Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar
impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll. Motor
listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, fan angin) dan di industri. Motor listrik
kadangkala disebut kuda kerja nya industri sebab diperkirakan bahwa motor-motor
menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Motor-motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk
menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manusia dalam menjalankan pekerjaannya
sehari-hari, terutama dalam bidang perindustrian. Motor listrik memiliki beberapa klarifikasi
berdasarkan pasokan input, konstruksi dan mekanisme operasi. Motor listrik yang digunakan
di industry yaitu motor induksi. Motor induksi itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu , satu
fasa dan tiga fasa.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Bab II
Pembahasan
Motor Listrik Induksi
Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas
digunakan Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi
medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara
putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus
stator.Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor listrik terbagi menjadi 2 yaitu motor induksi satu fasa dan
dua fasa.
2.1 Motor induksi satu fasa
Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna
sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya. Sebagian besar alat
industri menggunakan tenaga listrik sebagai energi penggerak utamanya, dan di berbagai
perindustrian banyak menggunakan mesin-mesin dengan penggerak utamanya adalah Motor
AC Phasa Satu. Yang mana pada umumnya digunakan pada mesin produksi seperti mesin
bubut, mesin bor, dan sebagainya. Faktor yang menyebabkan hal tersebut karena motor
induksi memiliki beberapa kelebihan antara lain: harga lebih murah, mudah dalam perawatan,
konstruksi sederhana, tetapi motor induksi juga memiliki kekurangan antara lain: motor
induksi memiliki nilai slip (perbedaan kecepatan putar medan stator terhadap kecepatan
medan rotor) yang sangat besar, dan motor induksi sulit dalam pengendalian kecepatan
putarnya. Motor induksi 1 fasa. Motor ini hanya memiliki satu gulungan stator beroperasi
dengan pasokan daya satu fasa, memiliki sebuah rotor sangkar tupai dan memerlukan sebuah
alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini motor ini merupakan jenis motor yang paling
umum digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas angin, mesin cuci dan
pengering pakaian dan untuk penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
2.1.1 Stator
Stator terdiri dari beberapa laminasi tipis aluminium atau besi cor.
Mereka meninju dan dijepit bersama untuk membentuk sebuah silinder berongga (inti
stator) dengan slot seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
poros aksesori di ujung non-driving untuk mounting kecepatan atau posisi penginderaan
perangkat. Antara stator dan rotor, terdapat celah udara, melalui yang karena induksi, energi
tersebut dipindahkan dari stator ke rotor. Pasukan torsi yang dihasilkan rotor dan kemudian
beban berputar. Apapun jenis dari rotor yang digunakan, prinsip yang digunakan untuk rotasi
tetap sama.
2.1.3 Jenis-jenis Motor Satu Phasa
Berbagai jenis motor fase tunggal dibedakan oleh cara-cara yang mereka mulai.
Dibawah ini dalah jenis-jenis dari motor satu phasa sesuai dengan cara mereka mulai :
2.1.3.1 Motor Split Phase (Motor Fase Sebelah)
Motor fase belah terdiri atas dua kumparan stator yaitu kumparan utama dan
kumparan bantu. Antara kumparan utama dan kumparan bantu berbeda arus 90 derajat listrik
Dibawah ini adalah gambar dari motor fase sebelah :
Tetap split-kapasitor motor memiliki berbagai aplikasi tergantung pada desain. Ini
termasuk fans, blower dengan kebutuhan rendah dan torsi mulai terputus-putus bersepeda
menggunakan, seperti penyesuaian mekanisme, gerbang operator dan pembuka pintu garasi.
2.1.3.4 Motor Capasitor Star/Run
Motor ini memiliki kapasitor mulai ketik seri dengan bantu berliku seperti motor
mulai kapasitor untuk tinggi mulai torsi. Seperti motor PSC itu, juga memiliki tipe
menjalankan kapasitor yang ada di seri dengan tambahan berliku setelah kapasitor mulai
diaktifkan keluar dari sirkuit. Ini memungkinkan torsi overload tinggi.
2.2
listrik jenis lainnya. Pada dasarnya terdiri atas dua bagian, yaitu stator, adalah bagian dari
motor yang tidak bergerak ( tidak berputar ) dan rotor, bagian dari motor yang bergerak.
