Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mengalami perkembangan
yang semakin maju. Hal ini perlu diimbangi dengan adanya sumber daya manusia
yang siap dan mampu menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan.
Banyak persaingan yang timbul baik di lingkungan masyarakat ataupun dalam
dunia kerja. Perkembangan tersebut membawa dampak positif terutama di bidang
kesehatan dimana teknologi menciptakan peralatan medik yang semakin canggih
sehingga memudahkan para tenaga medis untuk mendiagnosa, mencegah, maupun
mengobati suatu penyakit

secara cermat, tepat, dan teliti. Seiring dengan

perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan


yang semakin modern maka dibutuhkan tenaga tenaga Ahli Elektromedik yang
lebih

profesional

baik

dalam

perawatan,

pemasangan,

pengoperasian,

pengkalibrasian, maupun perbaikan agar peralatan medik dapat difungsikan secara


maksimal.
Untuk menghasilkan tenaga Ahli Elektromedik seperti yang diharapkan
perlu penanganan, pembinaan, serta pengelolaan secara menyeluruh, terarah, dan
terpadu didukung upaya mahasiswa sebagai pelaku utama untuk memajukan proses
belajar mengajar. Salah satu upaya yang harus

dilakukan adalah dengan

memberikan pengalaman belajar di lapangan yang sesungguhnya serta mandiri


dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada mahasiswa dalam bentuk
nyata. Untuk mengembangkan dan merealisasikan semua itu, Program Studi
Teknik Elektro konsentrasi Elektromedik Universitas Respati Yogyakarta
1

mewajibkan Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswa agar mengerti dan


mengetahui macam dan fungsi peralatan medik. Salah satu alat elektromedik yang
dapat dipelajari pada saat Praktek Kerja Lapangan adalah alat Nebulizer. Pada alat
Nebulizerini, mahasiswa diharapkan mengetahui tentang bagian -bagian dari
Nebulizer, cara pengoperasian, prinsip kerja, pemeliharaan serta perawatan,
permasalahan dan cara penanggulangannya.
Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk
larutanmenjadi aerosol secara terus-menerus dengan tenaga yang berasal dari udara
yang dipadatkan atau gelombang ultrasonik. Mengenai Nebulizer dan penguapan
merupakan suatu cara pemberian obat melalui inhalasi atau pernafasan.Fungsinya
sama dengan seperti dengan pemberian obat lainnya namun mempunyai daya
effectivitas lebih tinggi dibandingkan melalui mulut atau oral. Sebagai contoh :
yang biasanya penyembuhan flu selama 1 minggu, dengan terapi Nebulizer sembuh
dalam 3 hari.Tujuan pemberian Nebulizer untuk mengurangi sesak pada penderita
asma, untuk mengencerkan dahak, bronkospasme berkurang atau menghilang. Cara
kerja Nebulizer adalah dengan penguapan. Jadi obat-obatannya diracik (berupa
cairan), dimasukan ketabungnya lalu dengan bantuan listrik menghasilkan uap
yang dihirup dengan masker khusus. Tidak berbau, jadi rasanya seperti bernapas
biasa. Terapi penguapan sekitar 5-10 menit, 3-4 kali sehari

(seperti

jadwal

pemberian obat). Dapat dipakai pada anak-anak hingga orang dewasa. Pengobatan
lewat Nebulizer ini lebih efektif dari obat-obatan minum, karena langsung dihirup
masuk ke paru-paru, sehingga dosis yang dibutuhkan pun lebih kecil.Alat
Nebulizer berguna untuk yang punya masalah dengan saluran pernafasan, seperti :

Batuk, untuk mengeluarkan lender

(plegmatauslem) di paru-paru atau

dada, mengencerkan dahak.

Pilek atau hidung tersumbat, melancarkan saluran pernafasan dengan terapi


inhalasi ini juga ampuh, penggunaanya sama dengan obat oral 3x sehari,
campuran (obat) uapnya biasanya juga obat-obatan yang memang untuk
melancarkan jalan nafas.

Asma dan Sinusitis, bunyi tarikan nafasnya sangat kuat dan sesak nafas.

Alergi yang menyebabkan batu-batuk, pilek, dan yang menjurus ke


serangan asma atau sinusitis.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah terbagi yaitu :
a. Bagaimana menganalisis sistem elektrik pada alat Nebulizer ?
b. Bagaimana cara pemeliharaan pada alat Nebulizer ?
1.3 Batasan Masalah
Sesuai rumusan masalah diatas adapun batasan masalahnya yang dikaitkan

dengan pengamatan yaitu;


a. Mengetahui sistem elektrikalat Nebulizer.
b. Mengetahui pemeliharaan pada alat Nebulizer.
1.4 Tujuan
Tujuan Praktek Kerja Lapangan dapat dijabarkan menjadi tujuan khusus dan
umum yaitu :
a. Tujuan Khusus :
1. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan
danmengintegrasikan informasi pelajaran yang diperoleh selama
mengikuti tugas-tugas pelajaran Teknik Elektromedik dan sarana
kesehatan secara lebih luas.

