MODUL
: Aliran Fluida
PEMBIMBING
Oleh :
Kelompok
: Tujuh (Tujuh)
Nama
Kelas
141411002
141411015
141411019
141411030
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang dalam keadaan setimbang tak dapat menahan gaya
atau tegangan geser (shear force). Definisi lain dari fluida adalah zat yang dapat mengalir
yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan
massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat
dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
Fluida gas, merupakan fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik antara
molekul sejenis relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang dengan bebas
serta volumenya tidak menentu.
Fluida cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya tarik antara
molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta cenderung
untuk mempertahankan volumenya
Untuk memahami segala hal tentang aliran fluida, maka terlebih dahulu harus mengetahui
beberapa sifat dasar fluida. Sifatsifat dasar fluida tersebut yaitu: berat jenis, kerapatan,
tekanan, temperatur, kekentalan.
(UNDIP, 2013)
2.2 Pengenalan alat ukur
Penggunaan alat ukur dalam pabrik sangat banyak digunakan, ini bertujuan untuk
menjaga agar hasil yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan sehingga perlu adanya
peliharaan/perawatan dari alat ukur. Alat-alat ukur instrument yang dipergunakan untuk
mengukur dan menunjukkan besaran suatu fluida disebut sebagai alat ukur aliran fluida,
yaitu:
1. Alat Ukur Primer. Yang dimaksud dengan alat ukur primer adalah bagian alat ukur yang
berfungsi sebagai alat perasa.
2. Alat Ukur Sekunder. Alat ukur sekunder adalah bagian yang mengubah dan
menunjukkan besaran aliran yang dirasakan alat perasa supaya dapat dibaca. Alat ukur
yang sering kita jumpai di dalam pabrik dibagi menurut fungsinya yaitu;
a. Alat Pengukur Aliran Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dari
fluida yang mengalir.
b. Alat pengukur tekanan Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan
besaran tekanan dari fluida.
c. Alat pengukur tinggi permukaan cairan Alat yang digunakan untuk mengukur
ketinggian permukaan fluida
d. Alat pengukur temperature Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan
besaran temperatur.
Tujuan dari pada pengukuran aliran fluida adalah untuk mencegah kerusakan peralatan,
mendapatkan mutu produksi yang diinginkan, dan mengontrol jalannya proses.
(USU, 2011)
2.3 Jenis Alat Ukur Aliran Fluida
Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantara alat ukur lainnya
adalah alat ukur aliran fluida jenis beda tekanan. Hal ini dikarenakan oleh konstruksinya
yang sederhana dan pemasangannya yang mudah. Alat ukur aliran beda tekanan dibagi atas
empat jenis :
Venturi Meter
Plat Orifice
Nozzle
Pitot Tube
(USU, 2011)
2.3.1
Tabung Venturi
Tabung Venturi (venturimeter) adalah suatu alat yang terdiri dari pipa dengan
penyempitan dibagian tengah yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur
kecepatan aliran suatu zat cair. Fluida yang digunakan pada venturi meter ini dapat
berupa cairan gas dan uap. Tabung Venturi ini merupakan alat primer dari pengukuran
aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya dapat dilihat pada gambar
1. Sedangkan alat untuk menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat
sekundernya adalah manometer tabung U. Tabung Venturi memiliki kerugian praktek
tertentu karena harganya mahal, memerlukan ruang yang besar dan rasio diameter
throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah. Untuk sebuah tabung venturi
tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan aliran yang dapat diukur adalah tetap
sehingga jika kecepatan aliran maka diameter throatnya dapat diperbesar untuk
memberikan pembacaan yang akurat atau diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan
aliran maksimum yang baru.
Pada venturi ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan kebagaian inle
cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian
inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet
cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida
akan masuk kebagian throat, pada bagian throat inilah tempat-tempat pengambilan
tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Laju fluida akan melewati bagian
akhir dari tabung venturi yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimanan
bagian kecil berada pada throat dan pada outlet cone ini tekanan akan kembali normal.
