OLEH :
KELOMPOK 9
D-IV KEPERAWATAN TK 2, SEMESTER IV
(P07120214017)
(P07120214030)
(P07120214031)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Askep Gangguan Konsep Diri tepat pada waktunya. Dalam penyelesaian
makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis temukan. Hal ini disebabkan
terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu, pada kesempatan
yang berbahagia ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini dan semoga makalah ini dapat
berguna untuk memberikan kontribusi dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa. Di
samping itu penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat konstruktif dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................i
Daftar Isi ................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Diri......................................................................4
2.2 Komponen Konsep Diri.....................................................................5
2.3 Jenis-Jenis Konsep Diri......................................................................6
2.4 Perkembangan Konsep Diri...............................................................8
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri..............................11
2.6 Tanda dan Gejala Gangguan Konsep Diri........................................12
2.7 Pohon Masalah Gangguan Konsep Diri...........................................14
2.8 Pemeriksaan Diagnostik Pada Gangguan Konsep Diri.....................15
2.9 Penatalaksanaan Medis Pada Gangguan Konsep Diri......................16
2.10 Pengkajian Keperawatan Pada Pasien Gangguan Konsep Diri.......17
2.11 Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Gangguan Konsep Diri..........21
2.12 Intervensi Keperawatan Pada Pasien Gangguan Konsep Diri.........28
2.13 Implementasi Pada Pasien Gangguan Konsep Diri..........................37
2.14 Evaluasi Pada Pasien Gangguan Konsep Diri..................................37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................39
3.2 Saran ..................................................................................................41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penentu dalam keberhasilan perkembangan adalah konsep
diri. Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam
setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat
yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan
manusia dari makhluk hidup lainnya. Konsep diri adalah citra subjektif dari
diri dan percampuran yang kompeks dari perasaan, sikap dan persepsi bawa
sadar maupun sadar. Konsep diri memberikan kita kerangka acuan yang
mempengaruhi manajemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan
orang lain. Kita mulai membentuk konsep diri saat usia muda.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang
merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang
memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia
sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut
kemudian
membantu
pembentukan
konsep
diri
individu
yang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari konsep diri?
BAB II
LANDASAN TEORI
I. KONSEP DASAR KONSEP DIRI
A. Pengertian
Pengertian konsep diri menurut beberapa ahli :
1. Menurut Hurlock (1999), konsep diri merupakan gambaran seseorang
tentang dirinya, baik yang bersifat fisik maupun psikologis yang
diperoleh melalui interaksinya dengan orang lain.
2. Menurut Cawagas (2004), mengemukakan bahwa konsep diri
menyangkut seluruh pandangan individu akan dimensi fisik,
karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian dan kegagalan.
Konsep diri juga dapat diartikan sebagai penilaian keseluruhan
terhadap penampilan, perilaku, perasaan, sikap-sikap, kemampuan
serta sumber daya yang dimiliki seseorang.
3. Menurut Partosuwido (2000), konsep diri adalah cara bagaimana
individu menilai diri sendiri, bagaimana penerimaannya terhadap diri
sendiri sebagaimana yang dirasakan, diyakini, dan dilakukan, baik
ditinjau dari segi fisik, moral, keluarga, personal, dan sosial.
4. Menurut Stuart dan Sundeen (1995), konsep diri didefinisikan sebagai
semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang
mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhhi hubungannya dengan
orang lain.
5. Menurut Potter dan Perry (2005), konsep diri adalah citra mental
seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka
melihat kekuatan dan kelemahan pada seluruh aspek kepribadiannya.
Dapat disimpulkan bahwa, konsep diri merupakan cara pandang atau persepdi
terhadap dirinya. Konsep diri mencakup semua persepsi diri, yaitu
penampilan, nilai dan keyakinan yang memengaruhi perilaku. Konsep diri
adalah gagasan kompleks yang memengaruhi :
1. Cara individu berpikir, berbicara, bertindak
2. Cara individu memandang dan memperlakukan orang lain
3. Pilihan yang dibuat seseorang
4. Kemampuan untuk memberi dan menerima cinta
5. Kemampuan untuk bertindak dan untuk mengubah sesuatu
Individu yang memiliki konsep diri positif lebih
mampu
hal-hal
yang
terkait
dengan
seksualitas,femininitas
dan
dapat diperoleh melalui penghargaan dari diri sendiri maupun dari orang
lain.
