Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENCALONAN PEMILU RAYA KM-ITB 2012

Madani, Konkret, Sekarang!


SEBUAH GAGASAN KELUARGA MAHASISWA ITB UNTUK KEMANDIRIAN INDONESIA

TAUFIK NURCAHYO SEBAGAI CALON PRESIDEN KM-ITB 2009-2010

Indonesia Madani: Partisipatif, Aspiratif, Mandiri, Non-Hegemonik, Dan Beretika


Indonesia madani adalah impian negara yang ideal. Negara yang menjamin hak individu
tanpa menggangu hak orang lain. Negara yang memiliki kemakmuran. Kebenaran pun dapat
ditegakkan dengan kokoh dalam menjalankan negara ini. Pada masa ini, tak lagi ada yang
mengalami kebodohan dan saling membodohi. Tak akan ada lagi yang kekurangan makan. Tak
ada pejabat yang korup bahkan rakyat yang khianat.
Pada masa itu, kita dipimpin oleh seorang pemimpin yang bersikap keras terhadap
kejahatan dan penindasan namun lemah lembut terhadap rakyatnya. Tak ada pejabat publik
yang malu untuk bersandingan dengan pemulung sampah. Keadilan merupakan kata-kata yang
lumrah kita dengar dan kita lihat pelaksanaannya dalam setiap bidang kehidupan, mulai dari
pelaksanaan hukum hingga pemenuhan hak-hak pokok. Keadilan ini terpenuhi untuk berbagai
kalangan yang dibingkai oleh aturan hukum yang memihak kemakmuran rakyat.
Rakyat yang hidup di masa ini mendukung penuh pemerintahan yang ada. Semua orang
dapat berbicara jujur, katakan salah jika itu salah dan katakan benar jika itu benar. Partisipasi
aktif terjadi di setiap lini kehidupan tak mengenal strata sosial. Pembangunan berlangsung di
segala penjuru daerah. Korupsi adalah masa lalu Indonesia yang telah diberantas dengan
sempurna dengan kombinasi dari pendidikan karakter, pemanfaatan teknologi dan penegakan
hukum yang adil tanpa pandang bulu. Pada masa ini, kemapanan terjadi di segala bidang.
Pada masa ini, kaum intelektual muda bukanlah mahasiswa yang bertindak sebagai
kontra-pemerintah. Karena pada masa ini, tak ada lagi jarak antara yang dipimpin dan yang
memimpin. Etika diterapkan dalam tingkah laku rakyat dan pemimpinnya. Mahasiswa telah
bergerak dengan bentuknya sendiri, tak ada lagi gerakan yang saling menyalahkan dan
menuntut tanggung jawab. Mahasiswa tak hanya berbicara tetapi langsung bertindak
membantu rakyat maupun pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan bangsa.
Mahasiswa membiasakan dirinya dalam ruang ide, ruang laboratorium, dan ruang
diskusi publik sehingga terbentuk karakternya sebagai insan akademis yang utuh. Tentunya
untuk menciptakan tatanan masyarakat ideal di negeri ini membutuhkan kualitas manusia yang

hebat. Manusia yang mengkondisikan negeri ini menjadi ideal. Dan manusia itu dilahirkan dan
dibentuk dari generasi mudanya, yakni intelektual muda (baca: mahasiswa).
Mahasiswa yang menjadi iron stock pemimpin negeri ini di masa depan haruslah
memiliki karakter yang berbudi pekerti luhur. Hal ini dapat dilakukan jika adanya pembelajaran
yang utuh dilakukan oleh mahasiswa saat ini. Pembelajaran ini akan lebih efektif ketika
pengelola proses ini berlaku dengan semestinya. Untuk mencontohkan indonesia yang madani
tentunya lebih mudah mencontohkannya pada kampus ganesha ini sehingga hal itu bukanlah
hal yang mustahil. KM-ITB akan mencontohkan pada negeri ini bahwa hal itu dapat terjadi. KMITB akan memfungsikan dirinya yang tak pernah difungsikan dengan semestinya.
Setiap kejadian ini bermula pada suatu titik, suatu momen sejarah yang akan selalu
dikenang sebagai Titik Awal Perubahan Indonesia. Dan titik yang dikenang itu adalah sekarang,
2012. Pada tahun ini, saat Taufik Nurcahyo menjadi Presiden KM-ITB 2012-2013, KM-ITB
menuju masyarakat madani tentunya yang dimulai dari kehidupan kemahasiswaan yang
madani.