Jika aliran melalui tabung venturi benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang
meninggalkan meteran tentulah sama persis dengan tekanan fluida yang memasuki
meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan
kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada
inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat
ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang
dirancang dengan tepat.
b. Inlet cone
Bagian inlet yang berbentuk seperti kerucut yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan fluida
c. Throat (leher)
Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir, dimana pada bagian ini berbentuk
bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan
dari aliran yang keluar dari inlet cone.
d. Outlet cone Bagian akhir dari venturi meter yang merupakan kebalikan dari inlet
cone.
(USU, 2011)
2 P
Vv Cv
2.3.2
1
4
Plat Orifice
Plat orifice merupakan pengukur aliran yang paling murah, paling mudah
2.3.3
2 P
1 4
Nozzle
Flow nozzle sama halnya dengan Plat Orifice yaitu terpasang diantara dua flens.
Flow nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang besar, sedangkan plat orifice
digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle mempunyai lubang besar
dan kehilangan tekanan lebih kecil dari pada plat orifice sehingga flow nozzle dipakai
untuk fluida kecepatan tinggi seperti uap tekanan tinggi pada temperatur tinggi dan
untuk penyediaan air ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran
aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya. Sedangkan alat untuk
menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah berupa
manometer. Pada flow nozzle kecepatan bertambah dan tekanan semakin berkurang
seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar secara bebas setelah melewati
lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice. Flow nozzle terdiri dari dua bagian
utama dapat dilihat pada gambar 2, yaitu bagian yang melengkung dan bagian yang
silinder. Pada flow nozzle tap-up stream atau tap awal ditempatkan pada jarak yang
sama dengan diameter dari pipa yang digunakan, sedangkan untuk tap-down stream
atau tap akhir ditempatkan pada jarak setengah dari diameter pipa yang digunakan.
Pitot Tubes
Nama pitot tubes datang dari konsepsi Henry De Pitot Pada tahun 1732. Pitot tubes
mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang
diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri, dapat dilihat pada gambar 3, sama halnya
seperti plat orifice, pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukur tekanan untuk
menghasilkan sesuatu beda tekanan. Pada pitot tube ini biasanya fluida yang digunakan
adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.
(USU, 2011)
Pada dasarnya prinsip kerja dari keempat alat ini sama yaitu bila aliran fluida
yang menglir melalui alat ini maka akan terjadi perbedaan tekanan sebelum dan sesudah
alat ini. Beda tekanan menjadi lebih besar bila laju arus yang diberikan kepada alat ini
bertambah. Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan
penambahan alat tertentu sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat
diukur. Nilai pressure drop ini berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya
pressure drop 8ias disebabkan Karena adanya perubahan energi kinetik (karena laju
alir berubah), skin friction, dan form friction. Dalam aliran kondisi steady state dikenal
2 rejim aliran atau pola aliran yang tergantung kepada kecepatan rata-rata aliran (v),
densitas (), viskositas fluida () dan diameter pipa (D) secara keseluruhan, yakni :
Rejim aliran laminer, mempunyai ciri-ciri:
-
NRe =
vD
Keterangan:
: viskositas fluida.
D : diameter pipa dalam.
rejim laminar.
rejim turbulen.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mencari hubungan head loss dengan laju alir
atau kecepatan fluida untuk komponen-komponen sistem perpipaan seperti pada pipa lurus,
kerangan sambungan belokan. Dan mencari hubungan efisiensi pompa terhadap laju alir fluida.
9. Flowmeter
2. Selang Silikon
3. Stopwatch
4. Pipa Orificemeter
12. penggaris
5. Pipa Venturimeter
13. Raksa
6. Pipa lurus
14. Air
7. Pipa elbow
15. Pompa
8. Valve
3.
2
.
1.
4.
5.
Menyalakan pompa
Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)
Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.
Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)
Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)
Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.
Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)
Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)
Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.
Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)
Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)
Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.
Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Setiap pengamatan dilakukan secara duplo dan menggunakan manometer raksa.
Tabel 4.1.1 Data Pengamatan pada pipa Venturimeter
No
H (mm)
H2
H3
P0
250
250
1
2
3
4
5
260
259
258
254
250
235
236
237
241
245
Volume
(m3)
Q (m3/s)
Waktu (s)
-
0,005
6,2
6,5
7
7,9
11,1
P (Pa)
0,00080645
0,00076923
0,00071429
0,00063291
0,00045045
3333,06
3066,41
2799,77
1733,19
666,612
H (mm)
H2
H3
P0
250
250
1
2
3
4
5
228
231
239
242
247
267
264
256
253
248
Volume
(m3)
0,005
Q (m3/s)
Waktu (s)
5,8
6,7
8,1
10,7
20,9
P (Pa)
0,00086207
0,00074627
0,00061728
0,00046729
0,00023923
5199,57
4399,64
2266,48
1466,55
133,322
H (mm)
H1
H4
P0
250
250
1
2
3
4
5
250
255
254
253
251
250
240
241
241
244
Volume
(m3)
0,005
Waktu (s)
6,2
6,5
7
7,9
11,1
Q (m3/s)
P (Pa)
0,00080645
0,00076923
0,00071429
0,00063291
0,00045045
0
1999,84
1733,19
1599,87
933,257
No
H1
H4
P0
250
250
1
2
3
4
5
235
232
239
239
243
260
263
256
256
252
Volume
(m3)
Waktu (s)
5,8
6,7
8,1
10,7
20,9
0,005
Q (m3/s)
P (Pa)
0,000862069
0,000746269
0,000617284
0,00046729
0,000239234
3333,06
4132,99
2266,48
2266,48
1199,9
Elbow 2
P0
250
250
1
2
3
4
5
245
246
247
246
246
250
249
248
249
249
No
Volume
(m3)
Waktu (s)
6,2
6,5
7
7,9
11,1
0,005
Q (m3/s)
P (Pa)
0,00080645
0,00076923
0,00071429
0,00063291
0,00045045
666,612
399,967
133,322
399,967
399,967
No
1
2
3
4
5
P (Pa)
3333,1
3066,4
2799,8
1733,2
666,61
Q (m3/s)
v (m/s)
NRe
Konstanta
Jenis
Venturimeter
Aliran
(Cv)
0,000806452
0,000769231
0,000714286
0,000632911
0,00045045
0,943
0,900
0,835
0,740
0,527
34543,16796
32948,8679
30595,37733
27109,82802
19294,3821
0,352
0,35
0,34
0,383
0,44
Turbulen
3500,0
3000,0
Tekanan (Pa)
2500,0
2000,0
1500,0
1000,0
500,0
0,0
0,0004 0,00045 0,0005 0,00055 0,0006 0,00065 0,0007 0,00075 0,0008 0,00085
Gambar 4.2.1 Grafik Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)
0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
15000
20000
25000
30000
35000
b. Orificemeter
Tabel 4.2.2 Data perhitungan konstanta Orificemeter
No
P (Pa)
Q (m3/s)
v (m/s)
NRe
Konstanta
Orificemeter
(CO)
Jenis
Aliran
1
2
3
4
5
5199,572368
4399,638158
2266,480263
1466,546053
133,3223684
0,000862069
0,000746269
0,000617284
0,00046729
0,000239234
0,722
0,625
0,517
0,391
0,200
26441,595
22889,739
18933,488
14332,827
7337,859
0,216
0,203
0,234
0,22
0,373
Turbulen
6000
Tekanan (Pa)
5000
4000
3000
2000
1000
0
0,0002
0,0003
0,0004
0,0005
0,0006
0,0007
0,0008
0,0009
Gambar 4.2.3 Grafik Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
5000,000
10000,000
15000,000
20000,000
25000,000
