Hati merupakan suatu kumpulan besar sel reaktan kimia dengan laju metabolisme
yang tinggi, saling memberikan substrat dan energi dari satu sistem metabotisme
ke sistem yang lain, mengolah dan menyintesis berbagai zat yang diangkut ke
daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabotisme lain. Karena
itu, bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis mengenai reaksi metabolisme
dalam hati. Tetapi di sini, dirangkumkan fungsi metabolisme yang terutama
penting dalam memahami kesatuan fisiologis tubuh.
Metabolisme Karbohidrat
Dalam metabotisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :
1. Menyimpan glikogen datam jumlah besar
2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
3. Glukoneogenesis
4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme
karbohidrat
Konsentrasi yang tinggi dan monosakanida yang mudah larut dengan berat
molekul rendah akan sangat mengganggu hubungan osmotik antara cairan intrasel
dan ekstrasel.
Glikogenesis (Proses Pembentukan Glikogen)
Reaksi kimia untuk glikogenesis diperlihatkan pada Gambar. Dari gambar ini,
dapat dilihat bahwa glukosa-6-fosfat dapat diubah menjadi glukosa-1-fosfat yang
kemudian diubah menjadi uridin difosfat glukosa, yang akhirnya diubah menjadi
glikogen. Beberapa enzim khusus dibutuhkan untuk menyebabkan perubahanperubahan ini, dan setiap monosakarida yang dapat diubah menjadi glukosa dapat
masuk ke dalam reaksi tersebut. Senyawa tertentu yang lebih kecil meliputi asam
laktat, gliserol, asam piruvat, dan beberapa asam amino deaminasi, dapat juga
diubah menjadi glukosa atau senyawa yang hampir serupa dan kemudian diubah
menjadi glikogen.
sedemikian rupa hingga terbentuk ATP. Jadi, terdapat total 4 molekul ATP yang
sudah dibentuk dari setiap rnotekut fruktosa 1,6-difosfat yang diuraikan menjadi
asam piruvat.
Dari reaksi ini, dapat dilihat bahwa 2 molekul karbon dioksida dan 4 atom
hidrogen dilepaskan, sedangkan bagian lain dari 2 molekul asam piruvat
bergabung dengan koenzim A, suatu derivat vitamin asam pantotenat, untuk
membentuk 2 molekul asetil-KoA. Dalam konversi ini, ATP tidak dibentuk namun
6 molekul ATP akan dibentuk ketika 4 atom hidrogen yang dilepaskan tersebut
dioksidasi kemudian, yang akan dibicarakan nanti.
Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)
Tahap berikutnya dalam degradasi molekul glukosa disebut siklus asam sitrat
(juga disebut siklus asam trikarboksilat atau siklus Krebs). Siklus ini merupakan
suatu lanjutan reaksi kimia saat gugus asetil dari asetil-KoA dipecah menjadi
karbon dioksida dan atom hidrogen. Semua reaksi ini terjadi didalam matriks
mitokondria. Atom hidrogen yang dilepaskan kemudian akan menambah jumlah
atom hidrogen yang dioksidasi kemudian , yang akan melepaskan sejumlah besar
energi untuk membentuk ATP.
Gambar memperlihatkan berbagai tahap reaksi kimia dalam siklus asam sitrat.
Zat-zat di sebelah kiri ditambahkan selama reaksi kimia, dan hasil reaksi kimia
diperlihatkan di sebelah kanan. Perhatikan pada puncak kolom bahwa siklus
dimulai dengan asam oksaloasetat, dan di bagian bawah rantai reaksi, asam
intrasel. Sebagai gantinya, atom hidrogen dilepaskan dalam suatu paket berisi dua
atom, dan di setiap proses pelepasannya dikatalisis oleh enzim protein khusus
yang disebut dehidrogenase. Duapuluh dari 24 atom hidrogen segera bergabung
dengan dinukleotida adenin nikotinamid (NAD), suatu derivat vitamin niasin,
dengan reaksi sebagai berikut:
Reaksi ini tidak akan terjadi tanpa perantara dehidrogenase yang spesifik atau
tanpa tersedianya NAD yang bekerja sebagai pembawa hidrogen. Baik ion
hidrogen bebas maupun hidrogen yang berikatan dengan NAD berturut-turut
masuk ke dalam reaksi kimia oksidatif yang membentuk sejumlah besar ATP.
Sisa empat atom hidrogen dilepaskan selama pemecahan glukosake empat atom
yang dilepaskan selama siklus asam sitrat di antara tahap asam suksinat clan asam
fumarat bergabung dengan suatu dehidrogenase yang spesifik tetapi tidak
langsung dibebaskan ke NAD. Sebagai gantinya, atom hidrogen langsung lewat
dari dehidrogenase masuk ke dalam proses oksidatif.
satu akseptor ini ke akseptor yang lain sampai akhirnya elektron mencapai
sitokrom A3, yang disebut sitokrom oksidase, karena mampu memberikan dua
elektron, sehingga mengurangi oksigen elemental untuk membentuk oksigen
berion, yang kemudian bergabung dengan ion hidrogen untuk membentuk air.