2. Memperoleh pengalaman pribadi yang riil, konkret, dan


edukatif.
3. Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di
lapangan.
4. Memperoleh informasi baru sebagai bahan persepsi atau kerangka
untuk mendalami masalah-masalah teknik lebih lanjut.
b. Tujuan Umum :
1. Memahami lebih mendalam masalah pemeliharaan

peralatan

Elektromedik dan sarana kesehatan.


2. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di
lapangan.
3. Terbinanya minat dan perhatian terhadap lapangan pekerjaan yang
harus dihadapi nanti.

1.5 Manfaat
1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang prinsip kerja alat medik.
2. Mampu memahami dan menjelaskan tentang sistem elektrik pada alat
Nebulizer.
3. Memperoleh informasi baru sebagai bahan masukan bagi mahasiswa
untuk mendalami masalah-masalah teknik.
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan tiga metode
yaitu :
a. Metode Interview
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka untuk mengumpulkan data
membutuhkan
b.

komunikasi

(wawancara)

oleh

mahasiswa

terhadap

pembimbing lapangan
Metode Analisis
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode dan jenis penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara peninjauan

langsung pada alat yang akan diteliti. Peninjauan dilaksanakan dengan


tujuan untuk mengetahui kondisi dan pengamatan langsung pada alat yang
c.

akan diamati
Metode kearsipan
Metode kearsipan dibutuhkan sebagai pembanding dalam pada alat dari

tiap-tiap generasi yang telah digunakan


1.7 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Rumah Sakit
Berisi tentang sejarah Rumah Sakit, visi, misi, motto dan struktur organisasi
Rumah Sakit PDHI Yogyakarta
Bab III SistemKerja Elektrik Pada Alat Nebulizer
Berisi tentang pengertian Nebulizer, fungsi Nebulizer, komponen Nebulizer,
prinsip dasar Nebulizer, blok diagram nebulizer, serta prosedur tetap
nebulizer dan pemeliharaan alat Nebulizer.
Bab IV Penutup
Pada bagian penutup ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN RUMAH SAKIT

2.1 Sejarah Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI


Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI adalah salah satu di antara amal usaha
yang didirikan oleh Perkumpulan PDHI. RS. Islam Yogyakarta PDHI yang terletak
di Jl. Solo KM 12,5 Kalasan Sleman Yogyakarta ini secara operasional
pembangunannya diamanahkan kepada Panitia Pembangunan yang dibentuk pada
tanggal 1 Oktober 1992. Panitia ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. H. Lamsudin,
M.Med., Sc.,Sp. SK. RSIY PDHI (pada waktu itu masih berstatus Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin) diresmikan pada tanggal 2 Agustus 1997.
Di Kota Makkah Al Mukaramah pada tanggal 17 Syawal 1371 H bertepatan
dengan tanggal 22 Juli 1952 telah didirikan Persaudaraan Djamaah Haji Indonesia
(PDHI) oleh 31 orang jamaah haji Indonesia dari Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta yang dipimpin oleh KH. Mathori Al Huda. Dalam
perkembangan selanjutnya PDHI telah menyempurnakan anggaran dasarnya,
kemudian diberikan status Yayasan dengan Akta Notaris No. 27 tertanggal 15
Novemeber 1977 dan didaftarkan pada Pengadilan Negeri Yogyakarta pada tanggal
19 Desember 1977 dengan Nomor 278/77. Perkembangan selanjutnya, Yayasan
PDHI melakukan penyempurnaan organisasi dengan Akta Notaris Umar
Syamhudi, S.H., Nomor 40 Tanggal 23 Agustus 1991. Kemudian melakukan
perubahan dengan nama Perkumpulan PDHI dengan Akta Notaris Hj. Pandam
Nurwulan, S.H., M.H. dengan nomor 59 tanggal 31 Juli 2002.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perkumpulan PDHI berorientasi pada aspek


pemeliharaan ukhuwah islamiyah secara luas, usaha-usaha mencapai haji mabrur,
pemanfaatan kemabruran ibadah haji dalam masyarakat, menggerakkan thalabul
ilmi dan amal, pelopor kerja-kerja kolektif dan amal jariyah, tidak mencampuri
urusan politik dengan menitikberatkan pada persoalan kerohanian.
Susunan Pengurus Pusat PDHI terdiri dari dewan pertimbangan, pengurus
harian, dewan pengawas, beberapa departemen yang membawahi bidang kerja.
RSIY PDHI berada di bawah departemen litbang dan pengabdian umat dibidang
sosial, amal shalih dan kesehatan. Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI disingkat
dengan RSIY PDHI adalah Rumah Sakit yang dibangun dan didirikan oleh
Perkumpulan PDHI dengan Surat Izin Penyelenggaraan Sementara Rumah Sakit
Bupati Sleman Nomor 503/2723/DKS/2005 tanggal 9 September 2005.

