Anda di halaman 1dari 26

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbilalamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,


yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta pertolongannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada semester pertama ini.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada pembawa risalah ALLAH,yakni Nabi
Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan pemenuhan dari salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Agama Islam, Namun buku ini juga dapat dijadikan sebagai referensi untuk mengetahui dan
mendalami islam dan pengembangan ilmu pengetahuan alam.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan solusi berdasarkan wawasan keislaman
kepada pembaca khususnya dari kalangan mahasiswa karena kajian yang dibahas
berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang lagi jaya pada saat-saat ini. Makalah ini
membekali pencerahan spiritual dan intelektual yang dikemas dengan bahasa yang mudah
dipahamai.
Sebagai akhir dari pengantar ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut membantu kelancaran dalam proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran kami
harapkan untuk kesempurnaan makalh ini lebih lanjut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, amin.

Bandung, 22 September 2014

Penyusun ,

DAFTAR ISI
Halaman
Judul ...............................................................................................................................i
Kata
Pengantar ..............................................................................................................................ii
Daftar
Isi ......................................................................................................................................iii

BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang ....................................................................................................1
Rumusan Masalah .................................................................................................2
Tujuan ....................................................................................................................2
Manfaat .................................................................................................................2
BAB II
Pembahasan
A.
Definisi Ilmu Dan Ilmu Pengetahuan ............................................................3
B.
Al-Quran Sebagai Sumber Dari Segala Ilmu Pengetahuan .........................4
C.
Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam ..............................5
D.
Khazanah Kemajuan Iptek Dalam Sejarah Peradaban Islam .......................6
E.
Arah Pengembangan Iptek Dalam Islam .......................................................8
F.
Berperilaku Islami Dalam Menghadapi Kemajuan Iptek ...........................11
G.
Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek ...............................................................15
H.
Tokoh Muslim Pelopor Iptek Dan Penemuannya .........................................19
I.
J.
K.

Peran Islam Terhadap Perkembangan Iptek Saat Ini ....................................20


Hadist Dan Ayat Tentang Iptek .....................................................................21
Ayat Positif Dan Negatif Iptek ......................................................................25

BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan ....................................................................................................28
B.
Saran ..............................................................................................................29
C.
Daftar Pustaka ................................................................................................30

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalani hidup, manusia memerlukan agama sebagai pedoman dalam
membimbing dan mengarahkan kehidupannya agar selalu berada di jalan yang benar. Agama
tidak sekedar dijadikan sebagai identitas belaka, melainkan benar-benar difungsikan dalam
kehidupan sehari-hari agar kehidupan manusia terbimbing dan terarah. Islam sebagai agama
penyempurna dan paripurna sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang di orientasikan sebagai sarana ibadah pengabdian muslim kepada ALLAH
SWT dan melaksanakan amanat khalifatullah dimuka bumi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang
berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern
industri, komunikasi, dan transportasi. Tapi di sisi lain, tak jarang iptek berdampak negatif
karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan martabat manusia. Lingkungan hidup
seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit mengalami kerusakan dan pencemaran
yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian tanaman pangan hasil rekayasa genetika
juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia. Tak sedikit yang memanfaatkan
teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan dunia maya (cyber crime) dan
untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian.
Di sinilah, peran agama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
menjadi sangat penting untuk ditengok kembali. Dapatkah agama memberi tuntunan agar kita
memperoleh dampak iptek yang positif saja, seraya mengeliminasi dampak negatifnya
semiminal mungkin.

B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa Definisi antara Ilmu dan Ilmu Pengetahuan?
2.

Mengapa Al -Quran sebagai Sumber dari Segala Ilmu Pengetahuan?

3.

Apa Perbedaan antara Konsep Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Islam?

4.
Bagaimana Perkembangan Khazanah Kemajuan Iptek dalam Sejarah Peradaban
Islam?
5.

Kemana Arah Pengembangan Iptek dalam Islam?

6.

Bagaimana Berperilaku Islami dalam Menghadapi Kemajuan Iptek?

7.

Apa Aqidah Islam sebagai Dasar Iptek?

C. TUJUAN
1.
Diharapkan dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam
2.
Di harapkan dapat mengetahui khazanah kemajuan iptek dalam sejarah peradaban
islam
3.

Diharapkan dapat mengetahui arah pengembangan iptek dalam islam

4.

Diharapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek

D. MANFAAT
1.

Bagi pembaca :

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Dapat memberikan ilmu dan informasi bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi bisa di manfaatkan dengan baik dan memberikan dampak positif.
Dapat menjadi tuntunan dan memanfaatkan iptek dengan sebaik mungkin.
Dapat menjawab tantangan zaman melalui perkembangan iptek secara islami.
Di harapkan dapat berprilaku sesuai islam dalam menghadapi kemajuan iptek.
Dapat menambah khazanah kemajuan iptek dalamperadaban islam.
Dapat mengetahui konsep ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam

2.
a.
b.
c.

