Anda di halaman 1dari 12

TELAAH KRITIS JURNAL

A randomized, double-blinded, controlled trial


comparing parenteral normal saline with and
without dextrose
on the course of labor in nulliparas

Pembimbing:

Eko Wahono, dr., Sp. S(K), MSc, PhD

Peserta Pendidikan Dokter Spesialis I:


No.
1.
2.
3.
4.
k
5.
6.

Nama
Ike Wahyu Triastuti
Anak Agung Gede Priyastana
Rizki Amalia
Ikhwan Muhammad
Ahmad Ricardo Syukur Silalah
Rizki Bagoes

NIM
011618116303
011618056303
011328066306
011618166308

Program Studi
Ilmu Kesehatan Anak
Ilmu Kesehatan THT KL
Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Kedokteran Fisik dan Rehabiltasi
Medik
011618216303 Andrologi
011618066316 Anestesiologi & Reanimasi

FAKULTAS KEDOKTERAN UNAIR/RSUD Dr. SOETOMO


25 Agustus 2016

I.

Pendahuluan
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primi,
dan lebih dari 18 jam pada multi. Partus lama menimbulkan komplikasi baik pada ibu
maupun janin. Klasifikasi partus lama dibedakan menjadi kala I dan kala II lama. Kala
II lama yaitu kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam pada nullipara dan 1 jam pada
multipara.1 Sementara persalinan dengan kala I lama adalah persalinan yang fase
latennya berlangsung lebih dari 8 jam dan pada fase aktif laju pembukaannya tidak
adekuat atau bervariasi; kurang dari 1 cm setiap jam selama sekurang-kurangnya 2 jam
setelah kemajuan persalinan; kurang dari 1,2 cm per jam pada nullipara dan kurang
dari 1,5 per jam pada multipara; lebih dari 12 jam sejak pembukaan 4 sampai
pembukaan lengkap (rata-rata 0,5 cm per jam). Insiden ini terjadi pada 5-7%
persalinan. Pada nullipara, insidensinya dua kali lebih besar daripada multipara.2
Menurut Sarwono, penyebab terjadinya partus lama secara garis besar
dibedakan menjadi 3, yaitu kelainan tenaga/his, kelainan janin, dan kelainan jalan
lahir. Kelainan tenaga/his yang dimaksud dapat disebabkan karena kelainan kontraksi
uterus dan ketidakmampuan atau penolakan ibu untuk mengejan.3
Selama ini, banyak diteliti efek oksitosin untuk melancarkan persalinan
normal. Penelitian tentang intervensi lain masih sangat sedikit dilakukan. Suatu
penelitian yang dilakukan oleh Garite et al menunjukkan bahwa peningkatan hidrasi
maternal dapat menurunkan frekuensi dan lama persalinan sehingga penggunaan
oksitosin dapat diminimalisir.4 Penilitian ini didukung oleh Eslamian et al yang
mengkonfirmasi efek peningkatan cairan pada penurunan lama persalinan.5
Efek pemberian karbohidrat baik secara oral maupun intravena pada tahap
persalinan masih sangat sedikit diteliti. Uterus tersusun oleh otot polos, dalam proses
persalinan otot polos tersebut mengalami kontraksi dan relaksasi secara bergantian
selama periode tertentu. Steingrime-Dottir et al dalam studinya menemukan glukosa
merupakan substrat energi utama yang dibutuhkan oleh uterus.6
Morton et al menemukan bahwa secara fisiologis uterus membutuhkan 10 gr
karbohidrat per jam dalam tahap persalinan. Bagaimanapun pasien pada tahap satu
dan dua persalinan seringnya memiliki intake kalori yang minimal karena
dikhawatirkan terjadinya aspirasi pneumonia saat persalinan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa uterus umumnya tidak mendapat asupan glukosa yang adekuat,
walaupun asupan glukosa tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga efektifitas dan
toleransi otot uterus dalam persalinan.7