2.2 Tinjauan Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI


Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI merupakan rumah sakit yang berlokasi
di Jl. Solo KM 12,5 Dusun Cupuwatu, Kelurahan Purwomartani, Kecamatan
Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan RSIY PDHI meningkatnya upaya kesehatan masyarakat melalui
upaya kesehatan perorangan paripurna yang bermutu bagi masyarakat Kalasan dan
sekitarnya, berkembangnya manajemen rumah sakit yang efektif dan efisien,
terciptanya lingkungan kerja yang sehat yang nyaman dan harmonis.
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terwujudnya karyawan yang

produktif, berkomitmen dan mempunyai etos kerja tinggi, dan

terwujudnya

standar pelayanan yang tinggi, dengan menjadikan kedekatan kepada pasien


sebagai prioritas utama.

2.3 Visi dan Misi Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI


2.3.1 Visi Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI adalah:
Terwujudnya rumah sakit yang berkualitas, modern, handal, dan kebanggaan umat
islam.
2.3.2 Misi Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI
Adapun Misi Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI yaitu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang cepat, akurat professional, terakreditsi, mengedepankan
kepuasaan konsumen, dan peduli kepada kaum dhuafa.
2.4 Motto Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI
Karena Allah, kami sajikan yang terbaik untuk kesembuhan Anda.
Pada level manajemen, sejarah Kepemimpinan RSIY PDHI adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

BP/RB PDHI dr. Kusbaryanto 1997-1999


BP/RB PDHI dr. Sri Lestari 1999-2003
RSIY PDHI dr. Nurhidayat Nugroho 2003-2004
RSIY PDHI dr. Nurhidayat Nugroho 2004-2007
RSIY PDHI dr. Nurhidayat Nugroho 2007-2013
RSIY PDHI dr. Widodo Wirawan 2013-sekarang

2.4.1
Bagan Struktur Organisasi RSIY PDHI
Adapun bagan struktur organisasi dan tata kerja RSIY PDHI,terdapat pada
Gambar 2.1.

10

Gambar 2.1 Bagan Struktur Organisasi

2.4.2 Profil Intalasi Peralatan Sarana Prasarana RSIY PDHI


Menjaga kondisi sarana dan prasarana untuk mempertahankan dan
meningkatkan kenyamanan pasien, pengunjung serta karyawan rumah sakit. Akan

11

dibahas lebih mendetail pada bagian latar belakang instalasi peralatan sarana
prasarana rumah sakit.

2.4.3

Latar Belakang Instalasi Peralatan Sarana Prasarana RSIY PDHI


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang

dilaksanakan di rumah sakit sangat ditentukan oleh tersedianya fasilitas pelayanan


yaitu sarana, prasarana maupun peralatan disamping faktor lainnya. Sarana,
prasarana dan peralatan rumah sakit harus diupayakan selalu dalam keadaan baik
dan layak pakai untuk menjamin kualitas dan kesinambungan pelayanan kesehatan.
Untuk mencapai kondisi yang demikian, sarana, prasarana dan peralatan tersebut
harus dikelola dengan baik, efektif, seefisien mungkin. Pengelolaan tersebut
dimulai sejak pengadaan, operasionalisasi dan pemeliharaan termasuk di dalamnya
pengamanan dan pengembangannya.
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS) dalam hal ini
mempunyai tugas dan fungsi sebagai pengelola fasilitas rumah sakit dituntut untuk
selalu menyiapkan fasilitas rumah sakit dalam kondisi selalu siap pakai dan aman
digunakan.
Instalasi peralatan sarana prasarana RSIY PDHI dibentuk bersamaan dengan
berdirinya rumah sakit yang pada saat itu bernama RSIY PDHI, dengan jumlah
personil 18 orang.
Personel tersebut, diantaranya:
1.

Tenaga sanitasi jumlah 1 orang

12

2.

Tenaga listrik jumlah 3 orang

3.

Tenaga bangunan jumlah 1 orang

4. Tenaga elektromedik jumlah 3 orang


5.

Tenaga elektronik/ non medis jumlah 1 orang


Pada perkembangannya, volume dan macam pekerjaan yang harus ditangani
IPSRS semakin banyak seiring dengan bertambahnya jumlah tempat tidur (TT)
pasien. Dengan jumlah TT sebanyak 181 buah pada saat ini dan rumah sakit yang
bertipe B, diperlukan IPSRS yang mempunyai tempat/ ruang dan tenaga yang
memadai sehingga mampu melaksanakan tupoksinya. Saat ini (tahun 2014) IPSRS
RSIY PDHI mempunyai 3 gedung, kantor IPSRS, kantor sanitasi dan gudang
untuk peralatan yang digunakan untuk RSIY PDHI dengan jumlah karyawan
IPSRS sebanyak 4 orang yang terdiri dari:
1.

Tenaga listrik jumlah 3 orang

2.

Tenaga bangunan jumlah 2

3.

Tenaga elektromedik jumlah 1

4.

Tenaga elektronik/ non medis jumlah 2

2.4.4
a.

