Kebijakan Kesehatan Modul
Kebijakan Kesehatan Modul
1. Pengantar
Kebijakan Kesehatan adalah segala sesuatu untuk
mempengaruhi faktor-faktor tertentu di sektor kesehatan agar
dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan bagi
seorang dokter kebijakan merupakan segala seusuatu yang
berhubungan dengan layanan kesehatan (walt, 1994).
Inggris merupakan negara yang menerapkan paham "Welfare
State" yang berarti pelayanan kesehatan seluruhnya di jamin oleh
pemerintah. Sedangkan di Amerika, berpendapat bahwa kesehatan
merupakan hak individu, jadi pemerintah tidak menjamin. Jika
individu ingin di jamin kesehatan atas dirinya, maka mereka bisa
mendaftar di instansi jaminan kesehatan swasta. Kecuali penduduk
tua dan penduduk miskin akan diberikan jaminan kesehatan oleh
pemerintah yang di sebut dengan Medicare dan Medicaid.
Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah menerapkan SJSN
No.40 tahun 2004. (Sistem Jaminan Sosial Nasional yang terdiri
dari jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan kematian, jamianan pensiun) dan BPJS UU No. 24
Tahun 2011 (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
Bentuk-bentuk kebijakan Kesehatan :
1) Regulatory Policies
Merupakan kebijakan yang memebatasi tindakan atau
perilaku seseorang. contoh : UU PK(Praktek Kedokteran) No
29 Tahun 2004, kebijakan KTR (kawasan tanpa rokok).
2) Distributive Policy
Merupakan kebijakan tentang pemberian pelayananpelayanan atau keuntungan-keuntungan bagi setiap individu.
Contoh : Kebijakan subsidi BBM, Obat generik.
3) Redistributive policies
Merupakan kebijakna-kebijakan yang sengaja dilakukan oleh
pemerintah untuk pemindahan pengalokasian kekayaan,
pendapatan, pemilikan-pemilikan atau hak-hak di antara
kelas-kelas dan kelompok penduduk. Misalnya : Antara
golongan penduduk ekonomi mampu dan tidak mampu
(dibuatlah kebijakan JAMKESMAS).
2. Standar Kompetensi
1) Memahami Materi Kebijakan Kesehatan dalam Keperawatan
3. Kompetensi Dasar
1.1. Mengidentifikasi ruang lingkup kebijakan kesehatan
1.2. Memahami permasalahan kebijakan kesehatan yang ada di
lingkungan rumah sakit maupun lembaga kesehatan lainnya.
4. Tujuan Pembelajaran
a.
b.
c.
d.
e.
kesehatan 2015-2019
f. Memahami tentang komite keperawatan
g. Memahami kebijakan pembangunan kesehatan Jawa Barat
5. Indikator
akan masyarakat
Mengamati permasalahan kebijakan kesehatan
AKREDITASI
RUMAH SAKIT
1.1. Pengertian
Suatu proses dimana suatu lembaga, yang Independen,
melakukan asesmen terhadap rumah sakit.
Pengakuan pemerintah yang diberikan kepada Rumah Sakit
karena telah memenuhi standar yang ditentukan.
1.2. Tujuan Akreditasi Rumah Sakit
Menentukan apakah Rumah Sakit tersebut memenuhi standar
yngg direncanakan untuk memperbaiki keselamatan mutu
pelayanan.
1.3. Standar Akreditasi
Suatu pernyataan yang mendifinisikan harapan terhadap
kinerja, struktur proses yang harus dimiliki Rumah Sakit untuk
memberikan pelayanan dan asuhan bermutu dan aman.
1.4. Manfaat Akreditasi Rumah Sakit
a. Sebagai alat bagi pemilik dan pengelola Rumah Sakit
mengukur kinerja Rumah sakit.
b. Melindungi masyarakat dari pelayanan sub standar atau
malpraktek.
c. Meningkatkan citra Rumah Sakit dan kepercayaan
masyarakat.
1.5. Uraian Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi menunjukkan komitmen sebuah Rumah Sakit untuk
meningkatkan keselamatan dan mutu asuhan pasien.
Akreditasi memastikan bahwa lingkungan pelayanan dan Rumah
Sakit senantiasa berupaya mengurangi risiko bagi pasien dan staf
Rumah Sakit.
Standardization Programme.
1951 Terbentuknya Joint Commission on
Hospital.
1953 1965 Standar diubah 6 kali.
KARS dari 1995 2007 : 6 kali perubahan standar.