PANDANGAN TERHADAP KEMAHASISWAAN ITB


Kemahasiswaan ITB tak pernah bisa dilepaskan dengan Institut Teknologi Bandung, tempat
dirinya berada. ITB merupakan salah satu lokomotif pencerdasan massa untuk mencapai
masyarakat yang madani dan berpengetahuan. Dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) ITB
hingga tahun 2025, ITB telah memposisikan dirinya dengan prinsip kebenaran, keadilan,
kebebasan, keterbukaan, kemitraan dan kesederajatan dalam membangun Indonesia dari riset
dan pengembangan teknologi, dan dari sana diharapkan tercipta Indonesia yang mandiri demi
mewujudkan keadilan sosial, keadilan ekonomi, keadilan hukum, dan kedaulatan bangsa
Indonesia. Akan tetapi, untuk mencapai semua hal itu diperlukannya partisipasi mahasiswa.
Inilah fungsi mahasiswa sebagai penggerak bangsa untuk melengkapi gerakan yang tidak bisa
dilakukan oleh institusi pendidikan.
Fungsi mahasiswa dapat dijalankan jika ada lembaga yang mengkoordinir dan memersatukan,
yakni KM-ITB. Mahasiswa merupakan komunitas terpelajar yang atas segala kelebihan kapasitas
intelektualnya membuatnya memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat. Dengan segala
kemampuan berpikir kritisnya mahasiswa seharusnya dapat menjawab kebutuhan praktis
masyarakat berdasarkan realita yang ada. Hal ini pernah dicontohkan dalam ukiran sejarah
mengenai hal serupa yakni Dewan Mahasiswa ITB (DM-ITB).
Seperti yang kita ketahui, semenjak DM-ITB membubarkan diri, perjuangan mahasiswa ITB tak
ada lagi yang mengelola secara masif sehingga dibutuhkannya lagi kemahasiswaan terpusat
yang bernama KM-ITB. Sayangnya, KM-ITB ini belum pernah terfungsikan dengan optimal
selama 16 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan alasan sebagai berikut:

Kepercayaan publik terhadap kemahasiswaan terpusat minim

Keluarga Mahasiswa ITB belum siap menghadapi perubahan sistem ITB yang sangat
mempengaruhi keberlangsungan organisasi dan pola kaderisasi

belum menemukan model ideal untuk sinergisasi seluruh potensi dan elemen keluarga
mahasiswa

masih kental ego sektoral antar elemen.

potensi lembaga dan mahasiswa yang belum dioptimalkan dan disinergikan

Masalah di atas terbagi menjadi dua yakni: sistem KM-ITB yang belum berjalan dengan baik dan
pemberdayaan potensi kampus.
1. Sistem KM-ITB yang belum berjalan berjalan dengan baik.
Kultur kemahasiswaan kita sekarang adalah egalitarian [kesamaan di bidang hukum], sehingga
tidak ada suatu alur komando antara kabinet dengan lembaga nya. Selain itu, apakah ada
kesepakatan bersama dengan legitimasi konsepsi kemahasiswaan KM-ITB, sehingga hak dan
kewajiban setiap anggota keluarga bisa dijalankan dengan baik. Aturan yang ada tidak bisa
diterima dengan baik sehingga seringkali membuat ada konflik internal kampus. Solusi dari
permasalah ini adalah peningkatan komunikasi antar lembaga dan antar mahasiswa. Ketika
komunikasi terbangun maka kesepahaman dan sinergisasi dapat dilakukan. Solusinya dapat
dilihat dari misi yang Kami bawa pada poin kedua, ketiga, dan keempat.
2. Pemberdayaan Potensi kampus : lembaga dan mahasiswa
Kampus ini memiliki keilmuan dan minat yang beragam. Hal ini dapat dilihat partisipasi
mahasiswa di UKM dan HMJ. Himpunan bisa berpartisipasi secara aktif. Interaksi antar
himpunan bisa terbangun dengan adanya fasilitas yang bisa diberikan, maupun dengan
advokasi kegiatan potensi tersebut. Untuk menjadi potensi ini bermanfaat, Kami membawa
misi poin kedua dan kelima yang dapat mengoptimal potensi yang ada. Langkah-langkah solusi
yang ditawarkan adalah mengajak masa kampus untuk berkegiatan bersama sesuai minat
masing-masing.
3. Partisipasi Massa Kampus yang menurun
KM-ITB sudah menginjak usia 16 tahun. Di usia ini, masih saja ada orang mempertanyakan apa
manfaat berKM-ITB. Karena massa belum memahami mengapa kita harus berKM-ITB maka
partisipasi massa pun menurun. Kesenjangan informasi pun terjadi, forum-forum kampus yang
datang

hanya

pejabat

elitnya

saja.