Rotor letaknya terpisahkan dari stator dengan adanya celah udara ( gap ) yang besarnya dari
0,4 mm sampai 4 mm, tergantung pada daya motor tersebut. Motor induksi tiga fasa, Medan
magnet yang berputar dihasilkan oleh pasokan tiga fasa yang seimbang. Motor tersebut
memiliki kemampuan daya yang tinggi jenis rotor sangkar tupai atau rotor lilitan dan
penyalaan sendiri. Diperkirakan bahwa sekitar 70 % motor di industri menggunakan jenis ini
sebagai contoh, pompa, kompresor, belt conveyor, jaringan listrik dan grinder. Tersedia dalam
ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.
Karakteristik dari motor induksi, yaitu:
Kecepatan Konstan
Arah putaran dapat dibalik dengan menukarkan dua dari tiga line utama pada motor
(a)
(b)
(c)
Gambar 15 Stator Motor Induksi
(cuaca luar).
Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena itu stator
Rotor dari motor sangkar tupai adalah konstruksi dari inti berlapis dengan
konduktor dipasang paralel dengan poros dan mengelilingi permungkaan inti.
Konduktornya tidak terisolasi dari inti karena arus rotor secara alamiah akan
mengalir melalui tahanan yang paling kecil yaitu konduktor rotor. Pada setiap
unjung rotor, konduktor rotor semuanya dihubung singkat dengan cincin ujung .
konduktor rotor dan cincin ujung serupa dengan sangkar tupai yang berputar
sehingga menunjukkan kontruksinya rotor motor induksi sangkar tupai.
b) rotor belitan
R = m sin t(a)
S = m sin (t 1200 )..(b)
T = m sin (t 2400 )..(c)
(north=utara).
Saat sudut 1200. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3 bernilai
negatip, dalam hal ini belitan W2, V1 dan U2 bertanda silang (arus meninggalkan
pembaca), dan kawat W1, V2 dan U1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis
ns=
fx 120
p
putaran per
menit.
2.2.5 Kecepatan Medan Magnet Putar
Dalam lilitan dua kutub pada gambar 2.6, medan membuat satu putaran penuh dalam
satu siklus arus. Dalam lilitan empat kutub yang mana setiap fasa mempunyai dua grup
kumparan terpisah yang dihubungkan seri, dapat ditunjukkan bahwa medan magnet putar
membuat satu putaran dalam dua siklus arus. Dalam lilitan enam kutub, medan membuat satu
putaran dalam tiga siklus arus. Secara umum medan membuat satu putaran dalam P/2 siklus
atau
P
putaran
2
Sik lus=
atau
P
Siklus per detik = putaran per deti k
2
Oleh karena putaran per detik sama dengan putaran per menit, putaran (n) dibagi 60 dan
banyaknya siklus per detik adalah frekuensi (f ), maka
f=
P n nP
=
2 60 120
kecepatan putar dari medan magnet putar disebut kecepatan sinkron atau kecepatan stator dari
motor.
2.2.6 Prinsip Kerja Motor Induksi
Motor induksi adalah alat listrik yang
mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3
phasa. Motor induksi sering juga disebut motor
tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip
kerja motor induksi lihat gambar-5.4.
Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan
stator menjadikan kutub S (south=selatan),
Pada saat terminal tiga fasa stator motor induksi diberi suplai tegangan tiga fasa
seimbang, maka akan mengalir arus pada konduktor di tiap belitan fasa stator dan akan
menghasilkan fluksi bolak-balik . Amplitudo fluksi per fasa yang dihasilkan berubah secara
sinusoidal dan menghasilkan fluks resultan (medan putar) dengan magnitud yang nilainya
konstan yang berputar dengan kecepatan sinkron :
ns = 120 f/p (2.1)
dimana,
ns = kecepatan sinkron/medan putar (rpm)
f = frekuensi sumber daya (Hz)
p = jumlah kutub motor induksi
Medan putar akan terinduksi melalui celah udara menghasilkan ggl induksi (ggl
lawan) pada belitan fasa stator. Medan putar tersebut juga akan memotong konduktorkonduktor belitan rotor yang diam (perhatikan gambar 2.2.1). Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan relatif antara kecepatan fluksi yang berputar dengan konduktor rotor yang diam,
yang disebut juga dengan slip (s).
s=
nsnr
. (2.2)
ns
Akibat adanya slip, maka ggl (gaya gerak listrik) akan terinduksi pada konduktor-konduktor
rotor.
