BAB 1 Refrat 235 Editan
BAB 1 Refrat 235 Editan
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan morfologi
suatu organ atau jaringan tubuh. (Achmadi, 2005)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitarnya (benda hidup, mati,
nyata, abstrak) serta suasana yang terbentuk karena terjadi interaksi antara elemenelemen di alam tersebut. (Sumirat, 1996)
Referat ini yang berjudul Penyakit Berbasis Lingkungan akan menjelskan
tentang proses terjadinya penyakit di masyarakat serta apa saja penyakit yang dapat
timbul di lingkungan, dan pencegahan apa saja yang dapat dilakukan untuk
menanggulangi penyakit yang timbul di lingkungan.
I.2 Tujuan
a) Menjelaskan pengertian dari penyakit berbasis lingkungan
b) Menjelaskan perjalanan penyakit (patogenesis penyakit) melalui media
skema dan deskripsinya.
c) Memberikan wawasan mengenai proses terjadinya penyakit di
lingkungan masyarakat.
d) Memberikan wawasan mengenai apa saja elemen yang dapat
menmbulkan suatu penyakit di masyarakat.
e) Memberikan wawasan tentang enyakit apa saja yang dapat timbul dari
lingkungan.
f) Memberikan wawasan mengenai pencegahan dari penyakit berbasis
lingkungan.
g) Memberikan informasi tentang PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
di lingkungan.
I.3 Manfaat
a) Untuk penulis, menambah wawasan tentang Penyakit Berbasis
Lingkungan.
b) Membantu pembaca agar lebih memahami lagi tentang penyakit berbasis
lingkungan serta PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
c) Sebagai referensi bagi pembaca tentang Penyakit Berbasis Lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Agen Kimia : Logam berat (Pb, Hg), air pollutants (Irritant: O3, N2O, SO2,
Asphyxiant: CH4, CO), Debu dan seratt (Asbestos, silicon), Pestisida, dll
c) Agen Fisika : Radiasi, Suhu, Kebisingan, Pencahayaan, dll
Simpul 2: Komponen Lingkungan Sebagai Media Perkembangbiakan
Komponen lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit, karena dapat
memindahkan agen penyakit. Komponen lingkungan yang lazim dikenal sebagai
media perkembangbiakan atau transmisi adalah:
a. U
b. A
e. Manusia
secara
langsung
c. Makanan
d. Binatang
r
a
Simpul 3: Penduduk
Komponen penduduk yang berperan dalam patogenesis pes nyakit antara lain:
a. Perilaku
b. Status gizi
c. Pengetahuan
d. dll
e.
f. II.2 Proses Terjadinya Penyakit di Lingkungan
Masyarakat
g.
berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit yakni proses
interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis,
psikologis, sosiologis dan antropologis) dengan penyebab (agent) serta dengan
lingkungan (environment).
h.
atau faktor penyebab penyakit, manusia sebagai pejamu atau host, dan faktor
lingkungan yang mendukung. Ketiga faktor tersebut dikenal sebagai Trias
Penyebab Penyakit
i.
interaksi tiga komponen penyakit yaitu manusia (Host), penyebab (Agent) dan
lingkungan (Environment). Untuk memprediksi penyakit, model ini menekankan
perlunya analis dan pemahaman masing-masing komponen. Penyakit dapat terjadi
karena adanya ketidak seimbangan antar ketiga komponen tersebut. Model ini lebih
di kenal dengan model triangle epidemiologi atau triad epidemiologi dan cocok
untuk menerangkan penyebab penyakit infeksi sebab peran agen (yakni mikroba)
mudah di isolasikan dengan jelas dari lingkungan.
1.
Manusia (host)
j.