Dan

ketersampaian

informasi

hanya

seperti

memberitahukan, bukanlah mengajak. Solusi hal ini adalah memerbaiki proses kaderisasi dan
program kerja kabinet yang lebih mengajak dan merangkul semua elemen di KM-ITB.

Semua permasalahan yang ada akan terselesaikan ketika kita bekerja sama dalam menjalankan
fungsi KM-ITB untuk indonesia yang lebih baik. Permasalahan di atas merupakan permasalahan
esensila yang hanya dapat diselesaikan dengan cara esensial yakni komunikasi yang baik.
Sedangkan permasalahan yang teknis masih saja terjadi misal adanya acara kemahasiswaan
yang menyedot SDM besar berlangsung dalam waktu yang cukup dekat. Permasalahan teknis
akan lebih mudah diselesaikan ketika kita paham dan mau untuk bekerja sama satu ITB untuk
Indonesia yang lebih baik.

Tujuan KM-ITB :
Mencetak profil mahasiswa ganesha, yakni:
1. Sadar akan tanggung jawabnya untuk membangun Indonesia
2. Memiliki gambaran tatanan masyarakat ideal indonesia
3. Memiliki kemauan untuk bergerak ke masyarakat sesuai potensi dan segala kelebihan serta
kekurangan yang dimiliki

Peran Kabinet KM-ITB:

1. Inisiator dan dinamisator : kabinet mendinamisasikan kampus dengan menjadi pihak pertama
yang menginisiasi dan melempar wacana
2. Koordinator : dalam keberjalanannya kabinet semaksimal mungkin mengkoordinasikan setiap
potensi elemen kampus sehingga setiap kegiatan kabinet dalam apapun levelnya mengandung
keterlibatan massa kampus baik secara lembaga maupun massa umum.

Strategi utama :
1. Meningkatkan kepercayaan massa dengan optimalisasi pelayanan kebutuhan dan kedekatan
antara personal kabinet dengan massa kampus dan himpunan/unit
2. Memaksimalkan 2 senjata utama :
a. data : parameterisasi setiap langkah dan kegiatan dengan jelas serta pencarian data yang
akurat sebagai landasan pengambilan kebijakan.
b. Propaganda : tujuanya adalah pewacanaan seluas-luasnya kegiatan kabinet, pembentukan
image dan opini yang diinginkan serta agar kabinet terasa kemanfaatanya pada massa kampus.
3. Bingkai setiap kegiatan dengan kreativitas agar tercipta suasana beda (repackaging kabinet/new
image of kabinet )
4. Jangan sampai ter-frame kan asal proker berjalan tanpa melihat efeknya bagi massa kampus.
5. Perbanyak kegiatan meski sederhana

Analisis Kondisi Awal

Kepercayaan publik terhadap kemahasiswaan terpusat minim

Keluarga Mahasiswa ITB belum siap menghadapi perubahan sistem ITB yang sangat
mempengaruhi keberlangsungan organisasi dan pola kaderisasi

belum menemukan model ideal untuk sinergisasi seluruh potensi dan elemen keluarga
mahasiswa

masih kental ego sektoral antar elemen.

potensi lembaga dan mahasiswa yang belum dioptimalkan dan disinergikan

Kita juga berangkat dari beberapa asumsi terkait analisis mahasiswa ITB secara umum.

Pertama, Tingkat aktivitas mahasiswa dalam organisasi mahasiswa secara umum


menurun.

Kedua, lunturnya budaya akademik yang tercermin dari menurunnya budaya saling
berwacana dan budaya diskusi.

Ketiga, tingkat ekonomi mahasiswa ITB yang berasal dari kelas ekonomi menengah
keatas makin dominan dan mempengaruhi kultur kemahasiswaan.

Keempat, heterogenitas mahasiswa ITB tidak hanya dari asal daerah dan suku melainkan
interest terhadap kegiatan dan karakter serta pola pikir.

