Anda di halaman 1dari 37

BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor
listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor-motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk
menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manusia dalam menjalankan pekerjaannya
sehari-hari, terutama dalam bidang perindustrian. Motor listrik memiliki beberapa klarifikasi
berdasarkan pasokan input, konstruksi dan mekanisme operasi. Motor listrik yang digunakan
di industry yaitu motor induksi. Motor induksi itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu , satu
fasa dan tiga fasa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah

Bab II
Pembahasan
Motor Listrik Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi
medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus
stator.Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor listrik terbagi menjadi 2 yaitu motor induksi satu fasa dan
dua fasa.
2.1 Motor induksi satu fasa
Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna
sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya. Sebagian besar alat
industri menggunakan tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya, dan di berbagai
perindustrian banyak menggunakan mesin-mesin dengan penggerak utamanya adalah Motor
AC Phasa Satu. Yang mana pada umumnya digunakan pada mesin produksi seperti mesin
bubut, mesin bor, dan sebagainya. Faktor yang menyebabkan hal tersebut karena motor
induksi memiliki beberapa kelebihan antara lain: harga lebih murah, mudah dalam perawatan,
konstruksi sederhana, tetapi motor induksi juga memiliki kekurangan antara lain: motor
induksi memiliki nilai slip (perbedaan kecepatan putar medan stator terhadap kecepatan
medan rotor) yang sangat besar, dan motor induksi sulit dalam pengendalian kecepatan
putarnya. Motor induksi 1 fasa. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator beroperasi
dengan pasokan daya satu fasa, memiliki sebuah rotor sangkar tupai dan memerlukan sebuah
alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan
pengering pakaian dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
2.1.1 Stator
Stator terdiri dari beberapa laminasi tipis aluminium atau besi cor.
Mereka meninju dan dijepit bersama untuk membentuk sebuah silinder berongga (inti
stator) dengan slot seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Bentuk Fisik Dari Stator Biasa


Gulungan kawat berisolasi yang dimasukkan ke dalam slot. Setiap pengelompokan
gulungan, bersama-sama dengan mengelilingi inti itu, bentuk-bentuk elektromagnet (Kutub
sepasang) pada sisi AC pasokan. Jumlah kutub motor induksi AC tergantung pada sambungan
internal gulungan stator. Gulungan stator terhubung langsung ke sumber daya. Internal
mereka terhubung sedemikian cara, bahwa pada pasokan menerapkan AC, berputar magnetik
lapangan dibuat.
2.1.2 Rotor
Rotor terdiri dari laminasi baja beberapa tipis dengan bar merata spasi, yang terdiri
dari aluminium atau tembaga, di sepanjang pinggiran. Dalam kebanyakan popular jenis rotor
(rotor kandang tupai), bar ini tersambung pada ujung yang mekanis dan elektrik dengan
penggunaan cincin. Hampir 90% dari motor induksi memiliki rotor sangkar tupai. Hal ini
karena kandang tupai rotor memiliki konstruksi sederhana dan kasar. Rotor terdiri dari inti
dilaminasi silinder dengan secara aksial ditempatkan parallel slot untuk membawa konduktor.
Setiap slot membawa tembaga, aluminium, atau berpaduan. Ini rotor bar secara permanen
hubung pendek pada kedua ujungnya dengan cara berdering akhir, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2. Ini total perakitan menyerupai tampilan kandang tupai, yang memberikan
nama rotor nya. Slot rotor tidak persis sejajar dengan poros. Sebaliknya, mereka diberi miring
karena dua alasan utama. Alasan pertama adalah membuat motor berjalan dengan tenang
magnetik mengurangi hum dan mengurangi slot harmonisa. Alasan kedua adalah untuk
membantu mengurangi kecenderungan penguncian dari rotor. Gigi rotor cenderung tetap
terkunci di bawah gigi stator karena langsung atraksi magnetik antara keduanya. Hal ini
terjadi ketika jumlah gigi stator adalah sama dengan jumlah gigi rotor. Rotor sudah terpasang
pada poros dengan menggunakan bantalan pada setiap akhir; salah satu ujung poros biasanya
terus lagi daripada yang lainnya untuk mengemudi beban. Beberapa motor mungkin memiliki

poros aksesori di ujung non-driving untuk mounting kecepatan atau posisi penginderaan
perangkat. Antara stator dan rotor, terdapat celah udara, melalui yang karena induksi, energi
tersebut dipindahkan dari stator ke rotor. Pasukan torsi yang dihasilkan rotor dan kemudian
beban berputar. Apapun jenis dari rotor yang digunakan, prinsip yang digunakan untuk rotasi
tetap sama.
2.1.3 Jenis-jenis Motor Satu Phasa
Berbagai jenis motor fase tunggal dibedakan oleh cara-cara yang mereka mulai.
Dibawah ini dalah jenis-jenis dari motor satu phasa sesuai dengan cara mereka mulai :
2.1.3.1 Motor Split Phase (Motor Fase Sebelah)
Motor fase belah terdiri atas dua kumparan stator yaitu kumparan utama dan
kumparan bantu. Antara kumparan utama dan kumparan bantu berbeda arus 90 derajat listrik
Dibawah ini adalah gambar dari motor fase sebelah :

Gambar 3 Motor Fase Sebelah


Motor split-tahap ini juga dikenal sebagai induksi start / jalankan motor induksi. Ia memiliki
dua gulungan: memulai dan berliku utama. Awal berliku dibuat dengan lebih kecil kabel
mengukur dan ternyata lebih sedikit, relatif terhadap utama berliku untuk menciptakan lebih
banyak perlawanan, sehingga menempatkan memulai berkelok-kelok lapangan pada sudut
yang berbeda dibandingkan dengan utama belitan yang menyebabkan motor mulai berputar.
Itu utama berkelok-kelok, yang merupakan kawat berat, menjaga motor menjalankan sisa
waktu. Dibawah ini adalah gambar dari rangkaian motor fase sebelah :

Gambar 4 Rangkaian Motor Fase Sebelah


Torsi mulai rendah, biasanya 100% menjadi 175% dari rate torsi. Motor menarik
tinggi mulai saat ini, sekitar 700% menjadi 1.000% dari nilai arus. Itu torsi maksimum yang
dihasilkan berkisar dari 250% sampai 350% dari torsi rate (lihat Gambar 9 untuk torsikecepatan kurva). Baik untuk aplikasi motor split-fase termasuk kecil penggiling, kipas kecil
dan blower dan rendah lainnya mulai torsi aplikasi dengan kebutuhan daya dari 1 / 201 / 3 hp.
Hindari menggunakan jenis motor di setiap aplikasi membutuhkan tinggi pada / siklus harga
off atau torsi tinggi.
2.1.3.2 Motor Capasitor (Motor Kapasitor)
Ini adalah motor split-fasa diubah dengan kapasitor diseri dengan mulai
berkelokkelok untuk memberikan memulai "mendorong." Seperti motor fase-split, motor
kapasitor mulai juga memiliki saklar sentrifugal yang memutus hubungan mulai berliku dan
kapasitor ketika motor mencapai sekitar 75% dari nilai kecepatan. Karena kapasitor berada
dalam seri dengan sirkuit mulai, itu menciptakan torsi lebih awal, biasanya 200% sampai
400% dari rate torsi. Dan, saat ini mulai biasanya 450% menjadi 575% dari, saat ini dinilai
jauh lebih rendah daripada fase-split karena kabel yang lebih besar pada sirkuit mulai. Lihat
Gambar 7 untuk kurva torsi-kecepatan. Sebuah versi modifikasi motor mulai kapasitor adalah
resistensi mulai motor. Dalam tipe motor, mulai kapasitor digantikan oleh resistor.
Perlawanan mulai motor digunakan dalam aplikasi mana torsi mulai kebutuhan kurang dari
yang diberikan oleh kapasitor mulai motor. Selain biaya, motor ini tidak menawarkan
keuntungan yang besar atas motor mulai kapasitor.

