Anda di halaman 1dari 53

KEBIJAKAN KESEHATAN

1. Pengantar
Kebijakan Kesehatan adalah segala sesuatu untuk
mempengaruhi faktor-faktor tertentu di sektor kesehatan agar
dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan bagi
seorang dokter kebijakan merupakan segala seusuatu yang
berhubungan dengan layanan kesehatan (walt, 1994).
Inggris merupakan negara yang menerapkan paham "Welfare
State" yang berarti pelayanan kesehatan seluruhnya di jamin oleh
pemerintah. Sedangkan di Amerika, berpendapat bahwa kesehatan
merupakan hak individu, jadi pemerintah tidak menjamin. Jika
individu ingin di jamin kesehatan atas dirinya, maka mereka bisa
mendaftar di instansi jaminan kesehatan swasta. Kecuali penduduk
tua dan penduduk miskin akan diberikan jaminan kesehatan oleh
pemerintah yang di sebut dengan Medicare dan Medicaid.
Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah menerapkan SJSN
No.40 tahun 2004. (Sistem Jaminan Sosial Nasional yang terdiri
dari jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan kematian, jamianan pensiun) dan BPJS UU No. 24
Tahun 2011 (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial).
Bentuk-bentuk kebijakan Kesehatan :
1) Regulatory Policies
Merupakan kebijakan yang memebatasi tindakan atau
perilaku seseorang. contoh : UU PK(Praktek Kedokteran) No
29 Tahun 2004, kebijakan KTR (kawasan tanpa rokok).
2) Distributive Policy

Merupakan kebijakan tentang pemberian pelayananpelayanan atau keuntungan-keuntungan bagi setiap individu.
Contoh : Kebijakan subsidi BBM, Obat generik.
3) Redistributive policies
Merupakan kebijakna-kebijakan yang sengaja dilakukan oleh
pemerintah untuk pemindahan pengalokasian kekayaan,
pendapatan, pemilikan-pemilikan atau hak-hak di antara
kelas-kelas dan kelompok penduduk. Misalnya : Antara
golongan penduduk ekonomi mampu dan tidak mampu
(dibuatlah kebijakan JAMKESMAS).

2. Standar Kompetensi
1) Memahami Materi Kebijakan Kesehatan dalam Keperawatan

3. Kompetensi Dasar
1.1. Mengidentifikasi ruang lingkup kebijakan kesehatan
1.2. Memahami permasalahan kebijakan kesehatan yang ada di
lingkungan rumah sakit maupun lembaga kesehatan lainnya.

4. Tujuan Pembelajaran
a.
b.
c.
d.
e.

Menjelaskan pengertian kebijakan kesehatan


Menjelaskan bentuk-bentuk kebijakan kesehatan
Memahami konsep kebijakan kesehatan
Memahami tentang akreditasi rumah sakit
Memahami pengertian perencanaan strategis kementrian

kesehatan 2015-2019
f. Memahami tentang komite keperawatan
g. Memahami kebijakan pembangunan kesehatan Jawa Barat

5. Indikator

Menemukan dengan kerja keras mahasiswa, masalah yang

menjadi objek kebijakan kesehatan


Menemukan secara sungguh-sungguh fenomena yang menjadi
objek kebijakan kesehatan hingga muncul rasa profesionalisme

akan masyarakat
Mengamati permasalahan kebijakan kesehatan

AKREDITASI
RUMAH SAKIT

1.1. Pengertian
Suatu proses dimana suatu lembaga, yang Independen,
melakukan asesmen terhadap rumah sakit.
Pengakuan pemerintah yang diberikan kepada Rumah Sakit
karena telah memenuhi standar yang ditentukan.
1.2. Tujuan Akreditasi Rumah Sakit
Menentukan apakah Rumah Sakit tersebut memenuhi standar
yngg direncanakan untuk memperbaiki keselamatan mutu
pelayanan.
1.3. Standar Akreditasi
Suatu pernyataan yang mendifinisikan harapan terhadap
kinerja, struktur proses yang harus dimiliki Rumah Sakit untuk
memberikan pelayanan dan asuhan bermutu dan aman.
1.4. Manfaat Akreditasi Rumah Sakit
a. Sebagai alat bagi pemilik dan pengelola Rumah Sakit
mengukur kinerja Rumah sakit.
b. Melindungi masyarakat dari pelayanan sub standar atau
malpraktek.
c. Meningkatkan citra Rumah Sakit dan kepercayaan
masyarakat.
1.5. Uraian Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi menunjukkan komitmen sebuah Rumah Sakit untuk
meningkatkan keselamatan dan mutu asuhan pasien.
Akreditasi memastikan bahwa lingkungan pelayanan dan Rumah
Sakit senantiasa berupaya mengurangi risiko bagi pasien dan staf
Rumah Sakit.

Akreditasi sebagai cara efektif untuk mengevaluasi mutu suatu


Rumah Sakit, yang sekaligus berperan sebagai sarana manajemen
Akses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya
keselamatan dan budaya kualitas di Rumah Sakit sehingga
senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan keamanan layanannya.
Awal Akreditasi di Dunia

1917 Dr.E.A.Codman (Ahli Bedah).


1918 The American College of Surgeons menyusun Hospital

Standardization Programme.
1951 Terbentuknya Joint Commission on

Hospital.
1953 1965 Standar diubah 6 kali.
KARS dari 1995 2007 : 6 kali perubahan standar.