Visi dan Misi IPSRS


Visi IPSRS

13

Menjadi IPSRS yang unggul, bermutu, dan instalasi pemeliharaan sarana


Rumah

Sakit

Islam Yogyakarta

mempunyai

tugas

melakukan

kegiatan

pemeliharaan peralatan medis, listrik, bangunan dan peralatan sanitasi.


b.

Misi IPSRS
Misi IPSRS RS Islam PDHI Yogyakarta yaitu :
1) Menjaga sarana dan fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan
lingkungan.
2) Menjaga kondisi peralatan medis dan non medis agar selalu siap pakai
dengan pemeliharaan rutin dan kalibrasi.
3) Menjaga kondisi sarana dan prasarana untuk mempertahankan dan
meningkatkan kenyamanan pasien, pengunjung serta karyawan rumah
sakit.
4) Bekerja dengan profesional, efisien, efektif dan memberikan penjelasan
kepada seluruh pengguna jasa pelayanan. Ikut mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui pemeliharaan.
5) Mengawasi, mengendalikan dan memeliharan distribusi jaringan
instalasi listrik lingkungan Rumah Sakit agar tetap berfungsi selama 24
jam.

2.4.5 Tujuan IPSRS

14

Instalasi pemeliharaan sarana IPSRS mempunyai tujuan melakukan kegiatan


pemeliharaan bangunan, peralatan listrik dan elektromedik.
Tujuan melakukan kegiatan tersebut, yaitu:
a) Pelayanan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit agar selalu siap
pakai.
b)

Memenuhi syarat sesuai ketentuan dan pemeliharaan sarana di


lingkungan rumah sakit tentang tata kerja pemeliharaan sarana medik dan
penunjang medik serta sarana lainnya.

2.4.6 Tupoksi IPSRS PDHI


IPSRS PDHI mempunyai kedudukan sebagai pelaksana pengelola program
pemeliharaan fasilitas rumah sakit. Pelaksanaan pemeliharaan yang dilaksanakan
oleh IPSRS dinamakan pemeliharaan swakelola, yaitu pemeliharaan yang
direncanakan, dilaksanakan dan diawasi sendiri oleh IPSRS baik pemeliharaan
preventif maupun kuratif.
Sedangkan tupoksi IPSRS adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembangunan
Adapun perencanaan pembangunan yaitu :
a. Memberikan informasi kondisi teknis rumah sakit.
b. Memberikan konfirmasi dan evaluasi desain yang dibuat oleh
konsultan.
c. Pada perencanaan pembangunan, IPSRS merupakan bagian dari
sistem.
2. Perencanaan Pengadaan
Adapun perencanaan pengadaan yaitu :

15

a. Memberikan informasi teknis rumah sakit mengenai kapasitas daya


listrik dan prasarana lain.
b. Memberikan informasi kepada user/pelanggan mengenai hasil analisa,
spesifikasi teknis peralatan dan perkembangan teknologi.
c. Mempersiapkan pra instalasi yang diperlukan.
d. Pada perencanaan pengadaan, IPSRS merupakan bagian dari sistem
3.

perencanaan program rumah sakit.


Perencanaan Pemeliharaan
Adapun program penyusunan jadwal pemeliharan yaitu :
a. Jadwal

pelaksanaan

pemeliharaan

dan

pengadaan

bahan

pemeliharaan / material bantu.


b. Kebutuhan bahan pemeliharaan dan material bantu, lengkap dengan
spesifikasi teknis, nomor katalog dan jumlah.
c. Menyusun daftar alat yang dipelihara berdasarkan skala prioritas yang
telah disetujui antara direksi dengan pelanggan.
d. Menyusun rencana anggaran.
e. Sebagai penanggung jawab program.

4. Perencanaan Perbaikan
Menyusun rencana perbaikan alat berdasarkan teknis, meliputi :
a. Kebutuhan suku cadang dan komponen alat.
b. Jadwal pelaksanaan.
5. Menyusun rencana anggaran.
6. Merencanakan pelaksanaan perbaikan

16

7. Sebagai penanggung jawab program.


8. Perencanaan Kalibrasi
9. Adapun perencanaan kalibrasi yaitu :
a. Menyusun alat yang akan dikalibrasi.
b. Menyusun jadwal pelaksanaan.
c. Menyusun rencana anggaran berdasarkan pola tarif kalibrasi.
d. Sebagai penanggung jawab program.
10. Perencanaan Penghapusan
11. Adapun perencanaan penghapusan yaitu :
a. Memberikan telaah teknis terhadap peralatan yang akan dilakukan
b.

penghapusan.
Merupakan bagian dari sistem, perencanaan program di rumah

sakit.
12. Perencanaan Pengoperasian
a. Merencanakan bahan operasional peralatan utilitas.
b. Menyusun jadwal pengadaan bahan operasional.
c. Menyusun rencana anggaran.
13. Perencanaan Inventory
Adapun perencanaan Invertory yaitu :
a. Utilitas dilengkapi dengan spesifikasi teknis, nomor katalog, jumlah
Menyusun inventory untuk kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
alat.
b. Perencanaan bahan pemeliharaan, material bantu, suku cadang dan
bahan operasional peralatan dan jadwal pengadaan.
c. Merupakan bagian dari sistem perencanaan dari program di rumah
sakit.
2.4.7 Pengorganisasian Pemeliharaan Alat
1.