Karena belitan rotor merupakan rangkaian tertutup, baik melalui cincin ujung (end
ring) ataupun tahanan luar, maka arus akan mengalir pada konduktor-konduktor rotor. Karena
konduktor-konduktor rotor yang mengalirkan arus ditempatkan di dalam daerah medan
magnet yang dihasilkan stator, maka akan terbentuklah gaya mekanik (gaya lorentz) pada
konduktor-konduktor rotor. Hal ini sesuai dengan hukum gaya lorentz yaitu bila suatu
konduktor yang dialiri arus berada dalam suatu kawasan medan magnet, maka konduktor
tersebut akan mendapat gaya elektromagnetik (gaya lorentz) sebesar :
F = B.i.l.sin (2.3)
dimana,
F = gaya yang bekerja pada konduktor (Newton)
B = kerapatan fluks magnetik (Wb/m2)
i = besar arus pada konduktor (A)
l = panjang konduktor (m)
= sudut antara konduktor dan vektor kerapatan fluks magnetik
Gaya F ini adalah hal yang sangat penting karena merupakan dasar dari bekerjanya suatu
motor listrik.
Arah dari gaya elektromagnetik tersebut dapat dijelaskan oleh kaidah tangan kanan
(right-hand rule) seperti pada gambar 2.2.1. Kaidah tangan kanan menyatakan, jika jari
telunjuk menyatakan arah dari vektor arus i dan jari tengah menyatakan arah dari vektor
kerapatan fluks B, maka ibu jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor
tersebut.
V 1
X2
didefinisikan sebagai harga yang akan dimiliki oleh reaktansi bocor pada rotor dengan
patokan pada frekuensi stator.
Pada stator ada gelombang fluks yang berputar pada kecepatan sinkron. Gelombang fluks ini
akan mengimbaskan tegangan pada rotor dengan frekuensi slip sebesar
stator
E1
E2 s
. Bila bukan karena efek kecepatan, tegangan rotor akan sama dengan tegangan
stator, karena lilitan rotor identik dengan lilitan stator. Karena kecepatan relatif gelombang
fluks terhadap rotor. adalah s kali kecepatan terhadap stator, hubungan antara ggl efektif pada
stator dan rotor adalah:
E2 s=sE 1 .(1)
Gelombang fluks magnetik pada rotor dilawan oleh fluks magnetik yang dihasilkan
komponen beban dari arus stator, dan karenanya, untuk harga efektif
I 2 s=I 2 .(2)
Dengan membagi persamaan (1) dengan persamaan (2) didapatkan:
E 2 s sE1
=
...(3)
I 2s
I2
Didapat hubungan antara persamaan (2) dengan persamaan (3), yaitu
E 2 s sE1
=
=R2 + jsX 2 .(4)
I 2s
I2
Dengan membagi persamaan (4) dengan s, maka didapat
E 1 R2
= + jX 2 ..(5)
I2 s
Dari persamaan (5) dapat dibuat rangkaian ekivalen untuk rotor.
R 2 R2
= + R 2R2
s
S
R2
1
=R 2+ R 2( 1)
s
s
Dari penjelasan mengenai rangkaian ekivalen pada stator dan rotor di atas, maka dapat dibuat
rangkaian ekivalen motor induksi tiga fasa pada masing masing fasanya. Perhatikan gambar
di bawah ini.
Torsi awal terjadi saat motor pertama dijalankan (slip 1,0), torsi pull-up terjadi saat
slip 0,7, torsi maksimum terjadi slip 0,2 dan torsi kerja berada ketika slip 0,05. Torsi beban
harus lebih kecil dari torsi motor. Bila torsi beban lebih besar dari torsi motor, akibatnya
motor dalam kondisi kelebihan beban dan berakibat belitan stator terbakar. Untuk mengatasi
kondisi beban lebih dalam rangkaian kontrol dilengkapi dengan pengaman beban lebih
disebut thermal overload, yang dipasang dengan kontaktor.
Karakteristik torsi juga bisa disajikan dalam
Berdasarkan grafik n = fungsi (torsi) dapat juga disimpulkan ketika putaran rotor turun dari n
ke nn pada torsi justru terjadi peningkatan dari M ke Mn.