Accreditation of

Akreditasi di Indonesia

Akreditasi
Nasional
Tahun 2007

Akreditasi
Nasional
Tahun 2012

Akreditasi
Internasional

Sistem Jaminan Sosial Nasional_Kesehatan


Dikawal dengan Peraturan Pemerintah (STANDAR)

Dasar
Keputusan KARS nomor

: 1666/KARS/X/2014 tanggal 1

Oktober 2014 tentang Penetapan Status Akreditasi Rumah Sakit


program khusus dengan sertifikat kelulusan perdana.

DASAR HUKUM
UU 44/2009 :Pasal 40
Untuk Peningkatan MUTU
UU No. 44/2009 tentang RS

pelayanan RS WAJIB
diakreditasi miniman 3 tahun / 1
kali

Permenkes RI No. 012/2012

Ayat 3 : rumah sakit wajib

Tentang Akreditasi RS

mengikuti akreditasi nasional.

Permenkes No 56 / 2014

Merupakan peraturan REVISI

Tentang Klasifikasi dan

Permenkes 147/2010 dan Revisi

Perizinan RS

Permenkes 340/2010

SK Menkes No. 428/2012

Lembaga Independen Pelaksana

Tentang Penetapan Lembaga


Independen Pelaksana
Akreditasi di Indonesia

Akreditasi RS di Indonesia
terdiri atas :

Komisi Akreditasi RS (KARS)

Joint Commissions
International (JCI) yang
merupakan lembaga
pelaksana akreditasi yang

berasal dari luar negeri

Keputusan Dirjen BUK

STANDAR AKREDITASI RS

No.HK.02.04/I/2790/11

NASIONAL

15 KRITERIA YANG DINILAI :


1. Sasaran keselamatan Pasien
2. Hak Pasien & Keluarga (HPK)
3. Pendidikan Pasien & Keluarga (PPK)
4. Peningkatan mutu & Keselamatan Pasien (PMKP)
5. Melinium Development Goals (MDGS)
6. Akses pelayanan & Kontinuitas pelayanan (APK)
7. Asesmen Pasien (AP)
8. Pelayanan Pasien (PP)
9. Pelayanan Anastesi & Bedah (PAB)
10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO)
11. Manajemen Komunikasi & Informasi (MKI)
12. Kualifikaasi & Pendidikan Staff (KPS)
13. Pencegahan & Pengendalian Infeksi (PPI)
14. Tata kelola, Kepemimpinan & Pengarahan (TKP)
15. Manajemen Fasilitas & Keselamatan (MFK)

JCI EDISI
IV
TH
2011

Standar Akreditasi Rumah Sakit versi 2012


I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien
Bab 1. Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)
Bab 2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Bab 3. Asesmen Pasien (AP)

Bab 4. Pelayanan Pasien (PP)


Bab 5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Bab 6. Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
Bab 7. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)
II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit
Bab 1. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Bab 2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Bab 3. Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)
Bab 4. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Bab 5. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
Bab 6. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)
III. Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Sasaran I

: Ketepatan identifikasi pasien

Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif


Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
(high-alert)
Sasaran lV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi
Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
IV. Sasaran Milenium Development Goals
Sasaran I

: Penurunan Angka Kematian Bayi dan Peningkatan


Kesehatan Ibu

Sasaran II

: Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS

Sasaran III

: Penurunan Angka Kesakitan TB

10

11

Deming :
Mutu =apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen
Crosby :
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan

12

Indicator:
11 area klinis
5 International JCI
Library
6 sasaran keselamatan
CLINICAL PATHWAY

PMK
P

Direkt
ur
Terlib

Sentinel,
KTD,
KNC, FMEA

PATIEN
T
SAFET

MONEV Mengawasi
:
Program PPI
Kontak klinis &
manajerial
Ambulance

PERENCANAAN
PENGORGANISA
SIAN
PENGAWASAN/
AMBEN

HASIL PENILAIAN
AKREDITASI BARU NASIONAL

PARIPURNA

13

METODE PENILAIAN DAN TINGKAT KELULUSAN


1) Metode Telusur
Metode evaluasi untuk menelusuri sistem pelayanan
rumah sakit secara efektif dengan mencari bukti-bukti
implementasi mutu pelayanan dan keselamatan pada
pelayanan pasien yang dirawat di rumah sakit.

1.
2.
3.
4.