Pengorganisasian
a.
1)

Pengorganisasian Pemeliharaan
Mengkoordinasikan

pelaksanaan

pemeliharaan,

petugas, dan bahan pemeliharaan dan peralatan bantu.


2)

Memberikan tugas kepada teknisi.

meliputi

jadwal,

17

3)

Mengkoordinasikan pelaksanaan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh


pihak

4)

Merupakan penanggung jawab program.

b.

Pengorganisasian Perbaikan
1)

Mengkoordinir persiapan perbaikan alat, meliputi :

Pelaksana perbaikan
Suku cadang
Jadwal

2)

Menghubungi pelanggan mengenai waktu pelaksanaan.

3)

Mengkoordinir persiapan perbaikan alat oleh pihak II

4)

Sebagai penanggung jawab program.

c.

Pengorganisasian Pengoperasian
1)

Mengkoordinir pemantauan fungsi alat.

2)

Memberikan

bimbingan

teknis

kepada

operator

mengenai

pengoperasian alat dengan acuan :

3)

Protap pengoperasian alat.

Operation manual untuk masing masing alat.


Merupakan bagian dari sistem program pengoperasian di rumah

sakit.

18

2. Pelaksanaan
a.

Pelaksanaan Pemeliharaan
1)

Melaksanaan pemeliharaan preventif secara berkala, termasuk


pemantauan fungsi alat.

2)

b.

Sebagai penanggung jawab program.

Pelaksanaan Perbaikan
1)

Melaksanakan perbaikan kerusakan.

2)

Sebagai penanggung jawab program.

c.

Pelaksanaan Pengoperasian
1)

Mempersiapkan bahan operasional peralatan utilitas.

2)

Melaksanakan programpengoperasian peralatan utilitas.

3)

Sebagai penanggung jawab program.

d.

Pelaksanaan Konsultasi Teknis


1)

Melayani konsultasi teknis kepada pelanggan dan pihak


lain yang memerlukan konsultasi.

2)

Mempersiapkan referensi teknis, norma keselamatan,


standar, protap.

3)

Sebagai penanggung jawab program.

3. Pengawasan
a.
Pengawasan Pembangunan
1)

Melaksanakan pengawasan pembangunan.

19

2)

Menyaksikan uji fungsi.

3)

Melaporkan hasil pembangunan.

4)

Merupakan bagian dari sistem pembangunan rumah sakit.

b.

Pengawasan Pengadaan
1)

Melaksanakan pengawasan pengadaan dan instalasi.

2)

Menyaksikan uji fungsi.

3)

Melaporkan hasil pengadaan.

4)

Merupakan bagian dari sistem pembangunan rumah


sakit.

c.

Pengawasan Pemeliharaan
1)

Melaksanakan pengawasan pemeliharaan.

2)

Menyaksikan uji fungsi.

3)

Melaporkan hasil pemeliharaan.

4)

Sebagai penanggung jawab program.

d.

Pengawasan Perbaikan
1)

Melaksanakan pengawasan perbaikan.

2)

Menyaksikan uji fungsi.

3)

Melaporkan hasil perbaikan.

4)

Sebagai penanggung jawab program.

e.

Pengawasan Kalibrasi
1)

Melaksanakan pengawasan kalibrasi.

2)

Menyaksikan pengujian.

3)

Melaporkan hasil kalibrasi.

20

4)

Sebagai penanggung jawab program.

f.

Pengawasan Pengoperasian
1)

Melaksanakan pengawasan pengoperasian peralatan


utilitas.

2)

Menyaksikan uji kualitas prasarana rumah sakit.

3)

Menyaksikan pengoperasian peralatan utilitas.

4)

Melaporkan hasil pengoperasian.

g. Monitoring, evaluasi, dan laporan (MEL)

2)

1) MEL Pembangunan
Melakukan monitoring dan evaluasi pembangunan
Melaporkan monitoring dan evaluasi pembangunan.
Merupakan bagian dari sistem pembangunan rumah sakit.
MEL Pengadaan
Melakukan monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa.
Melaporkan monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa.
Merupakan bagian dari sistem pengadaan barang dan jasa rumah
sakit.
3) MEL Pemeliharaan
Melakukan monitoring dan evaluasi pemeliharaan fasilitas rumah

sakit.
Melaporkan monitoring dan evaluasi pemeliharaan fasilitas rumah

sakit.
Sebagai penanggung jawab program.

4) MEL Perbaikan
Melakukan monitoring dan evaluasi perbaikan fasilitas rumah sakit.
Melaporkan monitoring dan evaluasi perbaikan.
Sebagai penanggung jawab program.

