknya dijaga dalam keadaan
konstan. Bila terjadi kehilangan garam dari tubuh, maka harus diganti dari sumber di
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
luar tubuh, yaitu dari makanan dan minuman. Tubuh mempunyai suatu mekanisme
yang mengatur agar konsentrasi semua mineral berada dalam batas-batas normal.
Pengaturan ini terutama dilakukan oleh saluran cerna dan ginjal.
Secara
normal,
tubuh
juga
mampu
mempertahankan
diri
dari
maksimal
untuk
mengatasi
hal
tersebut.
Padahal
Indonesia
telah
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
REPELITA pertama. Namun saat ini program ini terlihat belum populer dalam
komunitas industri, tenaga kerja, maupun masyarakat secara umum (Khairida, 2007).
Negara Indonesia merupakan negara tropis dengan ciri utamanya adalah suhu
dan kelembaban yang tinggi. Kondisi awal seperti seharusnya sudah menjadi
perhatian karena iklim kerja yang panas merupakan beban bagi tubuh ditambah lagi
dengan pekerja yang harus mengerjakan pekerjaan fisik yang berat. Hal ini dapat
memperburuk kondisi kesehatan dan stamina pekerja (Agati, 2003).
Panas merupakan sumber penting dalam proses produksi maka tidak menutup
kemungkinan pekerja terpapar langsung, dalam jangka waktu yang lama pekerja yang
terpapar panas dapat mengalami penyakit akibat kerja yaitu menurunnya daya tahan
tubuh dan berpengaruh terhadap timbulnya gangguan kesehatan sehingga
berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi kerja (Sumamur, 1996).
Respon-respon fisiologis akan nampak jelas terhadap pekerja dengan iklim
panas tersebut, seperti hasil penelitian Sari (2007) yang menyatakan bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah pemaparan
panas, yang jelas sekali akan memperburuk kondisi pekerja. Selain respon tekanan
darah, sistem termoregulator di otak (hypothalamus) akan merespon dengan beberapa
mekanisme kontrol seperti konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi dengan tujuan
untuk mempertahankan suhu tubuh sekitar 36-370C. Namun apabila paparan
dibiarkan terus-menerus akan menyebabkan kelelahan (fatigue) dan akan
menyebabkan mekanisme kontrol ini tidak lagi bekerja yang pada akhirnya akan
menyebabkan timbulnya efek heat stress (Logan dan Bernard, 1999).
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hilang
Panas
dengan
konveksi
dan
radiasi
Syncope oleh
karena panas
Suhu
kulit naik
Dilatasi
pembuluh
darah
Ketidak
mantapan
peredaran
darah dan
vasomotor
Oedema
Kejang panas
Pemindahan
Panas dari
dalam ke
Pori-pori
Hilang
panas oleh
pengupan
Dilatasi
pembuluh
darah lebih
lanjut dan
keluar
keringat
Kehilangan
garam
Kehilangan
cairan
Menurunkan
kemampuan
berkeringat
Kehilangan panas
oleh hilangnya
garam
Kelelahan panas
oleh karena
Hilangnya cairan
Keringat
berkurang
Suhu
dalam naik
Berhenti
berkeringat
Gambar 2.1 Landasan Teori
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Kelelahan
panas
Pukulan
panas
Tekanan Darah
Temperatur Tubuh
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
f. tidak menggunakan obat tertentu yang dapat mencegah pengaturan suhu tubuh
dan
tekanan
darah,
seperti
antidepressant,
obat
penenang
dan
obat
kardiovaskular.
Besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan total populasi yaitu
seluruh pekerja pada bagian penggorengan.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
2. Variabel terikat (dependen) adalah efek fisiologis yang dilihat dari tekanan
darah dan temperatur tubuh.
3.5.2 Definisi Operasional
1. Heat stress adalah tekanan panas di dalam lingkungan kerja diukur dengan heat
stress monitor di bagian penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang Kecamatan
Binjai Utara.
2. Efek Fisiologis adalah respon tubuh jika mendapat tekanan panas yang tinggi dari
lingkungan, di mana yang diukur dalam penelitian ini adalah :
a. Tekanan darah yaitu suatu kekuatan darah yang menekan dinding pembuluh
darah diukur dalam satuan mmHg dengan alat ukur spigmomanometer.
Pengukuran tekanan darah yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi.