120. f
p
atau
P.Ns
120
P [N sN r ]
120
P . N s N sN r
120
Ns
karena S=
N s N r
Ns
dan f 1 =
P.Ns
120
maka f 2=f 1 . S
karena pada saat start S = 100 %, jadi f2 = f2
Dengan demikian terlihat bahwa pada saat start dan rotor belum berputar,
frekuensi arus rotor sama dengan frekuensi arus stator. Dalam keadaan rotor
berputar, frekuensi arus rotor di pengaruhi oleh slip ( f2 = f1 . S ). Karena tegangan
induksi dan reaktansi kumparan rotor merupakan fungsi frekuensi, maka besarnya
juga di pengaruhi oleh slip.
E2=4,44. f 2 . N 2 .m
E2 s=4,44. S . f 1 . N 2 . m
E2 s=S . E2
X 2=2 . f 2 . L2 s
X 2 s =2 . S . f 1 . L2 s
X 2 s =S . X 2
Dimana :
daya motor
M
t
P=
FL
t
sedangkan
M =F L
Kecepatan V =
(Nm)
L
t
motor
Dalam satu putaran poros jarak ditempuh
L=2. r .
sehingga kecepatan
V =n .2 . r .
Dengan memasukkan gaya F yang terjadi pada poros, diperoleh persamaan
P=n .2 . r . . F
Akhirnya diperoleh hubungan daya motor P dengan torsi poros M dengan persamaan :
P=2 . . n . M
(Nm/menit)
Daya P dalam satuan Nm/menit dipakai jika torsi M yang diukur menggunakan
satuan Nm. Dalam satuan daya listrik dinyatakan dalam Watt atau kWatt maka persamaan
harus dibagi dengan 60 detik dan bilangan 1000.
P=
2
.n. M
60 1000
(kW)
n. M
Rugi-rugi dan Efisiensi Mot
9549
induksi
gambar-5.9
induksi
terdapat
rugi-rugi
induksi
Besarnya rugi tembaga sebanding dengan I2.R, makin besar arus beban maka
rugi tembaga makin besar juga. Daya input motor sebesar P1, maka daya yang diubah
menjadi daya output sebesar P2.
Persamaan menghitung rugi-rugi motor induksi :
Rugi-rugi motor = P1 P2
Persamaan menghitung efisiensi motor induksi :
n=
P1
100
P2
(Watt)
=2. . n
M Torsi (Nm)
F Gaya (Newton)
P2 Daya output (Watt)
Kecepatan sudut putar
60
s
Terdapat hubungan yang jelas antara efisiensi motor dan beban. Pabrik motor
membuat rancangan motor untuk beroperasi pada beban 50-100% dan akan paling efisien
pada beban antara 75% samapi dengan 80%.. Tetapi, jika beban turun dibawah 50% efisiensi
turun dengan cepat seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18. Mengoperasikan motor dibawah
laju beban 50% memiliki dampak pada factor dayanya. Efisiensi motor yang tinggi dan faktor
daya yang mendekati 1 sangat diinginkan untuk operasi yang efisien dan untuk menjaga
biaya rendah untuk seluruh pabrik, tidak hanya untuk motor. Bentuk perbandingan
karakteristik antara motor induksi yang berefisiensi tinggi dengan motor standar dipelihatkan
pada gambar 3.16.
Untuk alasan ini maka dalam mengkaji kinerja motor akan bermanfaat bila
menentukan beban dan efisiensinya. Pada hampir kebanyakan negara, merupakan
persyaratan bagi fihak pembuat untuk menuliskan efisiensi beban penuh pada pelat label /
plat nama motor. Namun demikian, bila motor beroperasi untuk waktu yang cukup lama,
kadang-kadang tidak mungkin untuk mengetahui efisiensi tersebut sebab pelat label motor
kadangkala sudah hilang atau sudah dicat. Untuk mengukur efisiensi motor, maka motor
harus dilepaskan sambungannya dari beban dan dibiarkan untuk melalui serangkaian uji.
Hasil dari uji tersebut kemudiandibandingkan dengan grafik kinerja standar yang diberikan
oleh pembuatnya. Jika tidak memungkinkan untuk memutuskan sambungan motor dari
beban, perkiraan nilai efisiensi didapat dari tabel khusus untuk nilai efisiesi motor.
Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengirim dan tegangan ujung
penerimaan, jatuh tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus pada saluran bolak-balik
besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya.
Jatuh tegangan dinyatakan dengan rumus :
V d=
V sV r
100
Vs
Dimana :
Vs = Tegangan ujung pengirim (volt)
Vr = Tegangan ujung penerima (volt)
Seperti kita ketahui PLN memproduksi tegangan listrik dengan nilai nominal 220/380
volt tiga fasa dan pada frekuensi 50 Hz dan dalam bentuk gelombang sinus. Besar tegangan
listrik ini berbeda pada setiap Negara, sebagai contoh di America tegangan jala-jalanya
110/60 Hz, dan lain-lain.
Dalam penyedian tenaga listrik disyarakan suatu level standard tertentu
untuk menentukan kualitas tegangan pelayanan. Secara umum ada tiga hal yang
perlu dijaga kualitasnya :
1. Frekuensi (50 Hz)
2. Tegangan (220/380) volt 5%-10%
3. Keandalan
Dalam penyediaan tenaga listrik dilakukan penggolongan beban untuk memenuhi
keandalan dari sistem. Dengan bervariasinya karakteristik beban maka perlu digolongkan
berdasarkan faktor-faktor dominan. Misalnya lingkungan/geografis. Pada kenyataannya
tegangan listrik produk PLN bukanlah tegangan sinus murni yang berkualitas sempurna.
Faktor-faktor yang mendasari bervariasinya tegangan sistem distribusi
adalah :
1. Konsumen pada umumnya memakai peralatan yang memerlukan tegangan tertentu
2. Letak konsumen terbesar, sehingga jarak tiap konsumen dengan titik pelayanan tidak
sama
3. Pusat pelayanan tidak dapat diletakkan merata atau tersebar
Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan tegangan yang diterima konsumen tidak selalu
sama. Konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan cenderung menerima tegangan
relative lebih rendah dibandingkan dengan konsumen yang letaknya decant dengan pusat
pelayanan.
2.2.15Klasifikasi Desain Motor Induksi
Standard NEMA pada dasarnya mengkategorikan motor induksi ke dalam empat kelas
yakni disain A,B,C, dan D.
1. Kelas A : disain ini memiliki torsi start normal (150 170%) dari nilai ratingnya) dan
arus start relatif tinggi. Torsi break down nya merupakan yang paling tinggi dari
semua disain NEMA. Motor ini mampu menangani beban lebih dalam jumlah besar
selama waktu yang singkat. Slip 5%
2. Kelas B : merupakan disain yang paling sering dijumpai di pasaran. Motor ini
memiliki torsi start yang normal seperti halnya disain kelas A, akan tetapi motor ini
memberikan arus start yang rendah. Torsi locked rotor cukup baik untuk menstart
berbagai beban yang dijumpai dalam aplikasi industri. Slip motor ini 5 %. Effisiensi
dan faktor dayanya pada saat berbeban penuh tinggi sehingga disain ini merupakan
yang paling populer. Aplikasinya dapat dijumpai pada pompa, kipas angin/ fan, dan
peralatan peralatan mesin.
3.
Kelas C : memiliki torsi start lebih tinggi (200 % dari nilai ratingnya) dari dua disain
yang sebelumnya. Aplikasinya dijumpai pada beban beban seperti konveyor, mesin
penghancur (crusher ), komperessor,dll. Operasi dari motor ini mendekati kecepatan
penuh tanpaoverload dalam jumlah besar. Arus startnya rendah, slipnya 5 %.
4. Kelas D : memiliki torsi start yang paling tinggi. Arus start dan kecepatan beban
penuhnya rendah. Memiliki nilai slip yang tinggi (5 -13 % ), sehingga motor ini cocok
untuk aplikasi dengan perubahan beban dan perubahan kecepatan secara mendadak
pada motor. Contoh aplikasinya : elevator, crane, dan ekstraktor. Karakteristik torsi
kecepatannya dapat dilihat pada gambar 2.5.1.
Area
Kehilangan
Peningkatan Efisiensi
Energi
1
(rugi-rugi)
Besi
Pada stator
lebih rendah.
Menggunakan lebih banyak tembaga dan konduktor yang lebih besar
Pada rotor
tahanan
Gesekan &
Pegulungan
Kehilangan
beban yang
motor.