Bagi penulis :
Memberikan wawasan baru tentang perkembangan iptek secara islami.
Mendapatkan informasi tentang kemajuan iptek dalam islam.
Dapat memberikan solusi bagaimana mengatasi perkembangan iptek secara islami

BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Pandangan Islam
Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu dan teknologi sangat cepat. Sejumlah
penemuan dan inovasi memberikan kontribusi yang tinggi munculnya produk-produk baru
yang membudakkan pekerjaan manusia. Akan tetapi sangat disayangkan kebanyakan para
ilmuwan yang muncul berasal dari negeri barat yang rata-rata bukan berasal dari kaum
musalimin. Lantas dimanakah para ilmuwan muslimin itu? Bukankah dalam islam disebutkan
bahwa tiap muslim itu diwajibkan menuntut ilmu?Apakah kaum muslimin kini menyadari
bahwa kita sedang mengalami apa yang dimaksud engan Ghozwul Fikri (Perang pemikiran)?
A. Definisi Ilmu dan Ilmu Pengetahuan
Menurut Sutrisno Hadi, ilmu pengetahuan adalah kumpulan dari pengalamanpengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang-orang yang dipadukan secara
harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Sedangkan ilmu itu sendiri (yang berasal dari
kata science) adalah rangkaian keterangan tentang sesuatu yang berasal dari pengamatan
gejala-gejala alamiah (fenomena) melalui studi dan pengalaman yang disusun dalam sebuah
sistem untuk menentukan hakekat dari yang dimaksud. Dari pengertian ini terlihat bahwa
rasio lebih dominan.Menurut pemikiran manusia secara umum, hakekat ilmu adalah
hubungan antara subyek terhadap obyek (timbal balik) menurut suatu idea (cita-cita). Selain

definisi tersebut, masih banyak definisi lain tentang ilmu dan ilmu pengetahuan dari para ahli,
tetapi bagaimana halnya menurut Al-Quran?Pada Al-Baqarah:31 secara fungsional berlaku
pada kita bahwa ilmu yang pertama adalah wahyu Allah. Dan Dia mengajarkan kepada Adam
nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat
lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orangorang yang benar! Dan juga dijelaskan dalam surat Ar-Rahman ayat 1 dan 2 bahwa AlQuran adalah suatu ilmu.(Tuhan ) Yang Maha Pemurah, yang telah mengajarkan AlQuran.Dan yang dimaksud ilmu dalam Al-Quran adalah rangkaian keterangan yang
bersumber dari Allah.yang diberikan kepada manusia baik melalui rasul-Nya ataupun
langsung kepada manusia yang menghendakinya tentang alam semesta sebagai ciptaan Allah
yang bergantung menurut ketentuan dan kepastian-Nya.
B. Al -Quran sebagai sumber dari segala Ilmu Pengetahuan
Terkadang manusia tidak menyadari bahwa jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
muncul dalam pemikiran mereka akan alam beserta isinya terdapat dalam Al-Quran. Namun
bukannya justru kembali ke Al-Quran, malah mencari sumber dari berbagai buku, internet
dan sebagainya. Padahal jawaban dari masalah pengetahuan itu secara tersurat/tersirat
terdapat dalam Al-Quran.
Mulai dari hal yang kecil, seperti Metodologi Penelitian. Islam memandang bahwa
dalam menyususn penelitian, seorang peneliti harus dapat memandang permasalahan secadra
jujur dan melepaskan subyektifnya, baik subyektif dalam hal perasaan ataupun
lingkungannya. Dalam Al-Maidah ayat 27-31 disebutkan bahwa seorang anak Adam yang
mengambil kesimpulan berdasarkan subyektifnya, akan berakibat melakukan tindak pidana
pembunuhan terhadap saudaranya. Akibat dari tindak-tanduknya yang tidak mampu
menyelesaikan permasalahan secara tuntas, membuatnya bingung sendiri. Selain itu, ayat ini
menjelaskan bahwa manusia banyak pula mengambil pelajaran dari alam dan jangan segansegan mengambil pelajaran dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya.
Berikut ini beberapa potongan ayat tentang teknologi.
Yunus:101,
Katakanlah:Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfat
tanda kekuasaan Allah dan asul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang
tidak beriman
Thaahaa:114
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesagesa membaca Al Quran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan
katkanlah:Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku Ilmu Pengetahuan
Al-Mulk:3-4
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah

berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah


sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali padamu dengan tidak menemukan sesuatu
cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah.

Al-Alaq:1-5
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya.
C. Konsep Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Islam
Peradaban manusia mengalami puncak kejayaan di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi(IPTEK). Iptek menjadi dasar dan pondasi yang menyangga bangunan peradaban
modern. Hal ini berarti masa depan suatu bangsa akan banyak di tentukan oleh tingkat
penguasaannya terhadap Iptek.
Definisi tentang sains dan teknologi telah diberikan oleh para filosof dan ilmuan.
Pengetahuan adalah segala suatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra,
intuisi, dan akal, sedangka ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah diklarifikasi,
diorganisasi, disistematisasi,dan di interpretasi sehingga menghsilkan kebenaran objektif,
dapat di uji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologis, ilmu berarti
kejelasan
Teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Teknologi didefinisikan sebagai
kemampuan teknik dalam pengertian yang utuh dan menyeluruh, bertopang kepada
pengetahuan ilmu-ilmu alam yang bersandarkepada proses teknik tertentu. Sedangkan teknik
adalah semua manifestasi dalam arti materi yang lahir dari daya cipta manusia untuk
membuat segala sesuatu yang bermanfaat guna, mempertahankan kehidupan.
Pada dasarnya teknologi memiliki karakteristik objektif dan netral, namun dalam
situasi tertentu, teknologi tidak netral karena memiliki potensi merusak dan potensi
kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu:
-Akal
-Wahyu
Keduanya tidak boleh di pertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam
mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Quran dan sunnah Rasul.
Dalam pemikiran islam memiliki dua sifat yaitu,
Bersifat abadi, tingkat kebenaran bersifat mutlak (absolute),karena bersumber dari
wahyu Allah