Hasilnya kemudian dibandingkan antara hasil pengukuran sebelum dan
sesudah intervensi.
b. Temperatur tubuh yaitu besarnya panas yang dihasilkan tubuh dihubungkan
dengan besarnya panas lingkungan diukur dalam satuan oC. Pengukuran
temperatur tubuh yang dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Hasilnya
kemudian dibandingkan antara hasil pengukuran sebelum dan sesudah
intervensi.
3. Pengaturan waktu istirahat adalah pemberian waktu istirahat pendek di antara
istirahat panjang. Pengaturan waktu istirahat ini disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan. Untuk pekerjaan yang dilakukan di industri kerupuk
ini, istirahat pendek diberikan selama 15 menit sebanyak 2 kali selama masa kerja
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
yaitu pukul 10.00 WIB dan pukul 15.00 WIB dan istirahat panjang pukul 12.00
WIB.
4. Pemberian jus jambu biji adalah pemberian 1 gelas jus jambu biji dengan daging
buah warna putih, yang berfungsi untuk menggantikan kehilangan cairan akibat
heatstress di lingkungan kerja panas. Kandungan gizi dalam 1 gelas jus jambu biji
(250 ml) yaitu energi 94,3 kalori, protein 0,63 gr, karbohidrat 23,54 gr, vitamin C
60,9 mg dan natrium 18,2 mg (Konversi nilai gizi berdasarkan Daftar Komposisi
Bahan Makanan/DKBM).
POST INTERVENSI
EFEK FISIOLOGIS :
Tekanan darah
Tekanan darah
Temperatur tubuh
Temperatur tubuh
UPAYA PENGENDALIAN :
-
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
tubuh
diukur
dengan
menggunakan
termometer
aksila.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 4.1 Tekanan Panas di Industri Kerupuk Tiga Bintang Mei 2008
No
Pengukuran Suhu
Titik 1
Titik 2
Titik 3
Rata-Rata
WBGT Indoor
32,80C
36,10C
35,00C
34,60C
WBGT Outdoor
31,50C
34,00C
33,40C
32,90C
Wet Bulb
27,20C
28,40C
27,90C
27,80C
Dry Bulb
32,40C
33,90C
34,90C
33,70C
Globe
45,80C
54,00C
51,80C
50,50C
Heat Index
35,20C
35,20C
38,50C
36,30C
Relative Humidity
48,7%
37,6%
28,3%
38,2%
Keterangan :
1. WBGT Indoor : keseimbangan panas di dalam ruangan yang dinyatakan dengan
proses penguapan yang dibutuhkan dibandingkan dengan panas penguapan
maksimum.
2. WBGT Indoor : keseimbangan panas di luar ruangan yang dinyatakan dengan
proses penguapan yang dibutuhkan dibandingkan dengan panas penguapan
maksimum.
3. Wet Bulb : parameter untuk menilai tingkat iklim kerja, merupakan hasil
perhitungan antara suhu kering, suhu basah alami dan suhu bola.
4. Dry Bulb : suhu udara yang diukur dengan termometer suhu kering.
5. Globe : suhu yang diukur dengan menggunakan termometer suhu bola yang
sensornya dimasukkan dalam bola tembaga yang dicat hitam, sebagai indikator
tingkat radiasi.
6. Heat Index : kondisi iklim yang relatif dirasakan seseorang dengan suhu 21-490C.
7. Relative humidity : kelembaban udara 21-99 %.
ISBB rata-rata =
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
9
9
50,0
50,0
12
6
66,7
33,3
15
3
83,3
16,7
8
7
3
44,4
38,9
16,7
di
Bagian
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 4.3 Data Keluhan Subyektif Responden Selama Bekerja Akibat Heat
Stress di Bagian Penggorengan Industri Kerupuk Tiga Bintang
Keluhan
++
Pusing
27,8
44,4
27,8
Kaku/kram otot
11,1
33,3
10
55,6
Lelah
50,0
44,4
5,6
Jantung berdebar
0.0
27,8
13
72,2
Mual/muntah
0.0
16,7
15
83,3
Keterangan :
++ : Sering
+ : Kadang-kadang
- : Tidak
Hasil penilaian kuesioner terhadap 18 orang pekerja pada bagian
penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang dapat dilihat pada tabel 4.4 bahwa
pengeluaran keringat
responden adalah sebesar 44,4%, kebiasaan minum yang sangat banyak (1 gelas tiap
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
20-30 menit) sebesar 33,3% dan kebiasaan buang air kecil (BAK) yang sangat banyak
(lebih dari 3 kali selama bekerja) sebesar 33,3%.