Accreditation of
Akreditasi di Indonesia
Akreditasi
Nasional
Tahun 2007
Akreditasi
Nasional
Tahun 2012
Akreditasi
Internasional
Dasar
Keputusan KARS nomor
: 1666/KARS/X/2014 tanggal 1
DASAR HUKUM
UU 44/2009 :Pasal 40
Untuk Peningkatan MUTU
UU No. 44/2009 tentang RS
pelayanan RS WAJIB
diakreditasi miniman 3 tahun / 1
kali
Tentang Akreditasi RS
Permenkes No 56 / 2014
Perizinan RS
Permenkes 340/2010
Akreditasi RS di Indonesia
terdiri atas :
Joint Commissions
International (JCI) yang
merupakan lembaga
pelaksana akreditasi yang
STANDAR AKREDITASI RS
No.HK.02.04/I/2790/11
NASIONAL
JCI EDISI
IV
TH
2011
Sasaran II
Sasaran III
10
11
Deming :
Mutu =apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen
Crosby :
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
12
Indicator:
11 area klinis
5 International JCI
Library
6 sasaran keselamatan
CLINICAL PATHWAY
PMK
P
Direkt
ur
Terlib
Sentinel,
KTD,
KNC, FMEA
PATIEN
T
SAFET
MONEV Mengawasi
:
Program PPI
Kontak klinis &
manajerial
Ambulance
PERENCANAAN
PENGORGANISA
SIAN
PENGAWASAN/
AMBEN
HASIL PENILAIAN
AKREDITASI BARU NASIONAL
PARIPURNA
13
1.
2.
3.
4.
14
ELEMEN
PENILAI
AN
15
2.1 Pengertian
Komite Keperawatan adalah wadah nonstruktural yang
anggotanya teridiri dari perawat atau bidan, dipimpin oleh seorang
ketua dan bertanggung jawab kepada direktur, yang bertugas
dalam menyusun standar praktek keperawatan, membantu
pelaksanaannya, melakukan pembinaan etika profesi dan
mengembangkan etika profesi keperawatan, untuk menghasilkan
out come yang efektif, berfungsi mengumpulkan dan memberikan
informasi, memberikan masukan atau nasehat, membuat keputusan,
bernegosiasi, mengkoordinasi dan berpikir kreatif untuk
menyelesaikan masalah operasional dan maningkatkan mutu
pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan
pada khususnya. (Kep Mendagri No. 1 tahun 2002)
Merupakan perwakilan kelompok profesi perawat, bertugas
membantu direksi dalam melakukan kredensial, pembinaan etik dan
disiplin profesi keperawatan serta pengembangan profesional
berkelanjutan (continuing profesional development/CPD) termasuk
didalamnya menentukan standar asuhan keperawatan dan standar
standar operasional keperawatan.
2.2 Dasar Hukum
16
*Banyaknya tergantung dari jumlah sub komite, masingmasing anggota sub komite terdiri dari 6 8 anggota. (sesuai
kebutuhan Rumah Sakit).
Sub komite yang ada dalam komite keperawatan, minimal:
STRUKTUR ORGANISASI
SK
KE
KT
M
R
ARU
AE
KT
A
E
E
D
U
TA
A
R
N
A
R
I
S
KETUA
Tujuan
19
20
21
Uraian Tugas :
1) Memberikan pertimbangan tentang perencanaan pendidikan dan
pelatihan bagi tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan
yang spesifik.
2) Menetapkan dan mengevaluasi kebutuhan pendidikan dan
pelatihan serta menetapkan proses - proses yang belaku dalam
program tersebut.
3) Berpartisipasi dalam program rekruitmen dan orientasi tenaga
keperawatan melalui kolaborasi dengan bagian SDM/HRD.
4) Membantu dalam pelaksanaan program penelitian dan
pengembangan RS khususnya di bidang keperawatan.
5) Membantu dan memfasilitasi program bimbingan mahasiswa
yang sedang melakukan penelitian bidan keperawatan atau yang
praktek di lingkungan keperawatan.
22
23
keperawatan.
2) Menyusun dan memfasilitasi proses pelaksanaan program komite
keperawatan.
3) Melaksanakan tugas tugas pendokumentasian kegiatan komite
keperawatan.
4) Membuat dan mengedarkan undangan rapat rapat yang terkait
dengan komite keperawatan.
5) Membuat notulen rapat dan membuat laporan kepada pihak
terkait.
