Anda di halaman 1dari 25

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2015/2016

MODUL

: Aliran Fluida

PEMBIMBING

: Iwan Ridwan ST., MT

Praktikum : 2 Mei 2016


Penyerahan : 9 Mei 2016 (Laporan)

Oleh :
Kelompok

: Tujuh (Tujuh)

Nama

Kelas

1. Aldi Muhamad Ramdani

141411002

2. Khoirin Najiyyah Sably

141411015

3. Muhammad Naufal Syarief

141411019

4. Ummi Kultsum Ratu Luhrinjani

141411030

: 2A- D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konsep tekanan sangat berguna terutama dalam berurusan dengan fluida.
Sebuah fakta eksperimental menunjukkan bahwa fluida menggunakan tekanan ke semua
arah. Hal ini sangat dikenal oleh para perenang dan juga penyelam yang secara langsung
merasakan tekanan air pada seluruh bagian tubuhnya. Pada titik tertentu dalam fluida diam,
tekanan sama untuk semua arah. Bayangan fluida dalam sebuah kubus kecil sehingga kita
dapat mengabaikan gaya gravitasi yang bekerja padanya. Tekanan pada suatu sisi harus
sama dengan tekanan pada sisi yang berlawanan. Jika hal ini tidak benar, gaya netto yang
bekerja pada kubus ini tidak akan sama dengan nol, dan kubus ini akan bergerak hingga
tekanan yang bekerja menjadi sama. Tekanan dalam cairan yang mempunyai kerapatan
seragam akan bervariasi terhadap kedalaman. (Divo, 2010)
Aliran fluida pada industri merupakan hal yang sangat penting, karena jika pada
aliran fluida tidak dapat kecepatan alirannya, maka proses tidak akan sesuai dengan yang
diinginkan. Oleh karena itu, dilakukan praktikum Aliran Fluida.

1.2. Tujuan Praktikum


1) Dapat menghitung harga koefisien orificemeter, venturimeter, elbowmeter dan
membandingkannya dengan literatur.
2) Dapat menghitung fanning friction factor pada pipa lurus.
3) Dapat membuat kurva antara koefisien venturimeter, koefisien orificemeter, koefisien
elbowmeter, dan fanning friction factor terhadap bilangan Reynold.
4) Membuktikan apakah presure drop harganya tetap untuk laju aliran fluida yang
berbeda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Fluida
Fluida merupakan suatu zat yang dalam keadaan setimbang tak dapat menahan gaya
atau tegangan geser (shear force). Definisi lain dari fluida adalah zat yang dapat mengalir
yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan
massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat
dengan mudah mengikuti bentuk ruang. Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:

Fluida gas, merupakan fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik antara
molekul sejenis relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang dengan bebas
serta volumenya tidak menentu.

Fluida cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya tarik antara
molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta cenderung
untuk mempertahankan volumenya

Untuk memahami segala hal tentang aliran fluida, maka terlebih dahulu harus mengetahui
beberapa sifat dasar fluida. Sifatsifat dasar fluida tersebut yaitu: berat jenis, kerapatan,
tekanan, temperatur, kekentalan.
(UNDIP, 2013)
2.2 Pengenalan alat ukur
Penggunaan alat ukur dalam pabrik sangat banyak digunakan, ini bertujuan untuk
menjaga agar hasil yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan sehingga perlu adanya
peliharaan/perawatan dari alat ukur. Alat-alat ukur instrument yang dipergunakan untuk
mengukur dan menunjukkan besaran suatu fluida disebut sebagai alat ukur aliran fluida,
yaitu:
1. Alat Ukur Primer. Yang dimaksud dengan alat ukur primer adalah bagian alat ukur yang
berfungsi sebagai alat perasa.
2. Alat Ukur Sekunder. Alat ukur sekunder adalah bagian yang mengubah dan
menunjukkan besaran aliran yang dirasakan alat perasa supaya dapat dibaca. Alat ukur
yang sering kita jumpai di dalam pabrik dibagi menurut fungsinya yaitu;