Keluhan
++
Pengeluaran keringat
44,4
10
55,6
0.0
Kebiasaan Minum
33,3
50,0
16,7
Kebiasaan BAK
33,3
11
61,1
5,6
Keterangan :
++ : Sangat banyak
+ : Banyak
- : Sedikit
4.2.3 Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran tekanan darah terhadap 18 orang pekerja pada bagian
penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang dapat dilihat pada tabel 4.5 yaitu
responden yang mengalami peningkatan tekanan sistol sebanyak 10 orang (55,56%)
dan yang tidak mengalami peningkatan tekanan sistol sebanyak 8 orang (44,44%).
Dari tabel juga terlihat bahwa responden yang mengalami peningkatan tekanan
diastol sebanyak 10 orang (55,56%) dan yang tidak mengalami peningkatan tekanan
diastol sebanyak 8 orang (44,44%).
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Tabel 4.5 Tekanan Darah Responden Sebelum dan Sesudah Pengaturan Waktu
Istirahat dan Pemberian Jus Jambu Biji di Bagian Penggorengan
Industri Kerupuk Tiga Bintang
Tekanan Darah
Sebelum
10
10
10
Keterangan :
+ = Mengalami peningkatan
- = Tidak mengalami peningkatan
Hasil pengukuran temperatur tubuh terhadap 18 orang pekerja pada bagian
penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang dapat dilihat pada tabel 4.6 yaitu
responden yang mengalami peningkatan temperatur tubuh sebanyak 16 orang
(88,89%) dan yang tidak mengalami peningkatan temperatur tubuh sebanyak 2 orang
(11,11%) .
Tabel 4.6 Temperatur Tubuh Responden Sebelum dan Sesudah Pengaturan
Waktu Istirahat dan Pemberian Jus Jambu Biji di Bagian
Penggorengan Industri Kerupuk Tiga Bintang
Temperatur Tubuh
Sebelum
16
16
16
Keterangan :
+ = Mengalami peningkatan
- = Tidak mengalami peningkatan
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
dan pemberian jus jambu biji sebanyak 250 ml pada pukul 10.00 dan 15.00 wib
terhadap 18 orang pekerja bagian penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang yang
menjadi responden menunjukkan bahwa responden mengalami peningkatan tekanan
darah baik sistol maupun diastol setelah dilakukan intervensi. Hal ini dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Distribusi Rata-rata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Sebelum dan
Sesudah Pengaturan Waktu Istirahat dan Pemberian Jus Jambu Biji
Tekanan Darah
Mean
SD
SE
113,1
7,9
1,9
0,019
18
115,1
8,7
2,1
0,019
18
74,2
4,5
1,1
0,035
18
75,4
5,4
1,3
0,035
18
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa rerata tekanan darah sistol
sebelum intervensi adalah 113,1 mmHg, sedangkan rerata tekanan darah sistol setelah
intervensi adalah 115,1 mmHg, dengan selisih antara sebelum dan sesudah intervensi
adalah 2 mmHg. Rerata tekanan darah diastol sebelum intervensi adalah 74,2 mmHg,
sedangkan rerata tekanan darah diastol setelah intervensi adalah 75,4 mmHg, dengan
selisih antara sebelum dan sesudah intervensi adalah 1,2 mmHg.
Hasil analisis dengan uji statistik t berpasangan terhadap tekanan darah sistol
menunjukkan nilai probabilitas (p) adalah 0,019 (p<0,05), dan terhadap tekanan darah
diastol menunjukkan nilai probabilitas (p) adalah 0,035 (p<0,05). Ini berarti ada
perbedaan yang signifikan antara tekanan darah sistol maupun diastol sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi.
4.3.2
dan pemberian jus jambu biji sebanyak 250 ml pada pukul 10.00 dan 15.00 wib
terhadap 18 orang pekerja bagian penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang yang
menjadi responden menunjukkan bahwa responden mengalami peningkatan
temperatur tubuh setelah dilakukan intervensi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut ini :
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Temperatur Tubuh
Mean
SD
SE
36,1
0,2
0,06
0,001
18
36,3
0,3
0,07
0,001
18
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 5
PEMBAHASAN
Kondisi fisik tempat kerja harus benar-benar sesuai dengan standar Nilai
Ambang Batas (NAB), karena bila melebihi NAB sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pekerja.
