Anda di halaman 1dari 5

Nama : I Gusti Putu Edy Hermawan

Nim

: PO7120014005

Kelas : 2.1
Prodi : D III Keperawatan

Summary of Seminar
Professionalism Careworkers in Japan

Jumlah lansia yang terus meningkat di Jepang menuntut pemerintah jepang untuk
berpikir keras terhadap kondisi tersebut karena terdapat sekitar 100.000 orang berhenti
bekerja untuk merawat orang lansia. Oleh karena itu, pemerintah jepang mulai membuat
suatu kebijakan pembaharuan untuk mencegah banyaknya tenaga kerja yang berhenti
bekerja dengan memperluas pelayanan-pelayanan untuk lansia seperti panti jompo dan
yang terpenting adalah pemerintah jepang akan menerima tenaga asing untuk bekerja di
jepang.
Sejak tahun 2000, terdapat suatu aturan di Jepang tentang long term care service.
Salah satu isi peraturan tersebut adalah orang-orang yang berumur lebih dari 40 tahun
harus mengikuti asuransi soaial. Setelah berumur 65 tahun, baru mereka akan menerima
hasil asuransi tersebut. Jumlah yang mengikuti asuransi di tahun 2014 adalah 5.64 juta
jiwa dan di tahun 2016 ini sudah menjadi dua kali lipat. Ini salah satu kebijakan
pemerintah jepang berkaitan dengan persiapan untuk masa lansia. Selain itu, data
pemerintah jepang menunjukkan bahwa lebih dari 50% lansia di jepang menderita
demensia. Adapun data staff yang merawat lansia pada tahun 2000 adalah 500.000 orang
dan pada tahun 2015 telah menjadi 3 kali lipat yaitu 1.670.000 staff dan pada tahun 2025
akan tetap membutuhkan tenaga perawat lansia sebanyak 250.000 orang.

Banyaknya kebutuhan akan staff tersebut, maka pemerintah jepang telah


mengatur tentang jalur penerimaan tenaga kerja. Dulu terdapat 2 jalur penerimaan,
namun sekarang hanya terdapat 1 jalur yaitu melalui program EPA candidate dan kerja
sama ekonomi. Selain itu, sekarang sedang diupayakan suatu kebijakan agar tenaga asing
dapat bertahan lebih lama di jepang. Sekarang, ruang lingkup careworker asing di jepang
sudah diperbolehkan di pantai jompo dan layanan kunjungan ke rumah-rumah sebagai
salah satu bentuk peningkatan profesionalisme careworkers. Kebijakan terdahulu adalah
menempatkan 1 tenaga asing dan 30 tenaga local dalam satu fasilitas kesehatan yang
sama dengan alasan kapasitas besar tenaga local pasti manajemennya akan bagus.
Namun, sekarang setiap 1 tenaga asing pada fasilitas kesehatan yang sama dapat
didampingi oleh kurang dari 30 tenaga local dengan syarat managemen dan training
programnya bagus sehingga lingkup kerja tenaga asing lebih luas. Pada bulan maret 2016
ini sedang dirundingkan kebijakan baru tentang jalur lain untuk tenaga asing agar dapat
bekerja di Jepang yaitu jika lulus ujian nasional boleh tinggal lebih lama di jepang
dengan rincian profesi antara lain ; dokter, perawat, IT, pengacara dan care worker. Care
worker pun secara mandiri akan menjadi sebuah profesi yang terpisah dari bagian medis.
Penerimaan careworker juga bisa melalui program training yang sebelumnya
sudah berlaku selama 20 tahun, walaupun belum bisa berjalan dengan baik karena
manajemen yang kurang baik yang hanya berorientasi pada pemenuhan kuota.
Penerimaan melalui program training ini sudah lebih diperketat dan hak careworker asing
pun sama digaji seperti orang jepang. Careworker asing yang dulunya hanya magang 3
tahun, sekarang sudah diproses agar dapat 5 tahun magang di jepang dengan syarat
mampu berbahasa jepang. Sedangkan tenaga asing yang sudah menguasai bahasa jepang
level 3 magang 1 tahun, kemudian baru dapat mengikuti ujian nasional di jepang yang
materinya tentang pekerjaan yang dicarinya. Jika tahun pertama gagal, maka harus balik
ke negara asalnya. Selain itu, terdapat suatu kebijakan penerimaan tenaga asing dengan
terlebih dahulu masuk perguruan tinggi di jepang dan setelah lulus mendapat gelar
kemudian lulus ujian nasional lalu bekerja di jepang.
Kandidat careworker EPA dari Indonesia sudah bekerja di jepang sejak tahun
2008 dengan jumlah 104 orang melalui program pemerintah. Pada tahun 2009 sebanyak