Peralatan kadangkala digunakan dibawah kemampuan yang semestinya. Sebagai
contoh, pembuat peralatan mesin memberikan nilai motor untuk kapasitas alat dengan
beban penuh. Dalam prakteknya, pengguna sangat jarang membutuhkan kapasitas
penuh ini, sehingga mengakibatkan hamper selamanya operasi dilakukan dibawah
nilai beban.
3. Dipilih motor yang besar agar mampu mencapai keluaran pada tingkat yang
dikehendaki, bahkan jika tegangan masuk rendah dalam keadaan tidak normal.
4. Dipilih motor yang besar untuk penggunaan yang memerlukan torque penyalaan awal
yang tinggi akan tetapi lebih baik bila digunakan motor yang lebih kecil yang
dirancang dengan torque tinggi.
Ukuran motor harus dipilih berdasarkan pada evaluasi beban dengan hatihati. Namun bila
mengganti motor yang ukurannya berlebih dengan motor yang lebih kecil, juga penting untuk
mempertimbangkan potensi pencapaian efisiensi. Motor yang besar memiliki efisiensi yang
lebih tinggi daripada motor yang lebih kecil. Oleh karena itu, penggantian motor yang
beroperasi pada kapasitas 60 70% atau lebih tinggi biasanya tidak direkomendasikan.
Dengan kata lain tidak ada aturan yang ketat yang memerintahkan pemilihan motor dan
potensi penghematan perlu dievaluasi dengan dasar kasus per kasus. Contoh, jika motor yang
lebih kecil merupakan motor
yang efisien energinya sedangkan motor yang ada tidak, maka efisiensi dapat meningkat.
Untuk motor yang beroperasi konstan pada beban dibawah 40% dari nilai
kapasitasnya, pengukuran yang murah dan efektif dapat dioperasikan dalam mode bintang.
Perubahan dari operasi standar delta ke operasi bintang meliputi penyusunan kembali
pemasangan kawat masukan daya tiga fase pada kotak terminal. Mengoperasikan dalam
mode bintang akan menurunkan tegangan dengan factor 3. Motor diturunkan ukuran
listriknya dengan operasi mode bintang, namun karakteristik kinerjanya sebagai fungsi beban
tidak berubah. Jadi, motor dalam mode bintang memiliki efisiensi dan faktor daya yang lebih
tinggi bila beroperasi pada
beban penuh daripada beroperasi pada beban sebagian dalam mode delta. Bagaimanapun,
operasi motor pada mode bintang memungkinkan hanya untuk penggunaan dimana
permintaan torque ke kecepatannya lebih rendah pada beban yang berkurang.
Diamping itu, perubahan ke mode bintang harus dihindarkan jika motor
disambungkan ke fasilitas produksi dengan keluaran yang berhubungan dengan kecepatan
motor (karena kecepatan motor berkurang pada mode bintang). Untuk penggunaan untuk
kebutuhan torque awal yang tinggi dan torque yang berjalan rendah, tersedia starter DeltaBintang yang dapat membantu mengatasi torque awal yang tinggi.
aktual harus tidak lebih besar dari kenaikan suhu pada operasi beban penuh yang
berkesinambungan (100%). Pemanasan berlebih pada motor dapat terjadi dengan alasan
sebagai berikut.
1. Perubahan beban yang ekstrim, seperti seringnya jalan/berhenti, atau tingginya beban
awal.
2. Beban berlebih yang sering dan/atau dalam jangka waktu yang lama.
3. Terbatasnya kemampuan motor dalam mendinginkan, contoh pada lokasi yang tinggi,
dalam lingkungan yang panas atau jika motor tertutupi atau kotor.
Jika beban bervariasi terhadap waktu, metode pengendalian kecepatan dapat
diterapkan sebagai tambahan terhadap ukuran motor yang tepat.
2.2.16.4 Memperbaiki kualitas daya
Kinerja motor dipengaruhi oleh kualitas daya yang masuk, yang ditentukan oleh
tegangan dan frekuensi aktual dibandingkan dengan nilai dasar. Fluktuasi dalam tegangan dan
frekuensi yang lebih besar daripada nilai yang diterima memiliki dampak yang merugikan
pada kinerja motor. Tabel 6 menampilkan pengaruh umum dari variasi tegangan dan
frekuensi pada kinerja motor. Ketidakseimbangan tegangan bahkan dapat lebih merugikan
terhadap kinerja motor dan terjadi apabila tegangan tiga fase dari motor tiga fase tidak sama.