Ketepatan Waktu (Timelineness)


Keselamatan (Safety)
Rasa hormat (Respect)
Kepantasan (Appropriateness)

METODE TELUSUR TERDIRI DARI :


1. Telusur individual
2. Telusur sistem
1) penggunaan data
2) manajemen obat
3) pencegahan pengendalian infeksi
3. Telusur program spesifik
1) kelanjutan temuan pada telusur

14

2) fokus pada masalah atau topik spesifik, terkait


keselamatan
3) integrasi laboratorium
4. Telusur lingkungan : Menilai kepatuhan melaksanakan standar
manajemen lingkungan, manajemen kedaruratan

ELEMEN
PENILAI
AN

15

2.1 Pengertian
Komite Keperawatan adalah wadah nonstruktural yang
anggotanya teridiri dari perawat atau bidan, dipimpin oleh seorang
ketua dan bertanggung jawab kepada direktur, yang bertugas
dalam menyusun standar praktek keperawatan, membantu
pelaksanaannya, melakukan pembinaan etika profesi dan
mengembangkan etika profesi keperawatan, untuk menghasilkan
out come yang efektif, berfungsi mengumpulkan dan memberikan
informasi, memberikan masukan atau nasehat, membuat keputusan,
bernegosiasi, mengkoordinasi dan berpikir kreatif untuk
menyelesaikan masalah operasional dan maningkatkan mutu
pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan
pada khususnya. (Kep Mendagri No. 1 tahun 2002)
Merupakan perwakilan kelompok profesi perawat, bertugas
membantu direksi dalam melakukan kredensial, pembinaan etik dan
disiplin profesi keperawatan serta pengembangan profesional
berkelanjutan (continuing profesional development/CPD) termasuk
didalamnya menentukan standar asuhan keperawatan dan standar
standar operasional keperawatan.
2.2 Dasar Hukum

UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan


PP no 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
Undang- undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan

konsumen yang telah diberlakukan tanggal 21 April 2000


Kepmenkes nomor 647/ Menkes/ SK/ IV/ 2001 tentang

regristasi dan praktek perawat


Kepmenkes nomor 1239/ Menkes/ SK/ IV/ 2001 tentang
regristasi dan praktek perawat

16

Kepmendagri nomor 1/ Mendagri/ SK/ I/ 2002 tentang

pedomoan susunan organisasi dan tata kerja rumah sakit


daerah
Visi Depkes tentang Indonesia sehat 2001
Hasil seminar sehari komite komite Keperawatan program

kajian administrasi Rumah sakit dengan Universitas Indonesia,


Jakarta 25 November 2000
Keputusan Direktur No.0102/SK/RS-MHTP/I/2013 tentang

pengangkatan Pejabat Struktural Komite Keperawatan


2.3 Struktur dan Kedudukan
o Komite Keperawatan : Wadah formal yang menghimpun,
memformulasikan dan mengkomunikasikan pendapat dan
kehendak perawat yang berkaitan dengan profesi keperawatan
di rumah sakit.
o Komite keperawatan berada di bawah pimpinan tertinggi rumah
sakit, diangkat dan ditetapkan dengan keputusan pimpinan
tertinggi rumah sakit (Direktur utama).
o Hubungan kerja komite keperawatan dengan pimpinan tertinggi
keperawatan adalah hubungan kerjasama dan koordinasi.
o Komite Keperawatan di Rumah Sakit ditetapkan dengan surat
keputusan Direktur Rumah Sakit yang bersangkutan
2.4 Kepengurusan Komite Keperawatan
Komite Keperawatan adalah kelompok perawat yang terpilih dari 17
seluruh perawat di rumah sakit, dengan susunan kepengurusan
sebagai berikut :

Ketua ( merangkap anggota).


Wakil Ketua (merangkap anggota).
Sekretaris (merangkap anggota).
Anggota tim kerja (sub komite)

*Banyaknya tergantung dari jumlah sub komite, masingmasing anggota sub komite terdiri dari 6 8 anggota. (sesuai
kebutuhan Rumah Sakit).
Sub komite yang ada dalam komite keperawatan, minimal:

Sub komite etik dan disiplin profesi keperawatan


Sub komite kredensial
Sub komite pengembangan profesional berkelanjutan (CPD)

2.5 Tugas Komite Keperawatan


1. Mewujudkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
2. Fasilitator pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan
yang ada dipelayanan.
3. Meningkatkan kolaborasi kolegial terbaik (Mutually respectfull
relationship) antara keperawatan, dokter dan tenaga kesehatan
lain, residen atau mahasiswa dan unit unit terkait.
4. Penyelesaian masalah dalam mengatasi masalah masalah
keperawatan terkait etik dan sikap moral perawat.
5. Menjamin diterapkannya standar praktik dan kerja tim.
6. Investigator, peneliti yang mengkaji berbagai aspek
keperawatan di RS.
7. Desainer/ implementator/ pemantau/ evaluator suatu ide ide 18
baru.
8. Komunikator, edukator, negosiator dan pemberi rekomendasi
terhadap hasil kinerja perawat.

STRUKTUR ORGANISASI

SK

KE

KT

M
R

ARU

AE

KT
A

E
E

D
U

TA

A
R

N
A

R
I
S

KETUA
Tujuan

Memberi kepemimpinan dan arah kepada sub komite


Uraian Tugas

1) Memberikan kepemimpinan, dukungan, bimbingan dan arahan


kepada sub komite.
2) Memberikan masukan kepada Departemen Keperawatan dan
Direktur Rumah Sakit terhadap ketenagaan, sistem dan standar
pelayanan keperawatan.
3) Bersama pengurus lain dan anggotanya menyususn rencana

19

program komite keperawatan selama satu periode kepengurusan.