a. Alat Pengukur Aliran Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran dari
fluida yang mengalir.
b. Alat pengukur tekanan Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan
besaran tekanan dari fluida.
c. Alat pengukur tinggi permukaan cairan Alat yang digunakan untuk mengukur
ketinggian permukaan fluida
d. Alat pengukur temperature Alat yang digunakan untuk mengukur dan menunjukkan
besaran temperatur.
Tujuan dari pada pengukuran aliran fluida adalah untuk mencegah kerusakan peralatan,
mendapatkan mutu produksi yang diinginkan, dan mengontrol jalannya proses.
(USU, 2011)
2.3 Jenis Alat Ukur Aliran Fluida
Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantara alat ukur lainnya
adalah alat ukur aliran fluida jenis beda tekanan. Hal ini dikarenakan oleh konstruksinya
yang sederhana dan pemasangannya yang mudah. Alat ukur aliran beda tekanan dibagi atas
empat jenis :
Venturi Meter
Plat Orifice
Nozzle
Pitot Tube
(USU, 2011)
2.3.1

Tabung Venturi
Tabung Venturi (venturimeter) adalah suatu alat yang terdiri dari pipa dengan

penyempitan dibagian tengah yang dipasang di dalam suatu pipa aliran untuk mengukur
kecepatan aliran suatu zat cair. Fluida yang digunakan pada venturi meter ini dapat
berupa cairan gas dan uap. Tabung Venturi ini merupakan alat primer dari pengukuran
aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya dapat dilihat pada gambar
1. Sedangkan alat untuk menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat
sekundernya adalah manometer tabung U. Tabung Venturi memiliki kerugian praktek
tertentu karena harganya mahal, memerlukan ruang yang besar dan rasio diameter
throatnya dengan diameter pipa tidak dapat diubah. Untuk sebuah tabung venturi
tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan aliran yang dapat diukur adalah tetap

sehingga jika kecepatan aliran maka diameter throatnya dapat diperbesar untuk
memberikan pembacaan yang akurat atau diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan
aliran maksimum yang baru.
Pada venturi ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan kebagaian inle
cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian
inlet cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet
cone yang berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida
akan masuk kebagian throat, pada bagian throat inilah tempat-tempat pengambilan
tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat datar. Laju fluida akan melewati bagian
akhir dari tabung venturi yaitu outlet cone. Outlet cone ini berbentuk kerucut dimanan
bagian kecil berada pada throat dan pada outlet cone ini tekanan akan kembali normal.
Jika aliran melalui tabung venturi benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang
meninggalkan meteran tentulah sama persis dengan tekanan fluida yang memasuki
meteran dan keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan
kehilangan tekanan yang bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada
inlet cone akan dipulihkan dengan sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat
ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang permanen dalam sebuah meteran yang
dirancang dengan tepat.

Gambar 2.3.1 Tabung Venturi


(Sumber : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18317/3/Chapter%20II.pdf)

Tabung Venturi terdiri dari 4 bagian yaitu:


a. Bagian inlet
Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter pipa atau
cerobong aliran. Lobang pengambilan tekanan awal ditempatkan pada bagian ini.

b. Inlet cone
Bagian inlet yang berbentuk seperti kerucut yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan fluida
c. Throat (leher)
Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir, dimana pada bagian ini berbentuk
bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan
dari aliran yang keluar dari inlet cone.
d. Outlet cone Bagian akhir dari venturi meter yang merupakan kebalikan dari inlet
cone.
(USU, 2011)

Persamaan yang digunakan dalam venturimeter adalah

2 P

Vv Cv

2.3.2

1
4

Plat Orifice
Plat orifice merupakan pengukur aliran yang paling murah, paling mudah

pemasangannya tetapi kecil juga ketelitiannya di antara pengukur-pengukur aliran jenis


head flow meter. Pelat orifice merupakan plat yang berlubang dengan piringan tajam.
Pelat-pelat ini terbuat dari bahan-bahan yang kuat. selain terbuat dari logam, ada juga
orificenya yang terbuat dari plastic agar tidak terpengaruh oleh fluida yang menglir
(erosi atau korosi).
(USU, 2011)
Persamaan yang berlaku untuk persamaan orificemeter adalah:
Vo Co

2.3.3

2 P
1 4

Nozzle
Flow nozzle sama halnya dengan Plat Orifice yaitu terpasang diantara dua flens.

