BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setelah terjadinya berbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Nazi
Jerman setelah Perang Dunia II, terdapat sebuah konsensus umum dalam
komunitas dunia bahwa Piagam PBB tidak secara penuh mendefinisikan hak-hak
yang disebutkan. Sebuah pernyataan umum yang menjelaskan hak-hak
individual diperlukan. John Peters Humphrey dipanggil oleh Sekretariat Jenderal
PBB untuk bekerja dalam suatu proyek dan menjadi penyusus pernyataan umum
tersebut. Humphrey juga dibantu oleh Eleanor Roosevelt dari Amerika Serikat,
Jacques Maritain dari Perancis, Charles Malik dari Lebanon, dan P.C. Chang dari
Republik China, dan lainnya.
Proklamasi ini diratifikasi sewaktu Rapat Umum pada tanggal 10 Desember 1948
dengan hasil perhitungan suara 48 menyetujui, 0 keberatan, dan 8 abstain
(semuanya adalah blok negara Soviet, Afrika Selatan, dan Arab Saudi). Walaupun
peran penting dimainkan oleh John Humphrey, warga negara Kanada, Pemeritah
Kanada pada awalnya abstain dalam perhitungan suara tersebut, namun akhinya
menyetujui pernyataan tersebut di Rapat Umum.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran
HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan/tuntas
sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke
arah yang lebih baik.
Mengingat tingkah-laku para tokoh di berbagai bidang dewasa ini, yang
berkaitan dengan situasi negeri kita di bidang politik, sosial, ekonomi dan moral,
maka sudah sepantasnyalah kalau kita beramai-ramai mengingatkan dan
memperingatkan mereka, dan juga kita semua, bahwa tidak mungkin ada solusi
(pemecahan) terhadap berbagai persoalan gawat yang sedang kita hadapi
bersama, kalau fikiran dan tindakan mereka (baca : kita juga) bertentangan
dengan prinsip-prinsip Deklarasi Universal HAM. Dokumen internasional ini
penting, bahkan makin terus menjadi lebih penting sekarang, dalam mengurusi
persoalan ummat manusia di dunia (termasuk di Indonesia). Oleh karena itu,
banyak ulasan atau penelaahan, yang bisa sama-sama kita lakukan mengenai
persoalan ini.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah yang berjudul Hak Asasi Manusia ini
antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui latar belakang sejarah munculnya ide tentang perumusan
Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui sejarah perjuangan Hak Asasi Manusia di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengertian, macam, dan jenis Hak Asasi Manusia yang
berlaku secara umum (global).
4. Untuk mengetahui pemahaman bangsa Indonesia terhadap Hak Asasi Manusia
dan bentuk-bentuk pelaksanaan HAM yang ada di masyarakat.
BAB II
HAK ASASI MANUSIA
2.1 Deklarasi HAM disahkan PBB
10 Desember 1948, Deklarasi Hak Asasi Manusia disahkan oleh Majelis Umum
PBB. Ide tentang hak asasi manusia yang berlaku saat ini berakar sejak era
Perang Dunia II. Pembunuhan dan kerusakan dahsyat yang ditimbulkan Perang
Dunia II menggugah suatu kebulatan tekad untuk membangun sebuah organisasi
internasional yang sanggup meredakan krisis internasional serta menyediakan
suatu forum untuk diskusi dan mediasi. Organisasi ini adalah Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), yang telah memainkan peran utama dalam
pengembangan pandangan kontemporer tentang hak asasi manusia.
Para pendiri PBB yakin bahwa pengurangan kemungkinan perang mensyaratkan
adanya pencegahan atas pelanggaran besar-besaran terhadap hak-hak manusia.
PBB kemudian menugaskan Komisi Hak Asasi Manusia untuk menulis sebuah
pernyataan internasional tentang hak asasi manusia. Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia ini diumumkan sebagai "suatu standar pencapaian yang berlaku
umum untuk semua rakyat dan semua negara" . Namun, dalam pelaksanaannya,
HAM malah dijadikan alat bagi negara-negara Barat untuk menekan negaranegara independen dunia di bidang politik dan ekonomi dalam rangka
memperluas pengaruh imperialisme mereka. Kini banyak negara-negara yang
menyuarakan agar diadakan perubahan isi Deklarasi HAM yang tidak sesuai
dengan keyakinan, kebudayaan, dan adat istiadat mereka, demi mencegah
penggunaan HAM untuk menekan mereka.