Hal ini biasanya disebabkan oleh perbedaan pasokan tegangan untuk setiap fase pada tiga
fase. Dapat juga diakibatkan dari
penggunaan kabel dengan ukuran yang berbeda pada sistim distribusinya.
Ketidakseimbangan tegangan dapat diminimalisir dengan cara sebagai
berikut.
1. Menyeimbangkan setiap beban fase tunggal diantara seluruh tiga fase
2. Memisahkan setiap beban fase tunggal yang mengganggu keseimbangan beban dan
umpankan dari jalur/trafo terpisah.
2.2.16.5 Penggulungan Ulang kumparan
Penggulungan ulang untuk motor yang terbakar sudah umum dilakukan oleh industri.
Jumlah motor yang sudah digulung ulang di beberapa industri lebih dari 50% dari jumlah
total motor. Pegulungan ulang motor yang dilakukan dengan hatihati kadangkala dapat
menghasilkan motor dengan efisiensi yang sama dengan sebelumnya. Pegulungan ulang
dapat mempengaruhi sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap memburuknya efisiensi
motor: desain slot dan gulungan, bahan gulungan, kinerja pengisolasi, dan suhu operasi.
Sebagai contoh, bila panas
diterapkan pada pita gulungan lama maka pengisolasi diantara laminasinya dapat rusak,
sehingga meningkatkan kehilangan arus eddy.
Perubahan dalam celah udara dapat mempengaruhi faktor daya dan keluaran torque.
Walau begitu, jika dilakukan dengan benar, efisiensi motor dapat terjaga setelah dilakukan
pegulungan ulang, dan dalam beberapa kasus, efisiensi bahkan dapat ditingkatkan dengan
cara mengubah desain pegulungan. Dengan menggunakan kawat yang memiliki penampang
lintang yang lebih besar, ukuran slot yang diperbolehkan, akan mengurangi kehilangan stator
sehingga akan meningkatkan efisiensi. Walau demikian, direkomendasikan untuk menjaga
desain motor orisinil selama pegulungan ulang, kecuali jika ada alasan yang berhubungan
dengan beban spesifik untuk mendesain ulang.
Dampak dari pegulungan ulang pada efisiensi motor dan faktor daya dapat dikaji
dengan mudah jika kehilangan motor tanpa beban diketahui pada sebelum dan sesudah
pegulungan ulang. Informasi kehilangan tanpa beban dan kecepatan tanpa beban dapat
ditemukan pada dokumentasi motor yang diperoleh pada saat pembelian.
Indikator keberhasilan pegulungan ulang adalah perbandingan arus dan tahanan
stator tanpa beban per fase motor yang digulung ulang dengan arus dan tahanan
stator orisinil tanpa beban pada tegangan yang sama. Paad saat menggulung ulang
motor perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Gunakan perusahaan yang bersertifikasi ISO 9000 atau anggota dari Assosasi
Layanan Peralatan Listrik.
2. Ukuran motor kurang dari 40 HP dan usianya lebih dari 15 tahun (terutama motor
yang sebelumnya sudah digulung ulang) sering memiliki efisiensi yang lebih rendah
daripada model yang tersedia saat ini yang efisien energinya. Biasanya yang terbaik
adalah menggantinya. Hampir selalu terbaik mengganti motor biasa dengan beban
dibawah 15 HP.
3. Jika biaya pegulungan ulang melebihi 50% hingga 65% dari harga motor baru yang
efisien energinya, lebih baik membeli motor yang baru, karena meningkatnya
kehandalan dan efisiensi akan dengan cepat menutupi pembayaran harga motor.
2.2.16.6 Koreksi faktor daya dengan memasang kapasitor
Sebagaimana sudah dikenal sebelumnya, karakteristik motor induksi adalah faktor
dayanya yang kurang dari satu, menyebabkan efisiensi keseluruhan yang lebih rendah (dan
biaya operasi keseluruhan yang lebih tinggi) untuk seluruh sistim listrik pabrik. Kapasitor
yang disambung secara paralel (shunt) dengan motor kadangkala digunakan untuk
memperbaiki faktor daya.