4) Mengesahkan rencana program komite ke Direksi Rumah sakit
dan mensosialisasikan dengan departemen keperawatan dan
anggota komite keperawatan.
5) Terlibat langsung dalam pembuatan, pengembangan dan evaluasi
standar praktek keperawatan.
6) Ikut serta dalam penyusunan, pelaksanaan pengembangan
profesi keperawatan.
7) Terlibat langsung dalam penyusunan standar etik, evaluasi
penerapan kode etik profesi dan proses pembinaan.

8) Memberikan rekomendasi terhadap pemecahan masalah


keperawatan.
9) Berkoordinasi dengan departemen keperawatan dalam
pelaksanaan, evaluasi standar praktek keperawatan, penerapan
etik profesi dan peningkatan profesionalisme tenaga
keperawatan.
10)Meriview berbagai isu yang berkembang dan merujuk ke sub
komite yang sesuai.
11) Memberikan pertimbangan tentang penempatan tenaga
keperawatan di Rumah Sakit.
12)Memantau kegiatan atau program kerja dari sub komite.
13)Menjalin hubungan dengan organisasi profesi nasional seperti
PPNI dan IBI.

SUB KOMITE KREDENSIAL


dan ASUHAN KEPERAWATAN
Tujuan

Menetapkan, mengimplementasikan dan menjaga standar


praktek klinik keperawatan tertinggi, konsisten dengan standar
profesional yang ditetapkan dan atau yang berkembang dan
yang dipersaratkan lembaga pengatur.
Uraian Tugas :
1) Menetapkan lingkup praktek dari perawat profesional dan
vokasional : peran dan tanggung jawab staf penunjang asuhan,
dan kompetensi umum dan khusus.
2) Menyusun konsep dasar dan mekanisme kredensial bagi tenaga
keperawatan (perawat dan bidan).

20

3) Meningkatkan akontabilitas individual para perawat untuk


pendidikan yang diwajibkan dan memfasilitasi proses kredensial
atau sertifikasi ulang.
4) Menyusun standar asuhan keperawatan dan melakukan
Deseminasi terahadap standar tersebut.
5) Menyusun dan mengembangkan Metode Asuhan Keperawatan
Profesional.

SUB KOMITE PENGEMBANGAN


PROFESI dan REMUNERASI
Tujuan

Menetapkan, mengimplementasikan, dan menjaga standar


kependidikan yang meningkatkan pertumbuhan keprofesian dan
kompetensi klinik tanpa henti.

21

Uraian Tugas :
1) Memberikan pertimbangan tentang perencanaan pendidikan dan
pelatihan bagi tenaga keperawatan sesuai dengan kebutuhan
yang spesifik.
2) Menetapkan dan mengevaluasi kebutuhan pendidikan dan
pelatihan serta menetapkan proses - proses yang belaku dalam
program tersebut.
3) Berpartisipasi dalam program rekruitmen dan orientasi tenaga
keperawatan melalui kolaborasi dengan bagian SDM/HRD.
4) Membantu dalam pelaksanaan program penelitian dan
pengembangan RS khususnya di bidang keperawatan.
5) Membantu dan memfasilitasi program bimbingan mahasiswa
yang sedang melakukan penelitian bidan keperawatan atau yang
praktek di lingkungan keperawatan.

6) Memelihara lingkungan yang kondusif untuk pemanfaatan dan


peningkatan riset keperawatan.
7) Menyusun Standar Etik Profesi, hak dan kewajiban perawat/
bidan, prosedur penanganan dan sanksi etik/disiplin profesi,
serta mengevaluasi penerapan kode etik profesi.
8) Melakukan sosialisasi dan promosi tentang disiplin profesi
kepada seluruh tenaga keperawatan serta melakukan pembinaan
terhadap yang melanggar etik/ disiplin profesi.

SUB KOMITE MUTU


dan PATIENT SAFETY
Tujuan

22

Memantau ketepatan dan efektifitas asuhan yang diberikan


oleh staf keperawatan sekaligus mengkaji dan memastikan
kepatuhan dengan standar dan praktek yang ditetapkan.
Uraian Tugas :
1) Menyusun dan merevisi rencana peningkatan mutu keperawatan.
2) Mengevaluasi metode asuhan keperawatan, kepatuhan
pelaksanaan SOP, standar asuhan keperawatan dan pedoman
yang berlaku dilingkungan rumah sakit.
3) Memantau dan menilai pelaksanaan standar asuhan keperawatan
serta bekerja sama dengan sub komite kredential dalam
mengembangkan ke bentuk yang lebih komprehensif.
4) Mengintegrasikan peningkatan mutu keperawatan dengan
rencana strategis rumah sakit.
5) Memberikan pertimbangan rencana pengelolaan, pengadaan dan
penggunaan alat-alat kesehatan.
6) Memonitor efisiensi dan efektifitas penggunaan alat-alat
kesehatan.