Flow nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang besar, sedangkan plat orifice
digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle mempunyai lubang besar

dan kehilangan tekanan lebih kecil dari pada plat orifice sehingga flow nozzle dipakai
untuk fluida kecepatan tinggi seperti uap tekanan tinggi pada temperatur tinggi dan
untuk penyediaan air ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran
aliran yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya. Sedangkan alat untuk
menunjukkan besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah berupa
manometer. Pada flow nozzle kecepatan bertambah dan tekanan semakin berkurang
seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan keluar secara bebas setelah melewati
lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice. Flow nozzle terdiri dari dua bagian
utama dapat dilihat pada gambar 2, yaitu bagian yang melengkung dan bagian yang
silinder. Pada flow nozzle tap-up stream atau tap awal ditempatkan pada jarak yang
sama dengan diameter dari pipa yang digunakan, sedangkan untuk tap-down stream
atau tap akhir ditempatkan pada jarak setengah dari diameter pipa yang digunakan.

Gambar 2.3.3 Flow Nozzle


(Sumber : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18317/3/Chapter%20II.pdf)
(USU, 2011)
2.3.4

Pitot Tubes
Nama pitot tubes datang dari konsepsi Henry De Pitot Pada tahun 1732. Pitot tubes

mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang
diberikan oleh kecepatan fluida itu sendiri, dapat dilihat pada gambar 3, sama halnya
seperti plat orifice, pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukur tekanan untuk
menghasilkan sesuatu beda tekanan. Pada pitot tube ini biasanya fluida yang digunakan
adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.

Gambar 2.3.4 Pitot Tube


(Sumber : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18317/3/Chapter%20II.pdf)

(USU, 2011)

Pada dasarnya prinsip kerja dari keempat alat ini sama yaitu bila aliran fluida
yang menglir melalui alat ini maka akan terjadi perbedaan tekanan sebelum dan sesudah
alat ini. Beda tekanan menjadi lebih besar bila laju arus yang diberikan kepada alat ini
bertambah. Prinsip kerja alat ukur fluida adalah mengganggu aliran dengan
penambahan alat tertentu sehingga menyebabkan terjadinya pressure drop yang dapat
diukur. Nilai pressure drop ini berhubungan dengan debit dari aliran tersebut. Adanya
pressure drop 8ias disebabkan Karena adanya perubahan energi kinetik (karena laju
alir berubah), skin friction, dan form friction. Dalam aliran kondisi steady state dikenal
2 rejim aliran atau pola aliran yang tergantung kepada kecepatan rata-rata aliran (v),
densitas (), viskositas fluida () dan diameter pipa (D) secara keseluruhan, yakni :
Rejim aliran laminer, mempunyai ciri-ciri:
-

Terjadi pada kecepatan rendah.

Fluida cenderung mengalir tanpa adanya pencampuran lateral.

Berlapis-lapis seperti kartu.

Tidak ada arus tegak lurus arah aliran.

Tidak ada pusaran (arus eddy).

Rejim aliran turbulen, mempunyai ciri-ciri:


-

Terbentuk arus eddy.

Terjadi lateral mixing.

Secara keseluruhan arah aliran tetap sama.

Distribusi kecepatan lebih uniform atau seragam.

Rejim aliran Transisi


Rejim aliran transisi adalah rejim yang terjadi antara rejim aliran laminer dan rejim
aliran turbulen.Penentuan rejim aliran dilakukan dengan menentukan bilangan tak
berdimensi yaitu bilangan Reynolds (Reynolds Number/N Re). Bilangan Reynolds
merupakan perbandingan antara gaya dinamis dari aliran massa terhadap tegangan geser
yang disebabkan oleh viskositas cairan.

NRe =

vD

Keterangan:

: massa jenis fluida.


v : kecepatan fluida.

: viskositas fluida.
D : diameter pipa dalam.

Untuk pipa circular lurus :


NRe < 2100

rejim laminar.

