Anda di halaman 1dari 2

ASAL USUL CANDI SINGOSARI

Candi Singosari adalah candi Hindu Buddha yang merupakan peninggalan bersejarah
dari Kerajaan ternama yakni "Kerajaan Singhasari". Candi ini berlokasi di Desa Candirenggo,
Kecamatan Singosari, lebih kurang 11 km sebelah utara dari pusat kota Malang. Candi Singosari
atau Singhasari kadang disebut pula sebagai "Candi Ken Dedes" ,Candi Singosari merupakan
makam Raja Kertanegara (1268 1292) sebagai Bhirawa atau dewa Syiwa dalam bentuk
ganas.Di sebelah barat candi Singhasari (kurang lebih 100 Meter) terdapat dua arca besar yang
mempunyai tinggi 3,7 Meter yang disebut sebagai penjaga atau lebih dikenal dengan Arca
Dwarapala dari sebuah taman yang indah dan luas pada zaman kerajaan Singhasari, yang
mungkin mencakup Sumberawan. Yang berada disebelah selatan pada tahun 1980 pernah
dinaikkan dari benamannya yang setinggi dadanya.
Tidak banyak sisa-sisa Kerajaan Singosari yang pernah berkuasa abad 13 di Jawa Timur.
Hanya ada sebuah candi yang belum selesai dibangun dan dua patung raksasa yang berdiri
menjaga di depan istana sebagai jejak yang tersisa dari salah satu kerajaan besar di Nusantara ini.
Candi Singosari disebut masyarakat setempat sebagai "Candi Cungkup" awalnya sempat
dinamakan juga candi Renggo, Candi Menara, dan Candi Cella. Untuk sebutan yang terakhir
karena candi ini memiliki celah sebanyak 4 buah di bagian tubuh candi. Hingga kini nama yang
lebih dikenal adalah Candi Singosari karena letaknya di Singosari.
Banyak yang menganggap bahwa Candi Singosari adalah makam Raja Kertanegara
sebagai raja terakhir Singosari. Akan tetapi pendapat ini diragukan banyak ahli, lebih
dimungkinkan Candi Singosari merupakan tempat pemujaan Dewa Siwa karena sistem mandala
yang berkonsep candi Hindu dan sekaligus sebagai media pengubah dari air biasa menjadi air
suci (amerta).
Candi Singosari awalnya disebut dalam sebuah laporan kepurbakalaan tahun 1803 oleh
Nicolaus Engelhard, seorang Gubernur Pantai Timur Laut Jawa. Ia melaporkan tentang
reruntuhan candi di daerah dataran tandus di Malang. Tahun 1901 Komisi Arkeologi Belanda
melakukan pennelitian ulang dan penggalian. Berikutnya 1934 Departemen Survey Arkeologi
Hindia Belanda Timur merestorasi bangunan ini hingga selesainya tahun 1937. Anda dapat
melihat goresan tanda penyelesaian pemugaran ini pada batu kaki candi di sudut barat daya. Saat
ini banyak arca-arca dari reruntuhan Candi Singosari disimpan di Museum Leiden Belanda.
Ada informasi yang mencukupi dapat diketahui tentang Singosari dari teks Jawa kuno
abad ke-14 yaitu Pararaton atau kitab raja. Candi Singosari yang dibangun tahun 1304
ini umumnya dihiasi dari bawah hingga atasnya. Bila Anda perhatikan hiasan tersebut tidak
seluruhnya terselesaikan sehingga ada dugaan candi ini dalam proses pembangunan yang belum
selesai kemudian ditinggalkan. Dimungkinkan akibat adanya peperangan yaitu serangan

Kerajaan Gelang-Gelang pimpinan Jayakatwang tahun 1292 hingga menghancurkan Kerajaan


Singosari, sering disebut juga masa kehancuran Singosari atau pralaya.
Kerajaan Singosari didirikan tahun 1222 oleh seorang rakyat biasa bernama Ken Arok,
yang berhasil menikahi putri cantik Ken Dedes dari Janggala setelah membunuh suaminya. Ken
Arok kemudian menyerang Kediri dan berhasil menyatukan dua wilayah terbelah yang pernah
dipisahkan oleh Raja Airlangga tahun 1049 sebagai warisan untuk kedua putranya.
Singosari kemudian berhasil mengembangkan pertanian yang subur di sepanjang aliran sungai
Brantas, serta perdagangan laut yang menguntungkan di sepanjang Laut Jawa. Pada 1275 dan
1291 Raja Singosari yaitu Kertanegara menyerang kerajaan maritim Sriwijaya di Sumatera
Selatan dan kemudian mengontrol perdagangan laut di laut Jawa dan Sumatera.
Dalam masa kejayaannya, Singosari begitu kuat, bahkan Kaisar Mongol Kubilai Khan
yang perkasa menganggap penting mengirim armada dan utusan khusus ke kerajaan Singosari
untuk menuntut Raja Kertanegara secara pribadi untuk memberikan loyalitas kepada Mongol.
Sebagai jawabannya, ternyata Raja Kertanegara memotong telinga salah satu utusan tersebut
sebagai pesan kepada Kubilai Khan bahwa Singosari tidak akan tunduk
Kemudian Kertanegara dibunuh oleh salah seorang raja bawahannya yaitu Jayakatwang
tahun 1293. Ketika armada perang dikirim oleh Kubilai Khan tiba di Jawa, mereka tidak
mengetahui bahwa rupanya Raja Kertanegara sudah tiada. Menantu Kertanegara, Raden Wijaya,
berhasil membujuk armada Kublai Khan untuk membunuh Jayakatwang, tetapi kemudian justru
berbalik mengusir armada Mongol dari Jawa.
Raden Wijaya selanjutnya mendirikan kerajaan Majapahit tahun 1294 di utara Singosari
yaitu di Porong. Maka berlangsunglah sebuah masa keemasan bagi sebuah kerajaan bernama
Majapahit yang kekuasaannya mencakup Indonesia saat ini dan bahkan hingga ke Malaysia dan
Thailand.

Anda mungkin juga menyukai