Kapasitor tidak akan memperbaiki faktor daya motor itu sendiri akan tetapi terminal
starternya dimana tenaga dibangkitkan atau didistribusikan. Manfaat dari koreksi faktor daya
meliputi penurunan kebutuhan kVA (jadi mengurangi biaya kebutuhan utilitas), penurunan
kehilangan I2R pada kabel di bagian hulu kapasitor (jadi mengurangi biaya energi),
berkurangnya penurunan tegangan pada kabel (mengakibatkan pengaturan tegangan
meningkat), dan kenaikan dalam efisiesi keseluruhan sistim listrik pabrik.
Ukuran kapasitor yang digunakan tergantung pada kVA reaktif tanpa beban (kVAR)
yang ditarik oleh motor. Ukuran ini tidak boleh melebihi 90% dari kVAR motor tanpa beban,
sebab kapasitor yang lebih tinggi dapat mengakibatkan terlalu tingginya tegangan dan motor
akan terbakar. kVAR motor hanya dapat ditentukan oleh pengujian motor tanpa beban.
Alternatifnya adalah menggunakan faktor daya motor standar untuk menentukan ukuran
kapasitor. Informasi lebih jauh mengenai faktor daya dan kapasitor diberikan dalam bab
Listrik.
2.2.16.7 Meningkatkan perawatan
Hampir semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang
dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu,
perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan operasi
yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan
meningkatnya gesekan pada motor dan penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi
pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu.
Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor.
Sebagai contoh, suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan kelembaban
dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis karena siklus pembebanan dapat
mengakibatkan kesalahan penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga
kinerja motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan meliputi sebagai
berikut.
1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk pemakaian bearings dan rumahnya (untuk
mengurangi kehilangan karena gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran
ventilasi motor (untuk menjamin pendinginan motor)
2. Pemeriksaan kondisi beban untuk meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau
kekurangan beban. Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir
mengindikasikan suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang
3.
harus diketahui.
Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat biasanya member rekomendasi
untuk cara dan waktu pelumasan motor. Pelumasan yang tidak cukup dapat
menimbulkan masalah, seperti yang telah diterangkan diatas. Pelumasan yang
berlebihan dapat juga menimbulkan masalah, misalnya minyak atau gemuk yang
berlebihan dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan isolasi
motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko kebakaran.
4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang benar dan peralatan yang
digerakkan. Sambungan yang tidak benar dapat mengakibatkan sumbu as dan
bearings lebih cepat aus, mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan
yang digerakkan.
5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak terminal dan pemasangannya
benar. Sambungan-sambungan pada motor dan starter harus diperiksa untuk
meyakinkan kebersihan dan kekencangnya.
6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar saluran pendingin motor bersih
untuk membantu penghilangan panas untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan.
Umur isolasi pada motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor
10oC diatas suhu puncak yang direkomendasikan, waktu pegulungan ulang akan lebih
cepat, diperkirakan separuhnya.
2.2.17 Memilih Motor Listrik
Setiap motor listrik sebagai alat penggerak sudah mempunyai klasifikasi tertentu sesuai
dengan maksud penggunaannya menurut kebutuhan yang diinginkan. Klasifikasi tiap motor
listrik bisa dibaca pada papan nama (name plate) yang dipasang padanya sehingga untuk
berbagai keperluan bisa dipilih motor yang sesuai.
Di dalam pemakaian sederhana, klasifikasi motor hanya dikenal menurut::
1. Tenaga output motor (HP).
2. Sistem tegangan (searah, bolak-balik, ukurannya, fasenya).
3. Kecepatan motor (rendah, sedan, tinggi).
Dalam pemakaian yang sederhana ini belum dicapai hal-hal lain yang sangat penting
dalam memilih motor yang sesuai. Jadi dapat disimpulkan bahwa klasifikasi motor ini
sangatlah luas mencakup dalam:
1. Hal-hal yang dibutuhkan oleh mesin-mesin yang digerakkan (driven machines) yang
sesuai dengan: tenaga dan torsi yang dibutuhkan.
2. Karakteristik beban dan macam-macam kerja yang diperlukan
3. Konstruksi mesin-mesin yang digerakkan
Hal-hal yang demikian akan memberikan pula macam-macam variasi bentuk dari motor
termasuk alat-alat perlengkapannya (alat-alat pengusutan dan pengaturan).