Ilmu yang bersifat perolehan (acquired knowledge).sifat kebenarannya bersifat


nisbi(relative) karena bersumber dari akal pemikiran manusia.
Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat hubungan
yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang disebut Dinul Islam. Islam
memiliki tiga unsur pokok yaitu: Akidah, syariah, dan akhlak. Islam merupakan ajaran
agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya.
Ketiga inti ajaran ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah system ajaran yang disebut Dinul
Islam.
Dalam QS.14 (Ibraim):24 25 dinyatakan:
Artinya ; (24) Maka kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik sepeti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke
langit, (25) Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizing Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat
Ayat di atas menggambarkan keutuhan antara iman,ilmu,dan amal atau
Aqidah,syariah dan Akhlak dengan menganologikan bangunan Dinul Islam, bagaikan
sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke bumi, batangnya menjulang tinggi ke
langit, cabangnya atau dahannya rindang dan buahnya lebat. Ini merupakan gambaran bahwa
antaran iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan yang utuh,tidak dapat pisahkan antara
satu sama lain. Iman diidentikan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya
ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan cabang-cabang
ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan
seni. Iptek yang dikembangkan diatas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal
shalih,bukan kerusakan alam.
D. Khazanah Kemajuan Iptek Dalam Sejarah Peradaban Islam
Peradaban islam mengalami proses jatuh bangun,sebagai peristiwa telah menghiasi
perjalanannya. Sejarawan barat beraliran konservatif, W Montomery watt menganalisa
tentang rahasia kemajuan peradapan islam,ia mengatakan bahwa islam tidak mengenal
pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan,etika dan ajaran agama.satu dengan yang
lain,djadikan dalam satu tarikan nafas.Orientalis sedillot menyatakan bahwa hanya bangsa
arab pemikul panji panji peradapan abad pertengahan. Andalusia yang menjadi pusat ilmu
pengetahuan di masa kejayaan islam,telah melahirkan ribuan ilmuan, dan menginspirasipara
ilmuan barat untuk belajar di kemajuan iptek yang dibangun kaum muslimin. Ilmu
pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga.
Perpustakaan umum banyak dibangun di masa kejayaan islam, misalnya perpustakaan
al-ahkamdi Andalusia, merupakan perpustakaanyang sangat besar dan luas memiliki 400 ribu
buah buku dan uniknya perpustakaan ini sudah memiliki katalog.Perpustakaan umum Tripoli
di daerah syam, memiliki sekitar tiga juta judul buku, termasuk 50000 eksemplar al-quran
dan tafsirannya. Khazanah islam yang gemilang akhirnya dihancurkan.Peradaban Islam

memang peradaban emas yang mencerahkan dunia. Itu sebabnya menurut Montgomery, tanpa
dukungan peradaban Islam yang menjadi dinamonya, Barat bukanlah apa-apa. Wajar jika
Barat berhutang budi pada Islam.
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga. Para
khalifah dan para pembesar lainnya membuka kemungkinan seluas-luasnya untuk kemajuan
dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada umumnya khalifah adalah para ulama yang
mencintai ilmu, menghormati sarjana dan memuliakan pujangga.Kebebasan berpikir sebagai
hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benarbenar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan
pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah dan sebagainya.
Badri yatim mengungkapkan bahwa di masa khilafah abasiyyah, telah lahir ilmuanilmuan islam dengan berbagai penemuannya yang menguncagkan dunia diantaranya:
Al- khawarizmi (780-850) menemukan angka nol dan namanya diabadikan dalam cabang
ilmu matematika, algorima(logaritma)Ibnu sina(980-103) membuat termometer udara untuk
mengukur suhu udara.Al- biruni (973-1048) melakukan pengamatan terhadap tanaman. Hasil
panen yang memuaskan dengan system irigasi modern(abad ke 18 dan 5 m) di irak.
Kecanggihan di bidang arsitektur, seperti masjid agung cordoba di bangun oleh almutawakkil.
Kegemilangan islam dizaman pertengahan,tidak hanya mampu berkompetisi dengan
barat, tetapi juga menjadi kiblat peradapan dunia disebabkan oleh pengembangan ilmu
pngetahuan dan teknologi didasarkan atas iman dan takwa .Dunia Barat yang melandasi
pengembangan Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang matre dan sekular, maka
Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadahpengabdian Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil Alamin). Ada lebih dari 800 ayat
dalam Al-Quran yang mementingkan proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap
berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang
paling terkenal adalah ayat:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (QS Ali Imron [3] : 190-191)
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat. (QS. Mujadillah [58]: 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda) keMahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau

transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur,
Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan hukum alam),
keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata, telinga dan hati
(qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan
kita kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu
dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak terlepas satu
sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin dari satu mata uang koin yang
sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan saling memperkuat secara
sinergis, holistik dan integratif.
E. Arah Pengembangan Iptek Dalam Islam
Allah telah menciptakan manusia dengan potensi akal untuk memahami elemenelemen alam, menyelidiki dan menggunakan benda-benda dalam bumi dan langit demi
kebutuhannya. Allah SWT dalam QS. 17(Al Isra) 70 berfirman:


Artinya: Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut
mereka didaratan dan dilautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah
Kami ciptakan.
Dalam ayat tersebut, Al-Quran sakhhara yang artinya menundukkan atau
merendahkan, maksudnya adalah agar alam raya ini dengan segala manfaat yang dapat diraih
darinya harus tunduk dan dianggap sebagai sesuatu yang posisinya berada di bawah manusia.
Peran manusia sebagai khalifah dimuka bumi menyebabkan alam semesta tunduk dalam
kepemimpinan manusia yang sejalan dengan maksud Allah SWT. Dalam QS. 13(Ar Radu) :
2 Allah berfirman:






Artinya : Allah lah Yang meninggikan langit tanpa tiang(sebagaimana) yang kamu
lihat, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy, menundukkan matahari dan bulan. Masingmasing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan(makhluk Nya),
menjelaskan tanda- tanda(kebesaranNya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan
Tuhanmu
Dengan kemampuan akal, ilmu, dan teknolginya manusia dapat meniru segala
kekuatan beraneka makhluk, manusia dengan kapal udara dan jet dapat terbang ke udara
seperti burung. Manusia dapat menembus bumi dengan teknologinya serta menggali segala
mineral dan minyak yang terpendam dalam bumi.
Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam hendaknya
memiliki dasar dan motif bahwa yang mereka lakukan tersebut adalah untuk memperoleh

kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari keridhaan Allah
sehingga terwujud kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam Q.S. Al
Bayyinah 5:



Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang
lurus.
Ayat pertama dalam Al-Quran adalah perintah iqrabismirabikalladzi khalaq (bacalah
dengan nama Tuhanmu yang menciptakan). Hal ini bermakna ketundukan manusia bukan
kepada alam dan segala yang diciptakan, melainkan pada penguasa Alam. Allama bil
qalam ( yang mengajar dengan qalam). Makna qalam terus berkembang sepanjang jalan,
mulai dari alat tulis sederhana,sampai arti qalam di abad modern ini, sepeti mesin
tik,computer,mesin percetakan,cetak jarak jauh,internet, dan handphone yang beraneka
fungsinya yang terus berkembang. Qalamadalah alat tulis dan alat perekam,sebagai lambing
teknologi.
Dalam Islam segala amal perbuatan(manusia muslim) senantiasa di kaitkan dengan
keridhaan Allah. Dalam masalah ibadah senantiasa memperhatikan petunjuk dari Rasulullah.
Tapi dalam menghadapi dunia yang terus berkembang ini, manusia diberikan kebebasan
seluas-luasnya untuk di kembangkan dengan memperhatikan batasan-batasan yang telah di
tentukan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus-menerus
berkembang dan perlu dikembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang
kehidupan manusia. Dengan adanya teknologi, banyak segi kehidupan manusia yang
dipermudah berpijak kepada dasar dan motif dalam pencarian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kecanggihan teknologi bagi umat muslim taklain untuk
memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan di dunia sebagai jembatan untuk mencari ke
ridhaan Allah, sehingga dapat di capai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibutuhkan agar dalam
perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan hukum-hukum syara, dan hanya
mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi kepuasan intelektualitas. Dalam sistem
pendidikan islam, strategi dan arah perkembangan iptek dapat kita lihat dalam kerangka
berikut ini:
1.
Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah
swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai fenomena yang diamati,
dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah
diberikanNya.

2.
Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut
kepada Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap
siapapun juga tanpa pandang bulu.
3.
Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan
kausalitas, dan tujuan alam semesta.
4.
Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada
Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang
terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia.
5.
Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka
menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri.
6.
Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat
penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources) yang handal dan sekaligus
memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai keagamaannya.
7.
Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas imani
bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para pembuat keputusan politik,
ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
8.
Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah akhlaq/perilaku
manusianya yang teralienasi dengan ajaran agamanya. Revolusi terhadap perilaku manusia
merupakan basis dari gerakan pembaharuan yang benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan coresponsible for finding solutions. Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti diawali
dengan revolusi pemikiran (Taghyiir al Afkaar) dan pemahaman manusia terhadap Islam.
F. Berperilaku Islami Dalam Menghadapi Kemajuan Iptek
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh peradaban
Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek
modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup
peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis
multidimensional yang diakibatkannya.
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan kemajuan
dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi umat
manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak seimbang, pincang, lebih mementingkan
kesejahteraan material bagi sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju
(kelompok G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas
kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan
militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme
(penjajahan) di Dunia Timur & Selatan.
Kemajuan Iptek di Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains
(Iptek) yang positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi materialisme-

sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan dan ketidakbahagiaan


psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di Barat maupun di Timur.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari kendali
nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai bencana alam:
Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat pemanasan global yang
disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan
keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan mineral
emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport
Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll.
Krisis Ekonomi dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin,
terjadi akibat ketidakadilan dan penjajahan (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju
yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya adalah
negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara ekonomi dan juga
lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena
nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka
mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian
menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka
menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (matre) dan sekular (anti
Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat.
Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar
bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran suci
Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa lalu, justru kini terpuruk di
negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya, namun miskin kualitas
sumberdaya manusianya (pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari
fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara
maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan
remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak dan gas
bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa ditengah keberlimpahan
hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia,
kita justru mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai
penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada
tanah air dan bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan
terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa
Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik,
ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan

pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai


ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta
melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis
(mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber
segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan
terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifatsifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan, sangat
mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati, memahami dan
merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat mementingkan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya
hanya untuk kepentingan duniawi yang matre dan sekular, maka Islam mementingkan
pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim
kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka
bumi untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam
(Rahmatan lil Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan proses
perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala alam, untuk ditafakuri dan
menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah. Yang paling terkenal adalah ayat:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (QS Ali Imron [3] : 190-191)
Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat. (QS. Mujadillah [58] : 11 )
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau tanda-tanda/sinyal)
KeMahaKuasaan dan Keagungan Allah SWT. Ayattanziliyah/naqliyah (yang diturunkan
atau transmited knowledge), seperti kitab-kitab suci dan ajaran para Rasulullah (Taurat,
Zabur, Injil dan Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan
hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan, melalui mata,
telinga dan hati (qalbu + akal) akan semakin mempertebal pengetahuan, pengenalan,
keyakinan dan keimanan kita kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang
wajib, Sumber segala sesuatu dan segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan,
dalam Islam tidak terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin

dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling menjelaskan dan
saling memperkuat secara sinergis, holistik dan integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta-fakta
ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran agama
tersebut. Bila ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama
Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang
berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan, dan ayat-ayat suci
Tuhan (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah SAAW yang dipelajari melalui agama ,
adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan perwujudan/tajaliyat) Allah SWT, maka tidak
mungkin satu sama lain saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal
dari satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam
Semesta.
Dalam membicarakan tentang iptek mulai dikaitkan dengan moral dan agama. Dalam kaitan
ini, keterkaitan iptek dengan moral (agama) diharapkan bukan hanya pada aspek
penggunaannya saja ( aksiologi), tapi juga pada pilihan objek (ontology) dan
metodologi(epistemology)nya sekaligus.
Dinegara ini gagasan tentang pendidikan imtak dan iptek sudah lama di gulirkan
seperti yang diterapkan BJ.Habibie karena adanya problem dikotomi antara apa yang di
namakan ilmu-ilmu umum(sains) dan ilmu-ilmiu agama (islam) juga disebabkan adanya
kenyataan bahwa pengembangan iptek dalam system pendidikan di Indonesia tampaknya
berjalan sendiri tanpa dukungan asas iman dan taqwa yang kuat sehingga pengembangan dan
kemajuan iptek tidak memiliki nilai tambah dan manfaat untuk kemaslahatan umat dan
bangsa.
Secara lebih spesifik integrasi pendidikan imtak dan iptek di perlukan karena empat
alasan :
Iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan hidup
manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan taqwa kepada allah SWT. Sebaliknya, tanpa
asas imtak,iptek bias disalah gunakan pada tujuan-tujuan yang bersifat destruktif (merusak)
Iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan pola dan gaya hidup baru yang
bersifat sekularistik,materialistic dan hedonistic yang sangat berlawanan dengan nilai-nilai
budaya dan agama yang di anut oleh bangsa Indonesia
Dalam kehidupan, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan
jasmani), tetapi juga membutuhkan imtak dan nilai-nilai surgawi( kebutuhan spiritual) oleh
karena itu, penekanan pada salah satu sisi, akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang
dan berat sebelah , dan menyalahi hipnat kebijaksanaan tuhan yang telah menciptakan
manusia dalam kesatuan jiwa raga, lahir dan batin, dunia dan akhirat
Imtaq menjadi landasan dan dasa paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup.tanpa dasar imtak, segala atribut duniawi,seperti harta,

pangkat, ipte, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih
kebahagiaan. Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha allah SWT,
hanya akan menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu
(QS.an-nur 39 ) maka itegrasi imtak dan iptek harus di upayakan dalam format yang tepat ,
sehingga keduanya berjalan seimbang dan dapat mengantar manusia meraih kebaikan dunia
(hasanah fi al-dunya) dan kebaikan akhirat ( hasanah fi al-akhira).( QS Al-baqaraah:201).
G. Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang
telah dibawa oleh Rasulullah SAW.
Paradigma Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini.Bukan
paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah
terjerumus dalam sikap membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam
pandangan hidup, gaya hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya
paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan,mengapa di dalam sistem pendidikan yang
diikuti orang Islam, diajarkan system ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal
halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan
konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya;
Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Bahwa
manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi
melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental
dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yangada saat ini, dengan
paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia.
Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan
landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari Al-Qur`an dan AlHadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan
tolok ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya (AlBaghdadi, 1996:12).
Jika kita menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu
astronomi, geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau hadis
tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti
keluasan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu(lihat QS An-Nisaa` [4] :126 dan QS AthThalaq[65]:12),bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis tertentu.
Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari sebagai pancaran
cahaya dan panas (QS Nuh [71] : 16), bahwa langit (bahan alam semesta) berasal dari asap

(gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi (pemekatan) gas tersebut (QS
Fushshilat [41] : 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750 ayat dalam Al-Qur`an yang
semacam ini (Lihat Al-Baghdadi, 2005:113). Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya ilmu
Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek, bukan
berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah
bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud,
bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits.Ringkasnya, Al-Qur`an dan AlHadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa
pun konsep iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, dan
tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek
bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak.
Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari
organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi
organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang. Berarti, manusia
sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme
sederhana. Ini bertentangan dengan firman Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah
manusia pertama, dan bahwa seluruh manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu,
bukan keturunan makhluk lainnya sebagaimana fantasi Teori Darwin (Zallum, 2001). Firman
Allah SWT (artinya) :
(Dialah Tuhan) yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia
menciptakan keturunannya dari sari pati air yang hina (mani). (QS As-Sajdah[32] : 7)
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.(QS Al-Hujuraat [49] : 13)
Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits hanyalah standar iptek,
dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh mengambi iptek dari sumber kaum
non muslim (orang kafir). Dulu Nabi SAW menerapkan penggalian parit di sekeliling
Madinah, padahal strategi militer itu berasal dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi.
Dulu Nabi SAW juga pernah memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik
persenjataan ke Yaman,padahal di Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen).
Umar bin Khatab pernah mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas
Negara),yang berasal dari Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak
bertentangandengan aqidah dan syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.Syariah
Islam Standar Pemanfaatan Iptek
Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam)
wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek

yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek
yang tidak boleh dimanfaatkan,adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang
mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan
ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah (artinya) :
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan (QS An-Nisaa` [4] : 65)
Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya (QS Al-A?raaf [7] : 3)
Sabda Rasulullah SAW :
Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya,
maka perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri
muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Standar pemanfaatan iptek
menurut mereka adalah manfaat, apakah itu dinamakan pragmatisme atau pun utilitarianisme.
Selama sesuatu itu bermanfaat,yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia
dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran
agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat
mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan
dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu
manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya
meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi
secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun
menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti dengan
standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi
manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala
perintah dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah
Islam.
Setiap manusia diberi hidayah allah SWT berupa Alat untuk mencapai dan
membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalahIndra, untuk menangkap kebenaran fisikNaluri,
untuk mempertahankan hidup dan kelangsungan hidup manusiasecara pribadi ,aupun social.
Pikiran dan atau kemampuan rasional yang mampu mengmbangkan kemampuan tiga jenis
pengetahuan akali (pengetahuan biasa,ilmiah dan fisafih). Akal juga merupakan pengantar
untuk menuju kebenaran tertinggi. Imajinasi, daya hayal yang mampu menghasilkan
kreativitas dan menyempurnakan pengetahuannya

Hati nurani, suatu kemampuan manusia untuk dapat menangkap kebenaran tingkah
laku manusia sebagai makhluk yang harus bermoral
Dalam menghadapi perkembangan budaya,manusia dengan perkembangan iptek yang
pesat,perlu mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma islam dengan
perkembangan tersebut.Menurut Mehdi Ghulsyani (1995),Menurut Al-Faruqi yang
mengintrodusir istilah.
Islamisasi Ilmu Pengetahuan dalam menghadapi perkembangan iptek ilmuwan
muslim dapat di kelompokan dalam 3 kelompok ;
1.
Kelompok yang menganggap iptek modern bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil iptek modern dengan mencari ayat-ayat al-quran yang sesuai
2.
Kelompok yang bekerja dengan iptek modern, tetapi berusaha juga mempelajari
sejarh dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yamg tidak islami
3.

Kelompok yang percaya adanya iptek islam dan berusaha membangunnya

Untuk menyikapi iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan
perkembangan iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas
ibadah kepada Allah SWT.Sedangkan,kebenaran iptek menurut islam adalah sebanding
dengan kemanfaatannya iptek sendiri.Iptek akan bermanfaat apabila;

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.

1.

Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya

2.

Dapan membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik)

3.

Dapat memberikan pedoman bagi sesama

4.

Dapat menyelesaikan persoalan umat

H. Tokoh Muslim Pelopor Iptek Dan Penemuaannya


Salman Al Farisi; pembuat strategi perang kanal, meriam pelontar/tank.
Miqdad bin Amru; pelopor pembuat pasukan kalveleri/berkuda modern pertama.
Al Nadim (wafat thn 990, abad ke 10); pelopor pembuat katalog/ensiklopedi kebudayaan
pertama.
Mamun Ar Rasyid (thn 815, abad 9); pelopor pendiri perpustakaan umum pertama di dunia
yang dikenal dengan Darul Hikmah di Baghdad.
Nizam Al Mulk (thn 1067); pelopor pendiri universitas modern pertama di dunia yang
dikenal dengan Nizamiyyah (ditiru sistemnya oleh Oxford Univ. Inggris).
Al Ghazali (wafat thn 1111); pelopor pembuat klasifikasi fungsi sosial pengetahuan yang
dalam perkembangannya mengarah timbulnya berbagai jenis referensi dan karya bibliografi,
ahli ilmu kalam, ahli tasawuf.
Al Khindi (wafat thn 866); ahli/ilmuwan ensiklopedi, pengarang 270 buku, ahli matematika,
fisika, musik, kedokteran, farmasi, geografi, ahli filsafat Arab dan Yunani kuno.
Al Farabi (wafat thn 950); ahli musik dan filsafat Yunani, (salah satu karya besarnya dijiplak
bebas oleh Thomas Aquinas).

9. Ibnu Sina (wafat thn 1037) dikenal oleh barat dengan nama Aveciena; ilmuwan ensiklopedi,
dokter, psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu
kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes
dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran.
10. Ibnu Rusydi (wafat thn 1198) dikenal oleh barat dengan nama Averusy; ahli fisika, ahli
bahasa, ahli filsafat Yunani kuno.
11. Fakhruddin Razi (wafat thn 1290); ahli matematika, ahli fisika, tabib/dokter, filosof, penulis
ensiklopedia ilmu pengetahuan modern.
12. Ibnu Khaldun (wafat thn 1406); sejarahwan, pendidik ulung, pendiri filsafat sejarah dan
sosiologi.
13. Ibnu Thufail (wafat thn 1185); dokter, filosof, penulis novel filsafat paling awal Risalah Hayy
Ibn Yaqzan kemudian dijiplak habis-habisan oleh Defoe dengan judul barunya Robinson
Crusoe
14. Ibnu Al Muqaffa (wafat thn 757); pengarang kitab Al Hayawan atau kitab tentang Binatang/
Ensiklopedia tentang Hewan.
15. Ikhwan Ash Shafa (983); pembuat serial pertama dan ensiklopedi pertama (bukanlah
Marshall Cavendish seperti yang diakui sekarang).
16. Al Khwarizmi (w.thn 850); menemukan logaritma (berasal dari nama Al Khwarizmi) dan
aljabar (Al Jabr), ilmu bumi dengan menyatakan bumi itu bulat sebelum Galileo dengan
bukunya Kitab Surah al Ardh.
17. Abu Wafa (w.thn 997); mengembangan ilmu Trigonometri dan Geometri bola serta penemu
table Sinus dan Tangen, juga penemu variasi dalam gerakan bulan.
I. Peran Islam Terhadap Perkembangan Iptek Saat Ini
Peran Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya ada
2 (dua), yaitu: (1) Menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma pemikiran dan ilmu
pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya paradigma sekuler, yang seharusnya
diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur ilmu pengetahuan; (2) Menjadikan
syariah Islam sebagai standar penggunaan ilmu ppengetahuan. Jadi, syariah Islam-lah,
bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolak ukur umat Islam
dalam mengaplikasikan iptek.
Berkaitan dengan peran agama Islam yang pertama, aqidah Islam sebagai dasar ilmu
pengetahuan dan teknologi. Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah
dibawa oleh Rasulullah SAW. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika
aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber
dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi
benar salahnya dengan tolak ukur Al-Qur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan
dengan keduanya.
Maksud dari menjadikan aqidah Islam sebagai landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
bukanlah bahwa konsep ilmu pengetahuan dan teknologi wajib bersumber kepada Al-Qur`an

dan Al-Hadits, tapi yang dimaksud, bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi wajib berstandar
pada Al-Qur`an dan Al-Hadits. Ringkasnya, Al-Qur`an dan Al-Hadits adalah standar
(miqyas) ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bukannya sumber (mashdar) ilmu
pengetahuan dan teknologi. Artinya, apa pun konsep yang dikembangkan, harus sesuai
dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits.
Peran kedua agama Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah bahwa syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolak ukur
dalam pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, bagaimana pun juga bentuknya. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh
syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam. Keharusan tolak ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits
yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek)
dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya.
Jika dua peran ini dapat dimainkan oleh umat Islam dengan baik, dengan menerapkanya
dalam kehidupan bermasyarakat. Insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah kepada
umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Sehingga setiap segi kehidupan dan kegiatan
yang dilaksanakan oleh umat manusia dapat selalu diridhai dan mendapatkan rahmat dari
Allah swt.
J. Hadist Dan Ayat Tentang Iptek
1.
Hadist tentang Iptek
Keguanaan mempelajari hadits secara teoritis dimaksudkan untuk penguasaan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga diharapkan lahir para ilmuan dan
astronomi muslim, sementara secara praktis adalah untuk keperluan yang terkait dengan
masalah ibadah, seperti shalat,kiblat, hisab rukyat serta gerhana. Shalat fardu dalam AlQuran sudah ditentukan waktunya sebagaimana dalam surat Al-Isra dinyatakan bahwa
shalat didirikan sejak matahari tergelincir sampai gelap malam dan waktu shubuh dan dalam
Surah Hud bahwa shalat itu didirikan pada waktu pagi dan petang.
Salah satu syarat sah shalat adalah menghadap kiblat, hal ini merupakan kesepakatan
para ulama dan sebagai landasannya dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 144.
Dalam Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Nabi
bersabda: apabila kamu hendak mendirikan Shalat maka sempurnakanlah wudhu lalu
menghadap qiblat dan bertakbirlah.
Demikian juga hisab awal bulan, ilmu falak sangat diperlukan untuk penentuan awal
bulan, terutama awal Ramadhan, Syawal, dan Dzul Hijjah.
Dengan demikian,dengan mengetahui dan memahami ilmu falak seseorang dapat
menentukan arah qiblat suatu tempat, seseorang dapat mengetahui apakah waktu shalat sudah
masuk atau belum dan seseorang dapat mengetahui kapan ibadah puasa dimulai dan kapan
akan berakhir.
Selanjutnya, dengan ilmu falak setiap muslim dapat memastikan kemana arah kiblat
bagi suatu tempat di permukaan bumi yang jauh dari mekkah. Dengannya pula setiap muslim

dapat mengetahui waktu shalat sudah tiba atau matahari sudah terbenam untuk berbuka
puasa. Dengannya juga perukyat dapat mengarahkan pandangannya ke posisi hilal.dengan
demikian ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan bagi setiap muslim
dalam melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu.
Kaitannya dengan hal tersebut dapat diperhatikan sabda Rasulullah saw sebagai
berikut:

Sesungguhnya hamba-hamba Allah yang baik adalah mereka yang selalu memperhatikan
matahari dan bulan untuk mengingat Allah (HR.At-Tabrani).
Dan juga nabi Muhammad saw juga berkata :
Berpuasalah karena kamu melihat hilal, dan berbukalah karena kamu melihat hilal.
Apabila hilal itu tertutup debu atasmu maka sempurnakanlah bilangan Syahban tiga
puluh( H.R Bukhari )
Sedangkan hadist yang menyuruh kita untuk belajar ilmu astronomi dan transportasi adalah :
Belajarlah dari nasabmu apa yang dapat kamu sambung dengannya tali persaudaraanmu
kemudian sempurnakanlah dan belajarlah bahasa arab apa yang kamu ucapkannya kitab
Allah kemudian sempurnakanlah, kemudian belajarlah dari bintang-bintang apa yang kamu
dapatkan petunjuk dengannya didalam kegelapan daratan dan lautan kemudian
sempurnakanlah. (Imam al-baihaqi)
kemudian aku didatangi binatang yang disebut Buroq, yang lebih tinggi dari keledai namun
lebih pendek dari Baghol, yang setiap langkah kakinya adalah sejauh batas pandangan
mata. Aku dibawa di atasnya, kemudian kami pergi hingga kami mendatangi langit dunia.
( HR. Ahmad, Al-Bukhori,Muslim)
2.

Ayat tentang Iptek

Ada banyak ayat-ayat dalam Al-Quran yang menerangkan tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi, beberapa diantaranya yaitu :

Q.S. Ar-Rahman 54 : 33
Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Q.S. Ali Imran 3 : 190

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Q.S. Al ISRAA 17 : 12
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam
dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan
supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah
Kami terangkan dengan jelas.

Q.S. AL MUJAADILAH 58 : 11
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam
majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orangorang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Q.S. Thaahaa 20 : 114

Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa
membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah:
"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."

Q.S. Yunus 10 : 101


Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda
kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman."
Q.S. Al-Baqarah 2 : 164

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati
(kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan
dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

K. Ayat Positif Dan Negatif Tentang Iptek


1. Ayat - ayat positif Iptek
Berikut ini ayat positif tentang Iptek :
Surat Al-Mulk: 19


Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan
mengatup sayapnya diatas mereka? Tidak ada yang menahan di (udara) selain Yang Maha
Pemurah Dia Maha Melihat Segala Sesuatu.
Kalau kita perhatikan, mengapa burung bisa terbang mengembangkan sayapnya?
Karena burung lengkapi dengan organ-organ tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang dapat
menahan angin dan badan yang lebih ringan daripada tenaganya, tentu hal serupa juga tidak
mustahil bagi manusia untuk bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ yang mampu
menerbangkannya. Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika mereka mencoba
terbang seperti burung. Mereka membuat sayap kemudian diikatkan pada kedua tangannya,
lalu terbang dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang ke atas karena tidak seimbang
antara berat badannya dan kekuatan sayapnya.
Tetapi berkat akal pikirannya manusia akhirnya mampu membuat pesawat udara dan
alat-alat lain yang dapat menerbangkan dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih berat.
Maha Besar Allah yang telah manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran.
Surat Al-Hadid: 25

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang
nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan
besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasulNya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa

Dalam ayat tersebut, Allah menganugerahkan besi (Al-Hadid) sebagai karunia yang
tidak terhingga nilai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari kita bisa saksikan betapa
besi banyak memberikan manfaat kepada manusia. Dengan besi, manusia bisa menciptakan
berbagai macam keperluan rumah tangga, kendaraan laut, darat, udara dan sebagainya.
Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi
dibuat segala alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraan
perang dan sebagainya. Karena besi, bangunan-bangunan pencakar langit didirikan.
Surat Ar-Rahman: 33






Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan
bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan. (QS.
55:33)
Beberapa ahli menjelaskan kata sulthan dengan berbagai macam arti, ada yang
mengartikan dengan kekuatan, dan kekuasaan, ada pula yang mengartikan dengan ilmu
pengetahuan,kemampuan dan sebagainya.

2.Ayat Negatif Iptek


Surah Al Araf Ayat 56-58 tentang Peduli Lingkungan
Artinya : Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan
harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang
yang berbuat baik. Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira
sebelum kedatangan rahma Nya (hujan) hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu.
Maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah
kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh dengan seizin Allah, dan tanah
yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami
mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami)bagi orang-orang yang bersyukur. (QS Al Araf :
56-58)
Surat Ar Rum ayat 41-42 tentang Larangan Membuat Kerusakan di Muka Bumi
Artinya : Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan perbuatan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar
mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah : Adakanlah perjalanandimuka bumi dan
perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dulu. Kebanyakan dari mereka itu
adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah). (QS Ar Rum : 41-42)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam konsep islam sesuatu hal yang dapat dikatakan mengandung kebenaran apabila
ia mengandung manfaat dalam arti luas. Ilmu pengetahuan dan teknologi serta hasil-hasilnya
disamping harus mengingatkan manusia kepada Allah, juga mengingatkan manusia dalam
kedudukannya sebagai khalifah yang kepadanya tunduk segala yang ada di alam raya ini.
Ilmu pengetahuan dan teknologi dizaman yang sudah serba canggih ini sangat
dibutuhkan. Teknologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkembang secara
mandiri. Teknologi tidak mungkin berkembang tanpa didasari ilmu pengetahuan yang kokoh.
Maka dari itu teknologi dan ilmu pengetahuan menjadi kesatuan yang tak terpisahkan.
Iptek memiliki dampak positif dan negatif dalam perkembangannya di kehidupan kita
sehari-hari. Dampak positifnya diantaranya adalah dapat memperbaiki kualitas hidup
manusia. Sedangkan diantara dampak negatifnya adalah, meningkatkan aksi terorisme;
penggunaan informasi dan situs tertentu; terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang
kurang berkualifikasi; penyalah gunaan pengetahuan
Dalam pandangan islam,antara agama,ilmu pengetahuan dan teknologi terdapat
hubungan yang harmonis yang terintegrasi ke dalam suatu system yang disebut Dinul Islam.
Kesempurnaan ajaran agama islam tergambar dalam keutuhan ajaran agama islam
Ilmu pengetahuan dipandang sebagai suatu hal yang sangat mulia dan berharga.kebebasan
berfikir, sebagai hak asasi manusia di akui sepenuhnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah lapangan kegiatan yang terus menerus
berkembang dan perlu di kembangkan karena mempunyai manfaat sebagai penunjang
kehidupan manusia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi, di suatu sisi telah memberikan berkah dan anugrah yang
luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun di sisi lain,iptek telah mendatangkan
petakayang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan.
Hakikat penyikapan iptek dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah
memanfaatkan perkembangan iptek untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
Maka dari itu, peran pendidikan islam dalam perkembangan iptek antara lain, aqidah
islam sebagai dasar pengembangan iptek; dan syariah islam sebagai standar pemanfaatan
iptek. Karena pendidikan islam memiliki tiga komponen untuk mengendalikan dan
mengembangkan iptek. Yaitu: Amar maruf; Nahi mungkar; dan Iman kepada Allah SWT
B. Saran
kemajuan IPTEK sangat berdampak bagi kehidupan manusia didunia. Sebagai generasi
muda penerus bangsa sudah selayaknyabelajar untuk menggunakan dan memanfaatkan Ilmu
pengetahuan dan teknologi sebaik mungkin namun tetap berdasar aturan-aturan Agama
Islam . Sudah semestinya kita bersatu menguasai IPTEK agar tidak kalah dengan bangsa lain

itu. Namun, tetap saja, jika kita telah mendapatkan IPTEK, segeralah imbangi diri anda
dengan Iman dan Taqwa

DAFTAR PUSTAKA
http://massyaifur.blogspot.com/2011/07/dampak-perkembangan-iptek-dan.html
http://rizkyahmadfirdaus.wordpress.com/2010/02/09/peran-islam-dalam-perkembanganilmu-pengetahuan-dan-teknologi/
http://misterrakib.blogspot.com/2013/04/mencari-hadits-tentang-teknologi-dan.html
http://cepcepicepotcipta.blogspot.com/2013/08/35-ilmuwan-muslim-dan-penemuannya.html
http://alpiadiprawiraningrat.blogspot.com/2012/09/peran-islam-dalam-perkembanganilmu.html
http://kakasyari.blogspot.com/2013/01/makalah-ayat-ayat-al-quran-tentang.html
http://kakasyari.blogspot.com/2013/01/makalah-ayat-ayat-al-quran-tentang.html

Anda mungkin juga menyukai