Heat stress didefinisikan sebagai akibat dari panas yang diproduksi oleh tubuh
dan sumber dari luar yang melampaui kemampuan tubuh untuk mendinginkannya
sendiri. Pengaruh heat stress di lingkungan kerja dapat mempengaruhi kesehatan dan
memberikan keluhan subyektif pada pekerja. Dari tabel 4.3 diketahui bahwa keluhan
yang sering dirasakan responden yaitu kelelahan yang sangat sebesar 50%, kemudian
pusing 27,8%, dan kaku/kram otot 11,1%. Menurut Allen (1976) gejala-gejala heat
stress yaitu keringat bertambah, denyut jantung meningkat, lelah, pusing, mual, dan
sakit kepala, dan menurut Sumamur (1996) gejala-gejala heat stress yaitu pingsan,
enek, muntah-muntah dan lelah yang ditandai dengan rasa pusing, mual, dan sakit
kepala.
Bekerja secara terus-menerus menyebabkan energi yang keluar dari tubuh
sangat banyak sehingga tubuh mengambil cadangan energi dari protein dan lemak
dalam jaringan otot. Setiap kontraksi dari otot selalu diikuti dengan oksidasi glukosa
yang merubah glikogen menjadi tenaga dan asam laktat. Dengan beban kerja yang
terus menerus menyebabkan persediaan oksigen dalam jaringan berkurang sehingga
pengeluaran karbon dioksida terbatas dan asam laktat menumpuk yang akhirnya
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
sebesar 4,2 mmHg setelah dilakukan intervensi berupa pemberian 200 cc jus tomat
dan pengaturan waktu istirahat pada petugas instalasi gizi.
Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, diperoleh nilai signifikansi 0,019
untuk tekanan darah sistol dan 0,035 untuk tekanan darah diastol. Nilai tersebut <
0,05, ini berarti ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi.
Selama bekerja terjadi pengeluaran keringat yang banyak pada pekerja, di
mana keringat merupakan cairan hipotonik yang terdiri dari air, natrium, dan klorida.
Penguapan dan pengeluaran keringat dari kulit yang bertujuan untuk mengatur
temperatur tubuh menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah, sehingga
menyebabkan kekurangan volume cairan jika asupannya tidak mencukupi yang
akhirnya mengganggu curah jantung dan mengurangi arah balik vena ke jantung,
keadaan ini disebut dengan hipovolemia. Dari penelitian Sumamur (1996) juga
menunjukkan telah terjadi penurunan tekanan darah pada pekerja yang terpapar
tekanan panas dan pemberian air minum dapat memperbaiki tekanan darah tersebut.
Menurut Megasari dan Juniani (2006), pekerja yang bekerja di lingkungan
dengan suhu tinggi, kebutuhan air dan elektrolit sebagai pengganti cairan yang
hilang/keringat perlu mendapat perhatian. Selama bekerja satu hari (kurang lebih 8
jam) di lingkungan yang terpapar tekanan panas seorang pekerja dapat kehilangan 1
liter/jam cairan dan elektrolit dalam keringat. Kehilangan ini harus diganti dengan
minum air setiap 15-20 menit sebanyak 250 ml.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Dari hasil penilaian kuesioner diketahui bahwa kebiasaan minum pekerja yang
baik yaitu minum air 1 gelas tiap 20-30 menit hanya sebesar 33,3%, hal ini
disebabkan karena pekerja belum membiasakan diri untuk minum air secara teratur
dan lebih kepada kebiasaan minum air hanya ketika pekerja merasa haus, sehingga
dengan pemberian jus jambu biji kepada pekerja sebesar 250 ml sebanyak 2 kali
diharapkan dapat menambah kekurangan suplai air minum pada pekerja dan
menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat paparan panas yang tinggi pada
lingkungan kerja, di mana jus jambu biji mengandung air dan elektrolit-elektrolit
sebagai pengganti cairan tubuh. Jambu biji merupakan buah yang memiliki
kandungan vitamin C yang paling tinggi. Vitamin C sangat dibutuhkan tubuh untuk
aklimatisasi setelah terpapar panas, dengan memberikan vitamin C setiap hari sangat
baik bagi tubuh yang langsung bekerja dalam lingkungan panas selama 4-8 jam
sehari, dengan meningkatnya pengeluaran keringat dapat meningkatkan laju aliran
darah (Utami, 2004).
