A.
MASALAH UTAMA
Resiko bunuh diri
B.
1.
Sedih
Marah
Putus asa
Tidak berdaya
5.
Memeberikan isyarat verbal maupun non verbal
2.
Penyebab
Penyebab terjadinya resiko bunuh diri salah satunya adalah karena gangguan
konsep diri: harga diri rendah
Menurut Schult & Videbeck (2003) gangguan harga diri rendah adalah penilaian
negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung
maupun tidak langsung.
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan. (Keliat, 2004).
1
ANANG ROSYIDI
STIKES PEMKAB JOMBANG
Jadi, dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap
diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Tanda dan gejala
Menurut Carpenito dan Keliat tanda dan gejalanya adalah:
a.
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap
penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah mendapat
b.
c.
d.
e.
f.
alternatif tindakan.
Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan
3.
Akibat
Klien dengan resiko bunuh diri dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya
atau mencederai dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah, dll.
Tanda dan gejala:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Memperlihatkan permusuhan.
Keras dan menuntut.
Mendekati orang lain dengan ancaman.
Memberi kata-kata ancaman.
Menyentuh orang lain dengan cara menakutkan.
Rencana melukai diri sendiri dan orang lain
2
ANANG ROSYIDI
STIKES PEMKAB JOMBANG
C.
POHON MASALAH
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Resiko bunuh diri
Harga diri rendah
D.
2.
1)
DS : menyatakan ingin bunuh diri / ingin mati saja, tak ada gunanya hidup.
DO : ada isyarat bunuh diri, ada ide bunuh diri, pernah mencoba bunuhdiri.
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
a.
Data subjektif
b. Data objektif
Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh, ingin membakar
atau mengacak-acak lingkungannya.
b. Data obyektif
Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan kekerasan
pada orang-orang disekitarnya.
E.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko bunuh diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah (HDR)
F.
Tindakan:
2)
Tindakan :
3)
Jauhkan klien dari benda benda yang dapat membahayakan (pisau, silet, gunting, tali,
Tindakan:
a. Dengarkan keluhan yang dirasakan.
4
ANANG ROSYIDI
STIKES PEMKAB JOMBANG
b.
c.
d.
e.
4)
Tindakan:
a.
b.
c.
5)
Tindakan:
a. Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang menyenangkan setiap hari
(misal : berjalan-jalan, membaca buku favorit, menulis surat dll.)
b. Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang, dan pentingnya
terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan tentang kegagalan dalam kesehatan.
c. Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang mempunyai suatu
masalah dan atau penyakit yang sama dan telah mempunyai pengalaman positif dalam
mengatasi masalah tersebut dengan koping yang efektif
Diagnosa 2 : Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Tujuan umum :
meningkatkan kepercayaan diri pasien
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.
b. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
c. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
5
ANANG ROSYIDI
STIKES PEMKAB JOMBANG
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Hindari penilaian negatif detiap pertemuan klien
c. Utamakan pemberian pujian yang realitas
3. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan untuk diri sendiri dan keluarga
Tindakan:
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat merencanakan kegiatan yang bermanfaat sesuai kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.
b. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang klien lakukan.
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
a. Beri klien kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
b. Beri pujian atas keberhasilan klien
c. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
a.
b.
c.
d.
6
ANANG ROSYIDI
STIKES PEMKAB JOMBANG
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan Jiwa.
Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC
Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :
Momedia
Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto
Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : Prima
Medika.
Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3.
Jakarta. EGC
7
ANANG ROSYIDI
STIKES PEMKAB JOMBANG