21

6)

5) Kalibrasi
Melakukan monitoring dan evaluasi kalibrasi alat kesehatan.
Melaporkan monitoring dan evaluasi kalibrasi alat kesehatan.
Sebagai penanggung jawab program.
Penghapusan
Melakukan monitoring dan evaluasi penghapusan alat/ barang milik

rumah sakit.
Melaporkan monitoring dan evaluasi penghapusan alat/ barang

milik rumah sakit.


Merupakan bagian dari panitia penghapusan.
7) MEL Pengoperasian
Melakukan monitoring dan evaluasi pengoperasian fasilitas rumah

sakit.
Melakukan monitoring dan evaluasi pengoperasian fasilitas rumah

sakit.
Merupakan bagian dari sistem pelayanan rumah sakit.
8) MEL Konsultasi Teknik
Melakukan monitoring dan evaluasi layanan konsultasi teknis.
Melaporkan monitoring dan evaluasi layanan konsultasi teknis.
Sebagai penanggung jawab program.
9) MEL Inventory
Melakukan monitoring dan evaluasi inventory bahan pemeliharaan,

suku cadang, material bantu, bahan operasional (peralatan utilitas).


Melaporkan monitoring dan evaluasi inventory bahan pemeliharaan,
suku cadang, material bantu, bahan operasional (peralatan Utilitas).

2.4.8

Struktur Organisasi IPSRS PDHI


Struktur Organisasi IPSRS PDHI adalah:
1) Kepala. IPSRS
2) Sub Instalasi Peralatan

22

2. Unit ruang. Peralatan medis


3. Unit ruang. Peralatan non medis
4. Sub Intalasi Listrik
5. Sub Intalasi Bangunan
h. Unit ruang. Sanitasi
i. Unit ruang. IPAL

2.4.9

Bagan Struktur Organisasi IPSRS Islam Yogyakarta PDHI


Adapun bagan struktur organisasi IPSRS Islam Yogyakarta PDHI pada
Gambar 2.2.

23

Gambar 2.2. Bagan Struktur Organisasi

2.4.10 Mekanisme Kerja IPSRS Islam Yogyakarta PDHI


Adapun bagan struktur organisasi IPSRS Islam Yogyakarta PDHI pada
Gambar 2.3.

24

Gambar 2.3. Mekanisme Kerja

2.4.11 Macam-Macam Kegiatan IPSRS Islami Yogyakarta


Adapun macam-macam kegiatan IPSRS Islam Yogyakarta adalah:
1.

Kegiatan investasi adalah kegiatan yang sifatnya menambah yang sudah


ada maupun pengadaan yang baru yang sebelumnya belum ada baik sarana

25

prasarana maupun peralatan guna terciptanya peningkatan kenyamanan,


keamanan dan keakurasian serta pengembangan pelayanan rumah sakit.
2.

Pemeliharaan preventif adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan


berkala dan terjadwal berupa penyetelan, pelumasan, serta penggantian
bahan. Pemeliharaan preventif meliputi pemeliharaan harian, mingguan,
bulanan, tiga bulanan, maupun semesteran.

3.

Pemeliharaan kuratif adalah kegiatan perbaikan yang dilaksanakan


setelah terjadinya penurunan unjuk kerja fasilitas atau perbaikan yang telah
diprogramkan karena akan terjadinya keausan atau kerusakan suatu
komponen fasilitas dapat diperkirakan sebelumnya. Pemeliharaan korektif
bertujuan untuk memulihkan unjuk kerja fasilitas, sehingga fasilitas tersebut
layak pakai kembali dan aman digunakan.

4.

Replacement / penggantian adalah kegiatan terprogram untuk


pergantian fasilitas yang sudah tidak efektif untuk diperbaiki, dipergunakan,
dipertahankan.

5.

Kalibrasi / pengukuran adalah kegiatan terjadwal maupun tidak


terjadwal berupa pengukuran / peneraan dan membandingkan dengan standar
bakubersatuan ukuran, agar fasilitas fasilitas yang menggunakan satuan
ukuran tetap dalam kondisi normal dan terjamin akurasinya / standar dan laik
pakai.

6.

Perubahan / pengembangan adalah kegiatan untuk merubah fasilitas


rumah sakit yang sudah ada guna meningkatkan unjuk kerja dari fasilitas
rumah sakit karena berubahnya fungsi dari fasilitas tersebut.

26

BAB III
SISTEM KERJA ELEKTRIK PADA ALAT NEBULIZER
OMRON NE-C18

3.1. Landasan Teori


3.1.1 Teori Dasar Nebulizer

27

Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan
menjadi aerosol secara terus-menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang
dipadatkan atau dari gelombang ultrasonik. Atau Nebulizer adalah alat untuk
mengubah cairan (obat) menjadi uap yang sangat halus agar bisa dihirup ke dalam
saluran pernafasan dan paru-paru.