6) Mengendalikan surat masuk dan keluar komite keperawatan
7) Melaksanakan tugas pencatatan ide-ide atau masukan dari
anggota komite keperawatan untuk ditindaklanjuti dalam rapat
komite keperawatan.
8) Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh ketua komite
keperawatan yang berkaitan dengan lingkup tanggung jawab
sebagai sekretaris komite.
2.6. Program Kerja
Merumuskan, menyusun, dan mengatur komposisi serta
kompetensi SDM Perawat dan Bidan.
Menyusun Remunerasi : kepangkatan dan golongan jabatan
fungsional serta tunjangan fungsional perawat dan bidan.
Mengembangkan program diklat internal dan eksternal.
RA
24
RENSTRA KEMENKES
2015-2016
SJSN kesehatan.
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan
vaksin serta,
Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat
25
KIA
Kematian Bayi & Balita
Usia sekolah & Remaja
Usia kerja dan usia lanjut
Gizi masyarakat
Penyakit menular
Penyakit tidak menular
Penyehatan lingkungan
Kesehatan Jiwa
Akses dan kualitas pelayanan kesehatan
Perkembangan penduduk
Disparitas status kesehatas
Disparitas status kesehatan antar wilayah
Diberlakukannya SJSN
Kesetaraan gender
26
27
alat kesehatan
5) Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga
kesehatan
6) Meningkatnya sinergitas antar kementerian atau lembaga
7) Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
8) Meningkatnya intergrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan evaluasi
9) Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan
kesehatan
10)Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yangg baik dan bersih
11) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur kemenkes
12)Meningkatnya sistem imformasi kesehatan integrasi
3.4 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
RPJPK 2005-2025, bertujuan :
30
31
32
nasional/internasional
Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas manajemen
pelayanan dan pembangunan kesehatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan yang evidence base didukung oleh data yg
akurat.
Terwujud dan dipatuhinya berbagai kebijakan dan regulasi
kesehatan yang pro rakyat, mengutamakan kenyamanan33
berjenjang.
Meningkatnya upaya untuk mengembangkan sentra
regional untuk rujukan penyakit, pelatihan penanggulangan
penyakit, kesiap siagaan KLB/wabah dan bencana maupun
kesehatan matra.
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat dan34
kesehatan.
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang
terjangkau dan berkualitas.
KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KESEHATAN JAWA BARAT
35
36
37
atau Dunia
Terwujudnya system rujukan pelayanan kesehatan dan
penunjangnya (laboratorium diagnostic kesehatan)
38
provinsi.
Tersedianya berbagai kebijakan , standar pelayanan
kesehatan skala provinsi, pedoman dan regulasi
kesehatan.
Terwujudnya system informasi dan surveillance
epidemiologi kesehatan yang evidence base, akurat
diseluruh kabupaten/kota, Provinsi dan on line dengan
Nasional.
Terwujudnya mekanisme dan jejaring untuk
terselenggaranya komunikasi dan terbentuknya
pemahaman public tentang PHBS, pembangunan
kesehatan dan masalah kesehatan global, nasional dan
local.
Pelayanan Kesehatan di setiap Rumah Sakit, Puskesmas
39
PELAYANAN KESEHATAN
Rumah Sakit.
Peningkatan kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana
40
41
KEPENDUDUKAN
42
43
JUMLAH
KEMATIAN BAYI
DAN KEMATIAN
IBU
44
45
MASALAH :
PHBS
MASALAH :
Rendahnya pengetahuan dan
tingkat daya beli
AKSESIBILITAS
1. Intervew Kec Rawan Kes
46
2. Persiap akred
3. Rekr Bidan/ Dr
4. Pengad Jarum Imun
5. Pengadaan OAT
6. Pnguat Surveil
7. Pembenahan data PHBS RT & Inst itusi
8. Penyusunan Model
9. Persiap Perda JPKM
AKSES &
KUALITAS
1. Penigk PONED/PONEK
2. Uji Coba Akredsertif YanKIA
3. Persiap Rujuka Regional
4. Rekr DrSp, dr
2010
2011
47
7. PemberdayaanUKBM
8. uji coba JPKM keKb/Kt
9. Persiap Pengelo & Tap lembaga JPKM
KUALITAS
1. Sist Rujk Reg Yan Kes
2. Revitalis & BOP
3. Akred Sar & sertif Na Kes (LSP)
4. Rekr DrSp,dr, dll
5. Penaggulangan TBC, AIDS, penya berbasis lingkungan
2012
Nakes lain
2013