Hal ini sesuai dengan penelitian Chen, et. al (2003) yang menyatakan bahwa
kelelahan pekerja karena bekerja pada lingkungan yang mempunyai sumber panas
menyebabkan menurunnya tekanan darah yang akhirnya mengakibatkan kelelahan
sehingga pekerja harus menambah suplai minuman, di mana minum air putih
menurunkan kelelahan sebesar 55,56%, minum teh menurunkan kelelahan sebesar
38,89%, dan minum air yang mengandung garam kelelahan menurun sebesar 5,56%.
Dalam penelitian sejenis yang dilakukan oleh Agati (2003) menyatakan bahwa
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
pemberian garam ke dalam minuman sebelum bekerja dan selama bekerja bermanfaat
dalam meningkatkan tekanan darah.
Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa terdapat peningkatan temperatur
tubuh pekerja setelah dilakukan intervensi berupa pengaturan waktu istirahat dan
pemberian jus jambu biji sebesar 0,20C. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Utami (2004) di mana terdapat peningkatan temperatur
tubuh sebesar 0,70C setelah dilakukan intervensi berupa pemberian 200 cc jus tomat
dan pengaturan waktu istirahat pada petugas instalasi gizi.
Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, diperoleh nilai signifikansi 0,001
untuk
temperatur tubuh. Nilai tersebut < 0,05, ini berarti ada perbedaan yang
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Tekanan panas pada bagian penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang
yaitu 32,90C telah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan
yaitu 26,70C untuk beban kerja sedang.
2. Keluhan subyektif yang sering dirasakan pekerja yaitu kelelahan yang sangat
sebesar 50%, pusing 27,8%, dan kaku/kram otot 11,1%.
3. Pengaturan waktu istirahat dan pemberian jus jambu biji berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan tekanan darah sistol dan diastol pekerja
bagian penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang.
4. Pengaturan waktu istirahat dan pemberian jus jambu biji berpengaruh secara
signifikan
terhadap
peningkatan
temperatur
tubuh
pekerja
bagian
6.2 Saran
1. Kepada pekerja untuk tetap melaksanakan waktu istirahat dan mengkonsumsi
jus jambu biji selama bekerja agar mereka terhindar dari efek-efek negatif
akibat heat stress, serta memakai pakaian kerja yang terbuat dari katun karena
dapat membantu penyerapan keringat lebih baik.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Harrington, J.M., and Gill, F.S., 2005. Buku Saku Kesehatan Kerja, Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Irawan, M.A., 2007. Cairan Tubuh, Elektrolit dan Mineral, http://www.pssplab.com/
journal/01.pdf. Diakses 12 Maret 2008.
Khairida, E., 2007. Pengaruh Tekanan Panas Terhadap Volume Saliva pada Pekerja
Pabrik Roti Wangi di Kecamatan Binjai Barat, Medan : Tesis Program Pasca
Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Kozier, G., 1987. Fundamentals of Nursing, New Jersey : Butterworth Publisher.
Logan, P.W., and Bernard TE., 1999. Heat Stress and Strain in an Aluminium
Smelter, American Industrial Hygiene Association Journal, Volume 60, Issue 5,
http://proquest.umi.com/pqdweb?did=45783229&sid=5&Fmt=4&clientId=63928
&RQT=309&VName=PQD. Diakses 12 Maret 2008.
Martin, W.F., Lippitt, J.M., and Pothero, T., 1987. Hazardous Waste Handbook for
Health and Safety, Butterworth Publisher.
Masud., 1996. Pemeriksaan Kardiovaskuler, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Megasari, A., dan Juniani, AI., 2005. Penerapan Indeks Suhu Basah Bola (ISBB)
sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Heat Strain Akibat Paparan Heat Stress.
http://www.iips-online.com/Penerapan_ISBB_TL_ITS_ok.pdf. Diakses 23 Juni
2008.
Menteri Tenaga Kerja RI., 1999. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No:Kep-51/ MEN/
1999, Jakarta : 16 April 1999.
NIOSH., 1986. Working in Hot Environment.
hotenvt.html. Diakses 12 April 2008.
http://www.cdc.gov/niosh/
Nurmianto, E., 2004. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya : Guna
Widya.
OSHA., 1995. Protecting Workers in Hot Environment. http://www.osha.gov/pls/
oshaweb/owadisp.show_document?p_table=FACT_SHEETS&p_id=167. Diakses
12 April 2008.
PDGI., 2006. Pengganti Cairan Tubuh, Jakarta : PDGI Online. Diakses 19 Februari
2008.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Pearce, E.C., 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Poerwadarminto, W.J.S., 2005. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai
Pustaka.