Perkembangan
harga
diri
juga
ditentukan
oleh
perasaan
menghindarinya
c) Merasa tidak disenangi oleh orang lain, sehingga sulit menciptakan
D.
sejak
masa
pertumbuhan
hingga
dewasa.
Lingkungan,
yang keliru atau negatif, seperti perilaku orangtua yang suka memukul,
mengabaikan, kurang memberikan kasih sayang, melecehkan, menghina, tidak
berlaku adil, dan seterusnya, ditambah dengan lingkungan yang kurang
mendukung, cenderung mempunyai konsep diri yang negatif. Hal ini adalah
karena anak cenderung menilai dirinya berdasarkan apa yang ia alami dan
dapatkan dari lingkungannya. Jika lingkungan memberikan sikap yang baik dan
positif, maka anak akan merasa dirinya berharga, sehingga berkembangan
konsep diri yang positif. (Suliswati,dkk,2005)
Dari rentang respon adatif sampai respon maladatif, terdapat lima rentang
respons konsep diri yaitu aktualisasi diri, konsep diri positif, harga diri rendah,
kekacauan identitas, dan depersonalisasi. Seorang ahli, Abraham Maslow
mengartikan bahwa :
1. Aktualisasi diri sebagai individu yang telah mencapai seluruh kebutuhan
hirarki dan mengembangkan potensinya secara keseluruhan. Aktualisasi
diri merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan melatar
belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan
citra tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri
yang positif, harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan,
hubungan interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang jelas.
2.
3.
Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu ( internal or external sources ) yang terdiri dari :
a) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan
peristiwa yang mengancam kehidupan.
b) Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa
tidak adekuat melakukan peran atau melakukan peran yang
bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa cocok dalam
melakukan perannya. Ada 3 jenis transisi peran :
1) Perkembangan transisi, yaitu perubahan normatif yang berkaitan
dengan
pertumbuhan.
Pertumbuhan
ini
termasuk
tahap
normal.
(c) Prosedur medis dan perawatan. (Keliat Budi Ana. 1999)
F. Tanda dan Gejala
1. Gangguan Gambaran/Citra Diri
a. Rasa kebencian yang membara
b. Menutupi perasaan, baik negatif maupun positif
c. Perfeksionis, maunya serba sempurna
d. Suka marah - marah
e. Depresif (perasaan marah terhadap diri sendiri)
2. Gangguan Ideal Diri
a. Mengungkapkan keputusasaan terhadap penyakitnya
b. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi
3. Gangguan Harga Diri
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena
rambut jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi
jika saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan
mengkritik diri sendiri
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak
mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tidak ingin
bertemu dengan orang lain, lebih suka sendiri.
e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya
tentang memilih alternatif tindakan
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
4. Gangguan Peran Diri
a. Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran
b. Ketidakpuasan peran
c. Kegagalan menjalankan peran yang baru
d. Ketegangan menjalankan peran yang baru
e. Kurang tanggung jawab
f. Apatis/bosan/jenuh dan putus asa
5. Gangguan Identitas Diri
a. Tidak ada percaya diri
b. Sukar mengambil keputusan
c. Ketergantungan
d. Masalah dalam hubungan interpersonal
e. Ragu / tidak yakin terhadap keinginan
Faktor Presipitasi
Ketergantung
an pada orang
lain
Ideal diri
tidak realistis
Stessor
(perasaan ditolak
dari lingkungan)
Koping individu
tidak efektif
Perasaan
tidak mampu
Mengkritik
diri sendiri
Ketidak
efektifan koping
Sosio Kultural
(Kehilangan
pekerjaan,kehila
ngan peran,
perceraian)
Biologi
(Kehilangan
fungsi/bagian
tubuh)
Kehilangan
objek (sanak
saudara)
Menerima
kenyataan
balik
positif dari
lingkunga
n sekitar
Menarik
diri
Psikologi
(Perubahan
penampilan)
Diskrimin
asi
Inisiatif
berkurang,
perasaan hampa
Umpan balik
positif dari
lingkungan sekitar
Gangguan
Identitas
Personal
Trauma
Persepsi positif
terhadap
perubahan
Risiko Gangguan
Identitas
Personal
Persiapan meningkatkan
konsep diri
Keputusasaan
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes MMPI
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) ialah tes
kepribadian yang paling banyak digunakan secara luas dalam penelitian
dan penilaian dalam psikologi yang memakai skala klinis. Skala klinis
merupakan skala dengan penilaian objektif, yaitu bagaimana orang lain
menilai individu tersebut. Struktur MMPI yang terdiri dari 567 pertanyaan
yang dijawab benar atau salah membutuhkan sekitar 60- 90 menit untuk
diselesaikan. MMPI penting karena dapat digunakan untuk membedakan
orang yang normal dengan orang yang ada kemungkinan ketidaknormalan
dalam kepribadiannya. MMPI sampai saat ini masih sangat dipercaya,
terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa gangguan jiwa oleh
psikiater. (Aziz Alimul.2008)
2. Electro Encephalography (EEG)
Electro Encephalography (EEG) merupakan pemeriksaan syaraf
otak dengan merekam gelombang gelombang otak. EEG adalah
pemeriksaan penunjang yang sangat diperlukan di bagian syaraf untuk
menentukan adanya kelainan gelombang gelombang di otak secara
fungsional. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya :
a. Pasien yang mengalami kejang atau yang diduga mengalami
kejang.