2.2 Sejarah Perjuangan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia sejak awal perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia sudah menuntut dihormatinya hak asasi manusia. Hal
tersebut terlihat jelas dalam tonggak-tonggak sejarah perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan sebagai berikut :
Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908, yang diawali dengan lahirnya berbagai
pergerakan kemerdekaan pada awal abad 20, menunjukkan kebangkitan bangsa
Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan bangsa lain.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, membuktikan bahwa bangsa
Indonesia menyadari haknya sebagai satu bangsa yang bertanah air satu dan
menjunjung satu bahasa persatuan Indonesia.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan
puncak perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia diikuti dengan
penetapan Undang-Undang Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 yang
dalam Pembukaannya mengamanatkan : Bahwa sesungguhnya kemerdekaan
itu ialah hak segala bangsa. Oleh karena itu penjajahan di atas dunia harus
utuh. Bangsa Indonesia menyadari bahwa hak asasi manusia bersifat historis dan
dinamis yang pelaksanaannya berkembang dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2.6 Bentuk-Bentuk Pelaksanaan HAM yang Ada di Masyarakat
Pelaksanaan hak-hak asasi di dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai
berikut :
a. Sebagai pribadi yang berketuhanan Yang Maha Esa, kita yakin bahwa hak-hak
asasi kita berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Yang artinya Tuhan telah
menganugerahkan hak kepada setiap manusia berupa hak hidup, hak
kemerdekaan dan kebebasan, serta hak memiliki sesuatu. Hingga patutlah
kepada seluruh manusia saling menghormati dan menghargai atas setiap hak
asasi yang ada pada setiap manusia.
b. Dalam kehidupan sehari-hari hak asasi mencakup hak untuk mendapat
perlakuan yang sopan baik di tempat kerja, di lingkungan sekolah/kampus,
maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya.
c. Mengakui dan menghargai pendapat bersama yang telah dirumuskan dan
disetujui dalam musyawarah walaupun secara pribadi berbeda pendapat.
d. Rakyat rela megorbanikan sebagian hak miliknya demi kepentingan umum
dan sebaliknya pemerintah memberikan ganti rugi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
e. Setiap masyarakat menghormati dan menghargai hak seseorang untuk dipilih
dan memilih dalam pemilu.
f. Setiap masyarakat mempunyai kebebasan dalam berpendapat dan berpolitik
baik dalam bentuk tulisan maupun orasi, namun yang yang dimaksud adalah
kebebasan yang bertanggung jawab.
g. Dalam peradilan, sekalipun tersangka sudah terbukti dalam tindak
kejahatannya, namun tetap diberlakukan asas praduga tak bersalah hal ini untuk
menghargai tersangka tersebut akan haknya dalam mendapat layanan dan
perlindungan hukum serta bersamaan kedudukannya dalam hukum.
h. Hak asasi tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena akan melanggar
hak-hak asasi orang lain, sehinga hak-hak asasi dalam pelaksanaannya dibatasi
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada UUD 1945 dan peraturan
perundangan lainnya.
RULE of LAW
Rule of Law
Penegakan hukum atau rule of law merupakan suatu doktrin dalam hukum yang
mulai muncul pada abad ke-19, bersamaan dengan kelahiran negara berdasar
hukum (konstitusi) dan demokrasi. Kehadiran rule of law boleh disebut sebagai
reaksi dan koreksi terhadap negara absolut (kekuasaan di tangan penguasa)
hukum, yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Penegakan rule of law
harus diartikan secara hakiki (materiil), yaitu dalam arti pelaksanaan dari just
law. Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) sangat erat kaitannya
dengan the enforcement of the rules of law dalam penyelenggaraan
pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsipprinsip rule of law.
Berdasarkan pengalaman berbagai negara dan hasil kajian menunjukkan bahwa
keberhasilan the enforcement of the rules of law teragntung pada kepribadian
nasional masing-masing. Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law
merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan
mempunyai akar budayanya yang khas pula. Rule of law ini juga merupakan
legalisme, suatu aliran pemikiran hukum yang di dalamnya terkandung wawasan
social, gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat dana negara,
yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu dan memiliki struktur
sosiologisnya sendiri. Legalisme tersebut mengandung gagasan bahwa keadilan
dapat dilayani melalui pembuatan system peraturan dan prosedur yang sengaja
bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Secara kuantitatif,
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rule of law telah banyak
dihasilkan di negara kita, namun implementasi/penegakannya belum mencapai
hasil yang optimal, sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule
of law belum dirasakan sebagian besar masyarakat.