Pratiknya, A.W., 1986. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Jakarta.
Price, S.A., and Wilson, L.M., 1984. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prihatman, K., 2000. Jambu Biji/ Jambu Batu (Psidium guajava L),
www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jambu_biji.pdf. Diakses 19 Februari 2008.
Sari, Y., 2007. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Pemaparan Tekanan
Panas pada Tenaga Kerja Peleburan Timah Hitam di Kecamatan Medan Tembung
Tahun 2006, Medan : Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
Siswantara, P., 2006. Perbedaan Efek Fisiologis Pada Pekerja Sebelum dan Sesudah
Bekerja di Lingkungan Kerja Panas, http://journal.unair.ac.id/filerPDF/
KESLING-2-2-06.pdf. Diakses 19 Februari 2008.
Sumamur P.K., 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : CV Haji
Masagung.
Suryana, N., 2008. Seribu Manfaat Jeruk, http://anangss.wordpress.com/ 2008/01/31/
seribu-manfaat-jeruk/. Diakses 12 April 2008.
Tarwaka., Bakri, S., dan Sudiajen, L., 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Produktivitas, Surakarta : UNIBA PRESS.
Utami, T.N., 2004. Program Intevensi dalam Upaya Pengendalian Tekanan Darah dan
Temperatur Tubuh Pekerja Akibat Heat Stress di Instalasi Gizi RS Dr. Pirngadi,
Medan : Karya Akhir Profesional Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera
Utara.
Vitahealth., 2004. Hipertensi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Yuan., 2008. Jambu Biji, Cegah Jantungan, http://www.dechacare.com/Jambu-BijiCegah-Jantungan-I221.html. Diakses 12 April 2008.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kegiatan
Penelusuran
Pustaka
Studi
Pendahuluan
Konsultasi
Pembimbing
Persiapan
Kolokium
Kolokium
Persiapan alat
dan bahan
Pengumpulan
data
Pengolahan dan
analisa data
Penyusunan
laporan tesis
Seminar hasil
Sidang
hijau
meja
Bulan Pelaksanaan
Feb
Mar
Apr
08
08
08
Des
07
Jan
08
Mei
08
Jun
08
Jul
08
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
Jenis kelamin
Pekerjaaan
Mengetahui
Yang Menyetujui
Peneliti
(.)
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Lampiran 3
KUESIONER
I.
Identitas Responden
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan
4. Tahun Bekerja
: .... Tahun
5. Waktu Bekerja
: . Jam/hari
6. Pendidikan (Tamat)
7. Berat Badan
: .. (Kg)
8. Tinggi Badan
: .. (Cm)
Waktu Wawancara
1. Hari/Tanggal
2. Jam
Pengukuran
Intervensi
Sebelum
Tekanan darah
Temperatur tubuh
Sesudah
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
V.
1. Hipotensi
2. Hipertensi
3. Stroke
4. Jantung
5. Ginjal
Keterangan Kebiasaan
1. Minum alkohol
2. Narkoba/Zat Adiktif
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Instrumen Penelitian
Responden
Topik
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Frequencies
[DataSet1] D:\TESIS\Master Tabel1_1.sav
Statistics
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Range
Minimum
Maximum
Percentiles
Valid
Missing
25
50
75
90
Jenis kelamin
18
0
1.50
.121
1.50
.514
.265
.000
.536
-2.267
1.038
1
1
2
1.00
1.50
2.00
2.00
Umur
reponden
18
0
26.67
2.040
21.50
8.657
74.941
.905
.536
-1.146
1.038
20
20
40
20.00
21.50
39.25
40.00
Masa kerja
18
0
2.22
.440
1.50
1.865
3.477
2.086
.536
4.740
1.038
7
1
8
1.00
1.50
3.00
5.30
Pendidikan
responden
18
0
1.72
.177
2.00
.752
.565
.529
.536
-.933
1.038
2
1
3
1.00
2.00
2.00
3.00
Rerata tek.
darah sys pre
18
0
113.11
1.880
113.00
7.977
63.634
.908
.536
.501
1.038
28
104
132
107.00
113.00
116.50
126.60
Rerata
tek.darah
sys post
18
0
115.11
2.051
114.00
8.704
75.752
.655
.536
.088
1.038
30
102
132
110.00
114.00
119.25
132.00
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Rerata
tek.darah
dias pre
18
0
74.17
1.061
74.00
4.502
20.265
1.035
.536
1.597
1.038
18
68
86
71.50
74.00
76.00
80.60
Rerata
tek.darah
dias post
18
0
75.39
1.281
76.00
5.436
29.546
.048
.536
-.512
1.038
20
66
86
71.50
76.00
80.00
82.40
Rerata temp.