b. Mengevaluasi efek serebral dari berbagai penyakit sistemik
(misalnya keadaan ensefalopati metabolik karena diabetes, gagal
ginjal).
c. Melakukan studi untuk mengetahui gangguan tidur ( sleep
disorder ) atau narkolepsi.
d. Membantu menegakkan diagnosa koma.
e. Melokalisir perubahan potensial listrik otak yang disebabkan
trauma, tumor, gangguan pembuluh darah (vaskular) dan penyakit
degeneratif.
f. Membantu mencari berbagai gangguan serebral yang dapat
menyebabkan nyeri kepala, gangguan perilaku dan kemunduran
intelektual.
3. CT (Computed Tomography)
Anti
Depresan
(TCA) :
Amitriptiline,
Imipramine,
dan
norepinefrin
sehingga
verbal antara klien dengan orang lain (misalnya pengeksperian rasa malu atau
kegagalan untuk melihat pada bagian tubuh yang mengalami perubahan).
Data subjektif dikumpulkan untuk menentukan pandangan klien tentang diri
dan lingkungan. Persepsi orang terdekat adalah sumber data yang penting.
Bagaimana keluarga dan orang terdekat merasakan respons klien terhadap
ancaman pada harga diri?
Pengkajian keperawatan harus mencakup pertimbangan tentang
perilaku koping sebelumnya, sifat, besar, dan intensitar stresor dan sumber
internal dan eksternal klien. Sering kali perawat lupa untuk mengkaji
bagaimana klien mengatasi stresor di masa lalu. Koping klien bisa saja
melalui
penghindaran
terhadap
masalah,
pengumpulan
informasi,
tentang
diri
sendiri
Anda, bagaimana mungkin Anda akan (misalnya, Saya tidak terlalu baik,
menggambarkan diri Anda kepada Saya bukan apa apa, atau Saya
Saya?
CITRA TUBUH
yang
menunjukkan
juga
menyebabkan
Bagaimana perasaan Anda tentang diri sendiri atau tidak mencapai apa
diri Anda?
yang
seseorang
harapkan
juga
kekhawatiran.
ketidakberdayaan
PERAN
perubahan
5) Ketidakefektifan koping
6) Gangguan hubungan
7) Ketidakefektifan performa peran
8) Merasa koping
9) Merasa aneh
10) Perasaan yang berfluktuasi tentang diri sendiri
11) Ketidakmampuan membedakan stimulus internal dan eksternal
12) Ketidakpastian tentang nilai budaya (misalnya : mempertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
13) Ketidakpastian tentang tujuan
14) Ketidakpastian tentang nilai ideologis (misalnya : mepertanyakan
kepercayaan, agama, dan moral)
c. Faktor Yang Berhubungan
1) Harga diri rendah kronik
2) Indoktrinasi pemujaan
3) Diskontinuitas budaya
4) Diskriminasi
5) Disfungsi proses keluarga
6) Mengonsumsi zat kimia toksik
7) Inhalasi zat kimia toksik
8) Kondisi manik
9) Gangguan kepribadan ganda
10) Sindrom otak organik
11) Prasangka
12) Gangguan psikiatrik (misalnya : psikosis, depresi, gangguan
disosiatif)
13) Krisis situasional
14) Harga diri rendah situasional
15) Perubahan peran sosial
16) Tahap perkembangan
17) Tahap pertumbuhan
18) Penggunaan obat psikoaktif
4. Risiko Gangguan Identitas Personal
a. Definisi
Risiko ketidakmampuan
mempertahankan
persepsi
diri
yang
3) Kurang persetujuan
4) Kurang keanggotaan dalam kelompok
5) Persepsi ketidaksesuaian antara norma budaya dan diri
6) Persepsi ketidaksesuaian antara norma spiritual dan diri
7) Persepsi kurang rasa memiliki
8) Persepsi kurang dihargai oleh orang lain
9) Gaangguan psikiatrik
10) Kegagalan berulang
11) Penguatan negative berulang
12) Peristiwa traumatik
13) Situasi traumatik
6. Harga Diri Rendah Situasional
a. Definisi
Perkembangan persepsi negative tentang harga diri sebagai respons
terhadap situasi saat ini.