Gambar 5 Rangkaian Motor Kapsitor Biasa


Mereka digunakan dalam berbagai aplikasi belt-drive seperti konveyor kecil, blower
besar dan pompa, serta sebagai banyak drive atau diarahkan langsung-aplikasi.
2.1.3.3 Motor Kapasitor Permanen
Sebuah kapasitor split permanen (PSC) motor jenis menjalankan permanen kapasitor
dihubungkan secara seri dengan mulai berliku-liku. Hal ini membuat seorang pembantu mulai
berliku berliku setelah motor mencapai kecepatan berjalan. Karena kapasitor dijalankan harus
dirancang untuk terus menerus digunakan, tidak dapat memberikan dorongan mulai dari awal
kapasitor. Torsi mulai khas dari PSC motor rendah, dari 30% sampai 150% dari torsi rate.
motor PSC telah rendah mulai saat ini, biasanya kurang dari 200% dari nilai arus, membuat
mereka sangat baik untuk aplikasi dengan tempat tinggi / off siklus harga. Lihat Gambar 6
untuk kurva torsi-kecepatan. Motor PSC memiliki beberapa keunggulan. Motor desain
dengan mudah dapat diubah untuk digunakan dengan pengendali kecepatan. Mereka juga
dapat didesain untuk efisiensi optimum dan High-Power Factor (PF) pada beban nilai.
Mereka dianggap paling dapat diandalkan fasetunggal motor, terutama karena tidak beralih
mulai sentrifugal adalah diperlukan.
Dibawah ini adalah gambar rangkaian motor kapasitor permanaen/tetap, yaitu :

Gambar 6 Rangkaian Motor Permanen / Tetap

Tetap split-kapasitor motor memiliki berbagai aplikasi tergantung pada desain. Ini
termasuk fans, blower dengan kebutuhan rendah dan torsi mulai terputus-putus bersepeda
menggunakan, seperti penyesuaian mekanisme, gerbang operator dan pembuka pintu garasi.
2.1.3.4 Motor Capasitor Star/Run
Motor ini memiliki kapasitor mulai ketik seri dengan bantu berliku seperti motor
mulai kapasitor untuk tinggi mulai torsi. Seperti motor PSC itu, juga memiliki tipe
menjalankan kapasitor yang ada di seri dengan tambahan berliku setelah kapasitor mulai
diaktifkan keluar dari sirkuit. Ini memungkinkan torsi overload tinggi.

Gambar 7 Rangkaian Motor Kapasitor Star dan Run


Jenis motor dapat dirancang untuk menurunkan beban penuh arus dan efisiensi
yang lebih tinggi (lihat Gambar 9 untuk torquespeed kurva). motor ini mahal karena untuk
memulai dan menjalankan kapasitor, dan saklar sentrifugal. Hal ini dapat menangani aplikasi
terlalu menuntut untuk lain jenis motor fase tunggal. Ini termasuk woodworking mesin,
kompresor udara, tekanan tinggi pompa air, pompa vakum dan torsi tinggi lainnya aplikasi
yang memerlukan 1-10 hp.
2.1.3.5 Shaded Pole Motor (Motor Bayangan Kutub)
Bayang-kutub motor hanya memiliki satu berliku utama dan tidak mulai berliku.
Memulai adalah dengan cara desain yang cincin loop tembaga kontinu di sebagian kecil dari
masing-masing kutub motor. Ini "warna" yang sebagian kutub, menyebabkan medan magnet
di daerah diarsir ketinggalan di belakang lapangan di daerah unshaded. Itu reaksi dari dua
bidang mendapatkan poros berputar. Karena motor berbayang-tiang tidak memiliki awal yang
berkelok-kelok, mulai beralih atau kapasitor, itu adalah elektrik sederhana dan murah. Juga,
kecepatan dapat dikendalikan hanya dengan memvariasikan tegangan, atau melalui multi-tap

berliku. Mekanis, pembangunan berbayang-kutub motor memungkinkan tinggi volume


produksi. Bahkan, ini biasanya dianggap sebagai "sekali pakai" motor, yang berarti mereka
jauh lebih murah untuk menggantikan daripada perbaikan. Di bawah ini adalah gambar
rangkaian dari shaded pole motor, yaitu :

Gambar 8 Rangkaian Shaded Pole Motor


Motor berbayang-kutub memiliki banyak fitur yang positif tetapi juga memiliki
beberapa kelemahan. Ini rendah mulai torsi biasanya 25% sampai 75% dari nilai torsi. Hal ini
motor slip tinggi dengan kecepatan berjalan 7% sampai 10% di bawah kecepatan sinkron.
Secara umum, efisiensi motor jenis ini sangat rendah (di bawah 20%). Setelan biaya rendah
awal motor berbayang-tiang untuk rendah daya kuda atau aplikasi tugas ringan. Mungkin
terbesar mereka digunakan adalah multi-kecepatan kipas untuk penggunaan rumah tangga.
Tapi torsi rendah, efisiensi rendah dan kurang kokoh mekanik fitur membuat motor
berbayang-kutub tidak praktis untuk sebagian besar industri atau komersial penggunaan, di
mana tingkat yang lebih tinggi atau siklus tugas kontinu norma.
Dibawah ini adalah gambar perbandingan antara motor motor satu fasa sesusai
dari cara kerjanya, yaitu :

Gambar 9 Kurva Perbandingan Motor motor Satu Fasa

2.2

Motor Induksi Tiga Fasa


Sebuah motor induksi tiga fasa memiliki konstruksi yang hampir sama dengan motor

listrik jenis lainnya. Pada dasarnya terdiri atas dua bagian, yaitu stator, adalah bagian dari
motor yang tidak bergerak ( tidak berputar ) dan rotor, bagian dari motor yang bergerak.
Rotor letaknya terpisahkan dari stator dengan adanya celah udara ( gap ) yang besarnya dari
0,4 mm sampai 4 mm, tergantung pada daya motor tersebut. Motor induksi tiga fasa, Medan
magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut
memiliki kemampuan daya yang tinggi jenis rotor sangkar tupai atau rotor lilitan dan
penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70 % motor di industri menggunakan jenis ini
sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik dan grinder. Tersedia dalam
ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.
Karakteristik dari motor induksi, yaitu:

Kecepatan Konstan

Lebih murah dibandingkan motor DC

Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua dari tiga line utama pada motor

Sederhana, kuat, dan kontruksinya kuat


Penampang potongan motor induksi tiga phasa ditunjukkan pada Gambar 3

Gambar 10 Potongan Motor Induksi

Bentuk fisik gambaran motor induksi 3-fasa .

Gambar 11 Bentuk Fisik

Gambar 12 penerapan motor induksi di dunia industry


Data-data motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang berhubungan
dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama (name plate) motor induksi. Contoh
data yang ditampilkan pada plat nama motor induksi ini diperlihatkan pada gambar 4

Gambar 13 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi


2.2.1 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa
Sebuah motor induksi tiga fasa memiliki konstruksi yang hampir sama dengan motor
listrik jenis lainnya. Motor ini memiliki dua bagian utama, yaitu stator yang merupakan
bagian yang diam, dan rotor sebagai bagian yang berputar sebagaimana diperlihatkan pada
gambar 2.1. Antara bagian stator dan rotor dipisahkan oleh celah udara yang sempit, dengan
jarak berkisar dari 0,4 mm sampai 4 mm.

Gambar 14 Penampang Stator dan Rotor Motor Induksi Tiga Fasa


2.2.2 Stator pada motor induksi tiga fasa
Stator adalah bagian dari motor yang tidak bergerak ( tidak berputar ) dan terdiri dari
beberapa bagian. Penampang dari stator motor induksi sangkar bajing ditunjukkan pada
Gambar 15

(a)

(b)

(c)
Gambar 15 Stator Motor Induksi

(a). lempengan inti


(b). tumpukan inti dengan kertas isolasi pada beberapa alurnya
(c). tumpukan inti dan belitan dalam caking statornya
Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bagian-bagian
sebagai berikut.
1. Rumah stator (rangka stator) dari besi tuang.
2. Inti stator dari besi lunak atau baja silikon.
3. Alur, bahannya sama dengan inti, dimana alur ini merupakan tempat meletakkan
belitan (kumparan stator).
4. Belitan (kumparan) stator dari tembaga.
Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung dengan manusia
dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan objek atau gangguan udara terbuka
3.