NRe > 4000

rejim turbulen.

2100 < NRe> 4000 : rejim transisi.


Kecepatan kritis:
Kecepatan pada saat NRe = 2000
(Ridwan, No Date)

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini, bertujuan untuk mencari hubungan head loss dengan laju alir
atau kecepatan fluida untuk komponen-komponen sistem perpipaan seperti pada pipa lurus,
kerangan sambungan belokan. Dan mencari hubungan efisiensi pompa terhadap laju alir fluida.

3.1 Alat dan Bahan Percobaan


Alat- alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini ialah :
1. Rangkaian alat seperti pada Gambar 3.1

9. Flowmeter

2. Selang Silikon

10. Storage tank

3. Stopwatch

11. Manometer raksa

4. Pipa Orificemeter

12. penggaris

5. Pipa Venturimeter

13. Raksa

6. Pipa lurus

14. Air

7. Pipa elbow

15. Pompa

8. Valve

3.2 Skema Alat

Gambar 3.2.1 Skema alat

3.
2
.

1.
4.

Gambar 3.2.2 Peralatan Aliran Fluida


Keterangan gambar:
1. Manometer raksa dan manometer minyak
2. Valve (untuk menghubungkan pipa pada manometer)
3. Pipa venturimeter
4. Pipa orifice
5. Pipa lurus

5.

3.3 Cara Kerja

Pengukuran Beda Tekan Pipa Lurus

Menyalakan pompa

Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)

Menghubungkan pipa lurus dengan manometer raksa

Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.

Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)

Gambar 3.3.1 Pengukuran Beda Tekan Pipa Lurus

Pengukuran Beda Tekan Pipa Elbow

Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)

Menghubungkan pipa elbow dengan manometer raksa

Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.

Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)

Gambar 3.3.2 Pengukuran Beda Tekan Pipa Elbow

Pengukuran Beda Tekan Pipa Venturimeter

Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)

Menghubungkan pipa venturimeter dengan manometer raksa

Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.

Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)

Gambar 3.3.3 Pengukuran Beda Tekan Pipa Venturimeter

Pengukuran Beda Tekan Pipa Orificemeter

Mengganti pipa venturimeter dengan pipa orifice

Melakukan kalibrasi laju alir (sebelum melakukan kalibrasi, tutup aliran air yang
menuju Storage Tank)

Menghubungkan pipa orifice dengan manometer raksa

Membuka aliran air yang menuju storage tank, dilakukan pengukuran beda tekanan.

Pengukuran dilakukan dengan variasi laju alir berbeda (di peroleh 5 data)

Gambar 3.3.4 Pengukuran Beda Tekan Pipa Orificemeter

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Percobaan
Setiap pengamatan dilakukan secara duplo dan menggunakan manometer raksa.
Tabel 4.1.1 Data Pengamatan pada pipa Venturimeter
No

H (mm)
H2

H3

P0

250

250

1
2
3
4
5

260
259
258
254
250

235
236
237
241
245

Volume
(m3)

Q (m3/s)

Waktu (s)
-

0,005

6,2
6,5
7
7,9
11,1

P (Pa)

0,00080645
0,00076923
0,00071429
0,00063291
0,00045045

3333,06
3066,41
2799,77
1733,19
666,612

Tabel 4.1.2 Data Pengamatan pada pipa Orificemeter


No

H (mm)
H2

H3

P0

250

250

1
2
3
4
5

228
231
239
242
247

267
264
256
253
248

Volume
(m3)

0,005

Q (m3/s)

Waktu (s)

5,8
6,7
8,1
10,7
20,9

P (Pa)

0,00086207
0,00074627
0,00061728
0,00046729
0,00023923

5199,57
4399,64
2266,48
1466,55
133,322

Tabel 4.1.3 Data Pengamatan pada pipa Lurus pada Venturimeter


No

H (mm)
H1

H4

P0

250

250

1
2
3
4
5

250
255
254
253
251

250
240
241
241
244

Volume
(m3)

0,005

Waktu (s)

6,2
6,5
7
7,9
11,1

Q (m3/s)

P (Pa)