b. Batasan Karakteristik :
1) Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa
2) Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi situasi
3) Perilaku bimbang
4) Perilaku tidak asertif
5) Secara verbal melaporkan tantangan situasional saat ini terhadap
harga diri
6) Ekspresi ketidakberdayaan
7) Ekspresi ketifakbergunaan
8) Verbalisasi meniadakan diri
c. Faktor yang Berhubungan :
1) Perilaku yang tidak selaras dengan nilai
2) Perubahan perkembangan
3) Gangguan citra tubuh
4) Kegagalan
5) Gangguan fungsional
6) Kurang penghargaan
7) Kehilangan
8) Penolakan
9) Perubahan peran social
7. Risiko Harga Diri Rendah Situasional
a. Definisi
Berisiko mengalami persepsi negative tentang harga diri sebagai
respons terhadap situasi saat ini
b. Faktor risiko
1) Perilaku tidak selaras dengan nilai
2) Penurunan kendali terhadap lingkungan
3) Perubahan perkembangan
4) Gangguan citra tubuh
5) Kegagalan
6) Gangguan fungsi
7) Riwayat ditinggalkan
8) Riwayat penganiayaan
9) Riwayat ketidakberdayaan yang dipelajari
10) Riwayat pengabaian
11) Kurang pengenalan
12) Kehilangan
13) Penyakit fisik
14) Penolakan
15) Perubahan peran sosial
16) Harapan diri tidak realistis
Diagnosa Keperawatan
Keputusasaan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
meminimalkan
sifat
melankolis
dan
mempertahankan
ketertarikan
terhadap peristiwa
hidup
Tingkat depresi :
tingkat keparahan
alam
perasaan
melankolis
dan
kehilangan minat
dalam
peristiwa
hidup
Harapan
:
optimisme
yang
secara
pribadi
memuaskan
dan
mendukung
kehidupan
Keseimbangan
alam
perasaan:
penyesuaian yang
tepat
terhadap
kecenderungan
emosi
yang
dominan
dalam
berespons terhadap
situasi
Energi
psikomotor
:
dorongan
dan
energi
individu
untuk
mempertahankan
aktivitas kehidupan
sehari-hari, nutrisi,
dan
keamanan
personal
Kualitas hidup :
tingkat
persepsi
positif
terhadap
situasi hidup saat
ini
Keinginan untuk
hidup : keinginan,
semangat,
dan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
keputusan
Kaji
kebutuhan
spiritual
Pantau nutrisi : asupan
dan berat badan
Dukung
partisipasi
aktif dalam aktivitas
kelompok
untuk
memberikan
kesempatan terhadap
dukungan sosial dan
penyelesaian masalah
Buat agenda waktu
bersama pasien untuk
memberi kesempatan
dalam mengeksplorasi
tindakan koping
Gali bersama pasien
faktor
yang
berkontribusi terhadap
perasaan keputusasaan
Rekomendasikan
meluangkan
waktu
beberapa saat di luar
ruangan setiap hari ;
untuk pasien rawat
inap, letakkan tempat
tidur di dekat jendela
Beri penguatan positif
terhadap perilaku yang
menunjukkan inisiatif,
seperti kontak mata,
membuka
diri,
penurunan
jumlah
waktu tidur, perawatan
diri,
peningkatan
nafsu makan
Bantu pasien dan
keluarga
untuk
mengidentifikasi area
harapan
dalam
hidupnya
Bantu
pasien
mengembangkan
spiritual dirinya
Terapkan
panduan
meninjau hidup atau
nostalgia, jika perlu
upaya
untuk
bertahan hidup
h. Menunjukkan
semangat
untuk
hidup
2.