SEKRETARIS KOMITE KEPERAWATAN


Tujuan

Melaksanakan kegiatan tata usaha atau kesekretariatan dan


kerumahtanggaan komite keperawatan.
Uraian Tugas :
1) Membuat agenda kerja bersama ketua komite dan sub komite

23

keperawatan.
2) Menyusun dan memfasilitasi proses pelaksanaan program komite
keperawatan.
3) Melaksanakan tugas tugas pendokumentasian kegiatan komite
keperawatan.
4) Membuat dan mengedarkan undangan rapat rapat yang terkait
dengan komite keperawatan.
5) Membuat notulen rapat dan membuat laporan kepada pihak
terkait.
6) Mengendalikan surat masuk dan keluar komite keperawatan
7) Melaksanakan tugas pencatatan ide-ide atau masukan dari
anggota komite keperawatan untuk ditindaklanjuti dalam rapat
komite keperawatan.
8) Melaksanakan hal-hal yang ditugaskan oleh ketua komite
keperawatan yang berkaitan dengan lingkup tanggung jawab
sebagai sekretaris komite.
2.6. Program Kerja
Merumuskan, menyusun, dan mengatur komposisi serta
kompetensi SDM Perawat dan Bidan.
Menyusun Remunerasi : kepangkatan dan golongan jabatan
fungsional serta tunjangan fungsional perawat dan bidan.
Mengembangkan program diklat internal dan eksternal.

Mengembangkan program PKL, magang bagi mahasiswa


kesehatan dan Institusi Pedidikan Kesehatan (STIKES, Akper,
Akbid).
Bekerjasama dengan komite medik dalam hal peningkatan
kualitas dan kompetensi SDM Perawat dan Bidan.

RA

24

KepMenkes No.HK.02.02 Tahun 2015 :


Tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 20152019.
3.1 Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia, Bertujuan :

Untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup


sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yangg setinggi tingginya.


Sebagai investasi bagi pembangunan SDM yang produktif

RENSTRA KEMENKES

secara sosial dan ekonomis.

2015-2016

Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah :

Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu & anak


Meningkatkan pengendalian penyakit
Meningkatkan akses dan mutu pelyanan kesehatan
dasar & rujukan terutama di daerah terpencil,

tertinggal dan perbatasan.


Meningkatkan cakupan pelyanan kesehatan universal
melalui kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan

SJSN kesehatan.
Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan

vaksin serta,
Meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat

Dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu

25

1. Paradigma sehat : Strategi pengarus utamaan kesehatan


dalam pembangunan, penguatan promotif preventif &
pemberdayaan masyarakat.

2. Penguatan pelyanan kesehatan : Strategi peningkatan akses


pelyanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan &
peningkatan mutu pelyanan kesehatan, pendekatan continuum
of care dan intervensi berbasis resiko kesehatan.
3. JKN : Strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali
mutu dan biaya.
Kondisi Umum, Potensi, dan Permasalahan
1. Upaya Kesehatan

KIA
Kematian Bayi & Balita
Usia sekolah & Remaja
Usia kerja dan usia lanjut
Gizi masyarakat
Penyakit menular
Penyakit tidak menular
Penyehatan lingkungan
Kesehatan Jiwa
Akses dan kualitas pelayanan kesehatan

2. Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan


3. Aksesibilitas serta mutu sediaan farmasi dan Alkes
4. SDM Kesehatan
5. Penelitian dan Pengembangan
6. Pembiayaan Kesehatan
7. Manajemen, Regulasi dan SIK
Lingkungan Strategis :
1. Lingkungan strategis Nasional

Perkembangan penduduk
Disparitas status kesehatas
Disparitas status kesehatan antar wilayah
Diberlakukannya SJSN
Kesetaraan gender

26

Berlakunya UU tentang Desa


Menguatnya peran provinsi
Berlakunya peraturan tentang SIK

2. Lingkungan Strategis Regional


3. Lingkungan Strategis Global

SASARAN dan TUJUAN STRATEGIS


KEMENTRIAN KESEHATAN
Visi dan Misi Presiden RI yaitu Terwujudnya Indonesia
yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong
Upaya untuk mewujudkan visi ini, melalui 7 Misi Pembangunan,
yaitu :
1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian indonesia
sebagai negara kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan

27

demokratis berlandaskan negara hukum


3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta
memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju
dan sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yng berdaya saing
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta
7) Mewujudkan masyrakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)
Ingin diwujudkan dlm kabinet kerja, yakni :

1) Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa


dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
2) Membuat pemerintah tidak abses dengan membangun tata
kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya.
3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4) Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan
penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya.
5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
6) Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
International.
7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sector28

sektor strategis ekonomi domestik.