(cuaca luar).
Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena itu stator

didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.


4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan lebih efektif.
Inti stator lapis-lapis plat baja beralur yang didukung dalam rangka stator yang terbuat
dari besi tuang atau plat baja yang dipabrikasi. Lilitan lilitan diletakkan dalam alur stator
yang terpisah 120". Lilitan phasa ini bisa tersambung delta (A ) ataupun star ( Y ).
2.2.3 Rotor pada motor induksi tiga fasa
Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi
menjadi dua jenis seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.3, yaitu.
1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor)
Konstruksi rotor motor induksi terdiri dari bahagian-bahagian sebagai
berikut.
1. Inti rotor, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti stator.
2. Alur, bahannya dari besi lunak atau baja silikon sama dengan inti. Alur merupakan
tempat meletakkan belitan (kumparan) rotor.
3. Belitan rotor, bahannya dari tembaga.
4. Poros atau as.

Rotor dari motor sangkar tupai adalah konstruksi dari inti berlapis dengan
konduktor dipasang paralel dengan poros dan mengelilingi permungkaan inti.
Konduktornya tidak terisolasi dari inti karena arus rotor secara alamiah akan
mengalir melalui tahanan yang paling kecil yaitu konduktor rotor. Pada setiap
unjung rotor, konduktor rotor semuanya dihubung singkat dengan cincin ujung .
konduktor rotor dan cincin ujung serupa dengan sangkar tupai yang berputar
sehingga menunjukkan kontruksinya rotor motor induksi sangkar tupai.

a) stator dan rotor sangkar

b) rotor belitan

Gambar 16 Bentuk konstruksi dari motor induksi


Bentuk konstruksi rotor sangkar motor induksi secara lebih rinci diperlihatkan pada
gambar 9

Gambar 17 Rotor Sangkar


Batang rotor dan cincin ujung motor sangkar tupai yang lebih kecil adalah coran tembaga
atau aluminium dalam satu lempengan pada inti rotor. Dalam motor yang lebih besar, batang
rotor tidak dicor melainkan dibenamakan ke dalam alur rotor dan kemudian dilas dengan kuat
ke cincin ujung. Batang rotor motor sangkar tupai tidak selalu ditempatkan paralel terhadap
poros motor tetapi kerap kali di miringkan. Hal ini menghasilkan torka yang lebih seragam
dan juga mengurangi derau dengung magnet sewaktu motor sedang berkerja.

Gambar 18 Tampilan Close-Up Bagian Slip Ring Rotor Belitan

Gambar 19 Gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor induksi


Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan antara stator dan
rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan rotor
sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara stator dan rotor diatur
sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja motor yang optimum. Bila celah udara
antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan efisiensi motor induksi rendah,
sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit akan menimbulkan kesukaran mekanis
pada mesin. Bentuk gambaran sederhana bentuk alur / slot pada motor induksi diperlihatkan
pada gambar 19.
2.2.4 Medan Magnet Putar
Apabila belitan stator dihubungkan dengan catu daya tiga fasa maka akan dihasilkan
medan magnet yang berputar, medan magnet ini dibentuk oleh kutub kutubnya yang berada
pada posisi yang tidak tetap pada stator tetapi berubah ubah mengelilingi stator. Adapun
magnitud dari medan putar ini selalu tetap yaitu sebesar 1.5 m dimana m adalah fluks
yang disebabkan suatu fasa. Untuk melihat bagaimana medan putar dibangkitkan, maka dapat
diambil contoh pada motor induksi tiga fasa dengan jumlah kutub dua. Dimana ke-tiga
fasanya R,S,T disuplai dengan sumber tegangan tiga fasa, dan arus pada fasa ini ditunjukkan
sebagai IR, IS, dan IT, maka fluks yang dihasilkan oleh arus arus ini adalah :

R = m sin t(a)
S = m sin (t 1200 )..(b)
T = m sin (t 2400 )..(c)

Gambar 5.6 : Bentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan


putar pada stator motor induksi
1. Saat sudut 00. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai negatip dalam
hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik menuju pembaca). terbentuk fluk
magnet pada garis horizontal sudut 00 kutub S (south=selatan) dan kutub N
2.

(north=utara).
Saat sudut 1200. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai
negatip, dalam hal ini belitan W2, V1 dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat W1, V2 dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis

fluk magnit kutub S dan N bergeser 1200 dariposisi awal.


3. Saat sudut 2400. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip, belitan U2,
W1 dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan kawat U1, W2 dan V1
bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluks magnet kutub S dan N bergeser
1200 dari posisi kedua.
4. Saat sudut 3600. posisi ini sama dengan saat sudut 00. dimana kutub S dan N kembali
keposisi awal sekali.
Dari keempat kondisi diatas saat sudut 00; 1200; 2400;3600, dapat dijelaskan
terbentuknya medan putar pada stator, medan magnet putar stator akan memotong belitan
rotor. Kecepatan medan putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati

dengan alat ukur tetapi dapat dihitung secara teoritis besarnya

ns=

fx 120
p

putaran per

menit.
2.2.5 Kecepatan Medan Magnet Putar
Dalam lilitan dua kutub pada gambar 2.6, medan membuat satu putaran penuh dalam
satu siklus arus. Dalam lilitan empat kutub yang mana setiap fasa mempunyai dua grup
kumparan terpisah yang dihubungkan seri, dapat ditunjukkan bahwa medan magnet putar
membuat satu putaran dalam dua siklus arus. Dalam lilitan enam kutub, medan membuat satu
putaran dalam tiga siklus arus. Secara umum medan membuat satu putaran dalam P/2 siklus
atau
P
putaran
2

Sik lus=

atau
P
Siklus per detik = putaran per deti k
2
Oleh karena putaran per detik sama dengan putaran per menit, putaran (n) dibagi 60 dan
banyaknya siklus per detik adalah frekuensi (f ), maka
f=

P n nP
=
2 60 120

kecepatan putar dari medan magnet putar disebut kecepatan sinkron atau kecepatan stator dari
motor.
2.2.6 Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi adalah alat listrik yang
mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3
phasa. Motor induksi sering juga disebut motor
tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip
kerja motor induksi lihat gambar-5.4.
Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan
stator menjadikan kutub S (south=selatan),

Gambar 5.4 : Prinsip kerja motor


induksi

garis2 gaya mahnet mengalir melalui stator,


sedangkan dua kutub lainnya adalah N (north=utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas
akan saling tarik menarik dengankutub S.

Berikutnya kutub S pindah ke phasa V, kompas berputar 1200, dilanjutkan kutub S


pindah ke phasa W, sehingga pada belitan stator timbul medan magnet putar. Buktinya
kompas akan memutar lagi menjadi 2400. Kejadian berlangsung silih berganti membentuk
medan magnet putar sehingga kompas berputar dalam satu putaran penuh, proses ini
berlangsung terus menerus. Dalam motor induksi kompas digantikan oleh rotor sangkar yang
akan berputar pada porosnya. Karena ada perbedaan putaran antara medan putar stator
dengan putaran rotor, maka disebut motor induksi tidak serempak atau motor asinkron.
Susunan belitan stator motor induksi
dengan dua kutub, memiliki tiga belitan
yang masing-masing berbeda sudut
1200 gambar-5.5. Ujung belitan phasa
pertama adalah U1-U2, belitan phasa
kedua adalah V1-V2 dan belitan phasa
ketiga yaitu W1-W2.
Prinsip kerja motor induksi dijelaskan
dengan gelombang sinusoidal
gambar5.6, terbentuk-nya medan putar
pada stator motor induksi. Tampak
stator dengan dua kutub, dapat
diterangkan dengan empat kondisi.