NOC
a. Body Image
b. Self esteem
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Body image positif
b. Mampu
mengidentifikasi
kekuatan personal
c. Mendeskripsikan
secara
faktual
perubahan fungsi
tubuh
d. Mempertahankan
interaksi social
3.
Gangguan
Personal
Identitas NOC
a. Distorted Throught
Self-Control
b. Identity
c. Self-Mutilation
Restraint
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Mengungkapkan
secara
verbal
tentang identitas
personal
b. Mengungkapkan
secara
verbal
penguatan tentang
identitas personal
c. Memperlihatkan
kesesuaian perilaku
m. Hindari
menutupi
kebenaran
n. Libatkan pasien secara
aktif dalam perawatan
diri sendiri
o. Dorong
hubungan
terapeutik
dengan
orang terdekat
NIC
Body image enhancement
a. Kaji secara verbal dan
non verbal respon klien
terhadap tubuhnya
b. Monitor
frekuensi
mengkritik dirinya
c. Jelaskan
tentang
pengobatan, perawatan,
kemajuan
dalam
prognosis penyakit
d. Dorong
klien
mengungkapkan
perasaannya
e. Identifikasi
arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
f. Fasilitas kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
NIC
a. Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
dirinya
b. Nilai apakah pasien
percaya diri terhadap
penilaiannya
c. Pantau
frekuensi
ungkapan verbal yang
negatif terhadap diri
sendiri
d. Dorong pasien untuk
mengungkapkan
secara
verbal
konsekuensi
dari
perubahan fisik dan
emosi
yang
mempengaruhi konsep
diri
e. Berikan
perawatan
verbal
verbal
dan
non
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
4.
Risiko
Gangguan NOC
NIC
Identitas Personal
a. Distorted Throught Behaviour Management :
Self-Control
Self-Harm
b. Identity
a. Dorong pasien untuk
c. Self-Mutilation
mengungkapkan
Restraint
secara
verbal
konsekuensi
dari
Setelah
3x24
jam
perubahan fisik dan
interaksi diharapkan:
emosi
yang
Kriteria Hasil
mempengaruhi konsep
a. Mengungkapkan
diri
secara
verbal Family
Involvement
tentang identitas Promotion
personal
a. Bina
hubungan
b. Mengungkapkan
dengan pasien sejak
secara
verbal
penguatan tentang
identitas personal
c. Memperlihatkan
kesesuaian perilaku
verbal dan non
verbal
5.
Harga Diri
Kronis
Rendah Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Tingkat depresi :
keparahan
alam
perasaan
melankolis
dan
hilang minat dalam
peristiwa hidup
b. Kualitas hidup :
tingkat
persepsi
positif
tentang
situasi hidup saat
ini
c. Harga
diri
:
penilaian
diri
tentang
penghargaan diri
d. Mengungkapkan
penerimaan
diri
secara verbal
e. Mempertahankan
postur tubuh tegak
f. Mempertahankan
kontak mata
g. Menerima
kritik
dari orang lain
6.
Harga Diri
Situasional
menyangkut frekuensi,
isi pembicaraan, dan
pendengar)
f. Beri penguatan atas
kekuatan diri yang
diidentifikasikan oleh
pasien
g. Bantu
pasien
mengidentifikasi
respon positif dari
orang lain
h. Hindari tindakan yang
dapat mengusik pasien
i. Bantu
penyusunan
tujuan yang realistis
untuk mencapai harga
diri yang lebih tinggi
j. Bantu pasien mengkaji
kembali
persepsi
negatif tentang dirinya
k. Beri penghargaan atau
pujian atas kemajuan
pasien
dalam
mencapai tujuan
l. Fasilitasi lingkungan
dan aktivitas yang
dapat meningkatkan
harga diri
Rendah NOC
NIC
a. Body
image, Self Esteem Enhancement
disturbed
a. Tunjukkan
rasa
b. Coping, ineffective
percaya diri terhadap
c. Personal identity,
kemampuan pasien
disturbed
untuk
mengatasi
d. Health behaviour,
situasi
risk
b. Dorong
pasien
e. Self
esteem
mengidentifikasi
situasional, low
kekuatan dirinya
c. Ajarkan
Setelah
3x24
jam
keterampilan
interaksi diharapkan:
perilaku yang positif
Kriteria Hasil
melalui
bermain
a. Adaptasi terhadap
peran, model peran,
ketunandayaan
diskusi
fisik
:
respon
d. Dukung peningkatan
adaptif
klien
tanggung jawab diri,
terhadap tantangan
jika diperlukan
7.
fungsional penting
e. Buat
statement
akibat
positif
terhadap
ketunandayaan
pasien
f. Monitor
frekuensi
fisik
b. Resolusi berduka :
komunikasi verbal
penyesuaian
pasien yang negatif
g.
