Anda di halaman 1dari 3

Protein (albumin dan globulin)

Metodologi
a.Pengendapan
Serum encer 2cc

Asam sulfosalisilat 1 tetes

Endapan
Putih

b.Penggumpalan (Koagulasi)
1.Serum encer 2cc
2%

Klorfenol merah 1 tetes

Asam cuka

(Warna merah muda hilang)

2.Panaskan

(Dipenanas)

Hasil

Dinginkan

Asam cuka 1cc

a. Pengendapan
Didalam cairan serum yang berwarna kuning, terdapat endapan berwarna
putih

b. Pengendapan (Koagulasi)
Warna awal serum adalah kuning, setelah dicampur klorfenol merah warnanya
menjadi ungu. Setelah ditetesi asam cuka warnanya menjadi kuning keunguan.
Saat dipanaskan warnanya menjadi endapan berwarna putih susu dan larut
dalam asam asetat.
Pembahasan
a. Penggumpalan
Beberapa jenis protein sangat peka terhadap perubahan lingkungannya.
Protein dengan mudahnya dapat mengalami perubahan konformasi molekul
atau lebih dikenal dengan istilah denaturasi. Hal-hal yang dapat
mengakibatkan terjadinya denaturasi ialah perubahan suhu, pH, atau
karena terjadinya suatu reaksi dengan senyawa lain contohnya pereaksi
alkaloid. Senyawa ini akan bereaksi dengan sebagian protein sehingga
menyebabkan terjadinya koagulasi atau penggumpalan. Serum adalah
gabungan dari albumin dan globulin. Asam sulfosalisilat adalah pereaksi
alkaloid yang biasanya dipakai untuk menggumpalkan protein. Karena
protein dalam serum sebagian besar adalah albumin dan globulin sehingga
asam sulfosalisilat menyebabkan penggumpalan pada serum. Hal ini
membuktikan bahwa protein peka terhadap aglutinasi atau penggumpalan
b. Pengendapan (Koagulasi)
Fungsi dari klorfenol merah adalah indikator pH. Saat serum ditetesi
klorfenol merah warnanya berubah menjadi ungu, hal ini berarti pH serum
adalah basa. Setelah ditetesi asam cuka, warna larutan berubah menjadi
warna kuning keunguan, hal ini berarti pH larutan menjadi asam. Saat
dipanaskan,
terbentuklah
endapan
berwarna
putih.
Suhu yang
tinggi mengakibatkan proses koagulasi berlangsung dan ikatan antar
protein semakin rapat sehingga kemampuan dalam mengikat air (water
holding capacity) menurun sehingga terjadilah koagulasi.Hal ini
membuktikan bahwa panas adalah salah satu faktor yang menyebabkan
koagulasi. Koagulasi hanya terjadi ketika protein berada di titik isolistriknya,
dimana pada titik ini protein masih dapat larut pada pH di titik luar isolistrik
tersebut. Hasil koagulasi larut dalam asam karena asam juga salah satu
faktor yang mempengaruhi titik isolistrik.

Kasein
Metodologi
Kasein alkalis 5cc
2%

Bromkresol Hijau 1 tetes

Asam cuka

(Tetes demi tetes sampai ada endapan)

Hasil
Warna awal kasein adalah putih kekuningan sedikit keruh, saat ditambahkan
bromkresol hijau warnanya menjadi biru muda. Saat ditambahkan asam cuka
warna lapisan paling bawah adalah biru kehijauan, lapisan kedua bening,
diatasnya terdapat lapisan putih keruh karena terdapat pengendapan.
Pembahasan
Penggunaan bromkresol hijau adalah untuk mengetahui pH larutan. Saat
kasein ditambahkan bromkresol hijau maka warnanya menjadi biru, hal ini
menunjukkan pH kasein adalah basa. Saat ditambahkan asam cuka, warna biru
berubah menjadi sedikit kehijauan, hal ini menadakan peningkatan pH menjadi
sedikit lebih asam. Sedangkan lapisan putih keruh terjadi karena sifat protein
yang terkoagulasi karena asam
Sumber
Panil, Zulbadar. 2007. Memahami teori dan praktik biokimia dasar medis.
Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran (ECG).

Anda mungkin juga menyukai