Gambar 5.5 : Belitan stator


motor induksi 2 kutub

Pada saat terminal tiga fasa stator motor induksi diberi suplai tegangan tiga fasa
seimbang, maka akan mengalir arus pada konduktor di tiap belitan fasa stator dan akan
menghasilkan fluksi bolak-balik . Amplitudo fluksi per fasa yang dihasilkan berubah secara
sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan (medan putar) dengan magnitud yang nilainya
konstan yang berputar dengan kecepatan sinkron :
ns = 120 f/p (2.1)
dimana,
ns = kecepatan sinkron/medan putar (rpm)
f = frekuensi sumber daya (Hz)
p = jumlah kutub motor induksi
Medan putar akan terinduksi melalui celah udara menghasilkan ggl induksi (ggl
lawan) pada belitan fasa stator. Medan putar tersebut juga akan memotong konduktorkonduktor belitan rotor yang diam (perhatikan gambar 2.2.1). Hal ini terjadi karena adanya

perbedaan relatif antara kecepatan fluksi yang berputar dengan konduktor rotor yang diam,
yang disebut juga dengan slip (s).
s=

nsnr
. (2.2)
ns

Akibat adanya slip, maka ggl (gaya gerak listrik) akan terinduksi pada konduktor-konduktor
rotor.
Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung (end
ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir pada konduktor-konduktor rotor. Karena
konduktor-konduktor rotor yang mengalirkan arus ditempatkan di dalam daerah medan
magnet yang dihasilkan stator, maka akan terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada
konduktor-konduktor rotor. Hal ini sesuai dengan hukum gaya lorentz yaitu bila suatu
konduktor yang dialiri arus berada dalam suatu kawasan medan magnet, maka konduktor
tersebut akan mendapat gaya elektromagnetik (gaya lorentz) sebesar :
F = B.i.l.sin (2.3)
dimana,
F = gaya yang bekerja pada konduktor (Newton)
B = kerapatan fluks magnetik (Wb/m2)
i = besar arus pada konduktor (A)
l = panjang konduktor (m)
= sudut antara konduktor dan vektor kerapatan fluks magnetik
Gaya F ini adalah hal yang sangat penting karena merupakan dasar dari bekerjanya suatu
motor listrik.
Arah dari gaya elektromagnetik tersebut dapat dijelaskan oleh kaidah tangan kanan
(right-hand rule) seperti pada gambar 2.2.1. Kaidah tangan kanan menyatakan, jika jari
telunjuk menyatakan arah dari vektor arus i dan jari tengah menyatakan arah dari vektor
kerapatan fluks B, maka ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor
tersebut.

Gambar 2.2.1. Kaidah Tangan Kanan (Right Hand Rule)


Gaya F yang dihasilkan pada konduktor-konduktor rotor tersebut akan menghasilkan
torsi (). Bila torsi mula yang dihasilkan pada rotor lebih besar daripada torsi beban (0 > b),
maka rotor akan berputar searah dengan putaran medan putar stator.
Seperti yang telah disebutkan di atas, motor akan tetap berputar bila kecepatan medan
putar lebih besar dari pada kecepatan putaran rotor (ns > nr). Apabila ns = nr, maka tidak ada
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar (ns) dengan putaran rotor (nr), atau dengan
kata lain slip (s) adalah nol. Hal ini menyebabkan tidak adanya ggl terinduksi pada kumparan
rotor sehingga tidak ada arus yang mengalir, dengan demikian tidak akan dihasilkan gaya
yang dapat menghasilkan kopel untuk memutar rotor.
2.2.7 Frekuensi Rotor
Jika motor induksi 60 Hz dua kutub (kecepatan sinkron = 3600 rpm)
bekerja pada slip 5 %, slip dalam putaran setiap menitnya adalah 3600 x 0,05 atau
180 rpm. Ini berarti bahwa sepasang kutub stator melewati konduktor rotor
tertentu 180 kali setiap menit, atau tiga kali setiap detik. Jika sepasang kutub
bergerak melewati konduktor, satu siklus ggl diinduksikan dalam konduktor. Jadi
konduktor yang dikemukakan diatas akan menginduksikan ggl di dalamnya
dengan frekuensi rotor menjadi 60 Hz. Maka jelaslah bahwa frekuensi rotor
bergantung pada slip. Makin besar slip makin besar frekuensi rotor. Untuk setiap
harga slip, frekuensi roto (fr) sama dengan frekuensi stator (fs) dikalikan dengan
slip (S) yang dinyatakan dengan decimal atau
(fr) = S (fs)
Frekuensi rotor sangar berarti karena jika saja berubah maka reaktansi rotor (Xr =
2 fr Lr) juga berubah, berarti menpengaruhi karakteristik start maupun
karakteristik jalan motor.
2.2.8 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa
Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah
transformator, tentu saja dengan demikian rangkaian ekivalen motor induksi sama dengan
rangkaian ekivalen transformator. Perbedaan yang ada hanyalah, karena pada kenyataannya
bahwa kumparan rotor (kumparan sekunder pada transformator) dari motor induksi berputar,
yang mana berfungsi untuk menghasilkan daya mekanik. Awal dari rangkaian ekivalen motor
induksi dihasilkan dengan cara yang sama sebagaimana halnya pada transformator. Semua

parameter-parameter rangkaian ekivalen yang akan dijelaskan berikut mempunyai nilai-nilai


perfasa.
2.2.8.1 Rangkaian Ekivalen Stator
Gelombang fluks pada celah udara yang berputar dengan kecepatan sinkron
membangkitkan ggl lawan tiga fasa yang seimbang 1 di dalam fasa-fasa stator. Besarnya
tegangan terminal stator

V 1

berbeda dengan ggl lawan 1sebesar jatuh tegangan pada

impedansi bocor stator 1(


1+1), sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan :
R 1+ j X 1
)
V 1= E 1 + I 1
dimana,
V 1 = tegangan terminal stator (Volt)
1 = ggl lawan yang dihasilkan oleh fluks celah udara resultan (Volt)
1 = arus stator (Ampere)
1= tahanan efektif stator (Ohm)
1 = reaktansi bocor stator (Ohm)
Sebagaimana halnya pada transformator, arus stator 1 terdiri dari dua komponen.
Komponen pertama 2 adalah komponen beban yang akan menghasilkan fluks yang akan
melawan fluks yang dihasilkan oleh arus rotor. Komponen lainnya yaitu 0,
arus 0 ini terbagi
lagi menjadi dua komponen yaitu komponen rugi-rugi inti 0 yang sefasa dengan 1 dan
komponen magnetisasi yang menghasilkan fluks magnetik pada inti dan celah udara yang
tertinggal 90 dari 1. Sehingga dapat dibuat rangkaian ekivalen pada stator, seperti gambar
2.3.1 berikut ini.

Gambar 2.3.1. Rangkaian Ekivalen Stator per-Fasa Motor Induksi


2.2.8.2 Rangkaian Ekivalen Rotor
Reaktansi yang didapat karena sebanding dengan frekuensi rotor dan slip. Jadi

X2

didefinisikan sebagai harga yang akan dimiliki oleh reaktansi bocor pada rotor dengan
patokan pada frekuensi stator.

Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron. Gelombang fluks ini
akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip sebesar
stator

E1

E2 s

dan ggl lawan

. Bila bukan karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan

stator, karena lilitan rotor identik dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang
fluks terhadap rotor. adalah s kali kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada
stator dan rotor adalah:
E2 s=sE 1 .(1)
Gelombang fluks magnetik pada rotor dilawan oleh fluks magnetik yang dihasilkan
komponen beban dari arus stator, dan karenanya, untuk harga efektif
I 2 s=I 2 .(2)
Dengan membagi persamaan (1) dengan persamaan (2) didapatkan:
E 2 s sE1
=
...(3)
I 2s
I2
Didapat hubungan antara persamaan (2) dengan persamaan (3), yaitu
E 2 s sE1
=
=R2 + jsX 2 .(4)
I 2s
I2
Dengan membagi persamaan (4) dengan s, maka didapat
E 1 R2
= + jX 2 ..(5)
I2 s
Dari persamaan (5) dapat dibuat rangkaian ekivalen untuk rotor.
R 2 R2
= + R 2R2
s
S
R2
1
=R 2+ R 2( 1)
s
s

Gambar 3.12 Rangkaian pengganti rotor motor induksidengan tinjauan sederhana.