30000,000
Bilangan Reynold(NRe)
c. Pipa Lurus
Tabel 4.2.3 Data perhitungan Fanning Friction Factor pada Pipa lurus pada Venturimeter
No
Q (m3/s)
0,00
1999,84
1733,19
1599,87
933,26
v (m/s)
0,000806452
0,000769231
0,000714286
0,000632911
0,00045045
NRe
0,675
0,644
0,598
0,530
0,377
24735,6856
23594,03857
21908,7501
19412,81654
13816,32889
Finning
Jenis
Fraction
Aliran
Factor (Ff)
0
0,067337273
0,062848122 Turbulen
0,065472549
0,053662627
0,0009
0,0008
Tekanan (Pa)
0,0007
0,0006
0,0005
0,0004
0,0003
0,0002
0,0001
0
700,00
900,00
Gambar 4.2.5 Grafik. Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)
0,08
1
2
3
4
5
P (Pa)
0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0
12000
14000
16000
18000
20000
22000
24000
26000
Gambar 4.2.6 Grafik Hubungan antara Fanning friction factor (F) terhadap Bilangan
Reynold (NRe)
Tabel 4.2.4 Data perhitungan Fanning Friction Factor pada Pipa lurus pada Orificemeter
No
3333,06
4132,99
2266,48
2266,48
1199,90
Q (m3/s)
v (m/s)
NRe
0,000862069
0,000746269
0,000617284
0,00046729
0,000239234
0,7220008
0,6250156
0,5169882
0,3913649
0,2003639
26441,59495
22889,73891
18933,48774
14332,82717
7337,858885
Fanning
Friction
Loss (Ff)
Jenis
Aliran
0,100142612
0,143445658
0,095100949 Turbulen
0,12562718
0,12990914
4500
4000
Tekanan (Pa)
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0
0,0002
0,0004
0,0006
(m3/s)
0,0008
0,001
Gambar 4.2.7 Grafik Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)
0,16
1
2
3
4
5
P (Pa)
0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
Bilangan Reynold((NRe )
Gambar 4.2.8 Hubungan antara Fanning friction factor (F) terhadap Bilangan Reynold
(NRe)
d. Pipa Elbow
Tabel 4.2.5 Data perhitungan Konstanta Elbow
No
666,612
399,967
133,322
399,967
399,967
v (m/s)
NRe
Ke
Jenis
Aliran
0,000806452
0,000769231
0,000714286
0,000632911
0,00045045
0,675420111
0,644246875
0,598229241
0,530076543
0,377261684
24735,6856
23594,03857
21908,7501
19412,81654
13816,32889
2,926014745
1,929616904
0,745966298
2,850352449
5,627173935
Turbulen
700
600
Tekanan (Pa)
500
400
300
200
100
0
0,0004
0,0005
0,0006
0,0007
(m3/s)
0,0008
0,0009
Gambar 4.2.9 Grafik. Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)
1
2
3
4
5
Q (m3/s)
P (Pa)
5
4
3
2
1
0
12000
14000
16000
18000
20000
22000
24000
26000
Gambar 4.2.10 Grafik Hubungan antara Konstanta Elbow(Ke) terhadap Bilangan Reynold
(NRe)
4.3 Pembahasan
Praktikum aliran fluida bertujuan untuk menghitung koefisien orifice (Co), koefisien
venturi (Cv), fanning friction pada pipa lurus dan konstanta elbow (Ke). Untuk masing
masing alat orifice, venturi, pipa lurus dan elbow 90 o dilakukan pengamatan beda tekanan.
Pembacaan beda tekanan menggunakan manometer raksa. Penggunaan manometer raksa
pada pembacaan beda tekan digunakan untuk aliran turbulen yang dilakukan dalam
praktikum.Pada saat pengukuran beda tekanan, kondisi pengukuran harus dalam keadaan
steady state dan didalam pipa tidak boleh terdapat gelembung atau udara karena akan
mempengaruhi pembacaan beda tekanan dalam manometer sehingga menjadi tidak presisi.
