hebat. Manusia yang mengkondisikan negeri ini menjadi ideal. Dan manusia itu dilahirkan dan
dibentuk dari generasi mudanya, yakni intelektual muda (baca: mahasiswa).
Mahasiswa yang menjadi iron stock pemimpin negeri ini di masa depan haruslah
memiliki karakter yang berbudi pekerti luhur. Hal ini dapat dilakukan jika adanya pembelajaran
yang utuh dilakukan oleh mahasiswa saat ini. Pembelajaran ini akan lebih efektif ketika
pengelola proses ini berlaku dengan semestinya. Untuk mencontohkan indonesia yang madani
tentunya lebih mudah mencontohkannya pada kampus ganesha ini sehingga hal itu bukanlah
hal yang mustahil. KM-ITB akan mencontohkan pada negeri ini bahwa hal itu dapat terjadi. KMITB akan memfungsikan dirinya yang tak pernah difungsikan dengan semestinya.
Setiap kejadian ini bermula pada suatu titik, suatu momen sejarah yang akan selalu
dikenang sebagai Titik Awal Perubahan Indonesia. Dan titik yang dikenang itu adalah sekarang,
2012. Pada tahun ini, saat Taufik Nurcahyo menjadi Presiden KM-ITB 2012-2013, KM-ITB
menuju masyarakat madani tentunya yang dimulai dari kehidupan kemahasiswaan yang
madani.
Keluarga Mahasiswa ITB belum siap menghadapi perubahan sistem ITB yang sangat
mempengaruhi keberlangsungan organisasi dan pola kaderisasi
belum menemukan model ideal untuk sinergisasi seluruh potensi dan elemen keluarga
mahasiswa
Masalah di atas terbagi menjadi dua yakni: sistem KM-ITB yang belum berjalan dengan baik dan
pemberdayaan potensi kampus.
1. Sistem KM-ITB yang belum berjalan berjalan dengan baik.
Kultur kemahasiswaan kita sekarang adalah egalitarian [kesamaan di bidang hukum], sehingga
tidak ada suatu alur komando antara kabinet dengan lembaga nya. Selain itu, apakah ada
kesepakatan bersama dengan legitimasi konsepsi kemahasiswaan KM-ITB, sehingga hak dan
kewajiban setiap anggota keluarga bisa dijalankan dengan baik. Aturan yang ada tidak bisa
diterima dengan baik sehingga seringkali membuat ada konflik internal kampus. Solusi dari
permasalah ini adalah peningkatan komunikasi antar lembaga dan antar mahasiswa. Ketika
komunikasi terbangun maka kesepahaman dan sinergisasi dapat dilakukan. Solusinya dapat
dilihat dari misi yang Kami bawa pada poin kedua, ketiga, dan keempat.
2. Pemberdayaan Potensi kampus : lembaga dan mahasiswa
Kampus ini memiliki keilmuan dan minat yang beragam. Hal ini dapat dilihat partisipasi
mahasiswa di UKM dan HMJ. Himpunan bisa berpartisipasi secara aktif. Interaksi antar
himpunan bisa terbangun dengan adanya fasilitas yang bisa diberikan, maupun dengan
advokasi kegiatan potensi tersebut. Untuk menjadi potensi ini bermanfaat, Kami membawa
misi poin kedua dan kelima yang dapat mengoptimal potensi yang ada. Langkah-langkah solusi
yang ditawarkan adalah mengajak masa kampus untuk berkegiatan bersama sesuai minat
masing-masing.
3. Partisipasi Massa Kampus yang menurun
KM-ITB sudah menginjak usia 16 tahun. Di usia ini, masih saja ada orang mempertanyakan apa
manfaat berKM-ITB. Karena massa belum memahami mengapa kita harus berKM-ITB maka
partisipasi massa pun menurun. Kesenjangan informasi pun terjadi, forum-forum kampus yang
datang
hanya
pejabat
elitnya
saja.