Hal-hal yang berkaitan dengan terjadinya penyakit pada manusia,
antara lain :
Umur, jenis kelamin, ras, kelompok etmik (suku) hubungan keluarga
Bentuk anatomis tubuh
Fungsi fisiologis atau faal tubuh
Status kesehatan, termasuk status gizi
Keadaan kuantitas dan respon monitors
Kebiasaan hidup dan kehidupan sosial
Pekerjaan, dll. (Heru Subari, dkk. 2004)
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
w. 2.
x.
abiotis.Biotis khususnya pada penyakit menular yaitu terjadi dari 5 golongan, yakni:
a. Protozoa : Plasmodium, Amoeba
d. Virus: Dengue, polio, measies,
b. Metazoa : Arthopoda , Helmynthes
lorona
c. Bakteri: Salmonella, Meningitis
e. Jamur: candida, algae, hystoplesosis
f.
a. Nutrient Agent
b.
c.
d.
e.
f.
g.
karena faktor lingkungan ini sangat beraneka ragam dan umumnya digolongkan
dalam tiga unsur utama, yaitu:
j.
c. Lingkungan fisik
m.
baik secara langsung, maupun terhadap lingkungan biologis dan lingkungan sosial
manusia. Lingkungan fisik (termasuk unsur kimiawi serta radiasi) meliputi :
udara, keadaan cuaca, geografis, dan golongan air, baik sebagai sumber kehidupan
maupun sebagai bentuk pemencaran pada air, dan unsur kimiawi lainnya seperti
pencemaran udara, tanah dan air, radiasi dan lain sebagainya.
n.
Lingkungan fisik ini ada yang termasuk secara alamiah tetapi banyak
pula yang timbul akibat manusia sendiri (Nurnasri Noor. 2000. Dasar
Epidemiologi. Rini Kacipta. Jakarta. Hal.28)
o.
menggambarkan efek yang dapat timbul dari upaya kesehatan lingkungan yang
tidak sehat untuk 5 (lima) sanitasi dasar yaitu sebagai berikut:
sumber air, kehilangan sumber energi, pencemaran secara biologi dan kimia,
kerusakan alat transport, kekurangan tenaga, bertambahnya beban pada sistem,
kekurangan persediaan dan pengganti peralatan
Food Handling
r.
Vector Control
s.
Home Sanitation
t.
kehilangan tenaga akibat pemanasan yang tinggi, limbah cair maupun limbah
padat dan kekumuhan.
u. Menyikapi pencegahan penyakit berpotensi wabah atau penyakit berbasis
lingkungan tercantum dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, Pasal 22 yang
berkaitan dengan kesehatan lingkungan, disebutkan bahwa:
v. 1. Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat.
w. 2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum dan lingkungan lainnya.
x. 3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan
limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian
vektor penyakit dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
y. 4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar persyaratan.
z.
aa. Secara spesifik tujuan penyelenggaraan sanitasi menurut Depkes (1999)
adalah:
menggunakan air yang telah tercemar kotoran, baik yang berasal dari sampah, tinja,
atau kotoran hewan.
ah. 2. Sakit kulit
ai.
kotoran, baik yang berasal dari sampah, tinja, atau kotoran hewan untuk mandi atau
mencuci baju, sehingga kotoran menempel di badan.
aj. 3. Sakit mata
ak.
satunya melalui air yang kotor, yang digunakan untuk mandi atau mencuci muka.
al. 4. Cacingan
am.
dari kotoran manusia atau binatang karena didalam kotoran tersebut terdapat telur
cacing.
an. 5. Malaria
ao.
itu bila ada air yang menggenang harus dialirkan agar tidak ada nyamuk yang
10
bertelur di tempat tersebut. Tempat bertelur nyamuk malaria antara lain di sawah,
kolam, danau, terutama di daerah pantai.
ap. 6. Demam Berdarah Dengue (DBD)
aq.
tergenang dan jernih. Untuk mencegahnya, air yang menggenang harus dialirkan agar
tidak ada nyamuk yang bertelur di tempat tersebut. Menutup tempat penampungan
air dan mengurasnya minimal seminggu sekali agar telur yang berada di tempat air
tersebut tidak sempat menetas menjadi nyamuk dan menimbun barang bekas. Upaya
pencegahan tersebut di atas dikenal dengan istilah 3M yaitu menutup, menguras, dan
menimbun.
ar. 7. Kaki Gajah (Flariasis)
as.
Tempat tinggal dan juga perilaku tidak sehat dapat menyebabkan juga
menularkan penyakit bagi penghuninya, seperti sakit batuk, flu, sakit mata, demam,
sakit pada kulit, maupun kecelakaan.
aw.