Saat ini partus lama adalah indikasi yang paling sering untuk seksio sesarea
primer. Gifford dkk melaporkan bahwa tidak majunya persalinan merupakan alsan
bagi 68% seksio sesarea non elektif pada presentasi kepala.8 Di Amerika diperkirakan
50-60% diantara semua seksio sesarea disebabkan oleh tidak adanya kemajuan dalam
persalinan.9 Persalinan lama dapat menjadi salah satu indikasi operasi serta
meningkatkan resiko korioamnionitis.7
Kelelahan otot uterus dapat menjadi salah satu penyebab persalinan yang lama
karena dapat mengakibatkan kontraksi yang tidak adekuat.. Karena itu, efek
pemberian cairan dextrose pada ibu hamil, yang relatif murah dan mudah didapat,
diharapkan dapat meningkatkan kontraktilitas uterus sehingga menurunkan kejadian
partus lama.
II.

Pertanyaan Klinis
Pada ibu hamil nullipara yang melahirkan spontan, apakah normal salin
dengan dextrose lebih efektif untuk menurunkan kejadian partus lama dibandingkan
dengan normal salin tanpa dextrose?

III.

Formulasi Pertanyaan Klinis dalam PICO dan Penelusuran Bukti


Pasien / Problem / Intervensi
/ Komparasi /
Populasi
Indikator / Index
- Ibu
hamil
normal salin
normal salin
nullipara yang dengan dextrose
tanpa dextrose
melahirkan
spontan
pervaginam

Outcome
Menurunkan
kejadian
partus
lama

IV.

Penelusuran Struktur Umum PICO untuk Penelusuran Bukti


Struktur umum dan penelurusan bukti
(Spontaneous labor nulliparas) OR (spontaneous labor nulliparous) AND
(parenteral normal saline) OR (normal saline) AND (dextrose) OR (parenteral
dextrose) AND (labor)

V.

Bukti (Jurnal) yang Diperoleh


Penulis :
Vineet K. Shrivastava, MD; Thomas J. Garite, MD; Sheri M. Jenkins, MD; Lisa Saul,
MD; Pamela Rumney, RNC; Christine Preslicka, RN; Kenneth Chan, MD
Judul :
A randomized, double-blinded, controlled trial comparing parenteral normal saline
with and without dextrose on the course of labor in nulliparas
3

Nama dan tahun jurnal :


American Journal of Obstetrics & Gynecology, 2009
VI.

Relevansi PICO Pertanyaan Klinis dengan PICO Jurnal


PICO Pertanyaan Klinis
Jurnal yang Diperoleh
P
Ibu hamil nullipara yang 289 ibu hamil direkrut dengan kriteria inklusi
melahirkan

spontan nullipara pada persalinan spontan fase aktif,

pervaginam

dengan/tanpa

rupture

membrane,

pada

kehamilan tunggal usia 36 minggu atau lebih,


dengan persentasi kepala.
Kriteria ekslusi ibu hamil dengan riwayat
diabetes,

mendapat

induksi

persalinan,

preeclampsia, penyakit jantung, penyakit ginjal,


riwayat operasi cesar sebelumnya, adanya
chorioamnionitis, pyelonephritis, atau penyakit
demam lain sebelum intervensi.
Ibu hamil diambil dari the Womens Pavillion at
Millier

Childrens

Hospital/Long

beach

Memorial Medical Center dari Maret 2001


I

sampai July 2007.


Cairan parenteral normal 94 ibu hamil nullipara mendapat cairan D5NS,
salin dengan dextrose

dan 98 ibu hamil nullipara mendapat cairan

D10NS
Cairan parenteral normal 97 ibu hamil nullipara mendapat cairan normal

saline tanpa dextrose


salin tanpa dextrose (NS).
Menurunkan
kejadian Penurunan insidensi dari prolonged labor, yang
prolonged labor

didefinisikan sebagai persalinan fase aktif lebih


dari 12 jam.

VII.

Disain Penelitian, dan Worksheet yang Digunakan untuk Telaah Kritis dari Jurnal
yang Diperoleh
Disain penelitian
: Randomized Double-blind, placebo-controlled trial
Fokus jurnal
: Terapi
Worksheet yang digunakan: Terapi

VIII.

Telaah Kritis Jurnal yang Diperoleh


Validity

RAMMBO
1. Recruitment

Telaah
Validity Ya/
Bukti
Jawaban
Tidak
Worksheet Terapi
Apakah
subjek Ya
Asal subjek penelitian:
Materials and Methods, Hal 379.e2
mewakili?