0,00080645
0,00076923
0,00071429
0,00063291
0,00045045

0
1999,84
1733,19
1599,87
933,257

Tabel 4.1.4 Data Pengamatan pada pipa Lurus pada Orificemeter


H (mm)

No

H1

H4

P0

250

250

1
2
3
4
5

235
232
239
239
243

260
263
256
256
252

Volume
(m3)

Waktu (s)

5,8
6,7
8,1
10,7
20,9

0,005

Q (m3/s)

P (Pa)

0,000862069
0,000746269
0,000617284
0,00046729
0,000239234

3333,06
4132,99
2266,48
2266,48
1199,9

Tabel 4.1.5 Data Pengamatan pada pipa Elbow


H (mm)
Elbow 1

Elbow 2

P0

250

250

1
2
3
4
5

245
246
247
246
246

250
249
248
249
249

No

Volume
(m3)

Waktu (s)

6,2
6,5
7
7,9
11,1

0,005

Q (m3/s)

P (Pa)

0,00080645
0,00076923
0,00071429
0,00063291
0,00045045

666,612
399,967
133,322
399,967
399,967

4.2 Pengolahan Data


a. Venturimeter
Tabel 4.2.1 Data perhitungan konstanta Venturimeter

No

1
2
3
4
5

P (Pa)

3333,1
3066,4
2799,8
1733,2
666,61

Q (m3/s)

v (m/s)

NRe

Konstanta
Jenis
Venturimeter
Aliran
(Cv)

0,000806452
0,000769231
0,000714286
0,000632911
0,00045045

0,943
0,900
0,835
0,740
0,527

34543,16796
32948,8679
30595,37733
27109,82802
19294,3821

0,352
0,35
0,34
0,383
0,44

Turbulen

3500,0
3000,0

Tekanan (Pa)

2500,0
2000,0
1500,0
1000,0
500,0
0,0
0,0004 0,00045 0,0005 0,00055 0,0006 0,00065 0,0007 0,00075 0,0008 0,00085

Laju Alir (Q) (m3/s)

Gambar 4.2.1 Grafik Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)

Konstanta Venturimeter (Cv)

0,5
0,45
0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
15000

20000

25000

30000

35000

Bilangan Reynold (NRe)

Gambar 4.2.2 Grafik Hubungan antara Konstanta Venturimeter(Cv) terhadap Bilangan


Reynold (NRe)

b. Orificemeter
Tabel 4.2.2 Data perhitungan konstanta Orificemeter

No

P (Pa)

Q (m3/s)

v (m/s)

NRe

Konstanta
Orificemeter
(CO)

Jenis
Aliran

1
2
3
4
5

5199,572368
4399,638158
2266,480263
1466,546053
133,3223684

0,000862069
0,000746269
0,000617284
0,00046729
0,000239234

0,722
0,625
0,517
0,391
0,200

26441,595
22889,739
18933,488
14332,827
7337,859

0,216
0,203
0,234
0,22
0,373

Turbulen

6000

Tekanan (Pa)

5000
4000

3000
2000

1000
0
0,0002

0,0003

0,0004

0,0005

0,0006

0,0007

0,0008

0,0009

Laju Alir (Q) (m3/s)

Gambar 4.2.3 Grafik Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)

Konstata Orificemeter (Co)

0,4
0,35
0,3
0,25
0,2
0,15
0,1
0,05
0
5000,000

10000,000

15000,000

20000,000

25000,000

30000,000

Bilangan Reynold(NRe)

Gambar 4.2.4 Grafik Hubungan antara Konstanta Orificemeter(Vo) terhadap Bilangan


Reynold (NRe)

c. Pipa Lurus
Tabel 4.2.3 Data perhitungan Fanning Friction Factor pada Pipa lurus pada Venturimeter

No

Q (m3/s)

0,00
1999,84
1733,19
1599,87
933,26

v (m/s)

0,000806452
0,000769231
0,000714286
0,000632911
0,00045045

NRe

0,675
0,644
0,598
0,530
0,377

24735,6856
23594,03857
21908,7501
19412,81654
13816,32889

Finning
Jenis
Fraction
Aliran
Factor (Ff)
0
0,067337273
0,062848122 Turbulen
0,065472549
0,053662627