Dari penjelasan mengenai rangkaian ekivalen pada stator dan rotor di atas, maka dapat dibuat
rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa pada masing masing fasanya. Perhatikan gambar
di bawah ini.

Gambar 2.3.3. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Phasa


2.2.9 Karakteristik Torsi Motor Induksi
Karakteristik torsi motor induksi gambar5.13, disebut torsi fungsi dari slip (T=f(slip). Garis
vertikal merupakan parameter torsi (0100%) dan
garis horizontal parameter slip (1,00,0). Dikenal
ada empat jenis torsi, yaitu :
1. MA, momen torsi awal,
2. MS, momen torsi pull-up,
3. MK, momen torsi maksimum

Gambar 5.12 : Putaran motor

4. MB, momen torsi kerja.

Dilihat dari sisi poros

Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi saat
slip 0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip 0,05. Torsi beban
harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari torsi motor, akibatnya
motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat belitan stator terbakar. Untuk mengatasi
kondisi beban lebih dalam rangkaian kontrol dilengkapi dengan pengaman beban lebih
disebut thermal overload, yang dipasang dengan kontaktor.
Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam

bentuk lain, kita kenal karakteristik putaran =


fungsi torsi, n =f (torsi) lihat gambar-5.14. Garis
vertikal menunjukkan parameter putaran, garis
horizontal menunjukkan parameter torsi. Ketika
motor berputar pada garis n didapatkan torsi di titik
M. Ketika putaran berada di nn didapatkan torsi
motor di Mn. Daerah kerja putaran motor induksi
berada pada area n dan nn sehingga torsi
Gambar 5.14 : Karakteristik
kerja motor induksi juga berada pada area M dan Mn.

dilihat dari porosnya

Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi) dapat juga disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n
ke nn pada torsi justru terjadi peningkatan dari M ke Mn.

Gambar 5.15 : Karakteristik


parameter efisiensi,putaran,
faktor kerja dan arus beban

Karakteristik motor induksi lainnya lihat gambar-5.15 mencakup parameter


efisiensi, faktor kerja, ratio arus dan ratio putaran. Dengan membaca
karakteristik motor induksi dapat diketahui setiap parameter yang dibutuh kan.
Saat torsi mencapai 100% dapat dibaca ratio arus I/Io = 1; faktor kerja cos :
0,8, efiseiensi motor 0,85 dan ratio putaran n/ns : 0,92.
2.2.10 Mengukur Torsi
Torsi sering disebut momen (M)
merupakan perkalian gaya F (Newton)
dengan panjang lengan L (meter) gambar-5.2.
M = F. L (Nm)
Gaya F yang dihasilkan dari motor listrik
dihasilkan dari interaksi antara medan

Gambar 5.2 : Torsi Motor

magnet putar pada stator dengan medan induksi dari rotor.


F = B. I. L
Jumlah belitan dalam rotor Z dan jari-jari polly rotor besarnya r (meter), maka

torsi yang dihasilkan motor


M = B.I.L.Z.r (Nm)
2.2.11 Slip
Perbedaan kecepatan putaran rotor (Nr) terhadap kecepatan medan putar stator (Ns)
disebut dengan slip. Berubahnya kecepatan motor dapat mengakibatkan berubahnya besar lip
100 % pada saat start sampai 0 % pada saat diam (Nr) = (Ns). karena terjadi slip maka
kecepatan relative medan putar stator terhadap putaran rotor adalah S x Ns. frekuensi
tegangan yang terinduksi pada rotor sebanding dengan putaran relative medan putar stator
terhadap putaran rotor. Hubungan antar frekuensi slip dapat dilihat dari persamaan berikut :
Bila f1= frekuensi
Ns=
f 1=

120. f
p

atau

P.Ns
120

pada rotor berlaku hubungan f 2=

P [N sN r ]
120

bila f2 = frekuensi arus rotor f 2=

P . N s N sN r

120
Ns

karena S=

N s N r
Ns

dan f 1 =

P.Ns
120

maka f 2=f 1 . S
karena pada saat start S = 100 %, jadi f2 = f2
Dengan demikian terlihat bahwa pada saat start dan rotor belum berputar,
frekuensi arus rotor sama dengan frekuensi arus stator. Dalam keadaan rotor
berputar, frekuensi arus rotor di pengaruhi oleh slip ( f2 = f1 . S ). Karena tegangan
induksi dan reaktansi kumparan rotor merupakan fungsi frekuensi, maka besarnya
juga di pengaruhi oleh slip.
E2=4,44. f 2 . N 2 .m
E2 s=4,44. S . f 1 . N 2 . m
E2 s=S . E2
X 2=2 . f 2 . L2 s
X 2 s =2 . S . f 1 . L2 s
X 2 s =S . X 2
Dimana :

E2 = Tegangan induksi pada saat rotor diam (start)


E2s = Tegangan induksi pada saat rotor berputar
N2 = Jumlah lilitan rotor
m = Fluks putaran maksimal
X2 = Reaktansi pada saat rotor diam (start)
X2s = Reaktansi pada saat rotor berputar
L2s = Induktansi rotor
2.2.12 Hubungan antara Kecepatan, Torsi dan Daya
hubungan kecepatan, torsi dan

daya motor

dilakukan di laboratorium Mesin Listrik gambar-5.3. Torsi


yang dihasilkan oleh motor disalurkan lewat poros untuk
menjalankan peralatan industri. Hubunga antara torsi dan
daya motor dapat diturunkan dengan persamaan :
P=

M
t

P=

FL
t

sedangkan

M =F L

Kecepatan V =

(Nm)

L
t

Gambar 5.3 :pengujian

motor
Dalam satu putaran poros jarak ditempuh
L=2. r .

sehingga kecepatan

V =n .2 . r .
Dengan memasukkan gaya F yang terjadi pada poros, diperoleh persamaan
P=n .2 . r . . F
Akhirnya diperoleh hubungan daya motor P dengan torsi poros M dengan persamaan :
P=2 . . n . M

(Nm/menit)

Daya P dalam satuan Nm/menit dipakai jika torsi M yang diukur menggunakan
satuan Nm. Dalam satuan daya listrik dinyatakan dalam Watt atau kWatt maka persamaan
harus dibagi dengan 60 detik dan bilangan 1000.
P=

2
.n. M
60 1000

(kW)

dimana 1000 Nm/detik =1kW

Persamaan akhir daya P dan torsi M secara praktis didapatkan :


P=

n. M
Rugi-rugi dan Efisiensi Mot
9549

2.2.13 Rugi-rugi dan efisiensi


motor listrik
Motor

induksi

gambar-5.9

memiliki rugirugi yang terjadi karena


dalam motor induksi terdapat komponen
tahanan tembaga dari belitan stator dan
komponen induktor belitan stator. Pada
motor

induksi

terdapat

rugi-rugi

tembaga, rugi inti dan rugi karena


gesekan dan hambatan angin.

Gambar 5,9 Rugi-rugi daya motor

induksi
Besarnya rugi tembaga sebanding dengan I2.R, makin besar arus beban maka
rugi tembaga makin besar juga. Daya input motor sebesar P1, maka daya yang diubah
menjadi daya output sebesar P2.
Persamaan menghitung rugi-rugi motor induksi :
Rugi-rugi motor = P1 P2
Persamaan menghitung efisiensi motor induksi :
n=

P1
100
P2

P1 Daya input (Watt)


P2 Daya output (Watt)
Motor induksi lihat gambar-10,
M = F . r (Nm)
P2 = M .

