Anda di halaman 1dari 6

Sejarah Perkembangan Epidemiologi (Pendahuluan)

Dari catatan sejarah yang terkumpul menunjukkan bahwa epidemiologi


merupakan ilmu yang telah dikenal sejak zaman dahulu bahkan berkembang
bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan satu
dengan yang lain. Misalnya, studi epidemiologi bertujuan mengungkapkan
penyebab suatu penyakit atau program pencegahan dan pemberantasan
penyakit yang membutuhkan pengetahuan ilmu kedokteran seperti:
1. Ilmu faal
2. Biokimia
3. Psikologi
4. Mikrobiologi, dan
5. Genetika
Hasil yang diperoleh dari studi epidemiologi dapat digunakan untuk
menentukan pengobatan suatu penyakit, melakukan pencegahan, atau
meramalkan hasil pengobatan.
Perbedaan antara ilmu kedokteran dan epidemiologi terletak pada
penanganan masalah kesehatan. Ilmu kedokteran lebih menekankan
pelayanan kasus demi kasus, sedangkan epidemiologi lebih menekankan
pada kelompok individu. Oleh karena itu, pada epidemiologi, selain
membutuhkan ilmu kedokteran juga membutuhkan disiplin ilmu, seperti:
1. Demograf
2. Sosiologi
3. Antropologi
4. Geologi
5. Lingkungan Fisik
6. Ekonomi
7. Budaya, dan
8. Statistika
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa epidemiologi merpuakan ilmu yang
kompleks. Walaupun epidemiologi telah dikenal dan dilaksanakan sejak zaman
dahulu, tetapi dalam perkebangannya mengalami banyak hambatan hingga baru
pada beberapa dasawarsa terakhir epidemiologi diakui sebagai suatu disiplin
ilmu.

Salah satu penyebab hambatan tersebut adalah belum semua ahli bidang
kedokteran pada saat itu setuju dengan metode yang digunakan dalam
epidemiologi.
Hal ini disebabkan adanya pebedaan paradigma dalam menangani
masalah kesehatan antara ahli pengobatan dan metode epidemiologi, terutama
pada masa berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.
Keberhasilan menembus paradigma terseut berkat perjuangan yang gigih
dari para sarjana seperti Hippocrates, John Graunt, John Snow, William Farr,
Robert Kech, James Lind, Lord Kelvin, dan Franis Galton.
Para sarjana itu telah meletakkan konsep epidemiologi yang masih berlaku
hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut adalah:
1. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian penyakit
2. Penggunaan data kuantitatif dan statistik
3. Penularan penyakit, dan
4. Eksperimen pada manusia
Pengertian Epidemiologi
Pengertian epidemologi dapat ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan
tujuan masing-masing, yaitu:
1. Aspek akademik
2. Aspek praktis
3. Aspek klinis
4. Aspek administratif
Aspek Akademik
Secara akademik, epidemiologi berarti analisis data kesehatan, sosial ekonomi
dan kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifkasi dan interpretasi
perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi di
masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
Aspek Praktis
Ditinjau dari segi praktis, epidemiologi merupakan ilmu yng ditujukan pada
upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu, kelompok,
atau masyarakat umum.
Dalam hal ini, penyabab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi
diutamakan pada cara penularan, infektivitas, menghindarkan agen yang diduga
sebagai penyebab, toksin atau lingkungan, dan membentuk kekebalan untuk
menjami kesehatan masyarakat. Misalnya:

1. Ditemukannya efek samping obat iodokloronquin yang serius di Jepang,


walaupun saat itu mekanismenya belum diketahui dengan jelas dan di
Indonesia belum ditemukan efek samping tersebut, tetapi pemerintah
Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah melarang beredarnya obat
tersebut. Hal ini dimaksudka n untuk mencegah penyebaran efek samping
obat tersebut masuk ke Indonesia.
2. Acquired Immunodefciency Syndrome (AIDS), walaupun cara
perlindungan cara perlindungan dan pengobatan belum diketahui, tetapi
telah dilakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran penyakit
tersebut, misalnya harus ada keterangan bebas AIDS untuk dapat
memasuki suatu negara, screening pada donor darah, pengawasan
terhadap homoseks dan lain-lain.
Aspek Klinis
Ditinjau dari Aspek Klinis, epidemiologi berarti sebuah usaha untuk mendeteksi
secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau
laboratoris pada awal kejadian luar biasa atau timbulnya penyakit baru seperti,
karsioma vagina pada gadis remaja atau AIDS yang awalnya ditemukan secara
klinis.
Aspek Administratif
Epidemiologi secara administratif berarti suatu usaha untuk mengetahui status
kesehatan masyarakat disuatu wilayah atau negara agar dapat diberikan
pelayanan kesehatan yang efektif dan efsien sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Usaha ini membutuhkan data tentang pengalaman petugas
kesehatan setempat, data populasi dan data tentang pemanfaatan sarana
pelayanan kesehatan oleh masyarakat.

