Anda di halaman 1dari 2

Memaknai Ramadhan

sebagai lembaga Madrasah Mutamayyizah


Oleh : Akhmad Buhaiti, M.SI.
Staf Kantor kementerian Agama Kab. Tasikmalaya
Shalat lima waktu, jumat ke jumat, dan Ramadhan ke
Ramadhan akan menjadi kifarat dosa selama menjauhi dosadosa besar (HR Muslim)
Sungguh merupakan kenikmatan yang luar biasa, karena kita berada di bulan
Ramadhan (1432 H). Ramadhan merupakan bulan istimewa, karena didalamnya
terkandung berbagai kemuliaan dan keberkahan. Salah satu amalan yang menjadi tradisi
dan kekhasan ramadhan adalah iktikaf. Yaitu berdiam diri di masjid dalam waktu tertentu
untuk mencari ridha Allah.
Ibadah puasa merupakan sarana latihan untuk pengembangan diri. Yusuf alQardhawi dalam bukunya Fiqh al-Shiam. Memandang puasa Ramadhan sebagai lembaga
par-excellent (madrasah mutamayyizah) yang dibuka oleh Allah SWT setiap tahun. Siapa
yang mendaftar dan mengikuti perkuliahan dengan baik sesuai dengan petunjuk islam ia
akan lulus ujian dengan predikat sukses besar. Karena, tidak ada keuntungan yang lebbih
besar ketimbang meraih ampunan Allah dan bebas dari siksa neraka.
Di antara hikmah paling penting ibadah puasa, kata al-Qaradhawi adalah
pencucian atau peningkatan kualitas diri (tazkiyat al-nafs). Dalam pemikiran Islam, jiwa
atau mental (al-nafs) memiliki empat tingkatan, yaitu pertama mental tumbuh-tumbuhan
(nafs al-nabt), ke-dua mental binatang (nafs al-hayawan), ke-tiga jiwa manusia (nafs alinsan) dan ke-empat jiwa malaikat (nafs al-malakut). Manusia sesuai dengan hakikatnya
harus mampuh mentransformasi diri dan memiliki semangat serta jiwa dari yang paling
rendah ke jiwa yang paling tinggi dalam arti peningkatan kualitas diri dengan semangat
kebenaran (tahaqquq) dan pengabdian (taabbud) yang tinggi kepada Allah SWT.
Memaknai iktikaf dan hikmah Ramadhan bagi kalangan pendidik merupakan nilai
eksistensi dan konsistensi diri dalam melaksanakan tugasnya. Guru harus mampu
membuktikan dan meningkatkan keprofesionalannya, dengan Ramadhan seorang guru
akan mendapatkan spirit yang lebih untuk menjalankan tugasnya. Bukan malah menjadi
alasan untuk meninggalkan profesinya.
Bulan Ramadhan, menjadi bulan latihan untuk mengendalikan diri dari ucapan,
hawa nafsu dan perbuatan yang tidak ada manfaatnya. Dengan demikian, seluruh waktunya
hanya dipergunakan untuk taqarrub kepada Allah SWT dan ia memaksimalkan waktunya
untuk memberikan manfaat yang optimal bagi sesama manusia.
Karena itu Madrasah Mutamayyizah harus kita maksimalkan untuk dijadikan
sarana pembelajaran dalam membentuk karakter anak dan karakter masyarakat yang
berakhlak. Menurut Ghazali, perbaikan akhlak hanya dapat dilakukan dengan metode
penyembuhan terbalik (bi thariqat al-aks) artinya penyakit akhlak hanya bisa
disembuhkan dengan lawannya. Sifat bodoh dilawan dengan ilmu, kikir dengan dermawan.
sombong dengan rendah hati. dusta dengan jujut. dan lainnya. Bertolak dari konsep ini
maka Madrasah Mutamayyizah dapat dijadikan sarana dan alat operasi serta alat deteksi

oleh guru untuk mengoperasi kebathinan murid untuk mewujudkan ketercapaian tujuan
pembelajaran dalam satu tahun ajaran.
Semoga

semua

bisa

memanfaatkan

momentum

Ramadhan

ini

untuk

memperbanyak pengabdian. Ingatlah, ketika detik-detik Ramadhan tahun lalu akan


berakhir, para malaikat bersedih dan meminta supaya satu tahun semua bulannya adalah
Ramadhan. Kini, ketika Ramadhan kembali menyapa, tentu mereka, para malaikat dan
semesta alam akan merasa haru dan bahagia menyambutnya. oleh karenanya mari kita
siapkan untuk menata hati dan meningkatkan kompetensi dalam melaksanakan pengabdian
sesuai dengan kapasitas kita selaku hamba-Nya.
Waallohu alam Bisshawab.

Anda mungkin juga menyukai