0,0009
0,0008

Tekanan (Pa)

0,0007
0,0006
0,0005
0,0004
0,0003
0,0002
0,0001
0
700,00

900,00

1100,00 1300,00 1500,00 1700,00 1900,00 2100,00

Laju Alir (Q) (m3/s)

Gambar 4.2.5 Grafik. Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)

0,08

Fanning friction factor (Ff)

1
2
3
4
5

P (Pa)

0,07
0,06
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01
0
12000

14000

16000

18000

20000

22000

24000

26000

Blangan Reynold (NRe)

Gambar 4.2.6 Grafik Hubungan antara Fanning friction factor (F) terhadap Bilangan
Reynold (NRe)

Tabel 4.2.4 Data perhitungan Fanning Friction Factor pada Pipa lurus pada Orificemeter

No

3333,06
4132,99
2266,48
2266,48
1199,90

Q (m3/s)

v (m/s)

NRe

0,000862069
0,000746269
0,000617284
0,00046729
0,000239234

0,7220008
0,6250156
0,5169882
0,3913649
0,2003639

26441,59495
22889,73891
18933,48774
14332,82717
7337,858885

Fanning
Friction
Loss (Ff)

Jenis
Aliran

0,100142612
0,143445658
0,095100949 Turbulen
0,12562718
0,12990914

4500
4000

Tekanan (Pa)

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0

0,0002

0,0004

0,0006

Laju Alir (Q)

(m3/s)

0,0008

0,001

Gambar 4.2.7 Grafik Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)

0,16

Fanning Frction Factor (Ff)

1
2
3
4
5

P (Pa)

0,14
0,12
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

Bilangan Reynold((NRe )

Gambar 4.2.8 Hubungan antara Fanning friction factor (F) terhadap Bilangan Reynold
(NRe)

d. Pipa Elbow
Tabel 4.2.5 Data perhitungan Konstanta Elbow
No

666,612
399,967
133,322
399,967
399,967

v (m/s)

NRe

Ke

Jenis
Aliran

0,000806452
0,000769231
0,000714286
0,000632911
0,00045045

0,675420111
0,644246875
0,598229241
0,530076543
0,377261684

24735,6856
23594,03857
21908,7501
19412,81654
13816,32889

2,926014745
1,929616904
0,745966298
2,850352449
5,627173935

Turbulen

700
600

Tekanan (Pa)

500
400
300
200
100
0
0,0004

0,0005

0,0006

0,0007

Laju Alir (Q)

(m3/s)

0,0008

0,0009

Gambar 4.2.9 Grafik. Hubungan antara Tekanan (Pa) terhadap Laju Alir (m 3/s)

Konstanta Elbow (Ke)

1
2
3
4
5

Q (m3/s)

P (Pa)

5
4
3
2
1
0
12000

14000

16000

18000

20000

22000

24000

26000

Bilangan Reynold (NRe)

Gambar 4.2.10 Grafik Hubungan antara Konstanta Elbow(Ke) terhadap Bilangan Reynold
(NRe)

