Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat lebih dari
50%. Sedangkan mineral karbonat adalah mineral mengandung CO3 dan satu atau lebih kation
Ca, Mg, Fe, dan Mn. Pada umumnya, mineral karbonat adalah kalsit (CaCO 3) dan dolomit
(CaMg (Co3)2). Batuan karbonat umumnya terdiri atas batugamping (kalsit sebagai mineral
utama) dan batudolomit (dolostone). Umur batuan ini sangat bervareasi mulai dari praKambrium sampai Kuarter. Batuan karbonat pra-Kambrium dan Paleosen umumnya dikuasai
oleh batudolomit. Di alam batuan karbonat menempati 1/5 1/4 dari seluruh catatan stratigrafi
dunia. Sekitar 40 % dari minyak bumi dan gas dunia diambil dari batuan karbonat. Reservoar
karbonat di Timur Tengah merupakan salah satu contoh reservoar karbonat dengan produksi
migas yang besar.
Sedimen
karbonat, yang dijumpai di dunia, kebanyakan terbentuk pada lingkungan laut dangkal dan
beberapa di antaranya terbentuk di daerah teresterestrial, tetapi laut dangkal tropis. Indonesia
merupakan daerah yang mempunyai sedimen karbonat melimpah.
KOMPOSISI
Komposisi Kimia
Unsur kimia utama batugamping dikuasai oleh kalsium, magnesium, karbon dan oksigen.
Kalium sebagai kation utama (Ca+2) dan magnesium (Mg+2); Fe, Mn dan Zn umumnya sebagai
kation yang berjumlah sedikit. Anion yang utama adalah CO 32-, namun anion seperti SO42- , OH-,
F- dan Cl- dapat juga hadir dalam jumlah yang terbatas. Unsur/elemen jejak (trace elemen) yang
biasa dijumpai pada batuan karbonat meliputi B, Ba, P, Mg, Ni, Cu, Fe, Zn, Mn, V, Na, U, Sr, Pb,
K. Konsentrasi elemen jejak tersebut tidak hanya dikontrol oleh minerologi batuan, tetapi juga
dikontrol oleh jenis dan kelimpahan relatif butiran cangkang fosil dalam batuan. Banyak
organisme menghimpun dan menggabungkan elemen jejak tersebut ke dalam struktur
cangkangnya.
Komposisi Mineral
Mineral penyusun batuan karbonat terbagi dalam tiga kelompok utama: kelompok
kalsit, kelompok dolomit dan kelompok aragonit (Tabel 6.1). Di antara mineral karbonat
dalam Tabel 6.1, hanya kalsit, dolomit dan aragonit yang merupakan mineral utama dalam
batugamping dan dolomit (batudolomit). Aragonit bahkan merupakan penyusun utama
batuan karbonat yang berumur Kenozoikum dan karbonat moderen. Siderit dan ankerit sering
sebagai semen dan konkresi dalam beberapa batuan sedimen, tetapi jarang sebagai penyusun
utama dalam batuan karbonat. Mineral karbonat lain dalam Tabel 6.1 jarang dijumpai dalam
batuan karbonat.
MINERAL
SISTEM
KRISTAL
KELOMPOK KALSIT
Kalsit
Rombohedr
al
KOMPOSIS
I KIMIA
CaCo3
Magnesit
--
MgCo3
Rodosit
--
MnCo3
Siderit
--
FeCo3
KETERANGAN
Menguasai
batugamping
pada
batugamping,khususnya yang lebih tua
dari Tersier
Tidak umum pada batuan sedimen,
tetapi
terbentuk
pada
endapan
evaporasi
Tidak umum di batuan sedimen, dapat
terjadi di sedimen yang kaya akan Mn
berasosiasi dengan Fe-silikat
Terbentuk sebagai semen dan konkresi
pada serpih dan batupasir, umum pada
endapan batubesi (ironstone) juga pada
batuan karbonat teralterasi oleh larutan
Smitsonit
--
KELOMPOK DOLOMIT
Dolomit
-Ankerit
--
KELOMPOK ARAGONIT
Aragonit
Ortorombik
ZnCo3
CaMg(Co3)2
Ca(Mg,Fe,M
n) (Co3)2
kaya Fe
Tidak umum pada batuan sedimen,
hadir berasosiasi dengan bijih Zn dalam
batugamping
Menguasai batudolomit, umumnya juga
berasosiasi dengan kalsit dan mineral
evavorasi
Jauh lebih jarang dari pada dolomit,
terbentuk di sedimen kaya Fe, sebagai
sedimen butiran atau konkresi
CaCo3
Butiran
Komponen penyusun batuan karbonat moderen umumnya dibagi ke dalam dua bagian
dasar (lihat Gambar 6.1): butiran (grain) dan lumpur (mud). Butiran adalah kerangka pada
kebanyakan batuan karbonat yang terdiri dari endapan cangkang organisme (skeletal) dan
endapan partikel dan agregat anorganik. Sehingga, butiran biasanya dibagi menjadi dua
kelompok butiran, yaitu cangkang dan noncangkang. Boggs (1992) menyebut butiran
noncangkang ini dengan sebutan litoklas atau klastika batuan. Butiran batuan karbonat dapat
berukuran dari ukuran pasir sampai dengan brangkal. Bentuk butiran karbonat juga sangat
bervareasi, mulai menyudut sampai membulat.