Kriteria inklusi dan ekslusi:


Materials and Methods, Hal 379.e2

Besar subjek penelitian:


Abstract, Hal 379,e1

Flowchart subject penelitian


Figure 1, Hal 379.e2

Pada

flowchart

digambarkan

bahwa

jurnal
300
5

ini

subjek

dirandomisasi dulu, baru dilakukan


ekslusi. Hal ini tidak umum, karena
seharusnya sebuah subjek penelitian
harus memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi terlebih dahulu sebelum
dirandomisasi.
ditelaah,

Sehingga,

jumlah

total

bila
sampel

sebenarnya pada flowchart tersebut


adalah jumlah subjek yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi sebesar
289 orang.
Informed consent,
Materials and Methods, Hal 379.e2

2. Allocation

Apakah penempatan I Ya
dan

diacak

Methods, Hal 379.e2

dan

disembunyikan?
Sehingga
kelompokkelompok

dan

sebanding pada awal


percobaan?
Results, hal 379.e3

3. Maintenance

Apakah

kelompok- Ya

kelompok memperoleh

Material and Methods, hal 379.e2


Perlakuan sejak awal sama:

kointervensi

yang

sama?
Apakah ada kecukupan
tindak lanjut?
Tindak lanjut subjek:

Subjek yang hilang dari tindak lanjut:


Seperti pada flowchart yang tadi
dipaparkan,

jumlah

sampel

pada

penelitian ini adalah 289 dan tidak


ada yang mengalami drop out/ hilang.
Abstract, Hal 379.e1

Namun,

ada

11

subjek

yang

dieksklusi (bukan drop out), dan tidak


ada perbedaan distribusi dari subjek
yang diekslusi dari ketiga kelompok
intervensi.
Result, Hal 379.e3

4. Measurement
Blinding
Outcome

Apakah subjek dan Ya


penilai disamarkan
terhadap
perlakuan
yang diterima dan /
atau
pengukurannya
objektif?

Abstract, hal 379.e1


Methods, Halaman 10

Material and Methods, hal 379.e2

Importancy
Telaah Importancy

Jawaban
Sesuai
Worksheet
Apakah kemaknaan Ya

Bukti Pada Jurnal

statistik

dan

Kemaknaan statistik tergambar pada jurnal. Pada table

klinis

2, ditampilkan outcome prolonged labor, terdapat

dari hasil penelitian

perbedaan yang secara statistik signifikan pada tiga

tergambar

kelompok intervensi (p=0,01).

kemaknaan

dengan

Result, Hal 379.e3

baik?
Kemaknaan klinis tergambar dalam jurnal walaupun
tidak secara eksplisit. Pada penelitian ini, tidak
dicantumkan secara langsung nilai RRR, ARR, atau
NNT. Namun, deskripsi jumlah subjek yang mengalami
prolonged labour ditiap kelompok dipaparkan dengan
jelas sehingga nilai-nilai tersebut dapat kita hitung.
Pengukuran

apa Prolonged labor (fase aktif >12 jam)


EER
: 0,081
yang
digunakan
CER
: 0,214
dan
seberapa RR
: 0,378
ARR
: 0.133 = 13,33%
dampak
RRR
: 0,6215 = 62,15%
perlakuannya?
NNT
:8
(EER, CER, RRR, Keterangan:
ARR, NNT)
RR = 0,378 artinya subjek pada kelompok terapi normal salin dengan
dextrose mengalami prolonged labor 0,378 kali dibanding kelompok
terapi normal salin tanpa dextrose, dengan demikian pemberian infus
8

normal salin dengan dextrose mengurasi risiko terjadinya prolonged


labor.
RRR = 62,15% artinya apabila normal salin dengan dextrose
digunakan sebagai terapi, maka insiden prolonged labor dapat
diturunkan sebesar 62,15% dari insiden sebelumnya.
ARR = 13,33% artinya apabila normal salin dengan dextrose
digunakan sebagai terapi, maka selisih jumlah insiden prolonged
labor antara normal salin dengan dextrose dengan normal salin tanpa
dextrose adalah 13,33%
NNT = 8, artinya kita perlu melakukan terapi normal salin dengan
dextrose terhadap 8 pasien untuk mencegah terjadinya satu kasus
prolonged labour