8) Melakukan revolusi karakter bangsa.
9) Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia.
3.2 Tujuan Kementrian Kesehatan
Ada 2 Tujuan Kementrian kesehatan :
1) Meningkatnya status kesehatan masyarakat
2) Meningkatnya daya tanggap (responsivennes) dan perlindungan
masyarakat terhadap resiko sosial dan finansial dibidang
kesehatan.
Tujuan Indikator Kementrian kesehatan :
1) Menurunnya Angka Kematian Ibu dari 359 per 100.00 KH (SP
2010), 346 menjadi 306 per 100.000 KH (SDKI 2012)
2) Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 32 menjadi 24 per 1000
KH
3) Menurunnya persentase BBLR dari 10,2 % menjadi 8 %

4) Meningkatnya upaya peningkatan promkes dan pemberdayaan


masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5) Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS).
3.3 Sasaran Strategis
Sasaran strategis Kemenkes adalah :
1)
2)
3)
4)

Meningkatnya kesehatan masyarakat


Meningkatnya pengendalian penyakit
Meningkatnya akses dan mutu fasilitas kesehatan
Meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan
29

alat kesehatan
5) Meningkatnya jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga
kesehatan
6) Meningkatnya sinergitas antar kementerian atau lembaga
7) Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri
8) Meningkatnya intergrasi perencanaan, bimbingan teknis dan
pemantauan evaluasi
9) Meningkatnya efektifitas penelitian dan pengembangan
kesehatan
10)Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yangg baik dan bersih
11) Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur kemenkes
12)Meningkatnya sistem imformasi kesehatan integrasi
3.4 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
RPJPK 2005-2025, bertujuan :

Meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi


setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi tingginya dapat terwujud, melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan negara indonesia yang ditandai oleh
penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki

derajat kesehatan yang setinggi tingginya diseluruh wilayah RI.


Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun
2025 adalah Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang

30

ditunjukan oleh meningkatnya UHH, menurunnya Angka


Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi

kurang pada Balita.


Untuk mencapai tujuan & sasaran pembangunan kesehatan,
strategi pembangunan kesehatan 2005-2025 adalah :
1) Pembangunan nasional berwawasan kesehatan
2) Pemberdayaan masyarakat dan daerah
3) Pengembangan upaya dan pembiayaan kesehatan
4) Pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan
5) Penanggulangan keadaan darurat kesehatan
Dalam RPJMN 2015-2019 sasaran yang ingin dicapai adalah

Meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat


melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
kesehatan.
VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT
Visi pembangunan Jawa Barat Tahun 2005-2025
(PERDA No.9 th 2008) Dengan Iman dan Taqwa, Provinsi Jawa
Barat Termaju di Indonesia di wujudkan melalui 4 misi
pembangunan, yaitu :
1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang berbudaya ilmu
dan teknologi, produktif dan berdaya saing
2. Meningkatkan perekonomian yang Berdaya Saing dan berbasis
potensi daerah
3. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari

4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang berkeadilan

31

VISI DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT


Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Barat, yaitu :
Tercapainya Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri untuk Hidup
Sehat
Visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, yaitu :
Akselerator Pencapaian Masyarakat Jawa Barat yang Mandiri
untuk Hidup Sehat
Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat :
1) Misi 1 :
Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas.
Tujuan : Meningkatkan upaya kesehatan yang mampu
mendukung akses dan memperdayakan masyarakat untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Sasaran :
Meningkatnya upaya membudayakan PHBS dan
mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat
serta mendorong masyrakat untuk memilih tempat

pelayanan kesehatan yang tepat.


Meningkatnya upaya untuk menyediakan pelayanan
kesehtan yang komprehensip bagi ibu maternal, bayi,

balita, anak sekolah/remaja, usia produktif dan lansia.


Meningkatnya upaya untuk meningkatkan status gizi

masyarakat terutama pada ibu hamil dan balita


Meningkatnya perlindungan masyarakat terhadap
ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan dan
penggunaan obat, produk pangan, produk farmasi yang
berbahaya serta tidak memenuhi syarat.

32

Meningkatnya upaya untuk menyiapkan dan melaksanakan


penanggulangan masalah kesehatan pada saat dan pasca

bencana serta antisipasi pemanasan global.


Meningkatnya upaya untuk meningkatkan kesehatan dan

kebugaran jasmani masyarakat.


2) Misi 2 :
Mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan.
Tujuan : Meningkatkan ketersediaan pembiayaan , kebijakan
dan pedoman, hukum, sistem informasi, pemahaman publik
yang positif tentang kesehatan, dan diikutinya standar mutu
sarana, prasarana dan peralatan kesehatan.
Sasaran :
Meningkatnya kualitas RS, RS Khusus dan UPTD Provinsi
sebagai Center Of Excellent tingkat

nasional/internasional
Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas manajemen
pelayanan dan pembangunan kesehatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan
kesehatan yang evidence base didukung oleh data yg

akurat.
Terwujud dan dipatuhinya berbagai kebijakan dan regulasi
kesehatan yang pro rakyat, mengutamakan kenyamanan33

dan keamanan klien/pasien serta petugas.


Terwujudnya pemahaman publik yang positif tentang

pembangunan kesehatan global, nasional dan lokal


Meningkatnya pelayanan kesehatan diberbagai tatanan
sesuai standar mutu

Meningkatnya akuntabilitas dan ketepatan pelaksanaan


bantuan keuangan Depkes, Gubernur provinsi Jawa Barat

ke kab/kota Jawa Barat.


3) Misi 3 :
Meningkatnya sistem Surveilans dalam upaya pencegahan dan
pengendalian Penyakit.
Tujuan : Menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit.
Sasaran :
Meningkatnya peran dan komitmen pemda, jejaring kerja
LS/LP dan kemitraan dengan masyarakat termasuk swasta

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit.