Cara Penularan Penyakit


Penyakit menular yang merupakan hasil dari interaksi antara agent, host, dan
environment , dalam prosesnya, melibatkan enam faktor yang penting (sering
disebut sebagai rantai penularan), yaitu:
1. Agent ( penyebab)
2. Reservoir dari agent (penyebab)
3. Portal dari agent untuk meninggalkan host
4. Cara penularan (transmisi) dari agent ke host baru
5. Portal dari agent masuk ke host yang baru
6. Kerentanan host.

Rantai penularan dari tiap-tiap penyakit perlu diketahui untuk mengidentifkasi


upaya-upaya pemberantasan yang tepat.
1. Agent ( penyebab) Terdapat enam kategori dari penyebab biologi, yaitu:
a. Protozoa
b. Metazoa
c. Bakteri
d. Virus
e. Jamur
f. Riketsia
Dalam menimbulkan penyakit, faktor-faktor diatas tersebut tergantung pada:
kemampuan agent (penyebab) tersebut untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya diluar tubuh manusia, selain itu tergantung juga pada virulensinya.
Patogenitas dari Penyebab (agent) tersebut diatas sangat bervariasi terlihat dari
kemampuannya untuk menimbulkan tanda dan gejala klinis. Ada yang tidak
menimbulkan gejala, disebut inapparent infection, yang menimbulkan gejala
adalah apparent infection.
Faktor atau organisme tersebut diatas dapat menyerang host dengan cara:
-

Proses invasi langsung, misalnya oleh staflokokus

Pembuatan toksin yang dapat meracuni manusia, misalnya oleh Cl. Tetani.

Menimbulkan hipersentivitas, misalnya oleh jamur-jamur tertentu.

2. Reservoir dari penyebab (agent)


Adalah habitat normal dimana agent penyakit menular hidup, tumbuh, dan
berkembang-biak. Habitat ini dapat berupa manusia, hewan, dan juga
lingkungan.
a. Reservoir
Manusia Terdapat dua kategori reservoir manusia, yaitu:
1) Kasus akut dengan gejala klinis. Kategori ini lebih jarang menyebabkan
penularan karena biasanya cepat terdeteksi dan selanjutnya mendapat
pengobatan, dan juga orang-orang di sekitar kasus tersebut biasanya
waspada akan bahaya.
2) Carrier cases, adalah orang-orang yang menderita infeksi tertentu,
tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala klinis. Kategori ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a) Carrier dengan inapparent infections.

Kasus-kasus ini tidak menunjukkan tanda maupun gejala klinis. Hal ini
terjadi pada banyak kasus dan pada banyak penyakit menular. Suatu
penelitian epidemiologi menemukan bahwa dari 100 kasus dengan infeksi
poliomyelitis, satu orang akan berkembang menjadi kasus polio dengan
kelumpuhan, empat orang akan menjadi nonparalitik polio, dan 95 kasus
lainnya tetap tanpa diserta gejala klinis.
b) Incubatory carrier.
Adalah kasus-kasus yang mampu menularkan penyakit sebelum
munculnya tanda dan gejala klinis dari penyakit tersebut. Darah dari
orang yang terinfeksi hepatitis B sudah infeksius selama 3 bulan sebelum
timbulnya gejala ikterik (kuning).
c) Convalescent carrier Adalah kasus-kasus yang setelah mengalami
infeksi akut, tetap dapat menularkan penyakit selama dan setelah mereka
menjadi sehat. Penggunaan obat yang tidak adekuat pada penderita
salmonelosis dapat menyebabkan penderita tersebut menjadi carrier.
d) Chronic carrier. Adalah kasus-kasus yang berlanjut infeksius selama 1
tahun atau lebih. Keadaan ini terdapat pada penyakit-penyakit tifus,
hepatitis virus, shigollosis, dll. Persentasi dari kasus yang menjadi karier
kronik hanya sedikit.
. Reservoir binatang Yang penting atau perlu diperhatikan adalah binatang
peliharaan atau yang berada di sekitar manusia.
c. Reservoir lingkungan Terdiri dari tanaman, tanah, dan air. Kebanyakan
dari jamur mempunyai reservoir tanah.
3. Portal dari agent untuk meninggalkan host
a. Saluran pernafasan, misalnya mycobacteri tuberculosis
b. Saluran makanan, misalnya salmonella typhus
c. Sistem genito-urinarius, misalnya M. gonococcus
d. Kulit:
- Melalui lesi pada kulit, misalnya pada cacar air.
- Percutaneous, melalui gigitan serangan
e. Transplasental, misalnya hepatitis B, rubella, dll.
4. Cara penularan dari agent ke host baru
Dibedakan secara langsung dan tak langsung. a. Secara langsung
Merupakan penularan yang langsung, yaitu secara kontak atau secara
droplet spred. Peran dari kontak pada penularan secara langsung ini
dapat dilihat pada penyebaran penyakit kelamin dan penyakit enteric