Dukung
pasien
dengan kehilangan
untuk
menerima
aktual
atau
tantangan bar
kehilangan
yang
h.
Kaji alasan-alasan
akan terjadi
untuk
mengkritik
c. Penyesuaian
atau
menyalahkan
psikososial
:
diri sendiri
perubahan hidup :
i.
Kolaborasi dengan
respon psikososial
sumber-sumber lain
adaptif
individu
(petugas dinas sosial,
terhadap perubahan
perawat
spesialis
bermakna
dalam
klinis,
dan
layanan
hidup
keagamaan)
d. Menunjukkan
Body
Image
penilaian pribadi
Enhancement
tentang harga diri
e. Mengungkapkan
Counseling
penerimaan diri
a. Mengguakan
f. Komunikasi
proses
terbuka
pertolongan
g. Mengatakan
interaktif yang
optimisme tentang
berfokus
pada
masa depan
kebutuhan,
h. Menggunakan
masalah,
atau
strategi
koping
perasaan pasien
efektif
dan
orang
terdekat untuk
meningkatkan
atau mendukung
koping,
pemecahan
masalah
Coping Enhancement
Risiko
Harga
Diri NOC
NIC
Rendah Situasional
a. Body
image, Self Esteem Enhancement
disturbed
Tunjukkan rasa percaya diri
b. Coping,
terhadap
kemampuan
ineffective
pasien untuk mengatasi
c. Personal identity, situasi
disturbed
a. Dorong
pasien
d. Health behaviour,
mengidentifikasi
risk
kekuatan dirinya
e. Self
esteem
situasional, low
Setelah
3x24
jam
interaksi diharapkan:
Kriteria Hasil
a. Adaptasi terhadap
ketunandayaan fisik
: respon adaptif
klien
terhadap
tantangan
fungsional penting
akibat
ketunandayaan fisik
b. Resolusi berduka :
penyesuaian
dengan kehilangan
aktual
atau
kehilangan
yang
akan terjadi
c. Penyesuaian
psikososial
:
perubahan hidup :
respon psikososial
adaptif
individu
terhadap perubahan
bermakna
dalam
hidup
d. Menunjukkan
penilaian
pribadi
tentang harga diri
e. Mengungkapkan
penerimaan diri
f. Komunikasi
terbuka
g. Mengatakan
optimisme tentang
masa depan
h. Menggunakan
strategi
koping
efektif
8
Kesiapan
Setelah
3x24
jam
Meningkatkan Konsep interaksi diharapkan:
Diri
Kriteria Hasil
a. Citra
tubuh
:
persepsi
tentang
b. Ajarkan
keterampilan
perilaku yang positif
melalui
bermain
peran, model peran,
diskusi
c. Dukung peningkatan
tanggung jawab diri,
jika diperlukan
d. Buat
statement
positif
terhadap
pasien
e. Monitor frekuensi
komunikasi verbal
pasien yang negatif
f. Dukung
pasien
untuk
menerima
tantangan bar
g. Kaji alasan-alasan
untuk
mengkritik
atau menyalahkan
diri sendiri
h. Kolaborasi dengan
sumber-sumber lain
(petugas
dinas
sosial,
perawat
spesialis klinis, dan
layanan keagamaan)
Body
Image
Enhancement
Counseling
a. Mengguakan proses
pertolongan interaktif
yang berfokus pada
kebutuhan, masalah,
atau perasaan pasien
dan orang terdekat
untuk meningkatkan
atau
mendukung
koping,
pemecahan
masalah
Coping Enhancement
NIC
a. Kaji bukti konsep diri
positif (misalnya :
alam perasaan, citra
tubuh
positif,
b.
c.
d.
e.
