Ip Hard
Ip Hard
DI SUSUN OLEH :
1. ZULFIKAR ALI ABDUL AZIZ ATTAMIMI
(1511414080)
2. MOCH ILHAM MAULANA
(1511414050)
PENGERTIAN FILSAFAAT
Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala
sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam
memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara Pendekatan
yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan
dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping menggunakan metode- metode
ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu
obyek, misalnya filsafat idelisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan mewarnai
pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan yang
dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan yang di
kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori- teori dan
pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu
berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang
dianutnya.
7.
Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan
oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentukbentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Dengan kata lain filsafat
pendidikan adalah petunjuk, sedangkan teori pendidikan adalah sesuatu yang
melaksanakan petunjuk. sobat silahkan copas artikel di atas, semoga tugasnya di terima
dosen nyaaa.
JENIS FILSAFAT PENDIDIKAN
1. FILSAFAT PENDIDIKAN NATURALISME
PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT NATURALISME TERHADAP PENDIDIKAN
Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme di bidang
pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam.
Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya
dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu
pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi
pekerti dan intelek. Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau
belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana[4].
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari
seorang anak adalah kedua orang tuanya[5]. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut
paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan.
Sekolah merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena
belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan
pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang
guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang
diperkenalkan Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul Ilmu
Pengetahuan Apa yang Paling Berharga?. Kelima tujuan itu adalah (1) Pemeliharaan
diri; (2) Mengamankan kebutuhan hidup; (3) Meningkatkan anak didik; (4) Memelihara
hubungan sosial dan politik; (5) Menikmati waktu luang.
Spencer juga menjelaskan tujuh prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme,
adalah (1) Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam; (2) Proses pendidikan harus
menyenangkan bagi anak didik; (3) Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari
aktivitas anak; (4) Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam
pendidikan; (5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus
otak; (6) Praktik mengajar adalah seni menunda; (7) Metode instruksi dalam mendidik
menggunakan cara induktif; (Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat
melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara
simpatik[6].
KESIMPULAN
Aliran filsafat naturalisme memandang bahwa manusia diciptakan agar dapat belajar dan
berpikir untuk kembali kepada penciptaNya, dalam hal ini implikasi di dunia nyata
bahwa proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip keTuhanan.
Implikasi di bidang pendidikan terhadap aliran filsafat naturalisme memandang bahwa
sekolah merupakan hal utama yang akan mengembangkan proses belajar tiap peserta
didik untuk dapat menemukan dan mengembangkan kepribadiannya dengan
memperhatikan karakteristik dan perkembangan alam yang ada.
Pendidikan yang teratur adalah yang bersandar pada perkembangan ilmu pengetahuan atau ilmu
pendidikan. Ilmu ini tidak boleh berdiri sendiri; ada saling hubugan dengan pengetahuan lain.
Ilmu harus berfungsi sebagai pelengkap sempurnanya mutu pendidikan dan pembangunan
karakter kebangsaan yang kuat.
Dalam menyelenggarakan pengajaran dan didikan kepada rakyat, Ki Hajar menganjurkan agar
kita tetap memperhatikan ilmu jiwa (psyhologie), ilmu jasmani, ilmu keadaban dan kesopanan
(etika dan moral), ilmu estetika, dan menerapkan cara-cara pendidikan yang membangun
karakter.
Seorang pendidik yang baik, kata Ki Hajar Dewantara, harus tahu bagaimana cara mengajar,
memahami karakter peserta didik dan mengerti tujuan pengajaran. Agar dapat mewujudkan hasil
didikan yang mempunyai pengetahuan yang mumpuni secara intelektuil maupun budi pekerti
serta semangat membangun bangsa.
Relevansi ajaran Ki Hajar Dewantara
Pendidikan nasional saat ini memiliki segudang persoalan, mulai dari wajah pendidikan yang
berwatak pasar yang menyebabkan hilangnya daya kritis tenaga didik terhadap persoalan
bangsanya hingga pemosisian lembaga pendidikan sebagai sarana menaikan starata sosial dan
ajang mencari ijazah belaka.
Peranan pendidikan, yang sejatinya untuk pembangunan bangsa, telah didisorientasikan oleh
kekuasaan guna kepentingan kapital semata. Di sini, pendidikan tak lebih dari alat akumulasi
keuntungan.
Disamping itu, kandungan pendidikan dan pengajaran sekarang ini tidak memuat nilai-nilai
kebangsaan. Pendidikan sekarang hanya melahirkan Sikap individualisme, hedonisme dan
hilangnya jiwa merdeka. Hasil pendidikan seperti ini tidak dapat diharapkan membangunan
kehidupan bangsa dan negara bermartabat.
Di sinilah relevansi pemikiran Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan: mencerdaskan
kehidupan bangsa hanya mungkin diwujudkan dengan pendidikan yang memerdekakan dan
membentuk karakter kemanusian yang cerdas dan beradab. Oleh karena itu, konsepsi pendidikan
Ki Hajar Dewantara dapat menjadi salah satu solusi membangun kembali pendidikan dan
kebudayaan nasional yang telah diporak-porandakan oleh kepentingan kekuasan dan
neoliberalisme.
KONSEP PENDIDIKAN OLEH MUH-SYAFEI