Namun kita tidak berangkat hanya dari keluh kesah atas masalah masalah yang ada, kami
juga berangkat dengan keyakinan bahwa kemahasiswaan ITB menyimpan berbagai ragam
potensi besar yang memberi tantangan tersendiri bagi kami untuk mengangkat dan
mengoptimalkanya. Potensipotensi tersebut berserakan pada individu mahasiswa maupun
pada organisasi himpunan dan unit kegiatan

ahasiswa. Himpunan menyimpan potensi

pemikiran akan karya keprofesian, Rumpun unit seni budaya menyimpan kekayaan budaya
daerah dan khazanah kesenian dll. Dengan kesadaran akan berbagai agam potensi serta
ragam masalah diataslah kami mulai melangkah.

VISI

KM-ITB MENUJU MASYARAKAT MADANI

"organisasi mahasiswa yang mampu menghasilkan manusia yang memiliki visi masa depan dan
mampu menjawab tantangan zaman adalah organisasi yang memiliki karakter seperti halnya
karakter masyasakat madani"

"tatanan masyarakat masa depan yang ideal adalah tatanan masyarakat yang memiliki nilai
PARTISIPATIF, ASPIRATIF, MANDIRI, NON-HEGEMONIK, dan BERETIKA"

MISI
1.

MEMBANGUN KESOLIDAN TIM DI INTERNAL KABINET KM-ITB


Dibutuhkan orang-orang berkarakter yang memiliki kesabaran dan semangat rela berkorban

agar Kabinet KM-ITB memiliki suatu kekuatan tersendiri dalam memimpin kemahasiswaan di
Kampus ITB. Namun, kekuatan masing-masing orang ini tidak akan efektif dan efisien tanpa
kesolidan sebagai satu tim Kabinet KM-ITB. Kesolidan tim di internal kabinet menjadi sebuah
kunci penggerak dalam roda kemahasiswaan terpusat. Kesolidan ini dipandang dari dua
paramater, yakni kesesuaian kapasitas pribadi dengan tanggung jawab yang diberikan serta
kesatuan hati dan visi diantara para anggota Kabinet KM-ITB.
2.

MEMBANGUN KESEPAHAMAN DAN SINERGISASI DENGAN LEMBAGA INTERNAL KM-ITB


Akar permasalahan yang mengakibatkan KM-ITB tak pernah berfungsi secara optimal

dikarenakan belum adanya tujuan yang sama dalam berkemahasiswaan. Komunikasi yang baik
merupakan kunci dalam melakukan proses kesepahaman dan sinergisasi antar lembaga.

3.

MENCIPTAKAN DAN MELAKSANAKAN PROGRAM KERJA YANG PROGRESIF SESUAI DENGAN


KEBUTUHAN MAHASISWA ITB
Mahasiswa ITB kadang masih menganggap bahwa kabinet KM-ITB merupakan unit yang

kesekian. Karena program kerja yang dilakukan belum menyentuh hal yang dibutuhkan oleh
mahasiswa. Sering juga kabinet bergerak sesuai minat walau massa kampus tak
membutuhkannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kebermanfaatan KM-ITB untuk
internal mahasiswanya, kabinet wajib menciptakan dan melaksanakan program kerja yang
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
4.

MENJADI

KOORDINATOR

DAN

PEMERSATU

PEMENUHAN

TUJUAN

BERSAMA

KEMAHASISWAAN
Proses pencapaian tujuan kemahasiswaan tak lepas dari peran lembaga eksternal KM-ITB,
seperti ITB dan BEM SI. Posisi KM-ITB yang bersifat strategis dalam kehidupan kemahasiswaan
dapat

menjadi

pemersatu

berbagai elemen yang

mengupayakan tujuan

bersama

kemahasiswaan tercapai.
5.

MELAKUKAN PENYADARAN, OPTIMALISASI, DAN SINERGISASI PERAN SERTA TANGGUNG


JAWAB MAHASISWA ITB TERHADAP MASYARAKAT
Untuk mendapatkan gerakan massif dalam kebermanfaatan kepada masyarakat, perlu

partisipasi massa kampus. Massa kampus dapat tergerakkan ketika paham akan peran dan
tanggung jawab terhadap masyarakat. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar
dampaknya bagi masyarakat, mahasiswa saling bersinergi dalam bingkai KM-ITB yang
teroptimalkan.