tubuh pre
18
0
36.094
.0557
36.200
.2363
.056
-.678
.536
-.444
1.038
.8
35.6
36.4
35.900
36.200
36.300
36.400
Rerata temp.
tubuh post
18
0
36.339
.0652
36.300
.2768
.077
.368
.536
-1.319
1.038
.8
36.0
36.8
36.100
36.300
36.525
36.800
Frequency Table
Jenis kelamin
Valid
Laki-laki
Perempuan
Total
Frequency
9
9
18
Percent
50.0
50.0
100.0
Valid Percent
50.0
50.0
100.0
Cumulative
Percent
50.0
100.0
Umur reponden
Valid
20
21
22
23
24
29
39
40
Total
Frequency
6
3
1
1
1
1
1
4
18
Percent
33.3
16.7
5.6
5.6
5.6
5.6
5.6
22.2
100.0
Valid Percent
33.3
16.7
5.6
5.6
5.6
5.6
5.6
22.2
100.0
Cumulative
Percent
33.3
50.0
55.6
61.1
66.7
72.2
77.8
100.0
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Masa kerja
Valid
1
2
3
4
5
8
Total
Frequency
9
4
2
1
1
1
18
Percent
50.0
22.2
11.1
5.6
5.6
5.6
100.0
Valid Percent
50.0
22.2
11.1
5.6
5.6
5.6
100.0
Cumulative
Percent
50.0
72.2
83.3
88.9
94.4
100.0
Pendidikan responden
Valid
SD
SMP
SMA
Total
Frequency
8
7
3
18
Percent
44.4
38.9
16.7
100.0
Valid Percent
44.4
38.9
16.7
100.0
Cumulative
Percent
44.4
83.3
100.0
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Valid
104
108
110
112
114
116
118
124
126
132
Total
Frequency
4
2
2
1
4
1
1
1
1
1
18
Percent
22.2
11.1
11.1
5.6
22.2
5.6
5.6
5.6
5.6
5.6
100.0
Valid Percent
22.2
11.1
11.1
5.6
22.2
5.6
5.6
5.6
5.6
5.6
100.0
Cumulative
Percent
22.2
33.3
44.4
50.0
72.2
77.8
83.3
88.9
94.4
100.0
Valid
102
104
110
112
114
115
116
119
120
128
132
Total
Frequency
1
2
3
1
3
1
2
1
1
1
2
18
Percent
5.6
11.1
16.7
5.6
16.7
5.6
11.1
5.6
5.6
5.6
11.1
100.0
Valid Percent
5.6
11.1
16.7
5.6
16.7
5.6
11.1
5.6
5.6
5.6
11.1
100.0
Cumulative
Percent
5.6
16.7
33.3
38.9
55.6
61.1
72.2
77.8
83.3
88.9
100.0
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Valid
68
70
72
73
74
76
80
86
Total
Frequency
2
2
3
1
4
3
2
1
18
Percent
11.1
11.1
16.7
5.6
22.2
16.7
11.1
5.6
100.0
Valid Percent
11.1
11.1
16.7
5.6
22.2
16.7
11.1
5.6
100.0
Cumulative
Percent
11.1
22.2
38.9
44.4
66.7
83.3
94.4
100.0
Valid
66
68
70
72
74
75
76
78
80
82
86
Total
Frequency
1
2
1
2
1
1
4
1
2
2
1
18
Percent
5.6
11.1
5.6
11.1
5.6
5.6
22.2
5.6
11.1
11.1
5.6
100.0
Valid Percent
5.6
11.1
5.6
11.1
5.6
5.6
22.2
5.6
11.1
11.1
5.6
100.0
Cumulative
Percent
5.6
16.7
22.2
33.3
38.9
44.4
66.7
72.2
83.3
94.4
100.0
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Valid
35.6
35.7
35.8
35.9
36.0
36.1
36.2
36.3
36.4
Total
Frequency
1
1
1
2
2
1
5
3
2
18
Percent
5.6
5.6
5.6
11.1
11.1
5.6
27.8
16.7
11.1
100.0
Valid Percent
5.6
5.6
5.6
11.1
11.1
5.6
27.8
16.7
11.1
100.0
Cumulative
Percent
5.6
11.1
16.7
27.8
38.9
44.4
72.2
88.9
100.0
Valid
36.0
36.1
36.3
36.5
36.6
36.7
36.8
Total
Frequency
2
6
2
4
1
1
2
18
Percent
11.1
33.3
11.1
22.2
5.6
5.6
11.1
100.0
Valid Percent
11.1
33.3
11.1
22.2
5.6
5.6
11.1
100.0
Cumulative
Percent
11.1
44.4
55.6
77.8
83.3
88.9
100.0
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
NPar Tests
[DataSet1] D:\TESIS\Master Tabel1_1.sav
N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Umur
reponden
18
26.67
8.657
.288
.288
-.221
1.220
.102
Masa kerja
18
2.22
1.865
.270
.270
-.256
1.144
.146
Rerata tek.