Nebulizer uap ini sangat baik untuk mengobati sesak nafas dan asma.
Pengobatan dengan uap dapat membantu mengeluarkan lender ( riak ) dari
tenggorokan ( khususnya pada anak ) akibat polusi udara atau rokok.
Nebulizer dan

penguapan merupakan suatu cara pemberian obat melalui

inhalasi / pernafasan. Fungsinya sama dengan pemberian obat lainnya namun


mempunyai daya efektifitas lebih tinggi dibandingkan melalui mulut / oral.
Sebagai contoh : yang biasanya penyembuhan flu selama 3 minggu, dengan terapi
Nebulizer bisa sembuh dalam waktu 1 minggu. Cara terapi penguapan yaitu obatobat tersebut dilarutkan dalam bentuk cairan yang disisikan ke Nebulizer.
Nebulizer mengubah partikel menjadi uap yang dihirup oleh pasien sehingga
langsung menuju paru-paru.Mampu menghancurkan dahak dan bisa mengeluarkan
lendir yang berada pada tenggorokan.
3.2 Macam-macam Nebulizer
Berikut ini merupakan macam-macam Nebulizer
1. Nebulizer Jet-Aerrosol
Nebulizer dengan menggunakan tekanan udara dari kompresor ke pipa lalu
menuju tutup ( cup ) yang berisi obat cair. Kekuatan dari tekanan udara akan
memecah cairan ke dalam bentuk partikel- partikel uap kecil yang dapat
dihirup secara dalam ke saluran pernafasan.

28

2. Nebulizer Ultrasonik
Nebulizer yang menggunakan gelombang ultrasonik, untuk mengubah dari
bentuk obat cair ke bentuk uap/ aerosol basah.
3. Nebulizer generasi baru ( A new generation of nebulizer )
Nebulizer tipe ini tanpa menggunakan tekanan udara maupun ultrasound. Alat
ini sangat kecil, dioperasikan dengan menggunakan baterai, dan tidak
berisik.Alat ini menghasilkan aerosol melalui osilasi frekuensi tinggi
dari piezo-electric crystal yang berada dekat larutan dan cairan memecah
menjadi aerosol.
4. Disposible Nebulizer.
Nebulizer ini digunakan pada ruang gawat darurat (UGD) di rumah sakit
dengan perawatan jangka pendek.serta di rumah untuk persediaan apabila
terjadi suatu yang menyangkut dengan penapasan.

3.2.1 Indikasi Penggunaan Nebulizer


Nebulizer biasanya diberikan pada klien dengan penyempitan jalan atau
bronkos pasme.Nebulizer dapat menguapkan obat-obat yang dapat dihirup. Dengan
mempersiapkan alat seperti :
a. Nebulizer.
b. Obat pentolin 1 ampul sesuai indikasi.
c. Kapas alkohol untuk membersihkan masker Nebulizer.
3.2.2 Obat-obatan untuk nebulizer
1. Pulmicort yaitu, kombinasi anti radang dengan obat yang melonggarkan
saluran napas.
2. Nacl yaitu, untuk mengencerkan dahak.
3. Atroven yaitu, untuk melonggarkan saluran napas.
4. Inflamid yaitu, untuk anti radang.

29

3.3 Nebulizer Omron NE-C18

Gambar 3.1Nebulizer Omron NE-C18


Spesifikasi
Nama alat

: Nebulizer

30

Merk/ Type

: Omron / NE-C18

Produksi

: Omron, Jerman

Berat

: 1,7 kg

Tegangan Input : 220 240Vac, 50/60 Hz


Daya
Suhu Ruang

: 100 W
: 10 - 40 C

3.4 Bagian-bagian Alat Nebulizer Omron NE-C18

Gambar 3.2 Nebulizer Omron NE-C18


1. Mouthpiece merupakan aksesoris alat untuk proses pasien menerima obat
dari nebulizer.

31

Gambar 3.3.Mouthpiece
2. Power switchmerupakan tombol ON OFF /switch untuk mematikan dan
menghidupkan alat.

Gambar 3.4. Power switch


3. Air Tubing Connector merupakan konektor jalur keluarnya udara dari
compressor.

32

Gambar 3.5.Air Tubing Connector


4. Pump Filter merupakan saringan udara, agar bakteri ataupun debu yang
ada pada udara tidak terkontaminasi pada pasien.

Gambar 3.6. Pump Filter

5. Jet Air nebulizer (medication cup) merupakan tempat pengubahan obat


dari cair menjadi uap.

33

Gambar 3.7Jet Air nebulizer (medication cup)


6. Air Tubing merupakan saluran penghubung antara alat dengan pasien, yang
mempunyai fungsi tempat mengalirnya udara ke pasien.

Gambar 3.8 Air Tubing

7. AC Power Cord merupakan kabel penghubung antara alat dengan sumber


tegangan.

34

Gambar 3.9. AC Power Cord


3.5. BLOK DIAGRAM
Gambar blok diagram dapat dilihat pada Gambar 3.10

35

Gambar 3.10 Blok Diagram


Cara kerja blok diagram :

Dari keypad diatur kapasitas air, kecepatan kipas maupun frekuensi


sehingga input yang masuk ke micro sesuai yang dibutuhkan sehingga

untuk diproses lalu di kirim ke driver untuk diteruskan ke transistor.