Meningkatnya perlindungan, penatalaksanaan kasus,
pengendalian faktor resiko serta terselenggaranya sistem
Surveilans dan kewaspadaan dini KLB/wabah secara

berjenjang.
Meningkatnya upaya untuk mengembangkan sentra
regional untuk rujukan penyakit, pelatihan penanggulangan
penyakit, kesiap siagaan KLB/wabah dan bencana maupun

kesehatan matra.
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat dan34

menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan


4) Misi 4 :
Menjamin ketersediaan SDM dan fasilitas pelayanan
kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas
Tujuan : Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, dan penyebaran
tenaga kesehatan, serta pemberdayaan profesi kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Sasaran :

Meningkatnya ketersediaan tenaga kesehatan yang


profesional dan kompeten di semua sarana pelayanan

kesehatan.
Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang
terjangkau dan berkualitas.

KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
KESEHATAN JAWA BARAT

35

4.1 VISI PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

Visi Provinsi Jawa Barat 2005-2025 (PERDA No.9 Tahun

2008) : Dengan Iman dan Takwa Provinsi Jawa Barat Termaju


di Indonesia
MISI PEMBANGUNAN (5) :
1. Mewujudkan kualitas Kehidupan Masyarakat yang berbudaya
Ilmu dan Teknologi, Produktif dan Berdaya Saing.
2. Meningkatkan Perekonomian yang Berdaya Saing dan Berbasis
Potensi Daerah.
3. Mewujudkan Lingkungan Hidup yang Asri dan Lestari.
4. Mewujudkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik.
5. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan.
Visi pemerintah provinsi Jawa Barat 2008 2013
(PerGub No 54 tahun 2008) : Tercapainya Masyarakat Jawa
Barat Mandiri, Dinamis dan Sejahtera
5 MISI PEMBANGUNAN JABAR :
1. Mewujudkan SDM Jawa Barat yang produktif & berdaya Saing
2. Meningkatkan Pembangunan Ekonomi Regional berbasis Potensi
Lokal
3. Meningkatkan Ketersediaan & Kualitas Infrastuktur wilayah
4. Meningkatkan Daya Dukung & Daya tampung Lingkungan untuk
Pembangunan berkelanjutan
5. Meningkatkan Effektifitas Pemerintahan Daerah dan Kualitas
Demokrasi
KEBIJAKAN
(PERDA NO.54 TAHUN 2008 RPJMD PROVINSI JABAR
2008-2013)
1. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terutama Ibu & Anak
2. Mengembangkan Sistem Kesehatan
3. Meningkatkan Upaya Pencegahan Pemberantasan dan
Pengendalian Penyakit Menular serta Tidak Menular

36

4. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Tenaga Kesehatan


PROGRAM
(PERDA NO 54 TAHUN 2008 RPJMD PROVINSI JABAR
2008-2013)
1. Program Upaya Kesehatan
2. Program Manajemen Kesehatan
3. Program Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
5. Program Sumber Daya Kesehatan
PROGRAM PENUNJANG
(RENSTRA DISKES PROVINSI JABAR 2008-2013)
1. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA
APARATUR
2. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
3. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
4. PROGRAM PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA
APARATUR
5. PROGRAM PENGEMBANGAN DATA/ INFORMASI/
STATISTIK DAERAH
4.2 Program dan Sasaran Program Kesehatan (PERDA NO 54
Tahun 2008 RPJMD Provinsi JABAR 2008-2013)

37

1. PROGRAM UPAYA KESEHATAN


Meningkatnya komitmen dan kemampuan Kb/Kt utk mencapai

Desa Siaga & PHBS


Meningkatnya Keluarga Sadar Gizi

Meningkatnya perlindungan pada bumil, bulin, bufas, bayi,

anak dan masyarakat berisiko tinggi


Menjamin setiap orang Miskin mendapatkan pelayanan

kesehatan dasar dan rujukan spesialistik


Meningkatnya POR
Meningkatnya pengawasan dan pengendalian peredaran
sediaan makanan dan sediaan perbekalan farmasi terutama

napza, narkoba dan batra.


Tertanggulanginya masalah kesehatan pada saat dan pasca

bencana dan antisipasi global warming.


Meningkatnya derajat kesehatan dan kebugaran jasmani
masyarakat melalui aktifitas fisik dan olah raga yang baik,
benar, teratur dan terukur.

2. PROGRAM MANAJEMEN KESEHATAN

Meningkatnya kualifikasi Rumah Sakit Provinsi menjadi


Center Of Excellent /Rujukan Spesifik berbasis masalah
kesehatan Jawa Barat (Stroke, penyakit jantung,
gerontology dll) yang mempunyai kulitas tingkat Nasional

atau Dunia
Terwujudnya system rujukan pelayanan kesehatan dan
penunjangnya (laboratorium diagnostic kesehatan)

regional Jawa Barat (HIV, Flu Burung dll).