Mungkinkah
dampak

Tidak

Tidak kebetulan,

terjadi

karena kebetulan?
P Value? Interval

Pada hasil penelitian, didapatkan

nilai p<0,01 dengan

95% CI 0,19 0,75 (tidak mengandung angka 1)

kepercayaan/CI?
Applicability
No. Telaah Applicability
Jawaban
1.
Apakah PICO jurnal yang diperoleh Ya.
sesuai dengan PICO pertanyaan klinis?
9

2.

Apakah

pasien

anda

cukup

mirip Ya.

3.

dengan pasien dalam penelitian?


Apakah intervensi dalam penelitian ini Ya, normal salin dengan dextrose
dapat diterapkan dalam manajemen banyak didapatkan di Indonesia,
pasien dalam lingkungan anda?

mudah

ditemukan

bahkan

didaerah terpencil. Harganya pun


juga relatif murah, untuk D5NS
misalnya Rp 9.500,- per flash,
dan termasuk dalam obat yang
disediakan oleh pihak asuransi
4.

kesehatan BPJS.
Apakah outcome ini penting bagi pasien Ya, dari hasil penelitian ini, kita
anda?

mengetahui bahwa penggunaan


normal salin dengan dextrose
memberikan hasil yang positif

5.

untuk mencegah prolonged labor.


Akankah potensi manfaat lebih besar Ya, seperti sudah dipaparkan
dibanding

potensi

merugikan

bila sebelumnya pemberian normal

intervensi ini diaplikasikan pada pasien salin


anda?

dengan

menurunkan

dextrose
risiko

dapat

prolonged

labor pada nullipara.


Efek samping yang ditakutkan
muncul
intervensi

dengan
ini

pemberian

adalah

risiko

hipoglikemia

dan

hiperbilirubinemia

pada

neonatus, namun ternyata pada


ketiga kelompok intervensi tidak
didapatkan perbedaan kejadian
hipoglikemia (p>0,05).
Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa

potensi

manfaat

pemberian intervensi lebih besar


6.

Apakah

hasil

penelitian

ini

dari potensi merugikannya.


dapat Ya

10

diintegrasikan dengan nilai-nilai serta


harapan pasien anda?
IX.

Kesimpulan
1. Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut VALID.
2. IMPORTANCY dalam penelitian tersebut IMPORTANT
3. Hasil penelitian yang dilaporkan dalam jurnal tersebut bersifat APPLICABLE
untuk pasien.

11

DAFTAR PUSTAKA
1.

Oxorn, Harry, Et Al. Ilmu Kebidanan Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta;

2.

Yayasan Essentia Medica (Yem), 2010


Saifuddin Abdul bari, Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009

3.

Winknjosastro, H.,. Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, 2010

4.

Garitte TJ, Weeks J, Peters-Phair K, Pattillo C, Brewster WR. A randomized controlled


trial of the effect of increased intravenous hydration on the course of labor in

5.

nulliparous women. Arn J obstet Gynecol 2000


Eslamian L, Marsoosi V, Pakneeyat Y. Increased intravenous fluif intake and the course

6.

of labor in nulliparous women. Int J gynaecol Obstet 2006;93;102-5


Steingrimsdottir T, ROnquist G, Ulsten U. Different energy metabolite pattern between
uterine smooth muscle and striated rectus muscle in term pregnant women. Eur J

7.

Obstet Gynecol Reprod Biol 62;241-5


Morton KE, Jackson MC, GIllmer MDG. A comparison of the effect of four
intravenous solutions for treatment of ketonuria during labor. Br J Obstet Gynaecol

8.

92;473-9
Geoffrey chamberlain, prolonged pregnancy Turn Bulls Obstetric, 3rd Edition,

9.
10.

Churchill Livingstone.
Cunningham F Gary, Obstetri Williams, ED.21- Jakarta : EGC, 2005
Glasziou et al. Buku kerja evidence based practice second edition. Jakarta: Center for
Academic Publishing Service, 2012

12

Anda mungkin juga menyukai