Basis yang tadinya tidak aktif menjadi aktif sehingga arus yang ada pada
VCC dapat mengalir ke kristal. Dengan waktu yang bersamaan VCC

mengalirkan arus ke kipas sehingga kipas bekerja.


Kristal memanaskan obat dan air sehingga keluar uap-uap yang akan
dihirup oleh pasien. Uap tersebut digerakan oleh kipas sehingga uap

tersebut biasa di hirup oleh pasien.


Apabila kristaltidak bekerja dengan baik, maka sensor yang berada pada
kristal tersebut akan bekerja sesuai kegunaannya dan akan memerintahkan

micro untuk berhenti bekerja.


Begitupun kipas, maupun obat ( uap ), apabila tidak bekerja sesuai yang
diinginkan maka sensor yang yang berada pada ke dua alat tersebut bekerja
dengan

kegunaan

masing-masing,

sehingga

micro

pun

bekerja

memerintahkan driver untuk berhenti bekerja. Keadaan tersebut akan


ditampilkan ke display ataupun menggunakan alarm.

36

3. 6.

Prosedur Penggunaan Nebulizer


1. Meletakkan nebulizer ultrasonik pada permukaan yang mendukung.

2.

Menghubungkan kabel adaptor ke power jack pada nebulizer.

3.

Memasukkan air RO secukupnya pada water chamber.

4.

Memasukkan cairan obat pada cup.

5.

Memasang tutup nebulizer dan masker atau sungkup.


6. Menghubungkan kabel adaptor ke sumber tegangan yang sesuai
dengan spek nebulizer.
7. Pasien duduk dalam posisi tegak baik dalam pangkuan atau kursi.
8. Apabila menggunakan masker, letakan dalam posisi yang tepat dan
nyaman pada bagian wajah.
9. Apabila menggunakan ( mouthpiece ) letakan secara tepat antara gigi
dan lidah.
10. Bernafas secara normal lewat mulut. Secara periodic ambil nafas
dalam dan tahan selama 2 sampai 3 detik sebelum melepaskan nafas.

37

11. Mengatur aerosol volume dan waktu pada timer.


12. Memulai terapi hingga waktu selesai.

BAB IV
PENUTUP

Setelah melaksanakan praktek kerja lapangan di RSIY PDHI. Mendapatkan


berbagai macam

pengalaman yang berhubung dengan penerapan ilmu yang

didapat pada perkuliahan dalam laporan pekerjaan. Sehingga penulis dapat


mempelajari dan mengetahui bagaimana dunia pekerjaan yang sesungguhnya.
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan telah membuka wawasan berpikir mengenai
sejauh mana peran, tugas dan tanggung jawab sebagai calon teknisi elektromedik.

4.1.

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dalam laporan ini, dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :


1. Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutann
menjadi aerosol secara terus-menerus dengan tenaga yang berasal dari
udara yang dipadatkan atau dari gelombang ultrasonik.
2. Nebulizer adalah salah satu alat elektromedik yang digunakan untuk
memberikan terapi pengobatan bagi pasien yang terserang penyakit
gangguan atau kelainan pada saluran pernapasan dengan memanfaatkan

38

cairan uap yang sudah tercampur dengan obat. Dimana cairan uap melalui
proses pemecahan cairan obat menjadi kabut yang sangat halus, sehingga
ketika dihirup melalui mulut dan hidung obat akan langsung menuju ke
4.2

paru-paru untuk meredakan keluhan batuk dan gejala asma lainnya.


Saran
Adapun saran-saran yang ditujukan kepada pihak lembaga pendidikandan

teman-teman semester agar saran inidapat berguna demi membangun dan


meningkatkan kemampuan serta kinerja. Saran-saran tersebut antara lain:
1. Untuk pihak pendidikan
Perlunya dilakukan pengadaan buku-bukusevice manual alat dengan segala
jenis agar mahasiswa dapat menambah referensi perpustakaan khusunya dalam
bidang ilmu alat kedokteran.
Serta perlu nya penambahan alat-alat medik sebagai bahan pembelajaran bagi
mahasiswa dan kerja sama instansi terkait seperti rumah sakit agar mahasiswa
dapat melihat secara langsung fisik alat dan belajar lebih mendalam tentang alatalat medik.
2. Rekan Mahasiswa
Bagi rekan-rekan mahasiswa

diharapkan untuk lebih mempersiapkan diri

dalam masa Praktek Kerja Lapangan, agar lebih mudah dalam melaksanakan dan
menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan. Terutama pengetahuan tentang dasardasar disiplin ilmu, karena semakin banyak peralatan kesehatan yang
memanfaatkan ilmu tersebut. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi serta
dapat menjaga nama baik institusi pendidikan selama pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan, terutama dalam ketepatan waktu dan kedisiplinan

39

Anda mungkin juga menyukai