(Watt)

=2. . n
M Torsi (Nm)
F Gaya (Newton)
P2 Daya output (Watt)
Kecepatan sudut putar

n Kecepatan motor (Putaran/detik)

Gambar 5.10 : Torsi motor


pada rotor dan torsi pada poros

Contoh : Nameplate motor induksi gambar- 5.11


dengan daya output 5,5 KW, tegangan400 V dan arus
10,7 A, cos 0,88. Putaranmotor 1425 Rpm. Dapat
dihitung daya input,efisiensi motor dan momen torsi
motor tsb.
Jawaban :
Daya output motor P2 = 5,5 kW
a)
b)
c)

Gambar 5.11 : Nameplate

P1= 3 U cos = 3 40V 10,7 A 0,88=6 ,52 kW


p
5.5
n= 2 100 =
=0,84=84
P1
6.52
P
P
55000
M = 2= 2 =
=36 Nm
2 n
1450 1
2

60
s

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah:


1. Usia. Motor baru lebih efisien
2. Kapastas. Sebagaimana pada hampir kebanyakan peralatan, efisiensi motor
meningkat dengan laju kapasitasnya.
3. Kecepatan. Motor dengan kecepatan yang lebih tinggi biasanya lebih efisien.
4. Jenis rotor. Sebagai contoh, bahwa motor dengan rotor sangkar biasanya lebih efisien
dari pada motor dengan rotor belitan / cincin geser.
5. Suhu. Motor yang didinginkan oleh fan dan tertutup total (TEFC) lebih efisien
daripada motor screen protected drip-proof (SPDP).
6. Penggulungan ulang motor dapat mengakibatkan penurunan efisiensi.
Efisiensi motor ditentukan oleh rugi-rugi atau kehilangan dasar yang hanya dapat
dikurangi oleh perubahan pada rancangan dasar motor dan kondisi sistem operasi.
Kehilangan dapat bervariasi dari kurang lebih dua persen hingga 20 persen.
Tabel 1 memperlihatkan jenis kehilangan untuk motor induksi.

Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik motor

membuat rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien
pada beban antara 75% samapi dengan 80%.. Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi
turun dengan cepat seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18. Mengoperasikan motor dibawah
laju beban 50% memiliki dampak pada factor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor
daya yang mendekati 1 sangat diinginkan untuk operasi yang efisien dan untuk menjaga
biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya untuk motor. Bentuk perbandingan
karakteristik antara motor induksi yang berefisiensi tinggi dengan motor standar dipelihatkan
pada gambar 3.16.
Untuk alasan ini maka dalam mengkaji kinerja motor akan bermanfaat bila
menentukan beban dan efisiensinya. Pada hampir kebanyakan negara, merupakan
persyaratan bagi fihak pembuat untuk menuliskan efisiensi beban penuh pada pelat label /
plat nama motor. Namun demikian, bila motor beroperasi untuk waktu yang cukup lama,
kadang-kadang tidak mungkin untuk mengetahui efisiensi tersebut sebab pelat label motor
kadangkala sudah hilang atau sudah dicat. Untuk mengukur efisiensi motor, maka motor
harus dilepaskan sambungannya dari beban dan dibiarkan untuk melalui serangkaian uji.
Hasil dari uji tersebut kemudiandibandingkan dengan grafik kinerja standar yang diberikan
oleh pembuatnya. Jika tidak memungkinkan untuk memutuskan sambungan motor dari
beban, perkiraan nilai efisiensi didapat dari tabel khusus untuk nilai efisiesi motor.

Gambar 3.16 Perbandingan antara motor yang berefisiensi tinggi dengan


motor standar

2.2.14 Jatuh Tegangan (Voltage Drop = Vd)

Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengirim dan tegangan ujung
penerimaan, jatuh tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus pada saluran bolak-balik
besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya.
Jatuh tegangan dinyatakan dengan rumus :
V d=

V sV r
100
Vs

Dimana :
Vs = Tegangan ujung pengirim (volt)
Vr = Tegangan ujung penerima (volt)
Seperti kita ketahui PLN memproduksi tegangan listrik dengan nilai nominal 220/380
volt tiga fasa dan pada frekuensi 50 Hz dan dalam bentuk gelombang sinus. Besar tegangan
listrik ini berbeda pada setiap Negara, sebagai contoh di America tegangan jala-jalanya
110/60 Hz, dan lain-lain.
Dalam penyedian tenaga listrik disyarakan suatu level standard tertentu
untuk menentukan kualitas tegangan pelayanan. Secara umum ada tiga hal yang
perlu dijaga kualitasnya :
1. Frekuensi (50 Hz)
2. Tegangan (220/380) volt 5%-10%
3. Keandalan
Dalam penyediaan tenaga listrik dilakukan penggolongan beban untuk memenuhi
keandalan dari sistem. Dengan bervariasinya karakteristik beban maka perlu digolongkan
berdasarkan faktor-faktor dominan. Misalnya lingkungan/geografis. Pada kenyataannya
tegangan listrik produk PLN bukanlah tegangan sinus murni yang berkualitas sempurna.
Faktor-faktor yang mendasari bervariasinya tegangan sistem distribusi
adalah :
1. Konsumen pada umumnya memakai peralatan yang memerlukan tegangan tertentu
2. Letak konsumen terbesar, sehingga jarak tiap konsumen dengan titik pelayanan tidak
sama
3. Pusat pelayanan tidak dapat diletakkan merata atau tersebar
Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan tegangan yang diterima konsumen tidak selalu
sama. Konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan cenderung menerima tegangan
relative lebih rendah dibandingkan dengan konsumen yang letaknya decant dengan pusat
pelayanan.
2.2.15Klasifikasi Desain Motor Induksi

Standard NEMA pada dasarnya mengkategorikan motor induksi ke dalam empat kelas
yakni disain A,B,C, dan D.
1. Kelas A : disain ini memiliki torsi start normal (150 170%) dari nilai ratingnya) dan
arus start relatif tinggi. Torsi break down nya merupakan yang paling tinggi dari
semua disain NEMA. Motor ini mampu menangani beban lebih dalam jumlah besar
selama waktu yang singkat. Slip 5%
2. Kelas B : merupakan disain yang paling sering dijumpai di pasaran. Motor ini
memiliki torsi start yang normal seperti halnya disain kelas A, akan tetapi motor ini
memberikan arus start yang rendah. Torsi locked rotor cukup baik untuk menstart
berbagai beban yang dijumpai dalam aplikasi industri. Slip motor ini 5 %. Effisiensi
dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh tinggi sehingga disain ini merupakan
yang paling populer. Aplikasinya dapat dijumpai pada pompa, kipas angin/ fan, dan
peralatan peralatan mesin.
3.

Kelas C : memiliki torsi start lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya) dari dua disain
yang sebelumnya. Aplikasinya dijumpai pada beban beban seperti konveyor, mesin
penghancur (crusher ), komperessor,dll. Operasi dari motor ini mendekati kecepatan
penuh tanpaoverload dalam jumlah besar. Arus startnya rendah, slipnya 5 %.

4. Kelas D : memiliki torsi start yang paling tinggi. Arus start dan kecepatan beban
penuhnya rendah. Memiliki nilai slip yang tinggi (5 -13 % ), sehingga motor ini cocok
untuk aplikasi dengan perubahan beban dan perubahan kecepatan secara mendadak
pada motor. Contoh aplikasinya : elevator, crane, dan ekstraktor. Karakteristik torsi
kecepatannya dapat dilihat pada gambar 2.5.1.