Pada setiap alat ukur, pengukuran didasarkan pada beda ketinggian (H) yang dapat
diamati pada manometer raksa. Manometer akan menunjukkan perbedaan ketinggian yang
dapat menunjukkan beda tekanan (P) yang terjadi dalam pipa. Fluida cair yang mengalir
dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan energi karena adanya friksi
selama fluida mengalir. Friksi adalah gesekan antara fluida dengan dinding pipa.
Kehilangan energi ini akan berakibat pada penurunan tekanan aliran yang dikenal sebagai
pressure drop (P). Di setiap alat dilakukan pengukuran beda tekanan pada aliran turbulen
(Nre>4000).
Kurva pada orificemeter dan venturimeter meliputi kurva Nre vs Co/Cv dan Q vs P.
Kurva Nre vs Co/Cv pada aliran turbulen bahwa Nre dan Co/Cv menunjukkan bahwa
semakin besar nilai Nrenya maka koefisien orificemeter dan venturimeter cenderung besar
pula dan koefisien juga dipengaruhi oleh beda tekanan. Semakin besar nilai Nre cenderung
semakin besar pula nilai Co/Cv nya.
Kurva pada elbow meliputi kurva Nre vs f/Ke dan Vo vs P. Kurva Vo vs P pada
aliran turbulen bahwa Nre dan f/Ke menunjukan sama halnya dengan kurva koefisien
orificemeter dan venturimeter yaitu semakin besar nilai Nrenya maka koefisien elbow
cenderung besar pula dan koefisien juga dipengaruhi oleh beda tekanan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan :
Semakin besar beda tekan pada orifice meter maka semakin besar juga laju alir fluida
Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komonen pipa
lurus
Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komponen
kerangan
Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komponen
sambungan
Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komponen
belokan
Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga efisiensi pompa.
5.2 Saran
1. Berhati hati ketika bekerja dan perhatikan seluruh komponen dengan seksama
2. Persiapkan dan lengkapi seluruh perkakas yang akan digunakan demi kemudahan dan
kelancaran praktikum.
3. Pastikan tidak ada pipa dan sambungan pipa yang bocor
4. Pastikan tidak terdapat gelembung udara sepanjang selang maupun pipa
DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum Laboratorium Teknologi Kimia I.Laboratorium Teknologi KimiaJurusan Teknik Kimia. Cimahi: UNJANI
Buku Petunjuk Praktikum Pengenalan Laboratorium Teknologi Kimia.Laboratorium
Teknologi Kimia-Jurusan Teknik Kimia.Cimahi: UNJANI
Divo,
A.
2010.
Bab
II
Dasar
Teori.
Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18317/3/Chapter%20II.pdf. [8 Mei
2016].
Geankoplis, Christie J.,2003. Transport Process and Unit Operations, 4th Edition, PT R
Prentice- Hall Inc, America
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi, Due Like, Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Bandung
Nugroho, Adi Febrianto.Diktat Operasi Teknik Kimia I.Cimahi: Jurusan Teknik Kimia
UNJANI.
Poerboyo,
S.
2013.
Bab
II
Tinjauan
Pustaka.
Tersedia:
No
Date.
Karakteristik
Aliran
Fluida(online).
ridwan.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../Karakteristik+Aliran+Fluida1.pdf
[Diunduh
07 Mei 2016]
Tim penyusun.tt.Modul Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 2. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung.
Tim penyusun.tt.Buku Bahan Ajar Transportasi Fluida. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung.
Undip. 2013. Bab II Dasar Teori (online). eprints.undip.ac.id/41603/3/BAB_II.pdf [Diunduh
07 Mei 2016]
Universitas
Sumatera
Utara.
2011.
Bab
II
Dasar
Teori
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18317/3/Chapter%20II.pdf
Mei 2016]
(online).
[Diunduh
07