Dan
ketersampaian
informasi
hanya
seperti
memberitahukan, bukanlah mengajak. Solusi hal ini adalah memerbaiki proses kaderisasi dan
program kerja kabinet yang lebih mengajak dan merangkul semua elemen di KM-ITB.
Semua permasalahan yang ada akan terselesaikan ketika kita bekerja sama dalam menjalankan
fungsi KM-ITB untuk indonesia yang lebih baik. Permasalahan di atas merupakan permasalahan
esensila yang hanya dapat diselesaikan dengan cara esensial yakni komunikasi yang baik.
Sedangkan permasalahan yang teknis masih saja terjadi misal adanya acara kemahasiswaan
yang menyedot SDM besar berlangsung dalam waktu yang cukup dekat. Permasalahan teknis
akan lebih mudah diselesaikan ketika kita paham dan mau untuk bekerja sama satu ITB untuk
Indonesia yang lebih baik.
Tujuan KM-ITB :
Mencetak profil mahasiswa ganesha, yakni:
1. Sadar akan tanggung jawabnya untuk membangun Indonesia
2. Memiliki gambaran tatanan masyarakat ideal indonesia
3. Memiliki kemauan untuk bergerak ke masyarakat sesuai potensi dan segala kelebihan serta
kekurangan yang dimiliki
1. Inisiator dan dinamisator : kabinet mendinamisasikan kampus dengan menjadi pihak pertama
yang menginisiasi dan melempar wacana
2. Koordinator : dalam keberjalanannya kabinet semaksimal mungkin mengkoordinasikan setiap
potensi elemen kampus sehingga setiap kegiatan kabinet dalam apapun levelnya mengandung
keterlibatan massa kampus baik secara lembaga maupun massa umum.
Strategi utama :
1. Meningkatkan kepercayaan massa dengan optimalisasi pelayanan kebutuhan dan kedekatan
antara personal kabinet dengan massa kampus dan himpunan/unit
2. Memaksimalkan 2 senjata utama :
a. data : parameterisasi setiap langkah dan kegiatan dengan jelas serta pencarian data yang
akurat sebagai landasan pengambilan kebijakan.
b. Propaganda : tujuanya adalah pewacanaan seluas-luasnya kegiatan kabinet, pembentukan
image dan opini yang diinginkan serta agar kabinet terasa kemanfaatanya pada massa kampus.
3. Bingkai setiap kegiatan dengan kreativitas agar tercipta suasana beda (repackaging kabinet/new
image of kabinet )
4. Jangan sampai ter-frame kan asal proker berjalan tanpa melihat efeknya bagi massa kampus.
5. Perbanyak kegiatan meski sederhana
Keluarga Mahasiswa ITB belum siap menghadapi perubahan sistem ITB yang sangat
mempengaruhi keberlangsungan organisasi dan pola kaderisasi
belum menemukan model ideal untuk sinergisasi seluruh potensi dan elemen keluarga
mahasiswa
Kita juga berangkat dari beberapa asumsi terkait analisis mahasiswa ITB secara umum.
Kedua, lunturnya budaya akademik yang tercermin dari menurunnya budaya saling
berwacana dan budaya diskusi.
Ketiga, tingkat ekonomi mahasiswa ITB yang berasal dari kelas ekonomi menengah
keatas makin dominan dan mempengaruhi kultur kemahasiswaan.
Keempat, heterogenitas mahasiswa ITB tidak hanya dari asal daerah dan suku melainkan
interest terhadap kegiatan dan karakter serta pola pikir.
Namun kita tidak berangkat hanya dari keluh kesah atas masalah masalah yang ada, kami
juga berangkat dengan keyakinan bahwa kemahasiswaan ITB menyimpan berbagai ragam
potensi besar yang memberi tantangan tersendiri bagi kami untuk mengangkat dan
mengoptimalkanya. Potensipotensi tersebut berserakan pada individu mahasiswa maupun
pada organisasi himpunan dan unit kegiatan
pemikiran akan karya keprofesian, Rumpun unit seni budaya menyimpan kekayaan budaya
daerah dan khazanah kesenian dll. Dengan kesadaran akan berbagai agam potensi serta
ragam masalah diataslah kami mulai melangkah.