(person to person). Pada penyakit saluran pernafasan, penyebaran


secara langsung biasanya melalui bersin, batuk, berbicara dengan
penderita.
b. Secara tidak langsung Dapat terjadi melalui mekanisme yang melibatkan
benda hidup maupun benda tak hidup. Dikategorikan sebagai berikut:
1) Vehicle-borne Meliputi air, makanan, susu, serum, plasma, dll yang
berfungsi sebagai perantara transmisi dan masuknya agent ke dalam host.
2) Vector-borne
- Bersifat mekanik, yang tidak memerlukan pengembangbiakan dan
perkembangan dari agent dalam mata rantai penularan, misalnya E. histolytica.
c. Bersifat biologik, yang memerlukan proses berkembang-biak dan tumbuh
dalam proses penularan misalnya F. vivax.
3) Air-borne Biasanya melalui partikel debu, terdapat pada kebanyakan
penularan penyakit saluran pernafasan.
5. Portal dari agent masuk ke host yang baru Mekanisme yang terjadi adalah
seperti pada mekanisme agent meninggalkan host.
6. Kerentanan host Kerentanan host tergantung pada faktor genetika. Faktor
ketahanan tubuh secara umum, dan imunitas spesifk yang didapat. Faktor
ketahanan tubuh yang penting adalah yang berhubungan dengan kulit,
selaput lendir, keasaman lambung, silia pada saluran pernafasan, dan refleksi
batuk. Faktor-faktor yang meningkatkan kerentanan adalah malnutrisi, bila
menderita penyakit lain, depresi system imunologi yang dapat terjadi pada
pengobatan penyakit lain (misalnya pada kanker, AIDS, dll).

Anda mungkin juga menyukai

  • Jurnal
    Jurnal
    Dokumen8 halaman
    Jurnal
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Tabulasi Data
    Tabulasi Data
    Dokumen44 halaman
    Tabulasi Data
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Zia 2016
    Zia 2016
    Dokumen111 halaman
    Zia 2016
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Zia 2016
    Zia 2016
    Dokumen111 halaman
    Zia 2016
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Profil SD Negeri Mappala Kota Makassar
    Profil SD Negeri Mappala Kota Makassar
    Dokumen4 halaman
    Profil SD Negeri Mappala Kota Makassar
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Zia 2016
    Zia 2016
    Dokumen111 halaman
    Zia 2016
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Cheese + Cake
    Cheese + Cake
    Dokumen5 halaman
    Cheese + Cake
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Data Mentah
    Lampiran Data Mentah
    Dokumen2 halaman
    Lampiran Data Mentah
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Isi Skripsi Yang Tidak Jadi Diambil
    Isi Skripsi Yang Tidak Jadi Diambil
    Dokumen1 halaman
    Isi Skripsi Yang Tidak Jadi Diambil
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Reincarnation
    Reincarnation
    Dokumen1 halaman
    Reincarnation
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Reincarnation
    Reincarnation
    Dokumen1 halaman
    Reincarnation
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Dupak Syafur 2016
    Dupak Syafur 2016
    Dokumen94 halaman
    Dupak Syafur 2016
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • DUPAK LOUISA
    DUPAK LOUISA
    Dokumen73 halaman
    DUPAK LOUISA
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Reincarnation
    Reincarnation
    Dokumen1 halaman
    Reincarnation
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Donation Form
    Donation Form
    Dokumen2 halaman
    Donation Form
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • KT PNGNTR
    KT PNGNTR
    Dokumen3 halaman
    KT PNGNTR
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Pak Syam
    Pak Syam
    Dokumen3 halaman
    Pak Syam
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Dupak Syafur 2016
    Dupak Syafur 2016
    Dokumen94 halaman
    Dupak Syafur 2016
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Pak Syam
    Pak Syam
    Dokumen3 halaman
    Pak Syam
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Kelompok 16
    Jawaban Kelompok 16
    Dokumen4 halaman
    Jawaban Kelompok 16
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Asmara di Tongkonan
    Asmara di Tongkonan
    Dokumen29 halaman
    Asmara di Tongkonan
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Lebih Dari 4 Tahun Bersama EXO
    Lebih Dari 4 Tahun Bersama EXO
    Dokumen4 halaman
    Lebih Dari 4 Tahun Bersama EXO
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Makalah SBD
    Makalah SBD
    Dokumen8 halaman
    Makalah SBD
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus
    Contoh Kasus
    Dokumen3 halaman
    Contoh Kasus
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Aurel 1
    Aurel 1
    Dokumen32 halaman
    Aurel 1
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Kti Bahasa Ayu
    Kti Bahasa Ayu
    Dokumen28 halaman
    Kti Bahasa Ayu
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Seminar 1 & 2
    Seminar 1 & 2
    Dokumen14 halaman
    Seminar 1 & 2
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Bakteri
    Bakteri
    Dokumen21 halaman
    Bakteri
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Kinerja 2010 Anita
    Penilaian Kinerja 2010 Anita
    Dokumen17 halaman
    Penilaian Kinerja 2010 Anita
    Afika Indah Pratiwi
    Belum ada peringkat