Lumpur gamping (lime mud) adalah batuan karbonat dengan butiran sangat halus,
termasuk butiran dan endapan kristalin yang ke duanya berukuran sangat halus. Karbonat ini
setara dengan serpih dan/atau batulempung pada endapan klastika. Lumpur gamping (lime
mud) laut terbentuk dari kehidupan bentonik yang mati dan meluruh, detritusnya berasal dari
partiel karbonat yang lebih besar, akumulasi biota plantonik, dan pengendapan langsung dari
air laut. Beberapa proses yang dipercaya dapat menghasilkan lumpur gamping, di antaranya
adalah aktivitas angin, ombak dan pasang-surut dapat memecahan cangkang kehidupan
menjadi serpihan renik. Aktivitas binatang laut pemakan biota laut penghasil karbonat, dapat
merusak cangkang koral menjadi bagian yang sangat halus.
Sedimen karbonat ini kemudian mengalami proses pembatuan sehingga menjadi
batuan karbonat. Saat ini di lingkungan laut, beberapa sedimen karbonat membatu menjadi
batugamping pada atau hanya sedikit di bawah dasar laut. Sebagai contoh dari proses ini
adalah beachrocks (pembatuan sedimen pantai) yang biasanya tersemen oleh aragonit dan
Mg-kalsit berupa serabut atau seperti jarum. Dalam karbonat purba, semen aragonit dan Mgkalsit jarang dapat terekam dengan baik. Hal ini disebabkan oleh ketidaksatabilan aragonit
dan Mg-kalsit, yang dengan mudah berubah menjadi kalsit.
a. Butiran cangkang (skeletal grain)
Butiran cangkang pada batuan karbonat berasal dari sisa-sisa organisme penghasil
material karbonat. Organisme membentuk cangkang untuk menopang dan melindungi
jaringan (tissue) lunak dan dalam aktivitas hidupnya. Secara organik mereka membentuk
mineral karbonat yang mana mineraloginya bervariasi.
Butiran cangkang merupakan butiran yang sangat dominan pada batuan karbonat
Panerozoikum. Butiran ini dapat berupa cangkang utuh dan/atau pecahan bagian dari
suatu organisme dengan bentuk menyudut sampai membulat. Sebagian besar cangkang
itu dibentuk oleh aragonit, kalsit atau Magnesian-kalsit. Komposisi ini dapat berubah
karena proses diagenesa yang dialami, sehingga sebagian mineral berubah menjadi
mineral lain. Contohnya, aragonit akan berubah menjadi kalsit pada proses diagenesa.
b. Butiran karbonat Non-Cangkang
Butiran non-cangkang adalah partikel-partikel yang berasal dari proses fisika,
kimia ataupun secara biologi dan butiran ini bukan bagian struktur organik. Berdasarkan
ciri-cirinya ada beberapa tipe butiran non-cangkang, sebagai berikut:
Litoklas
Litoklas (lithoclast), adalah fragmen sedimen pada batuan karbonat yang merupakan hasil
erosi, kemudian tertransportasi dan diendapkan dalam cekungan karbonat. Disini ada dua jenis
lithocklast, yaitu intraklas dan ekstraklas. Ekstraklas, sering juga disebut limeclast , berasal dari
luar cekungan karbonat, sedangkan intraklas berasal dari dalam cekungan itu sendiri.