darah sys pre
18
113.11
7.977
.178
.178
-.127
.755
.619
Rerata
tek.darah
sys post
18
115.11
8.704
.182
.182
-.112
.770
.593
Rerata
tek.darah
dias pre
18
74.17
4.502
.181
.181
-.093
.770
.594
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Rerata
tek.darah
dias post
18
75.39
5.436
.122
.122
-.100
.517
.952
Rerata temp.
tubuh pre
18
36.094
.2363
.228
.098
-.228
.967
.307
Rerata temp.
tubuh post
18
36.339
.2768
.250
.250
-.164
1.062
.209
T-Test
[DataSet2] D:\TESIS\Data Rerata.sav
Pair
1
TDSyspre
TDSyspost
Mean
113.11
115.11
18
18
Std. Deviation
7.977
8.704
Std. Error
Mean
1.880
2.051
18
Correlation
.927
Sig.
.000
Pair 1
TDSyspre - TDSyspost
Mean
-2.000
Std. Deviation
3.272
Std. Error
Mean
.771
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-3.627
-.373
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
t
-2.593
df
17
Sig. (2-tailed)
.019
T-Test
[DataSet2] D:\TESIS\Data Rerata.sav
Pair
1
TDDiaspre
TDDiaspost
Mean
74.17
75.39
18
18
Std. Deviation
4.502
5.436
Std. Error
Mean
1.061
1.281
18
Correlation
.913
Sig.
.000
Pair 1
TDDiaspre - TDDiaspost
Mean
-1.222
Std. Deviation
2.264
Std. Error
Mean
.534
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-2.348
-.097
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
t
-2.291
df
17
Sig. (2-tailed)
.035
T-Test
[DataSet2] D:\TESIS\Data Rerata.sav
Pair
1
TTpre
TTpost
Mean
36.094
36.339
18
18
Std. Deviation
.2363
.2768
Std. Error
Mean
.0557
.0652
18
Correlation
.534
Sig.
.022
Pair 1
TTpre - TTpost
Mean
-.2444
Std. Deviation
.2502
Std. Error
Mean
.0590
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-.3689
-.1200
t
-4.145
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
df
17
Sig. (2-tailed)
.001
Keluhan
Pusing
+
+
++
++
++
+
+
++
+
+
++
+
+
-
Kram
++
+
+
+
++
+
+
+
-
Lelah
++
++
+
++
++
+
+
++
+
+
++
++
++
++
+
+
+
-
Berdebar
+
+
+
+
+
-
Mual
+
+
+
-
Keterangan :
++ = Sering
+ = Kadang-kadang
- = Tidak
Pengeluaran Keringat
++
++
++
++
++
++
+
+
++
+
++
+
+
+
+
+
+
+
Kebiasaan Minum
++
++
++
++
++
++
+
++
++
+
+
+
+
+
+
Kebiasaan BAK
+
+
+
++
+
++
+
++
++
+
+
+
+
++
+
+
++
Keterangan :
++ = Sangat banyak
+ = Banyak
- = Sedikit
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Gambar 1.
Gambar 2.
Pengaturan waktu istirahat dan pemberian jus jambu biji pada pekerja
bagian penggorengan industri kerupuk Tiga Bintang.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008
Gambar 3.
Gambar 4.
Hikmah Ridha Siregar: Upaya Pengendalian Efek Fisiologis Akibat Heat Stress Pada Pekerja Industri Kerupuk Tiga Bintang
Kecamatan Binjai Utara tahun 2008, 2008.
USU e-Repository 2008