PROGRAM KERJA
MISI 1 :

Good Governance

Tata kelola keuangan

Tata kelola administrasi

Budgeting dana Kemahasiswaan dipegang sepenuhnya oleh cabinet

SOP Kabinet

Team building cabinet

MISI II :

Satu hari satu lembaga (3 bulan awal)

Socio track dengan ketua lembaga

Olahraga, makan bareng ketua lembaga

KM-ITB summit

MISI III :

Lembaga Survey

Pusat Data Informasi

MISI IV :

Perkuat hubungan dengan pihak rektorat

Perkuat jaringan dengan BEM SI

Jaringan LSM

MISI V :

Pendampingan TPB

Kaderisasi Mahasiswa ITB

Membuka ruang public di kampus untuk masyarakat

Membuka ruang diskusi antar keilmuan

Satgas Pembangunan

Satgas nasionalisasi asset Negara

Isu platform eksternal :

Pendidikan : RUU PT, Ruang public

Energi : Migas (RUU Migas, kenaikan BBM)

Ekonomi : Hajar kapitalis, Pembinaan UKM

Mitigasi : Center Disaster

Bandung : Baksil, dan permasalahan lain. (DEAR BANDUNG : PROPAGANDA)

Untuk mewujudkan itu semua kami tidak mungkin bisa bergerak sendiri. Dibutuhkan sebuah
gerakan masif dari seluruh elemen yang ada di KM-ITB ini, mulai dari massa kampus hingga
pemimpin di setiap elemen KM-ITB harus solid memperjuangkan mimpi bersama ini.

BERGERAK BERSAMA HIMPUNAN DAN UNIT


Fungsi KM-ITB akan berjalan optimal dan semestinya ketika setiap elemen
melaksanakan fungsinya dengan benar. Keluarga Mahasiswa ITB beberapa tahun kebelakang,
dalam keberjalanan kegiatannya tidak dapat mewujudkan suatu gerakan bersama yang didasari
rasa saling memiliki antar lembaga-lembaga kampus terhadap KM-ITB itu sendiri. Hal ini
menjadi batu besar yang dirasakan menghambat keberjalanan KM-ITB.
Kendala terbesar dalam hal ini adalah rasa kepemilikan yang kurang oleh elemen
lembaga KM-ITB terhadap kemahasiswaan terpusat. Akibat adanya hal ini membuat
keberjalanan KM-ITB terseok-seok dan menuju kehancuran kepemilikan. Bahkan ada beberapa
orang menganggap bahwa KM-ITB adalah unit yang kesekian. Hal ini terjadi karena aspek
kepemahan lembaga terhadap KM-ITB dan proses perangkulan dari kabinet KM-ITB kurang
begitu terasa.
Kabinet KM-ITB yang belum mampu merangkul basis massa dan membangun gerakan
satu KM-ITB maka tidak dapat menjalankan perannya sebagai koordinator KM-ITB. Dengan
potensi mahasiswa ITB yang ada sampai saat ini, maka gerakan satu KM-ITB yang massif dan
heterogen merupakan suatu faktor yang penting untuk menjalankan peran yang optimal dari
organisasi mahasiswa ITB dalam gerakan sosialnya. Strategi yang disusun untuk merangkul
himpunan dan unit dilakukan dengan berkomunikasi secara langsung seperti kunjungan satu
minggu satu himpunan. Komunikasi yang intens merupakan solusi dari segala permasalahan
akibat salah persepsi dan perangkulan massa yang belum terjadi secara optimal.
Melalui program kerja, kami merencanakan kunjungan cultural ataupun berkegiatan
bersama yang bertujuan membangun kedekatan dan rasa kenyamanan antara basis-basis
massa berupa himpunan dan unit dengan kabinet sebagai koordinatornya. Bentuk langkahnya
adalah dengan melakukan kunjugan ke basis massa dengan menyentuh massanya secara
langsung (bukan sekedar ketua lembaga atau figur). Langkah ini sangat penting dilakukan
secara intensif untuk membuat keberjalanan KM-ITB ini semakin dinamis.
Strategi lain yang dapat dilakukan untuk merangkul himpunan maupun unit adalah
dengan meningkatkan peran mereka masing-masing dalam kegiatan kemahasiswaan. Untuk

komunikasi isu ke massa kampus bisa menggandeng unit media dan pengabdian masyarakat
bisa merangkul beberapa himpunan yang selaras dengan keprofesiannya. Strategi lainnya yang
digunakan adalah KM-ITB summit. Pertemuan lembaga-lembaga membahas hal yang strategis
untuk meningkatkan kebermanfaatan KM-ITB secara luas. Massa kampus membutuhkan
kabinet KM-ITB yang dapat menjadi inisiator, dinamisator dan koordinator kehidupan kampus.

Anda mungkin juga menyukai