406 orang, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya banyak yang go out karena tidak lulus
ujian akibat keterbatasan memahami bahasa jepang. Pada tahun 2015, terdapat kebijakan
baru agar banyak tenaga kerja yang bisa masuk. Careworker yang bersertifikat di jepang
adalah careworker dari Indonesia dan Firipin. Kandidat EPA akan belajar sambil magang
di jepang selama 3 tahun baru kemudian mengikuti ujian nasional. Careworker Indonesia
yang lulus sebanyak 65 % dan firipin sebanyak 42%. Perhatikan tabel berikut.
Type

umur

Pengalama

salary

Startin

44.7

n
5.6

220.700

g salary
-

Home
Visit
Care

46.9

8.0

263.900

r
Care

39.5

5.7

219.700

160.00

worker
Nurse

38.9

7.7

329.000

210.00

manage

Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa pengalaman dan umur sangat


menentukan gaji tenaga kerja di jepang. Dari tabel tersebut, 10-15 juta kandidat belum
bersertifikat, 16 juta kandidat sudah bersertifikat dan 22 juta sudah berpengalaman. Pajak
yang dikenakan pada careworker sebanyak 3 juta dan itu pun lebih kecil jika
dibandingkan dengan perawat sehingga dituntut profesionalisme careworker
Mengenai ujian nasional di Jepang, soalnya terdiri dari 120 soal dan agar lulus,
maka candidat harus dapat menjawab benar lebih dari 60% soal yaitu minmal benar 72
soal. Dalam soal tersebut terdapat hiragana yang membantu cara untuk membaca kanji
dalam soal. Persentase yang lulus pun tetap sekitar 60% dari Indonesia dari tahun ke
tahun karena soalnya memang susah.
Dari beberapa ulasan yang telah disampaikan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa, pekerjaan careworker untuk memperoleh sertifikat ada 3 :

Orang bekerja di fasilitas kesehatan 3 tahun dan mengikuti ujian nasional

Masuk ke perguruan tinggi di jepang selama 2 tahun dan mengikuti ujian nasional
Khusus untuk orang jepang, setelah tamat SMP dapat melanjutkan ke SMK kesehatan

dan setelahnya dapat mengikuti ujian nasional.


Careworker EPA bekerja di fasilitas kesehatan di jepang selama 3 tahun dan selanjutnya
mengikuti ujian nasional. Jika ingin bekerja dengan profesionalisme tinggi di jepang,
harus menguasai bahasa jepang level 2 atau mungkin level 3 juga dapat diterima namun
akan kesulita dalam memahami istilah-istilah medis. Menempuh pendidikan di perguruan
tinggi di jepang selama 2 tahun (1850 hours) dengan biaya 1.8 juta dan dapat keringanan
berupa beasiswa sebesar 1.6 juta setiap orang. Beasiswa itu tidak akan dibayar kembali
jika mau bekerja di jepang selama 5 tahun. Tahun ini, ada kuota beasiswa sebanyak 3 ribu
pelajar.
Adapun curriculum yang harus dikuasai oleh seorang careworker antara lain :
People and society
Nursing care
Body and mind
Field work
Medical care
Selain komponen diatas, komponen yang terpenting adalah knowledge, skills dan
competency tentang tanggung jawab dan otonomy seorang careworker atas lingkup
kerjanya. Seorang careworker harus memiliki support skill for living, dapat melakukan
process of care, melakukan rehabilitation in daily life dan medical care. ICF
(INTERNATIONAL CLASSIFICATION FUNCTIONING ) mendefinisikan bahwa
penyandang cacat adalah mereka yang tidak dapat menjalankan fungsi atau kehidupan
sehari-hari dengan baik. Maka tugas seorang careworker adalah membantu aktivitas dan
partisipasi pasien. Berikut adalah bagan yang menggambarkan penyebab disability pada
pasien. Careworker dituntut dapat bekerja dengan alur mulai dari plan do check
act. Kompetensi dasar yang harus dimiliki adalah memandikan pasien, perencanaan dan
pengembangan, rencana individu untuk asuransi sosial dan menjelaskan peranan dunia
keperawatan. Adapun tindakan yang berhubungan dengan medis yang harus dikuasai oleh
careworker adalah pemberian NGT dan suction yang juga sebaiknya dilakukan atas kerja
sama dengan nurse.

Anda mungkin juga menyukai