1) Intraklast
Intraklast adalah kepingan batugamping atau pengerasan sedimen yang berasal
dari dalam cekungan pengendapan itu sendiri. Kepingan ini dapat berupa beachrock,
hardgrounds, atau stromatolite yang semi-terkonsolidasi. Intraklasts mengandung
partikel-partikel yang seumur dengan batuan induknya (host rock) dan beberapa fabrik
diagenetik dijumpai dalam interklast yang berkaitan dengan lingkungan pengendapan
sedimen induknya. Interklast sangat sering dijumpai dalam karbonat. Mereka dapat
terbentuk akibat erosi dalam laut yang terletak pada alur pasang-surut, pantai, muka
terumbu dan dataran pasang-surut (tidal flat). Menurut Boggs (1992), ada dua proses
utama penyebab terbentuknya intraklas adalah:
1. erosi terhadap endapan pantai baru saja membatu (lithified beach-rock) di dalam zona
intertidal dan supratidal;
2. penghancuran dari telo (desication) pada supratidal, khususnya lumpur gamping yang
menghasilkan klastika lumpur gamping.
2) Ekstraklast
Ekstraklast adalah kepingan batugamping yang berasal dari batugamping yang
telah membatu dan terletak diluar cekungan, kemudian tererosi dan diangkut masuk ke
dalam cekungan pengendapan. Kalau intraklas dapat memberikan informasi tentang
kondisi cekungan dimana batugamping itu diendapkan, ekstraklas tidak dapat. Yang
diberikan oleh ekstraklas adalah informasi tentang batuan asalnya, yang mungkin jauh
lebih tua.
Coated grain (ooid, oncoid and cortoid)
Butiran terbungkus (coated grain) adalah butiran karbonat terdiri atas inti (nuleus) yang
dikelilingi oleh lapisan pembungkus yang disebut korteks (cortex). Butiran terbungkus ini dibagi
dalam ooid, onkolit dan kortoid.
Ooids
Ooids adalah butiran terbungkus berukuran pasir, berbentuk bundar sampai oval dan
pembungkusnya konsentris disekitar nukleus butiran (Gambar VI-2). Pembungkus (coating)
terdiri atas lapisan yang bervareasi ketebalannya (3-15 mikron). Intinya (nucleus). Nukleus
mungkin berupa kepingan cangkang, peloid, ooid yang lebih kecil, atau butiran lain seperti
kuarsa dan feldspar. Pada umumnya ooid berukuran lanau-pasir atau 0,1-2 mm, yang paling
umum adalah 0,5-1 mm (Boggs, 1992). Ooid yang berukuran >2 mm disebut pisoid. Batuan
yang dibentuk oleh ooid berukuran <2 mm disebut oolit, sedangkan batuan yang terbentuk oleh
pisoid (>2 mm) disebut pisolit.
Dari data yang terbatas, pertumbuhan individu ooids menunjukan mungkin sangat
perlahan, data yang diperoleh di Bahama menunjukan laju akumulasi hampir 1 m/1000 tahun
(Boggs, 1992). Akumulasi ooids berkembang baik pada platform dangkal di tropis-subtropis,
dalam air bergerak, biasanya kedalaman berkisar 0 dan 4 meter dan butiran digerakkan oleh arus
tidal, arus angin, dan gelombang. Pergerakan air mengeluarkan CO2 dari larutan dalam air laut
dan meningkatkan pengendapan caCO3. Disini kebanyakan ooids yang terbentuk adalah
aragonit ooids, dan sedikit terjadi Mg-kalsit ooids. Aragonit ooids cenderung membentuk
orentasi kristal tangensial, sedangkan Mg-kalsit ooids membentuk struktur radial. Aragonit ooids
menempati daerah energi tinggi, sedangkan Mg-kalsit ooids cenderung lebih terkonsentrasi
dalam lingkungan energi rendah. Boleh jadi, energi hidroulik mengontrol mineralogi.
DIAGENESA
Setelah proses pengendapan berakhir, sedimen karbonat mengalami proses
diagenesa yang dapat menyebabkan perubahan kimiawi dan mineralogi untuk
DAFTAR PUSTAKA
http://seageost.blogspot.co.id/2015/05/petrologi-batuan-karbonat.html
ARTIKEL
SEDIMEN KARBONAT
DiSusun Oleh :
NAMA
NIM
: 410015082