Jadi, Gambar menunjukkan transpor elektron melalui rantai elektron dan
kemudian pemakaian akhir elektron oleh sitokrom oksidase untuk membentuk
molekul air. Selama transpor elektron ini melalui rantai transpor elektron,
dibebaskan energi yang kemudian dipakai untuk menimbulkan sintesis ATP,
sebagai berikut.
Pemompaan Ion Hidrogen ke dalam Bilik Luar Mitokondria, Dlsebabkan
oleh Rantai Transpor Elektron. Sewaktu elektron melewati rantai transpor
elektron, sejumlah besar energi dibebaskan. Energi ini dipakai untuk memompa
ion hidrogen dari bagian dalam matriks mitokondria ke dalam bilik luar di antara
membran mitokondria dalam dan luar. Keadaan ini menghasilkan ion hidrogen
bermuatan positif berkonsentrasi tinggi dalam bilik ini; dan juga menghasilkan
potensial listrik negatif yang kuat di bagian dalam matriks.
Pembentukan ATP. Langkah selanjutnya dalam fosforilasi oksidatif adalah
mengubah ADP menjadi ATP. Ini terjadi berkaitan dengan molekul protein besar
yang menonjol sepenuhnya dari membran mitokondnia bagian dalam dan muncul
dengan kepala seperti tombol (knoblike head) ke dalam matriks mitdkondria
bagian dalam. Molekul ini adalah ATPase, yang sifat fisiknya diperlihatkan pada
Gambar . ini disebut ATP sintetase.
Konsentrasi ion hidrogen bermuatan positif yang tinggi di bilik luar clan
perbedaan potensial listrik yang besar melalui membran bagian dalam
menyebabkan ion hidrogen mengalir ke dalam matriks mitokondria melalui zat
molekul ATPase. Sewaktu melakukan hal tersebut, energi yang dihasilkan dari
aliran ion hidrogen ini digdnakan oleh ATPase untuk mengubah ADP menjadi
ATP dengan menggabungkan ADP dengan suatu radikal fosfat ionik bebas (Pi),
sehingga menambah jumlah ikatan fosfat berenergi tinggi lain yang berikatan
dengan molekul.
Langkah akhir dalam proses ini adalah pemindahan ATP dari bagian dalam
mitokondnia kembali ke sitoplasma sel. Proses ini terjadi melalui difusi
pasifkeluar dan membran bagian dalam dan kemudian dengan difusi sederhana
melewati membran luar mitokondria yang permeabel. Selanjutnya, ADP secara
kontinu ditransfer dalam arah yang berlawanan untuk dikonversi menjadi ATP
secara berkesinambungan. Untuk tiap dua elektron yang berjalan melalui rantai
transpor elektron (mewakiIi ionisasi 2 atom hidrogen), dapat disintesis sampai 3
molekul ATP.
Ringkasan Pembentukan ATP Selama Pemecahan Glukosa
Kita sekarang dapat menentukan jumlah total molekul ATP yang, dalam kondisi
optimal, dapat dibentuk oleh energi dari satu molekul glukosa.
1. Selama glikolisis, dibentuk empat molekul ATP dan dua molekul dikeluarkan
untuk menimbulkan fosfonilasi awal glukosa untuk memulai proses. Keadaan ini
memberikan hasil akhir dua molekul ATP
2. Selama putaran siklus asam sitrat, dibentuk satu molekul ATP. Akan tetapi,
karena setiap molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asam piruvat,
terdapat dua putaran siklus untuk masing-masing molekul glukosa yang
dimetabolisme, memberikan hasil akhir dua molekulATP lagi.
3. Selama keseluruhan proses pemecahan glukosa, total 24 atom hidrogen
dilepaskan selama glikolisis dan selama siklus asam sitrat. Duapuluh dari atom mi
dioksidasi dalam hubungannya dengan mekanisme kemiosmotik yang
diperlihatkan pada Gambar, yang melepaskan tiga molekul ATP per dua atom
hidrogen yang dimetabolisme. Keadaan ini menghasilkan tambahan 30 molekul
ATP
4. Sisa empat atom hidrogen dilepaskan oleh dehidrogenase atom hidrogen ke
dalam proses oksidatif kemiosmotik di dalam mitokondria di luar tahap pertama
pada Gambar. Dua molekul ATP biasanya dilepaskan untuk setiap dua atom
hidrogen yang dioksidasi, sehingga memberikan total empat molekul ATP atau
lebih.