Tersedianya anggaran/pembiayaan kesehatan di Provinsi
dan Kabupaten/Kota dengan jumlah mencukupi,
teralokasi sesuai dengan besaran masalah dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna
dan diutamakan untuk upaya pencegahan dan peningkatan
kesehatan (preventif dan promotif)

38

Terciptanya system pembiayaan kesehatan skala

provinsi.
Tersedianya berbagai kebijakan , standar pelayanan
kesehatan skala provinsi, pedoman dan regulasi

kesehatan.
Terwujudnya system informasi dan surveillance
epidemiologi kesehatan yang evidence base, akurat
diseluruh kabupaten/kota, Provinsi dan on line dengan

Nasional.
Terwujudnya mekanisme dan jejaring untuk
terselenggaranya komunikasi dan terbentuknya
pemahaman public tentang PHBS, pembangunan
kesehatan dan masalah kesehatan global, nasional dan

local.
Pelayanan Kesehatan di setiap Rumah Sakit, Puskesmas

dan jaringannya memenuhi standar mutu.


Terwujudnya akuntabilitas dan pencapaian kinerja
program pembangunan kesehatan yang baik.

3. PROGRAM PENINGKATAN SARANA & PRASARANA

39

PELAYANAN KESEHATAN

Peningkatan kualitas sarana prasaranan pelayanan kesehatan

Rumah Sakit.
Peningkatan kuantitas, kualitas dan fungsi sarana prasarana

pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya.


Peningkatan kualitas sarana dan prasarana Dinas Kesehatan
dan UPT Dinas Kesehatan.

40

4.3 Analisa Masalah Kesehatan di Jawa Barat

41

KEPENDUDUKAN

42

43

JUMLAH
KEMATIAN BAYI
DAN KEMATIAN
IBU

44

45

Akses & kual Yankes


SDK ( bdn)
Pemberd masy

4.4 Isu Strategis dan Masalah Kesehatan Jawa Barat (RKPD


2010 Arahan Gubernur)
MASALAH :
AHH : 67,58 (2007), AKI
228/100.000 KH , AKB
39/1000 KH (2007)

Masih rendahnya akses


masyarakat pada fasilitas
kesehatan dan ketersediaan
tenaga kesehatan

Intensitas dan penyebaran

MASALAH :

penyakit DBD 231 kasus

Kondisi lingkungan yg kurang

meninggal, suspek TBC

mendukung serta rendahnya

176,852 org, AIDS 2.562 org

PHBS

HIV pos 1554 org, Flu burung


225 org mati 46 org, gizi
buruk balita 2%

Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat
PHBS RT 38,4%, RT akses SAB
55,8%, RT akses Jaga 54,2%,
RT dgn lantai tanah 6,75%,

MASALAH :
Rendahnya pengetahuan dan
tingkat daya beli

Preferensi perokok 32,6%

TAHAPAN PEMBANGUNAN DALAM RENSTRA DISKES


TAHUN 2008-2013
2009

AKSESIBILITAS
1. Intervew Kec Rawan Kes

46

2. Persiap akred
3. Rekr Bidan/ Dr
4. Pengad Jarum Imun
5. Pengadaan OAT
6. Pnguat Surveil
7. Pembenahan data PHBS RT & Inst itusi
8. Penyusunan Model
9. Persiap Perda JPKM
AKSES &

KUALITAS

1. Penigk PONED/PONEK
2. Uji Coba Akredsertif YanKIA
3. Persiap Rujuka Regional
4. Rekr DrSp, dr

2010

5. Pengadaan OAT, OAT Anak & Reagen


6. Kemitraan Kesling
7. Promosi PHBS RT
8. Uji Coba di 7 Kb/Kt ,
9. Persiap UC lanj
10. Tap Perda JPKM

2011

AKSES & KUALITAS


1. Sistem Rujuk Registrasi pelayanan Kes
2. Revitalis & BOP
3. Akred Sar & sertif Na Kes (LSP)
4. Rekr DrSp,dr, dll
5. Penaggulangan TBC, AIDS, penyakit berbasis
lingkungan jiwa dan penyakit degeneratif
6. Promkes skl Prov

47

7. PemberdayaanUKBM
8. uji coba JPKM keKb/Kt
9. Persiap Pengelo & Tap lembaga JPKM
KUALITAS
1. Sist Rujk Reg Yan Kes
2. Revitalis & BOP
3. Akred Sar & sertif Na Kes (LSP)
4. Rekr DrSp,dr, dll
5. Penaggulangan TBC, AIDS, penya berbasis lingkungan

2012

jiwa & peny degen


6. Promosi Kesehatan skala provinsi
7. Penink kual UKBM
8. Pengelolaan JPKM
9. Penetap kelembaga
10. Peningk kepeserta
CENTER OF EXCELLENT
1. CoE Sist Rujk Reg Kes
2. Akred Sar & sertif Nakes
3. RekrDrSp, dr,

Nakes lain

4. Penaggulangan TBC, AIDS, peny berbasis lingkung,

2013

jiwa dan peny deg


5. Kemandirian PHBS
6. UKBM Mandiri
7. Pencanang UniversalCoverag Insurance
8. Pengel JPKM Jabar

Anda mungkin juga menyukai