VISI
"organisasi mahasiswa yang mampu menghasilkan manusia yang memiliki visi masa depan dan
mampu menjawab tantangan zaman adalah organisasi yang memiliki karakter seperti halnya
karakter masyasakat madani"
"tatanan masyarakat masa depan yang ideal adalah tatanan masyarakat yang memiliki nilai
PARTISIPATIF, ASPIRATIF, MANDIRI, NON-HEGEMONIK, dan BERETIKA"
MISI
1.
agar Kabinet KM-ITB memiliki suatu kekuatan tersendiri dalam memimpin kemahasiswaan di
Kampus ITB. Namun, kekuatan masing-masing orang ini tidak akan efektif dan efisien tanpa
kesolidan sebagai satu tim Kabinet KM-ITB. Kesolidan tim di internal kabinet menjadi sebuah
kunci penggerak dalam roda kemahasiswaan terpusat. Kesolidan ini dipandang dari dua
paramater, yakni kesesuaian kapasitas pribadi dengan tanggung jawab yang diberikan serta
kesatuan hati dan visi diantara para anggota Kabinet KM-ITB.
2.
dikarenakan belum adanya tujuan yang sama dalam berkemahasiswaan. Komunikasi yang baik
merupakan kunci dalam melakukan proses kesepahaman dan sinergisasi antar lembaga.
3.
kesekian. Karena program kerja yang dilakukan belum menyentuh hal yang dibutuhkan oleh
mahasiswa. Sering juga kabinet bergerak sesuai minat walau massa kampus tak
membutuhkannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kebermanfaatan KM-ITB untuk
internal mahasiswanya, kabinet wajib menciptakan dan melaksanakan program kerja yang
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
4.
MENJADI
KOORDINATOR
DAN
PEMERSATU
PEMENUHAN
TUJUAN
BERSAMA
KEMAHASISWAAN
Proses pencapaian tujuan kemahasiswaan tak lepas dari peran lembaga eksternal KM-ITB,
seperti ITB dan BEM SI. Posisi KM-ITB yang bersifat strategis dalam kehidupan kemahasiswaan
dapat
menjadi
pemersatu
mengupayakan tujuan
bersama
kemahasiswaan tercapai.
5.
partisipasi massa kampus. Massa kampus dapat tergerakkan ketika paham akan peran dan
tanggung jawab terhadap masyarakat. Untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar
dampaknya bagi masyarakat, mahasiswa saling bersinergi dalam bingkai KM-ITB yang
teroptimalkan.
PROGRAM KERJA
MISI 1 :
Good Governance
SOP Kabinet
MISI II :
KM-ITB summit
MISI III :
Lembaga Survey
MISI IV :
Jaringan LSM
MISI V :
Pendampingan TPB
Satgas Pembangunan
Untuk mewujudkan itu semua kami tidak mungkin bisa bergerak sendiri. Dibutuhkan sebuah
gerakan masif dari seluruh elemen yang ada di KM-ITB ini, mulai dari massa kampus hingga
pemimpin di setiap elemen KM-ITB harus solid memperjuangkan mimpi bersama ini.
komunikasi isu ke massa kampus bisa menggandeng unit media dan pengabdian masyarakat
bisa merangkul beberapa himpunan yang selaras dengan keprofesiannya. Strategi lainnya yang
digunakan adalah KM-ITB summit. Pertemuan lembaga-lembaga membahas hal yang strategis
untuk meningkatkan kebermanfaatan KM-ITB secara luas. Massa kampus membutuhkan
kabinet KM-ITB yang dapat menjadi inisiator, dinamisator dan koordinator kehidupan kampus.