4.3 Pembahasan
Praktikum aliran fluida bertujuan untuk menghitung koefisien orifice (Co), koefisien
venturi (Cv), fanning friction pada pipa lurus dan konstanta elbow (Ke). Untuk masing
masing alat orifice, venturi, pipa lurus dan elbow 90 o dilakukan pengamatan beda tekanan.
Pembacaan beda tekanan menggunakan manometer raksa. Penggunaan manometer raksa
pada pembacaan beda tekan digunakan untuk aliran turbulen yang dilakukan dalam
praktikum.Pada saat pengukuran beda tekanan, kondisi pengukuran harus dalam keadaan
steady state dan didalam pipa tidak boleh terdapat gelembung atau udara karena akan
mempengaruhi pembacaan beda tekanan dalam manometer sehingga menjadi tidak presisi.
Pada setiap alat ukur, pengukuran didasarkan pada beda ketinggian (H) yang dapat
diamati pada manometer raksa. Manometer akan menunjukkan perbedaan ketinggian yang
dapat menunjukkan beda tekanan (P) yang terjadi dalam pipa. Fluida cair yang mengalir
dalam sistem perpipaan akan mengalami banyak kehilangan energi karena adanya friksi
selama fluida mengalir. Friksi adalah gesekan antara fluida dengan dinding pipa.
Kehilangan energi ini akan berakibat pada penurunan tekanan aliran yang dikenal sebagai
pressure drop (P). Di setiap alat dilakukan pengukuran beda tekanan pada aliran turbulen
(Nre>4000).
Kurva pada orificemeter dan venturimeter meliputi kurva Nre vs Co/Cv dan Q vs P.
Kurva Nre vs Co/Cv pada aliran turbulen bahwa Nre dan Co/Cv menunjukkan bahwa
semakin besar nilai Nrenya maka koefisien orificemeter dan venturimeter cenderung besar
pula dan koefisien juga dipengaruhi oleh beda tekanan. Semakin besar nilai Nre cenderung
semakin besar pula nilai Co/Cv nya.
Kurva pada elbow meliputi kurva Nre vs f/Ke dan Vo vs P. Kurva Vo vs P pada
aliran turbulen bahwa Nre dan f/Ke menunjukan sama halnya dengan kurva koefisien
orificemeter dan venturimeter yaitu semakin besar nilai Nrenya maka koefisien elbow
cenderung besar pula dan koefisien juga dipengaruhi oleh beda tekanan.

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kesimpulan :

Semakin besar beda tekan pada orifice meter maka semakin besar juga laju alir fluida

Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komonen pipa
lurus

Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komponen
kerangan

Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komponen
sambungan

Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga head loss pada komponen
belokan

Semakin besar laju alir fluida maka semakin besar juga efisiensi pompa.

5.2 Saran
1. Berhati hati ketika bekerja dan perhatikan seluruh komponen dengan seksama
2. Persiapkan dan lengkapi seluruh perkakas yang akan digunakan demi kemudahan dan
kelancaran praktikum.
3. Pastikan tidak ada pipa dan sambungan pipa yang bocor
4. Pastikan tidak terdapat gelembung udara sepanjang selang maupun pipa

DAFTAR PUSTAKA

Buku Petunjuk Praktikum Laboratorium Teknologi Kimia I.Laboratorium Teknologi KimiaJurusan Teknik Kimia. Cimahi: UNJANI
Buku Petunjuk Praktikum Pengenalan Laboratorium Teknologi Kimia.Laboratorium
Teknologi Kimia-Jurusan Teknik Kimia.Cimahi: UNJANI
Divo,

A.

2010.

Bab

II

Dasar

Teori.

Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18317/3/Chapter%20II.pdf. [8 Mei
2016].
Geankoplis, Christie J.,2003. Transport Process and Unit Operations, 4th Edition, PT R
Prentice- Hall Inc, America
Jobsheet Praktikum Satuan Operasi, Due Like, Jurusan Teknik, Politeknik Negeri Bandung
Nugroho, Adi Febrianto.Diktat Operasi Teknik Kimia I.Cimahi: Jurusan Teknik Kimia
UNJANI.
Poerboyo,

S.

2013.

Bab

II

Tinjauan

Pustaka.

Tersedia:

http://eprints.undip.ac.id/41655/16/BAB_II.pdf. [8 Mei 2016].


Ridwan.

No

Date.

Karakteristik

Aliran

Fluida(online).

ridwan.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../Karakteristik+Aliran+Fluida1.pdf

[Diunduh

07 Mei 2016]
Tim penyusun.tt.Modul Praktikum Laboratorium Teknik Kimia 2. Bandung : Politeknik
Negeri Bandung.
Tim penyusun.tt.Buku Bahan Ajar Transportasi Fluida. Bandung : Politeknik Negeri
Bandung.
Undip. 2013. Bab II Dasar Teori (online). eprints.undip.ac.id/41603/3/BAB_II.pdf [Diunduh
07 Mei 2016]
Universitas

Sumatera

Utara.

2011.

Bab

II

Dasar

Teori

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18317/3/Chapter%20II.pdf
Mei 2016]

(online).

[Diunduh

07

Anda mungkin juga menyukai