Kebiasaan tidur bersama dalam satu kamar tidur atau terlalu banyak
penghuni adalah kebiasaan tidak baik dalam rumah, karena penyakit akan menular
dengan cepat. Biasanya bila salah seorang menderita batuk dan flu, maka semua
yang tidur bersama dengan orang tersebut akan tertular sakit batuk dan flu. Penyakitpenyakit lain yang dapat menular akibat tidur bersama-sama yaitu seperti sakit mata,
kulit, atau batuk darah (TB).
ax.
Merokok juga adalah kebiasaan yang sangat tidak sehat bagi perokok,
apalagi jika dilakukan di dalam rumah. Akibatnya dapat mengenai penghuni lainnya.
Asap rokok mengandung zat bersifat racun bagi tubuh dan dapat mennyebabkan sakit
kanker, jantung dan gannguan janin pada ibu hamil.
11
ay.
tangan dapat menjadi sumber penularan penyakit. Penyakit yang dapat ditularkan
melalui tangan antara lain seperti diare, cacingan, keracunan, sakit kulit dan lain-lain.
Secara ringkas keadaan rumah yang tidak sehat dapat menjadi sumber penularan
penyakit seperti terlihat pada alur penularan penyakit dibawah ini.
12
bb.
sa
pern
ventilasi
T
sinar
matahari
temapat
tinggal
suara bising
lantai
s
pend
d
cac
dinding
TBC,
pern
serangga,
tikus, hewan
peliharaan
ra
cac
DBD
lepto
bc.
bd.
be. Gambar bagan tempat tinggal
bf.
pen
kuli
13
bg.
perilaku
penghuni
rumah
merokok
saluran
pernapasan
alkohol
metabolisme
mengbuang
kotoran
diare
membuang
sampah
sembarangan
diare
tidur
bersama
sakit mata,
sakit kulit
14
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak
(kandang) dan sebagainya (Anwar, 2003).
bl.
15
bo.
bp.
a. Penyediaan air menjamin air yang digunakan oleh manusia bersih dan
sehat.
bq.
br.
bs.
bt.
bu.
by.
16
ca.
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
cc.
ditolong
oleh
tenaga kesehatan.
ce.2) Memberikan ASI ekslusif pada
bayi.
b) PHBS di Sekolah
cn.
peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.
co.
17
cp.
sabun.
2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
cq.
cr.
cs.
ct.
cu.
cv.
cw.
c). PHBS di Tempat Kerja
cx.
pekerja agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat
serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
cy.
18
pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk
mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta berperan aktif dalam
mewujudkan institusi kesehatan sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi
kesehatan
dm.
dp. 3)
Membuang
sampah
pada
tempatnya.
dq. 4) Tidak merokok di institusi
dt.
du. 7) Membuang limbah sesuai
tempatnya
kesehatan.
dv.
e. PHBS di Tempat-tempat Umum
dw.
masyarakat pengunjung dan pengelola tempat umum agar tahu, mau dan mampu
untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat umum
sehat.
dx.
19
ej.
ek.
el. BAB III
em.
PENUTUP
kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi
manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
ep.
atau factor penyebab penyakit, manusia sebagai pejamu atau host, dan faktor
lingkungan yang mendukung. Ketiga faktor tersebut dikenal sebagai Trias Penyebab
Penyakit.
eq.
er.
es.
et. III.2 Saran
eu.
dengan PHBS yang di tetapkan agar hidup masyarkat bisa tetap sehat dan
hidup bahagia.
ev.
ew.
ex. DAFTAR PUSTAKA
ey.
ez.
Anwar,
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10SanitasiRS083.pdf/0SanitasiRS083.h
tml.diakses tanggal 20 Januari 2011..
fa.
fb.
Depkes RI 1999. Pedoman Pelaksanaan Klinik Sanitasi. Ditjen PPM dan PL.
Jakarta.
fc.
Heru,
Subari,
dkk.
2004.Manajemen
Epidemiologi.
Media
presindo.Yogyakarta. Hal.15-17.
fd.
fe.
ff.
fg.
fh.
fi.