Gambar 2.5.1. Karakteristik Torsi-Kecepatan Motor Induksi Pada Berbagai Disain


2.2.16Strategi dalam Penggunaan Motor yang Lebih Efisien
2.2.16.1 Mengganti motor standar dengan motor yang lebih efisien
Motor yang berefisiensi tinggi dirancang khusus untuk meningkatkan efisiensi energi
dibanding dengan motor standar. Perbaikan desain difokuskan pada penurunan kehilangan
mendasar dari motor termasuk penggunaan baja silicon dengan tingkat kehilangan yang
rendah, inti yang lebih panjang (untuk meningkatkan bahan aktif), kawat yang lebih tebal
(untuk menurunkan tahanan), laminasi yang lebih tipis, celah udara antara stator dan rotor
yang lebih tipis, batang baja pada rotor sebagai pengganti alumunium, bearing yang lebih
bagus dan fan yang lebih kecil, dll. Motor dengan energi yang efisien mencakup kisaran
kecepatan dan beban penuh yang luas. Efisiensinya 3% hingga 7% lebih tinggi dibanding
dengan motor standar
sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 3.17
Sebagai hasil dari modifikasi untuk meningkatkan kinerja, biaya untuk motor yang
energinya efisien lebih besar daripada biaya untuk motor standar. Biaya yang lebih tinggi
seringkali akan terbayar kembali dengan cepat melalui penurunan biaya operasi, terutama
pada penggunaan baru atau pada penggantian motor yang masa pakainya sudah habis. Akan
tetapi untuk penggantian motor yang ada yang belum habis masa pakainya dengan motor
yang efisien energinya, tidak selalu layak secara finansial, oleh karena itu direkomedasikan
untuk mengganti dengan motor yang efisien energinya hanya jika motor-motor tersebut sudah
rusak.
Tabel 2 memperlihatkan peluang strategi dalam penggunaan motor induksi
untuk meningkatkan efisiensi motor.
Tabel 2 . Area Perbaikan Efisiensi yang digunakan pada Motor induksi
No

Area

Kehilangan

Peningkatan Efisiensi

Energi
1

(rugi-rugi)
Besi

1. Digunakan gauge yang lebih tipis sebab kehilangan inti baja


yang lebih rendah menurunkan kehilangan arus eddy.
2. Inti lebih panjang yang dirancang menggunakan baja akan
mengurangi kehilangan karena masa jenis flux operasi yang

Pada stator

lebih rendah.
Menggunakan lebih banyak tembaga dan konduktor yang lebih besar

meningkatkan luas lintang penggulungan stator. Hal ini akan


menurunkan
3

Pada rotor

tahanan

(R) dari penggulungan dan mengurangi

kehilangan karena aliran arus (I).


Penggunaan batang konduktor rotor yang lebih besar meningkatkan
potongan lintang, dengan demikian merendahkan tahanan konduktor

Gesekan &

(R) dan kehilangan yang diakibatkan oleh aliran arus (I)


Menggunakan rancangan fan dengan kehilangan yang rendah

Pegulungan
Kehilangan

menurunkan kehilangan yang diakibatkan oleh pergerakan udara


Menggunakan rancangan yang sudah dioptimalkan dan prosedur

beban yang

pengendalian kualitas yang ketat akan meminimalkan kehilangan beban

menyimpang yang menyimpang.


2.2.16.2 Mengoptimalkan pembebanan motor
Beban yang kurang akan meningkatkan kehilangan motor dan menurunkan efisiensi
motor dan faktor daya. Beban yang kurang mungkin merupakan penyebab yang paling umum
ketidak efisiensian dengan alasan-alasan:
1. Pembuat peralatan cenderung menggunakan faktor keamanan yang besar bila memilih
2.

motor.
Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang semestinya. Sebagai
contoh, pembuat peralatan mesin memberikan nilai motor untuk kapasitas alat dengan
beban penuh. Dalam prakteknya, pengguna sangat jarang membutuhkan kapasitas
penuh ini, sehingga mengakibatkan hamper selamanya operasi dilakukan dibawah

nilai beban.
3. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat yang
dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan tidak normal.
4. Dipilih motor yang besar untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal
yang tinggi akan tetapi lebih baik bila digunakan motor yang lebih kecil yang
dirancang dengan torque tinggi.
Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban dengan hatihati. Namun bila
mengganti motor yang ukurannya berlebih dengan motor yang lebih kecil, juga penting untuk
mempertimbangkan potensi pencapaian efisiensi. Motor yang besar memiliki efisiensi yang
lebih tinggi daripada motor yang lebih kecil. Oleh karena itu, penggantian motor yang
beroperasi pada kapasitas 60 70% atau lebih tinggi biasanya tidak direkomendasikan.
Dengan kata lain tidak ada aturan yang ketat yang memerintahkan pemilihan motor dan
potensi penghematan perlu dievaluasi dengan dasar kasus per kasus. Contoh, jika motor yang
lebih kecil merupakan motor

yang efisien energinya sedangkan motor yang ada tidak, maka efisiensi dapat meningkat.
Untuk motor yang beroperasi konstan pada beban dibawah 40% dari nilai
kapasitasnya, pengukuran yang murah dan efektif dapat dioperasikan dalam mode bintang.
Perubahan dari operasi standar delta ke operasi bintang meliputi penyusunan kembali
pemasangan kawat masukan daya tiga fase pada kotak terminal. Mengoperasikan dalam
mode bintang akan menurunkan tegangan dengan factor 3. Motor diturunkan ukuran
listriknya dengan operasi mode bintang, namun karakteristik kinerjanya sebagai fungsi beban
tidak berubah. Jadi, motor dalam mode bintang memiliki efisiensi dan faktor daya yang lebih
tinggi bila beroperasi pada
beban penuh daripada beroperasi pada beban sebagian dalam mode delta. Bagaimanapun,
operasi motor pada mode bintang memungkinkan hanya untuk penggunaan dimana
permintaan torque ke kecepatannya lebih rendah pada beban yang berkurang.
Diamping itu, perubahan ke mode bintang harus dihindarkan jika motor
disambungkan ke fasilitas produksi dengan keluaran yang berhubungan dengan kecepatan
motor (karena kecepatan motor berkurang pada mode bintang). Untuk penggunaan untuk
kebutuhan torque awal yang tinggi dan torque yang berjalan rendah, tersedia starter DeltaBintang yang dapat membantu mengatasi torque awal yang tinggi.

2.2.16.3 Ukuran motor untuk beban yang bervariasi


Motor industri seringkali beroperasi pada kondisi beban yang bervariasi karena
permintaan proses. Praktek yang umum dilakukan dalam situasi seperti ini adalah memilih
motor berdasarkan beban antisipasi tertinggi. Namun hal ini membuat motor lebih mahal
padahal motor hanya akan beroperasi pada kapasitas penuh untuk jangka waktu yang pendek,
dan beresiko motor bekerja pada beban rendah. Alternatfnya adalah memilih motor
berdasarkan kurva lama waktu pembebanan untuk penggunaan khusus. Hal ini berarti bahwa
nilai motor yang dipilih sedikit lebih rendah daripada beban antisipasi tertinggi dan sekalikali terjadi beban berlebih untuk jangka waktu yang pendek. Hal ini memungkinkan, karena
motor memang dirancang dengan faktor layanan (biasanya 15% diatas nilai beban) untuk
menjamin bahwa motor yang bekerja diatas nilai beban sekali-sekali tidak akan menyebabkan
kerusakan yang berarti. Resiko terbesar adalah pemanasan berlebih pada motor, yang
berpengaruh merugikan pada umur motor dan efisiensi dan meningkatkan biaya operasi.
Kriteria dalam memilih motor adalah bahwa kenaikan suhu rata-rata diatas siklus operasi