penampilan
dan
fungsi
tubuh
individu
Otonomi pribadi :
tindakan
pribadi
pada individu yang
kompeten
untuk
melatih
kepemimpinan
dalam
keputusan
hidup
Harga
diri
:
penilaian
diri
tentang harga diri
Verbalisasi tentang
penerimaan diri
Penerimaan pujian
dari orang lain
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
kepuasan
terhadap
tanggung jawab peran,
persepsi
tentang
kepuasan terhadap diri
sendiri secara umum)
Pantau
pernyataan
pasien tentang harga
diri
Tentukan kepercayaan
diri pasien terhadap
penilaian sendiri
Ajarkan keterampilan
perilaku
positif
melalui
bermain
peran, model peran,
diskusi, dsb
Bantu
klien
mengantisipasi
perubahan
perkembangan
dan
perubahan situasional
yang
dapat
mempengaruhi
performa peran dan
harga diri
Tunjukkan
rasa
percaya
terhadapa
kemampuan
pasien
untuk
menangani
situasi
Dorong
pasien
menerima tantangan
baru
Beri penguatan atas
kekuatan pribadi yang
diidentifikasi pasien
Bantu
pasien
mengidentifikasi
respon positif dari
orang lain
Bantu
menetapkan
tujuan realistis untuk
mencapai harga diri
yang lebih tinggi
Beri penghargaan atau
puji kemajuan pasien
ke arah pencapaian
tujuan
D. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksaan juga meliputi pengumpulan
data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah
pelaksanaan tindakan, dan menilai data yang baru. Ada beberapa keterampilan
yang dibutuhkan dalam hal ini yaitu keterampilan kognitif, keterampilan
interpersonal, keterampilan psikomotor. Klien membutuhkan lingkungan yang
aman, tidak menghakimi, dan mendukung. Beberapa saran untuk menciptakan
dukungan adalah :
1. Menerima klien, tetap mengingat bahwa sebagian besar orang mengalami
kemunduran pada tahap perkembangan sebelumnya ketika mereka sakit
2. Memahami bahwa kemarahan yang ditujukan pada seseorang atau pada
hal-hal yang bukan dibawah control seseorang sering ditujukan pada
orang terdekat misalnya perawat atau anggota keluarga.
Pelaksanaan keperawatan yang tepat untuk mengikutsertakan klien dalam
eksplorasi diri :
1. Peningkatan kesadaran diri
2. Eksplorasi diri
3. Evaluasi diri
4. Perumusaan tujuan realistic
5. Tanggung jawab pada tujuan dan pencapaian melalui tindakan
6.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk
mengakhiri rencana tindakan keperawatan, untuk memodifikasi rencana
tindakan keperawatan, untuk meneruskan rencana tindakan keperawatan.
Evaluasi terhadap masalah konsep diri secara umum dapat dinilai dari:
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konsep diri merupakan citra mental individu. Konsep diri mencakup
semua persepsi diri, yaitu penampilan, nilai dan keyakinan yang
memengaruhi perilaku. Terdapat empat komponen konsep diri, yaitu :
gambaran/citra diri, harga diri, peran diri, dan identitas diri. Menurut
Calhoum dan Acocella dalam perkembangannya konsep diri terbagi dua,
yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Konsep diri bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Kita tidak
dilahirkan dengan konsep diri tertentu. Bahkan ketika kita lahir, kita tidak
memiliki konsep diri, tidak memiliki pengetahuan tentang diri, dan tidak
memiliki pengharapan bagi diri kita sendiri, serta tidak memiliki penilaian
apa pun terhadap diri kita sendiri. Konsep diri terbentuk melalui proses
belajar yang berlangsung sejak masa pertumbuhan hingga dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Cawagas. 2004. Psikologi untuk Keperawata. EGC : JakartaHerdman,
Heather. 2012. Nanda International Diagnosis Keperawatan 20122014. Jakarta : EGC
Hidayat, A.Aziz Alimun 2002. Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul.2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock,E.B. 1999. Personaality Development. New York: McGrawHill
Mubarak, Wahit Iqbal dan Nurul Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan
Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I,
Jakarta : EGC
Kozier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 7 Volume 2.
Jakarta : EGC
Kusuma, Hardhi dan Amin Huda Nurarif. 2015. Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA NIC-NOC
jilid 1 & 2. Yogyakarta : MediAction
Partosuwido. 2000. A Model for Body Image Care. Psychiatr Nurs : USA
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC
Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta :
EGC
Stuart, Gail Wiscarz. 1998. Buku Saku Keperawatan jiwa. Jakarta .EGC,
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ed 3
Tarwoto dan Wartonah. 2003. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC