KEPERAWATAN MATERNITAS
BAYI BARU LAHIR
Oleh:
Belinda Stella Monica
1401100044
LAPORAN PENDAHULUAN
BAYI BARU LAHIR
A. DEFINISI
Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang dikeluarkan dari hasil konsepsi melalui jalan
lahir dan dapat hidup diluar dengan berat 2,5 4 kg, dengan usia Kehamilan 36 42 minggu,
menangis spontan dan bernafas spontan, teratur dan tonus otot baik. (Asuhan Persalinan
Normal, 2003)
BBL Normal adalah Adaptasi fisiologi adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga
kelangsungan hidupnya diluar uterus, artinya nantinya bayi harus dapat melakukan sendiri
segala kegiatan untuk mempertahankan hidupnya, (Perawatan Ibu bersalin, Fitramaya 2000)
BBL Normal adalah Bayi yang lahir dari kehamilan 2500 4000 gram. (Depkes, RI
1998, hal. 93)
B. CIRI-CIRI BBL NORMAL
1. Berat badan : 2500 4000 gram
2. Panjang badan : 48 52 cm
3. Lingkar dada : 30 35 cm
4. Lingkar kepala : 33 35 cm
5. Detak jantung menit menit pertama kira kira 180 x/menit, kemudian menurun 120
140 x/menit.
6. Pernafasan pada menit pertama 80 x/menit, menurun kira kira 46 x/menit
7. Warna kulit kemerahan dan licin, karena jaringan subcutan terbatas dan diliputi verniks
caseosa.
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Pada genetalia wanita labia mayora sudah menutup
11. Reflek reflek pada bayi normal
12. Untuk pengeluaran urin dan meconium akan keluar 24 jam pertama warna meconium
coklat kehitaman.
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabang dan
kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini
terus berlanjut sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnya
akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas
sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi
kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan
tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
o Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang
merangsang pusat pernafasan di otak.
o Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama
persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara
mekanis.
o Penimbunan karbondioksida (CO2). Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat
dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan
menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
o Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk
o Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
o Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin
/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru paru. Produksi surfaktan
dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru
matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk
mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding
alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.Tidak adanya surfaktan
menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan
sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak
oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang
sebelumnya sudah terganggu.
o Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi
melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar
dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secara sectio sesaria kehilangan
keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah
dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama
udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru
dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
-
Vena umbilicalis
Ductus venosus
Arteriae hypogastrica
Ductus arteriosus
3. Pengaturan Suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami
stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar
yang suhunya lebih rendah. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk
produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu
meningkatkan panas tubuh sampai 100%.Untuk membakar lemak coklat, sering bayi
harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan
lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin
lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi
kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga
upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban
untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL.
4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan
tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa
darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).Koreksi penurunan kadar gula
darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
o melalui penggunaan ASI
o melalui penggunaan cadangan glikogen
o melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan
membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai
persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk
glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang
mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan
cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak
sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua
persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko.
Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang
mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama,
karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).Gejala hipoglikemi dapat
tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah,
letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya.
Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel
otak.
5. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek
gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lahir.Kemampuan
bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih
terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan
makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Sistem integument
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat tipis. Vernik kaseosa
juga berfungsi sebagai lapisan pelindung kulit. BBL cukup bulan memiliki kulit
kemerahan yang memucat dan menjadi normal beberapa jam setelah kelahiran.
7. Sistem reproduksi
Pada bayi perempuan, labia mayora menutupi klitoris dan labia minora. Pada bayi
laki-laki, testis turun kedalam skrotum
8. Sistem neuromuscular
BBL memiliki memiliki reflek primitive
9. Sistem kekebalan tubuh / imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan
memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh
kekebalan alami: perlindungan oleh kulit membran mukosa,fungsi jaringan saluran napas,
pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus,perlindungan kimia oleh lingkungan
asam lambung.Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah
yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing.
D. REFLEK PADA BAYI
1. Refleks Morro
Dapat dilihat bila bayi dikagetkan dan akan terjadi kaget pada bayi
2. Refleks Graps
Diagnosa
Resiko hipotermi
b.d kontak
dengan
lingkungan
Intervensi
1. Observasi suhu
bayi
2. Keringkan bayi
dengan segera
kemudian tutup
dengan selimut
atau handuk
3. Letakkan bayi di
Rasional
1. Agar perubahan
suhu dapat
diketahui dengan
cepat
2. Mencegah bayi
kehilangan panas
berlebih
3. Posisi kontak kult
normal (
)
2. Bayi tidak terlihat
sianosis
3. Kulit bayi
kemerahan
4. Bayi terlihat
nyaman dan
tenang
dapat memberi
kehangatan
sehingga
mengurangi risiko
hipotermi
4. Mempertahankan
suhu tubuh bayi
Resiko
perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d peningkatan
laju metabolic
Tujuan: setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
diharapkan nutrisi
cukup
Kriteria hasil:
1. BB bayi normal
(2500-4000gr)
2. Tidak penurunan
berat badan yang
berarti
3. Turgor elastis
1. Pantau BB bayi
2. Anjurkan ibu
untuk menyusui
minimal 6 bulan
3. Anjurkan ibu
untuk memberikan
ASI minimal tiap 2
jam sekali
4. Ajarkan ibu cara
menyusui yang
benar
5. Anjurkan ibu
untuk makan
makanan yang
sehat dengan porsi
cukup
1. Untuk mengetahui
jika ada penurunan
BB bayi yang
drastis
2. Nutrisi yang baik
bagi bayi hingga 6
bulan adalah ASI
eksklusif
3. Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
bayi
4. Cara menyusui
yang benar dapat
meningkatkan
keefektifan dalam
menyusui
5. Asupan nutrisi
yang baik
mempengaruhi
produksi ASI
Resiko infeksi
b.d pemotongan
tali pusat
Tujuan: setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
diharapkan tidak ada
tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil:
1. Tidak ada
bengkak,
kemerahan, dan
bau busuk pada
tali pusat
2. Kassa
1. Anjurkan ibu
untuk mencuci
tangan sebelum
merawat bayinya
2. Ajarkan ibu dalam
merawat tali pusat
dengan benar
3. Anjurkan ibu
untuk mengganti
kassa pada tali
pusat minimal 2x
sehari atau ketika
basah
1. Mencegah
terjadinya infeksi
2. Perawatan yang
benar dapat
mencegah bakteri
masuk
3. Mencegah
tumbuhnya bakteri
melalui kassa kotor
4. Dapat mengurangi
resiko terjadinya
infeksi dan
mempercepat
pembungkus tali
pusat tidak kotor
4. Tingkatkan intake
cairan nutrisi
penyembuhan luka