aktual harus tidak lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang
berkesinambungan (100%). Pemanasan berlebih pada motor dapat terjadi dengan alasan
sebagai berikut.
1. Perubahan beban yang ekstrim, seperti seringnya jalan/berhenti, atau tingginya beban
awal.
2. Beban berlebih yang sering dan/atau dalam jangka waktu yang lama.
3. Terbatasnya kemampuan motor dalam mendinginkan, contoh pada lokasi yang tinggi,
dalam lingkungan yang panas atau jika motor tertutupi atau kotor.
Jika beban bervariasi terhadap waktu, metode pengendalian kecepatan dapat
diterapkan sebagai tambahan terhadap ukuran motor yang tepat.
2.2.16.4 Memperbaiki kualitas daya
Kinerja motor dipengaruhi oleh kualitas daya yang masuk, yang ditentukan oleh
tegangan dan frekuensi aktual dibandingkan dengan nilai dasar. Fluktuasi dalam tegangan dan
frekuensi yang lebih besar daripada nilai yang diterima memiliki dampak yang merugikan
pada kinerja motor. Tabel 6 menampilkan pengaruh umum dari variasi tegangan dan
frekuensi pada kinerja motor. Ketidakseimbangan tegangan bahkan dapat lebih merugikan
terhadap kinerja motor dan terjadi apabila tegangan tiga fase dari motor tiga fase tidak sama.
Hal ini biasanya disebabkan oleh perbedaan pasokan tegangan untuk setiap fase pada tiga
fase. Dapat juga diakibatkan dari
penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda pada sistim distribusinya.
Ketidakseimbangan tegangan dapat diminimalisir dengan cara sebagai
berikut.
1. Menyeimbangkan setiap beban fase tunggal diantara seluruh tiga fase
2. Memisahkan setiap beban fase tunggal yang mengganggu keseimbangan beban dan
umpankan dari jalur/trafo terpisah.
2.2.16.5 Penggulungan Ulang kumparan
Penggulungan ulang untuk motor yang terbakar sudah umum dilakukan oleh industri.
Jumlah motor yang sudah digulung ulang di beberapa industri lebih dari 50% dari jumlah
total motor. Pegulungan ulang motor yang dilakukan dengan hatihati kadangkala dapat
menghasilkan motor dengan efisiensi yang sama dengan sebelumnya. Pegulungan ulang
dapat mempengaruhi sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya efisiensi
motor: desain slot dan gulungan, bahan gulungan, kinerja pengisolasi, dan suhu operasi.
Sebagai contoh, bila panas
diterapkan pada pita gulungan lama maka pengisolasi diantara laminasinya dapat rusak,
sehingga meningkatkan kehilangan arus eddy.

Perubahan dalam celah udara dapat mempengaruhi faktor daya dan keluaran torque.
Walau begitu, jika dilakukan dengan benar, efisiensi motor dapat terjaga setelah dilakukan
pegulungan ulang, dan dalam beberapa kasus, efisiensi bahkan dapat ditingkatkan dengan
cara mengubah desain pegulungan. Dengan menggunakan kawat yang memiliki penampang
lintang yang lebih besar, ukuran slot yang diperbolehkan, akan mengurangi kehilangan stator
sehingga akan meningkatkan efisiensi. Walau demikian, direkomendasikan untuk menjaga
desain motor orisinil selama pegulungan ulang, kecuali jika ada alasan yang berhubungan
dengan beban spesifik untuk mendesain ulang.
Dampak dari pegulungan ulang pada efisiensi motor dan faktor daya dapat dikaji
dengan mudah jika kehilangan motor tanpa beban diketahui pada sebelum dan sesudah
pegulungan ulang. Informasi kehilangan tanpa beban dan kecepatan tanpa beban dapat
ditemukan pada dokumentasi motor yang diperoleh pada saat pembelian.
Indikator keberhasilan pegulungan ulang adalah perbandingan arus dan tahanan
stator tanpa beban per fase motor yang digulung ulang dengan arus dan tahanan
stator orisinil tanpa beban pada tegangan yang sama. Paad saat menggulung ulang
motor perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota dari Assosasi
Layanan Peralatan Listrik.
2. Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15 tahun (terutama motor
yang sebelumnya sudah digulung ulang) sering memiliki efisiensi yang lebih rendah
daripada model yang tersedia saat ini yang efisien energinya. Biasanya yang terbaik
adalah menggantinya. Hampir selalu terbaik mengganti motor biasa dengan beban
dibawah 15 HP.
3. Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari harga motor baru yang
efisien energinya, lebih baik membeli motor yang baru, karena meningkatnya
kehandalan dan efisiensi akan dengan cepat menutupi pembayaran harga motor.
2.2.16.6 Koreksi faktor daya dengan memasang kapasitor
Sebagaimana sudah dikenal sebelumnya, karakteristik motor induksi adalah faktor
dayanya yang kurang dari satu, menyebabkan efisiensi keseluruhan yang lebih rendah (dan
biaya operasi keseluruhan yang lebih tinggi) untuk seluruh sistim listrik pabrik. Kapasitor
yang disambung secara paralel (shunt) dengan motor kadangkala digunakan untuk
memperbaiki faktor daya.
Kapasitor tidak akan memperbaiki faktor daya motor itu sendiri akan tetapi terminal
starternya dimana tenaga dibangkitkan atau didistribusikan. Manfaat dari koreksi faktor daya

meliputi penurunan kebutuhan kVA (jadi mengurangi biaya kebutuhan utilitas), penurunan
kehilangan I2R pada kabel di bagian hulu kapasitor (jadi mengurangi biaya energi),
berkurangnya penurunan tegangan pada kabel (mengakibatkan pengaturan tegangan
meningkat), dan kenaikan dalam efisiesi keseluruhan sistim listrik pabrik.
Ukuran kapasitor yang digunakan tergantung pada kVA reaktif tanpa beban (kVAR)
yang ditarik oleh motor. Ukuran ini tidak boleh melebihi 90% dari kVAR motor tanpa beban,
sebab kapasitor yang lebih tinggi dapat mengakibatkan terlalu tingginya tegangan dan motor
akan terbakar. kVAR motor hanya dapat ditentukan oleh pengujian motor tanpa beban.
Alternatifnya adalah menggunakan faktor daya motor standar untuk menentukan ukuran
kapasitor. Informasi lebih jauh mengenai faktor daya dan kapasitor diberikan dalam bab
Listrik.
2.2.16.7 Meningkatkan perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang
dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu,
perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi
yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan
meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi
pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu.
Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor.
Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban
dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat
mengakibatkan kesalahan penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga
kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai
berikut.
1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk
mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran
ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau
kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir
mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang
3.

harus diketahui.
Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya member rekomendasi
untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat
menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas. Pelumasan yang

berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya minyak atau gemuk yang
berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi
motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran.
4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang
digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan
bearings lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan
yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya
benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk
meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih
untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan.
Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor
10oC diatas suhu puncak yang direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih
cepat, diperkirakan separuhnya.
2.2.17 Memilih Motor Listrik
Setiap motor listrik sebagai alat penggerak sudah mempunyai klasifikasi tertentu sesuai
dengan maksud penggunaannya menurut kebutuhan yang diinginkan. Klasifikasi tiap motor
listrik bisa dibaca pada papan nama (name plate) yang dipasang padanya sehingga untuk
berbagai keperluan bisa dipilih motor yang sesuai.
Di dalam pemakaian sederhana, klasifikasi motor hanya dikenal menurut::
1. Tenaga output motor (HP).
2. Sistem tegangan (searah, bolak-balik, ukurannya, fasenya).
3. Kecepatan motor (rendah, sedan, tinggi).
Dalam pemakaian yang sederhana ini belum dicapai hal-hal lain yang sangat penting
dalam memilih motor yang sesuai. Jadi dapat disimpulkan bahwa klasifikasi motor ini
sangatlah luas mencakup dalam:
1. Hal-hal yang dibutuhkan oleh mesin-mesin yang digerakkan (driven machines) yang
sesuai dengan: tenaga dan torsi yang dibutuhkan.
2. Karakteristik beban dan macam-macam kerja yang diperlukan
3. Konstruksi mesin-mesin yang digerakkan
Hal-hal yang demikian akan memberikan pula macam-macam variasi bentuk dari motor
termasuk alat-alat perlengkapannya (alat-alat pengusutan dan pengaturan).

Anda mungkin juga menyukai