Hal-hal yang mengemukanuntuk dipertanyakan antara lain adalah bagaimana
komitmen pemerintah untuk melaksanakan prinsip-prinsip rule of law. Proses
penegakan hukum di Indonesia dilakukan oleh lembaga penegak hukum yang
terdiri: kepolisian, kejaksaan, komisi pemberantasan korupsi (KPK) dan badan
peradilan (Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Pengadilan Negeri dan
Pengadilan Tinggi).
Fungsi kepolisian adalah memelihara keamanan dalam negeri yang meliputi
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Tugas pokok
kepolisian antara lain: memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;
menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat.
Tugas pokok kepolisian secara rinci antara lain:
(1) menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas di jalan;
(2) membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran
hukum masyarakat serta ketaatan warga terhadap hukum dan peraturan
perundang-undangan;
(3) melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana
sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan
lainnya;
(4) melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan
hidup dan gangguan ketertiban dan atau bencana termasuki memberikan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah yang
berjudul Hak Asasi Manusia ini antara lain :
1. Latar belakang sejarah munculnya ide tentang hak asasi manusia yang
berlaku saat ini berakar sejak era Perang Dunia II. Pembunuhan dan kerusakan
dahsyat yang ditimbulkan Perang Dunia II menggugah suatu kebulatan tekad
untuk membangun sebuah organisasi internasional yang sanggup meredakan
krisis internasional serta menyediakan suatu forum untuk diskusi dan mediasi.
2. Sejarah perjuangan hak asasi manusia di Indonesia dimulai dengan
perjuangan kemerdekaan melawan penjajah, Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908,
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan puncak perjuangan
pergerakan kemerdekaan Indonesia diikuti dengan penetapan Undang-Undang
Dasar 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945, dan rumusan hak asasi manusia
dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia secara eksplisit juga telah dicantumkan
dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat dan Undang-Undang
Dasar Sementara 1950.
3. HAM/Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu
gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi
nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan,
jabatan, dan lain sebagainya. Pembagian hak asasi manusia menurut macam
dan jenisnya yaitu Hak asasi pribadi, politik, hukum, ekonomi, peradilan, dan
sosial budaya.
4. Hak asasi manusia tidak dapat dilaksanakan secara mutlak. Ini berarti bahwa
prlaksanaannya harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku, pada
Undang-Undang Dasar 1945 dan peraturan perundangan yang lainnya.
Pelaksanaan yang mutlak akan melanggar hak-hak asasi orang lain.
5. Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
masyarakatnya, khususnya keadilan sosial. Pembukaan UUD 1945 memuat
prinsip-prinsip rule of law, yang pada hakikatnya merupakan jaminan secara
formal terhadap rasa keadilan bagi rakyat Indonesia. Dengan kata lain,
pembukaan UUD 1945 memberi jaminan adanya rule of law dan sekaligus rule of
justice. Prinsip-prinsip rule of law di dalam pembukaan UUD 1945 bersifat tetap
dan instruktif bagi penyelenggara negara, karena pembukaan UUD 1945
merupakan pokok kaidah fundamental Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Masyarakat madani (civil society) adalah kondisi suatu komunitas yang jauh dari
monopoli kebenaran dan kekuasaan. Kebenaran dan kekuasaan adalah milik
bersama
DAFTAR PUSTAKA
Lasa dkk. LKS Gita SMU PPKn. Hak Asasi Manusia. PT. Pabelan. Surakarta.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka.Jakarta
Wikipedia Indonesia. 2007. Hak Asasi Manusia. id.wikipedia.Org/wiki/
Hak_asasi_manusia - 26k. Diakses 20 September 2010.
Martha,Denny. Bentuk-bentuk hak asasi manusia yang ada di masyarakat.2007
Komara,Endang.2010.http://endangkomarasblog.blogspot.com/2010/03/rule-oflaw-sebagai-upaya-menciptakan_25.html. Diakses 20 September 2010